Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung Kelapa pada Media Limbah Tambang Pasir
RESPON PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS
DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA PADA MEDIA
LIMBAH TAMBANG PASIR
DESI RATNASARI
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Pertumbuhan
Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) terhadap Pemberian Kompos
dan Arang Tempurung Kelapa pada Media Limbah Tambang Pasir adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Desi Ratnasari
NIM E44090036
ABSTRAK
DESI RATNASARI. Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba
Roxb. Miq.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung Kelapa pada
Media Limbah Tambang Pasir. Dibimbing oleh BASUKI WASIS.
Aktivitas penambangan pasir berpotensi mengganggu ekosistem sungai.
Sisa pasir dari aktivitas tersebut menyebabkan air sungai dapat menjadi keruh.
Pemanfaatan limbah tambang pasir menjadi media tanam jabon (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) perlu diuji coba. Jabon merupakan salah satu bahan baku
berbagai macam industri kayu. Penelitian ini bertujuan menganalisis respon
pertumbuhan semai jabon terhadap pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa pada media limbah tambang pasir. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah percobaan faktorial dengan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa interaksi antara kompos dan arang tempurung kelapa
berpengaruh nyata pada parameter tinggi dan berat kering total. Penambahan
kompos 60 gram dan arang tempurung kelapa 3% ke dalam media limbah
tambang pasir mampu meningkatkan berat kering total semai jabon secara nyata.
Kata kunci : arang tempurung kelapa, jabon, kompos, limbah tambang pasir
ABSTRACT
DESI RATNASARI. Growth Responses of Jabon (Athocephalus cadamba Roxb.
Miq.) Seedlings with The Addition Compost and Charcoal Coconut Shell on Sand
Mining Waste. Supervised by BASUKI WASIS.
Sand mining activity is having potential to river ecosystem disruption. An
amount left over of sands from this activity can cause the river water to become
turbid. Sand mining waste utilization as growing medium of Jabon
(Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) is necessary to be tested. Jabon is one of
basic commodity of timber industries. This research was aimed to analyze growth
responses of jabon seedlings with the addition compost and coconut shell on sand
mining waste. This research used factorial experiment in complete random design.
The result showed that interaction of compost fertilizer and coconut shell charcoal
is clearly affected height and total dry weight. Compost with dosage 60 gram and
charcoal coconut shell dosage 3% into medium sand mining waste can increase
value of the total dry weight of jabon seedling.
Key words : coconut shell charcoal, compost fertilizer, jabon, sand mining waste
RESPON PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS
DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA PADA MEDIA
LIMBAH TAMBANG PASIR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judui Skripsi: Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.
Mig.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung Kelapa
pad a Media Limbah Tambang Pasir
:
Desi Ratnasari
Nama
: E44090036
NIM
Disetujui oleh
Dr Ir Basuki Wasis, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
urheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
セ SQ@
JUL 2013
Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.
Miq.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung Kelapa
pada Media Limbah Tambang Pasir
Nama
: Desi Ratnasari
NIM
: E44090036
Disetujui oleh
Dr Ir Basuki Wasis, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.
Penelitian ini berjudul Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung
Kelapa pada Media Limbah Tambang Pasir.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Basuki Wasis, MS selaku
dosen pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada beasiswa BUMN atas
bantuan finansial selama penulis melakukan studi. Di samping itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Atikah selaku laboran Pengaruh Hutan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Nuri Jelma Megawati dan Dwi Atri Indriana
selaku teman-teman satu bimbingan skripsi. Selanjutnya, terima kasih kepada
Utomo Pranoto, Ardiyansyah Purnama, Suyogia Nur Aziz, Abdullah Azam
Mahmud, Cecep Hidayah, Deddy Irawan, Intan Kurnia Sakarosa, Wa Hesty,
Venny Febryany, Susan Susanti, Meilita Syaifah, Dzulmi Rhamdani, Ika
Purnamasari, Siti Khadijah, Amalia Ardiyanti dan Yuli Rahmawati atas motivasi,
bantuan dan kerjasama. Skripsi ini dipersembahkan kepada ibu, bapak, kakak,
adik dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, inspirasi dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Desi Ratnasari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
1
Waktu dan Tempat Penelitian
2
Alat dan Bahan
2
Prosedur Penelitian
2
Rancangan Percobaan
3
Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
4
4
Pertumbuhan Tinggi
5
Pertumbuhan Diameter
7
Berat Kering Total
7
Analisis Unsur Hara Tanah
7
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
8
11
Simpulan
11
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
15
DAFTAR TABEL
1 Komposisi perlakuan kompos dan arang tempurung kelapa
2 Rekapitulasi hasil sidik ragam berbagai perlakuan terhadap parameter
pertumbuhan semai jabon
3 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon
4 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap berat kering total semai jabon
5 Hasil analisis tekstur limbah tambang pasir
6 Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir
3
4
5
7
8
8
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik laju pertumbuhan tinggi (cm) semai jabon pada berbagai
perlakuan pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung
kelapa
2 Kondisi semai jabon dengan pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa pada dosis yang diuji coba
6
6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil sidik ragam setiap parameter
2 Hasil analisis sifat kimia tanah unsur lainnya pada limbah tambang pasir
13
14
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Revegetasi menjadi kegiatan yang harus dilakukan pada daerah sempadan
sungai yang telah mengalami gangguan ekosistem. Aktivitas penambangan pasir
yang terjadi di sekitar sungai berpotensi mengganggu ekosistem sungai. Limbah
pasir dari aktivitas tersebut menyebabkan air sungai dapat menjadi keruh.
Pemanfaatan limbah tambang pasir menjadi media tanam jabon (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) perlu diuji coba.
Pemilihan jenis untuk kegiatan revegetasi dipertimbangkan dengan
kebutuhan masyarakat terhadap kayu. Jabon merupakan jenis kayu yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Mulyana et al. (2010), kayu jabon dapat
digunakan sebagai kayu kontruksi, bahan baku kayu pekakas, kayu bakar, kayu
lapis, kayu lamina, papan partikel, pulp, moulding dan kertas.
Penambahan kompos dan arang tempurung kelapa bertujuan untuk
memenuhi ketersediaan unsur hara dalam media limbah tambang pasir. Unsur
hara digunakan dalam proses pertumbuhan atau perkembangan tanaman.
Penambahan kompos bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah pada media
limbah tambang pasir. Kompos yang berstruktur padat akan membuat struktur
tanah menjadi lebih ringan dan daya ikat air menjadi tinggi. Sehingga,
penambahan kompos dan arang tempurung kelapa diharapkan dapat
meningkatkan kualitas limbah tambang pasir sebagai media tanam dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan semai jabon.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan semai jabon
(Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) dan menganalisis pengaruh pemberian
kompos dan arang tempurung kelapa pada media limbah tambang pasir.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap
teknik budidaya semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di
persemaian.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober 2012, bertempat
di rumah kaca bagian Silvikultur, Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas
Kehutanan IPB dan analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB, dengan lokasi pengambilan sampel
pasir di lahan bekas penambangan pasir di Cikabayan Bogor.
2
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital,
cangkul, sekop kecil, polybag dengan ukuran 20 cm × 20 cm, alat penyiram,
mistar, kaliper, tallysheet, kalkulator, kamera digital, Microsoft excel 2007 dan
SAS versi 9 portable. Sedangkan, bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) yang berumur 3 bulan
dengan tinggi rata-rata 3.53 cm, kompos, arang tempurung kelapa dan media
tanam berupa tanah bekas penambangan pasir.
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan,
pemindahan semai, pemeliharaan, pengamatan dan pengambilan data, serta
rancangan percobaan dan analisis data.
Persiapan
Tahap persiapan meliputi penyiapan media tanam. Media tanam yang
digunakan merupakan limbah tambang pasir yang berasal dari Cikabayan Bogor.
Limbah tambang pasir tersebut ditimbang seberat 1 kg dalam keadaan kering
udara dan dicampurkan dengan kompos dan arang tempurung kelapa yang
komposisinya sesuai dengan perlakuan yang diujicobakan. Semai yang digunakan
adalah semai jabon yang berumur 3 bulan dengan tinggi rata-rata 3.53 cm.
Pemindahan Semai
Semai jabon yang berumur 3 bulan dengan tinggi rata-rata 3.53 cm
dipindahkan ke dalam media yang telah dipersiapkan. Pemindahan semai ini
dilakukan pada waktu sore hari dengan tujuan untuk mengurangi terjadinya
penguapan pada semai jabon.
Pemeliharaan
Pemeliharaan semai jabon meliputi penyiraman sebanyak dua kali sehari,
yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi media tanam di dalam polybag.
Pengamatan dan Pengambilan Data
Parameter yang diukur adalah tinggi, diameter, berat kering total dan
analisis unsur hara.
Tinggi semai. Pengukuran tinggi semai jabon dilakukan setelah
pemindahan semai. Pengamatan dan pengambilan data tinggi semai jabon
dilakukan setiap minggu selama 3 bulan. Pengukuran tinggi semai jabon
dilakukan dengan menggunakan mistar dari pangkal batang yang telah ditandai
dengan cat (1 cm diatas media) sampai titik tumbuh pucuk apikal.
Diameter semai. Pengukuran diameter semai jabon dilakukan setelah
pemindahan semai. Pengamatan dan pengambilan data diameter semai jabon
dilakukan setiap minggu selama 3 bulan. Pengukuran diameter semai jabon
dilakukan dengan menggunakan kaliper.
3
Berat Kering Total. Berat kering diukur setelah bagian tanaman
dikeringkan dalam oven pada suhu 70 oC selama 24 jam, kemudian bagian akar
dan pucuk tanaman yang telah dioven ditimbang. Berat kering total diperoleh
dengan menjumlahkan berat kering akar dengan berat kering pucuk.
Analisis Unsur Hara
Analisis unsur hara dilakukan pada akhir pengamatan. Sample yang diambil
sebanyak tiga sampel yaitu kontrol, perlakuan yang memiliki pertumbuhan terbaik
dan perlakuan dengan dosis maksimum.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dengan
desain Acak Lengkap dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu kompos yang
terdiri dari 4 taraf, faktor kedua yaitu arang tempurung kelapa yang terdiri dari 4
taraf. Masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan, sehingga dibutuhkan 48
semai jabon. Faktor dirinci sebagai berikut :
Faktor pemberian kompos (K) terdiri dari:
K0 : 0 gram/tanaman
K20 : 20 gram/tanaman
K40 : 40 gram/tanaman
K60 : 60 gram/tanaman
Faktor pemberian arang tempurung kelapa terdiri dari:
A0 : 0% (0 gram arang tempurung kelapa/kg media)
A10 : 1% (10 gram arang tempurung kelapa/kg media)
A20 : 2% (20 gram arang tempurung kelapa/kg media)
A30 : 3% (30 gram arang tempurung kelapa/kg media)
Tabel 1 menjelaskan komposisi perlakuan kompos dan arang tempurung kelapa
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1 Komposisi perlakuan kompos dan arang tempurung kelapa
Kompos
K0
K20
K40
K60
Arang tempurung kelapa
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
A0
K0A0 (1)
K0A0 (2)
K0A0 (3)
K20A0 (1)
K20A0 (2)
K20A0 (3)
K40A0 (1)
K40A0 (2)
K40A0 (3)
K60A0 (1)
K60A0 (2)
K60A0 (3)
A10
K0A10 (1)
K0A10 (2)
K0A10 (3)
K20A10 (1)
K20A10 (2)
K20A10 (3)
K40A10 (1)
K40A10 (2)
K40A10 (3)
K60A10 (1)
K60A10 (2)
K60A10 (3)
A20
K0A20 (1)
K0A20 (2)
K0A20 (3)
K20A20 (1)
K20A20 (2)
K20A30 (1)
K40A20 (1)
K40A20 (2)
K40A20 (3)
K60A20 (1)
K60A20 (2)
K60A20 (3)
A30
K0A30 (1)
K0A30 (2)
K0A30 (3)
K20A30 (1)
K20A30 (2)
K20A30 (3)
K40A30 (1)
K40A30 (2)
K40A30 (3)
K60A30 (1)
K60A30 (2)
K60A30 (3)
4
Analisis Data
Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan pengukuran dianalisis
dengan menggunakan model linier :
Yijk = � +
+ +
ij + �
Dimana :
Yijk
= nilai atau respon dari pengamatan pada faktor kompos taraf ke-i,
faktor arang tempurung kelapa taraf ke-j dan ulangan ke-k
µ
= nilai rataan umum
αi
= pengaruh perlakuan kompos ke-i
Βj
= pengaruh perlakuan arang tempurung kelapa ke-j
(αβ)ij = pengaruh interaksi faktor kompos pada taraf ke-i dengan faktor
arang tempurung kelapa
Εijk
= pengaruh acak faktor kompos pada taraf ke-i dengan faktor arang
tempurung kelapa pada taraf ke-j dan ulangan ke-k
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilakukan sidik ragam dengan uji F.
Data diolah dengan menggunakan SAS versi 9 portable, jika :
a. F hitung < F Tabel, maka perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter yang diuji.
b. F hitung > F Tabel, maka perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap
parameter yang diuji. Apabila terdapat perbedaan yang nyata, maka dilakukan
uji lanjut Duncan`s Multiple Range Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi pertumbuhan tinggi,
diameter dan berat kering total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian kompos tunggal dan arang tempurung kelapa tunggal tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi, diameter dan berat kering total. Perlakuan
interaksi pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung kelapa
berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi dan berat kering total. Hasil
rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemberian kompos dan arang tempurung kelapa
yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam berbagai perlakuan terhadap parameter
pertumbuhan semai jabon
Parameter
Tinggi
Diameter
Berat Kering Total
Kompos
0.1785 tn
0.1749 tn
0.0655 tn
Perlakuan
Arang
0.2068 tn
0.2478 tn
0.0557 tn
Kompos × Arang
0.0002 *
0.3729 tn
0.0224 *
Keterangan : Angka-angka dalam tabel adalah nilai signifikan; * = perlakuan berpengaruh nyata
pada selang kepercayaan 95% dengan nilai signifikan (Pr>F) 0.05 (α); tn =
perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% dengan nilai
signifikan (Pr>F) 0.05 (α).
5
Pertumbuhan Tinggi
Tabel 3 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon
Perlakuan
K0A0
K20A0
K40A0
K60A0
K0A10
K20A10
K40A10
K60A10
K0A20
K20A20
K40A20
K60A20
K0A30
K20A30
K40A30
K60A30
Rata-Rata Pertumbuhan
Tinggi (cm)
2.67bcde
3.33abc
0.77e
5.03a
2.00bcde
2.43bcde
3.00bcd
1.10de
0.93e
2.53bcde
1.80de
3.67ab
3.03bcd
1.43cde
3.53ab
2.30bcde
% Peningkatan
Dibandingkan Kontrol
0.00
25.00
-71.25
88.75
-25.00
-8.75
12.50
-58.75
-65.00
-5.00
-32.50
37.50
13.75
-46.25
32.50
-13.75
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda
nyata pada selang kepercayaan 95%.
Hasil sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa perlakuan interaksi
pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung kelapa berpengaruh
nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi. Tabel 3 menjelaskan hasil uji lanjut
Duncan perlakuan interaksi pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang
tempurung kelapa terhadap parameter tinggi. Kombinasi pemberian kompos dosis
60 gram dengan arang 0% (K60A0) merupakan kombinasi perlakuan terbaik yang
mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi semai jabon dengan persen
peningkatan dibandingkan kontrol sebesar 88.75%. Pertumbuhan tinggi terendah
ditunjukkan oleh kombinasi pemberian kompos dosis 40 gram dengan arang 0%
(K40A0).
Gambar 1 menunjukkan grafik pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) semai
jabon selama 12 minggu (3 bulan) yang setiap minggu semakin meningkat.
Pertumbuhan tinggi semai jabon yang terbaik adalah pada perlakuan K60A0
(Kompos 60 gram dengan arang tempurung kelapa 0 %) dapat dilihat dari grafik
pertumbuhan tinggi semai jabon yang mengalami peningkatan lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Gambar 2 menunjukkan kondisi semai
jabon pada waktu akhir pengukuran.
6
Gambar 1
K60A20
Grafik laju pertumbuhan tinggi (cm) semai jabon pada berbagai
perlakuan pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang
tempurung kelapa
K6030
K0A0
Gambar 2 Kondisi semai jabon dengan pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa pada dosis yang diuji coba
7
Pertumbuhan Diameter
Hasil sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa perlakuan kompos
tunggal, arang tunggal dan perlakuan interaksi pemberian kombinasi dosis
kompos dengan arang tempurung kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap
parameter pertumbuhan diameter, sehingga tidak dilakukan uji lanjut Duncan.
Berat Kering Total
Hasil sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan interaksi pemberian
kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung kelapa memberikan pengaruh
nyata pada parameter berat kering total. Pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa ke dalam media limbah tambang pasir dapat meningkatkan berat kering
total semai jabon secara nyata, sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan yang
dijelaskan pada Tabel 4. Kompos dosis 40 gram dan arang tempurung kelapa
dosis 3% (K40A30) merupakan kombinasi pelakuan yang memiliki berat kering
total semai jabon terbaik.
Tabel 4 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap berat kering total semai jabon
Perlakuan
K0A0
K20A0
K40A0
K60A0
K0A10
K20A10
K40A10
K60A10
K0A20
K20A20
K40A20
K60A20
K0A30
K20A30
K40A30
K60A30
Rata-Rata Berat Kering
Total (gram)
0.53b
0.42b
0.14b
0.69b
0.61b
0.18b
0.61b
0.46b
0.65b
0.19b
0.42b
0.94b
0.86b
0.44b
1.77a
0.70b
% Peningkatan
Dibandingkan Kontrol
0.00
-20.26
-72.79
31.00
15.82
-65.82
16.44
-12.04
24.04
-63.93
-19.63
78.47
62.65
-17.09
236.68
32.28
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda
nyata pada selang kepercayaan 95%.
Analisis Unsur Hara Tanah
Analisis tanah dilakukan pada beberapa sampel tanah perlakuan sebagai
data pendukung. Analisis tanah dilakukan pada perlakuan limbah tambang pasir
(K0A0), limbah tambang pasir + kompos 60 gram + arang 2% (K60A20) dan
limbah tambang pasir + kompos 60 gram + arang 2% (K60A30). Hasil analisis
tekstur tanah dan sifat kimia limbah tambang pasir disajikan pada Tabel 5 dan 6.
8
Tabel 5 Hasil analisis tekstur limbah tambang pasir
Tekstur
Limbah
tambang
pasir (K0A0)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram +
arang 2% (K60A20)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram + arang
3% (K60A30)
62.19
19.92
17.89
59.29
26.13
14.58
61.39
20.65
17.96
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
Tabel 6 Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir
Sifat kimia tanah
pH H2O
C-org (%)
N-tot (%)
P ters (ppm)
Ca (me/100gram)
Mg (me/100gram)
K (me/100gram)
KTK (me/100gram)
Standar sifat kimia tanah*
6.60-7.50
2.01-3.00
0.21-0.50
16.00-25.00
6.00-10.00
1.10-2.00
0.40-0.50
17.00-24.00
K0A0
K60A20
K60A30
6.20
2.56
0.23
24.80
12.97
2.36
0.78
10.75
6.40
2.53
0.21
54.70
12.24
2.56
1.79
12.74
6.40
2.32
0.20
55.60
10.99
2.42
1.69
13.13
Keterangan : K0A0 = limbah tambang pasir, K60A20 = limbah tambang pasir dengan penambahan
kompos dosis 60 gram dan arang tempurung kelapa 2%, K60A30 = limbah tambang
pasir dengan penambahan kompos dosis 60 gram dan arang tempurung kelapa 3%, *
= Standar sifat kimia tanah menurut Staf Peneliti Tanah 1983 dalam Harjowigeno
2003.
Pembahasan
Pertumbuhan tanaman terjadi ketika sel-sel membesar dan membelah
akibat pengembangan bagian-bagian tanaman yang dapat dilihat (Goldworthy dan
Fisher 2008). Menurut Islami dan Utomo (1995), tanaman memerlukan unsur
hara, air, udara dan cahaya untuk melakukan pertumbuhan. Tinggi merupakan
parameter pertumbuhan tanaman yang mudah dilihat, namun pertumbuhan tinggi
tanaman sensitif terhadap faktor lingkungan tertentu seperti cahaya (Sitompul dan
Guritno 1995). Menurut Campbell dan Reece (2012), pertumbuhan tanaman
terdiri dari pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer
yaitu pertumbuhan tanaman dalam memperpanjang akar dan tunas, sedangkan
pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan menebal yang dihasilkan oleh meristem
lateral, pertumbuhan ini terjadi pada batang dan akar tumbuhan berkayu.
Pertumbuhan primer dan sekunder terjadi secara simultan.
Berat kering tanaman merupakan bahan kering tanaman sebagai
manifestasi dari semua proses dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan
tanaman dan integrasi dari hampir semua peristiwa yang dialami tanaman
sebelumnya (Sitompul dan Gurino 1995). Menurut Irawan (2005), berat kering
total merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan semai untuk
melakukan proses fisiologis.
Kompos merupakan bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat
yang terlindung sinar matahari dan hujan serta diatur kelembabannya dengan
penyiraman air (Hardjowigeno 2003b). Pemberian kompos pada media limbah
9
tambang pasir memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi, diameter
dan berat kering total semai jabon. Namun, hasil pengukuran tinggi dan diameter
semai jabon pada setiap minggu mengalami peningkatan. Grafik pertumbuhan
tinggi dan diameter semai jabon dijelaskan pada Gambar 1. Peningkatan tinggi
semai jabon pada setiap minggu membuktikan bahwa kompos dapat menyediakan
unsur hara bagi semai jabon. Menurut Murbandono (1999), bahwa kompos
menyediakan bahan makanan untuk tanaman, hal ini disebabkan bahan organis
mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara dan kemampuan penampung air.
Di samping itu, kompos berperan besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah seperti
memperbesar daya ikat tanah yang berpasir, sehingga struktur tanah dapat
diperbaiki dan tidak terlalu berderai.
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi ketersediaan
unsur hara tanah yang dibutuhkan tanaman. Menurut Campbell dan Reece (2012),
bahwa tumbuhan memerlukan unsur karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor,
sulfur, kalium, kalsium dan magnesium dalam jumlah besar. Kompos merupakan
sampah organik yang mengalami dekomposisi akibat adanya interaksi
mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik yang biasa
dipakai untuk membuat kompos antara lain dedaunan, rumput, jerami, sisa
ranting, kotoran hewan, kembang yang telah gugur, air kencing hewan dan
sampah dapur. Menurut Agromedia (2007), bahwa kompos memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya dapat membantu menjaga kegemburan tanah,
memperbaiki dan menjaga struktur tanah, meningkatkan daya serap dan daya
pegang tanah terhadap air, mengurangi tersekatnya fosfat dan meningkatkan
ketersediaan unsur-unsur hara bermanfaat bagi tanaman. Kandungan zat hara
dalam kompos sangat bervariasi, tergantung pada bahan yang dikomposkan, cara
pengomposan dan cara penyimpanannya. Menurut Djaja (2008), kompos
mengandung sejumlah mikroba, sehingga pemberian kompos akan memperkaya
mikroba tanah, namun mikroba tanah memerlukan waktu untuk mengurai unsur
hara sebelum digunakan oleh tanaman.
Pemberian arang tempurung kelapa pada media limbah tambang pasir
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi, diameter dan berat kering
total semai jabon. Pemberian kompos dengan dosis 0 gram dan arang tempurung
kelapa dengan dosis 3% (K0A30) merupakan perlakuan dengan pertumbuhan
tinggi semai jabon terbaik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nabhan (1989),
bahwa arang tempurung kelapa memiliki sifat adsorben.
Arang tempurung kelapa mempunyai daya serap yang baik. Hal ini
disebabkan arang memiliki diameter pori-pori yang kecil, sehingga arang
mempunyai permukaan internal yang luas. Daya kapiler dalam pori-pori arang
menyebabkan arang bersifat absorben (Nabhan 1989). Menurut Soemeinaboedhy
dan Tejowulan (2007), bahwa arang tempurung kelapa mempunyai luas
permukaan antara 500-1500 m2/gram sehingga efektif dalam menangkap partikelpartikel yang sangat halus. Secara morfologis arang mempunyai pori yang efektif
untuk mengikat dan menyimpan hara tanah.
Interaksi kompos dan arang tempurung kelapa pada limbah tambang pasir
memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon.
Lampiran 1 menjelaskan hasil sidik ragam pemberian kompos dan arang
tempurung kelapa terhadap pertumbuhan tinggi semai jobon. Hasil uji Duncan
interaksi kompos dan arang tempurung kelapa yang tersaji pada Tabel 3 yang
10
menunjukkan pengaruh pertumbuhan tinggi semai jabon yang berbeda-beda pada
setiap perlakuan. Semai jabon dengan pemberian kompos 60 gram dan arang
tempurung kelapa 0% (K60A0) merupakan semai jabon dengan pertumbuhan
tinggi terbaik. Hal ini disebabkan semai jabon dengan pemberian kompos 60 gram
dan arang tempurung kelapa 0% (K60A0) memiliki persen peningkatan rata-rata
tinggi sebesar 88.75% dari kontrol.
Interaksi kompos dan arang tempurung kelapa pada limbah tambang pasir
memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering total semai jabon.
Gambar 2 menunjukkan kondisi semai jabon dengan pemberian kompos dan
arang tempurung kelapa pada dosis yang diujicobakan. Lampiran 1 menjelaskan
hasil sidik ragam pemberian kompos dan arang tempurung kelapa terhadap berat
kering total semai jabon. Hasil uji Duncan interaksi kompos dan arang tempurung
kelapa terhadap berat kering total semai jabon tersaji pada Tabel 4, hal ini
menjelaskan bahwa kompos dosis 40 gram dan arang tempurung kelapa dosis 3%
(K40A30) memiliki pertumbuhan fisiologis tertinggi dengan persen peningkatan
berat kering total semai jabon sebesar 236.68% dari kontrol. Menurut Sitompul
dan Guritno (1995), bahwa ciri dari adanya pertumbuhan tanaman yaitu adanya
pergandaaan protoplasma, perbanyakan sel, pertambahan ruang dan pertambahan
bobot kering.
Tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
(Hanafiah 2005). Tabel 5 menjelaskan hasil analisis tekstur limbah tambang pasir
dengan berbagai perlakuan. Menurut Islami dan Utomo (1995), tanah dengan
kandungan liat lebih dari 35% merupakan tanah yang memiliki kemampuan
menyimpan air dan hara tanaman yang tinggi. Tanah yang mengandung debu
tinggi mempunyai kapasitas tertinggi untuk mengikat air tersedia bagi
pertumbuhan tanaman, hal ini disebabkan ukuran pori dari tanah tersebut (Foth
1984). Pemberian kompos dosis 60 gram dan arang tempurung kelapa dosis 3%
(K60A30) belum meningkatkan persen liat. Sehingga, kandungan hara yang
terdapat pada limbah tambang pasir tanpa pemberian kompos dan arang
tempurung kelapa (K0A0), limbah tambang pasir dengan pemberian kompos dosis
60 gram dan arang tempurung kelapa 2% (K60A20) serta limbah tambang pasir
dengan pemberian kompos 60 gram dan arang tempurung kelapa 3% (K60A30)
belum optimal. Menurut Islami dan Utomo (1995), bahwa tanah yang memiliki
proporsi pasir kurang dari 70% dan liat lebih dari 35%, merupakan tanah yang
memiliki aerasi, tata udara dan kemampuan menyimpan air yang cukup baik.
Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir disajikan pada Tabel 6.
Limbah tambang pasir dengan pemberian kompos dosis 60 gram dan arang
tempurung kelapa 3 % (K60A30) memiliki kandungan fosfor tertinggi. Fosfor
memiliki peran dalam pembelahan sel, memperkuat batang agar tidak mudah
rontok dan mendorong perkermbangan akar (Hardjowigeno 2003b). Menurut
Hanafiah (2008), bahwa pH tanah merupakan indikator kesuburan kimiawi tanah,
hal ini disebabkan pH tanah dapat mencerminkan ketersediaan hara. Pertumbuhan
akar dipengaruhi oleh pH tanah, pH tanah dengan kisaran 5.0-8.0 berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan akar, sebagian besar tanaman tidak dapat tumbuh
pada pH kurang dari 4.0 dan pH lebih dari 9.0 (Islami dan Utomo 1995). Menurut
Gardner et al (2008), bahwa pH tanah kurang dari 6.0 meningkatkan keterlarutan
almunium, mangan dan besi yang dapat bersifat racun dan membatasi
11
pertumbuhan akar. Hasil analisis sifat kimia tanah, pemberian kompos dan arang
tempurung kelapa mampu meningkatkan pH tanah.
Kapasitas tukar kation (KTK) menunjukkan kemampuan tanah untuk
menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut (Harjowigeno
2003). Menurut Depdikbud (1991), bahwa nilai KTK tanah dipengaruhi oleh
reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat, kemampuan menahan
bahan organik dan pengapuran atau pemupukan. KTK merupakan indikator
kesuburan tanah, tanah dengan KTK tinggi mempunyai daya menyimpan unsur
hara yang tinggi. Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir dengan
pemberian kompos dan arang tempurung kelapa menunjukkan nilai KTK yang
rendah.
Tumbuhan memerlukan unsur karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor,
sulfur, kalium, kalsium dan magnesium dalam jumlah besar (makronutrien),
sedangkan unsur esensial yang lain (mikronutrien), seperti klorin, besi, mangan,
boron, seng, tembaga, nikel dan molybdenum dibutuhkan tanaman dengan jumlah
kecil. Tekstur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pasir merupakan media miskin hara dan memiliki sifat poreus (Hanafiah 2005).
Menurut Hardjowigeno (2003a), bahwa pasir memiliki butir-butir yang berukuran
lebih besar, sehingga setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih
kecil. Hal ini mengakibatkan air tidak dapat tersimpan. Menurut Agromedia
(2007), bahwa pasir memiliki struktur kurang baik, sehingga hampir semua
tanaman yang tumbuh diatasnya tidak akan subur. Hal ini disebabkan partikelpertikel tanah sangat kasar dan memiliki banyak rongga, sehingga air dan unsur
hara sulit disimpan ke dalam pori-pori tanah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan interaksi kompos dan arang tempurung
kelapa berpengaruh nyata pada selang 95% terhadap parameter tinggi dan berat
kering total semai jabon. Kombinasi pemberian kompos dosis 60 gram dengan
arang tempurung kelapa 0% memberikan pertumbuhan tinggi semai jabon yang
terbaik dengan persentase peningkatan dibanding kontrol sebesar 88.75%. Berat
kering total terbaik ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi pemberian kompos
40% dengan arang tempurung kelapa 3% dengan presentase peningkatan
dibanding kontrol sebesar 236.68%.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah
tambang pasir menjadi media tanam semai jabon dengan pemberian kompos dan
arang tempurung kelapa pada dosis yang lebih beragam, sehingga didapatkan
dosis optimal untuk pertumbuhan semai jabon.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Campbell NA, Reece JB. 2012 . Biologi Ed ke-8. Wulandari DT, penerjemah:
Hardani W, Adhita P, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan
dari: Biology.
[Depdikbud] Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1991. Kimia Tanah. Jakarta (ID): Depdikbud.
Djaja W. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan
Sampah. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Foth HD. 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Ed ke-7. Purbayanti ED, Lukiwati DR,
Trimulatsih R, penerjemah: Hudoyo AB, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Pr. Terjemahan dari: Fundamental of Soil Science.
Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo
H, penerjemah: Subiyanto. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.
Terjemahan dari: Physiology of Crop Plants.
Goldsworthy PR, Fisher NM. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Tohari,
penerjemah; Soedharoedjian, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Pr. Terjemahan dari: The Physiology of Tropical Field Crops.
Hanafiah KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Rajagrafindo
Persada.
Hardjowigeno S. 2003a. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta (ID):
Akademika Akapressindo.
Hardjowigeno S. 2003b. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Irawan US. 2005. Aplikasi ektomikoriza dan pupuk organik untuk memperbaiki
pertumbuhan tanaman pada media tailing. [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Islami T, Utomo WH. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. Semarang (ID):
IKIP Semarang Pr.
Mulyana D, Asmarah C, Fahmi I. 2010. Bertanam Jabon. Jakarta (ID):
Agromedia Pustaka.
Murdandono LHS. 1999. Membuat Kompos. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Nabhan. 1989. Mempelajari pengaruh pengaktifan secara kimiawi dan pemberian
uap terhadap rendemen dan mutu arang aktif tempurung kelapa (Cocos
nuifera Linn.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Pr.
Soemeinaboedhy IR dan Tejowulan RS. 2007. Pemanfaatan berbagai macam
arang sebagai sumber unsur hara P dan K serta sebagai pembenah tanah.
Argoteksos(17):2. [Internet]. [diunduh 2013 JUN 3] Tersedia pada:
htttp://fp.unram.ac.id/karya-ilmiah/jurnal/agroteksosos/tahun-2007/vol-17no-2-agustus-2007/.
Warisno dan Dahana K. 2011. Peluang Investasi: Jabon Tanaman Kayu Masa
Depan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
13
Lampiran 1 Hasil sidik ragam setiap parameter
Hasil sidik ragam parameter pertumbuhan tinggi
Sumber
keragaman
Kompos
Arang
Kompos x Arang
Galat
Total
Db
JK
KT
F hitung
F Tabel
3
3
9
32
47
4.92895833
5.33395833
48.03854167
32.6933333
90.99479167
1.77798611
1.64298611
5.33761574
1.02166667
1.74
1.61
5.22 *
2.90111958
2.90111958
2.18876577
P<
Value
0.1785
0.2068
0.0002
Hasil sidik ragam parameter pertumbuhan diameter
Sumber
keragaman
Kompos
Arang
Kompos x Arang
Galat
Total
Db
JK
KT
F hitung
F Tabel
3
3
9
32
47
0.01045000
0.00861667
0.03506667
0.77966667
1.95806667
0.00348333
0.00287222
0.00233778
0.02436458
1.73
1.43
1.13
2.90111958
2.90111958
2.18876577
P<
Value
0.1749
0.2478
0.3729
Hasil sidik ragam parameter pertumbuhan berat kering total
Sumber
keragaman
Kompos
Arang
Kompos x Arang
Galat
Total
Db
JK
KT
F hitung
F Tabel
3
3
9
32
47
1.61909167
1.71184167
7.0875
6.51466667
13.60219167
0.53969722
0.57061389
0.4725
0.20358333
2.65
2.8
2.32 *
2.90111958
2.90111958
2.18876577
P<
Value
0.0655
0.0556
0.0224
Lampiran 2
Hasil analisis sifat kimia tanah unsur lainnya pada limbah tambang
pasir
Sifat kimia tanah
Na (me/100gram)
Al (me/100gram)
H (me/100gram)
Fe (ppm)
Cu (ppm)
Zn (ppm)
Mn (ppm)
KB (%)
Limbah tambang pasir
(K0A0)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram + arang
2% (K60A20)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram + arang
2% (K60A30)
0.85
tr
0.08
720.68
7.27
25.71
193.13
100
1.49
tr
0.04
541.51
6.98
24.49
172.19
100
1.13
tr
0.04
497.3
7.37
27.45
201.88
100
23
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 11 Desember 1991 dari ayah
Chaerul Fatah dan ibu Ocih Harlestiani. Penulis adalah putri kedua dari tiga
bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA YWKA Bandung dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Silvikultur, Fakultas
Kehutanan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Pengaruh
Hutan pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis juga pernah aktif dalam berbagai
kegiatan di Asrama Putri Darmaga. Di samping itu. penulis juga pernah dipercaya
menjadi bendahara umum Asrama Putri Darmaga tahun 2011/2012 dan ketua dies
natalis Asrama Putri Darmaga tahun 2012/2013.
cadamba Roxb. Miq.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS
DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA PADA MEDIA
LIMBAH TAMBANG PASIR
DESI RATNASARI
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Pertumbuhan
Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) terhadap Pemberian Kompos
dan Arang Tempurung Kelapa pada Media Limbah Tambang Pasir adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Desi Ratnasari
NIM E44090036
ABSTRAK
DESI RATNASARI. Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba
Roxb. Miq.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung Kelapa pada
Media Limbah Tambang Pasir. Dibimbing oleh BASUKI WASIS.
Aktivitas penambangan pasir berpotensi mengganggu ekosistem sungai.
Sisa pasir dari aktivitas tersebut menyebabkan air sungai dapat menjadi keruh.
Pemanfaatan limbah tambang pasir menjadi media tanam jabon (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) perlu diuji coba. Jabon merupakan salah satu bahan baku
berbagai macam industri kayu. Penelitian ini bertujuan menganalisis respon
pertumbuhan semai jabon terhadap pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa pada media limbah tambang pasir. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah percobaan faktorial dengan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa interaksi antara kompos dan arang tempurung kelapa
berpengaruh nyata pada parameter tinggi dan berat kering total. Penambahan
kompos 60 gram dan arang tempurung kelapa 3% ke dalam media limbah
tambang pasir mampu meningkatkan berat kering total semai jabon secara nyata.
Kata kunci : arang tempurung kelapa, jabon, kompos, limbah tambang pasir
ABSTRACT
DESI RATNASARI. Growth Responses of Jabon (Athocephalus cadamba Roxb.
Miq.) Seedlings with The Addition Compost and Charcoal Coconut Shell on Sand
Mining Waste. Supervised by BASUKI WASIS.
Sand mining activity is having potential to river ecosystem disruption. An
amount left over of sands from this activity can cause the river water to become
turbid. Sand mining waste utilization as growing medium of Jabon
(Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) is necessary to be tested. Jabon is one of
basic commodity of timber industries. This research was aimed to analyze growth
responses of jabon seedlings with the addition compost and coconut shell on sand
mining waste. This research used factorial experiment in complete random design.
The result showed that interaction of compost fertilizer and coconut shell charcoal
is clearly affected height and total dry weight. Compost with dosage 60 gram and
charcoal coconut shell dosage 3% into medium sand mining waste can increase
value of the total dry weight of jabon seedling.
Key words : coconut shell charcoal, compost fertilizer, jabon, sand mining waste
RESPON PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS
DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA PADA MEDIA
LIMBAH TAMBANG PASIR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judui Skripsi: Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.
Mig.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung Kelapa
pad a Media Limbah Tambang Pasir
:
Desi Ratnasari
Nama
: E44090036
NIM
Disetujui oleh
Dr Ir Basuki Wasis, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
urheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
セ SQ@
JUL 2013
Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.
Miq.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung Kelapa
pada Media Limbah Tambang Pasir
Nama
: Desi Ratnasari
NIM
: E44090036
Disetujui oleh
Dr Ir Basuki Wasis, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.
Penelitian ini berjudul Respon Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) terhadap Pemberian Kompos dan Arang Tempurung
Kelapa pada Media Limbah Tambang Pasir.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Basuki Wasis, MS selaku
dosen pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada beasiswa BUMN atas
bantuan finansial selama penulis melakukan studi. Di samping itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Atikah selaku laboran Pengaruh Hutan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Nuri Jelma Megawati dan Dwi Atri Indriana
selaku teman-teman satu bimbingan skripsi. Selanjutnya, terima kasih kepada
Utomo Pranoto, Ardiyansyah Purnama, Suyogia Nur Aziz, Abdullah Azam
Mahmud, Cecep Hidayah, Deddy Irawan, Intan Kurnia Sakarosa, Wa Hesty,
Venny Febryany, Susan Susanti, Meilita Syaifah, Dzulmi Rhamdani, Ika
Purnamasari, Siti Khadijah, Amalia Ardiyanti dan Yuli Rahmawati atas motivasi,
bantuan dan kerjasama. Skripsi ini dipersembahkan kepada ibu, bapak, kakak,
adik dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, inspirasi dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Desi Ratnasari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
1
Waktu dan Tempat Penelitian
2
Alat dan Bahan
2
Prosedur Penelitian
2
Rancangan Percobaan
3
Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
4
4
Pertumbuhan Tinggi
5
Pertumbuhan Diameter
7
Berat Kering Total
7
Analisis Unsur Hara Tanah
7
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
8
11
Simpulan
11
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
15
DAFTAR TABEL
1 Komposisi perlakuan kompos dan arang tempurung kelapa
2 Rekapitulasi hasil sidik ragam berbagai perlakuan terhadap parameter
pertumbuhan semai jabon
3 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon
4 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap berat kering total semai jabon
5 Hasil analisis tekstur limbah tambang pasir
6 Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir
3
4
5
7
8
8
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik laju pertumbuhan tinggi (cm) semai jabon pada berbagai
perlakuan pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung
kelapa
2 Kondisi semai jabon dengan pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa pada dosis yang diuji coba
6
6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil sidik ragam setiap parameter
2 Hasil analisis sifat kimia tanah unsur lainnya pada limbah tambang pasir
13
14
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Revegetasi menjadi kegiatan yang harus dilakukan pada daerah sempadan
sungai yang telah mengalami gangguan ekosistem. Aktivitas penambangan pasir
yang terjadi di sekitar sungai berpotensi mengganggu ekosistem sungai. Limbah
pasir dari aktivitas tersebut menyebabkan air sungai dapat menjadi keruh.
Pemanfaatan limbah tambang pasir menjadi media tanam jabon (Anthocephalus
cadamba Roxb. Miq.) perlu diuji coba.
Pemilihan jenis untuk kegiatan revegetasi dipertimbangkan dengan
kebutuhan masyarakat terhadap kayu. Jabon merupakan jenis kayu yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Mulyana et al. (2010), kayu jabon dapat
digunakan sebagai kayu kontruksi, bahan baku kayu pekakas, kayu bakar, kayu
lapis, kayu lamina, papan partikel, pulp, moulding dan kertas.
Penambahan kompos dan arang tempurung kelapa bertujuan untuk
memenuhi ketersediaan unsur hara dalam media limbah tambang pasir. Unsur
hara digunakan dalam proses pertumbuhan atau perkembangan tanaman.
Penambahan kompos bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah pada media
limbah tambang pasir. Kompos yang berstruktur padat akan membuat struktur
tanah menjadi lebih ringan dan daya ikat air menjadi tinggi. Sehingga,
penambahan kompos dan arang tempurung kelapa diharapkan dapat
meningkatkan kualitas limbah tambang pasir sebagai media tanam dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan semai jabon.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan semai jabon
(Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) dan menganalisis pengaruh pemberian
kompos dan arang tempurung kelapa pada media limbah tambang pasir.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap
teknik budidaya semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di
persemaian.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober 2012, bertempat
di rumah kaca bagian Silvikultur, Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas
Kehutanan IPB dan analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB, dengan lokasi pengambilan sampel
pasir di lahan bekas penambangan pasir di Cikabayan Bogor.
2
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital,
cangkul, sekop kecil, polybag dengan ukuran 20 cm × 20 cm, alat penyiram,
mistar, kaliper, tallysheet, kalkulator, kamera digital, Microsoft excel 2007 dan
SAS versi 9 portable. Sedangkan, bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) yang berumur 3 bulan
dengan tinggi rata-rata 3.53 cm, kompos, arang tempurung kelapa dan media
tanam berupa tanah bekas penambangan pasir.
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan,
pemindahan semai, pemeliharaan, pengamatan dan pengambilan data, serta
rancangan percobaan dan analisis data.
Persiapan
Tahap persiapan meliputi penyiapan media tanam. Media tanam yang
digunakan merupakan limbah tambang pasir yang berasal dari Cikabayan Bogor.
Limbah tambang pasir tersebut ditimbang seberat 1 kg dalam keadaan kering
udara dan dicampurkan dengan kompos dan arang tempurung kelapa yang
komposisinya sesuai dengan perlakuan yang diujicobakan. Semai yang digunakan
adalah semai jabon yang berumur 3 bulan dengan tinggi rata-rata 3.53 cm.
Pemindahan Semai
Semai jabon yang berumur 3 bulan dengan tinggi rata-rata 3.53 cm
dipindahkan ke dalam media yang telah dipersiapkan. Pemindahan semai ini
dilakukan pada waktu sore hari dengan tujuan untuk mengurangi terjadinya
penguapan pada semai jabon.
Pemeliharaan
Pemeliharaan semai jabon meliputi penyiraman sebanyak dua kali sehari,
yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi media tanam di dalam polybag.
Pengamatan dan Pengambilan Data
Parameter yang diukur adalah tinggi, diameter, berat kering total dan
analisis unsur hara.
Tinggi semai. Pengukuran tinggi semai jabon dilakukan setelah
pemindahan semai. Pengamatan dan pengambilan data tinggi semai jabon
dilakukan setiap minggu selama 3 bulan. Pengukuran tinggi semai jabon
dilakukan dengan menggunakan mistar dari pangkal batang yang telah ditandai
dengan cat (1 cm diatas media) sampai titik tumbuh pucuk apikal.
Diameter semai. Pengukuran diameter semai jabon dilakukan setelah
pemindahan semai. Pengamatan dan pengambilan data diameter semai jabon
dilakukan setiap minggu selama 3 bulan. Pengukuran diameter semai jabon
dilakukan dengan menggunakan kaliper.
3
Berat Kering Total. Berat kering diukur setelah bagian tanaman
dikeringkan dalam oven pada suhu 70 oC selama 24 jam, kemudian bagian akar
dan pucuk tanaman yang telah dioven ditimbang. Berat kering total diperoleh
dengan menjumlahkan berat kering akar dengan berat kering pucuk.
Analisis Unsur Hara
Analisis unsur hara dilakukan pada akhir pengamatan. Sample yang diambil
sebanyak tiga sampel yaitu kontrol, perlakuan yang memiliki pertumbuhan terbaik
dan perlakuan dengan dosis maksimum.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dengan
desain Acak Lengkap dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu kompos yang
terdiri dari 4 taraf, faktor kedua yaitu arang tempurung kelapa yang terdiri dari 4
taraf. Masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan, sehingga dibutuhkan 48
semai jabon. Faktor dirinci sebagai berikut :
Faktor pemberian kompos (K) terdiri dari:
K0 : 0 gram/tanaman
K20 : 20 gram/tanaman
K40 : 40 gram/tanaman
K60 : 60 gram/tanaman
Faktor pemberian arang tempurung kelapa terdiri dari:
A0 : 0% (0 gram arang tempurung kelapa/kg media)
A10 : 1% (10 gram arang tempurung kelapa/kg media)
A20 : 2% (20 gram arang tempurung kelapa/kg media)
A30 : 3% (30 gram arang tempurung kelapa/kg media)
Tabel 1 menjelaskan komposisi perlakuan kompos dan arang tempurung kelapa
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1 Komposisi perlakuan kompos dan arang tempurung kelapa
Kompos
K0
K20
K40
K60
Arang tempurung kelapa
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
A0
K0A0 (1)
K0A0 (2)
K0A0 (3)
K20A0 (1)
K20A0 (2)
K20A0 (3)
K40A0 (1)
K40A0 (2)
K40A0 (3)
K60A0 (1)
K60A0 (2)
K60A0 (3)
A10
K0A10 (1)
K0A10 (2)
K0A10 (3)
K20A10 (1)
K20A10 (2)
K20A10 (3)
K40A10 (1)
K40A10 (2)
K40A10 (3)
K60A10 (1)
K60A10 (2)
K60A10 (3)
A20
K0A20 (1)
K0A20 (2)
K0A20 (3)
K20A20 (1)
K20A20 (2)
K20A30 (1)
K40A20 (1)
K40A20 (2)
K40A20 (3)
K60A20 (1)
K60A20 (2)
K60A20 (3)
A30
K0A30 (1)
K0A30 (2)
K0A30 (3)
K20A30 (1)
K20A30 (2)
K20A30 (3)
K40A30 (1)
K40A30 (2)
K40A30 (3)
K60A30 (1)
K60A30 (2)
K60A30 (3)
4
Analisis Data
Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan pengukuran dianalisis
dengan menggunakan model linier :
Yijk = � +
+ +
ij + �
Dimana :
Yijk
= nilai atau respon dari pengamatan pada faktor kompos taraf ke-i,
faktor arang tempurung kelapa taraf ke-j dan ulangan ke-k
µ
= nilai rataan umum
αi
= pengaruh perlakuan kompos ke-i
Βj
= pengaruh perlakuan arang tempurung kelapa ke-j
(αβ)ij = pengaruh interaksi faktor kompos pada taraf ke-i dengan faktor
arang tempurung kelapa
Εijk
= pengaruh acak faktor kompos pada taraf ke-i dengan faktor arang
tempurung kelapa pada taraf ke-j dan ulangan ke-k
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilakukan sidik ragam dengan uji F.
Data diolah dengan menggunakan SAS versi 9 portable, jika :
a. F hitung < F Tabel, maka perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter yang diuji.
b. F hitung > F Tabel, maka perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap
parameter yang diuji. Apabila terdapat perbedaan yang nyata, maka dilakukan
uji lanjut Duncan`s Multiple Range Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi pertumbuhan tinggi,
diameter dan berat kering total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian kompos tunggal dan arang tempurung kelapa tunggal tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi, diameter dan berat kering total. Perlakuan
interaksi pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung kelapa
berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi dan berat kering total. Hasil
rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemberian kompos dan arang tempurung kelapa
yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam berbagai perlakuan terhadap parameter
pertumbuhan semai jabon
Parameter
Tinggi
Diameter
Berat Kering Total
Kompos
0.1785 tn
0.1749 tn
0.0655 tn
Perlakuan
Arang
0.2068 tn
0.2478 tn
0.0557 tn
Kompos × Arang
0.0002 *
0.3729 tn
0.0224 *
Keterangan : Angka-angka dalam tabel adalah nilai signifikan; * = perlakuan berpengaruh nyata
pada selang kepercayaan 95% dengan nilai signifikan (Pr>F) 0.05 (α); tn =
perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% dengan nilai
signifikan (Pr>F) 0.05 (α).
5
Pertumbuhan Tinggi
Tabel 3 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon
Perlakuan
K0A0
K20A0
K40A0
K60A0
K0A10
K20A10
K40A10
K60A10
K0A20
K20A20
K40A20
K60A20
K0A30
K20A30
K40A30
K60A30
Rata-Rata Pertumbuhan
Tinggi (cm)
2.67bcde
3.33abc
0.77e
5.03a
2.00bcde
2.43bcde
3.00bcd
1.10de
0.93e
2.53bcde
1.80de
3.67ab
3.03bcd
1.43cde
3.53ab
2.30bcde
% Peningkatan
Dibandingkan Kontrol
0.00
25.00
-71.25
88.75
-25.00
-8.75
12.50
-58.75
-65.00
-5.00
-32.50
37.50
13.75
-46.25
32.50
-13.75
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda
nyata pada selang kepercayaan 95%.
Hasil sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa perlakuan interaksi
pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung kelapa berpengaruh
nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi. Tabel 3 menjelaskan hasil uji lanjut
Duncan perlakuan interaksi pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang
tempurung kelapa terhadap parameter tinggi. Kombinasi pemberian kompos dosis
60 gram dengan arang 0% (K60A0) merupakan kombinasi perlakuan terbaik yang
mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi semai jabon dengan persen
peningkatan dibandingkan kontrol sebesar 88.75%. Pertumbuhan tinggi terendah
ditunjukkan oleh kombinasi pemberian kompos dosis 40 gram dengan arang 0%
(K40A0).
Gambar 1 menunjukkan grafik pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) semai
jabon selama 12 minggu (3 bulan) yang setiap minggu semakin meningkat.
Pertumbuhan tinggi semai jabon yang terbaik adalah pada perlakuan K60A0
(Kompos 60 gram dengan arang tempurung kelapa 0 %) dapat dilihat dari grafik
pertumbuhan tinggi semai jabon yang mengalami peningkatan lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Gambar 2 menunjukkan kondisi semai
jabon pada waktu akhir pengukuran.
6
Gambar 1
K60A20
Grafik laju pertumbuhan tinggi (cm) semai jabon pada berbagai
perlakuan pemberian kombinasi dosis kompos dengan arang
tempurung kelapa
K6030
K0A0
Gambar 2 Kondisi semai jabon dengan pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa pada dosis yang diuji coba
7
Pertumbuhan Diameter
Hasil sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa perlakuan kompos
tunggal, arang tunggal dan perlakuan interaksi pemberian kombinasi dosis
kompos dengan arang tempurung kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap
parameter pertumbuhan diameter, sehingga tidak dilakukan uji lanjut Duncan.
Berat Kering Total
Hasil sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan interaksi pemberian
kombinasi dosis kompos dengan arang tempurung kelapa memberikan pengaruh
nyata pada parameter berat kering total. Pemberian kompos dan arang tempurung
kelapa ke dalam media limbah tambang pasir dapat meningkatkan berat kering
total semai jabon secara nyata, sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan yang
dijelaskan pada Tabel 4. Kompos dosis 40 gram dan arang tempurung kelapa
dosis 3% (K40A30) merupakan kombinasi pelakuan yang memiliki berat kering
total semai jabon terbaik.
Tabel 4 Hasil uji lanjut Duncan interaksi kompos dan arang tempurung kelapa
terhadap berat kering total semai jabon
Perlakuan
K0A0
K20A0
K40A0
K60A0
K0A10
K20A10
K40A10
K60A10
K0A20
K20A20
K40A20
K60A20
K0A30
K20A30
K40A30
K60A30
Rata-Rata Berat Kering
Total (gram)
0.53b
0.42b
0.14b
0.69b
0.61b
0.18b
0.61b
0.46b
0.65b
0.19b
0.42b
0.94b
0.86b
0.44b
1.77a
0.70b
% Peningkatan
Dibandingkan Kontrol
0.00
-20.26
-72.79
31.00
15.82
-65.82
16.44
-12.04
24.04
-63.93
-19.63
78.47
62.65
-17.09
236.68
32.28
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda
nyata pada selang kepercayaan 95%.
Analisis Unsur Hara Tanah
Analisis tanah dilakukan pada beberapa sampel tanah perlakuan sebagai
data pendukung. Analisis tanah dilakukan pada perlakuan limbah tambang pasir
(K0A0), limbah tambang pasir + kompos 60 gram + arang 2% (K60A20) dan
limbah tambang pasir + kompos 60 gram + arang 2% (K60A30). Hasil analisis
tekstur tanah dan sifat kimia limbah tambang pasir disajikan pada Tabel 5 dan 6.
8
Tabel 5 Hasil analisis tekstur limbah tambang pasir
Tekstur
Limbah
tambang
pasir (K0A0)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram +
arang 2% (K60A20)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram + arang
3% (K60A30)
62.19
19.92
17.89
59.29
26.13
14.58
61.39
20.65
17.96
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
Tabel 6 Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir
Sifat kimia tanah
pH H2O
C-org (%)
N-tot (%)
P ters (ppm)
Ca (me/100gram)
Mg (me/100gram)
K (me/100gram)
KTK (me/100gram)
Standar sifat kimia tanah*
6.60-7.50
2.01-3.00
0.21-0.50
16.00-25.00
6.00-10.00
1.10-2.00
0.40-0.50
17.00-24.00
K0A0
K60A20
K60A30
6.20
2.56
0.23
24.80
12.97
2.36
0.78
10.75
6.40
2.53
0.21
54.70
12.24
2.56
1.79
12.74
6.40
2.32
0.20
55.60
10.99
2.42
1.69
13.13
Keterangan : K0A0 = limbah tambang pasir, K60A20 = limbah tambang pasir dengan penambahan
kompos dosis 60 gram dan arang tempurung kelapa 2%, K60A30 = limbah tambang
pasir dengan penambahan kompos dosis 60 gram dan arang tempurung kelapa 3%, *
= Standar sifat kimia tanah menurut Staf Peneliti Tanah 1983 dalam Harjowigeno
2003.
Pembahasan
Pertumbuhan tanaman terjadi ketika sel-sel membesar dan membelah
akibat pengembangan bagian-bagian tanaman yang dapat dilihat (Goldworthy dan
Fisher 2008). Menurut Islami dan Utomo (1995), tanaman memerlukan unsur
hara, air, udara dan cahaya untuk melakukan pertumbuhan. Tinggi merupakan
parameter pertumbuhan tanaman yang mudah dilihat, namun pertumbuhan tinggi
tanaman sensitif terhadap faktor lingkungan tertentu seperti cahaya (Sitompul dan
Guritno 1995). Menurut Campbell dan Reece (2012), pertumbuhan tanaman
terdiri dari pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer
yaitu pertumbuhan tanaman dalam memperpanjang akar dan tunas, sedangkan
pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan menebal yang dihasilkan oleh meristem
lateral, pertumbuhan ini terjadi pada batang dan akar tumbuhan berkayu.
Pertumbuhan primer dan sekunder terjadi secara simultan.
Berat kering tanaman merupakan bahan kering tanaman sebagai
manifestasi dari semua proses dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan
tanaman dan integrasi dari hampir semua peristiwa yang dialami tanaman
sebelumnya (Sitompul dan Gurino 1995). Menurut Irawan (2005), berat kering
total merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan semai untuk
melakukan proses fisiologis.
Kompos merupakan bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat
yang terlindung sinar matahari dan hujan serta diatur kelembabannya dengan
penyiraman air (Hardjowigeno 2003b). Pemberian kompos pada media limbah
9
tambang pasir memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi, diameter
dan berat kering total semai jabon. Namun, hasil pengukuran tinggi dan diameter
semai jabon pada setiap minggu mengalami peningkatan. Grafik pertumbuhan
tinggi dan diameter semai jabon dijelaskan pada Gambar 1. Peningkatan tinggi
semai jabon pada setiap minggu membuktikan bahwa kompos dapat menyediakan
unsur hara bagi semai jabon. Menurut Murbandono (1999), bahwa kompos
menyediakan bahan makanan untuk tanaman, hal ini disebabkan bahan organis
mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara dan kemampuan penampung air.
Di samping itu, kompos berperan besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah seperti
memperbesar daya ikat tanah yang berpasir, sehingga struktur tanah dapat
diperbaiki dan tidak terlalu berderai.
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi ketersediaan
unsur hara tanah yang dibutuhkan tanaman. Menurut Campbell dan Reece (2012),
bahwa tumbuhan memerlukan unsur karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor,
sulfur, kalium, kalsium dan magnesium dalam jumlah besar. Kompos merupakan
sampah organik yang mengalami dekomposisi akibat adanya interaksi
mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik yang biasa
dipakai untuk membuat kompos antara lain dedaunan, rumput, jerami, sisa
ranting, kotoran hewan, kembang yang telah gugur, air kencing hewan dan
sampah dapur. Menurut Agromedia (2007), bahwa kompos memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya dapat membantu menjaga kegemburan tanah,
memperbaiki dan menjaga struktur tanah, meningkatkan daya serap dan daya
pegang tanah terhadap air, mengurangi tersekatnya fosfat dan meningkatkan
ketersediaan unsur-unsur hara bermanfaat bagi tanaman. Kandungan zat hara
dalam kompos sangat bervariasi, tergantung pada bahan yang dikomposkan, cara
pengomposan dan cara penyimpanannya. Menurut Djaja (2008), kompos
mengandung sejumlah mikroba, sehingga pemberian kompos akan memperkaya
mikroba tanah, namun mikroba tanah memerlukan waktu untuk mengurai unsur
hara sebelum digunakan oleh tanaman.
Pemberian arang tempurung kelapa pada media limbah tambang pasir
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi, diameter dan berat kering
total semai jabon. Pemberian kompos dengan dosis 0 gram dan arang tempurung
kelapa dengan dosis 3% (K0A30) merupakan perlakuan dengan pertumbuhan
tinggi semai jabon terbaik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nabhan (1989),
bahwa arang tempurung kelapa memiliki sifat adsorben.
Arang tempurung kelapa mempunyai daya serap yang baik. Hal ini
disebabkan arang memiliki diameter pori-pori yang kecil, sehingga arang
mempunyai permukaan internal yang luas. Daya kapiler dalam pori-pori arang
menyebabkan arang bersifat absorben (Nabhan 1989). Menurut Soemeinaboedhy
dan Tejowulan (2007), bahwa arang tempurung kelapa mempunyai luas
permukaan antara 500-1500 m2/gram sehingga efektif dalam menangkap partikelpartikel yang sangat halus. Secara morfologis arang mempunyai pori yang efektif
untuk mengikat dan menyimpan hara tanah.
Interaksi kompos dan arang tempurung kelapa pada limbah tambang pasir
memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon.
Lampiran 1 menjelaskan hasil sidik ragam pemberian kompos dan arang
tempurung kelapa terhadap pertumbuhan tinggi semai jobon. Hasil uji Duncan
interaksi kompos dan arang tempurung kelapa yang tersaji pada Tabel 3 yang
10
menunjukkan pengaruh pertumbuhan tinggi semai jabon yang berbeda-beda pada
setiap perlakuan. Semai jabon dengan pemberian kompos 60 gram dan arang
tempurung kelapa 0% (K60A0) merupakan semai jabon dengan pertumbuhan
tinggi terbaik. Hal ini disebabkan semai jabon dengan pemberian kompos 60 gram
dan arang tempurung kelapa 0% (K60A0) memiliki persen peningkatan rata-rata
tinggi sebesar 88.75% dari kontrol.
Interaksi kompos dan arang tempurung kelapa pada limbah tambang pasir
memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering total semai jabon.
Gambar 2 menunjukkan kondisi semai jabon dengan pemberian kompos dan
arang tempurung kelapa pada dosis yang diujicobakan. Lampiran 1 menjelaskan
hasil sidik ragam pemberian kompos dan arang tempurung kelapa terhadap berat
kering total semai jabon. Hasil uji Duncan interaksi kompos dan arang tempurung
kelapa terhadap berat kering total semai jabon tersaji pada Tabel 4, hal ini
menjelaskan bahwa kompos dosis 40 gram dan arang tempurung kelapa dosis 3%
(K40A30) memiliki pertumbuhan fisiologis tertinggi dengan persen peningkatan
berat kering total semai jabon sebesar 236.68% dari kontrol. Menurut Sitompul
dan Guritno (1995), bahwa ciri dari adanya pertumbuhan tanaman yaitu adanya
pergandaaan protoplasma, perbanyakan sel, pertambahan ruang dan pertambahan
bobot kering.
Tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
(Hanafiah 2005). Tabel 5 menjelaskan hasil analisis tekstur limbah tambang pasir
dengan berbagai perlakuan. Menurut Islami dan Utomo (1995), tanah dengan
kandungan liat lebih dari 35% merupakan tanah yang memiliki kemampuan
menyimpan air dan hara tanaman yang tinggi. Tanah yang mengandung debu
tinggi mempunyai kapasitas tertinggi untuk mengikat air tersedia bagi
pertumbuhan tanaman, hal ini disebabkan ukuran pori dari tanah tersebut (Foth
1984). Pemberian kompos dosis 60 gram dan arang tempurung kelapa dosis 3%
(K60A30) belum meningkatkan persen liat. Sehingga, kandungan hara yang
terdapat pada limbah tambang pasir tanpa pemberian kompos dan arang
tempurung kelapa (K0A0), limbah tambang pasir dengan pemberian kompos dosis
60 gram dan arang tempurung kelapa 2% (K60A20) serta limbah tambang pasir
dengan pemberian kompos 60 gram dan arang tempurung kelapa 3% (K60A30)
belum optimal. Menurut Islami dan Utomo (1995), bahwa tanah yang memiliki
proporsi pasir kurang dari 70% dan liat lebih dari 35%, merupakan tanah yang
memiliki aerasi, tata udara dan kemampuan menyimpan air yang cukup baik.
Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir disajikan pada Tabel 6.
Limbah tambang pasir dengan pemberian kompos dosis 60 gram dan arang
tempurung kelapa 3 % (K60A30) memiliki kandungan fosfor tertinggi. Fosfor
memiliki peran dalam pembelahan sel, memperkuat batang agar tidak mudah
rontok dan mendorong perkermbangan akar (Hardjowigeno 2003b). Menurut
Hanafiah (2008), bahwa pH tanah merupakan indikator kesuburan kimiawi tanah,
hal ini disebabkan pH tanah dapat mencerminkan ketersediaan hara. Pertumbuhan
akar dipengaruhi oleh pH tanah, pH tanah dengan kisaran 5.0-8.0 berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan akar, sebagian besar tanaman tidak dapat tumbuh
pada pH kurang dari 4.0 dan pH lebih dari 9.0 (Islami dan Utomo 1995). Menurut
Gardner et al (2008), bahwa pH tanah kurang dari 6.0 meningkatkan keterlarutan
almunium, mangan dan besi yang dapat bersifat racun dan membatasi
11
pertumbuhan akar. Hasil analisis sifat kimia tanah, pemberian kompos dan arang
tempurung kelapa mampu meningkatkan pH tanah.
Kapasitas tukar kation (KTK) menunjukkan kemampuan tanah untuk
menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut (Harjowigeno
2003). Menurut Depdikbud (1991), bahwa nilai KTK tanah dipengaruhi oleh
reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat, kemampuan menahan
bahan organik dan pengapuran atau pemupukan. KTK merupakan indikator
kesuburan tanah, tanah dengan KTK tinggi mempunyai daya menyimpan unsur
hara yang tinggi. Hasil analisis sifat kimia limbah tambang pasir dengan
pemberian kompos dan arang tempurung kelapa menunjukkan nilai KTK yang
rendah.
Tumbuhan memerlukan unsur karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor,
sulfur, kalium, kalsium dan magnesium dalam jumlah besar (makronutrien),
sedangkan unsur esensial yang lain (mikronutrien), seperti klorin, besi, mangan,
boron, seng, tembaga, nikel dan molybdenum dibutuhkan tanaman dengan jumlah
kecil. Tekstur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pasir merupakan media miskin hara dan memiliki sifat poreus (Hanafiah 2005).
Menurut Hardjowigeno (2003a), bahwa pasir memiliki butir-butir yang berukuran
lebih besar, sehingga setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih
kecil. Hal ini mengakibatkan air tidak dapat tersimpan. Menurut Agromedia
(2007), bahwa pasir memiliki struktur kurang baik, sehingga hampir semua
tanaman yang tumbuh diatasnya tidak akan subur. Hal ini disebabkan partikelpertikel tanah sangat kasar dan memiliki banyak rongga, sehingga air dan unsur
hara sulit disimpan ke dalam pori-pori tanah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan interaksi kompos dan arang tempurung
kelapa berpengaruh nyata pada selang 95% terhadap parameter tinggi dan berat
kering total semai jabon. Kombinasi pemberian kompos dosis 60 gram dengan
arang tempurung kelapa 0% memberikan pertumbuhan tinggi semai jabon yang
terbaik dengan persentase peningkatan dibanding kontrol sebesar 88.75%. Berat
kering total terbaik ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi pemberian kompos
40% dengan arang tempurung kelapa 3% dengan presentase peningkatan
dibanding kontrol sebesar 236.68%.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah
tambang pasir menjadi media tanam semai jabon dengan pemberian kompos dan
arang tempurung kelapa pada dosis yang lebih beragam, sehingga didapatkan
dosis optimal untuk pertumbuhan semai jabon.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Campbell NA, Reece JB. 2012 . Biologi Ed ke-8. Wulandari DT, penerjemah:
Hardani W, Adhita P, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan
dari: Biology.
[Depdikbud] Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1991. Kimia Tanah. Jakarta (ID): Depdikbud.
Djaja W. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan
Sampah. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Foth HD. 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Ed ke-7. Purbayanti ED, Lukiwati DR,
Trimulatsih R, penerjemah: Hudoyo AB, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Pr. Terjemahan dari: Fundamental of Soil Science.
Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo
H, penerjemah: Subiyanto. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.
Terjemahan dari: Physiology of Crop Plants.
Goldsworthy PR, Fisher NM. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Tohari,
penerjemah; Soedharoedjian, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Pr. Terjemahan dari: The Physiology of Tropical Field Crops.
Hanafiah KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Rajagrafindo
Persada.
Hardjowigeno S. 2003a. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta (ID):
Akademika Akapressindo.
Hardjowigeno S. 2003b. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Irawan US. 2005. Aplikasi ektomikoriza dan pupuk organik untuk memperbaiki
pertumbuhan tanaman pada media tailing. [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Islami T, Utomo WH. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. Semarang (ID):
IKIP Semarang Pr.
Mulyana D, Asmarah C, Fahmi I. 2010. Bertanam Jabon. Jakarta (ID):
Agromedia Pustaka.
Murdandono LHS. 1999. Membuat Kompos. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Nabhan. 1989. Mempelajari pengaruh pengaktifan secara kimiawi dan pemberian
uap terhadap rendemen dan mutu arang aktif tempurung kelapa (Cocos
nuifera Linn.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Pr.
Soemeinaboedhy IR dan Tejowulan RS. 2007. Pemanfaatan berbagai macam
arang sebagai sumber unsur hara P dan K serta sebagai pembenah tanah.
Argoteksos(17):2. [Internet]. [diunduh 2013 JUN 3] Tersedia pada:
htttp://fp.unram.ac.id/karya-ilmiah/jurnal/agroteksosos/tahun-2007/vol-17no-2-agustus-2007/.
Warisno dan Dahana K. 2011. Peluang Investasi: Jabon Tanaman Kayu Masa
Depan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
13
Lampiran 1 Hasil sidik ragam setiap parameter
Hasil sidik ragam parameter pertumbuhan tinggi
Sumber
keragaman
Kompos
Arang
Kompos x Arang
Galat
Total
Db
JK
KT
F hitung
F Tabel
3
3
9
32
47
4.92895833
5.33395833
48.03854167
32.6933333
90.99479167
1.77798611
1.64298611
5.33761574
1.02166667
1.74
1.61
5.22 *
2.90111958
2.90111958
2.18876577
P<
Value
0.1785
0.2068
0.0002
Hasil sidik ragam parameter pertumbuhan diameter
Sumber
keragaman
Kompos
Arang
Kompos x Arang
Galat
Total
Db
JK
KT
F hitung
F Tabel
3
3
9
32
47
0.01045000
0.00861667
0.03506667
0.77966667
1.95806667
0.00348333
0.00287222
0.00233778
0.02436458
1.73
1.43
1.13
2.90111958
2.90111958
2.18876577
P<
Value
0.1749
0.2478
0.3729
Hasil sidik ragam parameter pertumbuhan berat kering total
Sumber
keragaman
Kompos
Arang
Kompos x Arang
Galat
Total
Db
JK
KT
F hitung
F Tabel
3
3
9
32
47
1.61909167
1.71184167
7.0875
6.51466667
13.60219167
0.53969722
0.57061389
0.4725
0.20358333
2.65
2.8
2.32 *
2.90111958
2.90111958
2.18876577
P<
Value
0.0655
0.0556
0.0224
Lampiran 2
Hasil analisis sifat kimia tanah unsur lainnya pada limbah tambang
pasir
Sifat kimia tanah
Na (me/100gram)
Al (me/100gram)
H (me/100gram)
Fe (ppm)
Cu (ppm)
Zn (ppm)
Mn (ppm)
KB (%)
Limbah tambang pasir
(K0A0)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram + arang
2% (K60A20)
Limbah tambang pasir +
kompos 60 gram + arang
2% (K60A30)
0.85
tr
0.08
720.68
7.27
25.71
193.13
100
1.49
tr
0.04
541.51
6.98
24.49
172.19
100
1.13
tr
0.04
497.3
7.37
27.45
201.88
100
23
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 11 Desember 1991 dari ayah
Chaerul Fatah dan ibu Ocih Harlestiani. Penulis adalah putri kedua dari tiga
bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA YWKA Bandung dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Silvikultur, Fakultas
Kehutanan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Pengaruh
Hutan pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis juga pernah aktif dalam berbagai
kegiatan di Asrama Putri Darmaga. Di samping itu. penulis juga pernah dipercaya
menjadi bendahara umum Asrama Putri Darmaga tahun 2011/2012 dan ketua dies
natalis Asrama Putri Darmaga tahun 2012/2013.