LRA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Contoh : 1. Pada Tanggal 2 Januari 2014, Diterima setoran sisa uang persediaan dari Dinas Perhubungan Pemprov Jawa Barat tahun 2014 sebesar Rp 31.500.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Kas di Kas Daerah Rp 31.500.000,00 Uang Muka dari Dinas Perhubungan Rp 31.500.000,00 2. Pada Tanggal 3 Januari 2014, Diterima pendapatan pajak daerah dari SKPD sebesar Rp 40.000.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Kas di Kas Daerah Rp 40.000.000,00 Pendapatan Pajak Daerah Rp 40.000.000,00 3. Pada Tanggal 5 Januari 2014, Pemprov Jawa Barat menerima Dana Alokasi Umum sebesar Rp 25.000.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Kas di Kas Daerah Rp 25.000.000,00 Pendapatan DAU Rp 25.000.000,00

2. AKUNTANSI BELANJA PPKD

Belanja yang dibayar oleh PPKD umumnya dilakukan dengan LS. Jika terjadi pembayaran belanja, maka sudah terjadi belanja sehingga akun dari masing-masing jenis belanja didebit. Sementara itu yang dikredit adalah rekeningakun “Kas di Kasda” karena memang uang kas di Kasda berkurang. Secara umum jurnal yang dibuat ketika belanja tersebut telah dibayarkan adalah: Nama Rekening Uraian Debet Kredit Belanja ..... dicatat sesuai nama rekeningnya xxx Kas Di Kas Daerah xxx Untuk membuat jurnal dengan benar perlu dilakukan analisis atas setiap transaksi pembayaran belanja dan ditentukan pengaruhnya terhadap aset, kewajiban serta jenis belanja tertentu dan kemudian ditentukan nama akun rekening yang didebit dan akan dikredit. Berikut ini diberikan contoh soal akuntansi belanja pada PPKD. Contoh : 1. Pada Tanggal 6 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja subsidi SKPKD sebesar Rp 10.000.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Belanja Subsidi Rp 10.000.000,00 Kas di Kas Daerah Rp 10.000.000,00 2. Pada Tanggal 7 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja hibah SKPKD sebesar Rp 12.000.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Belanja Hibah Rp 12.000.000,00 Kas di Kas Daerah Rp 12.000.000,00 3. Pada Tanggal 8 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja barang dan jasa Dinas Perhubungan Pemprov Jawa Barat sebesar Rp 26.569.600,00. Atas transaksi ini BUD memotong PPN sebesar 10 dan PPh Pasal 22 sebesar 0,5. Harga sudah termasuk PPN Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Belanja Barang-Jasa Dinas Perhubungan Rp 26.569.600,00 Kas di Kas Daerah Rp 26.569.600,00 Kas di Kas Daerah Rp 2.548.266,00 Penerimaan PFK PPN Rp 2.415.418 Penerimaan PFK PPh 22 Rp 132.848,00 Untuk transaksi nomor 3, ditambahkan penerimaan Kas di Kas daerah dari hasil pemotongan pajak atas pembelian barang-jasa. Pada pemerintahan untuk menghitung pajak, kita harus mengetahui Dasar Pengenaan Pajak dengan cara menghitung : DPP = 100110 x Harga Pokok Setelah diketahui DPP maka, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. BUD akan memotong pajak tersebut, sehingga akun pemotongan pajak di kredit dan kas daerah bertambah akibat pemotongan tersebut sehingga kas di kas daerah ditulis di sisi debit. Ketika BUD menyetorkan pajak tersebut kepada pusat maka, kita hanya membalikan akun pajak pada kas di kas daerah. Contoh Dari transaksi tanggal 8, BUD menyetorkan pajak tersebut pada tanggal 9 Januari 2014 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Penyetoran PFK PPN Rp 2.415.418 Penyetoran PFK PPh 22 Rp 132.848,00 Kas di Kas Daerah Rp 2.548.266,00

BAB I PENDAHULUAN

AKUNTANSI RUMAH SAKIT 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan sumber daya untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan tarif yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem keuangan Pemerintah secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam mengatasinya. Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim Accrual Basis dan Basis Kas Cash Basis untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya kontrol internal, namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Rumah Sakit? 2. Bagaimana struktur dana di Rumah Sakit? 3. Bagaimana siklus transaksi akuntansi di Rumah Sakit? 4. Bagaimana bentuk laporan keuangan pada Rumah Sakit?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah Tujuan dari makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui tentang akuntansi Rumah Sakit 2. Untuk memahami mengenai struktur dana di Rumah Sakit 3. Untuk mengetahui siklus transaksi akuntansi di Rumah Sakit 4. Untuk mengetahui bentuk laporan keuangan di Rumah Sakit

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RUMAH SAKIT

Menurut WHO rumah sakit adalah sebagai organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap dalam hal : a. Pencegahan dan penyembuhan penyakit; b. Pelayanan rawat jalan; dan c. Pusat penelitian biomedis. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

2.2 JENIS-JENIS RUMAH SAKIT

Secara umum, rumah sakit berdasarkan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dibagi dalam beberapa jenis :

1. Rumah Sakit Umum

Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita berbagai jenis penyakit, pengobatan umum, pembedahan dan sebagainya. Biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam untuk memberikan pertolongan pertama.

2. Rumah Sakit Terspesialisasi

Merupakan rumah sakit yang memiliki spesialisasi terhadap suatu penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Rumah sakit yang dapat dikategorikan sebagai rumah sakit terspesialisasi antara lain trauma center, rumah sakit anak, gigi, manula, dll. Biasanya rumah sakit ini memiliki afiliasi dengan universitas atau pusat medis tertentu.

3. Rumah sakit pendidikanpenelitian

Adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu lembagauniversitas. Biasanya digunakan sebagai tempat pelatihan dokter-dokter muda, uji coba obat baru, atau teknik pengobatan baru.

4. Rumah sakit lembagaperusahaan

Merupakan rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembagaperusahaan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada anggota lembagaperusahaan tersebut.

5. Klinik

Merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah sakit dan hanya melayani keluhan tertentu. Klinik biasanya hanya menerima pasien rawat jalan dan dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin membuka praktik pribadi. Kumpulan klinik disebut poliklinik. Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia dibedakan menjadi :

1. Rumah Sakit Milik Pemerintah

Rumah sakit milik pemerintah ini dibedakan menjadi rumah sakit milik pemerintah pusat yang dikenal Rumah Sakit Umum PusatRSUP dan rumah sakit milik pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota yaitu RSUD. Perbedaan keduanya ada pada kepemilikan dimana RSUP merupakan milik pemerintah pusat yang mengacu pada Departemen Kesehatan DepKes, sedangkan RSUD merupakan milik pemerintah provinsi dan kabupaten atu kota dengan pembinaan urusan kerumahtanggaan dari Departemen Dalam Negeri. Namun, RSUD tetap berada di bawah koordinasi Departeman Kesehatan. Berikut dua jenis rumah sakit milik pemerintah : a. Rumah sakit milik pemerintah yang tidak dipisahkan Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah. Contoh : RSUD Banyumas dan RSUD Tangerang. b. Rumah sakit milik pemerintah yang dipisahkan Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah yang dipisahkan, misalnya milik BUMN PT Aneka Tambang, PT Pelni dan beberapa perusahaan perkebunan Karena rumah sakit tersebut merupakan bagian dari BUMN, keadaannya sangat bergantung pada kondisi keuangan BUMN yang menjadi induknya.

2. Rumah sakit berbentuk Badan Layanan Umum BLU

BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.