Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
KEANEKARAGAMAN Trips (Thysanoptera)
PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN SAYURAN
DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
HIDA NOER ANUGRAWATI
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ABSTRAK
HIDA NOER ANUGRAWATI. Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada
Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dibimbing oleh
DEWI SARTIAMI.
Trips merupakan serangga kecil bertubuh ramping. Serangga ini menjadi
hama bagi tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti tanaman hias,
hortikultura, buah-buahan, dan sayuran. Trips dapat menyebabkan kerusakan
jaringan pada tanaman saat musim kering sehingga menimbulkan gejala
keperakan atau kekuning-kuningan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman trips pada berbagai jenis tanaman sayuran. Spesies trips
didapatkan dari beberapa lokasi di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Identifikasi trips dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4, 10,
dan 40 kali serta menggunakan bantuan literatur Thysanoptera: an Identification
Guide, program identifikasi Lucid, dan kunci Sartiami dan Mound. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diidentifikasikan 10 spesies trips yang terdapat pada 18 jenis
tanaman sayuran, yaitu Astrothrips sp., Bathrips melanicornis, Echinothrips
americanus, Megalulothrips usitatus, Mycterothrips sp., Mymarothrips bicolor,
Thrips palmi, Thrips parvispinus, Thrips tabaci, dan Organothrips indicus.
Kata kunci: Thrips parvispinus, Thysanoptera, Thripidae, Aeolothripidae,
tanaman sayuran.
ABSTRACT
HIDA NOER ANUGRAWATI. Diversity of Thrips (Thysanoptera) on Vegetable
Crops in West Java and Central Java. Supervised by DEWI SARTIAMI.
Thrips are including a small-bodied insect pests slim. This insect becomes
pest of plants with high economical value such as ornamental plants, fruit trees,
and vegetable. Thrips could cause plants tissue damage during dry season,
indicated by silvery or yellowish specks. This study was purposed to learn about
thrips variety on various vegetable plants. Thrips species was collected from
several locations in West Java and Central Java. Thrips were identified under
compound light microscope with 4, 10, and 40 times zooms and supported by
literature Thysanoptera: an Identification Guide, Lucid identification program,
and Sartiami and Mound key. Based on this study result, 10 spesies thrips were
identified on 18 vegetable plants: are Astrothrips sp., Bathrips melanicornis,
Echinothrips americanus, Megalulothrips usitatus, Mycterothrips sp.,
Mymarothrips bicolor, Thrips palmi, Thrips parvispinus, Thrips tabaci, and
Organothrips indicus.
Keyword: Thrips parvispinus, Thysanoptera, Thripidae, Aeolothripidae, vegetable
plant.
©
Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KEANEKARAGAMAN Trips (Thysanoptera)
PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN SAYURAN
DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
HIDA NOER ANUGRAWATI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
: Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis
Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Nama Mahasiswa : Hida Noer Anugrawati
NIM
: A34080073
Disetujui oleh
Dra. Dewi Sartiami, M.Si
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si
Ketua Departemen Proteksi Tanaman
Tanggal disetujui:
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di
Jawa Barat dan Jawa Tengah”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Dewi
Sartiami, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, dan saran dengan penuh kesabaran selama penelitian hingga
penyelesaian skripsi. Keluarga tercinta, Bapak (Bambang Andoko), Ibu (Eni
Hurustiati), Kakak (Enokta Hedi Permana dan Galuh Rizki Hermawanti), Adik
(Dian Daru Wijayanto dan Muhammad Rifqi Hananda), atas segala kasih sayang
dan cintanya yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan. Bapak Dr.Ir.
Ruly Anwar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan perhatian. Keluarga besar Departemen Proteksi Tanaman
(Dosen dan staf pengajar) atas segala petunjuk dan bimbingan dalam administrasi
pendidikan selama di kampus. Keluarga Kost Windy yang memberikan semangat,
doa, serta motivasi. Sahabat-sahabat yang banyak membantu, memberi semangat,
doa dan menjadi tempat berkeluh kesah atas penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belumlah sempurna, namun penulis
berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Akhir kata dengan kerendahan hati
penulis memohon maaf.
Bogor, Desember 2013
Hida Noer Anugrawati
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Bahan
Metode Penelitian
Pengambilan Trips
Pembuatan Preparat
Identifikasi Trips
Pembuatan Foto Trips
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesies Trips dan Tanaman Inangnya
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
5
8
19
19
19
20
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil identifikasi trips
Tabel 2 Spesies trips dan tanaman sayuran
5
7
DAFTAR GAMBAR
1. Identifikasi imago Thrips parvispinus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
2. Identifikasi imago Megalulothrips usitatus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
3. Identifikasi imago Thrips palmi (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e)
4. Identifikasi imago Bathrips melanicornis (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
5. Identifikasi imago Thrips tabaci (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e)
6. Identifikasi imago Astrothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e)
7. Identifikasi imago Echinothrips americanus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e)
8. Identifikasi imago Mycterothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
9. Identifikasi imago Mymarothrips bicolor (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
10.Identifikasi imago Organothrips indicus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Trips merupakan serangga kecil bertubuh ramping yang memiliki panjang
tubuh beberapa milimeter. Sebagian besar trips menyerang pada bagian bunga dan
daun tanaman dengan cara meraut-menghisap. Selain sebagai hama, trips juga
berperan sebagai predator dan pengurai (Lewis 1997). Trips ada yang memiliki
sayap dan ada pula yang tidak bersayap. Sayap bila berkembang sempurna maka
akan tampak jumlahnya empat, sangat panjang dan sempit. Sebagian besar trips
memiliki sayap sempit dengan venasi yang tereduksi dengan sekeliling sayap
memiliki rambut yang berumbai.
Serangan trips menyebabkan daun yang terserang berwarna keperakperakkan atau kekuning-kuningan seperti perunggu pada permukaan bawah daun
dan menyebabkan gangguan fisiologi pada daun. Daun menjadi berkerut karena
cairan sel dihisap. Serangan berat dapat mengakibatkan semua daun mengering
dan lama-kelamaan daun menjadi mati. Gejala pada bunga berupa bintik-bintik
putih atau kadang berupa bercak berwarna merah yang muncul juga dipermukaan
daun (Mound dan Kibby 1998). Kondisi serangan langsung pada daun, bunga, dan
buah disebabkan karena trips menghisap isi sel bagian-bagian tanaman tadi lebih
berbahaya pada saat musim kering karena tanaman menjadi lebih cepat kehilangan
kelembaban (Lewis 1997).
Metamorfosis yang dialami oleh trips adalah metamorfosis peralihan yaitu
antara holometabola dan paurometabola dengan dua atau tiga instar pradewasa
yang tidak aktif bergerak. Dua instar pertama tidak terdapat sayap pada bagian
luar (eksternal) yang biasa disebut larva. Selain itu, trips memiliki sayap yang
terbentuk di bagian dalam (internal) selama proses metamorfosisnya (Borror et al.
1996). Telur trips berbentuk oval dan berukuran kecil sehingga tidak terlihat
dengan mata telanjang. Telur akan menetas sekitar 3 sampai 7 hari setelah
peletakan oleh imago betina. Biasanya trips meletakkan telur di bawah daun
secara terpisah. Telur yang belum menetas, tidak hanya berada dibawah daun,
melainkan banyak bersembunyi di dalam tanah di sekitar pertanaman. Saat telur
menetas, nimfa yang muncul akan melalui beberapa stadia nimfa. Setelah
beberapa stadia nimfa dilalui kemudian menjadi fase pupa (Setiadi 1996).
Ukuran trips yang kecil merupakan alasan trips menjadi hama penting pada
tanaman. Sebagaian besar spesies memiliki ukuran tubuh 1 sampai 2 mm. Warna
tubuh bervariasi dari putih hingga coklat dan coklat tua hingga hitam. Secara mata
telanjang, trips hanya terlihat garis hitam, coklat, atau kuning putus-putus. Antena
trips memiliki 4 sampai 9 ruas, namun biasanya 7 sampai 8 ruas. Toraks dibagi
menjadi 2 yaitu protoraks dan pterotoraks. Trips sebagian besar memiliki 11 ruas
abdomen (Moritz 1997).
Dibiyantoro (1998) menyatakan bahwa trips dapat berperan sebagai hama
penting pada tanaman. Trips memiliki kisaran inang yang sangat luas dan
biasanya berkumpul pada bagian bunga (Borror et al. 1996). Serangan trips dapat
mengakibatkan kegagalan panen karena cara makan trips yang mengisap cairan
daun-daun muda dan sebagai vektor penyakit pada tanaman. Trips membuat
jaringan hancur secara memanjang dan berulang-ulang sehingga berperan seperti
parut.
2
Sayuran merupakan tanaman yang tidak luput dari serangan trips. Berbagai
jenis sayuran telah diketahui diserang oleh trips. Salah satu tanaman sayuran
penting yang diserang trips adalah cabai (Yulianti 2008). Trips yang menyerang
cabai terdiri dari dua spesies yaitu Megalulothrips usitatus dan Thrips
parvispinus. Trips yang paling dominan adalah Thrips parvispinus. Dari hasil
penelitian Yulianti juga ditemukan bahwa spesies dominan ini juga menyerang
tanaman sayuran disekitar tanaman cabai. Oleh karena itu dalam penelitian ini
ingin mengetahui lebih jauh berbagai jenis trips yang menyerang tanaman sayuran
pada umumnya.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman trips pada berbagai
jenis tanaman sayuran.
Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
keanekaragaman trips yang ada pada sayuran sehingga dapat menjadi dasar
penelitian lanjutan dan cara pengendalian hama ini.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai Agustus 2013.
Pengambilan sampel dilakukan pada dua provinsi yaitu di Jawa Barat dan Jawa
Tengah. Selanjutnya identifikasi trips dilakukan di Laboratorium Biosistematika
Serangga Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan kimia
yang terdiri dari larutan NaOH 5%, alkohol dengan konsentrasi bertingkat (50%,
60%, 70%, 80%, 95%, dan 100%), aquades, balsam kanada, minyak cengkeh,
hoyer. Alat yang digunakan adalah wadah koleksi, nampan, kuas halus, pipet,
cawan sirakus beserta penutupnya, jarum bertangkai, kaca preparat beserta
penutupnya, label dan alat tulis, mikroskop compound dan mikroskop stereo untuk
pengamatan di laboratorium, dan kamera digital.
Metode Penelitian
Pengambilan Trips
Pegambilan sampel trips dilakukan pada pertanaman sayuran di 2 provinsi
yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah yang dijadikan pengambilan sampel
mewakili 4 Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten
Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, dan Kaupaten Tasikmalaya.
Sedangkan 3 Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Banjarnegara, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Tegal. Ketinggian lokasi diukur
menggunakan GPS (Global Positioning System). Pengambilan sampel trips
dilakukan dengan cara menepuk-nepuk bagian bunga dan pucuk tanaman di atas
nampan plastik berwarna putih. Setelah trips berjatuhan di nampan, sampel
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eppendorf yang berisi alkohol 70%
menggunakan kuas halus. Tabung tersebut diberi label yang berisi informasi
tanggal pengambilan, lokasi, dan tanaman inang. Trips yang telah dikoleksi
kemudian akan dilakukan pengawetan dalam preparat dengan menggunakan dua
cara yaitu preparat awetan permanen dan preparat awetan sementara.
Pembuatan Preparat
Preparat Permanen. Spesimen trips yang dipilih untuk diawetkan dalam
preparat sudah mencapai imago. Trips disortir berdasarkan spesies yang berbeda
melalui pengamatan pendahuluan dengan menggunakan mikroskop stereo.
Tahapan pembuatan preparat mikroskopis menggunakan metode menurut Mound
dan Kibby (1998) yaitu: trips diletakkan pada cawan sirakus yang berisi aquades
dan diamkan selama 1 jam, kemudian aquades dibuang dengan menggunakan
pipet namun disisakan dalam cawan. Kemudian cawan yang berisi trips dan sisa
aquades dimasukkan NaOH 5% dan dibiarkan 1 malam. Selanjutnya, NaOH 5%
dibuang hingga habis dan dimasukkan aquades untuk mencuci sisa NaOH 5%
selama 1 jam. Kemudian aquades dibuang namun tidak sampai habis dan
tambahkan alkohol 50% dan langsung diganti dengan menggunakan alkohol 60%
4
dan di diamkan selama 1 malam. Selanjutnya larutan diganti lagi dengan alkohol
70% selama 1 jam, dan alkohol 80% selama 20 menit, serta alkohol 95% selama
10 menit. Perendaman selanjutnya dengan menggunakan alkohol 100% selama 5
menit dan dilakukan 2 kali, serta dilanjutkan perendaman dengan menggunakan
minyak cengkeh selama 10 menit. Setelah itu trips diletakkan pada gelas penutup
dengan posisi ventral, kemudian trips diatur posisinya dan sisa minyak cengkeh
diserap menggunakan tisu. Selanjutnya, diberi balsam kanada dan tutup
menggunakan kaca obyek. Setelah kaca obyek menempel pada larutan balsam
kanada, kaca dibalik sehingga kaca penutup berada di atas kaca obyek. Preparat
yang telah dibuat, dilengkapi dengan label di kedua sisi preparat yang berisi
keterangan spesimen. Disebelah kanan preparat berisi keterangan tanaman inang,
lokasi, dan tanggal, disertakan juga dengan nama kolektor. Pada label sebelah kiri
preparat, tertulis keterangan ordo, famili, dan spesies. Kemudian obyek tersebut di
keringkan pada hot plate bersuhu 40oC selama beberapa minggu.
Preparat sementara. Pembuatan preparat diawali dengan penataan imago
trips saat masih berada dalam larutan alkohol, yaitu dengan merentangan kedua
sayap serangga serta meluruskan antena. Bagian ventral tubuh berada di sebelah
atas. Larutan hoyer diteteskan pada kaca penutup yang berdiameter 13 mm,
kemudian trips yang telah diatur posisinya diletakkan pada kaca penutup tersebut
dan segera ditutup menggunakan kaca obyek. Setelah kaca obyek menempel pada
larutan hoyer, kaca dibalik sehingga kaca penutup berada di atas kaca obyek.
Preparat yang telah dibuat, dilengkapi dengan label di kedua sisi preparat yang
berisi keterangan spesimen. Disebelah kanan preparat berisi keterangan tanaman
inang, lokasi, dan tanggal, disertakan juga dengan nama kolektor. Pada label
sebelah kiri preparat, tertulis keterangan ordo, famili, dan spesies. Kemudian
obyek tersebut di keringkan pada hot plate bersuhu 40oC selama 2 hari. Kemudian
bagian tepi kaca penutup ditutup dengan menggunakan cat kuku yang berwarna
transparan.
Identifikasi Trips
Identifikasi trips dilakukan di bawah mikroskop coumpond dengan
perbesaran 4, 10, dan 40 kali. Kemudian dilakukan proses identifikasi dengan
bantuan literatur Thysanoptera: an Identification Guide edisi ke-2 (Mound dan
Kibby 1998), program identifikasi Lucid: Thrips ID Pest Thrips of the World
(Moritz et al. 2004), serta kunci Sartiami dan Mound (2013).
Pembuatan Foto Trips
Pembuatan foto dilakukan dengan menggunakan kamera digital Casio 16,1
MP di Laboratorium Biosistematika Serangga Departemen Proteksi Tanaman
IPB. Foto ini digunakan untuk memperjelas karakter morfologi masing-masing
spesies.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian pada 18 jenis tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa
Tengah yang diamati, ditemukan 10 spesies trips. Dari spesies-spesies tersebut,
sembilan diantaranya adalah hama dan hanya satu spesies trips yang berperan
sebagai predator yang ditemukan. Satu spesies yang bersifat sebagai predator
tersebut adalah Mymarothrips bicolor, dan ditemukan hanya disatu lokasi yakni
pada pertanaman kacang panjang di Bogor, Jawa Barat. Daftar berbagai jenis trips
dan tanaman inangnya tertera pada tabel 1.
Penelitian yang dilakukan pada dua provinsi, ditemukan bahwa Thrips
parvispinus terdapat di berbagai ketinggian mulai dari dataran rendah sampai
dengan dataran tinggi. Ketinggian lokasi pertanaman berkisar antara 5-1678 m
dpl. Spesies ini tersebar pada semua daerah yang diteliti yaitu pada daerah Bogor,
Garut, Kuningan, Tasikmalaya, Banjarnegara, Demak, dan Tegal.
Spesies Megalulothrips usitatus dan Thrips palmi ditemukan di daerah
Bogor, Garut, Tasikmalaya, dan Tegal. Kedua spesies ini ditemukan baik di
dataran rendah, sedang, maupun tinggi. Untuk spesies Bathrips melanicornis
ditemukan di dataran rendah dan hanya ditemukan di provinsi Jawa Barat di
daerah yang berbeda yaitu Bogor dan Kuningan. Spesies Thrips tabaci ditemukan
di dua ketinggian yaitu pada dataran rendah dan dataran tinggi. Spesies ini
ditemukan di daerah Bogor, Kuningan, dan Banjarnegara.
Spesies Astrothrips sp. ditemukan pada tanaman kemangi di daerah Tegal,
Echinothrips americanus ditemukan pada tanaman katuk di daerah Bogor, dan
Organothrips indicus ditemukan pada tanaman timun di daerah Demak. Masingmasing spesies ini ditemukan pada daerah dengan dataran rendah, sedangkan
Mycterothrips sp. ditemukan di dataran tinggi yaitu pada ketinggian 1500 m dpl
yaitu pada tanaman tomat di daerah Banjarnegara.
Tabel 1 Spesies trips pada tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah
Lokasi
Jawa Barat
Bogor
Ketinggian
(m dpl)
290
Tanaman Inang
Nama Umum
Famili
Bayam
Sawi putih
Wortel
Amaranthaceae
Crucifera
Umbelliferae
Kangkung
Kemangi
Convolvulaceae
Lamiceae
Kacang buncis
Kecipir
Fabaceae
Fabaceae
Tomat
Katuk
Terung
Kacang
panjang
Solanaceae
Euphorbiceae
Solanaceae
Fabaceae
Spesies Thrip
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. tabaci
T. parvispinus
B. melanicornis
T. palmi
T. parvispinus
B. melanicornis
T. parvispinus
T. parvispinus
E. americanus
T. parvispinus
M. usitatus
M. bicolor
T. parvispinus
6
Lanjutan tabel 1 Spesies trips pada tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa
Tengah
Lokasi
Garut
Kuningan
Tasikmalaya
Jawa Tengah
Banjarnegara
Demak
Tegal
Ketinggian
(m dpl)
719-1678
Tanaman Inang
Nama Umum
Famili
Sawi hijau
Crucifera
Spesies Thrip
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
M. usitatus
T. palmi
T. parvispinus
T. palmi
T. parvispinus
B. melanicornis
T. parvispinus
T. tabaci
T. parvispinus
T. parvispinus
M. usitatus
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
Cabai
Solanaceae
Kacang buncis
Fabaceae
Kentang
Solanaceae
Sawi hijau
Crucifera
Wortel
Buncis
Kacang bunci
Umbelliferae
Fabaceae
Fabaceae
Kacang
panjang
Fabaceae
1500
Tomat
Solanaceae
5
Cabai
Timun
Solanaceae
Cucurbitaceae
Oyong
Tomat
Terung
Kacang
panjang
Bawang
merah
Timun
Wortel
Cucurbitaceae
Solanaceae
Solanaceae
Fabaceae
Myterothrips sp.
T. parvispinus
T. tabaci
T. parvispinus
O. indicus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
Liliaceae
T. parvispinus
Cucurbitaceae
Umbelliferae
Kemangi
Lamiaceae
Labu
Cucurbitaceae
Kacang
panjang
Fabaceae
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
Astrothrips sp.
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
400
427-501
42-1050
7
Trips menyerang berbagai macam tanaman sayuran yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Tabel 2 menunjukkan berbagai spesies trips tertentu pada
tanaman yang menjadi tanaman inangnya.
Tabel 2 Spesies trips pada tanaman sayuran
No.
Spesies Trips
1
2
Astrothrips sp.
B. melanicornis
3
4
E. americanus
M. usitatus
5
6
7
Mycterothrips sp.
M. bicolor
T. palmi
8
T. parvispinus
9
T. tabaci
10
O. indicus
Nama Umum
Kemangi
Sawi hijau
Kemangi
Kecipir
Katuk
Cabai
Wortel
Kacang buncis
Labu
Kacang panjang
Tomat
Kacang panjang
Sawi hijau
Kemangi
Kacang buncis
Labu
Kentang
Bawang daun
Bayam
Sawi hijau
Sawi putih
Cabai
Timun
Wortel
Kangkung
Oyong
Tomat
Kemangi
Kacang buncis
Kecipir
Labu
Terung
Kentang
Kacang panjang
Sawi hijau
Wortel
Tomat
Timun
Tanaman Inang
Nama Ilmiah; Famili
Ocimum basilicum; Lamiaceae
Brasica rapa; Crucifera
O. basilicum; Lamiaceae
Psophocarpus tetragonolubus; Fabaceae
Sauropus androgynus; Euphorbiceae
Capsicum sp.; Solanaceae
Daucus carota; Umbelliferae
Phaseolus vulgaris; Fabaceae
Sechium edule; Cucurbitaceae
Vigna unguiculata; Fabaceae
Lycopersicum esculentum; Solanaceae
V. unguiculata; Fabaceae
B. rapa; Crucifera
O. basilicum; Lamiaceae
P. vulgaris; Fabaceae
S. edule; Cucurbitaceae
Solanum tuberosum; Solanaceae
Allium sp.; Liliaceae
Amaranthus spp.; Amaranthaceae
B. rapa; Crucifera
B. sinensis; Crucifera
Capsicum sp.; Solanaceae
Cucumis sativus; Cucurbitaceae
D. carota; Umbelliferae
Ipomoea aquatica; Convolvulaceae
Luffa acutangula; Cucurbitaceae
L. esculentum; Solanaceae
O. basilicum; Lamiaceae
P. vulgaris; Fabaceae
P. tetragonolubus; Fabaceae
S. edule; Cucurbitaceae
S. melongena; Solanaceae
S. tuberosum; Solanaceae
V. unguiculata; Fabaceae
B. rapa; Crucifera
D. carota; Umbellifera
L. esculentum; Solanaceae
C. sativus; Cucurbitaceae
Spesies trips yang paling banyak ditemukan pada tanaman sayuran adalah T.
parvispinus, spesies ini ditemukan pada 17 jenis tanaman sayuran dari 18 inang
tanaman yang berbeda, yaitu bawang daun, bayam, cabai, kacang buncis, kacang
panjang, kangkung, kecipir, kemangi, kentang, labu, oyong, sawi hijau, sawi
putih, terung, timun, tomat, dan wortel. Spesies ini bersifat polifag karena trips ini
banyak dikenal sebagai hama pada berbagai komoditas pertanian, dan banyak
ditemukan di daerah dengan berbagai ketinggian yang berbeda. Sampai saat ini T.
parvispinus belum dilaporkan sebagai vektor pada tanaman yang diserangnya.
8
Spesies kedua terbanyak yaitu M. usitatus. Spesies ini ditemukan pada lima
tanaman inang yang berbeda, yaitu cabai, kacang buncis, kacang panjang, labu
dan wortel. Namun spesies trips ini lebih banyak ditemukan di pertanaman kacang
buncis dan kacang panjang. Kedua jenis sayuran ini memiliki kesamaan famili
yaitu Fabaceae. Selain itu, spesies M. usitatus juga ditemukan pada tanaman
cabai, wortel, dan labu. Hama trips ini hanya sebagai pendatang pada tanamantanaman tersebut karena pada saat pengambilan sampel trips hanya ditemukan
satu individu.
Thrips palmi ditemukan pada lima tanaman inang yang berbeda yaitu
kacang panjang, kemangi, kentang, labu, dan sawi hijau. Spesies B. melanicornis
ditemukan pada tiga tanaman inang yang berbeda, yaitu kecipir, kemangi, dan
sawi hijau. Spesies T. tabaci juga ditemukan pada tiga tanaman inang yang
berbeda, yaitu sawi hijau, tomat, dan wortel.
Spesies Astrothrips sp., E. americanus, Mycterothrips sp., M. bicolor, dan
O. indicus masing-masing hanya ditemukan satu individu di tanaman inang yang
berbeda. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan sekali, tidak dilakukan ulangan,
dan juga tidak dilakukan pengamatan pada vegetasi di sekitar pertanaman, oleh
karena itu perlu dilakukan pengambilan sampel yang lebih banyak, agar dapat
memperoleh kekayaan informasi spesies-spesies trips yang lain. Ada
kemungkinan bahwa trips ini hanya sementara berada pada tanaman tersebut.
Spesies Trips dan Tanaman Inangnya
Thrips parvispinus. Trips ini berwarna coklat dengan kepala dan toraks
lebih pucat dari abdomen. Antena terdiri dari 7 ruas, pada ruas 2 dan 3 terdapat
organ sensori yang berbentuk kerucut bercabang seperti garpu. Pada bagian
kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran besar dan memiliki oseli yang
pigmennya berwarna merah. Tidak memiliki oseli 1 dan ukuran oseli 2 lebih
pendek daripada seta oseli 3. Seta oseli 3 terdapat dibagian tepi bagian depan
segitiga oseli. Metanotum memiliki pola retikulasi yang berukuran hampir sama,
tidak terdapat sensila kampaniform dan memiliki mesotoraks furka dengan
spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 tidak terdapat microtrichia
comb. Pada bagian sisi tergit 5 sampai 8 terdapat ctenidia dan pada tergit 8
ctenidia terletak di belakang spirakel. Panjang sayap lebih dari setengah panjang
abdomen dengan warna sayap gelap dengan pangkal pucat. Pada venasi pertama
dan kedua sayap terdapat sederet seta yang lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Menurut Sartiami dan Mound (2013), T. parvispinus juga menyerang
pada tanaman buah (pepaya dan rambutan), tanaman hias (anggrek dan mawar),
tanaman pangan (jagung), tanaman perkebunan (tembakau), gulma (putri malu,
pletekan), serta sayuran (ketumbar, selada, katuk, lenca). Mound dan Collins
(2000) menyatakan bahwa T. parvispinus merupakan hama polifag. Di jawa,
dilaporkan sebagai hama utama tanaman cabai dan di Thailand sebagai hama di
beberapa tanaman sayuran. Brown et al. (2004) menyatakan bahwa T. parvispinus
merupakan inang baru pada pertanaman buah yaitu pada mangga dan menyerang
pada bagian bunga.
9
b
a
c
e
d
Gambar 1 Identifikasi imago Thrips parvispinus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e).
Megalulothrips usitatus. Trips ini memiliki warna coklat dengan antena 8
ruas. Pada ruas antena pertama terdapat seta bercabang diujung dorsal, dan ruas 3
berwarna kuning. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran
besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli
3. Kepala dan tubuh tidak terdapat reticulata, pronotum terdapat sepasang seta,
metanotum memiliki pola retikulasi, dan memiliki mesotoraks furka dengan
spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 dilengkapi microtrichia
comb lengkap. Panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen dengan sayap
2 warna. Pada venasi pertama terdapat seta tidak lengkap dan venasi kedua
terdapat sederet seta yang lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Di Probolinggo, M. usitatus merupakan salah satu hama utama kacang
hijau terutama pada musim kemarau (Indiati 2004). Menurut Sartiami dan Mound
(2013) M. usitatus juga ditemukan pada tanaman hias (mawar), gulma (alangalang), pangan (kacang tanah, kacang arab), dan sayuran (pare). Evasari (2008)
melaporkan bahwa M. usitatus ditemukan dipertanaman gulma (alang-alang,
harendong, putri malu) dan pada tanaman pangan (kacang tanah) yang ditemukan
di sekitar kampus IPB. Moritz et al. (2004) melaporkan bahwa spesies ini
berkembangbiak pada bunga, dan dapat menyebabkan kerugian pada beberapa
tanaman leguminosae di Asia, termasuk kacang tanah dan kacang kedelai.
Penyebaran trips ini berasal dari India dan datang ke Jepang, Australia Utara dan
Fiji.
10
a
c
b
e
d
Gambar 2 Identifikasi imago Megalulothrips usitatus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
Thrips palmi. Trips ini berwarna kuning pucat dengan 7 ruas antena.
Segmen antena 4 dan 5 berwarna coklat distal, sedangkan segmen antena 6 dan 7
berwarna coklat. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk. Memiliki
seta oseli 1 dan ukuran seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Pada
pronotum terdapat 2 pasang seta posteroangular dan pada bagian sisi belakang
terdapat 3 pasang seta. Metanotum memiliki pola garis memanjang yang tidak
beraturan dengan garis melengkung dan melintang. Abdomen terdiri dari 11 ruas
dan pada tergit 8 terdapat microtrichia comb lengkap. Sayap ke depan berwarna
pucat dengan venasi sayap pertama terdapat seta lebih sedikit daripada venasi
sayap kedua.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Menurut Sartiami dan Mound (2013) T. palmi juga ditemukan pada
tanaman hias (kecubung), buah (stroberi), serta sayuran (timun, tomat, katuk,
terung). Evasari (2008) melaporkan bahwa T. palmi ditemukan di Cikabayan,
Bogor, Jawa Barat pada rumput gajah. Tomat memiliki hama trips yang relatif
sedikit. T. palmi merupakan hama serius yang terdapat pada sayuran tidak hanya
di Asia Tenggara namun juga terdapat di Amerika Serikat (Murai et al. 2000).
Menurut Moritz et al (2004), spesies ini merupakan hama pada tanaman Famili
Cucurbitaceae dan banyak tanaman lain di seluruh daerah tropis. T. palmi
merupakan spesies pertama yang dicatat di Wilayah Utara Australia pada tanaman
semangka dan timun di Queensland (Houston et al. 1991). Di Australia, Brown et
al. (2004) menemukan spesies T. palmi di bunga Aster sp. sebagai inang baru.
11
Dibiyantoro (1998) melaporkan bahwa T. palmi merupakan vektor penyakit pada
tanaman tomat.
a
c
b
e
d
Gambar 3 Identifikasi imago Thrips palmi (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e).
Bathrips melanicornis. Trips ini berwarna putih dengan garis-garis hitam di
abdomen dan memiliki antena 8 ruas. Pada bagian kepala terdapat susunan mata
majemuk berukuran besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih
pendek daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh tidak terdapat reticulata. Pronotum
dilengkapi 3 pasang seta, dan memiliki mesotoraks dengan spinula. Abdomen
terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 tidak dilengkapi microtrichia comb. Pada
bagian sisi abdomen tidak terdapat ctenidia. Ujung sayap agak runcing dan
panjang sayap setengah panjang abdomen dengan warna menyerupai warna tubuh.
Pada sayap terdapat seta yang tidak lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang B.
melanicornis antara lain sawi hijau, kemangi, dan kecipir. Menurut Sartiami dan
Mound (2013) selain pada tanaman yang diteliti, B. melanicornis juga ditemukan
pada tanaman hias (mawar), gulma (papaitan, tembelek, harendong), pangan
(kacang arab, ubi jalar), serta tanaman sayuran (cabai dan katuk).
12
a
b
c
e
d
Gambar 4 Identifikasi imago Bathrips melanicornis (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
Thrips tabaci. Trips ini berwarna bervariasi dari kuning ke coklat dan
memiliki 7 ruas antena. Segmen antena 3 sampai 6 berwarna coklat dengan
setengah lebih pucat. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk dan
memiliki oseli yang pigmennya berwarna abu-abu dan tidak pernah merah.
Memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Pronotum
dilengkapi 3 pasang seta, metanotum memiliki pola garis-garis yang teratur, dan
mesonotum tanpa pasangan anterior kampaniform sensilla. Abdomen terdiri dari
11 ruas, pada tergit 8 dilengkapi microtrichia comb, dan pada tergit 9 terdapat
campaniform sensilia. Sayap depan berwarna pucat dengan venasi pertama
terdapat seta lebih sedikit daripada venasi sayap kedua.
Menurut Mound dan Kibby (1998), T. tabaci ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Trips merupakan spesies utama yang menyerang bawang-bawangan
terutama pada bawang putih. Selain sebagai hama yang langsung menyerang
tanaman, T. tabaci juga berperan sebagai vektor penyakit, yaitu sebagai vektor
pada tanaman tomat, selada, nanas, dan tembakau (Dibiyantoro 1998). Tanaman
inang yang lain adalah kentang, cabai, bayam, tomat, Cucurbitaceae (Deptan
2013). Yulianti (2008) melaporkan bahwa T. tabaci ditemukan pada gulma
golongan teki disekitar tanaman cabai fase generatif di Desa Pacet-Cianjur, Jawa
Barat. Menurut Alston dan Drost (2008), di Indonesia T. tabaci merupakan hama
utama pada tanaman keluarga bawang, sehingga nama umumnya adalah trips
bawang. Populasi trips meningkat saat musim kemarau dan dapat menyebabkan
kerugian. Moritz et al. (2004) menyatakan bahwa spesies ini merupakan hama
dalam bunga dan daun pada beberapa tanaman, tetapi dapat juga berperan
13
memakan nimfa trips lain dan tungau. Beberapa populasi sangat penting sebagai
tospovirus pada beberapa varietas tanaman.
a
d
d
e
d
Gambar 5 Identifikasi imago Thrips tabaci (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e).
Astrothrips sp. Trips ini berwarna coklat kekuningan dengan segmen
abdomen 9 dan 10 berwarna pucat. Antena memiliki 7 ruas berwarna kuning, ruas
5 sampai 7 menyatu menjadi 1 segmen panjang, ruas 3 dan 4 terdapat sensoria
berbentuk sederhana. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk
berukuran besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek
daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh terdapat reticulata, mesonotum terdapat
pola retikulasi yang lemah, dan mesotoraks tidak memiliki spinula. Abdomen
terdiri dari 11 ruas, pada bagian sisi tergit 2 terdapat sepasang microtrichia, tergit
8 terdapat kraspedum, dan tergit 10 terdapat seta. Ujung sayap agak runcing,
berwarna pucat, dan sayap dasar berwarna coklat muda dengan panjang sayap
lebih dari setengah panjang abdomen. Venasi pertama dan kedua terdapat seta
tidak lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae dan diketahui bahwa genus Astrothrips terdiri dari 2 spesies yaitu A.
aureoles dan A. tumiceps. Pada penelitian ini spesimen yang ditemukan belum
dapat diidentifikasi sampai spesies karena tidak ada deskripsi yang cocok untuk
spesimen ini. Spesies Astrothrips sp. hanya ditemukan pada tanaman kemangi.
14
Brown et al. (2004) menyatakan bahwa spesies ini ditemukan di daun Alstonia sp.
yang merupakan inang baru dan spesies ini ditemukan di Berrimah, Australia.
a
b
c
e
d
Gambar 6 Identifikasi imago Astrothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e).
Echinothrips americanus. Secara umum trips ini berwarna coklat gelap
dengan warna merah antara segmen abdomen. Memiliki 8 ruas antena dengan ruas
pertama dan kedua berwarna coklat, ruas 3 dan 4 lebih muda dan terdapat sensor
sederhana. Pada bagian kepala terdapat 3 pasang seta oseli, dan terdapat 2 pasang
seta postokular. Kepala dan pronotum terdapat banyak reticulata. Bagian sayap
depan berwarna abu-abu pucat dan beberapa bagian berwarna coklat muda, venasi
pertama terdapat seta dan venasi kedua tidak terdapat seta. Pada bagian abdomen
tergit 2 sampai 8 terdapat seta yang panjang. Tergit 8 terdapat microtrichia comb
yang lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang E.
americanus hanya ditemukan pada pertanaman katuk. Sartiami dan Mound (2013)
dan Azzahroh (2008) juga melaporkan hal yang sama bahwa E. americanus
ditemukan pada katuk. Chen (2010), menyatakan bahwa E. americanus tercatat
sebagai hama pada tanaman rumah kaca, dan telah tersebar di sebagian besar
Eropa dan Amerika, dan juga di laporkan di Jepang dan Asia Tenggara. Chen juga
menunjukkan bahwa tanaman E. americanus yaitu tanaman hias (kamboja),
tanaman industri (tembakau), sayuran (kacang buncis), tanaman pangan (jagung),
Medicago sativa (spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak).
Spesies E. americanus pertama kali ditemukan di Inggris pada tahun 1994 dan
15
ditemukan pada poinsettias, timun, dan paprika. Trips ini banyak ditemukan pada
bagian daun, namun saat populasi meningkat, trips ini dapat menyerang pada
bagian bunga (Ministry of Agriculture and Land 2006).
b
a
c
e
d
Gambar 7 Identifikasi imago Echinothrips americanus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
Mycterothrips sp. Trips ini memiliki warna kuning dengan warna coklat
muda pada bagian kepala dan toraks. Antena terdiri dari 8 ruas. Ruas antena 1
berwarna kuning, ruas antena 3 dan 4 terdapat sensor yang bercabang, dan ruas 2
sampai 8 berwarna coklat tua. Bentuk kepala lebih lebar daripada panjang, serta
memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Kepala
dan tubuh tidak terdapat retikulata, pronotum memiliki 2 pasang seta
posteroangular dan 2 pasang seta posteromarginal, metanotum memiliki pola
retikulasi, mesonotum tidak terdapat kampaniform, dan mesotoraks serta
metatoraks furka dengan spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dengan tergit 8
dilengkapi microtrichia comb lengkap di bagian tengah. Pada bagian sisi tergit
tidak terdapat ctedia. Panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen dengan
warna sayap belang. Pada sayap pertama dilengkapi dengan seta dan sayap kedua
jarang ditumbuhi seta.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae dan diketahui bahwa genus Mycterothrips terdiri dari dua spesies yaitu
M. desleyae dan M. nilgiriensis. Pada penelitian ini spesimen yang ditemukan
belum dapat diidentifikasi sampai spesies karena tidak ada deskripsi yang cocok
untuk spesimen ini. Spesies Mycterothrips sp. hanya ditemukan pada tomat. Wang
(1999) menyatakan bahwa di Taiwan genus Mycterothrips terdiri dari lima spesies
16
yaitu M. araliae, M. auratus, M. caudibrunneus, M. glycines, dan M. radivus.
Spesies-spesies Mycterothrips tersebut adalah genus yang penting di negara itu.
Kelima spesies Mycterothrips tersebut merupakan jenis spesies baru sehingga
spesimen-spesimen tersebut disimpan di bagian Departemen zoology, Taiwan
Agricultural Research Institute. Genus Mycterothrips didapat dari kayu dan
tanaman herbal dalam jumlah yang tidak banyak. Satu spesies Mycterothrips
lainnya yang ditemukan di Timur Laut India adalah spesies Mycterothrips
consociatus (Bala et al. 2012).
a
b
c
e
d
Gambar 8 Identifikasi imago Mycterothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e).
Mymarothrips bicolor. Spesies ini termasuk ke dalam famili
Aeolothripidae, imago dan nimfa tinggal pada permukaan daun diduga sebagai
predator nimfa trips dari subfamili Panchaetothripinae yaitu spesies Selenothrips
rubrocinctus. Trips ini memiliki antena 9 segmen, segmen 2 - 7 memiliki panjang
yang hampir sama, dan segmen 7 lebih panjang daripada segmen 8 dan 9,
mempunyai warna yang seragam yaitu coklat tua dengan 3 pasang seta. Pronotum
memiliki beberapa pasang seta, mesonotum memiliki sepasang seta, dan
metanotum tidak memiliki pola retikulasi. Sayap bagian depan berbentuk seperti
raket dengan ujung berwarna pucat. Sayap memiliki venasi dan setiap venasi
memiliki sebaris seta yang panjang.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa M. bicolor hanya
ditemukan pada satu tanaman inang, yaitu kacang panjang. Menurut Sartiami dan
Mound (2013), M. bicolor juga ditemukan pada jarak pagar dan ubi jalar.
Munurut Munarso (2010) M. bicolor mudah ditemukan pada pertanaman jarak
17
pagar. Yulianti (2008) menemukan M. bicolor pada pertanaman ubi jalar yang
berada di dekat tanaman cabai pada fase generatif.
b
a
d
c
Gambar 9 Identifikasi imago Mymarothrips bicolor (a), kepala (b), antena (c),
sayap (d).
Organothrips indicus. Tubuh trips ini memiliki 2 warna, yakni tubuh
berwarna coklat dengan segmen abdomen 4-5 dan 9-10 berwarna kuning. Antena
memiliki 8 ruas dan antena segmen 3 sampai 8 berwarna kuning. Pada segmen 3
dan 4 terdapat sensor sederhana, dan tergit 8 tanpa microtrichia comb. Pada
bagian kepala terdapat susunan mata majemuk dengan kepala panjang dan lebar.
Seta oseli 1 dan oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Seta oseli 3 terdapat di
bagian tepi dari bagian depan segitiga oseli. Pada kepala dan tubuh tidak terdapat
retikulata. Pronotum memiliki 2 pasang seta posteroangular dan seta posterior
sebanyak 2 pasang. Pada metanotum terdapat pola yang sangat lemah atau samarsamar kampaniform sensilla tidak ada, dan meso-metafurka tanpa spinula. Sayap
melengkung ke depan, venasi pertama terdapat 2 seta, dan venasi kedua terdapat 4
seta. Pada abdomen tergit 1 sampai 8 terdapat posteromarginal yang tidak teratur.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang O.
indicus hanya tanaman timun. Trips ini melewati siklus hidupnya di bawah air
(Bhatti et al. 1998). Menurut Mound (2000) O. indicus berkembangbiak pada
tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes) karena O. indicus merupakan trips
18
yang bersifat akuatik. Tanaman timun merupakan inang baru bagi trips ini karena
belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.
b
a
c
e
d
Gambar 10 Identifikasi imago Organothrips indicus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Spesies trips yang ditemukan pada tanaman sayur-sayuran berjumlah 10
spesies, yaitu Astrothrips sp., Bathrips melanicornis, Echinothrips americanus,
Megalulotrhips usitatus, Mycterothrips sp., Mymarothrips bicolor, Thrips palmi,
Thrips parvispinus, Thrips tabaci, Organothrips indicus.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bioekologi dan
tingkat serangan trips hama sehingga dapat menentukan cara pengendalian
masing-masing spesies trips yang efektif.
20
DAFTAR PUSTAKA
Alston DG, Drost D. 2008. Onion Thrips (Thrips tabaci). Logan (US): Utah State
University Extensio.
Azzahroh AS. 2008. Keanekaragaman spesies trips (Ordo: Thysanoptera) pada
tanaman sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Bogor dan Cianjur
[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bala KH, Singh O, Tarunkumar, Taptamani H, Varatharajan R. 2012. First record
of two tubuliferan and four terebrantian species of Thysanoptera (Insecta)
from northeastern India. Journal of Threatened Taxa. 14(4):3369.
Bhatti JS, Veer V, Negi BK. 1998. Discovery of the Natural Habitat of the
Aquatic Thysanoptera, Organothrips indicus (Terebrantia: Thripidae) in
India and North America. Oriental Insects. 32(1):259-266.
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
6th ed. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects.
Brown H, Hoskins M, Wallace H, Zhang L, Thistleton B, Brown G. 2004. The NT
Economic Insect Reference Collection. Darwin (AU): Northern Territory
Department of Business, Industry and Resource Development.
Chen ZX. 2010. New Record of Echinothrips Americanus Morgan (Thysanoptera:
Thripidae) in China Mainland and Its Biology. Xi’an (CN): Northwest
University of Science and Technology.
[Deptan] Departemen Pertanian. 2013. Hama Putih atau Thrips. [Internet]. [diunduh:
2013 April 21]. Jakarta (ID): Direktorat Perlindungan Hortikultura. Tersedia pada:
http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id
Dibiyantoro, ALH. 1998. Thrips pada Tanaman Sayuran. Bandung (ID): Balai
Penelitian Tanaman Sayuran.
Evasari Y. 2008. Keanekaragaman trips (Thysanoptera) di Kampus IPB Dramaga,
Bogor dan sekitarnya [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Houston KJ, Mound LA, Palmer JM. 1991. Two pest thrips (Thysanoptera) new
to Australia, with notes on the distribution and structural variation of other
species. Journal of the Australian Entomological Society. 30(3):231-232.
Indiati SW. 2004. Penyaring dan mekanisme ketahanan kacang hijau MLG-716
terhadap hama thrips. Jurnal Litbang Pertanian. 23(3):100-106.
Lewis T. 1997. Thrips as Crop Pests. Wallingford (GB): CAB International.
Ministry of Agriculture and Lands. 2006. Thrips Biology & Control. [internet].
[diunduh: 2013 September 16]. Columbia (US): British Columbia. Tersedia
pada: www.agf.bc.ca/cropprot/thrips.pdf
Moritz G. 1997. Structure, growth and development. Di dalam Lewis, editor.
Thrips as Crop Pests. Wallingford (GB): CAB International. Halaman 740.
Moritz G, Mound LA, Morris DC, Goldarazena A. 2004. Pest thrips of the world
[CD-ROM]. Queensland (AU): CSIRO Publishing.
Mound LA. 2000. The aquatic thrips Organothrips indicus Bhatti (Thysanoptera:
Thripidae) in Queensland, and a new species, O. wrigthi, from tropical
Australia. Australian Journal of Entomology. 39(1):10-14. doi:
10.1046/j.1440-6055.2000.00136.x
21
Mound LA, Collin DW. 2000. A South East Asian pests species newly recorded
from Europe: Thrips parvispinus (Thysanotera: Thripidae), its confused
identity and potential quarantine significance. European Journal
Entomology. 97(1):197-200.
Mound LA, Kibby G. 1998. Thysanoptera: an Identification Guide. 2nd ed.
Canberra (AU): CSIRO Entomology.
Munarso SJ. 2010. Thrips predator pada jarak pagar. InfoTek Perkebunan. 2(7):
25-28.
Murai T, Kawai S, Chongratanameteekul W, Nakasuji F. 2000. Damage to tomato
by Ceratothrips claratris (Shumsher) (Thysanoptera: Thripidae) in cetral
Thailand and a note on its parasitoid, Goetheana shakespearei Girault
(Hymenoptera:Eulophidae). Applied Entomology and Zoology 35(4): 505507.
Sartiami D, Mound LA. 2013. Identification of the terebrantian thrips (Insecta,
Thysanoptera) associated with Cultivated pland in Java, Indonesia. Zookeys.
306(1):1-21. doi: 10.3897/zookeys. 306.5455.
Setiadi. 1996. Bertanam Cabai. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Wang CL. 1999. The Genus Mycterothrips Trybom (Thysanoptera: Thripidae)
from Taiwan. Chinese Journal Entomol 19: 229-238.
Yulianti P. 2008. Spesies Thrips (Ordo: Thysanoptera) pada tanaman cabai dan
tanaman sekitarnya di Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
22
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Hida Noer Anugrawati dilahirkan di Banjarnegara pada
tanggal 16 September 1989. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara
pasangan Bambang Andoko dan Eni Hurustiati. Penulis menamatkan pendidikan
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Demak pada tahun 2002 Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 1 Demak pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Demak pada tahun 2008. Penulis lulus dari SMA pada tahun
2008 dan telah diterima sebagai mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman,
fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan
Seleksi Masuk IPB).
Semasa SMP, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler bola volli dan
mengikuti club bola volli. Semasa SMA, penulis aktif melanjutkan ekstrakulikuler
bola volli. Dan mengikuti ekstrakuler lain yaitu bela diri (Perisai Diri) dan
pasukan Barisan Adi Tanggap Tanggon Tregginas yang biasa disebut BARATA
yang merupakan pasukan pengibar bendera sekolah.
PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN SAYURAN
DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
HIDA NOER ANUGRAWATI
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ABSTRAK
HIDA NOER ANUGRAWATI. Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada
Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dibimbing oleh
DEWI SARTIAMI.
Trips merupakan serangga kecil bertubuh ramping. Serangga ini menjadi
hama bagi tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti tanaman hias,
hortikultura, buah-buahan, dan sayuran. Trips dapat menyebabkan kerusakan
jaringan pada tanaman saat musim kering sehingga menimbulkan gejala
keperakan atau kekuning-kuningan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman trips pada berbagai jenis tanaman sayuran. Spesies trips
didapatkan dari beberapa lokasi di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Identifikasi trips dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4, 10,
dan 40 kali serta menggunakan bantuan literatur Thysanoptera: an Identification
Guide, program identifikasi Lucid, dan kunci Sartiami dan Mound. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diidentifikasikan 10 spesies trips yang terdapat pada 18 jenis
tanaman sayuran, yaitu Astrothrips sp., Bathrips melanicornis, Echinothrips
americanus, Megalulothrips usitatus, Mycterothrips sp., Mymarothrips bicolor,
Thrips palmi, Thrips parvispinus, Thrips tabaci, dan Organothrips indicus.
Kata kunci: Thrips parvispinus, Thysanoptera, Thripidae, Aeolothripidae,
tanaman sayuran.
ABSTRACT
HIDA NOER ANUGRAWATI. Diversity of Thrips (Thysanoptera) on Vegetable
Crops in West Java and Central Java. Supervised by DEWI SARTIAMI.
Thrips are including a small-bodied insect pests slim. This insect becomes
pest of plants with high economical value such as ornamental plants, fruit trees,
and vegetable. Thrips could cause plants tissue damage during dry season,
indicated by silvery or yellowish specks. This study was purposed to learn about
thrips variety on various vegetable plants. Thrips species was collected from
several locations in West Java and Central Java. Thrips were identified under
compound light microscope with 4, 10, and 40 times zooms and supported by
literature Thysanoptera: an Identification Guide, Lucid identification program,
and Sartiami and Mound key. Based on this study result, 10 spesies thrips were
identified on 18 vegetable plants: are Astrothrips sp., Bathrips melanicornis,
Echinothrips americanus, Megalulothrips usitatus, Mycterothrips sp.,
Mymarothrips bicolor, Thrips palmi, Thrips parvispinus, Thrips tabaci, and
Organothrips indicus.
Keyword: Thrips parvispinus, Thysanoptera, Thripidae, Aeolothripidae, vegetable
plant.
©
Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KEANEKARAGAMAN Trips (Thysanoptera)
PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN SAYURAN
DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
HIDA NOER ANUGRAWATI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
: Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis
Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Nama Mahasiswa : Hida Noer Anugrawati
NIM
: A34080073
Disetujui oleh
Dra. Dewi Sartiami, M.Si
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si
Ketua Departemen Proteksi Tanaman
Tanggal disetujui:
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di
Jawa Barat dan Jawa Tengah”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Dewi
Sartiami, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, dan saran dengan penuh kesabaran selama penelitian hingga
penyelesaian skripsi. Keluarga tercinta, Bapak (Bambang Andoko), Ibu (Eni
Hurustiati), Kakak (Enokta Hedi Permana dan Galuh Rizki Hermawanti), Adik
(Dian Daru Wijayanto dan Muhammad Rifqi Hananda), atas segala kasih sayang
dan cintanya yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan. Bapak Dr.Ir.
Ruly Anwar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan perhatian. Keluarga besar Departemen Proteksi Tanaman
(Dosen dan staf pengajar) atas segala petunjuk dan bimbingan dalam administrasi
pendidikan selama di kampus. Keluarga Kost Windy yang memberikan semangat,
doa, serta motivasi. Sahabat-sahabat yang banyak membantu, memberi semangat,
doa dan menjadi tempat berkeluh kesah atas penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belumlah sempurna, namun penulis
berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Akhir kata dengan kerendahan hati
penulis memohon maaf.
Bogor, Desember 2013
Hida Noer Anugrawati
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Bahan
Metode Penelitian
Pengambilan Trips
Pembuatan Preparat
Identifikasi Trips
Pembuatan Foto Trips
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesies Trips dan Tanaman Inangnya
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
5
8
19
19
19
20
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil identifikasi trips
Tabel 2 Spesies trips dan tanaman sayuran
5
7
DAFTAR GAMBAR
1. Identifikasi imago Thrips parvispinus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
2. Identifikasi imago Megalulothrips usitatus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
3. Identifikasi imago Thrips palmi (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e)
4. Identifikasi imago Bathrips melanicornis (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
5. Identifikasi imago Thrips tabaci (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e)
6. Identifikasi imago Astrothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e)
7. Identifikasi imago Echinothrips americanus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e)
8. Identifikasi imago Mycterothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
9. Identifikasi imago Mymarothrips bicolor (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
10.Identifikasi imago Organothrips indicus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e)
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Trips merupakan serangga kecil bertubuh ramping yang memiliki panjang
tubuh beberapa milimeter. Sebagian besar trips menyerang pada bagian bunga dan
daun tanaman dengan cara meraut-menghisap. Selain sebagai hama, trips juga
berperan sebagai predator dan pengurai (Lewis 1997). Trips ada yang memiliki
sayap dan ada pula yang tidak bersayap. Sayap bila berkembang sempurna maka
akan tampak jumlahnya empat, sangat panjang dan sempit. Sebagian besar trips
memiliki sayap sempit dengan venasi yang tereduksi dengan sekeliling sayap
memiliki rambut yang berumbai.
Serangan trips menyebabkan daun yang terserang berwarna keperakperakkan atau kekuning-kuningan seperti perunggu pada permukaan bawah daun
dan menyebabkan gangguan fisiologi pada daun. Daun menjadi berkerut karena
cairan sel dihisap. Serangan berat dapat mengakibatkan semua daun mengering
dan lama-kelamaan daun menjadi mati. Gejala pada bunga berupa bintik-bintik
putih atau kadang berupa bercak berwarna merah yang muncul juga dipermukaan
daun (Mound dan Kibby 1998). Kondisi serangan langsung pada daun, bunga, dan
buah disebabkan karena trips menghisap isi sel bagian-bagian tanaman tadi lebih
berbahaya pada saat musim kering karena tanaman menjadi lebih cepat kehilangan
kelembaban (Lewis 1997).
Metamorfosis yang dialami oleh trips adalah metamorfosis peralihan yaitu
antara holometabola dan paurometabola dengan dua atau tiga instar pradewasa
yang tidak aktif bergerak. Dua instar pertama tidak terdapat sayap pada bagian
luar (eksternal) yang biasa disebut larva. Selain itu, trips memiliki sayap yang
terbentuk di bagian dalam (internal) selama proses metamorfosisnya (Borror et al.
1996). Telur trips berbentuk oval dan berukuran kecil sehingga tidak terlihat
dengan mata telanjang. Telur akan menetas sekitar 3 sampai 7 hari setelah
peletakan oleh imago betina. Biasanya trips meletakkan telur di bawah daun
secara terpisah. Telur yang belum menetas, tidak hanya berada dibawah daun,
melainkan banyak bersembunyi di dalam tanah di sekitar pertanaman. Saat telur
menetas, nimfa yang muncul akan melalui beberapa stadia nimfa. Setelah
beberapa stadia nimfa dilalui kemudian menjadi fase pupa (Setiadi 1996).
Ukuran trips yang kecil merupakan alasan trips menjadi hama penting pada
tanaman. Sebagaian besar spesies memiliki ukuran tubuh 1 sampai 2 mm. Warna
tubuh bervariasi dari putih hingga coklat dan coklat tua hingga hitam. Secara mata
telanjang, trips hanya terlihat garis hitam, coklat, atau kuning putus-putus. Antena
trips memiliki 4 sampai 9 ruas, namun biasanya 7 sampai 8 ruas. Toraks dibagi
menjadi 2 yaitu protoraks dan pterotoraks. Trips sebagian besar memiliki 11 ruas
abdomen (Moritz 1997).
Dibiyantoro (1998) menyatakan bahwa trips dapat berperan sebagai hama
penting pada tanaman. Trips memiliki kisaran inang yang sangat luas dan
biasanya berkumpul pada bagian bunga (Borror et al. 1996). Serangan trips dapat
mengakibatkan kegagalan panen karena cara makan trips yang mengisap cairan
daun-daun muda dan sebagai vektor penyakit pada tanaman. Trips membuat
jaringan hancur secara memanjang dan berulang-ulang sehingga berperan seperti
parut.
2
Sayuran merupakan tanaman yang tidak luput dari serangan trips. Berbagai
jenis sayuran telah diketahui diserang oleh trips. Salah satu tanaman sayuran
penting yang diserang trips adalah cabai (Yulianti 2008). Trips yang menyerang
cabai terdiri dari dua spesies yaitu Megalulothrips usitatus dan Thrips
parvispinus. Trips yang paling dominan adalah Thrips parvispinus. Dari hasil
penelitian Yulianti juga ditemukan bahwa spesies dominan ini juga menyerang
tanaman sayuran disekitar tanaman cabai. Oleh karena itu dalam penelitian ini
ingin mengetahui lebih jauh berbagai jenis trips yang menyerang tanaman sayuran
pada umumnya.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman trips pada berbagai
jenis tanaman sayuran.
Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
keanekaragaman trips yang ada pada sayuran sehingga dapat menjadi dasar
penelitian lanjutan dan cara pengendalian hama ini.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai Agustus 2013.
Pengambilan sampel dilakukan pada dua provinsi yaitu di Jawa Barat dan Jawa
Tengah. Selanjutnya identifikasi trips dilakukan di Laboratorium Biosistematika
Serangga Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan kimia
yang terdiri dari larutan NaOH 5%, alkohol dengan konsentrasi bertingkat (50%,
60%, 70%, 80%, 95%, dan 100%), aquades, balsam kanada, minyak cengkeh,
hoyer. Alat yang digunakan adalah wadah koleksi, nampan, kuas halus, pipet,
cawan sirakus beserta penutupnya, jarum bertangkai, kaca preparat beserta
penutupnya, label dan alat tulis, mikroskop compound dan mikroskop stereo untuk
pengamatan di laboratorium, dan kamera digital.
Metode Penelitian
Pengambilan Trips
Pegambilan sampel trips dilakukan pada pertanaman sayuran di 2 provinsi
yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah yang dijadikan pengambilan sampel
mewakili 4 Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten
Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, dan Kaupaten Tasikmalaya.
Sedangkan 3 Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Banjarnegara, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Tegal. Ketinggian lokasi diukur
menggunakan GPS (Global Positioning System). Pengambilan sampel trips
dilakukan dengan cara menepuk-nepuk bagian bunga dan pucuk tanaman di atas
nampan plastik berwarna putih. Setelah trips berjatuhan di nampan, sampel
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eppendorf yang berisi alkohol 70%
menggunakan kuas halus. Tabung tersebut diberi label yang berisi informasi
tanggal pengambilan, lokasi, dan tanaman inang. Trips yang telah dikoleksi
kemudian akan dilakukan pengawetan dalam preparat dengan menggunakan dua
cara yaitu preparat awetan permanen dan preparat awetan sementara.
Pembuatan Preparat
Preparat Permanen. Spesimen trips yang dipilih untuk diawetkan dalam
preparat sudah mencapai imago. Trips disortir berdasarkan spesies yang berbeda
melalui pengamatan pendahuluan dengan menggunakan mikroskop stereo.
Tahapan pembuatan preparat mikroskopis menggunakan metode menurut Mound
dan Kibby (1998) yaitu: trips diletakkan pada cawan sirakus yang berisi aquades
dan diamkan selama 1 jam, kemudian aquades dibuang dengan menggunakan
pipet namun disisakan dalam cawan. Kemudian cawan yang berisi trips dan sisa
aquades dimasukkan NaOH 5% dan dibiarkan 1 malam. Selanjutnya, NaOH 5%
dibuang hingga habis dan dimasukkan aquades untuk mencuci sisa NaOH 5%
selama 1 jam. Kemudian aquades dibuang namun tidak sampai habis dan
tambahkan alkohol 50% dan langsung diganti dengan menggunakan alkohol 60%
4
dan di diamkan selama 1 malam. Selanjutnya larutan diganti lagi dengan alkohol
70% selama 1 jam, dan alkohol 80% selama 20 menit, serta alkohol 95% selama
10 menit. Perendaman selanjutnya dengan menggunakan alkohol 100% selama 5
menit dan dilakukan 2 kali, serta dilanjutkan perendaman dengan menggunakan
minyak cengkeh selama 10 menit. Setelah itu trips diletakkan pada gelas penutup
dengan posisi ventral, kemudian trips diatur posisinya dan sisa minyak cengkeh
diserap menggunakan tisu. Selanjutnya, diberi balsam kanada dan tutup
menggunakan kaca obyek. Setelah kaca obyek menempel pada larutan balsam
kanada, kaca dibalik sehingga kaca penutup berada di atas kaca obyek. Preparat
yang telah dibuat, dilengkapi dengan label di kedua sisi preparat yang berisi
keterangan spesimen. Disebelah kanan preparat berisi keterangan tanaman inang,
lokasi, dan tanggal, disertakan juga dengan nama kolektor. Pada label sebelah kiri
preparat, tertulis keterangan ordo, famili, dan spesies. Kemudian obyek tersebut di
keringkan pada hot plate bersuhu 40oC selama beberapa minggu.
Preparat sementara. Pembuatan preparat diawali dengan penataan imago
trips saat masih berada dalam larutan alkohol, yaitu dengan merentangan kedua
sayap serangga serta meluruskan antena. Bagian ventral tubuh berada di sebelah
atas. Larutan hoyer diteteskan pada kaca penutup yang berdiameter 13 mm,
kemudian trips yang telah diatur posisinya diletakkan pada kaca penutup tersebut
dan segera ditutup menggunakan kaca obyek. Setelah kaca obyek menempel pada
larutan hoyer, kaca dibalik sehingga kaca penutup berada di atas kaca obyek.
Preparat yang telah dibuat, dilengkapi dengan label di kedua sisi preparat yang
berisi keterangan spesimen. Disebelah kanan preparat berisi keterangan tanaman
inang, lokasi, dan tanggal, disertakan juga dengan nama kolektor. Pada label
sebelah kiri preparat, tertulis keterangan ordo, famili, dan spesies. Kemudian
obyek tersebut di keringkan pada hot plate bersuhu 40oC selama 2 hari. Kemudian
bagian tepi kaca penutup ditutup dengan menggunakan cat kuku yang berwarna
transparan.
Identifikasi Trips
Identifikasi trips dilakukan di bawah mikroskop coumpond dengan
perbesaran 4, 10, dan 40 kali. Kemudian dilakukan proses identifikasi dengan
bantuan literatur Thysanoptera: an Identification Guide edisi ke-2 (Mound dan
Kibby 1998), program identifikasi Lucid: Thrips ID Pest Thrips of the World
(Moritz et al. 2004), serta kunci Sartiami dan Mound (2013).
Pembuatan Foto Trips
Pembuatan foto dilakukan dengan menggunakan kamera digital Casio 16,1
MP di Laboratorium Biosistematika Serangga Departemen Proteksi Tanaman
IPB. Foto ini digunakan untuk memperjelas karakter morfologi masing-masing
spesies.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian pada 18 jenis tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa
Tengah yang diamati, ditemukan 10 spesies trips. Dari spesies-spesies tersebut,
sembilan diantaranya adalah hama dan hanya satu spesies trips yang berperan
sebagai predator yang ditemukan. Satu spesies yang bersifat sebagai predator
tersebut adalah Mymarothrips bicolor, dan ditemukan hanya disatu lokasi yakni
pada pertanaman kacang panjang di Bogor, Jawa Barat. Daftar berbagai jenis trips
dan tanaman inangnya tertera pada tabel 1.
Penelitian yang dilakukan pada dua provinsi, ditemukan bahwa Thrips
parvispinus terdapat di berbagai ketinggian mulai dari dataran rendah sampai
dengan dataran tinggi. Ketinggian lokasi pertanaman berkisar antara 5-1678 m
dpl. Spesies ini tersebar pada semua daerah yang diteliti yaitu pada daerah Bogor,
Garut, Kuningan, Tasikmalaya, Banjarnegara, Demak, dan Tegal.
Spesies Megalulothrips usitatus dan Thrips palmi ditemukan di daerah
Bogor, Garut, Tasikmalaya, dan Tegal. Kedua spesies ini ditemukan baik di
dataran rendah, sedang, maupun tinggi. Untuk spesies Bathrips melanicornis
ditemukan di dataran rendah dan hanya ditemukan di provinsi Jawa Barat di
daerah yang berbeda yaitu Bogor dan Kuningan. Spesies Thrips tabaci ditemukan
di dua ketinggian yaitu pada dataran rendah dan dataran tinggi. Spesies ini
ditemukan di daerah Bogor, Kuningan, dan Banjarnegara.
Spesies Astrothrips sp. ditemukan pada tanaman kemangi di daerah Tegal,
Echinothrips americanus ditemukan pada tanaman katuk di daerah Bogor, dan
Organothrips indicus ditemukan pada tanaman timun di daerah Demak. Masingmasing spesies ini ditemukan pada daerah dengan dataran rendah, sedangkan
Mycterothrips sp. ditemukan di dataran tinggi yaitu pada ketinggian 1500 m dpl
yaitu pada tanaman tomat di daerah Banjarnegara.
Tabel 1 Spesies trips pada tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah
Lokasi
Jawa Barat
Bogor
Ketinggian
(m dpl)
290
Tanaman Inang
Nama Umum
Famili
Bayam
Sawi putih
Wortel
Amaranthaceae
Crucifera
Umbelliferae
Kangkung
Kemangi
Convolvulaceae
Lamiceae
Kacang buncis
Kecipir
Fabaceae
Fabaceae
Tomat
Katuk
Terung
Kacang
panjang
Solanaceae
Euphorbiceae
Solanaceae
Fabaceae
Spesies Thrip
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. tabaci
T. parvispinus
B. melanicornis
T. palmi
T. parvispinus
B. melanicornis
T. parvispinus
T. parvispinus
E. americanus
T. parvispinus
M. usitatus
M. bicolor
T. parvispinus
6
Lanjutan tabel 1 Spesies trips pada tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa
Tengah
Lokasi
Garut
Kuningan
Tasikmalaya
Jawa Tengah
Banjarnegara
Demak
Tegal
Ketinggian
(m dpl)
719-1678
Tanaman Inang
Nama Umum
Famili
Sawi hijau
Crucifera
Spesies Thrip
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
M. usitatus
T. palmi
T. parvispinus
T. palmi
T. parvispinus
B. melanicornis
T. parvispinus
T. tabaci
T. parvispinus
T. parvispinus
M. usitatus
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
Cabai
Solanaceae
Kacang buncis
Fabaceae
Kentang
Solanaceae
Sawi hijau
Crucifera
Wortel
Buncis
Kacang bunci
Umbelliferae
Fabaceae
Fabaceae
Kacang
panjang
Fabaceae
1500
Tomat
Solanaceae
5
Cabai
Timun
Solanaceae
Cucurbitaceae
Oyong
Tomat
Terung
Kacang
panjang
Bawang
merah
Timun
Wortel
Cucurbitaceae
Solanaceae
Solanaceae
Fabaceae
Myterothrips sp.
T. parvispinus
T. tabaci
T. parvispinus
O. indicus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
T. parvispinus
Liliaceae
T. parvispinus
Cucurbitaceae
Umbelliferae
Kemangi
Lamiaceae
Labu
Cucurbitaceae
Kacang
panjang
Fabaceae
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
Astrothrips sp.
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. palmi
T. parvispinus
M. usitatus
T. parvispinus
400
427-501
42-1050
7
Trips menyerang berbagai macam tanaman sayuran yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Tabel 2 menunjukkan berbagai spesies trips tertentu pada
tanaman yang menjadi tanaman inangnya.
Tabel 2 Spesies trips pada tanaman sayuran
No.
Spesies Trips
1
2
Astrothrips sp.
B. melanicornis
3
4
E. americanus
M. usitatus
5
6
7
Mycterothrips sp.
M. bicolor
T. palmi
8
T. parvispinus
9
T. tabaci
10
O. indicus
Nama Umum
Kemangi
Sawi hijau
Kemangi
Kecipir
Katuk
Cabai
Wortel
Kacang buncis
Labu
Kacang panjang
Tomat
Kacang panjang
Sawi hijau
Kemangi
Kacang buncis
Labu
Kentang
Bawang daun
Bayam
Sawi hijau
Sawi putih
Cabai
Timun
Wortel
Kangkung
Oyong
Tomat
Kemangi
Kacang buncis
Kecipir
Labu
Terung
Kentang
Kacang panjang
Sawi hijau
Wortel
Tomat
Timun
Tanaman Inang
Nama Ilmiah; Famili
Ocimum basilicum; Lamiaceae
Brasica rapa; Crucifera
O. basilicum; Lamiaceae
Psophocarpus tetragonolubus; Fabaceae
Sauropus androgynus; Euphorbiceae
Capsicum sp.; Solanaceae
Daucus carota; Umbelliferae
Phaseolus vulgaris; Fabaceae
Sechium edule; Cucurbitaceae
Vigna unguiculata; Fabaceae
Lycopersicum esculentum; Solanaceae
V. unguiculata; Fabaceae
B. rapa; Crucifera
O. basilicum; Lamiaceae
P. vulgaris; Fabaceae
S. edule; Cucurbitaceae
Solanum tuberosum; Solanaceae
Allium sp.; Liliaceae
Amaranthus spp.; Amaranthaceae
B. rapa; Crucifera
B. sinensis; Crucifera
Capsicum sp.; Solanaceae
Cucumis sativus; Cucurbitaceae
D. carota; Umbelliferae
Ipomoea aquatica; Convolvulaceae
Luffa acutangula; Cucurbitaceae
L. esculentum; Solanaceae
O. basilicum; Lamiaceae
P. vulgaris; Fabaceae
P. tetragonolubus; Fabaceae
S. edule; Cucurbitaceae
S. melongena; Solanaceae
S. tuberosum; Solanaceae
V. unguiculata; Fabaceae
B. rapa; Crucifera
D. carota; Umbellifera
L. esculentum; Solanaceae
C. sativus; Cucurbitaceae
Spesies trips yang paling banyak ditemukan pada tanaman sayuran adalah T.
parvispinus, spesies ini ditemukan pada 17 jenis tanaman sayuran dari 18 inang
tanaman yang berbeda, yaitu bawang daun, bayam, cabai, kacang buncis, kacang
panjang, kangkung, kecipir, kemangi, kentang, labu, oyong, sawi hijau, sawi
putih, terung, timun, tomat, dan wortel. Spesies ini bersifat polifag karena trips ini
banyak dikenal sebagai hama pada berbagai komoditas pertanian, dan banyak
ditemukan di daerah dengan berbagai ketinggian yang berbeda. Sampai saat ini T.
parvispinus belum dilaporkan sebagai vektor pada tanaman yang diserangnya.
8
Spesies kedua terbanyak yaitu M. usitatus. Spesies ini ditemukan pada lima
tanaman inang yang berbeda, yaitu cabai, kacang buncis, kacang panjang, labu
dan wortel. Namun spesies trips ini lebih banyak ditemukan di pertanaman kacang
buncis dan kacang panjang. Kedua jenis sayuran ini memiliki kesamaan famili
yaitu Fabaceae. Selain itu, spesies M. usitatus juga ditemukan pada tanaman
cabai, wortel, dan labu. Hama trips ini hanya sebagai pendatang pada tanamantanaman tersebut karena pada saat pengambilan sampel trips hanya ditemukan
satu individu.
Thrips palmi ditemukan pada lima tanaman inang yang berbeda yaitu
kacang panjang, kemangi, kentang, labu, dan sawi hijau. Spesies B. melanicornis
ditemukan pada tiga tanaman inang yang berbeda, yaitu kecipir, kemangi, dan
sawi hijau. Spesies T. tabaci juga ditemukan pada tiga tanaman inang yang
berbeda, yaitu sawi hijau, tomat, dan wortel.
Spesies Astrothrips sp., E. americanus, Mycterothrips sp., M. bicolor, dan
O. indicus masing-masing hanya ditemukan satu individu di tanaman inang yang
berbeda. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan sekali, tidak dilakukan ulangan,
dan juga tidak dilakukan pengamatan pada vegetasi di sekitar pertanaman, oleh
karena itu perlu dilakukan pengambilan sampel yang lebih banyak, agar dapat
memperoleh kekayaan informasi spesies-spesies trips yang lain. Ada
kemungkinan bahwa trips ini hanya sementara berada pada tanaman tersebut.
Spesies Trips dan Tanaman Inangnya
Thrips parvispinus. Trips ini berwarna coklat dengan kepala dan toraks
lebih pucat dari abdomen. Antena terdiri dari 7 ruas, pada ruas 2 dan 3 terdapat
organ sensori yang berbentuk kerucut bercabang seperti garpu. Pada bagian
kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran besar dan memiliki oseli yang
pigmennya berwarna merah. Tidak memiliki oseli 1 dan ukuran oseli 2 lebih
pendek daripada seta oseli 3. Seta oseli 3 terdapat dibagian tepi bagian depan
segitiga oseli. Metanotum memiliki pola retikulasi yang berukuran hampir sama,
tidak terdapat sensila kampaniform dan memiliki mesotoraks furka dengan
spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 tidak terdapat microtrichia
comb. Pada bagian sisi tergit 5 sampai 8 terdapat ctenidia dan pada tergit 8
ctenidia terletak di belakang spirakel. Panjang sayap lebih dari setengah panjang
abdomen dengan warna sayap gelap dengan pangkal pucat. Pada venasi pertama
dan kedua sayap terdapat sederet seta yang lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Menurut Sartiami dan Mound (2013), T. parvispinus juga menyerang
pada tanaman buah (pepaya dan rambutan), tanaman hias (anggrek dan mawar),
tanaman pangan (jagung), tanaman perkebunan (tembakau), gulma (putri malu,
pletekan), serta sayuran (ketumbar, selada, katuk, lenca). Mound dan Collins
(2000) menyatakan bahwa T. parvispinus merupakan hama polifag. Di jawa,
dilaporkan sebagai hama utama tanaman cabai dan di Thailand sebagai hama di
beberapa tanaman sayuran. Brown et al. (2004) menyatakan bahwa T. parvispinus
merupakan inang baru pada pertanaman buah yaitu pada mangga dan menyerang
pada bagian bunga.
9
b
a
c
e
d
Gambar 1 Identifikasi imago Thrips parvispinus (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e).
Megalulothrips usitatus. Trips ini memiliki warna coklat dengan antena 8
ruas. Pada ruas antena pertama terdapat seta bercabang diujung dorsal, dan ruas 3
berwarna kuning. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran
besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli
3. Kepala dan tubuh tidak terdapat reticulata, pronotum terdapat sepasang seta,
metanotum memiliki pola retikulasi, dan memiliki mesotoraks furka dengan
spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 dilengkapi microtrichia
comb lengkap. Panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen dengan sayap
2 warna. Pada venasi pertama terdapat seta tidak lengkap dan venasi kedua
terdapat sederet seta yang lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Di Probolinggo, M. usitatus merupakan salah satu hama utama kacang
hijau terutama pada musim kemarau (Indiati 2004). Menurut Sartiami dan Mound
(2013) M. usitatus juga ditemukan pada tanaman hias (mawar), gulma (alangalang), pangan (kacang tanah, kacang arab), dan sayuran (pare). Evasari (2008)
melaporkan bahwa M. usitatus ditemukan dipertanaman gulma (alang-alang,
harendong, putri malu) dan pada tanaman pangan (kacang tanah) yang ditemukan
di sekitar kampus IPB. Moritz et al. (2004) melaporkan bahwa spesies ini
berkembangbiak pada bunga, dan dapat menyebabkan kerugian pada beberapa
tanaman leguminosae di Asia, termasuk kacang tanah dan kacang kedelai.
Penyebaran trips ini berasal dari India dan datang ke Jepang, Australia Utara dan
Fiji.
10
a
c
b
e
d
Gambar 2 Identifikasi imago Megalulothrips usitatus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
Thrips palmi. Trips ini berwarna kuning pucat dengan 7 ruas antena.
Segmen antena 4 dan 5 berwarna coklat distal, sedangkan segmen antena 6 dan 7
berwarna coklat. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk. Memiliki
seta oseli 1 dan ukuran seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Pada
pronotum terdapat 2 pasang seta posteroangular dan pada bagian sisi belakang
terdapat 3 pasang seta. Metanotum memiliki pola garis memanjang yang tidak
beraturan dengan garis melengkung dan melintang. Abdomen terdiri dari 11 ruas
dan pada tergit 8 terdapat microtrichia comb lengkap. Sayap ke depan berwarna
pucat dengan venasi sayap pertama terdapat seta lebih sedikit daripada venasi
sayap kedua.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Menurut Sartiami dan Mound (2013) T. palmi juga ditemukan pada
tanaman hias (kecubung), buah (stroberi), serta sayuran (timun, tomat, katuk,
terung). Evasari (2008) melaporkan bahwa T. palmi ditemukan di Cikabayan,
Bogor, Jawa Barat pada rumput gajah. Tomat memiliki hama trips yang relatif
sedikit. T. palmi merupakan hama serius yang terdapat pada sayuran tidak hanya
di Asia Tenggara namun juga terdapat di Amerika Serikat (Murai et al. 2000).
Menurut Moritz et al (2004), spesies ini merupakan hama pada tanaman Famili
Cucurbitaceae dan banyak tanaman lain di seluruh daerah tropis. T. palmi
merupakan spesies pertama yang dicatat di Wilayah Utara Australia pada tanaman
semangka dan timun di Queensland (Houston et al. 1991). Di Australia, Brown et
al. (2004) menemukan spesies T. palmi di bunga Aster sp. sebagai inang baru.
11
Dibiyantoro (1998) melaporkan bahwa T. palmi merupakan vektor penyakit pada
tanaman tomat.
a
c
b
e
d
Gambar 3 Identifikasi imago Thrips palmi (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e).
Bathrips melanicornis. Trips ini berwarna putih dengan garis-garis hitam di
abdomen dan memiliki antena 8 ruas. Pada bagian kepala terdapat susunan mata
majemuk berukuran besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih
pendek daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh tidak terdapat reticulata. Pronotum
dilengkapi 3 pasang seta, dan memiliki mesotoraks dengan spinula. Abdomen
terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 tidak dilengkapi microtrichia comb. Pada
bagian sisi abdomen tidak terdapat ctenidia. Ujung sayap agak runcing dan
panjang sayap setengah panjang abdomen dengan warna menyerupai warna tubuh.
Pada sayap terdapat seta yang tidak lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang B.
melanicornis antara lain sawi hijau, kemangi, dan kecipir. Menurut Sartiami dan
Mound (2013) selain pada tanaman yang diteliti, B. melanicornis juga ditemukan
pada tanaman hias (mawar), gulma (papaitan, tembelek, harendong), pangan
(kacang arab, ubi jalar), serta tanaman sayuran (cabai dan katuk).
12
a
b
c
e
d
Gambar 4 Identifikasi imago Bathrips melanicornis (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
Thrips tabaci. Trips ini berwarna bervariasi dari kuning ke coklat dan
memiliki 7 ruas antena. Segmen antena 3 sampai 6 berwarna coklat dengan
setengah lebih pucat. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk dan
memiliki oseli yang pigmennya berwarna abu-abu dan tidak pernah merah.
Memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Pronotum
dilengkapi 3 pasang seta, metanotum memiliki pola garis-garis yang teratur, dan
mesonotum tanpa pasangan anterior kampaniform sensilla. Abdomen terdiri dari
11 ruas, pada tergit 8 dilengkapi microtrichia comb, dan pada tergit 9 terdapat
campaniform sensilia. Sayap depan berwarna pucat dengan venasi pertama
terdapat seta lebih sedikit daripada venasi sayap kedua.
Menurut Mound dan Kibby (1998), T. tabaci ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Trips merupakan spesies utama yang menyerang bawang-bawangan
terutama pada bawang putih. Selain sebagai hama yang langsung menyerang
tanaman, T. tabaci juga berperan sebagai vektor penyakit, yaitu sebagai vektor
pada tanaman tomat, selada, nanas, dan tembakau (Dibiyantoro 1998). Tanaman
inang yang lain adalah kentang, cabai, bayam, tomat, Cucurbitaceae (Deptan
2013). Yulianti (2008) melaporkan bahwa T. tabaci ditemukan pada gulma
golongan teki disekitar tanaman cabai fase generatif di Desa Pacet-Cianjur, Jawa
Barat. Menurut Alston dan Drost (2008), di Indonesia T. tabaci merupakan hama
utama pada tanaman keluarga bawang, sehingga nama umumnya adalah trips
bawang. Populasi trips meningkat saat musim kemarau dan dapat menyebabkan
kerugian. Moritz et al. (2004) menyatakan bahwa spesies ini merupakan hama
dalam bunga dan daun pada beberapa tanaman, tetapi dapat juga berperan
13
memakan nimfa trips lain dan tungau. Beberapa populasi sangat penting sebagai
tospovirus pada beberapa varietas tanaman.
a
d
d
e
d
Gambar 5 Identifikasi imago Thrips tabaci (a), kepala (b), metanotum (c), antena
(d), sayap (e).
Astrothrips sp. Trips ini berwarna coklat kekuningan dengan segmen
abdomen 9 dan 10 berwarna pucat. Antena memiliki 7 ruas berwarna kuning, ruas
5 sampai 7 menyatu menjadi 1 segmen panjang, ruas 3 dan 4 terdapat sensoria
berbentuk sederhana. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk
berukuran besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek
daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh terdapat reticulata, mesonotum terdapat
pola retikulasi yang lemah, dan mesotoraks tidak memiliki spinula. Abdomen
terdiri dari 11 ruas, pada bagian sisi tergit 2 terdapat sepasang microtrichia, tergit
8 terdapat kraspedum, dan tergit 10 terdapat seta. Ujung sayap agak runcing,
berwarna pucat, dan sayap dasar berwarna coklat muda dengan panjang sayap
lebih dari setengah panjang abdomen. Venasi pertama dan kedua terdapat seta
tidak lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae dan diketahui bahwa genus Astrothrips terdiri dari 2 spesies yaitu A.
aureoles dan A. tumiceps. Pada penelitian ini spesimen yang ditemukan belum
dapat diidentifikasi sampai spesies karena tidak ada deskripsi yang cocok untuk
spesimen ini. Spesies Astrothrips sp. hanya ditemukan pada tanaman kemangi.
14
Brown et al. (2004) menyatakan bahwa spesies ini ditemukan di daun Alstonia sp.
yang merupakan inang baru dan spesies ini ditemukan di Berrimah, Australia.
a
b
c
e
d
Gambar 6 Identifikasi imago Astrothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e).
Echinothrips americanus. Secara umum trips ini berwarna coklat gelap
dengan warna merah antara segmen abdomen. Memiliki 8 ruas antena dengan ruas
pertama dan kedua berwarna coklat, ruas 3 dan 4 lebih muda dan terdapat sensor
sederhana. Pada bagian kepala terdapat 3 pasang seta oseli, dan terdapat 2 pasang
seta postokular. Kepala dan pronotum terdapat banyak reticulata. Bagian sayap
depan berwarna abu-abu pucat dan beberapa bagian berwarna coklat muda, venasi
pertama terdapat seta dan venasi kedua tidak terdapat seta. Pada bagian abdomen
tergit 2 sampai 8 terdapat seta yang panjang. Tergit 8 terdapat microtrichia comb
yang lengkap.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang E.
americanus hanya ditemukan pada pertanaman katuk. Sartiami dan Mound (2013)
dan Azzahroh (2008) juga melaporkan hal yang sama bahwa E. americanus
ditemukan pada katuk. Chen (2010), menyatakan bahwa E. americanus tercatat
sebagai hama pada tanaman rumah kaca, dan telah tersebar di sebagian besar
Eropa dan Amerika, dan juga di laporkan di Jepang dan Asia Tenggara. Chen juga
menunjukkan bahwa tanaman E. americanus yaitu tanaman hias (kamboja),
tanaman industri (tembakau), sayuran (kacang buncis), tanaman pangan (jagung),
Medicago sativa (spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak).
Spesies E. americanus pertama kali ditemukan di Inggris pada tahun 1994 dan
15
ditemukan pada poinsettias, timun, dan paprika. Trips ini banyak ditemukan pada
bagian daun, namun saat populasi meningkat, trips ini dapat menyerang pada
bagian bunga (Ministry of Agriculture and Land 2006).
b
a
c
e
d
Gambar 7 Identifikasi imago Echinothrips americanus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
Mycterothrips sp. Trips ini memiliki warna kuning dengan warna coklat
muda pada bagian kepala dan toraks. Antena terdiri dari 8 ruas. Ruas antena 1
berwarna kuning, ruas antena 3 dan 4 terdapat sensor yang bercabang, dan ruas 2
sampai 8 berwarna coklat tua. Bentuk kepala lebih lebar daripada panjang, serta
memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Kepala
dan tubuh tidak terdapat retikulata, pronotum memiliki 2 pasang seta
posteroangular dan 2 pasang seta posteromarginal, metanotum memiliki pola
retikulasi, mesonotum tidak terdapat kampaniform, dan mesotoraks serta
metatoraks furka dengan spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dengan tergit 8
dilengkapi microtrichia comb lengkap di bagian tengah. Pada bagian sisi tergit
tidak terdapat ctedia. Panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen dengan
warna sayap belang. Pada sayap pertama dilengkapi dengan seta dan sayap kedua
jarang ditumbuhi seta.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae dan diketahui bahwa genus Mycterothrips terdiri dari dua spesies yaitu
M. desleyae dan M. nilgiriensis. Pada penelitian ini spesimen yang ditemukan
belum dapat diidentifikasi sampai spesies karena tidak ada deskripsi yang cocok
untuk spesimen ini. Spesies Mycterothrips sp. hanya ditemukan pada tomat. Wang
(1999) menyatakan bahwa di Taiwan genus Mycterothrips terdiri dari lima spesies
16
yaitu M. araliae, M. auratus, M. caudibrunneus, M. glycines, dan M. radivus.
Spesies-spesies Mycterothrips tersebut adalah genus yang penting di negara itu.
Kelima spesies Mycterothrips tersebut merupakan jenis spesies baru sehingga
spesimen-spesimen tersebut disimpan di bagian Departemen zoology, Taiwan
Agricultural Research Institute. Genus Mycterothrips didapat dari kayu dan
tanaman herbal dalam jumlah yang tidak banyak. Satu spesies Mycterothrips
lainnya yang ditemukan di Timur Laut India adalah spesies Mycterothrips
consociatus (Bala et al. 2012).
a
b
c
e
d
Gambar 8 Identifikasi imago Mycterothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c),
antena (d), sayap (e).
Mymarothrips bicolor. Spesies ini termasuk ke dalam famili
Aeolothripidae, imago dan nimfa tinggal pada permukaan daun diduga sebagai
predator nimfa trips dari subfamili Panchaetothripinae yaitu spesies Selenothrips
rubrocinctus. Trips ini memiliki antena 9 segmen, segmen 2 - 7 memiliki panjang
yang hampir sama, dan segmen 7 lebih panjang daripada segmen 8 dan 9,
mempunyai warna yang seragam yaitu coklat tua dengan 3 pasang seta. Pronotum
memiliki beberapa pasang seta, mesonotum memiliki sepasang seta, dan
metanotum tidak memiliki pola retikulasi. Sayap bagian depan berbentuk seperti
raket dengan ujung berwarna pucat. Sayap memiliki venasi dan setiap venasi
memiliki sebaris seta yang panjang.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa M. bicolor hanya
ditemukan pada satu tanaman inang, yaitu kacang panjang. Menurut Sartiami dan
Mound (2013), M. bicolor juga ditemukan pada jarak pagar dan ubi jalar.
Munurut Munarso (2010) M. bicolor mudah ditemukan pada pertanaman jarak
17
pagar. Yulianti (2008) menemukan M. bicolor pada pertanaman ubi jalar yang
berada di dekat tanaman cabai pada fase generatif.
b
a
d
c
Gambar 9 Identifikasi imago Mymarothrips bicolor (a), kepala (b), antena (c),
sayap (d).
Organothrips indicus. Tubuh trips ini memiliki 2 warna, yakni tubuh
berwarna coklat dengan segmen abdomen 4-5 dan 9-10 berwarna kuning. Antena
memiliki 8 ruas dan antena segmen 3 sampai 8 berwarna kuning. Pada segmen 3
dan 4 terdapat sensor sederhana, dan tergit 8 tanpa microtrichia comb. Pada
bagian kepala terdapat susunan mata majemuk dengan kepala panjang dan lebar.
Seta oseli 1 dan oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Seta oseli 3 terdapat di
bagian tepi dari bagian depan segitiga oseli. Pada kepala dan tubuh tidak terdapat
retikulata. Pronotum memiliki 2 pasang seta posteroangular dan seta posterior
sebanyak 2 pasang. Pada metanotum terdapat pola yang sangat lemah atau samarsamar kampaniform sensilla tidak ada, dan meso-metafurka tanpa spinula. Sayap
melengkung ke depan, venasi pertama terdapat 2 seta, dan venasi kedua terdapat 4
seta. Pada abdomen tergit 1 sampai 8 terdapat posteromarginal yang tidak teratur.
Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili
Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang O.
indicus hanya tanaman timun. Trips ini melewati siklus hidupnya di bawah air
(Bhatti et al. 1998). Menurut Mound (2000) O. indicus berkembangbiak pada
tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes) karena O. indicus merupakan trips
18
yang bersifat akuatik. Tanaman timun merupakan inang baru bagi trips ini karena
belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.
b
a
c
e
d
Gambar 10 Identifikasi imago Organothrips indicus (a), kepala (b), metanotum
(c), antena (d), sayap (e).
19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Spesies trips yang ditemukan pada tanaman sayur-sayuran berjumlah 10
spesies, yaitu Astrothrips sp., Bathrips melanicornis, Echinothrips americanus,
Megalulotrhips usitatus, Mycterothrips sp., Mymarothrips bicolor, Thrips palmi,
Thrips parvispinus, Thrips tabaci, Organothrips indicus.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bioekologi dan
tingkat serangan trips hama sehingga dapat menentukan cara pengendalian
masing-masing spesies trips yang efektif.
20
DAFTAR PUSTAKA
Alston DG, Drost D. 2008. Onion Thrips (Thrips tabaci). Logan (US): Utah State
University Extensio.
Azzahroh AS. 2008. Keanekaragaman spesies trips (Ordo: Thysanoptera) pada
tanaman sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Bogor dan Cianjur
[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bala KH, Singh O, Tarunkumar, Taptamani H, Varatharajan R. 2012. First record
of two tubuliferan and four terebrantian species of Thysanoptera (Insecta)
from northeastern India. Journal of Threatened Taxa. 14(4):3369.
Bhatti JS, Veer V, Negi BK. 1998. Discovery of the Natural Habitat of the
Aquatic Thysanoptera, Organothrips indicus (Terebrantia: Thripidae) in
India and North America. Oriental Insects. 32(1):259-266.
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
6th ed. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects.
Brown H, Hoskins M, Wallace H, Zhang L, Thistleton B, Brown G. 2004. The NT
Economic Insect Reference Collection. Darwin (AU): Northern Territory
Department of Business, Industry and Resource Development.
Chen ZX. 2010. New Record of Echinothrips Americanus Morgan (Thysanoptera:
Thripidae) in China Mainland and Its Biology. Xi’an (CN): Northwest
University of Science and Technology.
[Deptan] Departemen Pertanian. 2013. Hama Putih atau Thrips. [Internet]. [diunduh:
2013 April 21]. Jakarta (ID): Direktorat Perlindungan Hortikultura. Tersedia pada:
http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id
Dibiyantoro, ALH. 1998. Thrips pada Tanaman Sayuran. Bandung (ID): Balai
Penelitian Tanaman Sayuran.
Evasari Y. 2008. Keanekaragaman trips (Thysanoptera) di Kampus IPB Dramaga,
Bogor dan sekitarnya [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Houston KJ, Mound LA, Palmer JM. 1991. Two pest thrips (Thysanoptera) new
to Australia, with notes on the distribution and structural variation of other
species. Journal of the Australian Entomological Society. 30(3):231-232.
Indiati SW. 2004. Penyaring dan mekanisme ketahanan kacang hijau MLG-716
terhadap hama thrips. Jurnal Litbang Pertanian. 23(3):100-106.
Lewis T. 1997. Thrips as Crop Pests. Wallingford (GB): CAB International.
Ministry of Agriculture and Lands. 2006. Thrips Biology & Control. [internet].
[diunduh: 2013 September 16]. Columbia (US): British Columbia. Tersedia
pada: www.agf.bc.ca/cropprot/thrips.pdf
Moritz G. 1997. Structure, growth and development. Di dalam Lewis, editor.
Thrips as Crop Pests. Wallingford (GB): CAB International. Halaman 740.
Moritz G, Mound LA, Morris DC, Goldarazena A. 2004. Pest thrips of the world
[CD-ROM]. Queensland (AU): CSIRO Publishing.
Mound LA. 2000. The aquatic thrips Organothrips indicus Bhatti (Thysanoptera:
Thripidae) in Queensland, and a new species, O. wrigthi, from tropical
Australia. Australian Journal of Entomology. 39(1):10-14. doi:
10.1046/j.1440-6055.2000.00136.x
21
Mound LA, Collin DW. 2000. A South East Asian pests species newly recorded
from Europe: Thrips parvispinus (Thysanotera: Thripidae), its confused
identity and potential quarantine significance. European Journal
Entomology. 97(1):197-200.
Mound LA, Kibby G. 1998. Thysanoptera: an Identification Guide. 2nd ed.
Canberra (AU): CSIRO Entomology.
Munarso SJ. 2010. Thrips predator pada jarak pagar. InfoTek Perkebunan. 2(7):
25-28.
Murai T, Kawai S, Chongratanameteekul W, Nakasuji F. 2000. Damage to tomato
by Ceratothrips claratris (Shumsher) (Thysanoptera: Thripidae) in cetral
Thailand and a note on its parasitoid, Goetheana shakespearei Girault
(Hymenoptera:Eulophidae). Applied Entomology and Zoology 35(4): 505507.
Sartiami D, Mound LA. 2013. Identification of the terebrantian thrips (Insecta,
Thysanoptera) associated with Cultivated pland in Java, Indonesia. Zookeys.
306(1):1-21. doi: 10.3897/zookeys. 306.5455.
Setiadi. 1996. Bertanam Cabai. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Wang CL. 1999. The Genus Mycterothrips Trybom (Thysanoptera: Thripidae)
from Taiwan. Chinese Journal Entomol 19: 229-238.
Yulianti P. 2008. Spesies Thrips (Ordo: Thysanoptera) pada tanaman cabai dan
tanaman sekitarnya di Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
22
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Hida Noer Anugrawati dilahirkan di Banjarnegara pada
tanggal 16 September 1989. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara
pasangan Bambang Andoko dan Eni Hurustiati. Penulis menamatkan pendidikan
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Demak pada tahun 2002 Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 1 Demak pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Demak pada tahun 2008. Penulis lulus dari SMA pada tahun
2008 dan telah diterima sebagai mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman,
fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan
Seleksi Masuk IPB).
Semasa SMP, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler bola volli dan
mengikuti club bola volli. Semasa SMA, penulis aktif melanjutkan ekstrakulikuler
bola volli. Dan mengikuti ekstrakuler lain yaitu bela diri (Perisai Diri) dan
pasukan Barisan Adi Tanggap Tanggon Tregginas yang biasa disebut BARATA
yang merupakan pasukan pengibar bendera sekolah.