Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City, Bogor Jawa Barat

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sentul City (awalnya dikenal sebagai Bukit Sentul) merupakan sebuah kawasan permukiman yang kini berkembang menjadi kota baru dengan konsep Eco-city. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelola kawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan kondisi ekosistem sebagai habitat bagi keanekaragaman hayati (Carreiro et al. 2008). Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat ditemukan di kawasan ini adalah burung. Keberadaan jenis burung sebagai salah satu faktor keanekaragaman hayati diharapkan menjadi perhatian penting dalam usaha perencanaan dan pembangunan Sentul City menjadi kota baru dengan konsep Eco-city.

Bentuk lansekap yang unik dengan topografi dari landai hingga berbukit, serta struktur dan vegetasi yang bervariasi tersebar dalam beberapa tipe perumahan dengan konsep tertutup (cluster) yang membentuk suatu ruang terbuka hijau di Sentul City. Keberadaan vegetasi pada suatu perumahan merupakan sumberdaya yang sangat penting dalam suatu asosiasi lingkungan hidup (Perkins dan Heynen 2004). Keanekaragaman jenis vegetasi akan mempengaruhi daya dukung habitat yang berkaitan erat dengan keanekaragaman satwa di dalamnya (Ewusie 1990). Struktur pohon berupa tinggi pohon, struktur dedaunan, kondisi tajuk serta arsitekturnya merupakan hal yang berkaitan erat terhadap kesukaan burung sebagai tempat tinggal atau mencari makan (Pakpahan 1998). Perbedaan struktur dan komposisi vegetasi serta luasan ruang terbuka hijau yang berada antar cluster perumahan di Sentul City ini akan menyediakan berbagai tipe habitat yang berbeda satu sama lain. Ketersediaan tipe habitat yang beraneka ragam akan mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang ada pada suatu lokasi (Blendinger dan Ricardo 2001).

Analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan di Sentul City pada tahun 2000 mencatat 23 jenis burung menempati kawasan yang memiliki luas ± 3000 ha ini (Bukit Sentul 2000). Hingga saat ini, telah terjadi banyak perkembangan, perubahan struktural maupun bentang alam di Sentul City. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis burung yang ada


(2)

di kawasan ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keanekaragaman jenis burung di kawasan Sentul City sebagai salah satu data dasar perencanaan pengelolaan kawasan Sentul City menuju eco-city.

1.2 Tujuan

1. Mendeskripsikan habitat burung pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

2. Mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

3. Membandingkan perbedaan komposisi jenis burung antara 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

4. Mengetahui penyebaran strata vertikal burung terkait tipe vegetasi dan strata horizontal terkait arsitektur vegetasi pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

5. Mengetahui pengaruh arsitektur vegetasi terhadap keanekaragaman jenis burung pada 5 cluster perumahan dan1 jalan utama di Sentul City.

Lokasi penelitian yang dipilih adalah 5 cluster perumahan, yaitu cluster Argenia, Venesia-Pasadena-Sakura, Bali, Mediterania 1-Bukit Golf Hijau dan Northridge serta Sentul City Boulevard.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data dan informasi dasar mengenai keanekaragaman jenis burung pada beberapa cluster perumahan di Sentul City, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan kawasan.


(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Permukiman

Keanekaragaman hayati dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik, dan keanekaragaman komunitas (Indrawan et al. 2007). Jumlah jenis merupakan tingkatan paling sederhana dalam suatu ukuran komunitas yang disebut sebagai kekayaan jenis (Primack et al. 1998). Namun, secara umum keanekaragaman jenis ini menunjukkan jumlah jenis yang beragam yang terdapat pada suatu lokasi tertentu (Indrawan et al. 2007). Informasi mengenai kekayaan jenis burung dapat diperoleh menggunakan metode daftar jenis (Bibby et al. 2000). MacKinnon et al. (1998) menyatakan bahwa hasil pengamatan menggunakan suatu daftar jenis dapat menggambarkan tempat data tersebut dikumpulkan dan akan memperlihatkan perbedaan pada setiap pola survei yang berbeda.

Keanekaragaman jenis burung berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Menurut Kreb (1978) tinggi rendahnya suatu keanekaragaman jenis pada suatu komunitas dipengaruhi oleh waktu, heterogenitas, ruang, persaingan, pemangsaan, kestabilan lingkungan serta produktivitas. Selain itu, ketersediaan tipe habitat, ketersediaan pakan, serta keberadaan predator juga mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang berada pada suatu lokasi (Blendinger dan Ricardo 2001).

Kawasan permukiman merupakan suatu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung yang mendukung bagi habitat hidupan liar termasuk burung (Handikto 1997). Tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung pada suatu kawasan permukiman dipengaruhi oleh kondisi iklim yang baik, tumbuhan yang beragam serta habitat yang bervariasi (Alikodra dan Zuhud 1984).

Rosanna (2005) melakukan penelitian di beberapa ruang terbuka hijau dan koridor permukiman di Jakarta antara lain Taman Suropati tercatat 21 jenis burung, Taman Situ Lembang tercatat 15 jenis burung, Taman Monas tercatat 22 jenis burung, Koridor Teuku Umar tercatat 17 jenis burung serta Koridor Gondangdia tercatat 18 jenis burung. Penelitian tersebut dilakukan pada ruang


(4)

terbuka hijau sekitar perumahan serta koridor-koridor RTH dengan jenis tanaman Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla), Asam jawa (Tamarindus indicus), Kelapa (Cocos nucifera), Sawo kecik (Manilkara kauki) serta beberapa jenis tanaman hias.

Handikto (1997) melakukan penelitian pada beberapa perumahan di Bogor, yaitu Vila Duta, Bantar Kemang dan Bogor Baru mencatat 29 jenis burung dari 17 suku tersebar pada ketiga perumahan tersebut. Jenis burung Lonchura leucogastroides dan Passer montanus merupakan jenis burung yang memiliki kelimpahan tinggi pada penelitian ini.

Sebanyak 63 jenis burung tercatat di wilayah kabupaten Bogor pada habitat pekarangan permukiman (Alikodra dan Zuhud 1984). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hernowo (1985) pada area permukiman di Wilayah Tk. II Bogor mencatat 55 jenis burung dari 29 suku. Banyak jenis burung tercatat di kawasan pekarangan dengan lingkungan sekitar yang beragam (Hernowo 1985).

Ontario et al. (1990) menyatakan jenis-jenis yang memiliki nilai kelimpahan relatif tinggi dan merata pada penelitiannya di sekitar kawasan permukiman Bogor dan Jakarta antara lain Walet linci (Collocalia linchi), Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps), Perenjak jawa (Prinia familiaris), Cabe jawa (Dicaeum trochileum), Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), Gereja eurasia (Passer montanus), Bondol jawa (Lonchura leucogastroides) serta Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Jenis-jenis tersebut ditemukan pada habitat dengan jenis tanaman seperti Jambu air (Eugenia aquea), Cengkeh (E. aromatica), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla) serta diselingi beberapa jenis tumbuhan bawah.

2.2 Penyebaran Jenis Burung

Burung menempati berbagai tipe habitat, baik hutan maupun bukan hutan (Alikodra 2002). Bebagai jenis burung juga dapat ditemukan pada suatu habitat liar dan habitat semi liar dalam suatu kawasan konsesi kayu, hutan perdesaan, kawasan penghutanan kembali dan areal yang memiliki semak belukar (MacKinnon et al. 1998).


(5)

Burung merupakan satwaliar yang dalam penyebarannya dapat menggunakan ruang secara baik. Burung dapat menyebar secara horizontal maupun vertikal yang dapat dilihat dari tipe habitat yang ditempati dan stratifikasi tajuk pada suatu vegetasi. Pola penyebaran tersebut merupakan suatu bentuk adaptasi dan strategi dalam mendapatkan sumberdaya yang berkaitan dengan lingkungan hidupnya (Petersen 1980 dalam Sinulingga 1994).

Menurut Odum (1993) satwa termasuk burung memiliki tiga tipe pola penyebaran, yaitu acak (random) yang terjadi akibat keseragaman lingkungan sekitar, teratur (uniform) dimana burung cenderung mempertahankan jarak dengan individu yang menjadi saingannya, serta pola penyebaran berkelompok (clumped) yaitu kecenderungan pada burung untuk hidup dalam suatu kelompok yang menyebar secara acak.

2.3 Habitat Burung

Habitat merupakan suatu area yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik dalam satu kesatuan yang dipergunakan sebagai tempat hidup dan berkembang biak satwa liar serta mampu memenuhi semua kebutuhan dasar dari populasi yang ada di dalamnya (Alikodra 2002). Sebagai salah satu komponen dalam suatu ekosistem, burung memerlukan ruang untuk mencari makan, minum, berlindung, bermain, dan tempat untuk berkembangbiak, yang menjadi satu kesatuan yaitu habitat (Alikodra 1990). Burung memerlukan dan memilih tempat tertentu untuk makan, bersarang, bertelur, tumbuh dewasa serta berlindung dari suatu

pemangsaan (Masy’ud 1989).

Burung menempati suatu habitat yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Kondisi habitat yang dibutuhkan tiap jenis burung tidak sama. Oleh karena itu habitat yang dikatakan baik bagi suatu jenis satwaliar belum pasti baik bagi jenis yang lainnya (Alikodra 2002). Meskipun burung merupakan jenis satwaliar yang hampir dapat ditemukan pada berbagai tempat (Hernowo 1985), namun habitat yang cocok merupakan suatu persyaratan utama bagi keberadaan jenis burung itu sendiri.

Ruang Terbuka Hijau dalam suatu perkotaan merupakan salah satu tempat yang cocok bagi habitat burung. Mulyani dan Pakpahan (1993) menyatakan


(6)

bahwa ruang terbuka hijau selain berfungsi sebagai “paru-paru kota”, diharapkan mampu memberikan fungsi perlindungan (refuge) dan dapat menggantikan habitat alami burung. Selain itu, Ontario et al. (1990) menyatakan bahwa daerah pemukiman di perkotaan dapat menjadi habitat bagi berbagai jenis burung.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Jenis Burung

Menurut Hernowo dan Prasetyo (1989), faktor yang mempengaruhi keanekaragaman jenis burung di RTH adalah ukuran habitat, bentuk habitat, komposisi jenis dan struktur tanaman, tipe habitat serta tata letaknya. Selain itu, menurut Rosanna (2005) keanekaragaman spesies tanaman, penutup tanah, tanaman rendah, kompleksitas dan kerapatan pohon juga menentukan keanekaragaman jenis burung pada suatu RTH. Hails et al. (1990) dalam Rosanna (2005) menyatakan bahwa faktor penting yang mempengaruhi populasi dan keanekaragaman jenis burung di daerah perkotaan adalah keanekaragaman struktur tanaman dan penutupan tanaman. Daerah perkotaan yang kaya akan jenis burung adalah daerah yang memiliki komposisi jenis tanaman yang beragam. Daerah tersebut terdiri dari taman, pekarangan, padang rumput, hutan tanaman dua musim, serta daerah yang memiliki semak belukar (Robertson et al. 1990 dalam Rosanna 2005). Handikto (1997) menyatakan bahwa kualitas lingkungan suatu permukiman dapat mempengaruhi keberadaan jenis-jenis burung yang ada di dalamnya.

Keberadaan jenis burung turut dipengaruhi oleh sistem percabangan (bentuk arsitektur pohon) dan keadaan tajuk pohon (Handayani 1995). Tingkat kesukaan burung terhadap suatu jenis pohon bergantung pada struktur tanaman yang meliputi tinggi tajuk, percabangan dan organisasi kanopi (Rosanna 2005). Sistem percabangan (bentuk arsitektur pohon) dan keadaan tajuk pohon merupakan salah satu karakteristik penting sebagai habitat burung. Pada umumnya, burung menyukai jenis tanaman yang memiliki percabangan yang kontinyu (Handayani 1995).

Sebagai habitat burung, struktur percabangan (arsitektur pohon) digunakan oleh burung sebagai tempat bertengger dan bersarang (Handayani 1995). Berdasarkan Halle et al. (1978) terdapat 21 tipe arsitektur pohon yaitu Holtum,


(7)

Corner, Tomlinson, Chamberlain, Leeuwenberg, Schoute, Kwan Koriba, Prevost, Fagerlind, Petit, Aubreville, Scarrone, Rauh, Attim, Nozeran, Massart, Roux, Cook, Champagnat, Magenot dan Troll (Lampiran 1).


(8)

BAB III

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak Geografis

Sentul City (awalnya dikenal sebagai Bukit Sentul) merupakan sebuah kawasan permukiman yang memiliki luas ± 3.000 ha. Kawasan yang dikembangkan oleh PT Sentul City Tbk berlokasi 35 km dari selatan Jakarta dan 5 km dari sebelah timur Kota Bogor. Di sekitar kawasan ini terdapat beberapa gunung, yaitu Gunung Pancar, Gunung Paniisan, Gunung Liang, Gunung Garangsang, Gunung Salak dan Gunung Hambalang. Selain itu, kawasan yang berada pada ketinggian 300-600 mdpl ini dilalui oleh aliran sungai Citeureup, Cikeas, Citaringgul dan Cijayanti yang dijadikan sebagai kawasan permukiman sekaligus pariwisata (Bukit Sentul 2000).

3.2 Kondisi Fisik

3.2.1 Geologi dan Tanah

Batuan penyusun di kawasan Sentul City dapat dikelompokkan ke dalam tiga batuan, yaitu batuan lempung, batuan vulkanik, dan batuan endapan aluvial. Berdasarkan studi AMDAL Bukit Sentul tahun 2000, tanah di Kawasan Sentul City dikelompokkan ke dalam lima klasifikasi tanah, yaitu: typic hapludult, typic dystropept, oxic dystropept, typic hemipropept dan aquic dystropept (Bukit Sentul 2000).

3.2.2 Topografi dan Iklim

Topografi Sentul City merupakan kawasan yang bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 200-750 mdpl memiliki kemiringan berkisar antara 0% sampai dengan 25 %. Suhu rata-rata bulanan kawasan ini berdasarkan stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Darmaga, Bogor dari Januari 1998-April 2009 berkisar antara 24,55oC-26,75oC. Suhu rata-rata bulanan terendah terjadi pada bulan Februari dan suhu rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (Bukit Sentul 2000).


(9)

3.3 Kondisi Biotik 3.3.1 Vegetasi

Jenis vegetasi yang terdapat di kawasan Sentul City sangat dipengaruhi oleh topografi dan peruntukan lahannya. Topografi pada kawasan ini dibedakan menjadi dua bentang alam utama, yaitu bentang alam basah dan bentang alam kering. Bentang alam basah terletak di daerah yang relatif datar sampai landai, sedangkan bentang alam kering berada pada daerah sepanjang sungai dengan topograsi bergelombang hingga terjal.

Vegetasi asli yang terdapat di bentang alam basah yaitu jenis-jenis tanaman budidaya seperti pisang, talas, ketela pohon dan kacang tanah. Bentang alam kering, umumnya berupa hutan alami dan hutan binaan. Pada hutan lama terdapat jenis tanaman yang telah ada sejak awal pembangunan di kawasan tersebut yaitu karet (Hevea brasiliensis). Sedangkan hutan binaan di kawasan sentul didominasi oleh pinus (Pinus merkusii).

Jenis vegetasi di kawasan Sentul City umumnya ditanam berdasarkan peruntukan lahannya. Beberapa daerah rekreasi, misalnya, ditanami jenis buah-buahan dan sayuran seperti belimbing (Averrhoa carambola), melinjo (Gnetum gnemon), lamtoro (Leucaena leucocephala), bacang (Mangifera foetida), mangga (Mangifera indica), sawo kecik (Manilkara kauki), mengkudu (Morinda citrifolia), salam (Syzygium polyanthum), asam jawa (Tamarindus indica), dan kecapi (Sandoricum koetjape). Jenis vegetasi yang umumnya dijumpai pada sempadan jalan utama, jalan lingkungan dan jalan perumahan adalah pohon trembesi (Samanea saman), akasia (Acacia mangium), kelapa sawit (Elaeis guineensis), dan beberapa jenis palem sadeng (Livistonia rotundifolia), palem bismarck (Bismarckia nobilis), palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens), dan palem raja (Roystonia regia) (Ameliawati 2010).


(10)

3.3.2 Fauna

Satwaliar yang terdapat di kawasan ini antara lain berbagai jenis herpetofauna seperti Bufo melanotictus, Polypedates leucomystax, Rana chalconata, Varanus salvator, serta Caloetus jubatus. Selain itu terdapat pula berbagai jenis mamalia seperti Herpestes javanicus, Lutra cinerea, dan Sus scrofa. Berdasarkan AMDAL Sentul 2000 terdapat sekitar 23 jenis burung di kawasan Sentul City. Salah satu jenisnya merupakan jenis unggas Gallus domesticus dan satu jenis lainnya diduga merupakan burung lepasan masyarakat yaitu Columba domesticus, sedangkan 21 jenis lainnya adalah Alcedo sp., Apus affinis, Collocalia linchi, Geopelia striata, Gerygone sulphurea, Halcyon chloris, Hirundo rustica, Lanius schah, Lonchura punctulata, Lonchura leucogastroides, Megalaima sp., Cinnyris jugularis, Orthotomus sp., Passer montanus, Pycnonotus aurigaster, Prinia sp., Spilornis cheela, Streptopelia chinensis dan Zosterops palpebrosus (Bukit Sentul 2000).

3.4 Tata Letak Perumahan di Sentul City

Sentul City merupakan salah satu perumahan yang telah menerapkan sistem cluster dalam pembagian tipe perumahannya. Konsep cluster merupakan konsep perumahan tertutup yang hanya menggunakan satu akses (gate) untuk keluar dan masuk areal perumahan tersebut. Di Sentul City terdapat sekitar 40 tipe perumahan yang terbagi dalam cluster-cluster perumahan (Gambar 1). Tiap cluster di Sentul City memiliki ukuran bangunan dan luasan ruang terbuka hijau yang berbeda satu sama lain. Begitu halnya dengan komposisi jenis dan struktur


(11)

(12)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan Sentul City, Bogor Jawa Barat. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan pada bulan Juni 2011 untuk mendapatkan karakteristik cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian serta untuk menentukan cluster perumahan mana saja yang dipilih. Penelitian berlangsung pada bulan Juli-September 2011.

4.2 Pemilihan Lokasi Penelitian

Berdasarkan karakteristik cluster perumahan yang didapat dari survei pendahuluan, maka dipilih enam lokasi penelitian di Sentul City. Lima lokasi merupakan cluster perumahan sedangkan satu lokasi merupakan jalan utama bervegetasi (boulevard) (Tabel 1).

Tabel 1 Lokasi pengambilan data di kawasan Sentul City

No NamaLokasi Deskripsi

I Argenia (Equator,

Andalusia, Casablanca)

Perumahan baru dengan vegetasi pinus, sawo kecik, serta rumput dan alang-alang dengan luas 110 ha.

II Taman Venesia-

Pasadena- Sakura

Cluster dengan rumah yang cukup rapat, vegetasi terdiri dari pinus, mangga, kupu-kupu, dan dadap merah serta luas 37,6 ha.

III Bali (Legian, Tampak

Siring, Besakih, Udayana)

Cluster dengan vegetasi berupa jati, dadap merah, bintaro, diselingi kelapa, kembang sepatu, dan palem-paleman dengan kerapatan rumah sangat rapat dengan luasan sekitar 27 ha.

IV Mediterania 1, Bukit Golf

Hijau

Merupakan cluster tertua dengan jenis vegetasi trembesi, akasia, gmelina, sengon dan ukuran rumah yang relatif besar dengan luas total keduanya 112 ha.

V Northridge Golf Estate Areal cluster yang menerupai hutan sekunder, jenis

vegetasi gmelina, sengon, kupu-kupu, akasia, flamboyan, serta terdapat semak belukar dengan kerapatan rumah yang relatif jarang dan ukuran rumah sangat besar, dengan luas kawasan sekitar 136,9 ha.

VI Sentul Boulevard Merupakan jalur hijau pada jalan utama yang dimulai

dari pintu gerbang utama hingga Taman Venesia (kurang lebih 3 km), terdapat jenis vegetasi sengon, gmelina, kupu-kupu di sisi kiri-kanan jalan.


(13)

Penentuan cluster perumahan sebagai lokasi penelitian ditentukan berdasarkan kondisi vegetasi dan umur tiap cluster perumahan, sedangkan penentuan Sentul Boulevard sebagai lokasi penelitian dilakukan untuk mendapatkan perbandingan keanekaragaman jenis burung di luar kawasan permukiman.

4.3 Bahan dan Alat

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data keanekaragaman jenis burung dan tipe vegetasi adalah perekam suara, kamera, buku panduan lapang pengenalan jenis burung MacKinnon et al. (1998), kamera, meteran, kompas, alat pengukur waktu, alat tulis, dan tally sheet.

4.4 Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi:

1. Karakteristik cluster lokasi penelitian meliputi jenis vegetasi, luas cluster, umur cluster, dan kerapatan perumahannya.

2. Jenis burung, kelimpahan individu dan penyebarannya.

3. Pemanfaatan vegetasi oleh burung terkait aktivitas bertengger, makan, bertengger dan bersuara, serta menelisik.

4. Karakteristik vegetasi yang dimanfaatkan meliputi komposisi, struktur, dan arsitektur pohon

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi bioekologi burung, kondisi umum lokasi penelitian (letak, luas, topografi dan iklim, tanah dan geologi, hidrologi, serta sejarah pengelolaan kawasan), serta luasan ruang terbuka hijau di kawasan perumahan Sentul City.

4.5 Metode Pengumpulan Data 4.5.1 Keanekaragaman Jenis Burung

Metode yang digunakan untuk menginventarisasi jenis burung adalah daftar jenis MacKinnon (MacKinnon et al. 1998) yang di modifikasi. Pada daftar jenis menurut MacKinnon et al. (1998) tiap daftar dicatat 20 jenis burung, namun dalam penelitian ini burung yang ditemukan dicatat pada daftar jenis dengan


(14)

jumlah jenis pada satu daftar sebanyak 10 jenis burung. Setelah daftar pertama mencapai 10 jenis, maka dilanjutkan pada daftar ke-2, ke-3 dan daftar selanjutnya hingga tidak ditemukan lagi pertambahan jenis burung. Setiap jenis burung hanya dicatat satu kali dalam satu daftar, jika ditemukan jenis yang sama maka dicatat pada daftar jenis selanjutnya. Selain jenis burung, dilakukan pula pencatatan pada aktivitas yang dilakukan oleh burung. Identifikasi jenis menggunakan panduan lapangan Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan MacKinnon et al. (1998) dan tatanama menggunakan Daftar Burung Indonesia oleh Sukmantoro et al. (2007).

Pencatatan dilakukan sepanjang hari, mulai pukul 05.30-17.30 WIB dimulai dari pintu gerbang cluster dengan menyusuri jalan yang ada pada cluster perumahan tersebut. Pengulangan waktu pengamatan dilakukan hingga didapatkan sepuluh daftar jenis pada tiap-tiap lokasi penelitian.

Sebagai contoh, pada cluster Argenia pengamatan dilakukan pada tiga perumahan yaitu Taman Andalusia, Taman Equator dan Taman Casablanca. Pengamatan dimulai dari Taman Equator pada pagi hari kemudian dilanjutkan ke Taman Andalusia menjelang siang dan pada sore hari di Taman Casablanca. Pengamatan dilanjutkan keesokan harinya dengan jalur yang berbeda, yaitu dengan menukar tempat mulai pengamatan dengan perumahan lainnya. Proses pengamatan tersebut dilakukan pada seluruh cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian. Sedangkan di Sentul Boulevard, pengamatan dimulai dari pintu gerbang utama Sentul City pada tepian ruas jalan sebelah kiri di hari pertama, dan ruas jalan seberang pada hari selanjutnya.

4.5.2 Vegetasi

Data vegetasi dikumpulkan dengan cara pencatatan secara langsung jenis-jenis vegetasi dominan, pengukuran tinggi pohon dan semak, tipe arsitektur dan jarak tanam vegetasi. Selain itu diambil sketsa struktur vegetasi (jarak antara vegetasi, tinggi dan diameter), serta foto kondisi vegetasi yang ada pada lokasi penelitian.


(15)

4.5.3 Pemanfaatan Vegetasi dan Penyebaran Jenis Burung

Jenis vegetasi dan bagian yang dimanfaatkan oleh burung dicatat secara langsung saat pengamatan. Pengambilan data pemanfaatan vegetasi oleh burung berupa aktivitas yang dilakukan burung serta lokasi burung beraktivitas di pohon yang dimanfaatkan.

Lokasi sebaran aktivitas burung pada pohon dikategorikan secara vertikal dan horizontal. Lokasi vertikal dibagi ke dalam empat strata. Strata 1 merupakan bagian pada tajuk utama vegetasi (2/3 bagian tajuk utama), strata 2 merupakan batas dari tinggi bebas cabang hingga pertemuan dengan cabang tajuk utama (1/3 bagian tajuk utama), strata 3 merupakan batang utama hingga tinggi bebas cabang serta semak dan rumput sedangkan strata 4 merupakan bagian lantai vegetasi/tanah (Gambar 2).

Keterangan : 1 2/3 bagian tajuk utama

2 1/3 bagian tajuk utama

3 rumput, semak, batang utama hingga tinggi bebas cabang 4 lantai vegetasi/tanah

A puncak kanopi B bagian tepi tajuk

C percabangan tengah tajuk D batang utama

Gambar 2 Penyebaran burung pada strata vertikal dan arsitektur pohon Lokasi sebaran aktivitas burung di pohon secara horizontal dikelompokkan kedalam 4 bagian. Bagian A merupakan puncak kanopi teratas dari pohon, bagian B merupakan bagian tepi dari tajuk pohon, bagian C adalah percabangan tengah


(16)

yang berada pada tajuk pohon, sedangkan bagian D merupakan bagian batang utama pohon (Gambar 2).

Jika pemanfaatan yang dilakukan burung pada epifit, liana atau benalu yang menempel pada vegetasi utama maka pencatatan tetap dilakukan berdasarkan strata vegetasi serta bagian arsitektur pohon namun diberi keterangan khusus. Sedangkan jika ditemukan jenis burung namun pada suatu vegetasi yang tidak dapat diukur secara strata dan arsitektur atau pada substrat tertentu, maka tetap dilakukan pencatatan terhadap jenis subtrat yang dimanfaatkan oleh burung tersebut.

4.6 Analisis Data

4.6.1 Kekayaan Jenis Burung Menggunakan Daftar Jenis MacKinnon

Daftar jenis yang didapat disajikan dalam bentuk kurva penemuan jenis burung, dengan sumbu X adalah daftar yang dibuat dan sumbu Y adalah jumlah kumulatif jenis burung yang tercatat pada setiap daftar.

4.6.2 Frekuensi Penemuan Jenis Burung Pada Daftar Jenis

Untuk mengetahui jenis burung yang mudah ditemukan dalam lokasi penelitian, ditentukan dengan menghitung frekuensi penemuan suatu jenis burung pada daftar jenis MacKinnon yang didapat.

F = fi N

Keterangan:

F = Frekuensi penemuan jenis

fi = Jumlah daftar ditemukannya suatu jenis N = Total seluruh daftar jenis

Nilai frekuensi dibagi ke dalam tiga kategori yaitu tinggi (F=0.8-1.0), sedang (F=0.4-0.7) dan rendah (F=0.1-0.3). Selain itu, nilai frekuensi dijumlahkan tiap lokasi untuk melihat tingkat penemuan jenis burung pada tiap-tiap lokasi penelitian.


(17)

4.6.3 Indeks Kesamaan Komunitas Burung (IS)

Untuk melihat kesamaan komunitas burung antar lokasi penelitian, digunakan Indeks Kesamaan jenis (IS) menurut Jaccard (1901) (van Balen 1984), dengan rumus:

IS = c a + b + c

Keterangan:

a = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 1 b = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 2 c = Jumlah yang terdapat di lokasi 1 dan 2

Selain itu, untuk melihat perbedaan komposisi jenis burung pada lokasi penelitian, indeks kesamaan jenis (IS) digambarkan dalam sebuah dendrogram yang dianalisis mengguanakan software Minitab versi 15.

4.6.4 Pemanfaatan Vegetasi dan Penyebaran Jenis Burung

Hasil dari pemanfaatan vegetasi dan penyebaran jenis burung meliputi jenis burung yang memanfaatkan tiap strata dan aktivitas yang dilakukan (bertengger, makan, bertengger dan bersuara, menelisik) di bandingkan tiap cluster perumahan lokasi penelitian dalam bentuk grafik dan di analisis secara deskriptif.


(18)

BAB V

HASIL 5.1 Keanekaragaman Jenis Burung 5.1.1 Cluster Perumahan Argenia

Cluster perumahan Argenia merupakan cluster yang terbilang masih baru. Vegetasi yang ditanam rata-rata masih dalam tingkat pancang (Gambar 3). Jenis vegetasi yang ditanam di cluster perumahan ini yaitu pinus merkusi (Pinus merkusii), sawo kecik (Manilkara kauki), bunga sapu tangan dan kiputri dengan tinggi antara 2-4,5 meter dan jarak tanam 3-8 meter, serta arsitektur pohon dominan Attim dan Rauh (Gambar 4; Lampiran 4). Selain itu di cluster perumahan ini terdapat sekelompok pohon sengon yang memiliki tinggi hingga 13 meter. Letak cluster perumahan ini berbatasan dengan permukiman di luar sentul city dan dibatasi oleh aliran sungai. Karena masih tergolong baru, di cluster ini masih banyak terdapat lahan kosong berupa padang rumput dan ditumbuhi alang-alang.

Gambar 3 Kondisi cluster perumahan Argenia.


(19)

Sebanyak 17 jenis burung dari 14 suku ditemukan di cluster perumahan Argenia. Suku Apodidae dan Hirundinidae merupakan suku dengan jenis burung yang paling banyak ditemukan di lokasi ini yaitu masing-masing dua jenis (Lampiran 2). Jenis burung Orthotomus sutorius adalah jenis burung yang memiliki tingkat penemuan jenis burung yang tinggi pada cluster Argenia (Tabel 2). Selain itu, tercatat jenis burung Passer montanus dan Lonchura punctulata merupakan jenis yang banyak ditemui pada lokasi ini.

Tabel 2 Frekuensi penemuan jenis burung pada cluster Argenia

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Orthotomus sutorius 1

Lonchura punctulata 0.9

Passer montanus 0.9

Collocalia linchi 0.8

Collocalia maxima 0.8

Sedang Gerygone sulphurea 0.6

Dicaeum trochileum 0.6

Cacomantis merulinus 0.5

Dendrocopos macei 0.5

Hirundo striolata 0.5

Aegithina tiphia 0.5

Rendah Streptopelia chinensis 0.3

Cacomantis sepulcralis 0.3 Anthus novaeseelandiae 0.2

Parus major 0.2

Delichon dasypus 0.1

Alcedo meninting 0.1

5.1.2 Cluster Perumahan Venesia-Pasadena-Sakura

Letak cluster perumahan Venesia, Pasadena dan Sakura berbatasan dengan daerah perbukitan yang ditumbuhi oleh semak belukar. Jenis vegetasi yang ditanam di cluster ini antara lain kecrutan (Spathodea campanulata), sikat botol (Callistemon citrinus), akasia (Acacia mangium), pinus merkusi (Pinus merkusii), serta jenis pohon araucaria (Araucaria sp.). Ketinggian dari vegetasi yang ditanam di cluster ini antara 5-12,5 meter dengan jarak tanam antar pohon adalah 4-10 meter, serta arsitektur pohon dominan yaitu Attim dan Rauh (Gambar 6; Lampiran 4). Pada jenis pohon pinus dan akasia ditanam secara berkelompok pada tepian


(20)

cluster yang tidak dibangun permukiman. Sedangkan jenis pohon lain ditanam teratur pada pinggiran jalan permukiman.

Gambar 5 Kondisi cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura.

Gambar 6 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Venesia- Pasadena-Sakura.

Tercatat 14 jenis burung dari 12 suku di cluster perumahan ini. Dari jenis-jenis burung yang ditemukan terdapat 8 jenis-jenis burung yang memiliki nilai frekuensi penemuan jenis yang tinggi (Tabel 3). Jenis burung Collocalia linchi dan Hirundo striolata banyak ditemukan di cluster perumahan ini.


(21)

Tabel 3 Frekuensi penemuan jenis burung di cluster Venesia-Pasadena-Sakura

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Collocalia linchi 1

Dicaeum trochileum 1

Lonchura leucogastroides 1

Passer montanus 1

Orthotomus sutorius 1

Pycnonotus aurigaster 0.9

Lonchura punctulata 0.9

Hirundostriolata 0.8

Sedang Streptopelia chinensis 0.7

Cinnyris jugularis 0.7

Rendah Gerygone sulphurea 0.3

Aegithina tiphia 0.2

Halcyon cyanoventris 0.2

Orthotomus sepium 0.2

5.1.3 Cluster Perumahan Bali

Cluster perumahan Bali terbagi menjadi empat perumahan yaitu Tampak Siring, Udayana, Legian dan Besakih. Jenis vegetasi yang ditanam di lokasi ini antara lain tanjung (Mimusops elengi), waru (Hibiscus tiliacecus), pulai (Alstonia scholaris), dan akasia (Acacia mangium). Selain jenis-jenis tersebut, terdapat juga jenis vegetasi lain seperti sengon (Paraserianthes falcataria), dadap merah (Erythrina cristagalli), mangga (Mangifera sp.), petai (Parkia speciosa), dan bintaro (Cerbera manghas). Tinggi pohon di lokasi ini antara 4-12 meter, dengan jarak tanam 5-12 meter dan tipe Attim merupakan arsitektur pohon yang dominan di lokasi ini (Gambar 8;Lampiran 4). Letak cluster perumahan ini juga berbatasan dengan perbukitan yang ditumbuhi semak serta terdapat aliran sungai.


(22)

Gambar 8 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Bali

Sebanyak 16 jenis burung dari 13 suku ditemukan pada empat perumahan yang di cluster Bali. Dari seluruh jenis yang ditemukan, tercatat 6 jenis diantaranya memiliki tingkat penemuan jenis burung yang tinggi dibandingkan jenis burung lainnya (Tabel 4). Tingginya tingkat penemuan jenis burung dapat menunjukkan bahwa habitat pada lokasi ini memiliki daya dukung yang sesuai bagi keberadaan jenis burung. Selain itu, jumlah individu dari suatu jenis burung yang melimpah juga mempengaruhi tingkat penemuan jenis burung di cluster Bali ini.

Tabel 4 Frekuensi jenis burung di cluster Bali

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Collolacia linchi 1

Passer montanus 1

Orthotomus sutorius 1

Dicaeum trochileum 0.9

Lonchura leucogastroides 0.9

Cinnyris jugularis 0.9

Sedang Hirundo tahitica 0.7

Pycnonotus aurigaster 0.7

Orthotomus sepium 0.6

Streptopelia chinensis 0.5

Dendrocopos macei 0.4

Rendah Cacomantis merulinus 0.3

Hirundo striolata 0.3

Aegithina tiphia 0.2

Zosterops palpebrosus 0.2


(23)

5.1.4 Cluster Perumahan Mediterania 1-Bukit Golf Hijau

Cluster perumahan Mediterania 1 dan Bukit Golf hijau merupakan cluster tertua yang dibagung di Sentul City. Jenis vegetasi yang terdapat di cluster ini antara lain sengon (Paraserianthes falcataria), trembesi (Samanea saman), gmelina (Gmelina arborea), kupu-kupu (Bauhinia purpurea), serta akasia (Acacia mangium). Tinggi vegetasi yang ada di cluster ini berkisar antara 5-23 meter. Kecuali jenis sengon, gmelina dan akasia yang ditanam mengelompok, jenis trembesi dan kupu-kupu ditanam secara teratur pada pinggiran jalan perumahan dengan jarak tanam 4-8 meter. Sedangkan tipe arsitektur pohon yang dominan ditemukan di lokasi ini yaitu Attim dan Troll (Gambar 10;Lampiran 4).

Gambar 9 Kondisi cluster perumahan Mediterania 1-Bukit Golf Hijau

Gambar 10 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau


(24)

Sebanyak 23 jenis burung dari 17 suku ditemukan di cluster perumahan tertua di Sentul City ini dengan jenis burung terbanyak dari suku Columbidae yaitu 3 jenis burung (Lampiran 1). Tujuh jenis burung tercatat memiliki nilai penemuan jenis burung tinggi, sedangkan 16 jenis burung lainnya terbagi secara merata dalam kategori penemuan jenis sedang dan rendah (Tabel 5).

Tabel 5 Frekuensi jenis burung di cluster Mediterania 1-Bukit Golf Hijau

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Collocalia linchi 1

Passer montanus 1 Dicaeum trochileum 0.9 Pycnonotus aurigaster 0.9 Lonchura punctulata 0.8 Cinnyris jugularis 0.8 Orthotomus sutorius 0.8

Sedang Gerygone sulphurea 0.5

Hirundo striolata 0.5

Parus major 0.5

Zosterops palpebrosus 0.5 Halcyon cyanoventris 0.4 Streptopelia chinensis 0.4

Lanius schach 0.4

Orthotomus sepium 0.4

Rendah Cacomantis merulinus 0.2

Pericrocotus cinnamomeus 0.1 Columba domesticus 0.1 Geopelia striata 0.1 Centropus bengalensis 0.1 Lonchura leucogatroides 0.1 Hirundo tahitica 0.1 Dendrocopos macei 0.1

5.1.5 Cluster Perumahan Northridge

Cluster perumahan Northridge merupakan salah satu cluster terluas di Sentul City. Di cluster ini, masih banyak terdapat lahan-lahan kosong yang ditumbuhi oleh vegetasi liar dan semak belukar. Vegetasi lain yang terdapat di cluster ini seperti pinus merkusi (Pinus merkusii), akasia (Acacia mangium), bintaro (Cerbera manghas) dan sengon (Paraserianthes falcataria) dengan ketinggian antara 8-18 meter dan jarak tanam 3-13 meter. Tipe arsitektur pohon yang paling banyak ditemui di cluster perumahan ini adalah Attim (Gambar


(25)

12;Lampiran 4). Selain kondisi vegetasi yang tergolong liar, di cluster ini juga terdapat sebuah telaga.

Gambar 11 Kondisi cluster perumahan Northridge.

Gambar 12 Arsitektur pohon yang ditemukan di cluster Northridge.

Sebanyak 33 jenis burung dari 21 suku tercatat di cluster perumahan ini. Jenis burung terbanyak ditemukan dari suku Cuculidae, yaitu sebanyak 5 jenis burung (Lampiran 1). Dari 33 jenis burung yang di temukan di lokasi penelitian ini, tercatat hanya dua jenis burung yaitu Streptopelia chinensis dan Pycnonotus aurigaster memiliki nilai frekuensi penemuan jenis burung yang tinggi (Tabel 6). Jenis burung dengan nilai frekuensi yang tinggi dapat menunjukkan bahwa kelimpahan jenis burung tersebut juga tinggi yang menyebabkan jenis burung tersebut mudah ditemukan atau dapat dikatakan dominan pada lokasi tersebut.


(26)

Tabel 6 frekuensi penemuan jenis burung di cluster Northridge

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Pycnonotus aurigaster 1

Streptopelia chinensis 0.9

Sedang Collocalia linchi 0.7

Dicaeum trochileum 0.7

Dendrocopos macei 0.7

Centropus bengalensis 0.6

Aegithina tiphia 0.5

Pellorneum capistratum 0.5 Pericrocotus cinnamomeus 0.4

Lonchura punctulata 0.4

Lanius schach 0.4

Passer montanus 0.4

Orthotomus sepium 0.4

Rendah Halcyon cyanoventris 0.3

Treron vernans 0.3

Cacomantis sonneratii 0.3

Cinnyris jugularis 0.3

Malacocincla sepiarium 0.3

Surniculus lugubris 0.2

Cacomantis merulinus 0.2

Cacomantis sepulcralis 0.2

Hirundo striolata 0.2

Arachnothera longirostra 0.2

Zosterops palpebrosus 0.2

Gerygone sulphurea 0.1

Halcyon chloris 0.1

Alcedo meninting 0.1

Lalage nigra 0.1

Lonchura leucogastroides 0.1

Falco moluccensis 0.1

Amaurornis phoenicurus 0.1

Orthotomus sutorius 0.1

Timalia pielata 0.1

5.1.6 Sentul City Boulevard

Sentul City Boulevard merupakan jalan utama sepanjang ± 3 km yang disisi kanan dan kiri jalan ditanami berbagai jenis vegetasi. Jenis vegetasi yang terdapat di Sentul City Boulevard antara lain sengon (Paraserianthes falcataria), gmelina (Gmelina arborea), akasia (Acacia mangium), trembesi (Samanea saman), pinus merkusi (Pinus merkusii) dan beringin (Ficus benjaminna) dengan tinggi antara


(27)

10-22 meter dan jarak tanam 4-6 meter. Sedangkan tipe arsitektur pohon yang paling banyak ditemukan di lokasi ini yaitu Attim dan Rauh (Gambar 14;Lampiran 4). Letak Boulevard ini berbatasan langsung dengan cluster-cluster perumahan yang ada di Sentul City.

Gambar 13 Kondisi Sentul City Boulevard.

Gambar 14 Arsitektur pohon yang ditemukan di Sentul City Boulevard. Tercatat 21 jenis burung dari 18 suku di Sentul City Boulevard. Kondisi boulevard yang berbatasan dengan cluster-cluster perumahan menyebabkan banyak jenis burung yang ditemukan di lokasi ini sama dengan cluster-cluster yang terhubung dengan Boulevard ini (Lampiran 2). Kecuali dengan cluster Argenia yang tidak terhubung langsung dengan Boulevard sehingga memiliki kesamaan komunitas jenis burung yang relatif rendah (Tabel 8). Tercatat 5 jenis burung termasuk dalam katergori frekuensi penemuan jenis yang tinggi, 6 jenis burung termasuk kategori sedang dan 10 jenis burung lainnya termasuk dalam tingkat penemuan jenis burung rendah di Sentul City Boulevard (Tabel 7).


(28)

Tabel 7 Frekuensi penemuan jenis burung di Sentul City Boulevard

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Collocalia linchi 1

Gerygone sulphurea 0.9

Pycnonotus aurigaster 0.9

Dicaeum trochileum 0.8

Zosterops palpebrosus 0.8

Sedang Cinnyris jugularis 0.7

Orthotomus sutorius 0.7

Lonchura leucogastroides 0.6 Pericrocotus cinnamomeus 0.5

Streptopelia chinensis 0.5

Passer montanus 0.4

Rendah Aegithina tiphia 0.3

Hirundo striolata 0.3

Dendrocopos macei 0.3

Orthotomus sepium 0.3

Pellorneum capistratum 0.3

Halcyon cyanoventris 0.2

Hirundo tahitica 0.2

Alcedo meninting 0.1

Cacomantis merulinus 0.1

Lonchura punctulata 0.1

Selain jenis burung yang dapat ditemukan pada vegetasi di sepanjang Sentul Boulevard ini, tercatat jenis burung yang sering terlihat terbang di lokasi ini seperti Collocalia linchi, Hirundo striolata dan Hirundo tahitica.

5.1.7 Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di

Sentul City

Jumlah jenis burung yang tercatat selama penelitian adalah 42 jenis burung yang terdiri dari 24 suku (Lampiran 2). Tiap cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian memiliki perbedaan, baik dari jumlah maupun keanekaragaman jenis burungnya (Lampiran 2). Jumlah jenis burung terbanyak ditemukan di cluster perumahan Northridge, sedangkan cluster dengan jenis burung terendah yaitu cluster perumahan Venesia, Pasadena dan Sakura (Gambar 15). Kurva penemuan jenis burung yang didapatkan merupakan hasil pengamatan menggunakan daftar jenis MacKinnon yang dimodifikasi, dimana tiap daftar terdiri dari 10 jenis burung.


(29)

Keterangan: Argenia

Venesia-Pasadena-Sakura Bali

Boulevard

BGH, Mediterania 1 Northridge

Gambar 15 Kurva penemuan jenis burung dengan Metode Daftar Jenis MacKinnon pada enam lokasi penelitian.

Pada umumnya, kurva penemuan jenis pada tiap-tiap lokasi penelitian menunjukan kelandaian pada daftar-daftar terakhir kecuali pada cluster Northridge dimana kurva masih belum menunjukkan kelandaian yang signifikan (Gambar 15).

5.1.8 Indeks Kesamaan Komunitas Burung

Indeks kesamaan komunitas burung (IS) menunjukkan tingkat kesamaan komunitas burung pada lokasi penelitian. Lokasi penelitian dengan kesamaan komunitas burung tertinggi adalah cluster perumahan Bali dengan Sentul City Boulevard (IS=0.76) (Tabel 8).

0 5 10 15 20 25 30 35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

J

um

la

h

J

enis

Daftar

ke-33

23 21 17 16 14


(30)

Tabel 8 Indeks kesamaan jenis burung

I II III IV V VI

I 1 0.40 0.50 0.42 0.35 0.46

II 1 0.76 0.54 0.42 0.66

III 1 0.56 0.44 0.76

IV 1 0.55 0.62

V 1 0.58

VI 1

Selain dapat dilihat dari nilai IS, tingkat kesamaan komunitas burung juga dapat dilihat dari hubungan tiap lokasi yang saling membentuk cluster atau kelompok tersendiri yang ditunjukkan dalam dendrogram. Cluster perumahan Argenia dan Northridge merupakan lokasi yang memiliki tingkat kesamaan jenis burung cenderung berbeda dengan lokasi lainnya, sehingga membentuk cluster atau komunitas burung tersendiri (Gambar 16).

Gambar 16 Dendrogram indeks kesamaan komunitas burung menggunakan software Minitab versi 15.

V IV

VI III

II I

68,56

79,04

89,52

100,00

Variables

S

im

ila

ri

ty

Dendrogram

Single Linkage; Correlation Coefficient Distance

Keterangan: I Argenia IV Mediterania1-BGH

II Venesia-Pasadena-Sakura V Northridge

III Bali VI Sentul City Boulevard

Keterangan: I Argenia IV Mediterania1-BGH

II Venesia-Pasadena-Sakura V Northridge


(31)

5.2 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi

5.2.1 Penyebaran Burung pada Strata Vegetasi di Cluster Argenia

Pada cluster Argenia ditemui semua bagian strata vertikal vegetasi. Strata vegetasi yang paling banyak ditemukan jenis burung adalah strata 2 diduga karena kondisi vegetasi di cluster ini yang masih dalam tingkat pancang. Namun jenis burung yang hanya memanfaatkan satu strata saja paling banyak ditemukan di strata 1. Jenis burung Anthus novaeseelandiae adalah jenis burung yang hanya ditemukan pada strata 3. Jenis burung Gerygone sulphurea dan Dendrocopos macei adalah jenis burung yang paling banyak ditemui pada strata 1 dan 2 di cluster Argenia (Tabel 9).

Tabel 9 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Argenia

Strata Jenis Burung

1 Cacomantis sepulcralis, Dicaeum trochileum, Streptopelia chinensis 2 Orthotomus sutorius

3 Anthus novaeseelandiae

1,2 Dendrocopos macei, Gerygone sulphurea, Parus major, Cacomantis merulinus, Aegithina tiphia

3,4 Lonchura punctulata 1-4 Passer montanus

5.2.2 Penyebaran Jenis Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster

Venesia-Pasadena-Sakura

Pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura strata 1 dan 2 adalah bagian yang paling banyak ditemukannya berbagai jenis burung. Jenis Aegithina tiphia dan Gerygone sulphurea hanya ditemukan pada strata 1 pada cluster ini. Selain dua jenis burung tersebut yang hanya dapat ditemukan pada strata 1, di cluster perumahan ini jenis Orthotomus sepium merupakan burung yang hanya ditemukan pada strata 2 (Tabel 10).

Tabel 10 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Venesia-Pasadena-Sakura

Strata Jenis Burung

1 Aegithina tiphia, Gerygone sulphurea 2 Orthotomus sepium

1,2 Cinnyris jugularis, Lonchura leucogastroides, Orthotomus sutorius, Lonchura punctulata, Streptopelia chinensis

1-3 Dicaeum trochileum, Pycnonotus aurigaster 1-4 Passer montanus


(32)

5.2.3 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster Bali

Di cluster Bali ini terctcatat banyak jenis burung ditemukan pada strata 1 vegetasi. Terkecuali jenis burung Passer montanus yang memiliki sifat lebih toleran terhadap manusia yang ditemukan pada semua strata vegetasi. Pada cluster perumahan ini, jenis burung pada strata 1 yang banyak ditemui adalah Cinnyris jugularis dan Dicaeum trochileum (Tabel 11).

Tabel 11 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Bali

Strata Jenis Burung

1 Lonchura leucogastroides, Dicaeum trochileum, Pycnonotus aurigaster, Aegithina tiphia, Cacomantis merulinus, Zosterops palpebrosus

1,2 Cinnyris jugularis, Dendrocopos macei, Orthotomus sepium, Orthotomus sutorius 1-4 Passer montanus

5.2.4 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster

Mediterania1-Bukit Golf Hijau

Sebanyak 9 jenis burung ditemukan di strata 1 vegetasi pada cluster tertua di Sentul city ini. Strata 1 pada cluster ini merupakan bagian vegetasi yang paling banyak ditemukan jenis burung. Tercatat jenis burung Centropus bengalensis hanya ditemukan pada strata 3 serta jenis burung Columba domesticus yang hanya ditemukan pada strata 4. Sementara 8 jenis burung lainnya dapat ditemukan pada lebih dari satu strata (Tabel 12).

Tabel 12 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau

Strata Jenis Burung

1 Dicaeum trochileum, Lanius schah, Cacomantis merulinus, Pericrocotus cinnamomeus, Zosterops palpebrosus, Halcyon cyanoventris, Geopelia striata, Dendrocopos macei, Lonchura leucogastroides

3 Centropus bengalensis 4 Columba domesticus

1,2 Cinnyris jugularis, Orthotomus sepium 1,3 Parus major, Grygone sulphurea

1-3 Orthotomus sutorius, Pycnonotus aurigaster 1-4 Passer montanus


(33)

5.2.5 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster

Northridge

Sebanyak 13 jenis burung hanya dapat ditemukan pada strata 1 di cluster perumahan Northridge. Sedangkan jenis burung yang hanya dapat ditemukan pada strata 2 adalah Orthotomus sutorius. Pada strata 3 tercatat jenis burung semak seperti Pellorneum capistratusm, Malacocincla sepiarium dan Timalia pielata. Selain itu, tercatat jenis burung dari suku Rallidae yaitu Amaurornis phoenichurus yang ditemukan pada strata 4 sedangkan 15 jenis burung lainnya dapat ditemukan pada lebih dari satu strata (Tabel 13).

Tabel 13 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Northridge

Strata Jenis Burung

1 Dicaeum trochileum, Cacomantis sepulcralis, Zosterops palpebrosus, Dendrocopos macei, Cinnyris jugularis, Surniculus lugubris, Pericrocotus cinnamomeus, Cacomantis merulinus, Lalage nigra, Lonchura leucogastroides, Gerygone sulphurea, Falco moluccensis, Treron vernans

2 Orthotomus sutorius

3 Pellorneum capistratum, Timalia pielata, Malacocincla sepiarium 4 Amaurornis phoenichurus

1,2 Cacomantis soneratii, Aegithina tiphia 1-3 Pycnonotus aurigaster, Lanius schah 1-4 Passer montanus

1,3 Centropus bengalensis, Lonchura punctulata

5.2.6 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Sentul City Boulevard

Sentul City Boulevard memiliki strata vegetasi yang lengkap (1-4). Namun jenis-jenis burung paling banyak ditemukan pada bagian atas strata vegetasi (Tabel 14).

Tabel 14 Penyebaran burung pada strata vertikal di Sentul City Boulevard

Strata Jenis Burung

1 Dicaeum trochileum, Gerygone sulphurea, Halcyon cyanoventris, Cinnyris jugularis, Cacomantis merulinus

3 Pellorneum capistratum

1,2 Pericrocotus cinnamomeus, Zosterops pabebrosus, Aegithina tiphia, Streptopelia chinensis, Dendrocopos macei, Lonchura leucogastroides

1-3 Pycnonotus aurigaster, Orthotomus sutorius 1,2 Cacomantis soneratii, Aegithina tiphia 2,3 Orthotomus sepium


(34)

5.3 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon

5.3.1 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Argenia

Pada cluster Argenia, terdapat empat tipe arsitektur pohon yaitu Attim, Rauh dan Troll (Lampiran 1; Lampiran 4). Bagian arsitektur yang paling banyak ditemukan jenis burung adalah bagian percabangan tengah pada tajuk pohon (bagian C). Selain dimanfaatkan oleh jenis-jenis tertentu, pada bagian strata ini juga ditemui jenis burung yang memanfaatkan lebih dari 1 bagian arsitektur pohon (Tabel 15).

Tabel 15 Penyebaran burung pada arsitektur pohon di cluster Argenia

Bagian Arsitektur Jenis Burung

B Streptopelia chinensis

C Gerygone sulphurea, Cacomantis merulinus, Cacomantis sepulcralis, Passer montanus

D Dendrocopos macei A,B Dicaeum trochileum

B,C Aegithina tiphia, Parus major, Orthotomus sutorius

5.3.2 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster

Venesia-Pasadena-Sakura

Tipe arsitektur pohon yang ditemukan di cluster Venesia-Pasadena-Sakura yaitu Attim, Rauh, Troll dan Koriba. Bagian dari arsitektur vegetasi yang paling banyak ditemui jenis burung adalah bagian C yaitu pada percabangan tengah tajuk vegetasi. Banyak jenis burung dapat ditemukan pada berbagai bagian arsitektur vegetasi di lokasi ini (Tabel 16). Selain itu, tercatat jenis burung Aegithina tiphia hanya ditemukan pada bagian B arsitektur vegetasi di cluster perumahan ini. Tabel 16 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di luster

Venesia-Pasadena-Sakura

Bagian Arsitektur Jenis Burung

B Aegithina tiphia

C Gerygone sulphurea, Orthotomus sepium, Cinnyris jugularis A,C Lonchura leucogastroides, Passer montanus

B, C Orthotomus sutorius

A,B,C Streptopelia chinensis, Dicaeum trochileum, Lonchura punctulata,

Pycnonotus aurugaster

5.3.3 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Bali

Bagian percabangan tengah pada tajuk pohon (bagian C) merupakan yang paling banyak dimanfaatkan oleh burung di cluster perumahan Bali (Tabel 17). Selain empat jenis burung yang ditemukan pada bagian ini, tercatat lima jenis burung lain juga memanfaatkan bagian C pada arsitektur pohon.


(35)

Tabel 17 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster Bali

Bagian Arsitektur Jenis Burung

A Lonchura leucogastroides B Zosterops palpebrosus

C Streptopelia chinensis, Cacomantis merulinus, Passer montanus, Orthotomus sutorius

A,B Dicaeum trochileum

B,C Aegithina tiphia, Orthotomus sepium C,D Dendrocopos macei

A,B,C Cinnyris jugularis, Pycnonotus aurigaster

5.3.4 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Mediterania 1-

Bukit Golf Hijau

Kondisi pohon dengan tipe arsitektur Attim dan Troll serta ketinggian pohon yang cukup dewasa pada cluster Mediterania 1-Bukit Golf Hijau mempengaruhi penyebaran jenis burung pada lokasi ini. Dapat terlihat bahwa jenis-jenis burung yang ditemukan pada lokasi ini menyebar tidak hanya pada satu bagian arsitektur pohon saja, akan tetapi banyak jenis burung yang memanfaatkan lebih dari satu bagian jenis burung. Tercatat hanya 7 jenis burung yang dapat ditemukan pada satu bagian arsitektur saja, beberapa diantaranya seperti jenis Cacomantis merulinus, Halcyon cyanoventris dan Dendrocopos macei (Tabel 18). Tabel 18 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster

Mediterania1-Bukit Golf Hijau

Bagian Arsitektur Jenis Burung

B Cacomantis merulinus, Lanius schah

C Halcyon cyanoventris, Pericrocotus cinnamomeus, Geopelia striata, Orthotomus sepium.

D Dendrocopos macei A,B Pycnonotus aurigaster,

A,C Gerygone sulphurea, Passer montanus A,D Lonchura punctulata

B, C Orthotomus sutorius, Zosterops palpebrosus

A,B,C Dicaeum trochileum, Cinnyris jugularis

A,B,C,D Parus major

5.3.5 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Northridge

Pada cluster perumahan Northridge, jenis-jenis burung yang ditemukan memiliki konsentrasi yang tinggi pada bagaian C arsitektur vegetasi (Tabel 19). Tipe arsitektur pohon yang ditemui di lokasi ini antara lain Attim, Rauh, Troll dan Nezeran (Lampiran 1; Lampiran 4).


(36)

Tabel 19 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster Northridge

Bagian Arsitektur Jenis Burung

A Falco moluccensis, Centropus bengalensis, Halcyon cyanoventris, Gerygone sulphurea

C Orthotomus sutorius, Orthotomus sepium, Passer montanus, Lanius schah, Lonchura leucogastroides, Lonchura punctulata, Cacomantis merulinus, Cacomantis soneratii, Cacomantis sepulcralis, Surniculus lugubris, Treron vernans, Lalage nigra

A,B Zosterops palpebrosus

A,C Pericrocotus cinnamomeus, Aegithina tiphia B,C Cinnyris jugularis, Dicaeum trochileum C,D Dendrocopos macei

A,B,C,D Pycnonotus aurigaster

5.3.6 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Sentul City Boulevard

Pada sepanjang Sentul City Boulevard tercatat tiga tipe arsitektur pohon yang dimanfaatkan burung yaitu Pttim, Koriba dan Korner (Lampiran 1; Lampiran 4). Penemuan beberapa jenis burung banyak tecatat pada bagian C arsitektur vegetasi (Tabel 20), terutama pada pohon dengan arsitektur attim seperti trembesi (Samanea saman), sengon (Paraserianthes falcataria) dan akasia (Acacia mangium) (Lampiran 3). Jenis burung Zosterops palpebrosus dan Dicaeum trochileum merupakan beberapa jenis burung yang mudah ditemui pada lokasi ini dapat ditemui pada tiga bagian arsitektur vegetasi (Tabel 20).

Tabel 20 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di Sentul City Boulevard

Bagian Arsitektur Jenis Burung

A Halcyon cyanoventris

C Streptopelia chinensis, Cacomantis merulinus, Lonchura leucogastroides, Orthotomus sepium

A,C Pericrocotus cinnamomeus, Aegithina tiphia, Cinnyris jugularis B,C Gerygone sulphurea, Orthotomus sutorius

C,D Dendrocopos macei

A,B,C Dicaeum trochileum, Zosterops palpebrosus

A,C,D Pycnonotus aurigaster

5.4 Pemanfaatan Vegetasi oleh Burung

Setiap cluster perumahan di Sentul City memiliki vegetasi yang berbeda-beda. Selama penelitian pada enam cluster perumahan yang diamati, tercatat 30 jenis vegetasi yang dimanfaatakan oleh berbagai jenis burung. Dari keseluruhan jumlah jenis vegetasi yang dimanfaatkan, jenis sengon (Paraserianthes falcataria), akasia (Acacia mangium), dan trembesi (Samanea saman) merupakan jenis vegetasi yang paling digemari oleh burung (Gambar 17).


(37)

Gambar 17 Persentase pemanfaatan vegetasi oleh burung.

Jenis vegetasi sengon (Paraserianthes falcataria) merupakan jenis yang tercatat paling banyak dimanfaatkan pada tiga cluster perumahan, yaitu Northridge, Argenia, dan Sentul City Boulevard. Selain itu, jenis akasia (Acacia mangium) merupakan jenis yang paling banyak dimanfaatkan di cluster perumahan Bali dan cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura. Sedangkan di cluster Mediterania 1 dan bukit Golf Hijau jenis vegetasi yang paling banyak dimanfaatkan adalah trembesi (Samanea saman). Hampir di seluruh lokasi penelitian, bentuk arsitektur pohon yang umumnya banyak dimanfaatkan adalah tipe attim (Lampiran 4).

Jenis burung yang ditemukan selama penelitian di Sentul City pada umumnya memanfaatkan vegetasi yang ada untuk melakukan aktivitas harian. Aktivitas yang tercatat antara lain bertengger, bertengger dan bersuara, makan serta menelisik yang ditemukan pada empat strata vertikal vegetasi.

Pada cluster perumahan Argenia, tercatat aktivitas bertengger paling banyak dilakukan pada strata 2 yaitu (80%) dan sebagian besar burung yang ditemukan memanfaatkan strata 1 untuk bertengger sambil bersuara. Aktivitas makan pada cluster perumahan ini paling umum ditemukan pada strata 3 yaitu pada rerumputan, meskipun aktivitas makan yang dilakukan oleh burung-burung di lokasi ini dapat ditemukan juga pada bagian strata lainnya (Tabel 21).

Sengon Akasia Trembesi Semak Pinus Rumput Tanjung Kupu-kupu

0 5 10 15 20 25 30

J

enis

Veg

et

a

si


(38)

Tabel 21 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Argenia

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 20 80

Bertengger & bersuara 61.1 38.9

Makan 25 6.3 56.2 12.5

Sebanyak 75% aktivitas bertengger yang dilakukan oleh burung pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura ditemukan pada strata 1. Sedangkan aktivitas bertengger sambil bersuara dapat ditemukan hampir merata pada strata 1 dan 2 di perumahan ini. Strata 1 pada cluster perumahan ini adalah bagian yang paling disukai oleh burung untuk melakukan aktivitas makan (Tabel 22).

Tabel 22 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Venesia-Pasadena-Sakura

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 75.6 20 4.4

Bertengger & bersuara 44.4 55.6

Makan 53.3 26.7 6.7 13.3

Pada cluster perumahan Bali, tercatat lebih dari 85% aktivitas bertengger yang dilakukan oleh burung dilakukan pada strata 1. Seperti pada cluster Venesia-Pasadena-Sakura, aktivitas bertengger sambil bersuara tercatat hampir merata pada strata 1 dan 2. Sedangkan aktivitas makan paling sedikit ditemukan pada bagaian strata 2 dan 4 di cluster perumahan ini. Selain ketiga aktivitas tersebut, ditemukan beberapa burung yang melakukan aktivitas menelisik pada bagian strata 1 (Tabel 23).

Tabel 23 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Bali

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 81.5 18.5

Bertengger & bersuara 58.8 41.2

Makan 76.5 5.8 11.7 5.8

Menelisik 100

Aktivitas bertengger dapat ditemukan pada 3 strata vertikal vegetasi di cluster perumahan Mediterania1-Bukit Golf Hijau, dengan bagian paling banyak ditemukan burung bertengger adalah strata 1. Sebanyak 66.7% aktivitas bertengger ambila bersuara ditemukan pada strata 1 dan hanya sebagian kecil burung yang melakukan aktivitas ini pada bagian strata 3. Aktivitas makan pada umumnya dilakukan pada bagian strata 1 di cluster perumahan ini, sama halnya dengan aktivitas menelisik (Tabel 24).


(39)

Tabel 24 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 74.3 14.3 11.4

Bertengger & bersuara 66.7 32.2 1.1

Makan 50 .3 25 18.7

Menelisik 100

Pada cluster perumahan Northridge, aktivitas bertengger banyak ditemukan pada strata 1 (61.4%). Aktivitas bertengger dan bersuara sering ditemukan pada strata 1 dan 3 di cluster perumahan ini. Sedangkan aktivitas makan dan menelisik, umumnya ditemukan pada strata 1 (Tabel 25).

Tabel 25 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Northridge

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 61.4 15.9 22.7

Bertengger & bersuara 53.8 15.4 30.8

Makan 58.4 8.3 8.3 25

Menelisik 100

Di Sentul City Boulevard, aktivitas bertengger banyak ditemukan pada strata 1 dan 2. Sedangkan aktivitas bertengger sambil bersuara banyak ditemukan pada strata 2 dan 3. Secara umum, aktivitas makan yang dilakukan oleh burung pada lokasi ini dilakukan pada strata 1. Aktivitas menelisik hanya ditemukan pada strata 1 (Tabel 26).

Tabel 26 Aktivitas pemanfaatan oleh burung di Sentul City Boulevard

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 50 44.4 5.6

Bertengger & bersuara 11.2 44.4 44.4

Makan 69.2 23.1 7.7


(40)

BAB VI PEMBAHASAN

5.1 Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di

Sentul City

Terdapat 6 jenis burung yang tidak ditemukan serta 25 jenis baru jika dibandingkan hasil AMDAL Bukit Sentul pada tahun 2000 (Bukit Sentul 2000). Jenis burung dari suku Cuculidae merupakan jenis yang paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak lima jenis. Pada penelitian ini tercatat lebih banyak jenis burung jika dibandingkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Handikto (1997) di wilayah Kotamadya Bogor, dengan kesamaan jenis yang ditemukan sekitar 58%. Namun, jika dibandingkan dengan hasil penelitian (Hernowo 1985) keanekaragaman jenis burung pada enam lokasi penelitian di Sentul City lebih rendah. Hal ini diduga karena perbedaan struktur dan komposisi vegetasi serta tingkat gangguan pada lokasi penelitian tersebut. Pada penelitian yang dilakukan oelh Hernowo (1985) vegetasi dominan pada lokasi penelitiannya adalah jenis-jenis tanaman buah. Selain menyediakan pakan burung berupa buah-buahan yang dihasilkan oleh vegetasi, tanaman pekarangan juga menyediakan sumber pakan lain yaitu serangga. Kondisi vegetasi di Sentul City berupa taman-taman buatan, sedangkan pada lokasi penelitian Hernowo (1985) pada areal pedesaan cenderung lebih alami.

Dari daftar jenis MacKinnon yang dihasilkan pada ke enam lokasi menunjukkan kurva spesies area yang semakin landai bahkan cenderung mendatar pada daftar-daftar terakhir. Jumlah daftar yang didapatkan adalah 10 daftar jenis pada tiap lokasi penelitian. Pada cluster Argenia, kurva mulai terlihat landai pada daftar ke 4, sedangkan pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura kurva mulai landai pada daftar ketiga (Gambar 8). Seperti pada penelitian yang dilakukan Dewi et al. (2007), pada habitat kebun yang menunjukkan kelandaian kurva pada daftar ke 7. Hal tersebut dapat menduga bahwa tidak ada pertambahan jenis baru pada lokasi penelitian (MacKinnon et al. 1998). Namun, pada cluster Northridge dapat terlihat bahwa kurva tidak terlihat melandai secara signifikan seperti pada cluster perumahan yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa di lokasi tersebut masih ada kemungkinan ditemukannya jenis burung lain. Menurut


(41)

MacKinnon et al. (1998) pencatatan kekayaan jenis burung dapat menggunakan 20 jenis burung tiap daftar jenisnya. Namun hal tersebut tidak cocok diterapkan di Sentul City, karena kekayaan jenis burung yang tidak terlalu melimpah sehingga penggunaan 10 jenis burung tiap daftar jenis lebih cocok.

Cluster Argenia merupakan salah satu yang baru dibangun di Sentul City. Banyak jenis burung berbeda antara Argenia dengan lokasi yang lain (Lampiran 2). Hal tersebut karena perbedaan umur maupun komposisi vegetasi yang ada di cluster perumahan ini. Di cluster perumahan ini banyak dijumpai jenis burung dari suku Apodidae seperti Collocalia linchi dan Collocalia maxima, hal tersebut terkait dengan tipe habitat di perumahan ini yang terbuka dan disukai kelompok burung ini untuk menangkap serangga saat terbang (MacKinnon et al. 1998). Selain itu, jenis Collocalia linchi merupakan jenis burung walet yang umum ditemukan pada semua ketinggian (MacKinnon et al. 1998). Selain jenis tersebut, di lokasi ini juga ditemukan jenis Delichon dasypus yang sering bergabung dengan jenis layang-layang lain ataupun kelompok walet. Letak cluster perumahan yang berdampingan dengan perbukitan merupakan habitat yang sesuai bagi jenis burung yang tergolong ke dalam keluarga layang-layang ini (MacKinnon et al. 1998).

Cluster Venesia-Pasadena-Sakura merupakan yang paling sedikit dijumpai jenis burung dibandingkan lokasi lainnya, meskipun jenis vegetasi yang ada di dalamnya tidak terlalu berbeda dengan cluster perumahan lain yang menjadi lokasi penelitian. Hal tersebut diduga karena lokasi ini berbatasan langsung dengan areal di luar Sentul City yang memiliki komposisi vegetasi yang lebih beragam sehingga memberikan daya dukung habitat yang lebih baik, sehingga burung-burung yang ada diduga terkonsentrasi pada lokasi yang memiliki daya dukung yang lebih tinggi dibandingkan pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura. Jenis vegetasi yang beragam dapat memberikan lebih beragam sumber-sumber daya dukung habitat bagi burung terutama pakan (Hernowo dan Prasetyo 1989).

Burung-burung di cluster Bali banyak ditemukan pada pinggiran perumahan di cluster ini. Hal ini diduga karena pada jalur-jalur yang berada dalam perumahan ditanami jenis vegetasi yang mengandung lebih sedikit daya dukung


(42)

habitat seperti sumber pakan daripada daerah pada pinggiran perumahan yang ditanami jenis-jenis vegetasi dengan daya dukung habitat yang lebih tinggi. Hal ini juga berpengaruh terhadap konsentrasi penemuan jenis burung yang terkumpul pada vegetasi-vegetasi pinggiran di perumahan ini.

Jenis burung Dicaeum trochileum banyak ditemukan di vegetasi kupu-kupu (Bauhinia purpurea) serta trembesi (Samanea saman) di cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau. Hal ini karena pada vegetasi tersebut banyak ditumbuhi oleh benalu. Jenis burung Dicaeum trochilem menyukai rumpun benalu untuk dimakan bijinya (MacKinnon et al. 1998). Selain itu pada trembesi juga banyak ditemui jenis Cinnyris jugularis karena vegetasi tersebut tengah berbunga. Jenis burung dari suku Nectarinidae ini menyukai vegetasi berbunga yang menjadi sumber pakannya berupa nektar dan sari bunga (MacKinnon et al. 1998). Pada cluster perumahan ini juga ditemukan jenis burung yang diduga merupakan jenis burung lepasan dari masyarakat sekitar yaitu jenis Columba domesticus dari suku Columbidae. Jenis burung tersebut merupakan jenis yang telah banyak diintroduksi dari habitat alaminya ke daerah perkotaan (MacKinnon et al. 1998).

Northridge merupakan perumahan dengan jumlah penemuan jenis burung tertinggi dibandingkan lima lokasi penelitian yang lain. Selain lahan terbangun yang masih sedikit, kondisi lahan terbuka yang ditumbuhi oleh berbagai vegetasi dari semak hingga pohon yang membentuk tipe habitat menyerupai hutan sekunder juga mendukung habitat bagi jenis-jenis burung. Lima jenis burung pemakan serangga dari suku Cuculidae ditemukan di lokasi ini. Hal tersebut terkait dengan kondisi vegetasi lokasi ini yang memungkinkan banyak terdapatnya jenis serangga.Tipe habitat menyerupai hutan sekunder ini memiliki potensi serangga yang lebih besar dibandingkan tipe habitat lainnya (Priatna 2002). Selain itu, di lokasi ini juga ditemukan jenis burung semak seperti Pellorneum capistratum, Malacocincla sepiarium dan Timalia pielata dari suku Timaliidae.

Tipe vegetasi dan ketersediaan ekosistem yang lebih kompleks seperti terdapatnya danau menjadikan banyak jenis burung di lokasi ini tidak ditemukan pada lokasi yang lainnya (Lampiran 1). Ekosistem yang lebih beragam seperti perpaduan ekosistem air (danau, sungai, kolam), padang rumput, dan pekarangan


(43)

lebih mampu mendukung kebutuhan burung karena mempunyai komponen yang kompleks (Hernowo dan Prasetyo 1989).

Sentul City Boulevard merupakan jalan utama yang berbatasan langsung dengan cluster-cluster perumahan di Sentul City. Kondisi tersebut menyebabkan banyak jenis burung yang ditemukan di lokasi ini sama dengan cluster-cluster yang terhubung dengan Boulevard ini (Lampiran 1). Kecuali dengan cluster Argenia yang tidak terhubung langsung dengan Boulevard sehingga memiliki kesamaan komunitas jenis burung yang relatif rendah (Tabel 8).

Jenis burung yang mudah ditemui di lokasi ini antara lain Geryone sulphurea dan Zosterops palpebrosus. Jenis-jenis tersebut dapat dengan mudah ditemukan pada vegetasi jenis sengon (Paraserianthes falcataria) yang banyak terdapat di sisi kanan-kiri Boulevard ini. Jenis burung tersebut adalah pemakan serangga, serta buah kecil untuk jenis Zosterops palpebrosus (MacKinnon et al. 1998) yang banyak terdapat pada bagian puncak tajuk dari pohon Paraserianthes falcataria. Jenis burung lain yang dapat ditemukan pada lokasi ini adalah Alcedo meninting dan Halcyon cyanoventris. Dua jenis burung dari suku alcedinidae ini merupakan burung pemangsa ikan (MacKinnon et al. 1998), dan dapat ditemukan pada lokasi ini karena disekitar Sentul Boulevard terdapat aliran sungai serta danau yang menjadi sumber pakan burung-burung tersebut.

Tercatat beberapa jenis burung yang memiliki nilai frekuensi penemuan jenis yang tinggi pada suatu lokasi namun tidak dapat ditemukan pada lokasi yang lainnya (Lampiran 3). Selain itu tercatat juga jenis-jenis burung yang hanya dapat ditemui pada salah satu lokasi penelitian. Jenis Collocalia maxima merupakan jenis dengan nilai frekuensi penemuan yang tinggi pada cluster Argenia, namun tidak dapat ditemukan pada lokasi lainnya. Selain itu, tercatat 12 jenis burung yang hanya ditemukan pada salah satu lokasi penelitian saja seperti Halcyon chloris, Lalage nigra, Treron vernans, Geopelia striata, Columba domesticus, Falco moluccensis dan Timalia pileata (Lampiran 2; Lampiran3). Hal ini menunjukkan adanya sebaran burung yang rendah pada jenis-jenis tersebut meskipun pada beberapa jenis memiliki nilai frekuensi penemuan jenis burung yang cukup tinggi. Tinggi rendahnya nilai frekuensi penemuan jenis pada lokasi penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecocokan ekologi bagi


(44)

habitat burung dan jumlah pengambilan daftar jenis tiap lokasinya. Makin banyak pengambilan daftar jenis burung pada lokasi penelitian memberikan kemungkinan peningkatan terhadap frekuensi penemuan suatu jenis burung.

Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa narasumber yang dapat di percaya, terdapat jenis burung yang saat ini sudah jarang ditemukan lagi di kawasan Sentul City yaitu Turnix suscitator. Padahal, beberapa tahun terakhir jenis burung tersebut sangat mudah ditemui di daerah perumahan Sentul City. Selain itu, tercatat pula beberapa jenis burung baru di kawasan perumahan Sentul City yang tidak pernah ditemukan sebelumnya seperti jenis Aegithina tiphia, Dendrocopos macei, Otus lempiji dan Caprimulgus macrurus. Hal tersebut diduga terkait fenomena species turnover. Fenomena tersebut merupakan pergantian suatu jenis tertentu pada suatu wilayah yang dipengaruhi oleh laju kepunahan atau tingkat imigrasi jenis tersebut (Diamond 1969).

5.2 Indeks Kesamaan Komunitas Burung

Keberadaan jenis vegetasi yang relatif sama serta letak lokasi penelitian yang saling berdekatan satu sama lain diduga menjadi faktor yang menyebabkan dua lokasi tersebut memiliki kesamaan komunitas burung yang tinggi. Perbedaan jumlah jenis burung yang relatif rendah dibandingkan dengan lokasi yang lain juga mempengaruhi nilai indeks kesamaan komunitas burung. Seperti pada cluster Northridge dengan Sentul City Boulevard memiliki nilai kesamaan komunitas jenis burung yang lebih rendah (IS=0.58) dibandingkan Bali dengan Sentul city Boulevard. Hal tersebut karena jumlah burung yang berbeda pada dua lokasi tersebut lebih tinggi (14 jenis berbeda) dibandingkan dengan lokasi dengan nilai kesamaan jenis burung tertinggi (5 jenis berbeda) (Lampiran 2). Tingkat kesamaan komunitas burung juga dipengaruhi pada luasan lokasi, lingkungan sekitar terutama tipe habitat dari tiap-tiap wilayah studi (Jokimaki dan Jokimaki 2003).

Berdasarkan dendrogram yang didapat (Gambar 16), dapat terlihat bahwa cluster perumahan Argenia dan Northridge membentuk suatu cluster atau komunitas tersendiri ditunjukan dengan keterkaitan garis penghubung dengan lokasi yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dua lokasi tersebut


(45)

memiliki tingkat perbedaan komunitas burung yang relatif tinggi dibandingkan dengan lokasi yang lainnya.

5.3 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi

Pada cluster Argenia ditemui semua bagian strata vertikal vegetasi. Strata vegetasi yang paling banyak ditemukan jenis burung adalah strata 2 diduga karena kondisi vegetasi di cluster ini yang masih dalam tingkat pancang. Namun jenis burung yang hanya memanfaatkan satu strata saja paling banyak ditemukan di strata 1. Jenis burung Anthus novaeseelandiae adalah jenis burung yang hanya ditemukan pada strata 3. Burung ini ditemukan pada lahan-lahan kosong berumput di cluster Argenia yang merupakan habitat paling disukai oleh jenis burung ini (MacKinnon et al. 1998).

Jenis burung Gerygone sulphurea dan Dendrocopos macei adalah jenis burung yang paling banyak ditemui pada strata 1 dan 2 di cluster Argenia. Meskipun jenis vegetasi pinus (Pinus merkusii) mendominasi di lokasi ini, namun jenis-jenis burung yang ditemukan di strata 1 dan 2 banyak ditemukan di pohon sengon (Paraserianthesfalcataria). Selain karena pohon sengon tengah berbunga pada saat penelitian, pohon ini juga menjadi sumber pakan bagi burung karena banyak terdapat ulat dalam kayunya. Sedangkan pada strata 3 dan 4 banyak ditemui jenis burung Lonchura punctulata dan Passer montanus karena pada lokasi ini banyak terdapat padang rumput seperti alang-alang dimana biji rerumputan merupakan sumber pakan dari jenis burung-burung tersebut (MacKinnon et al. 1998).

Pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura tercatat jenis Aegithina tiphia dan Gerygone sulphurea hanya ditemukan pada strata 1 pada cluster ini. Jenis-jenis burung pemakan serangga tersebut sering ditemukan memakan serangga serta bersuara pada ranting-ranting vegetasi (MacKinnon et al. 1989). Selain sebagai tempat mencari makan karena banyak terdapat buah dan bunga, strata 1 pada vegetasi juga banyak dimanfaatkan jenis burung ini untuk bersarang. Selain dua jenis burung tersebut yang hanya dapat ditemukan pada strata 1, di cluster perumahan ini jenis Orthotomus sepium merupakan burung yang hanya ditemukan pada strata 2 vegetasi. Jenis burung ini ditemukan pada percabangan


(1)

Nama: Halcyon chloris Nama: Hirundo striolata Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA

Lokasi: Krakatau Lokasi: Kampus IPB Dramaga

18. 22.

Nama: Alcedo meninting Nama: Delichon dasypus Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Kampus IPB Dramaga Lokasi: Argenia, Sentul City

19. 23.

Nama: Dendrocopos macei Nama: Anthus novaeseelandiae Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Kampus IPB Dramaga Lokasi: Argenia, Sentul City

20. 24

Nama: Hirundo tahitica Nama: Lalage nigra Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA


(2)

Lampiran 5 lanjutan

25. 29.

Nama: Pericrocotus cinnamomeus Nama: Malacocinla sepiarium Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Mediterania1, Sentul City Lokasi: Suaka Elang, Bogor

26. 30.

Nama: Aegithina tiphia Nama: Pellorneum capistratum Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Kampus IPB Dramaga Lokasi: Gunung Walat, Sukabumi

27. 31.

Nama: Pycnonotus aurigaster Nama: Timalia pielata Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA

Lokasi: Kebun Raya Bogor Lokasi: Northridge, Sentul City

28. 32

Nama: Lanius schah Nama: Orthotomus sepium Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Swiss winasis Lokasi: Mediterania1, Sentul City Lokasi: TN Baluran


(3)

Nama: Orthotomus sutorius Nama: Cinnyris jugularis Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Kampus IPB Dramaga Lokasi: Mediterania1, Sentul City

34. 38.

Nama: Gerygone sulphurea Nama: Arachnothera longirostra Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA

Lokasi: Jasinga, Bogor Lokasi: Gunung Walat, Sukabumi

35. 39.

Nama: Parus major Nama: Zosterops palpebrosus Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA

Lokasi: Argenia, Sentul City Lokasi: Mediterania1, Sentul City

36. 40

Nama: Dicaeum trochileum Nama: Lonchura leucogastroides Foto oleh: Aditya Wahyu TA Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Kampus IPB Dramaga Lokasi: Kampus IPB Dramaga


(4)

Lampiran 5 lanjutan

41. 42.

Nama: Lonchura punctulata Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Kampus IPB Dramaga

Nama: Paser montanus Foto oleh: Aditya Wahyu TA Lokasi: Kampus IPB Dramaga


(5)

Sentul City yang mengusung konsep eco-city memiliki bentuk lansekap yang unik dengan topografi dari landai hingga berbukit. Kawasan ini memiliki struktur dan komposisi vegetasi bervariasi yang tersebar di beberapa tipe perumahan yang menggunakan konsep tertutup (cluster). Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat ditemukan di kawasan ini adalah burung. Ketersediaan tipe habitat yang beraneka ragam akan mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang ada pada suatu lokasi (Blendinger dan Ricardo 2001). Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan habitat burung, (2) mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung, (3) membandingkan komposisi jenis burung, (4) mengetahui penyebaran strata vertikal dan horizontal burung pada beberapa tipe vegetasi dan arsitektur pohon, (5) mengetahui pengaruh arsitektur pohon terhadap pemanfaatan pohon oleh burung.

Penelitian dilaksanakan di kawasan Sentul City pada lima cluster perumahan dan jalan utama yang ditentukan berdasarkan umur cluster dan komposisi vegetasi, pada bulan Juni samapi September 2011. Kondisi habitat dan vegetasi (vegetasi dominan, tinggi pohon, tipe arsitektur pohon, bagian yang dimanfaatkan secara vertikal dan arsitektur pohon) digambarkan dengan menggunakan data kualitatif, dikumpulkan secara langsung. Pengumpulan data burung menggunakan metode daftar jenis MacKinnon (MacKinnon et al. 1998) dengan jumlah 10 jenis burung tiap daftarnya. Analisis terhadap keanekaragaman jenis burung menggunakan kurva spesies area, penghitungan frekuensi penemuan jenis burung serta indeks kesamaan komunitas burung. Analisis pemanfaatan vegetasi oleh burung dilakukan secara deskriptif.

Tercatat 42 jenis burung dari 24 suku, terdapat 6 jenis burung yang tidak ditemukan serta 25 jenis baru jika dibandingkan hasil AMDAL Bukit Sentul pada tahun 2000. Keanekaragaman jenis burung tertinggi ditemukan di cluster Northridge yaitu 33 jenis burung, sedangkan cluster Venesia-Pasadena-Sakura merupakan lokasi dengan keanekaragaman jenis burung terendah. Dari daftar jenis MacKinnon menunjukkan kurva spesies area makin landai pada daftar terakhir, menunjukkan tidak adanya pertambahan jenis baru pada lokasi penelitian. Tercatat beberapa jenis burung memiliki nilai frekuensi penemuan jenis yang tinggi pada suatu lokasi namun tidak ditemukan pada lokasi lain. Hal tersebut menunjukkan adanya sebaran burung yang rendah pada jenis-jenis tersebut. Lokasi penelitian dengan kesamaan komunitas burung tertinggi adalah cluster perumahan Bali dengan Venesia-Pasadena-Sakura (IS=0.76) yang dipengaruhi oleh luasan lokasi, lingkungan sekitar wilayah studi. Pada umumnya burung banyak ditemukan pada bagian 2/3 tajuk utama terkecuali di cluster Argenia dimana pada strata 2 paling banyak ditemukan burung. Bagian percabangan tengah pada tajuk pohon merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan oleh burung pada enam lokasi penelitian.


(6)

SUMMARY

ADITYA WAHYU TRI ASMORO. Bird Diversity at Several Types of Residential Cluster in Sentul City, Bogor West Java. Under Supervision of ANI MARDIASTUTI and YENI ARYATI MULYANI.

Sentul City held the eco-city concept and has a unique landscape with a variety of topography. This area has a variety of vegetation structure and composition which are distributed in several residential clusters. One of the biodiversity that can be found in this area is bird. Variety of habitat types will influence the bird diversity in each area (Blendinger and Ricardo 2001). The objective of this research were (1) to describe the habitat of birds, (2) to examine bird diversity, (3) to compare the bird composition among cluster types, (4) to examine vertical and horizontal distributions of birds in several vegetation and tree architecture, (5) to examine the influence of tree architecture on tree utilization by bird. The research was conducted in Sentul City from June to September 2011, in the area of research are five residential cluster which are selected by the age of cluster and composition of vegetation, and one location is a boulevard. The habitat condition and vegetation (dominant vegetation, tree height, type of tree architecture, vertical and architecture utilized side) are described with qualitative data and collected by direct survey. Bird data is collected by MacKinnon species list method (MacKinnon et al. 1998) with 10 species of birds each list. Bird diversity analyzed by using species area curve, meet frequence and index of similarity. Utilization of vegetation using descriptive analysis.

A total of 42 species of bird from 24 families were recorded in this research. There were 6 species cannot find and 25 new species recorded compare by the result of AMDAL Bukit Sentul at 2000. The highest bird diversity found in Northridge cluster with 33 species of bird and the lowest bird diversity found in Venesia-Pasadena-Sakura cluster. Based on MacKinnon species list result, showed the leveled out of curve. It showed there was nothing increment of bird species at research location. Some of birds have a high number of meet frequence in one location, but cannot find in other location. It showed there was a low distribution of bird species. The highest similarity index was found between Bali cluster and Venesia-Pasadena-Sakura cluster (IS=0.76). In general, most of bird can be found at 2/3 of tree crown except in Argenia cluster. Midlde branching part of the tree crown are the most utilize part by bird.

There are management method that can impelement, (1) provide and defence birds habitat, (2) planting a favourite vegetation for birds, (3) establish protected area for birds, (4) research on bird diversity in other locations, (5) intensively monitoring on bird diversity, (6) Sosialization in the importance of bird diversity, (7) develope an environmental education programs.