Studi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Jakarta
EVALUASI BISNIS RESTORAN PARARA
DI CEMPAKA MAS
JAKARTA
IDOTA GINTING
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kelayakan
Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas Jakarta adalah benar karya saya dengan
arahan dari pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Idota Ginting
H24114082
iii
ABSTRAK
IDOTA GINTING. Studi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas
Jakarta. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan YUSRINA
PERMANASARI.
Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang
direncanakan. CV. Restoran Parara adalah sebuah perusahaan keluarga yang
berdiri pada tahun 2004 pertama kali di Palembang dengan Surat Keputusaan
Walikota Palembang No. 912/KPTS/SIUP-PK/200. Perusahaan telah berjalan
selama hampir empat tahun dari tahun 2009 hingga sekarang, sehingga pihak
perusahaan ingin mengetahui apakah usahanya telah layak secara aspek non
finansial dan finansial agar hasil tersebut dapat menjadi bahan evaluasi maupun
pengembangan selanjutnya bagi Restoran Parara. Aspek yang ditinjau dari segi
non finansial, yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen, dan aspek lingkungan
dapat disimpulkan bahwa Restoran Parara telah layak. Hasil dari aspek finansial
Menunjukan NPV bernilai positif 770 979 226, Nilai Net B/C sebesar 3.67. Nilai
IRR yang didapat sebesar 38%. Nilai Payback Period (PP) yaitu 2 tahun 5 bulan.
Kata kunci : Studi kelayakan bisnis, NPV, IRR, Net B/C, PBP, Analisis
Sensitivitas.
ABSTRACT
IDOTA GINTING. Business Feasibility Study in Cempaka Mas Restaurant Parara
Jakarta. Guided by ABDUL KOHAR IRWANTO and YUSRINA
PERMANASARI.
The feasibility study is a material consideration in making a decision,
whether to accept or reject the idea of a planned effort. CV. Parara restaurant is a
family company established in 2004 with the first letter in the Decree of the
Mayor of Palembang Palembang No. 912/KPTS/SIUP-PK/200. The company has
been running for almost four years from 2009 until now so the company wants to
know if its been worth the financial and non-financial aspects so that the results
can be material to the evaluation and further development Parara Restaurant.
Aspects in terms of non-financial, which includes aspects of markets and
marketing, technical and technological aspects, social and economic aspects,
management aspects, and environmental aspects can be concluded that the
restaurant has decent Parara. Financial aspects of the results of the NPV is
positive 770 979 226, Value Net B / C of 3.67. IRR values obtained by 38%.
Value Payback Period (PP) which is 2 years 5 months.
Key Word : Business Feasibility Study, NPV, IRR, Net B/C, PBP, Sensitifity
Analysis.
STUDI KELAYAKAN BISNIS RESTORAN PARARA
DI CEMPAKA MAS
JAKARTA
IDOTA GINTING
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
v
Judul Skripsi : Studi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Jakarta
Nama
: Idota Ginting
NIM
: H24114082
Disetujui oleh
Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Pembimbing I
Yusrina Permanasari, SSos, ME
Pembimbing II
Diketahui Oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan
Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW, keluarga, dan pengikutnya.
Tema skripsi penulis yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan
mei 2013 sampai oktober 2013 ini adalah studi kelayakan bisnis, dengan judul
Evaluasi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas Jakarta.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Kohar Irwanto,
Msc selaku pembimbing utama dan Ibu Yusrina Permanasari, SSos, MM selaku
pembimbing kedua atas saran dan motivasi yang diberikan. Selain itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ir M Indah Ginting, MM selaku
pemilik perusahaan yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam
mengumpulkan dan menyelesaikan penelitian. Terima kasih penulis ucapkan juga
kepada orang tua, keluarga, serta seluruh teman-teman atas doa dan kasih
sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Desember 2013
Idota Ginting
vii
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TUNJAUAN PUSTAKA
3
Pengertian Bisnis
3
Tujuan Bisnis
4
Bisnis Jasa
4
Pengertian Restoran
5
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
7
Penelitian Terdahulu
10
METODE
10
Kerangka Pemikiran Penelitian
11
Lokasi dan Waktu Penelitian
12
Jenis Sumber Data
12
Pengolahan dan Analisis Data
12
Aspek Non Finansial
12
Aspek Finansial
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Sejarah dan Profil Restoran Parara
14
Aspek Pasar dan Pemasaran
14
Aspek Teknis dan Teknologi
16
Aspek Manajmen dan Sumber Daya Manusia
18
Aspek Sosial dan Ekonomi
20
vi
Aspek Lingkungan
20
Aspek Finansial
20
Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
23
Analisis Sensitivitas (Switching Value)
25
SIMPULAN DAN SARAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27
DAFTAR TABEL
1. Perkembangan bisnis restoran di daerah Jakarta 2005-2008
1
2. Penelitian terdahulu
10
3. Daftar peralatan restoran Parara
16
4. Data penjualan produk restoran Parara tahun 2010-2012
21
5. Data pendapatan usaha restoran Parara tahun 2010-2012
21
6. Rekapitulasi biaya investasi tahun 2008-2013
22
7. Rekapitulasi biaya oprasional usaha restoran Parara 2010-2012
23
8. Hasil analisis finansial Cash Flow usaha restoran Parara
24
9. Hasil analisis sensitivitas sekenario 1
25
10. Hasil analisis sensitivitas sekenario 2
26
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran
11
2. Layout tempat usaha
17
3. Proses kegiatan
18
4. Struktur organisasi restoran Parara
19
vii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Total investasi
30
2. Biaya tetap
31
3. Biaya variabel
32
4. Laporan laba rugi
33
5. Modal awal kerja
34
6. Analisis perhitungan Cash Flow
35
7. Analisis perhitungan sensitivitas sekenario 1
36
8. Analisis perhitungan sensitivitas sekenario 2
37
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim, dengan hampir dua per tiga wilayah
negeri ini adalah air dan lautan. Laut Indonesia memiliki potensi yang sangat
besar untuk dikembangkan karena memiliki sumber daya yang melimpah, salah
satunya terdapat berbagai jenis ikan, termasuk ikan yang dapat dikonsumsi. Ikan
merupakan salah satu sumber pangan karena memiliki kandungan protein yang
sangat baik dan memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk pertumbuhan,
kesehatan ibu hamil, dan pembentukan otak janin. Jumlah konsumsi ikan
masyarakat Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan yang relatif kecil yaitu
sebesar 0,94% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 0,95% dengan jumlah konsumsi ikan sebesar 33,89 Kg/Kapita/Tahun.
Walaupun demikian tingkat konsumsi ikan di Indonesia pada tahun 2012 masih
lebih kecil dari pada tingkat konsumsi ikan di negara-negara kawasan Asia
Tenggara, yaitu Malaysia sebesar 45 Kg/Kapita/Tahun dan Thailand sebesar 35
Kg/Kapita/Tahun. Hal ini merupakan salah satu yang mendorong pemerintah
untuk merancang program, yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan yang
biasa di sebut Gemar ikan (BPS 2012).
Parara Resto yang memiliki tagline “Tiada hari tanpa makan ikan”
merupakan salah satu Restoran yang mendukung program Gemarikan. CV. Parara
Resto merupakan sebuah perusahaan keluarga yang berdiri pada tahun 2004
pertama kali di Palembang dengan Surat Keputusaan Walikota Palembang No.
912/KPTS/SIUP-PK/2004, yang mana awal berdiri dan berlokasi di Jalan Sumpah
Pemuda Blok. J No.5 Palembang, Sumatra Selatan dan pada tahun 2009 Parara
Resto memindahkan lokasi restorannya ke Ruko Cempaka Mas Tengah Blok :
L/39, Jakarta Pusat hingga sekarang. Bisnis CV. Parara Resto meliputi restoran
dan catering dengan kualitas makanan yang baik dan cita rasa yang khas, serta
mempunyai berbagai variasi menu makanan.
Selain mendukung program pemerintah, Parara Resto didirikan karena
melihat bisnis restoran yang semakin berkembang dari tahun 2005 hingga 2008
yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah usaha restoran yang tersaji pada pada
Tabel 1.
Tabel 1 Perkembangan bisnis restoran di daerah Jakarta tahun 2005 - 2008
USAHA
Jumlah Usaha Restoran
2005
122
2006
184
2007
265
2008
388
a
Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2009
TAHUN
Pertumbuhan (%)
0.78
0.68
0.84
Berdasarkan Tabel 1 terlihat perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap
tahun mengalami peningkatan sehingga hal ini mendorong Restoran Parara ingin
terus berkembang karena kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan intensitas
persaingan yang semakin ketat membuat seorang pengusaha tidak cukup hanya
mengandalkan pengalaman dan intuisi saja dalam memulai usaha ataupun
menjalankan usahany sehingga Seorang pengusaha dituntut untuk melakukan
2
studi kelayakan terhadap ide bisnis yang akan dijalankan agar tidak terjadi
keterlanjuran investasi dikemudian hari.
Menurut Suliyanto (2010), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak, sebuah ide bisnis dinyatakan layak apabila ide tersebut
dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder)
dibandingkan dengan dampak negatif yang ditimbulkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen pada awal berdiri
Restoran Parara yang kurang lebih hampir 4 tahun berjalan ini tidak pernah
dilakukan rencana non finansial maupun finansial untuk mengetahui kelayakan
bisnis usaha ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kelayakan bisnis
untuk mengetahui apakah bisnis yang telah dijalankan Restoran Parara ini telah
layak dari aspek non finansial dan juga aspek finansial sehingga dapat
menggunakan hasil dari studi kelayakan bisnis ini sebagai rencana kedepan dalam
menambah tingkat benefit yang diterima ataupun mengembangkan usaha ini.
Untuk aspek non finansial yang akan dianalisis yaitu aspek pasar dan pemasaran,
teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, sosial dan ekonomi,
serta lingkungan. Sedangkan aspek finansial yang akan dianalisis dengan
mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Internal Rate
of Return (IRR), Pay Back Period (PBP),Sensitivitas.
Rumusan Masalah
Seiring dengan perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap tahun
mengalami peningkatan, mendorong perusahaan untuk tetap ingin menambah
tingkat benefit yang diterima ataupun mengembangkan usaha ini. Oleh karena itu,
Restoran Parara membutuhkan suatu perencanaan yang matang dari studi
kelayakan bisnis yang ditinjau pada aspek non finansial maupun finansial
sehingga Restoran Parara dapat mengetahui apakah usaha yang telah berjalan
selama 4 (empat) tahun ini sudah layak atau tidak layak. Berdasarkan latar
belakang yang diuraikan maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1.
2.
3.
Bagaimana kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek Non finansial
meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan
sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan?
Bagaimana kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek finansial dengan
mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Net B/C,
Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP)?
Bagaimana analisis sensitivitas dengen menggunakan metode Switching
Value?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek Non financial
meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan
sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan.
3
2.
3.
Menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek finansial
dengan mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP),
Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP).
Menganalisis sensitivitas dengan metode Switching Value.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain
adalah:
1.
2.
3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Parara Resto sebagai
pertimbangan dalam keberlangsungan dan perkembangan bisnis Parara
Resto.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi
bagi masyarakat umum yang sedang atau ingin memulai bisnis
restoran/rumah makan agar dapat memulai dan mengembangkan bisnisnya.
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat ilmiah mengenai
studi kelayakan bisnis restoran/rumah makan untuk menjadi bahan referensi
dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Parara Resto sudah berdiri selama empat tahun. Penulis ingin mencoba
membuat studi kelayakan bisnis karena pada awal berdirinya Restoran Parara,
pemilik perusahaan sama sekali belum pernah melakukan analisa mengenai
kelayakan bisnis yang mana untuk mengetahui apakah bisnis yang telah
dijalankan Restoran Parara ini telah layak dari aspek non finansial dan juga aspek
finansial sehingga dapat menggunakan hasil dari studi kelayakan bisnis ini
sebagai rencana kedepan dalam menambah tingkat benefit yang diterima ataupun
mengembangkan usaha ini. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada aspek-aspek
sebagai berikut :
1.
2.
Penelitian ini untuk menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto selama tiga
tahun terakhir (2010-2012).
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis aspek Non finansial (aspek
pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya
manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan), aspek finansial (NVP, Net
B/C, IRR, dan PBP), analisis sensitivitas dan analisis Switching Value dari
bisnis Parara Resto.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Bisnis
Suliyanto (2010) mengatakan “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”,
yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya “kesibukan”. Bisnis dalam arti
luas sering didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan
dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara
menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari
keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan.
4
Tujuan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) mendefinisi pengertian bisnis dengan tujuan
bisnis yang dapat dikelompokan menjadi dua kelompok berikut :
1.
Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented), bisnis yang
berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan semata-mata bertujuan
memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan
karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut.
Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non-profit oriented), bisnis yang
tidak berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan denga tujuan
utama untuk kepentingan sosial.
Berdasarkan jenis kegiatannya secara umum bisnis dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu :
2.
a.
Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian
barang-barang tambang.
b.
Bisnis agraris adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian,
termasuk didalamnya perikanan, peternakan, perkebunan, dan
kehutanan.
Bisnis industry adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pengolahan
(manufaktur), yaitu bisnis dengan tujuan untuk mengubah barang
yang kurang berdaya guna menjadi lebih berdaya guna.
Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk
yang tidak berwujud.
c.
d.
Bisnis Jasa
Menurut Kotler (2005) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Klasifikasi jasa sangat membantu
dalam batasan-batasan dari suatu industri jasa, srhingga tidak hanya memberikan
pemahaman akan kebutuhan dan perilaku konsumen secara lebih baik, akan tetapi
dalam memberikan pemahaman sistem pengelolaan data yang lebih baik. Namun
pada industri jasa masih didominasi oleh orientasi kepada operasi yang
menyatakan bahwa industri jasa sangat beragam dan berbeda. Untuk itu klasifikasi
jasa sangat diperlukan pihak perusahaan dalam memberikan pemahaman tentang
kebutuhan dan perilaku konsumen secara lebih baik dan benar. Komponene jasa
merupakan suatu bagian yang sedikit atau utama dari seluruh penawaran, hal
tersebut dapat dibedakan menjadi lima kategori antara lain:
1.
2.
3.
Pure Tangible Good, barang berwujud yang hanya menilputi barang yang
dapat dilihat seperti sabun, pasta gigi, atau gula. Tidak terdapat jasa yang
mendampingi produk tersebut.
Tangible Good With: Accompanying Service, barang berwujud dengan jasa
tambahan yang terdiri dari barang nyata, disertai oleh satu atau lebih jasa
untuk memperkuat daya tarik konsumen. Misalnya penjualan mobil atau
computer yang sangat bergantung pada kualitas barang tersebut dan
tersedianya pelayanan purna jual atau bergaransi.
Hiebried, terdiri dari barang dan jasa dengan property yang sama seperti
restoran yang harus didukung oleh makanan dan pelayanannya.
5
4.
5.
Mayor Service With Accompanying Minor Good and Service, terdiri dari
jasa utama dan jasa tambahan atau barang pelengkap lainnya, misalnya
penumpang penerbangan membeli jasa transportasi. Dalam penerbangannya
disertai juga pelayanan tambahan seperti amakann dan minuman serta
majalah.
Pure Service, jasa murni, yang menawarkan suatu jasa seperti jasa penjaga
bayi, memasukkan pelayanan psioterapi dalam pemijatan (massage).
Pengertian Restoran
Menurut Torsina (2010) restoran berasal dari kata restoration yang berarti
mengembalikan atau pemulangan yang maksudnya setelah tubuh kita bekerja, kita
mengisi kembali kalori tubuh dengan singgah di suatu tempat untuk makan atau
minum. Pada perkembangannya kata restoration diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kata restoran.
1.
2.
Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW
105/MPPT-85 menjelaskan bahwa restoran adalah salah satu jenis usaha
dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan
yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman
untuk umum.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1985), restoran adalah setiap bangunan
yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan (pengolahan) serta penjualan (penyajian) makanan dan minuman
bagi masyarakat umum. Proses pengolahan dapat berada pada suatu
bangunan lain yang terpisah dengan proses penjualan.
Jenis Restoran
Menurut Torsina (2010) terdapat 10 jenis restoran, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Family contintental, yaitu restoran tradisi untuk keluarga, mementingkan
masakan enak, suasana, dan harga yang bersahabat. Biasanya pelayanan dan
dekorasinya biasa-biasa saja.
Fast food, yaitu eat-in (makan di restoran) dan take-out (dibungkus untuk
dimakan di luar restoran). Menu siap atau segera tersedia. Memiliki
keterbatasan dalam jenis, ruang dengan dekorasi warna-warna utama. Harga
tidak mahal serta mengutamakan banyak pelanggan.
Kafetaria, biasanya terdapat di dalam gedung-gedung perkantoran atau pusat
perbelanjaan, sekolah, dan pabrik-pabrik.
Gourment, yaitu restoran berkelas. Suasana restoran sangat nyaman dengan
dekorasi yang artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar
penyajian yang tinggi dan bergengsi. Minuman yang disajikan seperti wines
dan liquors.
Etnik, menyajikan masakan dari daerah (suku atau negara) yang spesifik,
misalnya masakan Jawa Timur, Manado, India, Cina, dan lain-lain.
Dekorasi biasanya disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan bahkan
termasuk pakaian seragam para karyawannya.
Buffet, ciri utamanya adalah satu harga untuk makan sepuasnya untuk menu
yang disajikan pada buffet. Peragaan dan display makanan sangat penting
disini karena produk langsung menjual dirinya sendiri.
6
7.
8.
9.
10.
Coffe shop, jenis ini ditandai pelayanan secara cepat dan siklus pergantian
pengunjung yang cepat pula. Banyak seating serta menekankan suasana
informal. Lokasi utamanya di gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan.
Snack bar, ruangan biasanya lebih kecil sehingga cukup untuk melayanai
orang-orang yang ingin makan makanan kecil/jajanan.
Drive in/thru or parking, para pembeli yang memakai mobil tidak perlu
turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat-in atau
take-out. Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Lokasi harus
sesuai untuk tempat parkir mobil/motor.
Specialty restaurant, jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi
menyajikan makanan khas yang menarik dan bermutu. Ditujukan kepada
turis atau keluarga dalam suasana khas yang lain daripada yang lain.
Klasifikasi Restoran
Menurut Rahman (2010) klasifikasi restoran berdasarkan pengelolaan dan
sistem penyajian dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
2.
3.
Restoran formal, yaitu restoran yang dikelola secara komersial dan
profesional dengan pelayanan eksklusif.
Restoran non-formal, seperti halnya restoran formal hanya saja lebih
mengutamakan kecepatan pelayanan dan umumnya dengan harga yang lebih
murah.
Specialties restaurant, yaitu restoran yang menyediakan makanan dengan
sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.
Penyebab Perkembangan Usaha Restoran
Menurut Mukhtar (2009) berpendapat bahwa perkembangan usaha restoran
menjadi sangat cepat diakibatkan oleh:
1.
Potensi pasar yang besar dan selalu bertambah.
2.
Peralatan makanan, sistem kontrol, serta perlengkapan fisik lain yang telah
berkembang.
3.
Meningkatnya aktifitas travelling, waktu luang, serta berbagai alasan
keadaan untuk makan di luar.
4.
Harga makanan yang menjadi lebih tinggi memberikan kesempatan yang
baik untuk mendapatkan banyak uang.
Pengusahaan Restoran dan Pemimpin Restoran
Marsum (2009) berpendapat bahwa pengusahaan restoran meliputi jasa
pelayanan makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok dan jasa
hiburan didalam bangunan restoran sebagai usaha penunjang yang tidak
terpisahkan dari usaha pokok sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang
ditetapkan dan pemimpin restoran adalah seorang atau lebih yang sehari-hari
mempimpin dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan usaha restoran tersebut,
sedangkan bentuk usaha restoran ini dapat berbentuk Perorangan atau Badan
Usaha (PT, CV, Fa atau koperasi) yang tunduk kepada hukum Indonesia.
7
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Ibrahim (2008) studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah
kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan
manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social
benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu
menggambarkan layak dalam arti financial benefit, tergantung dari segi penilaian
yang dilakukan.
Sedangkan menurut Suliyanto (2010) studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan
jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak
(stake holder) dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan dan menurut
Subagyo (2005) menyatakan bahwa studi kelayakan adalah penelitian yang
mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk
dilaksanakan.
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Umar (2005) berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari
studi kelayakan bisnis sekurang-kurangnya mencakup empat pihak yang
berkepentingan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Bagi pihak investor : Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan
penilaian dari kelayakan usaha untuk menjadi masukan berguna, karena
sudah mengkaji berbagai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial secara
komprehensif dan detail, sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk
membuat keputusan investasi secara lebih obyektif.
Bagi analisis : Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat
dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan
penilaian suatu rencana usaha, usaha baru, pengembangan usaha, atau
menilai kembali usaha yang sudah ada.
Bagi masyarakat : Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang
terlibat secara langsung maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai
akibat dari adanya usaha tersebut.
Bagi pemerintah : Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan bisnis ini
bagi pemerintah, terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya, baik
dalam pemanfaatan sumber-sumber alam (SDA) maupun pemanfaatan
sumber daya manusia (SDM) berupa penyerapan tenaga kerja, selain itu,
adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi
kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya
akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai
(PPN) maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya
perijinan, biaya pendaftaran, administrasi dan lainnya yang layak diterima
sesuai dengan ketentuan berlaku. Secara makro, pemerintah dapat berharap
dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini mempercepat pertumbuhan
8
ekonomi daerah maupun nasional, sehingga tercapai pertumbuhan penduduk
domestik bruto (PDB) dan kenaikan penerimaan per kapita.
Langkah-Langkah Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) beberapa langkah kegiatan penyusunan studi
kelayakan bisnis, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penemuan ide bisnis
Melakukan studi pendahuluan
Membuat desain studi kelayakan
Pengumpulan data
Analisis dan interpretasi data
Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Penyusunan laporan studi kelayakan bisni
Hal yang Mendorong Dilakukannya Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak
hanya dilakukan pada saat ide untuk merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi
studi kelayakan bisnis juga diperlukan ketika pelaku bisnis akan melakukan halhal berikut :
1.
2.
3.
Merintis usaha baru yaitu ketika seorang pelaku bisnis akan merintis usaha
baru studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang
akan dirintis layak atau tidak untuk dijalankan.
Mengembangkan usaha yang sudah ada yaitu ketika seorang pelaku bisnis
akan mengembangkan usaha, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk
mengetahui apakah ide bisnis pengembangan bisnis layak atau tidak untuk
dijalankan
Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungka.
Seringkali investor dan pelaku bisnis dihadapkan pada masalah untuk
menentukan pilihan jenis bisnis atau investasi/proyek karena terbatasnya
biaya untuk investasi. Agar pilihan investasi dapat optimal maka diperlukan
danya studi kelayakan bisnis untuk menentukan pilihan dan berbagai
alternatif investasi yang ada.
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang
dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis yang mendalam
perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan bisnis, yaitu :
a.
Aspek pasar dan pemasaran yaitu menganalisis potensi pasar, intensitas
persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi
pemsaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan. Menurut Kotler (2001) Ada empat jenis kegiatan promosi yaitu:
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan media
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan percakapan lisan, dua arah.
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal
mengenai informasi/berita yang biasanya bersifat ilmiah.
9
Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi
dengean menggunakan contoh dan tujuan umum.
Aspek teknis dan teknologi yaitu menganalisis kesiapan teknis dan
ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
Aspek manajemen dan sumber daya manusia yaitu aspek menejemen dan
sumber daya manusia menganalisis tahapan-tahapan pelaksanaan bisnis dan
kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kasar maupun tenaga kerja terampil yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Aspek sosial dan ekonomi adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengangguran. Sedangkan aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan
peluang peningkatan pendapatan masyarakat asli daerah. Suatu bisnis tidak
akan ditolak oleh masyarakat sekitar secara sosial dan secara ekonomi
memberikan dampak kesejahteraan.
Aspek lingkungan yaitu menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik
lingkungan opersional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide
bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi
lingkungan juga dianalisis.
Aspek Keuangan yaitu menganalisis besarnya biaya investasi dan modal
kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang akan dijakankan.
Metode yang termasuk penilaian aspek keuangan, yaitu :
1.
Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi
kekurangan-keurangan yang terdapat pada metode Payback Period
(PP). Metode NPV merupakan metode yang digunakan dengan cara
membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih
(proceeds) dengan niai sekarang dari biaya pengeluaran suatu
investasi (outlays). Hasil perhitungan NPV positif berarti investasi
akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rate of
return minimum yang diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif berarti
investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan rate
of return minimum yang diinginkan. Maka investasi sebaiknya
ditolak.
2.
Metode Internal Rate of return (IRR) pada dasarnya merupakan
metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan
antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas
keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada prinsipnya metode ini
digunakan untuk enghitung besarnya rate of return yang sebenarnya.
Pada dasarnya Internal Rate of Return harus dicari dengan cara trial
and error.
3.
Metode Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) menyatakan besarnya
pengembalian terhadap setiap suatu biaya yang telah dikeluarkan
selama umur proyek.
4.
Metode Payback Period (PBP) merupakan metode yang digunakan
untuk menghitung lama priode yang diperlukan untuk mengembalikan
uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas (proceeds) tahunan
yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut.
5.
Analisis sensitivitas adalah analisis yang menguji seberapa jauh
proyek yang dilaksanakan sensitive terhadap perubahan dari hargaharga input dan output. Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena
4.
b.
c.
d.
e.
f.
10
dalam analisis kelayakan suatu usaha perhitungan umumnya
didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tujuan utama
dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk memperbaiki desain
dan atau pelaksanaan bisnis sehingga dapat meningkatkan IRR dan
untuk mengurangi resiko kerugian, dengan cara melakukan tindakantindakan pencegahan yang dianggap perlu saat pelaksanaan
pembangunan proyek. Analisis sensitivitas menggunakan metode
switching value atau nilai pengganti. Perhitungan switching value ini
merupakan perhitungan untuk melihat ambang batas usaha atau
proyek dapat dijalankan meskipun terdapat perubahan pola komponen
biaya dan harga input baik peningkatan maupun penurunan dari nilai
sebelumnya.
Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Penelitian terdahulu
No
Peneliti
Tahun
1
Debie
Natalia
Fransisca F.
Napitupulu
2009
2
Ade Fajar
Maulana
2010
3
Puti Jeineva
2011
Judul
Analisis Kelayakan
Usaha Pembuatan Jus
dan Sirup Belimbing
manis dan Jambu Biji
Merah
Analisis Kelayakan
Usaha Rumah Makan
Sederhana Waroeng
Jaya, Bogor Jawa Barat
Analisis Kelayakan
Usaha Restoran Pastel
PizzaAnd Rijasttafel Di
Kota Bogor
Alat Analisis
NVP
(„000Rp)
Net
B/C
IRR
(%)
PBP
292.938
3,09
48,95
3 Tahun
6 Bulan
55.796
3,9
109
1 Tahun
6 Bulan
293.798
2,01
26,76
5 Tahun
5 Bulan
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Seiring dengan perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap tahun
mengalami peningkatan jumlah restoran yang ditunjukan pada tabel 1, sebesar
0.10% pada tahun 2006-2007 dan 0.16% pada tahun 2007-2008, hal ini
menunjukan perkembangan bisnis restoran yang sangat potensial untuk
dikembangkan sehingga mendorong Restoran Parara ingin terus meningkatkan
benefit perusahaan ataupun mengembangkan usahanya.
Selama 4 tahun berjalan Restoran Parara tidak pernah mengetahui apakah
bisnis yang telah dijalankan ini telah layak atau tidak layak dari sisi non finansial
yang menganalisis tentang aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek lingkungan.
11
Pada aspek finansial dilakukan analisis mengenai NPV, Net B/C, IRR, PBP dan
analisis sensitivitas dengan metode Switching Value dari usaha Restoran Parara.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi
Restoran Parara untuk menjalankan usahanya. Apabila hasil dari penelitian ini
menunjukan usaha ini layak maka akan dilanjutkan. Sedangkan apabila hasil dari
analisis finansial tidak layak maka akan menjadi bahan evaluasi bagi Restoran
Parara. Berdasarkan urainan di atas maka gambar kerangka pemikiran usaha
Restoran Parara dapat dilihat pada Gambar 1.
12
Bisnis CV. Parara Resto
Keinginan untuk meningkatkan penerimaan
pendapatan
Keinginan untuk mengetahui kelayakan
bisnis selama masa proyek berjalan
Mengatasi kenaikan harga-harga bahan baku
dan memanfaatkan peluang yang ada
Analisis Kelayakan Bisnis
Aspek
Non finansial
Aspek pasar dan
pemasaran
Aspek teknis dan
teknologi
Aspek menejemen
Aspek sosial dan
ekonomi
Aspek lingkungan
Aspek
Finansial
NPV
Net B/C
IRR
PBP
A Analisis
nSensitifitas
a dengan
metode
Switching
l
Value
i
s
Batas Penurunan
i - rata
Rata
s
Penjualan
Batas
S Kenaikan
Harga bahan baku
e
Layak
Tidak Layak
Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV Parara Resto yang beralamat di Ruko
Cempaka Mas Tengah Blok : L/39, Jakarta Pusat. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan Mei hingga bulan Oktober 2013 (6 bulan).
13
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi di
lapangan dan wawancara langsung dengan pemilik dan manager pelaksana. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dokumen-dokumen
tertulis yang diperoleh dari CV. Parara Resto, studi literatur, dan informasi dari
beberapa instansi terkait seperti BPS Kota Jakarta, serta referensi-referensi
lainnya berupa makalah dan hasil penelitian terdahulu.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan melihat dua aspek besar dalam studi
kelayakan bisnis, yaitu aspek non finansial (aspek pasar dan pemasaran, teknis
dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta
lingkungan), aspek finansial (NVP, Net B/C, IRR, dan PBP), selama tiga tahun
dan juga menganalisis sensitivitas dari kemungkinan penurunan penjualan dan
juga kenaikan harga bahan baku dari tingkat inflasi serta analisis switching value
untuk mencari batas kelayakan suatu usaha atau proyek. Alat bantu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Office Excel 2007.
Aspek Non Finansial
Menurut Suliyanto (2009) aspek non finansial dapat dianalisis melalui
berbagai aspek, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek pasar dan pemasaran yaitu menganalisis potensi pasar, intensitas
persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi
pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan.
Aspek teknis dan teknologi yaitu menganalisis kesiapan teknis dan
ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis tahapan-tahapan
pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kasar maupun
tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Aspek sosial dan ekonomi adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengangguran. Sedangkan aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan
peluang peningkatan pendapatan masyarakat asli daerah. Suatu bisnis tidak
akan ditolak oleh masyarakat sekitar secara sosial dan secara ekonomi
memberikan dampak kesejahteraan.
Aspek lingkungan yaitu menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik
lingkungan opersional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide
bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi
lingkungan juga dianalisis.
14
Aspek Finansial
Menurut Suliyanto (2009) penghitungan aspek finansial akan dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Net Present Value (NPV)
Kelayakan suatu bisnis dinilai dari total manfaat yang diterima melebihi
biaya yang dikeluarkan. Bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari nol
(NPV>0) yang berarti bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat.
Rumus NPV dapat dinyatakan sebagai berikut:
NPV = ∑
........................................................................................(1)
1.
Keterangan :
Bt
= manfaat pada tahun t
Ct = biaya pada tahun t
t
= tahun kegiatan bisnis (t= 0,1,2,3,…, n)
i
= diskon rate (%)
Net Benefit – Cost ratio (Net B/C)
Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dikatakan layak jika Net B/C
lebih besar dari satu (Net B/C>1). Rumus dari Net B/C adalah sebagai berikut:
2.
Net B/C =
∑
∑
............................................................................(2)
Keterangan:
Bt
= manfaat pada tahun t
Ct = biaya pada tahun t
t
= tahun
i
= diskon rate (%)
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol
(NPV=0). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari opportunity
cost of capital. Berikut rumusan untuk IRR:
IRR = +
(
............................................................(3)
3.
Keterangan:
i1
= Diskon rate yang menghasilkan NPV positif
i2
= Diskon rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
Payback Periode
Metode ini mengukur kecepatan pengembalian investasi. Semakin cepat
Payback Periode suatu bisnis maka semakin baik bisnis tersebut dijalankan.
Berikut adalah rumusan dari Payback Periode:
x 1 tahun..................................................................(4)
PBP =
4.
15
5.
Analisis sensitivitas
Perubahan-perubahan yang umumnya terjadi dalam analisis sensitivitas
disebabkan oleh:
a.
Penurunan penjualan
b.
Kenaikan harga bahan baku
Kedua perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi berapa besar
pengaruh pada aliran kas perusahaan.
Metode Garis Lurus (straight-line method)
Metode ini mengasumsikan bahwa beban penyusutan setiap periode adalah
sama. Oleh karena itu, metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan
paling banyak digunakan.
PBP =
................................................................(5)
6.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah dan Profil Restoran Parara
Rerstoran Parara didirikan oleh Dr. Ir. Moh. Indah Ginting, MM. yang mana
beliau merupakan alumni perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Angkatan ke3. Pendirian usaha ini berawal dari motivasi beliau yang ingin memajukan sektor
perikanan di Indonesia agar masyarakat menyadari betapa pentingnya
mengkonsumsi ikan yang mana ikan merupakan makanan yang sangat bermanfaat
dan juga baik untuk otak serta kaya akan gizi yang sempurna, dari penjelasan
pendiri tersebut maka terpikirkanlah ide yang menarik bagi pendiri untuk
membuka sebuah restoran ber khas aneka makanan laut yang segar sehingga
usaha Restoran Parara didirikan pada tahun 2009.
Berbagai varian menu ikan gurame, bandeng, cumi, udang adalah bahan
baku untuk di olah menjadi sebuah masakan yang khas merupakan sebuah
keahlian yang diunggulkan Restoran Parara, terdapat 4 (empat) menu ikan olahan
yang menjadi menu andalan Restoran Parara yaitu Gurame Cabe Hijau, Gurame
Tahu Taosi, Bandeng Cabut Duri Cabe Hijau, dan Bandeng Palu Mara Khas
Makassar.
Restoran Parara Resto buka pada hari senin hingga minggu mulai pukul
10.00-22.00 WIB. Target pemasaran yang dilakukan Restoran Parara adalah
kalangan menengah hingga menengah ke atas serta kelas premium yang mana
Restoran Parara Resto menyajikan makanan yang terjamin mutu kualitas ikan
yang Fresh/ ikan hidup yang diolah dengan bumbu pilihan, sehingga rasa dan
manfaat dari makan ikan tersebut dapat dirasakan langsung oleh seluruh
pelanggan.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar merupakan aspek yang menempati urutan pertama dalam
menentukan studi kelayakan bisnis. Aspek pasar merupakan aspek yang perlu
dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat
dijual atau tidak, karena apabila dilakukan tanpa memperkirakan atau meneliti
16
permintaan pasar maka ke depannya usaha akan sulit untuk menentukan
kekurangan atau kelebihan permintaaan. Kekurangan permintaan produk akan
mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan biaya oprasional yang lebih besar
dibandingkan penerimaanya. Jika ada kelebihan permintaan yang terjadi maka
pihak pengelola usaha harus dapat menambah faktor-faktor input serta
menyesuaikan kapasitas yang ada secara realistis sehingga bisa memenuhi
kebutuhan permintaan yang ada. Pembahasan pada aspek ini meliputi kondisi
peluang usaha di pasar, kebijakan bauran pemasaran yang terdiri dari bauran
produk, harga dan promosi.
a.
Permintaan
Permintaan di Restoran Parara sangatlah fluktuatif. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemilik, bahwa permintaan terhadap menu andalan yaitu
Gurame Cabe Hijau, Gurame Tahu Taosi, Bandeng Cabut Duri Cabe Hijau,
dan Bandeng Palu Mara Khas Makassar di Restoran Parara Resto tidaklah
pernah berhenti. Pemesan yang ada merupakan orang lingkungan sekitar
daerah Jakarta Pusat dan terdiri dari kantor setempat yang berjumlah lebih
dari 30 kantor yang ada di sekeliling daerah Ruko Cempaka Mas Mega
Grosis seperti perusahaan Adira Finance, Bank BNI 46, Bank Mandiri,
Bank BCA, Grand Kimochi Spa, Mahkamah Konstitusi RI, PT. Askrida,
Pegadaian, dan PT. Gudang Garam. Setiap harinya jumlah rata-rata
penjualan dari ke-4 menu andalan tersebut sebanyak 150 hingga 350 Porsi.
b.
Target
Target yang ditentukan di Restoran Parara yaitu minimal 50 porsi dari
4 menu andalan serta minuman yang ada. Penjualan berlangsung fluktiatif,
pada kondisi hari kerja dari hari Senin hingga Jumat Restoran Parara
mendapatkan pendapatan kotor sampai Rp5 000 000 /hari. Sedangkan pada
hari sabtu-minggu hanya mendapatkan pendapatan Rp1 200 000 sampai
dengan Rp2 000 000 /harinya yang disebabkan liburnya kantor yang berada
di lingkungan sekitar daerah Jakarta Pusat.
c.
Harga
Harga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses
pemasaran produk. Harga yang ditawarkan oleh Restoran Parara cukup
bervariatif. Strategi penentuan harga yang ditetapkan melalui pendekatan
pasar yang berada di lingkungan sekitar Ruko Cempaka Mas Mega Grosir
yang merupakan kalangan orang kantoran dimana konsumen tersebut
menginginkan tempat yang nyaman serta makanan yang sehat, maka harga
yang ditawarkan perorang berkisar Rp35 000 sampai dengan Rp 100 000
/orang. Kenaikan harga akan mengikuti kenaikan bahan baku yang semakin
lama semakin melonjak naik.
d.
Pemasaran
Dalam melakukan kegiatan promosi Restoran Parara telah
melakukan kegiatan Personal Selling dan Sales Promotion. Salah satu
contoh Personal Selling yang dilakukan yaitu menawarkan langsung
menu andalan Restoran Parara kepada pelanggan, dalam Sales Promotion
usaha yang dilakukan dengan menawarkan Program Lucky Deep yaitu
pemberian hadiah berupa makanan atau minuman yang diberikan kepada
pelanggan apabila telah melakukan pembelian sebesar Rp150 000.
17
Aspek Teknis dan Teknologi
Suatu ide bisnis dinyatakan layak apabila aspek teknis dan teknologi
dibangun dan dijalankan (dioprasionalkan) dengan baik.
Proses Teknis
A.
Lokasi Usaha
Lokasi merupakan faktor yang mempengaruhi sukses atau gagalnya
sebuah bisnis. Lokasi ini ada yang mudah dijangkau konsumen ataupun
yang sulit di jangkau konsumen. Kemajuan sebuah usaha sangat ditentukan
oleh kunjungan konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
konsumen antara lain kenyamanan, waktu tempuh, biaya, kepercayaan,
kualitas, dan layanan. Lokasi usaha Restoran Parara beralamat di Ruko
Cempaka Mas Mega Grosir Blok: L/39, Jakarta Pusat. Lokasi berupa
bangunan ruko yang digunakan sebagai tempat usaha sekaligus tempat
tinggal untuk keluarga dan juga karyawan. Lokasi yang menjadi tempat
usaha Restoran Parara cukup strategis karena berada di lokasi dengan padat
penduduk dan juga daerah perkantoran sehingga mudah dalam mencari
calon konsumen.
B.
Fasilitas dan Peralatan
Fasilitas yang dimliki Restoran Parara berupa gedung ruko 5 lantai,
tempat tersebut digunakan sebagai tempat tinggal keluarga sekaligus tempat
usaha. Peralatan yang digunakan berupa perangkat komputer khusus
bernama Reptor yang dihubungkan dengan bagian dapur sehingga
Komputer tersebut dapat mempercepat proses pemesanan dan pembukuan.
Peralatan lain yang dimiliki oleh Restoran Parara dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Daftar peralatan restoran Parara
No
Nama Peralatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Mesin Reptor
Telepon
Hydro Water Pomp
TV 43Inch
Mesin Kasir
Mesin Fax
Box Telephone
Genset 5000w
Lampu serangga
AC Dempo
Sound System
Projector
Air purifiers
Jumlah Peralatan
(Set, Buah)
1
10
1
1
3
1
3
1
2
3
1
1
1
Umur Ekonomis
(Tahun)
10
5
10
5
5
10
10
5
10
5
10
5
5
Layout ruang usaha dan penjualan ditata sebaik mungkin dikarenakan
luas tempat usaha yang tidak begitu besar agar konsumen bisa merasa
nyaman dengan kondisi yang terdapat pada Gambar 2.
18
Tempat Bahan Baku
Tangga ke
Lantai 2
O-4
O-3
O-5
Ruang Cuci Piring
Tempat
K
A
S
I
R
D
A
P
U
R
Tempat
Cuci
Tangan
O-2
Etalase Piring
Meja 1
M
e
j
a
Meja 2
4
Meja 3
Meja 6
A
r
e
a
P
a
r
k
I
r
Meja 5
Meja 7
Meja 8
O-1
O-6
O-7
Meja 10
Meja 9
O-8
Gambar 2 Layout tempat usaha
Restoran Parara mempunyai kapasitas tempat duduk untuk makan
sebanyak 10 meja dan 40 kursi. Masing-masing unit memiliki ukuran
5x10m. Kapasitas maksimum dalam menerima konsumen di dalam ruangan
sebanyak 40 orang.
Teknologi
Pemilihan teknologi mempunyai dampak terhadap semua bagian
operasi. Pemilihan teknologi juga mempengaruhi strategi perusahaan
dengan keterkaitannya pada proses, peralatan, fasilitas, dan prosedur yang
dipilih. Sudut pandang dalam pemilihan teknologi di Restoran Parara
mengacu kepada efisiennya waktu kerja dan memaksimalkan pelayanan
dengan menggunakan mesin perhitungan bernama Reptor.
Reptor merupakan sebuah alat atau software yang biasa digunakan
pada perusahaan besar seperti rumah makan, restoran, perhotelan dan
berbagai industri di Jakarta yang mana alat ini memberikan fungsi dan
kelebihan yang baik digunakan untuk mencatat order customer di komputer
kasir dan secara otomatis datanya terkirim ke komputer yang ada di dapur
dan dapat lebih mempercepat alur proses produksi dan pelayanannya. Data
19
pemesanan harian yang terdapat di mesin Reptor dapat digunakan sebagai
acuan data transaksi sehingga bagian keuangan dapat menyusun laporan
keuangan berdasarkan data transaksi setiap harinya pada Restoran Parara.
Proses pengimputan mesin Reptor dapat di lihat pada Gambar 3.
Penginputan
Data
Penginputan
Rekap
Pesanan ke
Diterima
Jumlah
Laporan
Mesin
Bagian
Pembayaran ke
Pemesanan
Reptor
Dapur
mesin
Harian
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Datang
Memesan
Menunggu
Makanan
Konsumen
Membayar
Pesanan
Gambar 3 Proses penginputan mesin reptor
Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Aspek manajemen merupakan aspek yang berhubungan dengan
pengetahuan organisasi atau usaha yang harus mempertimbangkan struktur
kelembagaan, pola sosial yang ada pada daerah setempat. Sedangkan dalam aspek
manajmen tentunya menggunakan tenaga sumber daya manusia yang akan
membantu proses atau jalanya suatu perusahaan, dari hal tersebut maka sebuah
organisasi atau perusahaan dalam pendirianya harus mempunyai gambaran atau
struktur yang mengatur setiap kegiatan yang dilakukan.
Setiap posisi dalam struktur organisasi tentunya mempunyai tugas yang
berbeda sesuai dengan fungsinya (Job Description), fungsi tersebut berguna
dalam mencapai tujuan perusahaan. Restoran Parara dalam membuat struktur
organisasi menggunakan struktur organisasi linier, yaitu struktur organisasi yang
digunakan perusahaan yang memiliki pegawai maksimal berjumlah 20 pegawai,
karena jumlah pekerja yang ada di Restoran Parara hanya berjumlah 12 orang
sehingga struktur organisasi linier yang menjadikan acuan restoran parara dalam
keberlangsungan perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki
oleh Restoran Parara. Struktur organisasi Restoran Parara dapat di lihat pada
Gambar 4.
20
DIREKTUR
UTAMA
Manajer
Lapangan
Manajer
Quality
Keuangan
Bag.
DI CEMPAKA MAS
JAKARTA
IDOTA GINTING
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kelayakan
Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas Jakarta adalah benar karya saya dengan
arahan dari pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Idota Ginting
H24114082
iii
ABSTRAK
IDOTA GINTING. Studi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas
Jakarta. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan YUSRINA
PERMANASARI.
Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang
direncanakan. CV. Restoran Parara adalah sebuah perusahaan keluarga yang
berdiri pada tahun 2004 pertama kali di Palembang dengan Surat Keputusaan
Walikota Palembang No. 912/KPTS/SIUP-PK/200. Perusahaan telah berjalan
selama hampir empat tahun dari tahun 2009 hingga sekarang, sehingga pihak
perusahaan ingin mengetahui apakah usahanya telah layak secara aspek non
finansial dan finansial agar hasil tersebut dapat menjadi bahan evaluasi maupun
pengembangan selanjutnya bagi Restoran Parara. Aspek yang ditinjau dari segi
non finansial, yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen, dan aspek lingkungan
dapat disimpulkan bahwa Restoran Parara telah layak. Hasil dari aspek finansial
Menunjukan NPV bernilai positif 770 979 226, Nilai Net B/C sebesar 3.67. Nilai
IRR yang didapat sebesar 38%. Nilai Payback Period (PP) yaitu 2 tahun 5 bulan.
Kata kunci : Studi kelayakan bisnis, NPV, IRR, Net B/C, PBP, Analisis
Sensitivitas.
ABSTRACT
IDOTA GINTING. Business Feasibility Study in Cempaka Mas Restaurant Parara
Jakarta. Guided by ABDUL KOHAR IRWANTO and YUSRINA
PERMANASARI.
The feasibility study is a material consideration in making a decision,
whether to accept or reject the idea of a planned effort. CV. Parara restaurant is a
family company established in 2004 with the first letter in the Decree of the
Mayor of Palembang Palembang No. 912/KPTS/SIUP-PK/200. The company has
been running for almost four years from 2009 until now so the company wants to
know if its been worth the financial and non-financial aspects so that the results
can be material to the evaluation and further development Parara Restaurant.
Aspects in terms of non-financial, which includes aspects of markets and
marketing, technical and technological aspects, social and economic aspects,
management aspects, and environmental aspects can be concluded that the
restaurant has decent Parara. Financial aspects of the results of the NPV is
positive 770 979 226, Value Net B / C of 3.67. IRR values obtained by 38%.
Value Payback Period (PP) which is 2 years 5 months.
Key Word : Business Feasibility Study, NPV, IRR, Net B/C, PBP, Sensitifity
Analysis.
STUDI KELAYAKAN BISNIS RESTORAN PARARA
DI CEMPAKA MAS
JAKARTA
IDOTA GINTING
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
v
Judul Skripsi : Studi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Jakarta
Nama
: Idota Ginting
NIM
: H24114082
Disetujui oleh
Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Pembimbing I
Yusrina Permanasari, SSos, ME
Pembimbing II
Diketahui Oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan
Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW, keluarga, dan pengikutnya.
Tema skripsi penulis yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan
mei 2013 sampai oktober 2013 ini adalah studi kelayakan bisnis, dengan judul
Evaluasi Kelayakan Bisnis Restoran Parara di Cempaka Mas Jakarta.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Kohar Irwanto,
Msc selaku pembimbing utama dan Ibu Yusrina Permanasari, SSos, MM selaku
pembimbing kedua atas saran dan motivasi yang diberikan. Selain itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ir M Indah Ginting, MM selaku
pemilik perusahaan yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam
mengumpulkan dan menyelesaikan penelitian. Terima kasih penulis ucapkan juga
kepada orang tua, keluarga, serta seluruh teman-teman atas doa dan kasih
sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Desember 2013
Idota Ginting
vii
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TUNJAUAN PUSTAKA
3
Pengertian Bisnis
3
Tujuan Bisnis
4
Bisnis Jasa
4
Pengertian Restoran
5
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
7
Penelitian Terdahulu
10
METODE
10
Kerangka Pemikiran Penelitian
11
Lokasi dan Waktu Penelitian
12
Jenis Sumber Data
12
Pengolahan dan Analisis Data
12
Aspek Non Finansial
12
Aspek Finansial
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Sejarah dan Profil Restoran Parara
14
Aspek Pasar dan Pemasaran
14
Aspek Teknis dan Teknologi
16
Aspek Manajmen dan Sumber Daya Manusia
18
Aspek Sosial dan Ekonomi
20
vi
Aspek Lingkungan
20
Aspek Finansial
20
Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
23
Analisis Sensitivitas (Switching Value)
25
SIMPULAN DAN SARAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27
DAFTAR TABEL
1. Perkembangan bisnis restoran di daerah Jakarta 2005-2008
1
2. Penelitian terdahulu
10
3. Daftar peralatan restoran Parara
16
4. Data penjualan produk restoran Parara tahun 2010-2012
21
5. Data pendapatan usaha restoran Parara tahun 2010-2012
21
6. Rekapitulasi biaya investasi tahun 2008-2013
22
7. Rekapitulasi biaya oprasional usaha restoran Parara 2010-2012
23
8. Hasil analisis finansial Cash Flow usaha restoran Parara
24
9. Hasil analisis sensitivitas sekenario 1
25
10. Hasil analisis sensitivitas sekenario 2
26
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran
11
2. Layout tempat usaha
17
3. Proses kegiatan
18
4. Struktur organisasi restoran Parara
19
vii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Total investasi
30
2. Biaya tetap
31
3. Biaya variabel
32
4. Laporan laba rugi
33
5. Modal awal kerja
34
6. Analisis perhitungan Cash Flow
35
7. Analisis perhitungan sensitivitas sekenario 1
36
8. Analisis perhitungan sensitivitas sekenario 2
37
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim, dengan hampir dua per tiga wilayah
negeri ini adalah air dan lautan. Laut Indonesia memiliki potensi yang sangat
besar untuk dikembangkan karena memiliki sumber daya yang melimpah, salah
satunya terdapat berbagai jenis ikan, termasuk ikan yang dapat dikonsumsi. Ikan
merupakan salah satu sumber pangan karena memiliki kandungan protein yang
sangat baik dan memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk pertumbuhan,
kesehatan ibu hamil, dan pembentukan otak janin. Jumlah konsumsi ikan
masyarakat Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan yang relatif kecil yaitu
sebesar 0,94% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 0,95% dengan jumlah konsumsi ikan sebesar 33,89 Kg/Kapita/Tahun.
Walaupun demikian tingkat konsumsi ikan di Indonesia pada tahun 2012 masih
lebih kecil dari pada tingkat konsumsi ikan di negara-negara kawasan Asia
Tenggara, yaitu Malaysia sebesar 45 Kg/Kapita/Tahun dan Thailand sebesar 35
Kg/Kapita/Tahun. Hal ini merupakan salah satu yang mendorong pemerintah
untuk merancang program, yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan yang
biasa di sebut Gemar ikan (BPS 2012).
Parara Resto yang memiliki tagline “Tiada hari tanpa makan ikan”
merupakan salah satu Restoran yang mendukung program Gemarikan. CV. Parara
Resto merupakan sebuah perusahaan keluarga yang berdiri pada tahun 2004
pertama kali di Palembang dengan Surat Keputusaan Walikota Palembang No.
912/KPTS/SIUP-PK/2004, yang mana awal berdiri dan berlokasi di Jalan Sumpah
Pemuda Blok. J No.5 Palembang, Sumatra Selatan dan pada tahun 2009 Parara
Resto memindahkan lokasi restorannya ke Ruko Cempaka Mas Tengah Blok :
L/39, Jakarta Pusat hingga sekarang. Bisnis CV. Parara Resto meliputi restoran
dan catering dengan kualitas makanan yang baik dan cita rasa yang khas, serta
mempunyai berbagai variasi menu makanan.
Selain mendukung program pemerintah, Parara Resto didirikan karena
melihat bisnis restoran yang semakin berkembang dari tahun 2005 hingga 2008
yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah usaha restoran yang tersaji pada pada
Tabel 1.
Tabel 1 Perkembangan bisnis restoran di daerah Jakarta tahun 2005 - 2008
USAHA
Jumlah Usaha Restoran
2005
122
2006
184
2007
265
2008
388
a
Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2009
TAHUN
Pertumbuhan (%)
0.78
0.68
0.84
Berdasarkan Tabel 1 terlihat perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap
tahun mengalami peningkatan sehingga hal ini mendorong Restoran Parara ingin
terus berkembang karena kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan intensitas
persaingan yang semakin ketat membuat seorang pengusaha tidak cukup hanya
mengandalkan pengalaman dan intuisi saja dalam memulai usaha ataupun
menjalankan usahany sehingga Seorang pengusaha dituntut untuk melakukan
2
studi kelayakan terhadap ide bisnis yang akan dijalankan agar tidak terjadi
keterlanjuran investasi dikemudian hari.
Menurut Suliyanto (2010), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak, sebuah ide bisnis dinyatakan layak apabila ide tersebut
dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder)
dibandingkan dengan dampak negatif yang ditimbulkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen pada awal berdiri
Restoran Parara yang kurang lebih hampir 4 tahun berjalan ini tidak pernah
dilakukan rencana non finansial maupun finansial untuk mengetahui kelayakan
bisnis usaha ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kelayakan bisnis
untuk mengetahui apakah bisnis yang telah dijalankan Restoran Parara ini telah
layak dari aspek non finansial dan juga aspek finansial sehingga dapat
menggunakan hasil dari studi kelayakan bisnis ini sebagai rencana kedepan dalam
menambah tingkat benefit yang diterima ataupun mengembangkan usaha ini.
Untuk aspek non finansial yang akan dianalisis yaitu aspek pasar dan pemasaran,
teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, sosial dan ekonomi,
serta lingkungan. Sedangkan aspek finansial yang akan dianalisis dengan
mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Internal Rate
of Return (IRR), Pay Back Period (PBP),Sensitivitas.
Rumusan Masalah
Seiring dengan perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap tahun
mengalami peningkatan, mendorong perusahaan untuk tetap ingin menambah
tingkat benefit yang diterima ataupun mengembangkan usaha ini. Oleh karena itu,
Restoran Parara membutuhkan suatu perencanaan yang matang dari studi
kelayakan bisnis yang ditinjau pada aspek non finansial maupun finansial
sehingga Restoran Parara dapat mengetahui apakah usaha yang telah berjalan
selama 4 (empat) tahun ini sudah layak atau tidak layak. Berdasarkan latar
belakang yang diuraikan maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1.
2.
3.
Bagaimana kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek Non finansial
meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan
sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan?
Bagaimana kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek finansial dengan
mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Net B/C,
Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP)?
Bagaimana analisis sensitivitas dengen menggunakan metode Switching
Value?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek Non financial
meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan
sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan.
3
2.
3.
Menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto dilihat dari aspek finansial
dengan mengguanakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP),
Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP).
Menganalisis sensitivitas dengan metode Switching Value.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain
adalah:
1.
2.
3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Parara Resto sebagai
pertimbangan dalam keberlangsungan dan perkembangan bisnis Parara
Resto.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi
bagi masyarakat umum yang sedang atau ingin memulai bisnis
restoran/rumah makan agar dapat memulai dan mengembangkan bisnisnya.
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat ilmiah mengenai
studi kelayakan bisnis restoran/rumah makan untuk menjadi bahan referensi
dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Parara Resto sudah berdiri selama empat tahun. Penulis ingin mencoba
membuat studi kelayakan bisnis karena pada awal berdirinya Restoran Parara,
pemilik perusahaan sama sekali belum pernah melakukan analisa mengenai
kelayakan bisnis yang mana untuk mengetahui apakah bisnis yang telah
dijalankan Restoran Parara ini telah layak dari aspek non finansial dan juga aspek
finansial sehingga dapat menggunakan hasil dari studi kelayakan bisnis ini
sebagai rencana kedepan dalam menambah tingkat benefit yang diterima ataupun
mengembangkan usaha ini. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada aspek-aspek
sebagai berikut :
1.
2.
Penelitian ini untuk menganalisis kelayakan bisnis Parara Resto selama tiga
tahun terakhir (2010-2012).
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis aspek Non finansial (aspek
pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya
manusia, sosial dan ekonomi, serta lingkungan), aspek finansial (NVP, Net
B/C, IRR, dan PBP), analisis sensitivitas dan analisis Switching Value dari
bisnis Parara Resto.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Bisnis
Suliyanto (2010) mengatakan “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”,
yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya “kesibukan”. Bisnis dalam arti
luas sering didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan
dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara
menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari
keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan.
4
Tujuan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) mendefinisi pengertian bisnis dengan tujuan
bisnis yang dapat dikelompokan menjadi dua kelompok berikut :
1.
Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented), bisnis yang
berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan semata-mata bertujuan
memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan
karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut.
Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non-profit oriented), bisnis yang
tidak berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan denga tujuan
utama untuk kepentingan sosial.
Berdasarkan jenis kegiatannya secara umum bisnis dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu :
2.
a.
Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian
barang-barang tambang.
b.
Bisnis agraris adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian,
termasuk didalamnya perikanan, peternakan, perkebunan, dan
kehutanan.
Bisnis industry adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pengolahan
(manufaktur), yaitu bisnis dengan tujuan untuk mengubah barang
yang kurang berdaya guna menjadi lebih berdaya guna.
Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk
yang tidak berwujud.
c.
d.
Bisnis Jasa
Menurut Kotler (2005) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Klasifikasi jasa sangat membantu
dalam batasan-batasan dari suatu industri jasa, srhingga tidak hanya memberikan
pemahaman akan kebutuhan dan perilaku konsumen secara lebih baik, akan tetapi
dalam memberikan pemahaman sistem pengelolaan data yang lebih baik. Namun
pada industri jasa masih didominasi oleh orientasi kepada operasi yang
menyatakan bahwa industri jasa sangat beragam dan berbeda. Untuk itu klasifikasi
jasa sangat diperlukan pihak perusahaan dalam memberikan pemahaman tentang
kebutuhan dan perilaku konsumen secara lebih baik dan benar. Komponene jasa
merupakan suatu bagian yang sedikit atau utama dari seluruh penawaran, hal
tersebut dapat dibedakan menjadi lima kategori antara lain:
1.
2.
3.
Pure Tangible Good, barang berwujud yang hanya menilputi barang yang
dapat dilihat seperti sabun, pasta gigi, atau gula. Tidak terdapat jasa yang
mendampingi produk tersebut.
Tangible Good With: Accompanying Service, barang berwujud dengan jasa
tambahan yang terdiri dari barang nyata, disertai oleh satu atau lebih jasa
untuk memperkuat daya tarik konsumen. Misalnya penjualan mobil atau
computer yang sangat bergantung pada kualitas barang tersebut dan
tersedianya pelayanan purna jual atau bergaransi.
Hiebried, terdiri dari barang dan jasa dengan property yang sama seperti
restoran yang harus didukung oleh makanan dan pelayanannya.
5
4.
5.
Mayor Service With Accompanying Minor Good and Service, terdiri dari
jasa utama dan jasa tambahan atau barang pelengkap lainnya, misalnya
penumpang penerbangan membeli jasa transportasi. Dalam penerbangannya
disertai juga pelayanan tambahan seperti amakann dan minuman serta
majalah.
Pure Service, jasa murni, yang menawarkan suatu jasa seperti jasa penjaga
bayi, memasukkan pelayanan psioterapi dalam pemijatan (massage).
Pengertian Restoran
Menurut Torsina (2010) restoran berasal dari kata restoration yang berarti
mengembalikan atau pemulangan yang maksudnya setelah tubuh kita bekerja, kita
mengisi kembali kalori tubuh dengan singgah di suatu tempat untuk makan atau
minum. Pada perkembangannya kata restoration diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kata restoran.
1.
2.
Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW
105/MPPT-85 menjelaskan bahwa restoran adalah salah satu jenis usaha
dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan
yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman
untuk umum.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1985), restoran adalah setiap bangunan
yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan (pengolahan) serta penjualan (penyajian) makanan dan minuman
bagi masyarakat umum. Proses pengolahan dapat berada pada suatu
bangunan lain yang terpisah dengan proses penjualan.
Jenis Restoran
Menurut Torsina (2010) terdapat 10 jenis restoran, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Family contintental, yaitu restoran tradisi untuk keluarga, mementingkan
masakan enak, suasana, dan harga yang bersahabat. Biasanya pelayanan dan
dekorasinya biasa-biasa saja.
Fast food, yaitu eat-in (makan di restoran) dan take-out (dibungkus untuk
dimakan di luar restoran). Menu siap atau segera tersedia. Memiliki
keterbatasan dalam jenis, ruang dengan dekorasi warna-warna utama. Harga
tidak mahal serta mengutamakan banyak pelanggan.
Kafetaria, biasanya terdapat di dalam gedung-gedung perkantoran atau pusat
perbelanjaan, sekolah, dan pabrik-pabrik.
Gourment, yaitu restoran berkelas. Suasana restoran sangat nyaman dengan
dekorasi yang artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar
penyajian yang tinggi dan bergengsi. Minuman yang disajikan seperti wines
dan liquors.
Etnik, menyajikan masakan dari daerah (suku atau negara) yang spesifik,
misalnya masakan Jawa Timur, Manado, India, Cina, dan lain-lain.
Dekorasi biasanya disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan bahkan
termasuk pakaian seragam para karyawannya.
Buffet, ciri utamanya adalah satu harga untuk makan sepuasnya untuk menu
yang disajikan pada buffet. Peragaan dan display makanan sangat penting
disini karena produk langsung menjual dirinya sendiri.
6
7.
8.
9.
10.
Coffe shop, jenis ini ditandai pelayanan secara cepat dan siklus pergantian
pengunjung yang cepat pula. Banyak seating serta menekankan suasana
informal. Lokasi utamanya di gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan.
Snack bar, ruangan biasanya lebih kecil sehingga cukup untuk melayanai
orang-orang yang ingin makan makanan kecil/jajanan.
Drive in/thru or parking, para pembeli yang memakai mobil tidak perlu
turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat-in atau
take-out. Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Lokasi harus
sesuai untuk tempat parkir mobil/motor.
Specialty restaurant, jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi
menyajikan makanan khas yang menarik dan bermutu. Ditujukan kepada
turis atau keluarga dalam suasana khas yang lain daripada yang lain.
Klasifikasi Restoran
Menurut Rahman (2010) klasifikasi restoran berdasarkan pengelolaan dan
sistem penyajian dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
2.
3.
Restoran formal, yaitu restoran yang dikelola secara komersial dan
profesional dengan pelayanan eksklusif.
Restoran non-formal, seperti halnya restoran formal hanya saja lebih
mengutamakan kecepatan pelayanan dan umumnya dengan harga yang lebih
murah.
Specialties restaurant, yaitu restoran yang menyediakan makanan dengan
sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.
Penyebab Perkembangan Usaha Restoran
Menurut Mukhtar (2009) berpendapat bahwa perkembangan usaha restoran
menjadi sangat cepat diakibatkan oleh:
1.
Potensi pasar yang besar dan selalu bertambah.
2.
Peralatan makanan, sistem kontrol, serta perlengkapan fisik lain yang telah
berkembang.
3.
Meningkatnya aktifitas travelling, waktu luang, serta berbagai alasan
keadaan untuk makan di luar.
4.
Harga makanan yang menjadi lebih tinggi memberikan kesempatan yang
baik untuk mendapatkan banyak uang.
Pengusahaan Restoran dan Pemimpin Restoran
Marsum (2009) berpendapat bahwa pengusahaan restoran meliputi jasa
pelayanan makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok dan jasa
hiburan didalam bangunan restoran sebagai usaha penunjang yang tidak
terpisahkan dari usaha pokok sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang
ditetapkan dan pemimpin restoran adalah seorang atau lebih yang sehari-hari
mempimpin dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan usaha restoran tersebut,
sedangkan bentuk usaha restoran ini dapat berbentuk Perorangan atau Badan
Usaha (PT, CV, Fa atau koperasi) yang tunduk kepada hukum Indonesia.
7
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Ibrahim (2008) studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah
kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan
manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social
benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu
menggambarkan layak dalam arti financial benefit, tergantung dari segi penilaian
yang dilakukan.
Sedangkan menurut Suliyanto (2010) studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan
jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak
(stake holder) dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan dan menurut
Subagyo (2005) menyatakan bahwa studi kelayakan adalah penelitian yang
mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk
dilaksanakan.
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Umar (2005) berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari
studi kelayakan bisnis sekurang-kurangnya mencakup empat pihak yang
berkepentingan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Bagi pihak investor : Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan
penilaian dari kelayakan usaha untuk menjadi masukan berguna, karena
sudah mengkaji berbagai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial secara
komprehensif dan detail, sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk
membuat keputusan investasi secara lebih obyektif.
Bagi analisis : Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat
dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan
penilaian suatu rencana usaha, usaha baru, pengembangan usaha, atau
menilai kembali usaha yang sudah ada.
Bagi masyarakat : Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang
terlibat secara langsung maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai
akibat dari adanya usaha tersebut.
Bagi pemerintah : Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan bisnis ini
bagi pemerintah, terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya, baik
dalam pemanfaatan sumber-sumber alam (SDA) maupun pemanfaatan
sumber daya manusia (SDM) berupa penyerapan tenaga kerja, selain itu,
adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi
kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya
akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai
(PPN) maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya
perijinan, biaya pendaftaran, administrasi dan lainnya yang layak diterima
sesuai dengan ketentuan berlaku. Secara makro, pemerintah dapat berharap
dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini mempercepat pertumbuhan
8
ekonomi daerah maupun nasional, sehingga tercapai pertumbuhan penduduk
domestik bruto (PDB) dan kenaikan penerimaan per kapita.
Langkah-Langkah Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) beberapa langkah kegiatan penyusunan studi
kelayakan bisnis, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penemuan ide bisnis
Melakukan studi pendahuluan
Membuat desain studi kelayakan
Pengumpulan data
Analisis dan interpretasi data
Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Penyusunan laporan studi kelayakan bisni
Hal yang Mendorong Dilakukannya Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak
hanya dilakukan pada saat ide untuk merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi
studi kelayakan bisnis juga diperlukan ketika pelaku bisnis akan melakukan halhal berikut :
1.
2.
3.
Merintis usaha baru yaitu ketika seorang pelaku bisnis akan merintis usaha
baru studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang
akan dirintis layak atau tidak untuk dijalankan.
Mengembangkan usaha yang sudah ada yaitu ketika seorang pelaku bisnis
akan mengembangkan usaha, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk
mengetahui apakah ide bisnis pengembangan bisnis layak atau tidak untuk
dijalankan
Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungka.
Seringkali investor dan pelaku bisnis dihadapkan pada masalah untuk
menentukan pilihan jenis bisnis atau investasi/proyek karena terbatasnya
biaya untuk investasi. Agar pilihan investasi dapat optimal maka diperlukan
danya studi kelayakan bisnis untuk menentukan pilihan dan berbagai
alternatif investasi yang ada.
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010) untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang
dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis yang mendalam
perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan bisnis, yaitu :
a.
Aspek pasar dan pemasaran yaitu menganalisis potensi pasar, intensitas
persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi
pemsaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan. Menurut Kotler (2001) Ada empat jenis kegiatan promosi yaitu:
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan media
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan percakapan lisan, dua arah.
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal
mengenai informasi/berita yang biasanya bersifat ilmiah.
9
Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi
dengean menggunakan contoh dan tujuan umum.
Aspek teknis dan teknologi yaitu menganalisis kesiapan teknis dan
ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
Aspek manajemen dan sumber daya manusia yaitu aspek menejemen dan
sumber daya manusia menganalisis tahapan-tahapan pelaksanaan bisnis dan
kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kasar maupun tenaga kerja terampil yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Aspek sosial dan ekonomi adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengangguran. Sedangkan aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan
peluang peningkatan pendapatan masyarakat asli daerah. Suatu bisnis tidak
akan ditolak oleh masyarakat sekitar secara sosial dan secara ekonomi
memberikan dampak kesejahteraan.
Aspek lingkungan yaitu menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik
lingkungan opersional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide
bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi
lingkungan juga dianalisis.
Aspek Keuangan yaitu menganalisis besarnya biaya investasi dan modal
kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang akan dijakankan.
Metode yang termasuk penilaian aspek keuangan, yaitu :
1.
Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi
kekurangan-keurangan yang terdapat pada metode Payback Period
(PP). Metode NPV merupakan metode yang digunakan dengan cara
membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih
(proceeds) dengan niai sekarang dari biaya pengeluaran suatu
investasi (outlays). Hasil perhitungan NPV positif berarti investasi
akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rate of
return minimum yang diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif berarti
investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan rate
of return minimum yang diinginkan. Maka investasi sebaiknya
ditolak.
2.
Metode Internal Rate of return (IRR) pada dasarnya merupakan
metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan
antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas
keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada prinsipnya metode ini
digunakan untuk enghitung besarnya rate of return yang sebenarnya.
Pada dasarnya Internal Rate of Return harus dicari dengan cara trial
and error.
3.
Metode Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) menyatakan besarnya
pengembalian terhadap setiap suatu biaya yang telah dikeluarkan
selama umur proyek.
4.
Metode Payback Period (PBP) merupakan metode yang digunakan
untuk menghitung lama priode yang diperlukan untuk mengembalikan
uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas (proceeds) tahunan
yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut.
5.
Analisis sensitivitas adalah analisis yang menguji seberapa jauh
proyek yang dilaksanakan sensitive terhadap perubahan dari hargaharga input dan output. Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena
4.
b.
c.
d.
e.
f.
10
dalam analisis kelayakan suatu usaha perhitungan umumnya
didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tujuan utama
dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk memperbaiki desain
dan atau pelaksanaan bisnis sehingga dapat meningkatkan IRR dan
untuk mengurangi resiko kerugian, dengan cara melakukan tindakantindakan pencegahan yang dianggap perlu saat pelaksanaan
pembangunan proyek. Analisis sensitivitas menggunakan metode
switching value atau nilai pengganti. Perhitungan switching value ini
merupakan perhitungan untuk melihat ambang batas usaha atau
proyek dapat dijalankan meskipun terdapat perubahan pola komponen
biaya dan harga input baik peningkatan maupun penurunan dari nilai
sebelumnya.
Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Penelitian terdahulu
No
Peneliti
Tahun
1
Debie
Natalia
Fransisca F.
Napitupulu
2009
2
Ade Fajar
Maulana
2010
3
Puti Jeineva
2011
Judul
Analisis Kelayakan
Usaha Pembuatan Jus
dan Sirup Belimbing
manis dan Jambu Biji
Merah
Analisis Kelayakan
Usaha Rumah Makan
Sederhana Waroeng
Jaya, Bogor Jawa Barat
Analisis Kelayakan
Usaha Restoran Pastel
PizzaAnd Rijasttafel Di
Kota Bogor
Alat Analisis
NVP
(„000Rp)
Net
B/C
IRR
(%)
PBP
292.938
3,09
48,95
3 Tahun
6 Bulan
55.796
3,9
109
1 Tahun
6 Bulan
293.798
2,01
26,76
5 Tahun
5 Bulan
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Seiring dengan perkembangan bisnis restoran yang hampir setiap tahun
mengalami peningkatan jumlah restoran yang ditunjukan pada tabel 1, sebesar
0.10% pada tahun 2006-2007 dan 0.16% pada tahun 2007-2008, hal ini
menunjukan perkembangan bisnis restoran yang sangat potensial untuk
dikembangkan sehingga mendorong Restoran Parara ingin terus meningkatkan
benefit perusahaan ataupun mengembangkan usahanya.
Selama 4 tahun berjalan Restoran Parara tidak pernah mengetahui apakah
bisnis yang telah dijalankan ini telah layak atau tidak layak dari sisi non finansial
yang menganalisis tentang aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek lingkungan.
11
Pada aspek finansial dilakukan analisis mengenai NPV, Net B/C, IRR, PBP dan
analisis sensitivitas dengan metode Switching Value dari usaha Restoran Parara.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi
Restoran Parara untuk menjalankan usahanya. Apabila hasil dari penelitian ini
menunjukan usaha ini layak maka akan dilanjutkan. Sedangkan apabila hasil dari
analisis finansial tidak layak maka akan menjadi bahan evaluasi bagi Restoran
Parara. Berdasarkan urainan di atas maka gambar kerangka pemikiran usaha
Restoran Parara dapat dilihat pada Gambar 1.
12
Bisnis CV. Parara Resto
Keinginan untuk meningkatkan penerimaan
pendapatan
Keinginan untuk mengetahui kelayakan
bisnis selama masa proyek berjalan
Mengatasi kenaikan harga-harga bahan baku
dan memanfaatkan peluang yang ada
Analisis Kelayakan Bisnis
Aspek
Non finansial
Aspek pasar dan
pemasaran
Aspek teknis dan
teknologi
Aspek menejemen
Aspek sosial dan
ekonomi
Aspek lingkungan
Aspek
Finansial
NPV
Net B/C
IRR
PBP
A Analisis
nSensitifitas
a dengan
metode
Switching
l
Value
i
s
Batas Penurunan
i - rata
Rata
s
Penjualan
Batas
S Kenaikan
Harga bahan baku
e
Layak
Tidak Layak
Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV Parara Resto yang beralamat di Ruko
Cempaka Mas Tengah Blok : L/39, Jakarta Pusat. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan Mei hingga bulan Oktober 2013 (6 bulan).
13
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi di
lapangan dan wawancara langsung dengan pemilik dan manager pelaksana. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dokumen-dokumen
tertulis yang diperoleh dari CV. Parara Resto, studi literatur, dan informasi dari
beberapa instansi terkait seperti BPS Kota Jakarta, serta referensi-referensi
lainnya berupa makalah dan hasil penelitian terdahulu.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan melihat dua aspek besar dalam studi
kelayakan bisnis, yaitu aspek non finansial (aspek pasar dan pemasaran, teknis
dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, sosial dan ekonomi, serta
lingkungan), aspek finansial (NVP, Net B/C, IRR, dan PBP), selama tiga tahun
dan juga menganalisis sensitivitas dari kemungkinan penurunan penjualan dan
juga kenaikan harga bahan baku dari tingkat inflasi serta analisis switching value
untuk mencari batas kelayakan suatu usaha atau proyek. Alat bantu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Office Excel 2007.
Aspek Non Finansial
Menurut Suliyanto (2009) aspek non finansial dapat dianalisis melalui
berbagai aspek, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek pasar dan pemasaran yaitu menganalisis potensi pasar, intensitas
persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi
pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan.
Aspek teknis dan teknologi yaitu menganalisis kesiapan teknis dan
ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis tahapan-tahapan
pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kasar maupun
tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Aspek sosial dan ekonomi adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengangguran. Sedangkan aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan
peluang peningkatan pendapatan masyarakat asli daerah. Suatu bisnis tidak
akan ditolak oleh masyarakat sekitar secara sosial dan secara ekonomi
memberikan dampak kesejahteraan.
Aspek lingkungan yaitu menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik
lingkungan opersional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide
bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi
lingkungan juga dianalisis.
14
Aspek Finansial
Menurut Suliyanto (2009) penghitungan aspek finansial akan dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Net Present Value (NPV)
Kelayakan suatu bisnis dinilai dari total manfaat yang diterima melebihi
biaya yang dikeluarkan. Bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari nol
(NPV>0) yang berarti bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat.
Rumus NPV dapat dinyatakan sebagai berikut:
NPV = ∑
........................................................................................(1)
1.
Keterangan :
Bt
= manfaat pada tahun t
Ct = biaya pada tahun t
t
= tahun kegiatan bisnis (t= 0,1,2,3,…, n)
i
= diskon rate (%)
Net Benefit – Cost ratio (Net B/C)
Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dikatakan layak jika Net B/C
lebih besar dari satu (Net B/C>1). Rumus dari Net B/C adalah sebagai berikut:
2.
Net B/C =
∑
∑
............................................................................(2)
Keterangan:
Bt
= manfaat pada tahun t
Ct = biaya pada tahun t
t
= tahun
i
= diskon rate (%)
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol
(NPV=0). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari opportunity
cost of capital. Berikut rumusan untuk IRR:
IRR = +
(
............................................................(3)
3.
Keterangan:
i1
= Diskon rate yang menghasilkan NPV positif
i2
= Diskon rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
Payback Periode
Metode ini mengukur kecepatan pengembalian investasi. Semakin cepat
Payback Periode suatu bisnis maka semakin baik bisnis tersebut dijalankan.
Berikut adalah rumusan dari Payback Periode:
x 1 tahun..................................................................(4)
PBP =
4.
15
5.
Analisis sensitivitas
Perubahan-perubahan yang umumnya terjadi dalam analisis sensitivitas
disebabkan oleh:
a.
Penurunan penjualan
b.
Kenaikan harga bahan baku
Kedua perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi berapa besar
pengaruh pada aliran kas perusahaan.
Metode Garis Lurus (straight-line method)
Metode ini mengasumsikan bahwa beban penyusutan setiap periode adalah
sama. Oleh karena itu, metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan
paling banyak digunakan.
PBP =
................................................................(5)
6.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah dan Profil Restoran Parara
Rerstoran Parara didirikan oleh Dr. Ir. Moh. Indah Ginting, MM. yang mana
beliau merupakan alumni perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Angkatan ke3. Pendirian usaha ini berawal dari motivasi beliau yang ingin memajukan sektor
perikanan di Indonesia agar masyarakat menyadari betapa pentingnya
mengkonsumsi ikan yang mana ikan merupakan makanan yang sangat bermanfaat
dan juga baik untuk otak serta kaya akan gizi yang sempurna, dari penjelasan
pendiri tersebut maka terpikirkanlah ide yang menarik bagi pendiri untuk
membuka sebuah restoran ber khas aneka makanan laut yang segar sehingga
usaha Restoran Parara didirikan pada tahun 2009.
Berbagai varian menu ikan gurame, bandeng, cumi, udang adalah bahan
baku untuk di olah menjadi sebuah masakan yang khas merupakan sebuah
keahlian yang diunggulkan Restoran Parara, terdapat 4 (empat) menu ikan olahan
yang menjadi menu andalan Restoran Parara yaitu Gurame Cabe Hijau, Gurame
Tahu Taosi, Bandeng Cabut Duri Cabe Hijau, dan Bandeng Palu Mara Khas
Makassar.
Restoran Parara Resto buka pada hari senin hingga minggu mulai pukul
10.00-22.00 WIB. Target pemasaran yang dilakukan Restoran Parara adalah
kalangan menengah hingga menengah ke atas serta kelas premium yang mana
Restoran Parara Resto menyajikan makanan yang terjamin mutu kualitas ikan
yang Fresh/ ikan hidup yang diolah dengan bumbu pilihan, sehingga rasa dan
manfaat dari makan ikan tersebut dapat dirasakan langsung oleh seluruh
pelanggan.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar merupakan aspek yang menempati urutan pertama dalam
menentukan studi kelayakan bisnis. Aspek pasar merupakan aspek yang perlu
dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat
dijual atau tidak, karena apabila dilakukan tanpa memperkirakan atau meneliti
16
permintaan pasar maka ke depannya usaha akan sulit untuk menentukan
kekurangan atau kelebihan permintaaan. Kekurangan permintaan produk akan
mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan biaya oprasional yang lebih besar
dibandingkan penerimaanya. Jika ada kelebihan permintaan yang terjadi maka
pihak pengelola usaha harus dapat menambah faktor-faktor input serta
menyesuaikan kapasitas yang ada secara realistis sehingga bisa memenuhi
kebutuhan permintaan yang ada. Pembahasan pada aspek ini meliputi kondisi
peluang usaha di pasar, kebijakan bauran pemasaran yang terdiri dari bauran
produk, harga dan promosi.
a.
Permintaan
Permintaan di Restoran Parara sangatlah fluktuatif. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemilik, bahwa permintaan terhadap menu andalan yaitu
Gurame Cabe Hijau, Gurame Tahu Taosi, Bandeng Cabut Duri Cabe Hijau,
dan Bandeng Palu Mara Khas Makassar di Restoran Parara Resto tidaklah
pernah berhenti. Pemesan yang ada merupakan orang lingkungan sekitar
daerah Jakarta Pusat dan terdiri dari kantor setempat yang berjumlah lebih
dari 30 kantor yang ada di sekeliling daerah Ruko Cempaka Mas Mega
Grosis seperti perusahaan Adira Finance, Bank BNI 46, Bank Mandiri,
Bank BCA, Grand Kimochi Spa, Mahkamah Konstitusi RI, PT. Askrida,
Pegadaian, dan PT. Gudang Garam. Setiap harinya jumlah rata-rata
penjualan dari ke-4 menu andalan tersebut sebanyak 150 hingga 350 Porsi.
b.
Target
Target yang ditentukan di Restoran Parara yaitu minimal 50 porsi dari
4 menu andalan serta minuman yang ada. Penjualan berlangsung fluktiatif,
pada kondisi hari kerja dari hari Senin hingga Jumat Restoran Parara
mendapatkan pendapatan kotor sampai Rp5 000 000 /hari. Sedangkan pada
hari sabtu-minggu hanya mendapatkan pendapatan Rp1 200 000 sampai
dengan Rp2 000 000 /harinya yang disebabkan liburnya kantor yang berada
di lingkungan sekitar daerah Jakarta Pusat.
c.
Harga
Harga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses
pemasaran produk. Harga yang ditawarkan oleh Restoran Parara cukup
bervariatif. Strategi penentuan harga yang ditetapkan melalui pendekatan
pasar yang berada di lingkungan sekitar Ruko Cempaka Mas Mega Grosir
yang merupakan kalangan orang kantoran dimana konsumen tersebut
menginginkan tempat yang nyaman serta makanan yang sehat, maka harga
yang ditawarkan perorang berkisar Rp35 000 sampai dengan Rp 100 000
/orang. Kenaikan harga akan mengikuti kenaikan bahan baku yang semakin
lama semakin melonjak naik.
d.
Pemasaran
Dalam melakukan kegiatan promosi Restoran Parara telah
melakukan kegiatan Personal Selling dan Sales Promotion. Salah satu
contoh Personal Selling yang dilakukan yaitu menawarkan langsung
menu andalan Restoran Parara kepada pelanggan, dalam Sales Promotion
usaha yang dilakukan dengan menawarkan Program Lucky Deep yaitu
pemberian hadiah berupa makanan atau minuman yang diberikan kepada
pelanggan apabila telah melakukan pembelian sebesar Rp150 000.
17
Aspek Teknis dan Teknologi
Suatu ide bisnis dinyatakan layak apabila aspek teknis dan teknologi
dibangun dan dijalankan (dioprasionalkan) dengan baik.
Proses Teknis
A.
Lokasi Usaha
Lokasi merupakan faktor yang mempengaruhi sukses atau gagalnya
sebuah bisnis. Lokasi ini ada yang mudah dijangkau konsumen ataupun
yang sulit di jangkau konsumen. Kemajuan sebuah usaha sangat ditentukan
oleh kunjungan konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
konsumen antara lain kenyamanan, waktu tempuh, biaya, kepercayaan,
kualitas, dan layanan. Lokasi usaha Restoran Parara beralamat di Ruko
Cempaka Mas Mega Grosir Blok: L/39, Jakarta Pusat. Lokasi berupa
bangunan ruko yang digunakan sebagai tempat usaha sekaligus tempat
tinggal untuk keluarga dan juga karyawan. Lokasi yang menjadi tempat
usaha Restoran Parara cukup strategis karena berada di lokasi dengan padat
penduduk dan juga daerah perkantoran sehingga mudah dalam mencari
calon konsumen.
B.
Fasilitas dan Peralatan
Fasilitas yang dimliki Restoran Parara berupa gedung ruko 5 lantai,
tempat tersebut digunakan sebagai tempat tinggal keluarga sekaligus tempat
usaha. Peralatan yang digunakan berupa perangkat komputer khusus
bernama Reptor yang dihubungkan dengan bagian dapur sehingga
Komputer tersebut dapat mempercepat proses pemesanan dan pembukuan.
Peralatan lain yang dimiliki oleh Restoran Parara dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Daftar peralatan restoran Parara
No
Nama Peralatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Mesin Reptor
Telepon
Hydro Water Pomp
TV 43Inch
Mesin Kasir
Mesin Fax
Box Telephone
Genset 5000w
Lampu serangga
AC Dempo
Sound System
Projector
Air purifiers
Jumlah Peralatan
(Set, Buah)
1
10
1
1
3
1
3
1
2
3
1
1
1
Umur Ekonomis
(Tahun)
10
5
10
5
5
10
10
5
10
5
10
5
5
Layout ruang usaha dan penjualan ditata sebaik mungkin dikarenakan
luas tempat usaha yang tidak begitu besar agar konsumen bisa merasa
nyaman dengan kondisi yang terdapat pada Gambar 2.
18
Tempat Bahan Baku
Tangga ke
Lantai 2
O-4
O-3
O-5
Ruang Cuci Piring
Tempat
K
A
S
I
R
D
A
P
U
R
Tempat
Cuci
Tangan
O-2
Etalase Piring
Meja 1
M
e
j
a
Meja 2
4
Meja 3
Meja 6
A
r
e
a
P
a
r
k
I
r
Meja 5
Meja 7
Meja 8
O-1
O-6
O-7
Meja 10
Meja 9
O-8
Gambar 2 Layout tempat usaha
Restoran Parara mempunyai kapasitas tempat duduk untuk makan
sebanyak 10 meja dan 40 kursi. Masing-masing unit memiliki ukuran
5x10m. Kapasitas maksimum dalam menerima konsumen di dalam ruangan
sebanyak 40 orang.
Teknologi
Pemilihan teknologi mempunyai dampak terhadap semua bagian
operasi. Pemilihan teknologi juga mempengaruhi strategi perusahaan
dengan keterkaitannya pada proses, peralatan, fasilitas, dan prosedur yang
dipilih. Sudut pandang dalam pemilihan teknologi di Restoran Parara
mengacu kepada efisiennya waktu kerja dan memaksimalkan pelayanan
dengan menggunakan mesin perhitungan bernama Reptor.
Reptor merupakan sebuah alat atau software yang biasa digunakan
pada perusahaan besar seperti rumah makan, restoran, perhotelan dan
berbagai industri di Jakarta yang mana alat ini memberikan fungsi dan
kelebihan yang baik digunakan untuk mencatat order customer di komputer
kasir dan secara otomatis datanya terkirim ke komputer yang ada di dapur
dan dapat lebih mempercepat alur proses produksi dan pelayanannya. Data
19
pemesanan harian yang terdapat di mesin Reptor dapat digunakan sebagai
acuan data transaksi sehingga bagian keuangan dapat menyusun laporan
keuangan berdasarkan data transaksi setiap harinya pada Restoran Parara.
Proses pengimputan mesin Reptor dapat di lihat pada Gambar 3.
Penginputan
Data
Penginputan
Rekap
Pesanan ke
Diterima
Jumlah
Laporan
Mesin
Bagian
Pembayaran ke
Pemesanan
Reptor
Dapur
mesin
Harian
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Datang
Memesan
Menunggu
Makanan
Konsumen
Membayar
Pesanan
Gambar 3 Proses penginputan mesin reptor
Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Aspek manajemen merupakan aspek yang berhubungan dengan
pengetahuan organisasi atau usaha yang harus mempertimbangkan struktur
kelembagaan, pola sosial yang ada pada daerah setempat. Sedangkan dalam aspek
manajmen tentunya menggunakan tenaga sumber daya manusia yang akan
membantu proses atau jalanya suatu perusahaan, dari hal tersebut maka sebuah
organisasi atau perusahaan dalam pendirianya harus mempunyai gambaran atau
struktur yang mengatur setiap kegiatan yang dilakukan.
Setiap posisi dalam struktur organisasi tentunya mempunyai tugas yang
berbeda sesuai dengan fungsinya (Job Description), fungsi tersebut berguna
dalam mencapai tujuan perusahaan. Restoran Parara dalam membuat struktur
organisasi menggunakan struktur organisasi linier, yaitu struktur organisasi yang
digunakan perusahaan yang memiliki pegawai maksimal berjumlah 20 pegawai,
karena jumlah pekerja yang ada di Restoran Parara hanya berjumlah 12 orang
sehingga struktur organisasi linier yang menjadikan acuan restoran parara dalam
keberlangsungan perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki
oleh Restoran Parara. Struktur organisasi Restoran Parara dapat di lihat pada
Gambar 4.
20
DIREKTUR
UTAMA
Manajer
Lapangan
Manajer
Quality
Keuangan
Bag.