Respon fisiologis domba garut yang dipelihara secara semi intensif dengan perlakuan pencukuran di peternakan PT Indocement
RESPON FISIOLOGIS DOMBA GARUT YANG DIPELIHARA
SECARA SEMI INTENSIF DENGAN PERLAKUAN
PENCUKURAN DI PETERNAKAN
PT INDOCEMENT
SKRIPSI
WALFITRI YANI OKTAMEINA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
Walfitri Yani Oktameina. D14070110. 2011. Respon Fisiologis Domba Garut yang
Dipelihara secara Semi Intensif dengan Perlakuan Pencukuran di Peternakan
PT Indocement. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, M.Si
Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS
Lingkungan adalah semua keadaan, kondisi dan pengaruh-pengaruh
sekitarnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan produksi
ternak. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap ternak antara lain adalah suhu
dan kelembaban. Ternak membutuhkan lingkungan yang cocok untuk kebutuhan
fisiologisnya, jika tidak sesuai dengan lingkungannya, misalnya dengan kondisi
terlalu panas atau terlalu dingin maka akan menyebabkan stres dan berakibat pada
produktivitasnya. Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi kurang
menguntungkan bagi ternak domba. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut, maka dilakukan usaha seperti pencukuran bulu domba.
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh
pencukuran terhadap kondisi fisiologis domba garut yang dipelihara secara semi
intensif telah dilaksanakan di Peternakan PT Indocement, Citeureup, selama 10
minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan
Oktober 2010. Materi penelitian berupa domba garut yang berjumlah 20 ekor,
berumur kurang dari satu tahun. Ternak dibagi menjadi dua yaitu 10 ekor jantan dan
10 ekor betina dengan rataan bobot badan 15,75±2,85 kg. Masing-masing diberi
perlakuan pencukuran pada 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Peubah yang diamati
yaitu suhu tubuh, denyut jantung, laju respirasi dan profil darah. Rancangan yang
digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (2x2), faktor A adalah
pencukuran (dicukur dan tidak dicukur), dan faktor B adalah jenis kelamin (jantan
dan betina), setiap kombinasi perlakuan terdiri dari lima ulangan untuk parameter
suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi, sedangkan untuk peubah profil darah
terdiri dari tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam
(ANOVA). Jika terdapat perbedaan nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan
dengan uji Duncan.
Respon fisiologis berupa suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi
dipengaruhi oleh proses pencukuran, dan jenis kelamin. Pada pagi dan siang hari
suhu tubuh domba yang dicukur lebih rendah dibandingkan yang tidak dicukur. Pada
sore hari denyut jantung jantan lebih tinggi dibandingkan betina. Respirasi pada pagi
hari untuk jantan lebih rendah dibandingkan dengan betina dan respirasi ternak yang
dicukur lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak dicukur baik pada pagi
maupun siang hari. Pada sore hari respirasi domba jantan maupun betina yang tidak
dicukur sama, tetapi berbeda dengan respirasi jantan yang dicukur dan betina yang
dicukur. Ternak jantan memiliki rasio netrofil/limfosit yang lebih tinggi
dibandingkan dengan betina, hal ini dapat diindikasikan bahwa ternak jantan kurang
tahan terhadap cekaman panas dibandingkan dengan betina.
Kata-kata kunci : domba garut, respon fisiologi, pencukuran
ABSTRACTÂ
Physiological Response of Garut Sheep Treated by Shearing in Semi Intensive
System at PT Indocement Farm
Oktameina, W.Y, S. Rahayu, and D. A. Astuti
The study was conducted to identify physiological response of garut sheep in
different treatments (shearing and not shearing) and sex (male and female) in semi
intensive system. The experiment was carried out at the PT Indocement Farm in
Citereup district of Bogor regency, West Java. Design of this experiment was
completely randomized design factorial with factor A was shearing, and factor B was
sex. The parameters observed included body temperature, heartbeat, respiration rate
and blood profile. The result showed that shearing significantly (P
SECARA SEMI INTENSIF DENGAN PERLAKUAN
PENCUKURAN DI PETERNAKAN
PT INDOCEMENT
SKRIPSI
WALFITRI YANI OKTAMEINA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
Walfitri Yani Oktameina. D14070110. 2011. Respon Fisiologis Domba Garut yang
Dipelihara secara Semi Intensif dengan Perlakuan Pencukuran di Peternakan
PT Indocement. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, M.Si
Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS
Lingkungan adalah semua keadaan, kondisi dan pengaruh-pengaruh
sekitarnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan produksi
ternak. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap ternak antara lain adalah suhu
dan kelembaban. Ternak membutuhkan lingkungan yang cocok untuk kebutuhan
fisiologisnya, jika tidak sesuai dengan lingkungannya, misalnya dengan kondisi
terlalu panas atau terlalu dingin maka akan menyebabkan stres dan berakibat pada
produktivitasnya. Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi kurang
menguntungkan bagi ternak domba. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut, maka dilakukan usaha seperti pencukuran bulu domba.
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh
pencukuran terhadap kondisi fisiologis domba garut yang dipelihara secara semi
intensif telah dilaksanakan di Peternakan PT Indocement, Citeureup, selama 10
minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan
Oktober 2010. Materi penelitian berupa domba garut yang berjumlah 20 ekor,
berumur kurang dari satu tahun. Ternak dibagi menjadi dua yaitu 10 ekor jantan dan
10 ekor betina dengan rataan bobot badan 15,75±2,85 kg. Masing-masing diberi
perlakuan pencukuran pada 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Peubah yang diamati
yaitu suhu tubuh, denyut jantung, laju respirasi dan profil darah. Rancangan yang
digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (2x2), faktor A adalah
pencukuran (dicukur dan tidak dicukur), dan faktor B adalah jenis kelamin (jantan
dan betina), setiap kombinasi perlakuan terdiri dari lima ulangan untuk parameter
suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi, sedangkan untuk peubah profil darah
terdiri dari tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam
(ANOVA). Jika terdapat perbedaan nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan
dengan uji Duncan.
Respon fisiologis berupa suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi
dipengaruhi oleh proses pencukuran, dan jenis kelamin. Pada pagi dan siang hari
suhu tubuh domba yang dicukur lebih rendah dibandingkan yang tidak dicukur. Pada
sore hari denyut jantung jantan lebih tinggi dibandingkan betina. Respirasi pada pagi
hari untuk jantan lebih rendah dibandingkan dengan betina dan respirasi ternak yang
dicukur lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak dicukur baik pada pagi
maupun siang hari. Pada sore hari respirasi domba jantan maupun betina yang tidak
dicukur sama, tetapi berbeda dengan respirasi jantan yang dicukur dan betina yang
dicukur. Ternak jantan memiliki rasio netrofil/limfosit yang lebih tinggi
dibandingkan dengan betina, hal ini dapat diindikasikan bahwa ternak jantan kurang
tahan terhadap cekaman panas dibandingkan dengan betina.
Kata-kata kunci : domba garut, respon fisiologi, pencukuran
ABSTRACTÂ
Physiological Response of Garut Sheep Treated by Shearing in Semi Intensive
System at PT Indocement Farm
Oktameina, W.Y, S. Rahayu, and D. A. Astuti
The study was conducted to identify physiological response of garut sheep in
different treatments (shearing and not shearing) and sex (male and female) in semi
intensive system. The experiment was carried out at the PT Indocement Farm in
Citereup district of Bogor regency, West Java. Design of this experiment was
completely randomized design factorial with factor A was shearing, and factor B was
sex. The parameters observed included body temperature, heartbeat, respiration rate
and blood profile. The result showed that shearing significantly (P