Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam dan Fungi Mikoriza Arbuskula untuk Memperbaiki Pertumbuhan Bibit Jeruk Siam

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG AYAM
DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA UNTUK
MEMPERBAIKI PERTUMBUHAN BIBIT JERUK SIAM

DIAN PRATIWI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Dengan menyebut nama Alllah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Karena-Mu ya Allah, ku persembahkan hadiah kecil ini untuk
kedua orang tuaku yang selalu tulus menyayangi.

“Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah,
dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.

Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang

yang bersyukur.” (QS Al A’raf : 58)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Pupuk
Kandang Ayam dan Fungi Mikoriza Arbuskula untuk Memperbaiki Pertumbuhan
Bibit Jeruk Siam adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013
Dian Pratiwi
NIM A24080015

ABSTRAK
DIAN PRATIWI. Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam dan Fungi Mikoriza

Arbuskula untuk Memperbaiki Pertumbuhan Bibit Jeruk Siam. Dibimbing oleh
SLAMET SUSANTO.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pupuk kandang ayam,
fungi mikoriza arbuskula (FMA), serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan
bibit jeruk siam. Penelitian dilaksanakan di Desa Kacinambun, Kabupaten Karo,
Sumatera Utara pada bulan Maret-Juli 2012. Percobaan menggunakan Rancangan
Kelompok Lengkap Teracak dua faktor. Faktor pertama adalah pupuk kandang
ayam dengan dosis 0 g bibit-1, 250 g bibit-1, dan 500 g bibit-1. Faktor kedua adalah
FMA dengan dosis 0 g bibit-1, 5 g bibit-1, 10 g bibit-1, dan 15 g bibit-1. Hasil
penelitian menunjukkan pupuk kandang ayam dengan dosis 500 g bibit-1
menghasilkan jumlah cabang, jumlah daun, bobot kering tajuk, dan kadar P daun
lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Pemberian FMA meningkatkan
persentase infeksi akar dan kadar P daun dibandingkan tanpa pemberian FMA.
Interaksi pupuk kandang ayam 250 g bibit-1 dan FMA 15 g bibit-1 memberikan
pengaruh terbaik terhadap kadar P daun.
Kata kunci: bobot kering tajuk, cabang, daun, infeksi akar, kadar P daun

ABSTRACT
DIAN PRATIWI. Utilization of Manure and Vasicular Arbuscular Michorizae for
Better Growth of Siam Citrus Seedling. Supervised by SLAMET SUSANTO.

The experiment was conducted to study the effects of manure, vasicular
arbuscular michorizae (VAM) and their interaction on the growth of siam citrus
seedling. The experiment was conducted at Kacinambun village, Karo, North
Sumatera in Maret-Juli 2012. Experiment using Randomized Completely Block
Design two factors. First factor was manure: 0 g, 250 g, and 500 g manure plant-1
and the second factor was VAM: 0 g, 5 g, 10 g, and 15 g VAM plant-1. The results
showed that the manure at 500 g plant-1 showed better for number of branch,
number of leaf, shoot dry weight, and leaf P concentration. VAM increase the
percentage of root colonizations and leaf P concentration. Interaction of 250 g
manure plant-1 and 15 g VAM plant-1 showed better result for the leaf P
concentration.
Keywords: branch, leaf P concentration, leaf, root colonizations, shoot dry weight

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG AYAM
DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA UNTUK
MEMPERBAIKI PERTUMBUHAN BIBIT JERUK SIAM

DIAN PRATIWI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam dan Fungi Mikoriza Arbuskula
untuk Memperbaiki Pertumbuhan Bibit Jeruk Siam
: Dian Pratiwi
Nama
NIM
: A24080015

Disetujui oleh


Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc
Pembimbing

Tanggal Lulus:

\\ 2013

Judul Skripsi : Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam dan Fungi Mikoriza Arbuskula
untuk Memperbaiki Pertumbuhan Bibit Jeruk Siam
Nama
: Dian Pratiwi
NIM
: A24080015

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Purwito, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji hanya milik Allah SWT yang
telah memberi rahmat-Nya yang sangat besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “ Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam dan Fungi
Mikoriza Arbuskula untuk Memperbaiki Pertumbuhan Bibit Jeruk Siam”.
Penelitian ini dilaksanakan terdorong oleh keinginan untuk mengetahui cara
pembibitan jeruk yang efektif.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis
tujukan kepada:
1. Pembimbing skripsi, Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc atas bimbingan
selama proses penyusunan skripsi.
2. Dosen penguji, Dr Ir Ahmad Junaedi dan Dr Ir Ketty Suketi yang telah
memberi masukan untuk perbaikan skripsi.

3. Pembimbing akademik, Prof Dr Ir Satriyas Ilyas yang telah memberi arahan
dan bimbingan selama masa kuliah penulis.
4. Papa dan Mama tercinta, terimakasih atas dukungan yang begitu besar dan
do’a tulus yang kalian berikan. Hanya Allah sebaik-baik pemberi balasan.
5. Kak Rizky, Mas Asto, adik-adik (Nikky, Tami, Ismi, Muti), dan Aisyi
terimakasih atas semangat dan do’a yang kalian berikan.
6. Mbak Nely, laboran di Laboratorium Biologi Tanah USU.
7. Teman AGH 45 ( Ira, Ayu, Ulan, Eka, dll.), segenap kru Rumah Quran
(Ulan, Mba Fithriya, Nia, Dian, Rey, Pito, Nurul), Tika dan Dedek.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Dian Pratiwi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2


Hipotesis

2

TINJAUAN PUSTAKA

3

BAHAN DAN METODE

6

Bahan

6

Alat

6


Metode Penelitian

6

Metode Pelaksanaan

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN

8
8
13
15

Kesimpulan


15

Saran

15

DAFTAR PUSTAKA

16

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL
1
2
3

Jumlah cabang dan jumlah daun pada berbagai dosis pupuk kandang
ayam dan FMA
Bobot kering tajuk dan infeksi akar pada berbagai dosis pupuk kandang
ayam dan FMA
Jumlah daun pada 2 BST dan infeksi akar pada interaksi pupuk kandang
ayam dan FMA

9
10
10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Struktur FMA
Hifa eksternal, arbuskula, vesikel
Kadar P daun pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan FMA
Respon kadar P daun terhadap perlakuan pupuk kandang ayam dan
FMA

11
11
12
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Hasil analisis tanah Desa Kacinambun Kabupaten Karo Sumatera Utara
Kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah
Sidik ragam parameter pertumbuhan
Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan bibit pada perlakuan pupuk
kandang ayam dan FMA
Pengamatan infeksi akar

19
19
20
22
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jeruk (Citrus sp.) merupakan salah satu komoditas unggul buah-buahan di
Indonesia. Jeruk memiliki berbagai manfaat, baik sebagai makanan buah segar
maupun produk olahan. Kandungan vitamin C jeruk cukup tinggi, yaitu dalam
100 g buah jeruk siam terkandung vitamin C sebesar 18.9 mg (Helmiyesi et al.
2008). Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat
tradisional penurun panas. Selain itu, pada beberapa negara telah diproduksi
minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk
yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi dan
sabun wangi. Minyak atsiri dari kulit buah jeruk juga bermanfaat sebagai anti
bakteri (Normasani 2007).
Penyebaran beberapa spesies jeruk khususnya di Indonesia sangat cepat dan
luas. Hal ini disebabkan oleh prospek agribisnis jeruk yang cukup baik. Rata-rata
konsumsi jeruk di Indonesia per kapita dari tahun 1995 hingga tahun 2004
meningkat 7.2% per tahun (Hutabarat dan Setyanto 2007). Produksi jeruk dalam
negeri belum mampu memenuhi permintaan konsumen, terbukti dengan kenaikan
impor buah jeruk sebesar 15.1% setiap tahunnya (Hutabarat et al. 2007). Pada
tahun 2007 total produksi jeruk mencapai 2 625 884 ton. Dibandingkan tahun
2006 produksi jeruk tahun 2007 meningkat sebesar 2.4%. Akan tetapi, pada tahun
2007 hingga tahun 2011 produksi jeruk terus menurun dengan rata-rata penurunan
sebesar 8.7% setiap tahunnya (BPS 2012).
Pemupukan merupakan tindakan budidaya yang penting pada tanaman
jeruk. Pemupukan tanaman jeruk di Kabupaten Karo yang merupakan sentra
produksi jeruk siam di Indonesia menghabiskan biaya yang cukup tinggi yaitu
sekitar 25-30% dari total biaya produksi (Purnomo et al. 2007). Tingginya biaya
pemupukan menyebabkan pentingnya perhatian terhadap efektivitas dan efisiensi
pemupukan serta pemilihan pupuk dengan harga terjangkau, namun tetap efektif
dan efisisen. Faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pemupukan, di
antaranya kondisi tanah dan iklim, jenis dan umur tanaman, produktivitas
tanaman, jenis dan macam hara yang dikandung dalam pupuk, dan sifat pupuk itu
sendiri (Purnomo et al. 2007).
Berdasarkan data IFA setiap panen 100 kg jeruk manis terangkut unsur hara
dari kebun sebanyak 1 773 g N, 506 g P2O5, dan 2 465 g K2O (Santoso 2005).
Terangkutnya unsur hara tersebut mengakibatkan produktivitas lahan menurun.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan unsur hara ke dalam tanah untuk
menggantikan unsur hara yang terangkut akibat panen. Hartatik dan Setyorini
(2009) menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang
ayam ternyata mampu meningkatkan jumlah hara, memperbaiki sifat fisik, dan
biologi tanah. Oleh karena itu, pemanfaatan pupuk kandang ayam untuk
meningkatkan produktivitas lahan perlu digalakkan kembali.
Pada jenis dan kondisi tanah tertentu unsur hara yang terkandung di dalam
tanah tidak tersedia bagi tanaman akibat adanya pengkelatan. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman
adalah dengan penggunaan pupuk hayati seperti mikoriza (Hanum 1997). Fungi

2
mikoriza arbuskula (FMA) merupakan cendawan mikoriza termasuk dalam
kelompok endomikoriza yang bersimbiosis pada akar tanaman. Hasil penelitian
Sinaga (2007) membuktikan akar tanaman jeruk yang diinokulasi mikoriza
mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam menyerap unsur hara P dibandingkan
dengan akar tanaman yang tidak diinokulasi mikoriza.
Pembibitan merupakan bagian yang sangat penting pada budidaya jeruk.
Pertumbuhan bibit yang baik akan berimplikasi baik pada pertumbuhan vegetatif
maupun generatif tanaman di lahan. Salah satu upaya untuk meningkatkan
produksi dan memperbaiki kualitas buah jeruk yaitu melalui penggunaan bibit
berkualitas baik.
Pupuk kandang ayam dan FMA merupakan potensi yang dapat
dikembangkan untuk menunjang pertanian organik yang ramah lingkungan
maupun dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan untuk mengatasi masalahmasalah pemupukan, seperti harga pupuk yang mahal, efisiensi rendah, dan
pencemaran lingkungan. Petani jeruk di Kabupaten Karo mengaku belum ada
rekomendasi pemupukan untuk bibit jeruk, termasuk dalam penggunaan pupuk
kandang ayam dan FMA. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh dosis
pupuk kandang ayam dan FMA yang akan mengakibatkan pertumbuhan bibit
terbaik sekaligus menunjang pertanian organik yang ramah lingkungan.
Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Penelitian ini bertujuan untuk:
Menguji pengaruh pupuk kandang ayam dan FMA terhadap pertumbuhan
bibit jeruk siam di Kabupaten Karo Sumatera Utara.
Menguji pengaruh interaksi antara pupuk kandang ayam dan FMA terhadap
pertumbuhan bibit jeruk siam
Mencari dosis pupuk kandang ayam dan FMA yang sesuai untuk
pertumbuhan bibit jeruk siam.
Hipotesis

1.
2.
3.

Terdapat dosis pupuk kandang ayam tertentu yang mengakibatkan
pertumbuhan bibit paling baik.
Terdapat dosis FMA tertentu yang mengakibatkan pertumbuhan bibit paling
baik.
Terdapat interaksi antara pupuk kandang ayam dan FMA yang
mengakibatkan pertumbuhan bibit jeruk paling baik.

3

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Botani Jeruk
Jeruk termasuk dalam genus Citrus yang merupakan satu dari 33 genus
dalam subfamily Aurantioideae atau Citroideae pada family Rutaceae. Belum ada
metode yang pasti dalam menentukan taksonomi dari genus Citrus. Terdapat dua
sistem utama yang paling sering digunakan untuk menentukan taksonomi Citrus,
yaitu Swingle dan Tanaka. Sistem Swingle mengakui 16 spesies jeruk pada dua
subgenus Citrus dan Papeda, sedangkan sitem Tanaka mengakui jumlah spesies
dalam genus Citrus mencapai 162 spesies, namun hanya ada 13 spesies yang
utama. Akan tetapi, dari kedua sistem tersebut hanya terdapat beberapa spesies
yang valid, yaitu citron (Citrus medica), mandarin (C. reticulata), pamelo (C.
maxima), jeruk manis (C. sinensis), jeruk asam (C. aurantium), grapefruit (C.
paradisi), lemon (C. reticulata), lime (C. aurantifolia) (Krueger dan Navarro
2007).
Jeruk diketahui berasal dari wilayah tropis dan subtropis, seperti Asia
bagian tenggara, wilayah timur laut India, China Selatan, Semenanjung IndoChina, dan Kepulauan Malaya. Jeruk manis (C. sinensis) ditemukan di wilayah
China bagian Selatan, Asia Tenggara, dan India (Nicolosi 2007).
Kriteria Bibit Jeruk yang Baik
Keberhasilan agribisnis jeruk diawali di pembibitan. Menanam bibit jeruk
yang bermutu akan menghasilkan pohon-pohon jeruk yang tegar dan seragam,
pemeliharaan jeruk menjadi lebih efisien, produktivitas dan mutu buah terjamin
dan masa berproduksi akan lebih lama (Mulyanto dan Setiono 2008). Syarat bibit
jeruk yang baik, yaitu tidak mengandung penyakit atau bebas CVPD,
pertumbuhan visualnya baik dan subur serta sehat, berasal dari batang atas yang
mempunyai produksi tinggi dan batang bawah dengan perakaran luas dan kuat
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan 1998). Benih jeruk bermutu merupakan bibit
yang bebas dari 7 macam patogen sistemik seperti CVPD (Citrus Vein Phloem
Degeneration), CTV (Citrus Tristeza Virus), CVEV (Citrus Vein Enation Virus)
yang tular vektor dan yang non tular vektor CEV (Citrus Exocortis Viroid) ,CPsV
(Citrus Psorosis Virus), CcaV dan CTLV (Mulyanto dan Setiono 2008).
Bibit jeruk dikatakan siap salur apabila bibit yang diproduksi di polibag
telah memiliki tinggi minimal 50 cm dari pangkal tanah dan batangnya telah
berdiameter bulat. Bibit yang diproduksi di bedengan sebaiknya dipindahkan ke
dalam polibag dua minggu sebelum tanam (Supriyanto 2006).
Pupuk Organik
Pupuk organik berupa serasah, bahan hijau daun, kompos, dan pupuk
kandang berperan penting dalam meningkatkan dan mempertahankan
produktivitas lahan melalui perbaikan sifat-sifat tanah (Santoso 2003). Kandungan
C-organik yang terkandung dalam pupuk organik harus memenuhi kriteria
minimal C-organik yaitu sebesar 12 % (Hartatik dan Setyorini 2009). Kriteria

4
kualitas bahan organik yang berkaitan dengan kandungan bahan organik adalah
nisbah C/N. Proses dekomposisi yang baik akan menghasilkan bahan organik
yang stabil dengan C/N sebesar 10/1 (Blake 1994). Nisbah C/N yang tinggi
menunjukkan mikroorganisme akan aktif memanfaatkan nitrogen tersedia tanah
untuk membentuk protein sehingga terjadi imobilisasi N (Parker 2004).
Bahan organik memiliki peranan cukup besar terhadap perbaikan sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah (Hartatik dan Setyorini 2009). Bahan organik
mampu memperbaiki aerasi tanah, penetrasi akar, penyerapan air, dan mengurangi
pengerasan permukaan tanah. Penambahan bahan organik pada tanah berpasir
dapat memperbaiki retensi hara dan air Pemberian pupuk organik akan membantu
meningkatkan kesuburan tanah melalui pelepasan nitrogen dan unsur hara lain
secara perlahan-lahan melalui proses mineralisasi (Parker 2004). Bahan organik
sebagai sumber energi bagi mikroorganisme dapat memacu pengeluaran enzim
oleh mikroorganisme yang dapat menambah jumlah hara tersedia dalam tanah.
Penambahan bahan organik secara tunggal meningkatkan P-tersedia, serta Porganik dan P-anorganik tanah (Djuniwati et al. 2007).
Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang terbuat dari kotoran hewan dan urin yang dibiarkan
membusuk dengan bantuan mikroorganisme tanah yang mampu membusukkan
sampah organik kompleks menjadi bahan-bahan yang mudah diasimilasi oleh
tanaman. Kandungan pupuk kandang tergantung dari asal bahan yang digunakan
dan sejauh mana telah terjadi dekomposisi oleh mikroorganisme tanah (Rao
1994). Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk
kandang. Kandungan hara dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung dari jenis
ternak, tetapi juga tergantung dari jenis makanan dan minuman yang diberikan,
umur dan bentuk fisik ternak. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam
memiliki kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan jenis ternak lainnya
(Hartatik dan Widowati, 2000). Pupuk kandang ayam mengandung 2.2% N total,
22.4% C-organik, 2.9% P2O5, dan 2.1% K2O (Hartatik dan Setiyorini 2009).
Selama proses dekomposisi C/N rasio pupuk kandang menurun dari 20-30/1
menjadi