Dinas Pendidikan mengeluarkan uang untuk membantu organisasi profesi sebesar Rp. 75 juta. Dispenda memerina retribusi pasar dan parkir sebesar Rp. 400 juta. Dinas Pendapatan Daerah menerima Dana Bagi hasil pajak Jelaskan resume singkat mat

STIE MAHARDHIKA KELAS BR.1 AK MATA UJIAN : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK : TUGAS MANDIRI WAKTU : 75 Menit SIFAT : TERBUKA DOSEN : Drs.H.AGUS SUBANDORO,MM. SEBELUM MENGERJAKAN BERDO’ALAH : PRAKTIKA : 70 1. Dinas Pendapatan Daerah menerima pajak kendaraan bermotor {PKB} sebesar Rp. 5 milyar yang terdiri dari PKB sedan,jeep, sebesar Rp 2 milyar, PKB sepeda motor Rp. 3 milyar.

2. Dinas Pendidikan mengeluarkan uang untuk membantu organisasi profesi sebesar Rp. 75 juta.

3. Kabag keuangan sekaligus bendara Dinas Ketahanan Pangan menyetor Sisa Uang rp. 20 juta 4. Sekda menerima DAU Rp. 20 milyar, terdiri piutang DAU Rp. 3 milyar dan DAU tahun berjalan Rp. 17 milyar. 5. Dispenda telah menerima piutang pajak dan piutang retri busi masing-masing sebesar Rp. 550 juta dan Rp.425 juta. 6. Dinas PU membeli kendaraan dinas sebesar Rp. 650 juta untuk satu kendaraan merk Toyota camry 2014.

7. Dispenda memerina retribusi pasar dan parkir sebesar Rp. 400 juta.

8. Dinas kesehatan telah membangun Puskesmas pembantu senelia Rp. 1,8 milyar, sumber biaya dari pinjaman dengan masa anggsuran selama 5 tahun,bunga 5.p.a 9. Dinas koperasi dan UMKM mengadakan pelatihan pembuatan laporan keuangan untuk koperasi baru sebanyak 55 koperasi dengan biaya Rp.250 juta,dengan rincian sbb:

a. Honor penyelenggara Rp. 60 juta b. Fotocopy bahan pelatihan Rp. 90 juta

c. Sewa tempat Rp. 20 juta d. Konsumsi Rp. 80 juta

10. Dinas Pendapatan Daerah menerima Dana Bagi hasil pajak

sebesar Rp. 20 milyar. Berdasarkan soal diatas : Buatlah jurnal atas transaksi tersebut. SOAL TEORI : 30

1. Jelaskan resume singkat materi akuntansi keuangan sektor publik.

2. Berilah argumentasi saudara terkaitan dengan laporan operasional ,khususnya tentang pengakuan

pendapatan. 3. Menurut saudara mana yang paling tepat istilah beban atau belanja dabn istilah penerimaan atau pendapatan. 4. Apakah ada perbedaan akuntansi komersial dan akuntansi sector public dalam menilai asset tetap, dan penyusutannya { depresiasi}. Berilah contoh konkrit SELAMAT MENGERJAKAN DAN SUKSES JAWABAN : BISA DI EMAIL : 1. Email : asmirinforbr1akgmail.com 2. Email : www.agussubandoroymail.com Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945,Undang-Undang UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 4 Tahun 2012, Pemerintah menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Tahun Anggaran TA 2012 dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas. LKPP Tahun 2012 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan SAP Lampiran II PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual. LKPP Tahun 2012 ini disusun berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Kementerian NegaraLembaga LKKL dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara LKBUN. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT 1 2 3

1. LRA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LKPP Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN-P TA 2012 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2012 adalah sebesar Rp1.338,11 triliun atau 98,52 persen dari APBN-P. Sementara itu, realisasi Belanja Negara pada TA 2012 adalah sebesar Rp1.491,41 triliun atau 96,33 persen dari APBN-P. Jumlah realisasi Belanja Negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.010,56 triliun atau 94,49 persen dari APBN-P, dan realisasi Transfer keDaerah sebesar Rp480,65 triliun atau 100,39 persen dari APBN-P. Selain itu, pada TA 2012 terdapat Suspen Belanja sebesar Rp206,91 miliar. Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara, Hibah, dan realisasi Belanja Negara, terjadi Defisit Anggaran TA 2012 sebesar Rp153,30 triliun. Realisasi Pembiayaan Neto TA 2012 adalah sebesar Rp175,16 triliun atau 92,14 persen dari APBN-P, sehingga terjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA sebesar Rp21,86 triliun. Ringkasan Laporan Realisasi APBN TA 2012 dan 2011 dapat disajikan sebagai berikut. Analisis: Sesuai dengan Pasal 44 ayat 3 UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN TA 2012, Laporan Realisasi Anggaran pada LKPP dilengkapi dengan informasi pendapatan dan belanja berbasis akrual. Informasi tentang pendapatan dan belanja secara akrual dimaksudkan sebagai tahap menuju pada penerapan akuntansi berbasis akrual yang dilengkapi dengan informasi hak dan kewajiban yang diakui sebagai penambah atau pengurang nilai kekayaan bersih Pemerintah dalam penganggaran berbasis kas. 2. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Pusat mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2012. Jumlah Aset per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp3.432,98 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp241,31 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp932,41 triliun; Aset Tetap sebesar Rp1.895,50 triliun; Piutang Jangka Panjang netto sebesar Rp4,67; dan Aset Lainnya sebesar Rp359,09 triliun. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp2.156,89 triliun yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp266,14 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.890,75 triliun. Sementara itu, jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.276,10 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp23,58 triliun dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp1.299,68 triliun. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 dapat disajikan sebagai berikut. 3. LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama TA 2012 serta saldo kasdan setara kas pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo Kas Bendahara Umum Negara BUN, Kas KantorPelayanan Perbendaharaan Negara KPPN, Kas Badan Layanan Umum BLU, dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp107,84 triliun, sedangkan pada awal tahun 2012 terjadi koreksi tambah sebesar Rp0,31 triliun, sehingga saldo awal Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan tahun 2012 menjadi Rp108,15 triliun. Selama TA 2012 terjadi penurunan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp8,87 triliun, penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp144,43 triliun, kenaikan kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp175,16 triliun, penurunan kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp1,50 triliun, penurunan karena penggunaan SAL sebesar Rp56,17 triliun, dan penurunan karena penyesuaian pembukuan sebesar Rp0,76 triliun. Dengan demikian, saldo Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan per 31 Desember 2012 menjadi Rp71,58 triliun. Selain kas di atas, terdapat RekeningPemerintah Lainnya sebesar Rp13,49 triliun, Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp0,21 triliun, Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp0,20 triliun, Kas Lainnya dan Setara Kas sebesar Rp5,45 triliun, dan Kas pada BLU yang Belum Disahkan sebesar Rp0,08 triliun. Selama tahun 2012 terdapat deposito Investasi Jangka Pendek yang berasal dari Kas pada BLU yang telah disahkan sebesar Rp0,77 triliun, sehingga saldo akhir Kas dan Bank Pemerintah Pusat sebesar Rp90,24 triliun. Ringkasan Laporan Arus Kas TA 2012 dan TA 2011 dapat disajikan sebagai berikut. urnal Realisasi Anggaran Bendahara Umum Daerah BUD atau SKPKD selaku PPKD

1. AKUNTANSI PENDAPATAN PPKD

Akuntansi pendapatan PPKD meliputi pencatatan atas pendapatan dana perimbangan dan hibah, sebagaimana yang dianggarkan di DPA PPKD. Pendapatan tersebut akan diakui dijurnal pada saat telah diterima di rekening kas umum daerah. Bukti transaksi yang dapat digunakan sebagai dasar pencatatan dapat berupa nota kredit danatau rekening koran Kasda. Secara umum jurnal yang dibuat ketika pendapatan tersebut telah diterima adalah: Nama Rekening Uraian Debet Kredit Kas di Kas Daerah xxx Pendapatan ................ xxx Dengan diterimanya pendapatan, berarti aset berupa kas bertambah dan ekuitas dana otomatis bertambah pula. Akan tetapi, bertambahnya ekuitas dana akan dicatat melalui rekening perantara yaitu rekening pendapatan. Di dalam kaidah penjurnalan, bila aset bertambah rekening aset akan di debit, dalam hal ini yang di debit adalah rekening Kas di Kasda. Sementara itu, bila pendapatan bertambah akan dikredit, dalam hal ini di sisi kredit pada rekening pendapatan yang bersangkutan, misalnya Pendapatan DAU, Pendapatan DAK, Pendapatan Pajak, Penerimaan sisa uang persediaan dari SKPD dan seterusnya. Contoh : 1. Pada Tanggal 2 Januari 2014, Diterima setoran sisa uang persediaan dari Dinas Perhubungan Pemprov Jawa Barat tahun 2014 sebesar Rp 31.500.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Kas di Kas Daerah Rp 31.500.000,00 Uang Muka dari Dinas Perhubungan Rp 31.500.000,00 2. Pada Tanggal 3 Januari 2014, Diterima pendapatan pajak daerah dari SKPD sebesar Rp 40.000.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Kas di Kas Daerah Rp 40.000.000,00 Pendapatan Pajak Daerah Rp 40.000.000,00 3. Pada Tanggal 5 Januari 2014, Pemprov Jawa Barat menerima Dana Alokasi Umum sebesar Rp 25.000.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Kas di Kas Daerah Rp 25.000.000,00 Pendapatan DAU Rp 25.000.000,00

2. AKUNTANSI BELANJA PPKD

Belanja yang dibayar oleh PPKD umumnya dilakukan dengan LS. Jika terjadi pembayaran belanja, maka sudah terjadi belanja sehingga akun dari masing-masing jenis belanja didebit. Sementara itu yang dikredit adalah rekeningakun “Kas di Kasda” karena memang uang kas di Kasda berkurang. Secara umum jurnal yang dibuat ketika belanja tersebut telah dibayarkan adalah: Nama Rekening Uraian Debet Kredit Belanja ..... dicatat sesuai nama rekeningnya xxx Kas Di Kas Daerah xxx Untuk membuat jurnal dengan benar perlu dilakukan analisis atas setiap transaksi pembayaran belanja dan ditentukan pengaruhnya terhadap aset, kewajiban serta jenis belanja tertentu dan kemudian ditentukan nama akun rekening yang didebit dan akan dikredit. Berikut ini diberikan contoh soal akuntansi belanja pada PPKD. Contoh : 1. Pada Tanggal 6 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja subsidi SKPKD sebesar Rp 10.000.000,00 Jurnal Nama Rekening Uraian Debet Kredit Belanja Subsidi Rp 10.000.000,00 Kas di Kas Daerah Rp 10.000.000,00 2. Pada Tanggal 7 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja hibah SKPKD sebesar Rp 12.000.000,00