Studi Kelayakan Bisnis Industri Rumah Tangga Yoghurt Hade

STUDI KELAYAKAN BISNIS INDUSTRI RUMAH TANGGA
YOGHURT HADE

AWANG DARMAWAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Kelayakan Bisnis
Industri Rumah Tangga Yoghurt Hade adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2013
Awang Darmawan
NIM F24070023

ABSTRAK
AWANG DARMAWAN. Studi Kelayakan Bisnis Industri Rumah Tangga
Yoghurt Hade. Dibimbing oleh JOKO HERMANIANTO.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh langsung di lapangan melalui observasi dan wawancara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang terkait. Data yang
diolah pada penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat
kualitatif yang dianalisis untuk menentukan kelayakan usaha Yoghurt Hade
meliputi aspek hukum, pasar dan pemasaran, teknis/ produksi, serta manajemen
organisasi. Sedangkan aspek keuangan dianalisis secara kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa usaha
Yoghurt Hade layak untuk dijalankan dilihat dari hasil analisis terhadap aspek
hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/ produksi, dan aspek manajemen
organisasi. Hasil analisis aspek keuangan juga menunjukkan demikian: nilai NPV
> 0 (Rp 695.121,69), IRR > discount factor 15%, Net B/C Ratio > 1 (1,4), dan
payback period < umur proyek 5 tahun (3 tahun).

Kata kunci: yoghurt, studi kelayakan bisnis

ABSTRACT
AWANG DARMAWAN. Business Feasibility Study Home Industry Yoghurt
Hade. Supervised by JOKO HERMANIANTO.
The data used in this study are primary and secondary data. The primary
data obtained through direct field observation and interviews. While the secondary
data obtained from the relevant literature. The data were processed in this study
are qualitative and quantitative. The data are qualitatively analyzed to determine
the feasibility of Yoghurt Hade include legal aspects, markets and marketing
aspects, technical/ production aspects, and management of the organization
aspects. While the financial aspects were analyzed quantitatively.
Based on these results it can be concluded that the business deserves to run
Yoghurt Hade seen from the results of an analysis of the legal aspects, markets
and marketing aspects, technical/ production aspects, and management of the
organization aspects. The results of the analysis of the financial aspects also
indicate so: NPV > 0 (IDR 695.121,69 ), IRR > discount factor 15%, Net B/C
Ratio > 1 (1,4), and payback period < 5 years of age project (3 years).
Keywords: yoghurt, feasibility business study


STUDI KELAYAKAN BISNIS INDUSTRI RUMAH TANGGA
YOGHURT HADE

AWANG DARMAWAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Studi Kelayakan Bisnis Industri Rumah Tangga Yoghurt Hade
Nama
: Awang Darmawan

NIM
: F24070023

Disetujui oleh

Dr Ir Joko Hermanianto
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Feri Kusnandar, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: Juli 2013

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 ini ialah bisnis
yoghurt, dengan judul Studi Kelayakan Bisnis Industri Rumah Tangga Yoghurt

Hade.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Joko Hermanianto selaku
pembimbing, serta Saudara Helmi Nursiwan, SPt selaku pembimbing lapang.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, ayah, keluarga, serta teman
atas segala doa dan perhatiannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2013
Awang Darmawan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN


viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA


3

Yoghurt

3

Jenis Yoghurt

4

Proses Pembuatan Yoghurt

4

Kandungan Gizi dan Manfaat Yoghurt

5

Definisi Industri


7

Studi Kelayakan Bisnis

7

Aspek Hukum

8

Aspek Pasar dan Pemasaran

8

Aspek Keuangan

11

Aspek Teknis/ Produksi


11

Aspek Manajemen Organisasi

11

Aspek Ekonomi dan Sosial

12

Aspek Dampak Lingkungan

12

METODE

13

Lokasi dan Waktu Penelitian


13

Jenis dan Sumber Data

13

Metode Pengolahan Data

13

Aspek Hukum

13

Aspek Pasar dan Pemasaran

13

Aspek Teknis/ Produksi


14

Aspek Manajemen Organisasi

14

Aspek Keuangan

14

Asumsi Dasar

15

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

16

Sejarah Singkat Perusahaan

16

Letak dan Kondisi Perusahaan

16

Visi dan Misi Perusahaan

17

Struktur Organisasi Perusahaan

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

18

Aspek Hukum

18

Aspek Pasar dan Pemasaran

18

Segmentation, Targetting, dan Positioning (STP)

18

Bauran Pemasaran

19

Aspek Teknis/ Produksi

20

Aspek Manajemen Organisasi

23

Perencanaan

23

Pengorganisasian

23

Pemberian Motivasi

24

Pengelolaan Staf

24

Pengendalian

24

Aspek Keuangan

25

Net Present Value

25

Internal Rate Return

25

Net Benefit Cost Ratio

25

Payback Period

25

SIMPULAN DAN SARAN

25

Simpulan

25

Saran

26

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPIRAN

28

RIWAYAT HIDUP

35

DAFTAR TABEL
1 Persentase sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik
Bruto atas dasar harga berlaku tahun 2007-2011
2 Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Usaha Besar
(UB) tahun 2006-2010
3 Kandungan gizi susu dan yoghurt tiap 100 gram
4 Kebutuhan kalsium harian dan pemenuhan kalsium dari produk olahan
susu dalam siklus hidup manusia
5 Daftar penyakit yang telah diteliti berkurang risikonya dengan
mengonsumsi susu dan produk olahannya
6 Harga jual produk Yoghurt Hade tahun 2012

1
2
5
6
6
19

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Hirarki perusahaan Yoghurt Hade
Pemanasan susu dengan panci stainless steel
Termometer untuk mengukur suhu susu
Starter kultur Streptococcus termophilus dan Lactobacillus bulgaricus
Pengisian yoghurt ke dalam plastik
Pengemasan
Yoghurt Hade kemasan es stik atau botol

17
21
21
21
22
22
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Biaya investasi
Biaya variabel
Biaya tetap
Proyeksi pendapatan kotor
Laba rugi
Arus kas

28
30
31
31
32
33

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam
perekonomian Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari persentase sumbangan sektor
pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus mengalami
peningkatan hingga tahun 2012 (Tabel 1).

Tabel 1 Persentase sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto
atas dasar harga berlaku tahun 2008-2012
Sektor pertanian

2008
7,10

2009
7,50

2010
7,48

2011*
7,14

2012**
6,97

Tanaman
perkebunan

2,10

2,00

2,11

2,07

1,94

Peternakan dan
hasilnya

1,70

1,90

1,85

1,74

1,77

Kehutanan

0,80

0,80

0,75

0,70

0,67

Perikanan

2,80

3,20

3,09

3,05

3,10

Jumlah

14,50

15,30

15,29

14,70

14,44

Total PDB non
migas

89,50

91,70

92,17

91,58

92,27

716.656,20

857.196,80

985.470,50

1.091.467,30

1.190.412,40

Tanaman bahan
makanan

PDB sektor
pertanian (Milyar
Rupiah)
a

Tahun

Sumber: Badan Pusat Statistik (2013).
Keterangan: *angka sementara, ** angka sangat sementara.

b

Peningkatan itu terjadi di semua lini usaha, baik Usaha Besar maupun
Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Setidaknya dalam lima tahun terakhir UKM
berperan penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional. Sifatnya yang
tidak terpengaruh dengan kondisi makro membuat UKM terus melesat maju di
tengah krisis ekonomi dunia. Kondisi ini dapat dilihat dari kontribusi UKM
terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan besaran PDB, dan pertambahan
nilai ekspor (Tabel 2).

2

Perkembangan ini tidak terlepas dari perubahan gaya hidup dan pola pikir
masyarakat. Kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya pendidikan dan pendapatan masyarakat. Kini masyarakat
mengonsumsi pangan tidak lagi hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar,
tetapi juga harus memiliki efek yang menyehatkan. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan mengonsumsi minuman kesehatan. Minuman kesehatan
yang sedang tren saat ini adalah yoghurt.

Tabel 2 Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Usaha Besar
(UB) tahun 2006-2010
Tahun

Indikator
Unit usaha
(unit)
A. UKM
B. UB
Tenaga kerja
(orang)
A. UKM
B. UB
PDB atas
dasar harga
berlaku
(Rp Milyar)
A. UKM
B. UB
Total ekspor
non migas
(Rp Milyar)
A. UKM
B. UB
a

Perkembangan
(%)

2006

2007

2008

2009*

2010**

49.021.803
4.577

50.145.800
4.463

51.409.612
4.650

52.764.603
4.677

53.823.732
4.838

9,80
5,69

87.909.598
2.441.181

90.491.930
2.535.411

94.024.278
2.756.205

96.211.332
2.674.671

99.401.775
2.839.711

13,07
16,33

1.783.423,8
1.387.993,3

2.107.868,1
1.637.681,2

2.613.226,1
2.080.582,9

2.993.151,7
2.301.709,2

3.466.393,3
2.602.369,5

94,37
87,49

123.767,9
565.644,7

140.363,8
654.508,3

178.008,3
805.532,1

162.254,5
790.835,3

175.894,9
936.825,0

42,12
65,62

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2013).
Keterangan: * angka sementara, ** angka sangat sementara

b

Yoghurt adalah bahan pangan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat
yang mempunyai flavor khas, tekstur semi padat dan halus, kompak dengan rasa
asam yang segar (Rahayu dan Sudarmadji 1989).
Salah satu perusahaan yoghurt yang berada di Kabupaten Bogor adalah
Yoghurt Hade. Yoghurt Hade telah beroperasi selama satu tahun. Karena
perusahaan tersebut relatif masih baru, diperlukan banyak perbaikan. Oleh karena
itu, penulis merasa perlu mengadakan studi kelayakan bisnis.

3

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kelayakan usaha industri rumah tangga Yoghurt Hade dilihat
dari aspek hukum, pasar dan pemasaran, keuangan, teknis/ produksi, dan
manajemen organisasi.
2. Mendapatkan hasil studi kelayakan yang dapat menjadi dasar pertimbangan
bagi manajemen perusahaan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan informasi bagi perusahaan untuk melihat kelayakan
usaha yang sedang dijalankan dan atau usaha perbaikan.
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai studi
kelayakan bisnis, khususnya mengenai yoghurt.

TINJAUAN PUSTAKA

Yoghurt

Yoghurt ditemukan sekitar 8000 tahun lalu. Berawal dari ketidaksengajaan
masyarakat nomaden yang menyimpan susu di dalam kantung kulit kambing
dalam waktu lama. Penggunaan kata yoghurt ini ditemukan di Turki pada abad ke
sebelas (1070 M) di dalam buku Diwan Lughat al-Turk oleh Mahmud Kashgari
dan Kutadgu Bilig oleh Yusuf Has Hajib (Yildiz 2010). Metchnikoff
mengemukakan bahwa rahasia hidup panjang umur penduduk Balkan terletak
pada kebiasaan mereka mengonsumsi susu fermentasi. Menurut Metchnikoff,
dengan mengonsumsi yoghurt maka akan meningkatkan jumlah bakteri baik di
dalam sistem pencernaan. Ia menamakan bakteri yang berperan yaitu
Lactobacillus bulgaricus. Fakta tersebut kemudian melahirkan teori panjang usia
dan awet muda (Metchnikoff longevity-without aging theory) (Ozer 2010).
Secara etimologi yoghurt berasal dari bahasa Turki yogurt yang
berhubungan dengan yogurmark yang berarti mengadon atau meremas dan yogun
yang berarti padat atau tebal. Definisi yoghurt menurut Rahayu dan Sudarmadji
(1989) adalah bahan pangan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat yang
mempunyai flavor khas, tekstur semi padat dan halus, kompak dengan rasa asam
yang segar. Di hampir seluruh negara, yang dimaksud dengan yoghurt adalah
produk yang dibuat dari susu dengan fermentasi menggunakan bakteri

4

Streptococcus salivarius subsp. thermophilus (ST) dan Lactobacillus delbrueckii
subsp. bulgaricus (LB).

Jenis Yoghurt

Menurut Yildiz (2010a), yoghurt dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Set yoghurt
Yoghurt jenis ini pada saat inkubasi dibuat langsung di kemasan kecil
sehingga memungkinkan koagulannya tidak berubah.
2. Stirred yoghurt
Awalnya yoghurt dibuat di sebuah wadah besar dan setelah inkubasi barulah
produk dikemas dalam kemasan kecil sehingga memungkinkan koagulannya
rusak atau pecah.
3. Drinking sweet yoghurt
Stirred yoghurt yang ditambahkan susu dan flavor. Umur simpan produk ini
berkisar 4-10 hari sejak ditambahkan susu.
4. Fruit yoghurt
Yoghurt yang ditambahkan buah atau sirup buah.
5. Cheese yoghurt
Cheese yoghurt dibuat dengan cara mengeringkan yoghurt semalaman dengan
memisahkan whey. Satu liter yoghurt dapat menghasilkan kurang lebih 500
mL cheese yoghurt.
6. Frozen yoghurt
Yoghurt yang dibekukan secara batch atau kontinyu.
7. Dried yoghurt
Yoghurt dikeringkan untuk memperpanjang umur simpan.

Proses Pembuatan Yoghurt

Yoghurt dapat dibuat dari susu apapun, tetapi pada umumnya yoghurt dibuat
dari susu sapi. Proses pembuatan yoghurt sebagai berikut:
1. Pertama, lemak susu dipisahkan dan kemudian distandarisasi untuk mencapai
kandungan lemak yang diinginkan.
2. Susu yang sudah distandarisasi bersama bahan-bahan pendukung lainnya
seperti pemanis dan stabilizer dicampur ke dalam satu wadah.
3. Campuran tersebut dipasteurisasi pada suhu 85oC selama 30 menit atau 95oC
selama 10 menit. Proses ini untuk menghasilkan kondisi yang steril dan

5

4.
5.

6.

7.

8.

kondusif untuk kultur starter serta mendenaturasi dan mengkoagulasi protein
untuk meningkatkan viskositas dan tekstur.
Kemudian campuran dihomogenisasi untuk meningkatkan kestabilan sehingga
tidak menggumpal pada saat penyimpanan.
Setelah mencapai suhu optimum kultur starter sekitar 43 oC, kultur starter
ditambahkan ke dalam campuran. Perbandingan Streptococcus thermophilus
(ST) dan Lactobacillus bulgaricus (LB) 1:1.
Suhu tetap dipertahankan 43oC selama 4-6 jam tanpa pengadukan. Suhu ini
dipilih karena berada diantara suhu optimum kedua bakteri, ST 39 oC dan LB
45oC.
Setelah mencapai waktu yang ditentukan, campuran tersebut didinginkan
hingga 5-22oC tergantung produk yang diinginkan. Pada saat inilah flavor atau
buah ditambahkan dan kemudian dikemas.
Terakhir, yoghurt yang sudah dikemas tersebut disimpan di refrigerator pada
suhu 5oC (Gurakan and Altay 2010).

Kandungan Gizi dan Manfaat Yoghurt

Pada umumnya yoghurt memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan
susu segar. Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa yoghurt memiliki kandungan
kalori, protein, karbohidrat, kalsium, dan potasium yang lebih tinggi dibandingkan
dengan susu. Namun kandungan lemak dan sodiumnya lebih rendah.

Tabel 3 Kandungan gizi susu dan yoghurt tiap 100 gram

a

Kandungan (unit/100g)

Susu

Yoghurt

Kalori

67,5

72

Protein (g)

3,5

3,9

Lemak (g)

4,25

3,4

Karbohidrat (g)

4,75

4,9

Kalsium (mg)

119

145

Sodium (mg)

50

45/47

Potasium (mg)

152

186

Sumber: Tamime and Robinson (1999).

6

Kandungan kalsium yang tinggi membuat yoghurt juga sangat baik untuk
pemenuhan kebutuhan kalsium harian (Tabel 4). Selain itu, manfaat yoghurt bagi
kesehatan sangatlah banyak. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa
dengan mengonsumsi yoghurt dalam jumlah tertentu secara rutin dapat
mengurangi risiko berbagai penyakit (Tabel 5).

Tabel 4 Kebutuhan kalsium harian dan pemenuhan kalsium dari produk olahan
susu dalam siklus hidup manusia
Kelompok usia
0-6 bulan
6-12 bulan
1-5 tahun
6-10 tahun
11-24 tahun
25-50 tahun
51-70+ tahun
a

Kebutuhan
kalsium
harian (mg)
400
600
800
1200
1200-1500
1000
1500

Jumlah yang harus dikonsumsi per hari untuk
memenuhi kebutuhan kalsium harian
Susu (mL)
530
700
1060
1060-1330 g/hari
885
1330

Yoghurt (g)
490
650
990
990-1240
820
1240

Soft cheese (g)
120
160
250
250-305
200
305

Sumber: Virginia and Christine (2008).

Tabel 5 Daftar penyakit yang telah diteliti berkurang risikonya dengan
mengonsumsi susu dan produk olahannya
Penyakit
Sistem GI
Sistem Kardiovaskular
Sistem Muskuloskeletal
Sistem Urogenital
Dermatologi
Sistem Imun
Alergi
Sistem Saraf
Sistem Kognitif
Obesitas
Penuaan/ Aging
Nutrigenomics of fermented dairy foods
Kesehatan Gigi
a

Sumber: Yildiz (2010b).

7

Definisi Industri

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, definisi usaha mikro/ kecil adalah sebagai berikut:
1. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan
atau badan usaha.
2. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar.
3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling
banyak Rp. 300.000.000.
Menurut BPS (2013a), industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi
yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia,
atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau barang setengah jadi dan
atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan
sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah
jasa industri dan pekerjaan perakitan. Berdasarkan banyaknya tenaga kerja,
industri pengolahan dibagi ke dalam empat golongan, yaitu:
1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih).
2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang).
3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang).
4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang).

Studi Kelayakan Bisnis

Kasmir dan Jakfar (2010) mendefinisikan studi kelayakan bisnis adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan. Sementara itu, menurut Umar (2007) studi kelayakan bisnis adalah
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam
rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Sedangkan Subagyo (2007) menyebutkan studi kelayakan bisnis bila diletakkan
pada objek pendirian sebuah usaha baru disebut studi kelayakan proyek. Jika
objeknya adalah pengembangan usaha, studi kelayakannya disebut studi
kelayakan bisnis.
Secara umum tujuan penyusunan studi kelayakan adalah mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Produk yang akan ditawarkan marketable atau tidak.

8

2.
3.
4.
5.

Dari sisi produksi, secara teknis dapat dilakukan dan sustainable atau tidak.
Dari sudut pandang manjemen, bisnis tersebut efektif dan efisien atau tidak.
Ditinjau dari sisi hukum, termasuk usaha yang legal atau ilegal atau tidak.
Dari sisi keuangan, bisnis tersebut profitable atau tidak.

Jika jawabannya adalah marketable, sustainable, efektif dan efisien, legal,
dan profitable, berarti bisnis tersebut layak (layak untuk dibiayai/ diberikan kredit/
didirikan/ dan atau disetujui izinnya) (Subagyo 2007).
Lebih lanjut lagi Kasmir dan Jakfar (2010) menjabarkan untuk menganalisis
studi kelayakan suatu usaha aspek-aspek yang perlu dinilai, yaitu:
1. Aspek Hukum
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
3. Aspek Keuangan
4. Aspek Teknis/ Produksi
5. Aspek Manajemen Organisasi
6. Aspek Ekonomi dan Sosial
7. Aspek Dampak Lingkungan

Aspek Hukum
Pada umumnya untuk memulai studi kelayakan suatu usaha dimulai dari
aspek hukum. Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan,
kesempurnaan, dan keaslian dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan
usaha, izin-izin sampai dokumen lainnya. Jenis badan hukum yang ada di
Indonesia sangat beragam. Masing-masing badan hukum memiliki kelebihan dan
kelemahan tersendiri. Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada di Indonesia
sebagai berikut:
1. Perseorangan
2. Firma (Fa)
3. Persekutuan Komanditer (CV)
4. Perseroan Terbatas (PT)
5. Perusahaan Negara
6. Perusahaan Daerah
7. Yayasan
8. Koperasi (Kasmir dan Jakfar, 2010).

Aspek Pasar dan Pemasaran
Suratman (2002) menegaskan aspek pasar merupakan aspek yang paling
utama dan pertama dilakukan dalam pengkajian usulan proyek investasi,
alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika
tidak ada pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut. Analisis aspek

9

pasar bertujuan mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan,
market share, kondisi persaingan, dan siklus hidup dari produk yang sama.
Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu rangkaian
tujuan dan sasaran, kebijakan, dan aturan yang menjadi arah kepada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang
selalu berbeda. Pemasaran merupakan suatu proses sosial manajerial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Konsep ini yang mendasari definisi pemasaran
diantaranya kebutuhan (needs), keinginan (want), dan permintaan (demands).
Menurut Rangkuti (2005), strategi pemasaran adalah tujuan jangka panjang
dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Kotler dan Keller (2007) menekankan hal terpenting yang perlu dilakukan
dalam mendesain strategi pemasaran adalah penerapan konsep STP (Segmentation,
Targetting, dan Positioning) serta konsep marketing mix (bauran pemasaran).
Berikut ini pemaparan kedua konsep tersebut.
1. Segmentation, Targetting, dan Positioning (STP)
Hal pertama yang dilakukan dalam membuat strategi pemasaran adalah
melakukan segmentation, yaitu membagi suatu pasar ke dalam kategori jenis atau
segmen pelanggan tertentu. Segmentasi pasar merupakan strategi untuk
menganalisa konsumen, bukan produk. Dalam mengidentifikasi segmen pasar,
manajemen pemasaran harus mencari sejumlah pengaruh berbeda pada perilaku
konsumen. Empat variabel yang penting dalam mengidentifikasi segmen pasar
adalah variabel geografis, demografis, psikografis, dan penggunaan produk
(Griffin dan Ebert 2003). Variabel geografis mengidentifikasi konsumen
berdasarkan aspek wilayah atau tempat dimana konsumen berada. Variabel
demografis mengidentifikasi konsumen berdasarkan ciri-ciri umur, latar belakang
etnis, status perkawinan, suku, agama, dan kelas sosial. Variabel psikografis
mengidentifikasi konsumen berdasarkan gaya hidup, pendapat, minat, dan sikap.
Variabel penggunaan produk mengidentifikasi konsumen berdasarkan cara
konsumen menggunakan produk, kesetiaan mereka terhadap merek tertentu, dan
alasan mereka membelinya. Setelah segmentasi pasar dilakukan, langkah
selanjutnya adalah menentukan segmen mana yang akan dipilih atau biasa disebut
targetting. Proses menggabungkan, menerapkan, dan mengomunikasikan sifat
produk ke benak masyarakat atau konsumen dikenal sebagai positioning.
2. Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2007) bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya
dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari 4 P, yaitu Product (Produk),
Price (Harga), Place (Distribusi), dan Promotion (Promosi).
a. Produk
Strategi produk menuntut koordinasi berbagai keputusan mengenai bauran
produk, lini produk, merek, kemasan, dan label. Bauran produk didefinisikan
sebagai kumpulan seluruh lini produk dan jenis produk yang ditawarkan oleh
suatu perusahaan penjualan tertentu kepada pembeli. Merek adalah suatu nama,
istilah, tanda, simbol, atau kombinasi diantaranya yang ditujukan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual, dan untuk membedakan baran

10

atau jasa tersebut dari produk-produk pesaing. Kemasan diperlukan untuk
memberikan manfaat-manfaat seperti perlindungan, ekonomi, kemudahan, dan
promosi. Label juga diperlukan untuk menjelaskan tentang produk, untuk
kepentingan identifikasi, penentuan kualitas, keterangan produk, dan promosi.
b. Harga
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa
atau jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa. Penyesuaian terhadap harga perlu dilakukan oleh
perusahaan. Pertama, penetapan harga geografis yaitu perusahaan memutuskan
harga sesuai jarak dengan konsumen. Kedua, diskon harga dan potongan
pembelian, contoh diskon kas, diskon jumlah, diskon fungsional, diskon musim,
dan potongan pembelian. Ketiga, penetapan harga promosional yaitu perusahaan
menetapkan harga pemimpin yang rugi, harga peristiwa khusus, rabat kas,
pandangan harga rendah, dan diskon psikologis. Keempat, penetapan harga
diskriminatif yaitu perusahaan membuat harga yang berbeda bagi segmen
konsumen yang berbeda. Kelima, penetapan harga bauran produk yaitu
perusahaan memutuskan wilayah harga bagi beberapa produk dalam suatu lini
produk, dan atas penetapan harga fungsi tambahan, produk tawaran, produk
sampingan, dan kumpulan produk.
c. Distribusi
Distribusi atau saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa
siap digunakan atau dikonsumsi. Ada banyak saluran distribusi alternatif untuk
menjangkau pasar sasaran. Perusahaan dapat menjual langsung atau menggunakan
satu, dua, tiga, atau lebih tingkat saluran perantara untuk menyalurkan produknya
ke konsumen. Pada distribusi langsung, dari produsen produk diterima secara
langsung oleh konsumen. Sedangkan pada distribusi tidak langsung penyaluran
barang melalui agen penjualan.
d. Promosi
Promosi adalah teknik-teknik mengomunikasikan informasi mengenai
produk. Ada lima hal utama yang menjadi bagian dari promosi, yaitu:
1) Periklanan, yaitu semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide,
barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat pembayaran.
2) Promosi penjualan, yaitu intensif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli produk atau jasa.
3) Pemasaran langsung, yaitu menggunakan surat, telepon, dan alat
penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
4) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.
5) Hubungan masyarakat dan publisitas, yaitu berbagai program yang
dirancang untuk mempromosikan, melindungi citra perusahaan dan
produknya.

11

Aspek Keuangan
Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu proyek
atau bisnis, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net
Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period.
1. Net Present Value (NPV)
NPV adalah manfaat bersih yang diterima selama umur proyek pada tingkat
diskonto tertentu. NPV bertujuan untuk mengurutkan alternatif yang dipilih
karena adanya kendala biaya modal. Proyek dinyatakan bermanfaat jika NPV
lebih besar dari nol. Jika NPV sama dengan nol, biaya dapat dikembalikan sama
besar dengan proyek. Pada kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi. Jika
NPV lebih kecil dari nol, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang
digunakan. Pada kondisi ini proyek tidak layak dilakukan (Gray et al. 1992).
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat suku bunga yang menunjukkan rata-rata tingkat
keuntungan internal tahunan perusahaan yang melakukan investasi. IRR
mencerminkan tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk
sumber daya yang digunakan. Proyek dikatakan layak jika IRR lebih besar dari
tingkat diskonto.
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net B/C Ratio adalah besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan
biaya sebesar satu satuan. Net B/C Ratio diperoleh dari perbandingan antara nilai
sekarang (present value) dari net benefit yang positif dengan present value dari net
benefit yang negatif. Proyek dikatakan layak jika Net B/C Ratio lebih besar dari
satu.
4. Payback Period
Payback Period adalah penilaian kelayakan suatu proyek dengan mengukur
jangka waktu pengembalian investasi. Semakin cepat waktu pengembalian
investasi, semakin baik proyek tersebut dibiayai.

Aspek Teknis/ Produksi
Kajian aspek teknis atau produksi menitikberatkan pada penilaian atas
kelayakan bisnis dari sisi teknik dan teknologi. Penilaian meliputi lokasi, layout
gedung dan ruangan, serta teknologi yang dipakai (Kasmir dan Jakfar 2010).
Selain itu juga kapasitas produksi, pengendalian bahan baku dan barang jadi, dan
pengawasan kualitas produk (Umar 2007).

Aspek Manajemen Organisasi
David (2006) menjelaskan fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas
dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf,
dan pengendalian. Perencanaan adalah proses seseorang menentukan apakah akan
menjalankan suatu usaha, menjalankan cara yang paling efektif untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, dan menyiapkan cara mengatasi kesulitan yang tidak

12

diharapkan dengan sumber daya yang cukup. Pengorganisasian mencakup semua
aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas.
Tujuan pengorganisasian adalah untuk mencapai usaha terkoordinasi dengan
mendefinisikan hubungan pekerjaan dan otoritas. Pengorganisasian menentukan
siapa melakukan apa dan siapa harus melapor kepada siapa.
Pemberian motivasi didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi motivasi dalam manajemen mencakup
kepemimpinan, dinamika kelompok, komunikasi, dan perubahan organisasi.
Pengelolaan staf disebut juga manajemen sumber daya manusia meliputi aktivitas
seperti perekrutan, wawancara, pengujian, penyeleksian, pengorientasian,
pelatihan,
pengembangan,
pemberian
perhatian,
pengevaluasian,
pengkompensasian, pendisiplinan, promosi, pemindahan, pendemosian, dan
pemecatan karyawan serta pengelolaan hubungan dengan serikat pekerja.
Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk
memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang direncanakan.
Pengendalian terdiri dari empat tahap dasar, yaitu menetapkan standar kerja,
mengukur kinerja individu dan organisasi, membandingkan kinerja aktual dengan
standar kinerja yang direncanakan, dan melakukan tindakan kreatif.

Aspek Ekonomi dan Sosial
Setiap usaha yang dijalankan akan memberikan dampak positif dan negatif.
Jika ditinjau dari aspek ekonomi, dampak positif yang diberikan dengan adanya
usaha tersebut lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah
umumnya. Bagi masyarakat dampak terbesar yang dirasakan adalah meningkatkan
pendapatan masyarakat sekitar. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang
diperoleh adalah memberikan pemasukan berupa pendapatan, baik bagi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebaliknya dampak negatif yang
terjadi yaitu eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan dan masuknya pekerja
dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya.
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat adalah tersedianya sarana dan
prasarana yang dibutuhkan. Dampak negatif dari aspek sosial terjadinya
perubahan demografi, budaya, gaya hidup, dan kesehatan.

Aspek Dampak Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan aspek yang menjadi pertimbangan untuk
menentukan kelayakan suatu usaha. Dampak lingkungan hidup yang terjadi dapat
berupa perubahan fisik, kimia, biologi, atau sosial. Dampak ini dapat langsung
terlihat pada saat kegiatan usaha dilakukan atau baru terlihat beberapa waktu
kemudian dalam jangka waktu yang panjang. Perubahan lingkungan ini jika tidak
diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada.

13

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Yoghurt Hade yang bertempat di Desa
Pasarean RT 02 RW 02, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Kegiatan
pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan
November 2012.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh langsung di lapangan melalui observasi dan wawancara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang terkait.

Metode Pengolahan Data

Data yang diolah pada penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data
yang bersifat kualitatif yang dianalisis untuk menentukan kelayakan usaha
Yoghurt Hade meliputi aspek hukum, pasar dan pemasaran, teknis/ produksi, serta
manajemen organisasi. Sedangkan aspek keuangan dianalisis secara kuantitatif.
Aspek ekonomi dan sosial serta dampak dan lingkungan tidak dianalisis.

Aspek Hukum
Aspek ini mengkaji apakah perusahaan sudah berbadan hukum atau belum,
kelengkapan izin, serta dokumen lainnya.

Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek ini menganalisis segmentasi, target, dan posisi Yoghurt Hade di
tengah masyarakat. Begitu juga bauran pemasaran Yoghurt Hade yang meliputi
produk, harga, distribusi, dan promosi.

14

Aspek Teknis/ Produksi
Penilaian aspek ini meliputi penentuan lokasi, layout gedung dan ruangan,
teknologi yang dipakai, kapasitas produksi, pengendalian bahan baku dan barang
jadi, serta pengawasan kualitas produk.

Aspek Manajemen Organisasi
Aspek ini dinilai dengan cara melihat perencanaan, pengorganisasian,
pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian di dalam tubuh organisasi
Yoghurt Hade.

Aspek Keuangan
Kriteria yang digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha, yaitu
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C Ratio), dan Payback Period.
1. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan manfaat bersih yang diterima selama umur pada tingkat
diskonto tertentu (Umar 2007). Metode ini dihitung dengan cara mengurangi nilai
penerimaan arus kas pada waktu sekarang dengan biaya arus kas pada waktu
sekarang selama waktu tertentu. Investasi dinilai layak jika NPV bernilai positif.
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:
= aliran kas per tahun pada tahun ke-t
= suku bunga (discount rate)
= investasi awal pada tahun ke-0
= umur proyek (tahun)
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR menunjukkan rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan perusahaan
yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam persen (Umar 2007). Cara untuk
mencari nilai IRR adalah dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:
= tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan
= tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan
= net present value 1
= net present value 2

15

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net B/C Ratio adalah besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan
biaya sebesar satu satuan (Umar 2007). Investasi dinyatakan layak bila nilainya
lebih dari 1. Persamaan untuk mendapatkan nilai Net B/C Ratio adalah sebagai
berikut:

Keterangan:
= penerimaan pada tahun ke-t
= biaya pada tahun ke-t
= tingkat diskonto
= umur proyek (tahun)
4. Payback Period
Payback Period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Payback Period dapat dihitung
dengan persamaan di bawah ini.

Asumsi Dasar

Untuk melakukan perhitungan analisis finansial, digunakan beberapa asumsi
sebagai berikut:
1. Umur proyek usaha Yoghurt Hade adalah 5 tahun, mengacu pada umur
ekonomis alat terlama, yaitu chest freezer.
2. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun 2011.
3. Perusahaan telah mulai beroperasi dan menghasilkan produk sejak tahun
pertama investasi.
4. Perusahaan beroperasi 25 hari dalam satu bulan dan 12 bulan dalam satu tahun.
5. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha ini terdiri dari biaya investasi dan biaya
operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama proyek dan biaya
reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang telah habis umur
ekonomisnya.
6. Modal yang digunakan dalam usaha ini berasal dari Departemen Pertanian
berupa dana Sarjana Membangun Desa (SMD).
7. Penentuan harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga yang
berlaku pada saat penelitian dilakukan dan diasumsikan konstan hingga umur
proyek berakhir.

16

8. Penyusutan barang investasi menggunakan metode garis lurus. Perhitungan
beban penyusutan dilakukan untuk perhitungan laba rugi yang akan
menghasilkan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pemilik
usaha setiap tahunnya.
9. Perhitungan besarnya pajak penghasilan berdasarkan Undang-undang No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 17 sebesar 5 persen.
10. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis adalah tingkat suku bunga
tetap Bank Indonesia pada bulan Juli 2012, yaitu sebesar 5,75 persen. Tingkat
suku bunga diasumsikan konstan selama masa umur proyek.
11. Produk yang dimasukkan ke dalam analisis finansial hanya yoghurt kemasan
stik. Yoghurt kemasan botol tidak dimasukkan karena frekuensi produksinya
yang tidak menentu, tergantung pada permintaan.
12. Harga jual yoghurt yang dipakai adalah Rp 300 per buah atau Rp 6.000 per
pak es stik yoghurt yang dihasilkan.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Singkat Perusahaan

Yoghurt Hade didirikan pada bulan Oktober 2011 oleh Helmi Nursiwan, SPt.
Awal mendirikan Yoghurt Hade menggunakan modal sendiri. Pada waktu itu
produk pertama yang dihasilkan adalah yoghurt es. Bahan bakunya masih
membeli ke peternak-peternak sekitar. Melihat perkembangan yang semakin baik,
pemerintah memberikan kepercayaan kepada Yoghurt Hade untuk
mengembangkan usaha dengan memberikan bantuan berupa sapi perah. Mulai
saat itulah Hade bukan hanya bergerak di pengolahan susu menjadi yoghurt, tetapi
juga di sektor hulu, yaitu memproduksi susu segar.

Letak dan Kondisi Perusahaan

Tempat produksi Yoghurt Hade terletak di Desa Pasarean RT 02 RW 02,
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Daerah itu termasuk ke dalam pusat
kegiatan desa. Yoghurt Hade termasuk ke dalam kelompok usaha industri rumah
tangga. Saat ini Yoghurt Hade mempekerjakan 10 orang yang semuanya adalah
masyarakat sekitar.

17

Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi Yoghurt Hade sebagai berikut:
Visi
Menjadi perusahaan susu yang bertaraf nasional
Misi
1. Memperbanyak diversifikasi produk olahan susu
2. Penyolidan dan peningkatan kapasitas SDM
3. Peningkatan kapasitas produksi
4. Pembaruan alat dan tempat produksi
5. Penerapan manajemen marketing yang baik
6. Penerapan manajemen keuangan yang rapi

Struktur Organisasi Perusahaan

Pimpinan Perusahaan

Bagian Produksi

Bagian Penjualan

Gambar 1 Hirarki perusahaan Yoghurt Hade

Bagian Administrasi
& Keuangan

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Hukum

Perusahaan Yoghurt Hade belum berbadan hukum. Namun Yoghurt Hade
sudah memiliki izin usaha dari kantor desa setempat berupa Surat Keterangan
Domisili Usaha (SKDU). Yoghurt Hade merupakan binaan UPP UKM LPPM IPB.
Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) tidak bisa didapatkan karena produk
berbahan dasar susu bukan merupakan kewenangan Dinas Kesehatan, melainkan
kewenangan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM). Sedangkan
untuk mendapatkan izin dari BPOM yang berupa Merek Dagang (MD)
mensyaratkan usaha harus sudah berbadan hukum. Namun Yoghurt Hade sudah
mendapatkan sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan nomor
01041078170912.
Hal ini tentu meningkatkan nilai jual Yoghurt Hade karena konsumen
merasa yakin dengan produk yang sudah mendapatkan sertifikasi halal dari
LPPOM MUI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Adinegoro dan Rahayu
(1997) bahwa masyarakat saat ini semakin kritis menuntur standarisasi produk
yang semakin tinggi dan kompleks, yang tidak hanya menyangkut aspek mutu,
kesehatan, dan lingkungan, tetapi juga menuntut aspek sosial, budaya, dan agama.
Masyarakat menginginkan produk yang sehat, aman, dan halal (SAH).
Berdasarkan fakta yang ada, secara hukum Yoghurt Hade sudah layak
beredar di pasaran karena sudah mendapatkan izin usaha dari kantor desa
setempat dan sertifikat halal dari LPPOM MUI.

Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pemasaran yang dikaji meliputi Segmentation, Targetting, dan
Positioning (STP) dan bauran pemasaran.

Segmentation, Targetting, dan Positioning (STP)
Segmentasi Yoghurt Hade dibagi berdasarkan umur, penghasilan, dan kelas
sosial. Bila pada umumnya produk yoghurt membidik masyarakat kalangan
menengah ke atas, berbeda dengan Yoghurt Hade yang justru target pasarnya
adalah kalangan menengah ke bawah. Yoghurt Hade memosisikan dirinya sebagai
produk minuman kesehatan yang murah (Tabel 6). Posisi ini penting untuk
membedakan produk Yoghurt Hade dengan yoghurt-yoghurt lainnya.

19

Bauran Pemasaran
1. Produk
Merek produk Yoghurt Hade sama dengan nama perusahaan yakni Yoghurt
Hade. Nama ini diambil dari bahasa Sunda ‘hade’ yang artinya bagus. Yoghurt
Hade memiliki dua bentuk kemasan, yaitu kemasan es stik dan botol. Keduanya
merupakan produk yoghurt yang dibekukan sehingga Yoghurt Hade
dikelompokkan ke dalam produk frozen yoghurt. Yoghurt Hade kemasan es stik
terdapat empat buah rasa, yaitu leci, strawberi, anggur, dan jeruk. Produk ini
menggunakan plastik polypropylene (PP) dengan panjang 12 cm dan diameter 1
cm. Untuk mempermudah penyimpanan, pendistribusian, dan penjualan Yoghurt
Hade dikemas lagi ke dalam kemasan sekunder berukuran 15 cm x 12 cm dengan
isi 20 stik. Kemasan sekunder tersebut terbuat dari plastik PP dan terdapat label
Yoghurt Hade hasil printing atau sablon.
Dari segi kemasan, Yoghurt Hade sudah memenuhi persyaratan yang harus
dicantumkan di label. Sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah No.
69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Peraturan tersebut mewajibkan
setiap produsen mencantumkan di label: nama produk, daftar bahan yang
digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat produsen, serta tanggal,
bulan, dan tahun kadaluarsa. Aspek kemasan yang lain yaitu bahan kemasan.
Bahan yang digunakan Yoghurt Hade adalah plastik PP. Keputusan ini sudah tepat
karena PP merupakan bahan yang diperbolehkan untuk makanan atau istilah
lainnya food grade.
2. Harga
Harga merupakan komponen penting dalam strategi pemasaran agar produk
tepat pada target pasar yang dimaksud. Terlebih lagi target pasar kalangan
menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap harga. Sedikit saja kenaikan
harga akan menurunkan permintaan.
Kebijakan harga yang diambil Yoghurt Hade adalah harga mengacu pasar.
Tabel 6 memperlihatkan harga jual produk es stik Yoghurt Hade sampai ke
konsumen sebesar Rp 500 per buah atau Rp 10.000 per pak. Sedangkan agen dan
tenaga penjualan mendapatkannya dengan harga Rp 6.000 per pak. Kemudian
agen dan tenaga penjualan menitipkan produk (konsinyasi) ke warung-warung
dengan harga Rp 8.000 per pak. Jadi keuntungan yang didapat oleh agen atau
tenaga penjualan sebesar Rp 2.000 per pak. Hal ini dilakukan sebagai upaya
menjaga stabilitas harga sampai ke konsumen.

Tabel 6 Harga jual produk Yoghurt Hade tahun 2012
Jenis konsumen/ distributor
Ukuran produk (ml) Harga (Rp)
Agen
30
300
Retailer
30
400
Konsumen akhir
30
500
Agen
250
4.000
Konsumen akhir
250
5.000

20

3. Distribusi
Menurut Nitisusastro (2009) saluran disribusi dibagi menjadi dua, yaitu
distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Pada distribusi langsung tidak
ada perantara. Produk mengalir langsung dari produsen ke konsumen akhir. Pada
distribusi tidak langsung terdapat satu atau lebih perantara antara produsen dan
konsumen. Perantara ini bisa berupa individu atau organisasi. Yoghurt Hade
menggunakan kedua sistem distribusi tersebut. Baik distribusi langsung maupun
tidak langsung dilaksanakan oleh tenaga penjualan dan agen. Pada distribusi
langsung tenaga penjualan atau agen menjual produk langsung ke konsumen.
Sedangkan pada distribusi tidak langsung, tenaga penjualan atau agen
menitipkannya ke warung-warung (konsinyasi). Pasar yang dibidik Yoghurt Hade
adalah warung-warung kecil dan kantin-kantin sekolah. Wilayah yang menjadi
titik fokus pemasaran Yoghurt Hade adalah Bogor (5 agen), Depok (5 agen),
Bekasi (4 agen), Jakarta (2 agen), dan Serang (1 agen).
Cara ini dinilai sudah cukup efektif. Hal yang perlu dilakukan Yoghurt Hade
ke depannya, yaitu penetrasi dan ekspansi pasar. Penetrasi pasar dilakukan dengan
cara mencari agen-agen baru di titik-titik pemasaran yang sudah ada. Sedangkan
ekspansi pasar dapat dilakukan dengan memperluas titik pemasaran atau bisa juga
dengan merambah segmen baru.
4. Promosi
Beberapa sarana yang umumnya digunakan untuk promosi, yaitu advertensi,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, personal selling, dan direct marketing
(Nitisusastro 2009). Yoghurt Hade memilih advertensi dan personal selling
sebagai bentuk promosinya. Advertensi Yoghurt Hade berupa website
www.hadegroup.com atau blog www.anekaolahansusu.blogspot.com. Personal
selling dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh UPP
UKM LPPM IPB dan promosi mulut ke mulut (mouth to mouth marketing).
Promosi online dan offline ini penting dilakukan untuk mengenalkan produk ke
masyarakat dan mengedukasi masyarakat pentingnya mengonsumsi yoghurt.

Aspek Teknis/ Produksi

Lokasi produksi terletak di Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor. Lokasi ini di daerah kaki Gunung Salak dengan iklim yang
sejuk, banyak lahan pertanian, lahan perkebunan, dan infrastruktur fisik yang
cukup baik. Disini banyak pula dijumpai para peternak sapi perah. Baik yang
berkapasitas produksi besar, maupun kecil. Di sebelah Desa Pasarean terdapat
kawasan sentral peternakan sapi perah, Kunak, yang merupakan peternakan
terbesar di Kabupaten Bogor.
Tempat produksi berupa ruangan berukuran 5 m x 3 m. Sedangkan freezer
berada di rumah yang berbeda. Peralatan yang digunakan sangat sederhana, yaitu
panci stainless steel, kompor gas, baskom, centong plastik, corong plastik, dan
sealer.

21

Pembuatan Yoghurt Hade dimulai dari pemanasan susu dengan panci
stainless steell (Gambar 2). Kemudian dilanjutkan dengan pemakaian termometer
yang berfungsi untuk mengukur suhu pemanasan susu (800 C) selama 15 menit
(Gambar 3). Suhu ini dipilih karena merupakan titik optimal untuk
menghilangkan bakteri patogen yang terdapat dalam susu. Setelah itu, susu
didiamkan dalam kondisi ruang sampai mencapai suhu 40-450 C. Setelah
mencapai suhu tersebut, dimasukkan kultur Streptococcus thermophillus dan
Lactobacillus bulgaricus (Gambar 4). Berikutnya campuran susu didiamkan
selama 12-24 jam pada suhu kamar di ruang penyimpanan. Kemudian yoghurt
ditambahkan perisa buah dan gula. Terakhir, yoghurt dikemas dengan kemasan
plastik es stik atau botol (Gambar 5, 6, 7).

Gambar 2 Pemanasan susu dengan panci stainless steel

Gambar 3 Termometer untuk mengukur suhu susu

Gambar 4 Starter kultur Streptococcus termophilus dan Lactobacillus bulgaricus

22

Gambar 5 Pengisian yoghurt ke dalam plastik

Gambar 6 Pengemasan

Gambar 7 Yoghurt Hade kemasan es stik atau botol

Saat ini kapasitas produksi Yoghurt Hade berkisar 20-40 liter susu per hari
atau setara dengan 80-160 pak es stik per hari. Jumlah hari kerja Yoghurt Hade
dalam sebulan sebanyak 25 hari. Jadi dalam sebulan Yoghurt Hade dapat
memproduksi hingga 4000 pak es stik yoghurt.
Mengenai ketersediaan bahan baku susu, Yoghurt Hade bekerja sama
dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Pasarean. Yoghurt Hade
membeli susu dari peternak dengan harga Rp 4.500 per liter. Harga ini lebih tinggi
dari harga jual susu apabila peternak menjualnya ke tengkulak (Rp 3.500 per liter).
Yoghurt Hade menetapkan jumlah produk yang distok sebesar 500 pak. Hal ini
dilakukan untuk tetap menjaga ketersediaan produk.

23

Untuk menjaga kualitas produk, Yoghurt Hade membuat Prosedur
Operasional Baku (POB) Produksi. Kemudian POB ini disosialisasikan kepada
tenaga produksi untuk diterapkan. POB ini mencakup keseluruhan proses
produksi, dimulai dari pembuatan kultur hingga pengemasan. Apabila ada produk
yang rusak atau gagal, langsung dibuang. Produk yang gagal diindikasikan oleh
terpisahnya air dari susu.

Aspek Manajemen Organisasi

Terdapat lima aspek manajemen organisasi yang menjadi kriteria analisis ini,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan
pengendalian.

Perencanaan
Yoghurt Hade memiliki visi dan misi perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa Yoghurt Hade memiliki rencana jangka panjang. Namun hal tersebut tidak
didukung oleh realisasi perencanaan jangka pendek. Hal ini terlihat dari belum
adanya perencanaan usaha yang tersusun jelas dan tertulis. Baik rencana jangka
pendek, maupun menengah. Seharusnya manajemen menyusun rencana jangka
pendek berupa target bulanan atau semester. Rencana ini mencakup target
penjualan dan kapasitas produksi. Rencana jangka menengah dapat disusun untuk
rentang satu hingga lima tahun ke depan. Rencana ini meliputi penetrasi atau
ekspansi pasar. Pada akhirnya kedua rencana ini akan mendukung tercapainya
rencana jangka panjang.

Pengorganisasian
Terdapat tiga bagian yang menjalankan organisasi Yoghurt Hade, yaitu:
1. Bagian Produksi
Perusahaan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat. Masyarakat
yang dipilih umumnya adalah ibu-ibu yang ingin mendapatkan penghasilan
tambahan untuk membantu keuangan keluarga. Kemudian ibu-ibu ini dilatih dan
dibina di awal sehingga bisa menguasai dalam membuat yoghurt sesuai dengan
cara produksi yang benar.
2. Bagian Penjualan
Bagian ini berfungsi sebagai tenaga penjualan langsung. Selain itu, bagian
ini juga bertugas mencari beberapa orang pilihan di masing-masing daerah untuk
dijadikan sebagai agen di wilayah titik pemasaran tersebut.
3. Bagian Administrasi dan Keuangan
Bagian ini dipegang oleh satu orang. Tugas bagian ini melakukan
pencatatan jumlah produksi dan arus kas.

24

Pembagian tugas pada tataran teknis sudah cukup baik. Masing-masing
bagian mengetahui tugas pokoknya. Sebagai contoh di bagian produksi. Tugas di
bagian produksi dibagi menjadi tiga, yaitu ada yang bertugas memasak susu,
memasukkan yoghurt ke dalam plastik, dan melakukan sealing. Pada tataran
manajer sebagai efisiensi, beberapa posisi manajer dipegang oleh satu orang.
Rangkap ja