KESIMPULAN DAN SARAN Tugas Dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Tindakan Penggusuran Pedagang Kaki Lima Sesuai Peraturan Daerah No 31 Tahun 2007 (Studi Kasus Kantor Polisi Pamong Praja Kota Medan)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang sudah ditulis maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran mengenai FUNGSI DAN TUGAS POLISI PAMONG PRAJA DALAM HAL PENGGUSURAN PEDAGANG KAKI LIMA SESUAI PERDA NO 31 TAHUN 2007

5.1. Kesimpulan

1. Peran Polisi Pamong Praja dalam penegakkan Peraturan Daerah di Kotamadya Medan sudah cukup berperan, karena Polisi Pamong Praja sering melakukan kegiatan operasi yang meliputi operasi dengan sistem stasioner, operasi dengan sistem mobil Hunting, mengadakan patroli-patroli rutin terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, mengadakan penjagaan tempat-tempat rawan pelanggaran Peraturan Daerah, mengadakan patroli kewilayahan, pengiriman personil Polisi Pamong Praja dalam diklat teknis maupun fungsional, pembinaan dan pendekatan teknis bagi personil Polisi Pamong Praja dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang Peraturan Daerah. 2. Sebagai lembaga teknis di Pemerintah Daerah Kotamadya Medan Satuan Polisi Pamong Praja sudah barang tentu banyak mengalami hambatan- hambatan dalam penegakan Peraturan Daerah. Hambatan tersebut yaitu : a. Kelembagaan Adanya program kerja tahunan tentang rencana operasional pembinaan dan penegakan peraturan daerah, namun pada masa transisi pelaksanaan masyarakat cenderung tidak taat pada peraturan yang berlaku dan hal ini juga Universitas Sumatera Utara disebabkan belum adanya petunjuk pelaksanaan atau teknisnya tentang prosedur penanganan pelanggaran terhadap Peraturan Daerah. b. Sumber Daya Manusia Adanya tuntutan dari masyarakat terhadap kecepatan dan ketepatan pelayanan oleh aparatnya, namun kemampuan dan ketrampilan teknis aparat kurang memadai. Hal ini disebabkan belum optimalnya diklat teknis atau fungsional bagi personil Polisi Pamong Praja. c. Jaringan Kerja Adanya Tim Lantas yang merupakan dasar dalam melakukan koordinasi di bidang ketertiban dan kelancaran lalu lintas, namun masih perlu ada peraturan- peraturan dasar yang lain dalam mengatur koordinasi dengan dinas atau instansi maupun dalam rangka pemberian kewenangan Polisi Pamong Praja. d. Lingkungan yang belum Kondusif Sarana dan Prasarana pendukung teknis operasional pembinaan dan ketertiban serta penegakan Peraturan Daerah masih kurang. Di sisi lain terjadi penurunan tingkat kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap peraturan yang berlaku, hal ini disebabkan oleh kondisi politik yang saat ini belum mantap tidak menentu. 3. Prinsip dasar Polisi Pamong Praja dalam penertiban dan penegakkan Peraturan Daerah diupayakan tidak menimbulkan masalah baru dan lebih mengutamakan pendekatan dan koordinasi. Upaya-upaya Polisi Pamong Praja dalam mengatasi hambatan yang dihadapi sebagai berikut: a Kelembagaan : Universitas Sumatera Utara Penanganan pelanggaran ketentraman dan ketertiban Peraturan Daerah di wilayah yang sama pada wilayah berbeda ditangani oleh Polisi Pamong Praja tingkat kecamatan di bawah komando langsung Polisi Pamong Praja Kota Medan. b Sumber Daya Manusia : Dalam rangka peningkatan kinerja Polisi Pamong Praja di Kota Medan rekruitment personil Polisi Pamong Praja harus sesuai ketentuan yang berlaku dan Polisi Pamong Praja berupaya mengirimkan personilnya dalam diklat teknis maupun fungsional. c Jaringan Kerja : Menjalin kerja sama dengan instansi-instansi terkait dalam penanganan Peraturan Daerah dengan didasari hukum yang berlaku. d Lingkungan yang Belum Kondusif : Memberikan penyuluhan dan bimbingan terhadap masyarakat tentang Peraturan Daerah dan personil Polisi Pamong Praja memerlukan sarana dan prasarana yang memadai agar kinerja Polisi Pamong Praja bisa optimal.

5.2. Saran

Adapun saran-saran penulis adalah sebagai berikut : 1. Polisi Pamong Praja disamping sebagai aparat daerah juga sangat terkait dengan kepentingan pemerintah Pusat, sehingga disini kedudukan Polisi Pamong Praja sebagai perekat kesatuan bangsa, karenanya langkah dibidang ketentraman dan ketertiban tidak boleh bersifat kedaerahan, akan tetapi bersifat nasional. Universitas Sumatera Utara 2. Memperbanyak pengiriman personil Polisi Pamong Praja dalam diklat-diklat teknis fungsional dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan teknis operasional mereka di lapangan. 3. Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia personil Polisi Pamong Praja kedepan seiring dengan diberlakukannya undang-undang Nomor 32 tahun 2004, maka tugas pokok dan fungsi Polisi Pamong Praja semakin luas, untuk itu perlu didukung oleh personil yang kuantitas dan kualitasnya memenuhi kebutuhan dan profesional dibidang tugasnya. 5. Guna memudahkan penanganan terhadap para pelanggar Peraturan Daerah, perlu kiranya dibuat petunjuk pelaksanaan atau teknis tentang hal tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG POLISI PAMONG PRAJA