Analisis Usaha Ternak Domba Rakyat di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

Sunarso, Widiyono, Sumarso, E. Pangestu, F. Wahyono dan J. Achmadi, 1989.
Pemanfaata Rumput Setaria spacelata sebagai Konversi Tanah dan
manfaatnya bagi
PeningkatanUsaha Produksi Ternak ruminansia. L
Penelitian DP3M. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.
Widjaja, K., 1999. Analisis Pengambilan Keputusan Usaha Produksi
Peternakan.Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Variables Entered/Removed
Variables

Variables

Entered

Removed

Model
1


panggng, tana,

.

Method
Enter

Sistem ESK,
Sistem SEMI,
a

Sistem I

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model

R


1

,822

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

,676

,581


1,079E7

a. Predictors: (Constant), panggng, tana, Sistem ESK, Sistem SEMI,
Sistem I

b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

4,132E15


5

8,264E14

Residual

1,980E15

17

1,165E14

Total

6,112E15

22

F


Sig.

7,094

,001

a

a. Predictors: (Constant), panggng, tana, Sistem ESK, Sistem SEMI, Sistem I
b. Dependent Variable:

Pendapatan Bersih Usaha

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1


B

Std. Error

(Constant)

5172695,888

2480281,432

X1

9680577,090

1,103E7

X2

2159616,769


5502767,715

Coefficients
Beta

t

Sig.

2,086

,052

,966

,878

,392

,431


,392

,700

Universitas Sumatera Utara

X3

1832739,421

4468142,272

,356

,410

,687

X4


-6929763,929

1,106E7

-,692

-,627

,539

X5

-652227,671

5391095,002

-,221

-,121


,905

a. Dependent Variable:

Pendapatan Bersih Usaha

Universitas Sumatera Utara

membuat

kelompok

peternak

dan

memberikan

kucuran


dana

untuk

meningkatkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. Dan Simanjuntak, D., 1997. Ternak Domba Potong. Direktorat Jendral
peternakan
Jakarta.
BATUBARA, L.P., S. KAROKARO and S. ELIESER 1996. Integration of sheep
in oil palm plantation in North Sumatra, Indonesia. Proceedings
of the firstinternational symposium on the livestock to oil palm
production (MSAP), September 1996.
Badan Pusat Statistik., 2013 Kecamtan Sei Tuan Dalam Angka 2013. (Badan
Pusat Statistik Sumatera Utara, Medan).
Cahyono, B. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius, Yogyakarta.
CHEN, C. P. 1990. Management of forages for animal production under tree
crops. Proc. Of Workshop on Research Methodologies. Medan, North
Sumatra, Indonesia. September 19-14.
Cyrilla, L. dan A. Ismail. 1988. Usaha Peternakan. Diktat kuliah. Jurusan Sosial
Ekonomi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Devendra, C. and Thomas, D., 2002. Crop–animal interactions in mixed farming
systems in Asia. Agricultural Systems. 71(1-2):27-40
Dir. Bina Usaha Patani Ternak. 1985. Usaha Peternakan, Perencanaan Usaha,
Analisa dan Pengelolaan. DirjenPeternakan-Jakarta.
Ditjennak, 2009. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014.
Direktorat
Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Fathoni, A. H., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Rhineka
Cipta.
Jakarta.
Gatenby, R.M., 1995. The Tropical Agriculturalist Series : Goat and Sheep.
ICTA, Macmillan Education Ltd., London
Gatenby, R.M. and Koarokaro, S., 1995. Productivity of Sheep in the OPMM
Outreach
Project and Factors Affecting It. Working Paper 165. Sub Balai

Universitas Sumatera Utara

Penelitian Ternak
Sumatra.

Sungai Putih Balitnak, Puslitbangnak. SR-CRSP, Nort

Gunawan, Pamungkas, D., Affandhy. L. S., 1993. Domba Bali Potensi.
Produktivitas dan
Nilai Ekonomi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Harianto, Bagus. 2010. Buku Pintar Beternak dan Berbisnis Domba. Penerbit PT
AgroMedia Pustaka.
Hadisapoetra, S., 1997. Biaya dan Pendapatan dalam Usahatani. Universitas
Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kay, R.D, dan Edward, W. M, 1994. Farm Management. Third Edition.
Mc.Graw-Hill. Inc. Singapore.
Mansyur, Nyi Mas, P. Indriani dan I. Susilawati, 2005. Peran Leguminosa
Tanaman Penutup
pada Sistem Pertanian Jagung untuk Penyediaan
Hijauan pakan Ternak. Bogor 1213 September 2005. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan.
Mulyono, S. dan B. Surwono, 2007. Penggemukan Kambing Potong. Penebar
swadaya,
Jakarta.
Murtidjo, B. A. 1993. Keuntungan Usaha Peternakan Dari kualitas Pakan.
Kanisius,
Yogyakarta.
Siregar, S. 1990. Sapi Perah : Jenis, TeknikPemeliharaan dan Analisa Usaha
Penebar
Swadaya, Jakartaertanian Universitas Sumatera Utara.
Siregar, S.A., 2009. Analisis PendapatanPeternakan Sapi Potong Di
KecamatanStabat
Kabupaten Langkat. Skripsi.Departemen Peternakan
Fakultas Pertanian.
SITOMPUL, D.M.,
Integrasi sapi sawit;
ternak sapi Makalah
Integrasi Tanaman-

B.P. MANURUNG, I.W. MATHIUS dan AZMI, 2004.
Dayadukung produk sampingan dalam pengembangan
dipresentasikan pada Seminar dan Ekspose Nasional Sistem
ternak. Denpasar, 20-22 Juli 2004.

Sodiq, A. and Tawfik, E.S., 2004. Productivity and breeding strategies of sheep in
Indonesia. J. of Agric. and Rural Dev. in the Tropics and Subtropics,
105(1):71-82
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Suharjo dan patong. 1993. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu
Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sugeng, Y . B., 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara mulai dari bulan juni 2015-juli 2015.
Metode Penelitian
1. Penentuan Responden dan Analisis Pendapatan
Responden terdiri dari para peternak domba di Kecamatan Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei
dengan unit responden yang memelihara ternak domba. Metode penarikan
responden yang digunakan adalah sebagai berikut :
-

Pada tahap pertama 3 buah desa dari beberapa desa yang ada Kecamatan
Sei Tuan dengan penarikan responden secara Proportional Stratified
Random Sampling. Soekartawi (1995), yaitu desa yang populasi ternak
dombanya tinggi, sedang dan jarang tersebut di tentukan dengan melihat
dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang dalam angka 2013
dipilih tiga desa yaitu
a. Desa yang kepadatan populasi ternak dombanya padat Bandar Setia
b. Desa yang kepadatan populasi ternak dombanya sedang Kolam
c.

Desa yang kepadatan populasi ternak dombanya rendah Bandar
Khalippah

-

Pada tahap kedua pemilihan responden secara acak sederhana, diambil
masing-masing 30% dari seluruh peternak dari setiap desa sampel. Untuk

Universitas Sumatera Utara

penelitian yang akan menggunakan data statistik ukuran sample paling
kecil 30% sudah dapat mewakili populasi (Wirartha, 2006). Dari masingmasing desa diperoleh jumlah peternak yang menjadi sampel sesuai data
(Badan Pusat Statistik 2013)
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder.
1. Data primer diperoleh dari monitoring terhadap kegiatan usaha ternak
domba melalui wawancara dan pengisian daftar kuisioner
2. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait seperti Badan
Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang dan Kantor Kepala Desa
Analisis Data
Data diuji dengananalisis pendapatan dari kegiatan beternak domba dapat
dengan
Rumus

:

Pd=TR–TC

Keterangan
Pd adalah total pendapatan atau keuntungan yang diperoleh peternak domba
TR adalah total reveniue atau peneriamaan yang di peroleh peternak domba
TC adalah biaya yang dikeluarkan peternak domba.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan untuk mendapatkan total penerimaan (TR) digunakan rumus :
TR

Py. Y

Dimana :
TR adalah total reveniue atau peneriamaan yang di peroleh peternak domba
Py adalah Harga jual
Y adalah Jumlah produksi yang dijual
Biaya dihitung berdasarkan konsep biaya imbangan (oppurtunity costs),
sehingga biaya-biaya yang tidak benar-benar dibayar (seperti sewah lahan milik
sendiri atau upah tenaga kerja dalam keluarga) tetap diperhitungkan dan
dimasukkan dalam komponen biaya.
Untuk menghitung nilai R/C digunakan rumus sebagai berikut :

R/C Ration

Dimana:
R/C Ration Cost Ration
TC

Total Cost (total biaya) dan

TR

Total revenue (total penerimaan)

Denga kriteria: jika R/C < 1 maka usaha peternak tersebut tida layak di usahakan;
jika R/C > 1 maka usaha peternak tesebut layak di usahakan dan jika R/C

1

maka impas tidak untung dan tidak rugi.

Universitas Sumatera Utara

Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit/Cost ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya. Semakin besar B/C ratio maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh peternak mengalokasikan faktor produksi dengan
lebih efiisien.
=Penerimaan – Biaya Produksi
Biaya Produksi

B/C

Dimana :
B = Penerimaan – Biaya Produksi
C = Biaya Produksi
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka untuk melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapantan dapat dilihat dengan menggunakan model
pendekantan teknik Ekonomimetri dengan menggunakan analisis regrisi linear
berganda alat bantu software Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS 18).
Menurut Djalal dan usman (2002) model pendugaan yang digunakan :
= a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 +

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
Y

: adalah pendapatan peternak (Y : topi) yang di pengaruhi beberapa
faktor dalam memelihara ternak sapi potong

a

: adalah koefisien intercept (konstanta)

b1b2b3

: adalah koefisien regresi

X1

: adalah sistem pemeliharaan intensif (ekor)

X2

: adalah sistem pemeliharaan semi-intensif

X3

: adalah siistem pemeliharaan ekstensif

X4

: adalah

perkandangan berlantai tanah

X5

: adalah

perkandangan berlantai panggung

: adalah variabel lain yang tidak teliti
Varibel-variabel pada hipotesis diuji secara serempak dan parsial untuk
mengetahui apakah variabel tersebut mempunyai pengeruh dominan atau tidak.
Jika variabel tersebut berpengaruh secara serempak maka digunakan uji F yakni :

F=

r 2/ k
(1 – r2) / ( n - k – 1)

Universitas Sumatera Utara

Keterangan
r2

= Koefisien determinasi

n

= Jumlah responden

n-k-1

= Derajat bebas penyebut

Kriteria uji:
F-hit < F-tabel………………………… H0 diterima ( H1 ditolak)
F-hit > F -tabel………………………… H0 ditolak (H1 diterima)
Menurut Sudjana (2002) jika variabeol berpengaruh secara parsial dapat diuji
dengan uji t yakni :

Thit = b1
Sb1

S2y123 = Ʃ( -y)2
n-k-1

Ʃ



Keterangan :
b

= Parameter(I=1,2,3)

n-k-l

= derajat bebas

S2

= Standart error parameter b
= Standart error estimatis

X1

= Variabel bebas (i=1,2,3)

Universitas Sumatera Utara

Kriteria Uji:
t-hit < F-tabel…………………….......…..… H0 diterima ( H1 ditolak)
t-hit > F -tabel………………………........… H0 ditolak (H1 diterima)
Kriteria Pengambilan Keputusan :
t-tabel = α ; db)
(α=5%; db=n-k-1)
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas (X)
a. t-hitung > t.tabel (taraf signifikan α < 0,10) : H0 ditolak, berarti koefisien
regresi dari faktor tertentu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
b. t-hitung < t.tabel (taraf signifikan α > 0,10) : H0 diterima, berarti koefisien
regresi dari faktor tertentu berpengaruh tidak nyata terhadap variabel
terikat.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha Peternakan Domba di Kecamatan Percut Sei Tuan
Jenis domba yang dipelihara peternak responden 90 % domba ekor tipis
dan 10 % jenis domba lainya. Sistem pemeliharaan ternak dan manajemen yang
baik adalah kunci dari keberasilan suatu usaha ternak domba. Umumnya sistem
pemeliharaan domba di Kecamatan Sei Tuan sebagian besar sudah bersifat
intensif dimana ternak tidak lagi digembalakan.
Manajemen Pemeliharaan yang dilakukan
Sistem pemeliharaan secara intensif memerlukan pengandangan terus
menerus atautanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor
lingkungan yang tidak baik. Pada sistem pemeliharaan intensif ternak hanya
didalam kandang diberi makan dan tidak dikeluarkan peternak hanya mengambil
atau mengarit rumput untuk diberikan kepada ternaknya,
Tabel 2. Daftar peternak yang memelihara ternaknya dengan sistem pemeliharaan
Intensif di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
No
Nama
Jumlah
Total Penerimaan
Peternak

Ternak

Usaha Ternak Domba (Rp)

1

Darsi

11

22,980,000

2

Sapian

20

19,800,000

3

Jainal bahri

8

4,248,000

4

Sanan

29

21,864,000

5

Agus

26

3,564,000

6

Sukarmin

20

6,964,000

7

Ponijah

10

1,880,000

Universitas Sumatera Utara

8

Mimin

Jumlah
Rata-rata

25

52,864,000

149

134,164,000

18,625

16,770,500

Sumber : Pengolahan data kuisioner peternak dikecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang

Setelah itu pun peternak di tempat penelitian ada yang menggunakan
transportasi sepeda motor untuk mengambil rumput dengan biaya sepeda motor
perbulannya tergantung jarak yang di tempuh untuk mengambil rumput tersebut.

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Total

Nama
Peternak
Darsi
Poniem
Ati
Candra
Siti
Sapian
Sunarso
Boiman
Kasrin
Mahwan
Jainal bahri
Sanan
Sukarmin
Agus
Sunarto
Ponijah
Paimen
Waris
Asmayati
Mimin
Rusmina

Biaya
Transportasi
Pakan/Bensin/Rupiah
1,920,000
0
0
0
0
0
0
1,540,000
0
1,540,000
0
2,400,000
1,440,000
0
1,920,000
0
0
0
1,440,000
2,400,000
1,440,000
16,040,000

Universitas Sumatera Utara

Rataan
763,809,523
Tabel 3.Biaya Trasportasi Pakan/Bensin Peternak di Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang
Sumber :Pengolahan data kuisioner peternak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang



jika jarak yg di tempuh 2 km sampai 4 km = Rp 30,000/minggu bensin
maka 1 bulannya mengabiskan Rp. 1,20000 dan Rp. 1,440,000/tahun
bensin



jika jarak yg di tempuh 4 km sampai 6 km = Rp 40,000/minggu bensin
maka 1 bulannya mengabiskan Rp. 1,60000 dan Rp. 1,920,000/tahun
bensin



jika jarak yang di tempuh 6 km sampai 8 km = Rp 50,000/minggu bensin
maka 1 bulannya mengabiskan Rp. 200,000 dan Rp. 2,400,000/tahun
bensin.
Dan ada juga peternak yang berjalan kaki untuk mengambil rumput.

Seluruh peternak di desa penelitian tidak ada yang menggunakan tenaga kerja dari
luar mereka bekerja sendiri untuk mengambil rumput dan memanajemen
ternaknya tersebut
Sistem pemeliharaan semi–intensif adalah kegiatan pemeliharaan ternak
dengan sistem pengembalaan yang dilakukan secara teratur ternak dikandangkan
dan siang hari dilepas atau diangon. Kelebihan dari sistem pemeliharaan ini
kesempatan untuk ternak kawin lebih besar di bandingkan intensif.

TTabel4.Daftar Peternak yang memelihara ternaknya dengan sistem
pemeliharaan Semi-Intensif di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang
No

Nama
Peternak

Jumlah
Ternak

Total Penerimaan Usaha
Ternak domba(Rp)

Universitas Sumatera Utara

1

Candra

25

6,064,000

2

Siti

5

3,864,000

3

Sunarso

10

5,680,000

4

Kasrin

31

10,264,000

5

Sukarmin

20

6,964,000

6

Rusmina

27

5,264,000

7.

Sunarto

21

7,988,000

8

Waris

13

6,480,000

152

52,568,000

19

6,571,000

Jumlah
Rata-rata

Sumber :Pengolahan data kuisioner peternak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang

Pada daerah penelitian sistem pemeliharaan semi-intensif ini ada juga
ternak yang sebagian hanya didalam kandang misalnya domba yang mempunyai
anakan yang baru lahir, domba yang sakit dan lain-lain. Dalam hal ini pemilik
sudah mulai menjaga kebersihan kandang konsentrat sebagai tambahan makanan.
(Mulyono dan Sarwono,2007).
Sistem pemeliharaan ekstensif merupakan beternak secara tradisional yaitu
campur tangan peternak terhadap ternak peliharaanya hampir tidak ada. Ternak
dilepas begitu saja dan pergi mencari pakan sendiri di lapangan pengembalaan,
pinggiran hutan atau tempat lain yang banyak ditumbuhi rumput dan sumber
pakan. Sesuai dengan habitat aslinya, ternak menyukai pakan dari tanaman di
daerah perbukitan (Mulyono dan Sarwono,2007).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Daftar Peternak yang memelihara ternaknya dengan sistem pemeliharaan
Ekstensif di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
No
Nama
Jumlah
Total Penerimaan Usaha
Peternak

Ternak

Ternak Domba (Rp)

1

Poniem

7

12.088.000

2

Boiman

12

10.852.000

3

Ati

14

2.088.000

4

Mahwan

10

1.540.000

5

Asmayati

11

15.288.000

54

41.856.000

10.8

8.371.200

Jumlah
Rata-rata

SSumber : Pengolahan data kuisioner peternak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang

BentukPerkandangan
Kandang adalah tempat tinggal ternak sehingga kandang menjadi salah
satu faktor penting dalam beternak. Dimana kebersihan kandang dapat
menghindarkan ternak dari serangan penyakit. Kandang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan ternaknya, terutama faktor kelembapan, kebecekan dan sarang
lalat yang dapat mengganggu kenyamanan serta keluluasaan ternak.Letak kandang
harus terpisah dari rumah namun di daerah penelitian masih ada beberapa

Universitas Sumatera Utara

responden yang membuat kandangnya menyatu dengan rumahnya dan ada yang
menggunakan lantai tanah dan lantai panggung.
Tabel 6. Kandang berlantai tanah di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang
No
Nama Peternak
1
Ati
2
Siti
3
Mahwan
4
Jainalbahri
5
Agus
6
Sunarto
7
Paimen
8
Rusmina
Jumlah
Rataan

JumlahTernak
11
5
19
8
26
21
12
27
129
16,125

BiayaPembuatanKandang
2,000,000
1,000,000
3,000,000
1,500,000
3,000,000
2,000,000
1,600,000
3,000,000
17,100,000
2,137,500

Sumber :Pengolahan data kuisioner peternak di
Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Percut Sei Tuan

Tabel 7. Kandang berlantai panggung di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang
No
Nama Peternak
JumlahTernak
Biaya Pembuatan Kandang
1
Darsi
11
2,000,000
2
Poniem
7
1,500,000
3
Candra
25
3,000,000
4
Sapian
20
2,000,000
5
Sunarso
10
1,000,000
6
Boiman
12
1,500,000
7
Kasrin
31
3,500,000
8
Sanan
29
3,000,000
9
Sukarmin
20
2,000,000
10
Ponijah
10
2,000,000
11
Paimen
12
1,600,000

Universitas Sumatera Utara

12
Waris
13
Rusmina
Jumlah
Rataan

13
27
239
18,384

3,000,000
3,000,000
29,100,000
2,238,461

Sumber :Pengolahan data kuisioner peternak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang

Biasanya ternak yang baru lahir dipisahkan dengan ternak lain dan hanya
dengan induknya untuk menyusui dan menghindari anakan yang baru lahir di
injak oleh indukan/pejantan yang lain didalam kandang. Mahalnya biaya
pembuatan kandang berpengaruh terhadap umur pakai, lantai kandang terbuat dari
panggung atau dari tanah, dan daya tahan kandang tersebut.
Didaerah penelitian ukuran kandang disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan peternak tersebut. Penentuan ukuran diatur sebagai berikut


Untuk ukuran jantan dan betina dewasa umur lebih dari 12
bulan,minimum 0,75 – 1 m /ekor







Untuk muda umur 7 – 12 bulan 0,75 m²/ekor
Untuk kurang dari 7 bulan 0,5 m²/ekor
Induk menyusui 1 m² ditambah 0,5/ekor anak yang disusui

Setelah itu kebersihan kandang dilakukan setiap hari dengan menggunakan
sapu lidi, sekop dan cangkul. Kotoran dibersihkan dengan menggunakan sekop
yang kemudian diangkat dengan menggunakan angkong. Kotoran tersebut
dikumpulkan dilumbung sementara yang biasanya berada di belakang kandang.
Setelah dikumpulkan beberapa hari, feses akan dijual nantinya kepada pembeli.
Penjualan feses bukan berdasarkan berat melainkan volume feses di dalam kereta
sorong (angklong) dan ada juga menggunakan goni. Pada umunya peternak tidak

Universitas Sumatera Utara

melakukan penyemprotan desinfektan pada kandangnya yang bertujuan untuk
membunuh kuman-kuman pembawa penyakit.
Pemberian Pakan
Domba akan tumbuh sehat dan berkembang biak dengan baik bila volume
pakan yang diperoleh cukup baik dan bergizi serta dilakukan manajemen
pemeliharaan yang baik. Pakan merupakan unsur yang sangat vital dalam usaha
peternakan. Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak
dapat menyebabkan defesiensi zat nutrisi makanan sehingga ternak mudah
terserang penyakit. Ketersediaan pakan yang cukup akan menghasilkan ternak
yang sehat dan produkstif. Jenis pakan domba ada dua macam yaitu pakan pokok
yang terdiri dari hijaun (rumput, legume dan limbah pertanian) dan pakan penguat
( suplemen, konsentrat dan pakan tambahan)

Tabel 5. Salah satu biaya produksi ternak domba/biaya pakan di Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
No
Peternak
Hijauan Kosentrat
Garam Suplemen
Total
1
2
3
4
5
6
7
8

Darsi
Poniem
Ati
Candra
Siti
Sapian
Sunarso
Boiman

0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0

48,000
48,000
48,000
96,000
24,000
96,000
48,000
48,000

0
0
0
0
0
0
0
0

48,000
48,000
48,000
96,000
24,000
96,000
48,000
48,000

Universitas Sumatera Utara

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Total
Rataan

Kasrin
Mahwan
Jainalbahri
Sanan
Sukarmin
Agus
Sunarto
Ponijah
Paimen
Waris
Asmayati
Mimin
Rusmina

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1.44,000
96,000
24,000
48,000
96,000
96,000
48,000
48,000
48,000
48,000
48,000
48,000
144,000
1,392,000
66,285

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

144,000
96,000
24,000
48,000
96,000
96,000
48,000
48,000
48,000
48,000
48,000
48,000
144,000
1,392,000
66,285

Sumber : Pengolahan data kuisioner peternak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang

Didaerah penelitian sistem pakan yang diberikan peternak hanya berupa
hijaun pada pagi hari selesai peternak mengarit rumput dan ada juga peternak
yang mengembalakan ternaknya ternaknya di sore hari dan membawanya kembali
pulang di sore hari, peternak tidak ada yang menggunakan kosentrat untuk pakan
tambahan untuk ternaknya seluruh peternak hanya menggunkan rumput untuk
ternaknnya dan garam dicampurkan kedalam air minum ternak dengan harga
perbungkusnya Rp.2,000 semakin besar jumlah ternaknya maka jumlah kebutuhan
makanan dan garam untuk kebutuhan ternak tersebut semakin besar.
Pengendalian Penyakit
Serangan penyakit dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan,
seperti menghambat pertumbuhan ternak sehingga dapat mengurangi keuntungan
peternak. Penyakit yang sering menyerang ternak domba di daerah penelitian

Universitas Sumatera Utara

adalah penyakit cacingan, biasanya peternak hanya memberikan monil sebagai
obat cacingan tersebut.
Untuk 1 tablet monil dapat di gunakan untuk 4 ekor domba pemberiannya
4 kali dalam 1 tahun dengan 1 kali 3 bulan.


Untuk 8 ekor domba maka 2 tablet x 4kali pemberian/tahun x Rp
15,000/tablet = Rp. 120,000/tahun



Untuk 16 ekor domba maka 4 tablet x 4kali pemberian/tahun x Rp
15,000/tablet = Rp. 24,0000/tahun dan seterusnya.

Selain itu ada penyait lain seperti masuk angin, dan kaki lemah. Biasanya
apabila ternak sakit peternak pertama kali melakukan pengobatan secara
tradisional dengan ramuan alami. Apabila ternak tidak sembuh juga, maka
peternak memanggil petugas dari dinas peternakan dimana petugas kesehatan ini
diwakili oleh inseminator untuk memberikan obat-obatan.

Pemasaran Ternak Domba
Pemasaran ternak domba di daerah penelitian ini dilakukan dengan
penjualan bobot hidup. Pada umumnya peternak menjual ternaknya melalui agen
ternak yang langsung datang ke rumah atau kepada calon pembelinya langsung.

Universitas Sumatera Utara

Penjualan ternak biasanya dilakuakan pada saat umur ternak 6-12 bulan
(muda/dara) dan umur >12 bulan (dewasa). Penjualan ternak biasanya dilakukan
pada saat musim haji, akikah, musim hajatan (pernikahan dan lain – lain), untuk
kebutuhan anak sekolah dan lainnya. Selain itu penjualan ternak dara juga
dilakukan untuk dijadikan bibit indukan bagi calon pembeli dan untuk calon
pejantan biasanya penjualan bertujuan untuk dijadikan bibit pejantan.

Biaya Penyusutan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan kandang domba pada usaha ternak
responden adalah papan atau kayu untuk dinding, seng atau rumbiah untuk atap
dan pada lantai menggunakan kayu atau bambu.

Universitas Sumatera Utara

Nilai kandang domba per unit yang dimiliki peresponden menyebar antara
Rp.1500,000 sampai Rp.5.000,000 dengan rataan Rp.2,338,095 Dalam satu tahun
terakhir ada juga peternak yang memperbaiki kandangnya, dimana biaya perbaiki
kandang tersebut menyebar antara Rp.100,000 sampai Rp.350000 dengan rataan
Rp.150,000. Biaya penyusutan kandang yang dikeluarkan ditentukan oleh luas
kandang yang memiliki peternak domba dan juga umur ekonomis atau masa pakai
kandang tersebut. Biaya kandang diperoleh dari penjumlahan biaya penyusutan
kandang pada ternak usaha ternak domba dan biaya perbaikan kandang
Rp.1,20000 sampai Rp.750,000 dengan rataan Rp.415,238.
Usaha ternak pada daerah penelitian menggunakan tempat minum yang
nilainya menyebar antara Rp.3,500 sampai Rp.6,000.Peralatan yang digunakan
pada usaha ternak domba responden meliputi sabit/arit, cangkul, sekop, tali, sapu
lidi. Harga sabit/arit per unit menyebar antara Rp.20,000 sampai Rp.60,000.
Harga cangkul Rp.11,300 sampai Rp.40,000. Harga angklong (kereta sorong)
menyebar Rp.200,000 sampai Rp. 300,000. Harga sekop per unit Rp.35,000
sampai Rp.40,000. Harga sapu lidi Rp.3,000 samapi Rp.7,000.
Biaya penyusutan peralatan yang dikeluarkan ditentukan oleh banyaknya
peralatan yang dimiliki peternak domba dan juga umur ekonomis atau masa tahan
pakai peralatan tersebut. Total penyusutan peralatan tersebut per responden
pertahun menyebar antara Rp.37,666 sampai Rp.197,000. dengan rataan sebesar
Rp 5,392.
Pendapatan Peternak

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Penerimaan dan penegeluaran peternak di daerah penelitian tahun ( juli
2014 sampai juli 2015)
Karakteristik
sampel

Satuan

Total Pendapatan Peternak

Penerimaan

Total Penjualan Ternak
Total Penjulan Feses
Urine
Pengeluaran
Total obat-obatan
Total Transportasi

(Rp)
(Rp)
(Rp)

228,828,000
14,400,000
90,000

(Rp)
(Rp)

5,490,000
15,560,000

Pada usaha ternak domba didaerah penelitian diperoleh total penerimaan
dari usaha ternak domba selama 1 (satu) tahun adalah berkisar antara Rp.5,28640
sampai Rp.52,864,000 adalah sebanyak Rp.228,82,.000 dengan rataan sebesar
Rp.10,896,571tahun/peternak.
Total biaya produksi pada usaha ternak domba meliputi biaya obat-obatan
dan biaya lainya. Menurut data yang diperoleh selama 1 tahun dari usaha ternak
domba per resonden adalah berkisar Rp.4,83153 sampai Rp. 5,663,170, adalah
sebanyak Rp.35,919,049.32dengan rataan Rp.1,710,430
R/C rasio merupakan metode analisis untuk mengukur kelayakan usaha
dengan menggunakan rasio penerimaan (revenue) dan biaya

(cost). Analisis

kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian usaha dalam
menerapkan suatu teknologi. Dengan kriteria hasil:
R/C > 1 berarti usaha sudah dijalankan secara efisien.
R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi

titik impas/Break

Event Point (BEP).

Universitas Sumatera Utara

R/C ratio < 1 usaha tidak menguntungkan dan tidak layak
R/C

= Rp. 228,828,000
Rp.36,515,747,32
= 6,27 (R/C > 1 berarti usaha sudah dijalankan secara efisien)

Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit/Cost ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya. Semakin besar B/C ratio maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh peternak mengalokasikan faktor produksi dengan
lebih efiisien.
B/C

= Rp. 228,828,000 – 36,515,747,32
Rp. 36,515,747,32
= 5,27 (B/C> 1 berarti usaha sudah dijalankan secara efisien)

Pengaruh Variabel Terhadap Pendapatan Peternak

Universitas Sumatera Utara

Untuk menguji faktor-faktor yang memepengaruhi pendapatan peternak
domba di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang digunakan analisis
regresi linier berganda dimana yang menjadi variabel bebas (independent) adalah
sistem pemeliharaan intensif (Xı), sistem pemeliharaan semi-intensif (X2), sistem
pemeliharaan ekstensif (X3), bentuk perkandangan berlantai tanah (X4) dan bentuk
perkandangan berlantai panggung (X5), sedangkan yang menjadi variabel
terikat/tidak bebas (dependent) adalah pendapatan (Y).
Adapun hasil pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
peternak domba di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel.7 Anova (Regresi Linier Berganda)
Sumber
Derajat Bebas
F-tabel
Regresi
5
2,81
Residual
17
Total
22
Sumber : hasil pengolahan data primer

F-hitung
7,094

Tingkat Signifikan
0,001

Keterangan :
a. Predictor : (constant), Sistem Pemeliharaan, Bentuk Perkandangan
b. Dependent Variabel : Pendapatan Bersih
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka untuk melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan dengan menggunakan Model Pendekatan
Ekonometri dengan menggunakan analisis regresi linier berganda alat bantu
Software Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS 18) dapat dilihat pada
tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8.Analisis regresi linier berganda pengaruh jumlah ternak, sistem
pemeliharaan, dan bentuk perkandangan terhadap peternak domba di
kecamatan percut sei tuan kabupaten deli serdang.
Variabel

Koefisien
Regresi

Kostanta
5172695,888

9680577,090
2159616,769
X2
X3
1832739,421
X4
- 6939763,929
X5
- 652227,671
R Square
0,676
Regresion
4,132E + 15
Residual
1,980E +1
F Ratio
7,094
F-tabel (α =0,05) 2,81
T-tabel (α =0,05) 2,110

Std Error

t-hitung

Signifikan

2480281,432
1,103E7
5502767,715
4468142,272
1,106E7
5391095,002

2,086
0,878
0,392
0,40
- 0,627
- 0,121

0,052
0,392
0,700
0,687
0,539
0,905

Sumber : hasil pengolahan data primer
Berdasarkan Tabel diatas diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y =5172695,888+9680577,090(Xı) + 2159616,769(X2) + 1832739,421(X3)6939763,929 (X4) - 652227,671 (X5)+
Keterangan :
Ý

: Pendapatan peternak domba



:Sistem Pemeliharaan intensif

X2

: Sistem Pemeliharaan Semi Intensif

X3

: Sistem Pemeliharaan Esktensif

X4 : Perkandangan berlantai tanah
X5

:Perkandangan berlantai panggung

Universitas Sumatera Utara

µ

: Variabel yang tidak diteliti

Berdasarkan hasil regresi di atas dapat diketehui
1. Secara parsial nilai t-hitung variabel yang mempengaruhi adalah variabel
sistem pemeliharaan intensif (0,878), sistem pemeliharaan semi-intensif
(0,392), sistem pemelharaan esktensif(0,410),dan perkandangan berlantai
tanah(-0,627), dan perkandangan berlantai panggung (-0,121 ).
a. Variabel sistem pemeliharaan Intensif ternak pada peternak domba, jika
diukur tingkat kepercayaan 95% yang ditunjukkan oleh t-hitung (X1)
sebesar(0,878), lebih kecil dari t-tabel (α =0,05) yakni sebesar 2,110. Hal
ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan ternak berpengaruh tidak
nyata terhadap pendapatan peternak. Sistem pemeliharaan ternak yang
baik akan memudahkan peternak dalam pengawasan ternak.
b. Variabel sistem pemeliharaan Semi-Intensif ternak pada peternak domba,
jika diukur tingkat kepercayaan 95% yang ditunjukkan oleh t-hitung (X2)
sebesar (0,392), lebih kecil dari t-tabel (α =0,05) yakni sebesar 2,110. Hal
ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan Semi-Intensif berpengaruh
tidak nyata terhadap pendapatan peternak.
c. Variabel sistem pemeliharaan Ekstensifternak pada peternak domba, jika
diukur tingkat kepercayaan 95% yang ditunjukkan oleh t-hitung (X3)
sebesar (0,410), lebih kecil dari t-tabel (α =0,05) yakni sebesar 2,110. Hal
ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan Ekstensif berpengaruh tidak
nyata terhadap pendapatan peternak.

Universitas Sumatera Utara

d. Variabel perkandangan berlantai tanah ternak pada ternak domba jika
diukur di tunjukkan t-hitung (X4), sebesar (-0,692) lebih kecil dari t-tabel
(α =0,05) yakni sebesar 2,110. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk
perkandangan

berlantai

tanah

berpengaruh

tidak

nyata

terhadap

pendapatan peternak.
e. Variabel perkandangan berlantai panggung ternak pada ternak domba jika
diukur di tunjukkan t-hitung (X5), sebesar (-0,221) lebih kecil dari t-tabel
(α =0,05) yakni sebesar 2110. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk
perkandangan berlantai tanah ternak berpengaruh tidak nyata terhadap
pendapatan peternak.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis usaha pendapatan ternak domba
rakyat di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dapat disimpulkan
sebagai berikut
Sistem pemeliharaan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan
peternak di Kecamatan Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Perkandangan juga
tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan peternak, namun dibutuhkan apabila
jumlah populasi ternak domba yang dimiliki peternak bertambah. Pakan yang
diberikan rumput lapangan dengan sistem pemeliharaan yang digunakan intensif.
Pemberian obat-obatan peternak hanya menggunakan monil (Obat Cacing) kepada
ternak selebihnya obat tradisional.
Saran
Cara terbaik untuk meningkatkan pendapatan peternak dengan cara
memperbanyak skala usaha ternak domba yang di pelihara. Kendala dalam
meningkatkan pendapatan ternak domba di daerah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang adalah kurangnya modal yang dimiliki peternak dan
minimnya pengetauan peternak terhadap pakan ternak sehingga peternak hanya
memanfaatkan rumput.Untuk itu dibutukan peranan pemerintah setempat

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Keadaan umum Kecamatan Percut Sei Tuan
Kecamatan Percut Sei Tuan dapat digambarkan melalui beberapa
pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :
a. Geografis
Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 km² yang
terdiri dari 18 Desa dan 2 Kelurahan. Pusat Pemerintahannya berkedudukan di
Jalan Medan-Batang Kuis Desa Bandar Klippah. Sebelah utara berbatasan dengan
Selat Malaka, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis danPantai
Labu, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli dan Kota sebelah
selatan berbatasan dengan kota (Badan Pusat Statistik, 2013).
b. Iklim
Kabupaten Deli Serdang beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan yang paling berpengaruh
biasanya berlangsung pada bulan Januari, April, Mei, September, Oktober,
November, dan Desember setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli
Serdang).Lima Desa dari wilayah Kecamatan merupakan Desa Pantai dengan
ketinggian dari permukaan air laut berkisar dari 10-20 m dengan curah hujan ratarata 234 persen (Badan Pusat Statistik, 2013).

Universitas Sumatera Utara

c. Usaha Domba
Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu daerah penyebaran
populasi ternak di Kabupaten Deli Serdang yang berpotensi baik untuk
dikembangkan populasi ternak domba menjadi lebih baik lagi karena kawasan
tersebut termasuk salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang
perkembangan populasi ternak dombanya pada tahun 2013 di Kecamatan Sei
Tuan mencapai 5.248 ekor (Badan Pusat Statistik, 2013).
Tabel 1. Populasi ternak domba di Kecamatan Sei Tuan berdasarkan ekor selama
4 tahun (2010-2013).
No. Desa/Kelurahan

Jumlah Domba (ekor)
2010

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Amplas
211
Kenangan
Tembung
136
Sumber Rejo Timur
296
Sei Rotan
416
Bandar Klippa
364
Bandar Khalipah
54
Medan Estate
Laut Dendang
270
Sampali
327
Bandar Setia
274
Kolam
245
Saentis
347 316
Cinta Rakyat
363
Cinta Damai
209
Pematang Lalang
33
Percut
320
Tanjung Rejo
195
Tanjung Selamat
327
Kenangan Baru
-

2011

2012 2013

195
160
- 84 78
70
287
264
265
364
378
370
288
331
333
63
20
28
- 296
154
156
369 378
380
252
1,200
1,209
298
310
315
345 346
341
362
364
245
260
45
59
61
317
402
231
218
216
316
315
-

157

261
400
317
-

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2010-2013

Universitas Sumatera Utara

Ternak domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak
ruminansia kecil, dan merupakan hewan mamalia menyusui anaknya. Disamping
penghasil daging yang baik, domba dan kambing juga menghasilkan kulit yang
dapat

di

manfaatkan untuk berbagai

macam

keperluan

industri

kulit

(Cahyono, 1998).
Menurut Murtidjo (1993), potensi ekonomi ternak domba sebagai
lapangan usaha memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan ternak besar
lain yakni :


Ternak domba relatif kecil dan cepat dewasa, sehingga usaha ternak
domba memiliki keuntungan ekonomi yang cukup tinggi.



Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dalam pemeliharaanya
tidak memerlukan lahan yang luas





Investasi usaha ternak domba membutuhkan modal relatif kecil
Modal usaha untuk ternak domba lebih cepat berputar dibanding dengan
jenis ternak ruminansia besar yang lain



Domba memiliki sifat suka bergerombol sehingga memudahkan dalam
pemeliharaanya.
Keberhasilan usaha peternakan domba tidak terbatas pada usaha

pengembalaan populasi ternak yang dipelihara. Perawatan dan pengawasan
terhadap kemungkinan serangan penyakit perlu mendapat perhatian yang serius.
Penyakit yang sulit ditanggulangi atau disembuhkan serta berbahaya bagi ternak
yang lain harus dijauhkan. Dari segi ekonomi, apabila biaya pengobatan lebih

Universitas Sumatera Utara

tinggi daripada nilai ternaknya, maka dianjurkan dijual sebagai ternak potong
(Sodiq dan Abidin, 2002).
Usaha Peternakan Rakyat
a. Sistem Pemeliharaan
Sistem pemeliharaan intensif yaitu domba yang dipelihara dilakukan
secara intensif dengan membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya, berupa
kegiatan rutin sehari-hari dan kegiatan insidental. Seumur hidup ternak berada di
kandang dan tidak bisa berkeliaran kemana-mana (Mulyono dan Sarwono, 2007).
Sistem pemeliharaan semi-intensif adalah kegiatan pemeliharaan ternak
domba dengan sistem pengembalaan yang dilakukan secara teratur dan baik,
dalam kondisi tertentu, pemilik sudah mulai menaruh dan baik dalam kondisi
tertentu, pemilik sudah mulai menaruh perhatian terhadap ternak domba yang
dipeliharanya, terutama ketika ternak akan melahirkan dan digemukan untuk
dipotong dengan mengurus ternak domba selama sehari penuh. Dalam hal ini
pemilik sudah mulai menjaga kebersihan kandang memberikan obat-obatan dan
kosentrat sebagai tambahan makanan (Mulyono dan Sarwono, 2007).
Sistem pemeliharaan ekstensif merupakan beternak domba secara
tradisional yaitu campur tangan peternak terhadap ternak peliharaanya hampir
tidak ada. Domba dilepas begitu saja dan pergi mencari pakan sendiri di lapangan
pengembalaan, pinggiran hutan atau tempat lain yang banyak ditumbuhi rumput
dan sumber pakan. Sesuai dengan habitat aslinya, domba menyukai pakan dari
tanaman di daerah perbukitan (Mulyono dan Sarwono, 2007).

Universitas Sumatera Utara

b. Sistem Perkandangan
Kontruksi kandang menurut Sugeng (2000), harus dibangun dengan
perencanaan yang benar akan menjamin kenyamanan hidup ternak sebab
bangunan kandang erat hubunganya dengan kehidupan ternak.Sehubungan dengan
kebutuhan hidup ternak untuk beradaptasi, maka perencanaan bangunan kandang
yang perlu diperhatikan adalah: iklim setempat, kontruksi dan bahan pembuatan
bangunan tersebut.
c. Pakan
Kualitas pakan alamidan kosentrat yang diberikan kepada domba harus
diperhatikan. Pastikan bahwa kualitas pakan sesuaidengan kebutuhan domba dan
tidak mengandung bahan yang dapat membahayakan. Pakan alami berupa
rerumputan dapat diberian dalam kondisi segar setelah dicacah terlebih dahulu.
Rumput sebaiknya diambil setiap hari dari lahan agar domba bisa mendapatkan
pakan yang masih segar (Harianto, 2010).
Pemberian makanan pada ternak belum begitu diperhatikan, pada
umumnya

ternak

hanya

diberikan

makanan

hijauan

dengancara

mengembalakannya dilapangan atau diarit untuk diberikan pada ternaknya. Pada
umumnya kualitas rumput tersebut sangat rendah, karena jarang terdapat
pemeliharaan rumput hijauan makanan ternak secara khusus untuk makanan
ternaknya (Abidin dan Simanjuntak, 1997).

Universitas Sumatera Utara

d. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Penyakit yang sering timbul pada ternak ruminansia biasanya dibagi atas
empat macam yaitu :
1. Eksternal parasit
2. Internal parasit
3. Penyakit Menular
4. Penyakit tidak Menular
Pencegahan terhadap timbulnya penyakit lebih penting dari pada
mengobati, oleh karena itu maka parapeternak selalu menjaga kesehatan daripada
mengobatinya melalui sanitasi yang baik, penyemprotan dengan desifektan dan
vaksinasi secara teratur. Ternak-ternak akan mudah tertular penyakit bila
manajemennya kurang baik (Abidin dan Simanjuntak, 1997).
e. Pemasaran
Menjual domba bisa berupa domba hidup, seperti menjual bakalan untuk
penggemukan, bakalan untuk pembibitan, atau domba hasil penggemukan. Bisa
juga menjual dalam bentuk karkas atau daging domba. Dalam praktisnya,
penjualan domba dari peternakan tidak langsung ke konsumen akhir tetapi
melewati beberapa saluran pemasaran (Bagus, 2010).
Penambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan pengetahuan
masyarakat tentang giji berpengaruh terhadap pola komsumsi masyarakat kearah
gizi berimbang sehingga memberikanpeluang pemasaran hasil-hasil peternakan.
Disamping itu, terbukanya perdagangan internasional mengakibatkan
kemungkinan ekspor ternak akan semakin meningkat bila diikuti peningkatan
kualitas (Gunawan et al., 1993

Universitas Sumatera Utara

Pembiayaan Pendapatan dari Usaha Ternak Domba
Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah nilai dari semua pengorbanan ekonoomi yang
diperlukan, yang tidak dapat dihindari, dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk
mengasilkan suatu produk (Cyrilla dan Ismail, 1988).
Biaya produk adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mengasilkan
produk yang dinilai dengan uang atau dengan pengertian lain biaya produksi
adalah besarnya nilai pengeluaran (Siregar, 2009).
Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik
fakto-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani/peternak
dalam proses produksi baik secara tunai maupun tidak tunai (Daniel, 2002).
Rasyaf (1995) biaya produksi dalam usaha peternakan di bagi atas dua bagian
utama yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang
harus dikeluarkan misalnya gaji pegawai bulanan, penyusutan, bunga atas modal,
pajak bumi dan bangunan dan lain-lain.
Biaya tetap (fix cost) adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume kegiatan tertentu,
sedangkan biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah - ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan (Widjaja, 1999)

Universitas Sumatera Utara

Penerimaan dan Pendapatan
Penerimaan dalam usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan
selama priode pembukuan yang sama, sedangkan pendapatan adalah penerimaan
dikurangi dengan biaya produksi (Kay dan Edward, 1994).
Untuk mempertimbangkan biaya dan pendapatan dalam usahatani
diperlukan beberapa pengertian. Pendapatan kotor atau penerimaan adalah seluruh
pendapatan yang diperolehusahatani selama priode diperhitungkan dari hasil
penjualan dan penaksiran kembali (Hadisapoetra, 1973)
Menurut nuegroho, et al (1991), menyatakan bahwa pendapatan usaha
ternak menggambarkan imbalanyang diperoleh keluarga petani dari penggunaan
faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal yang diinvestasikan kedalam
usaha tersebut. Pendapatan bersih usaha tani merupakan selisih antara pendapatan
kantor dan pengeluaran total tanpa memperhitungkan tenaga kerja keluarga
petani, bunga modal sendiri dan pinjaman. Analisis pendapatan dapat memberikan
bantuan untuk menukur keberhasilan usaha dan dapat digunakanuntuk
mengevaluasi kegiatan usahatani dalam satu tahun.
Analisis Usaha
Analisis usaha ternak merupakan suatu kegiatan yang penting bagi suatu
usaha ternak komersial. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langka pemecahan
berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik
tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat
digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha

Universitas Sumatera Utara

atau memperbesar skala usaha. Hermanto (1996),menyatakan bahwa analisis
usaha yang dimaksudkan untuk mengetahui kinerja usaha secara menyeluruh.
Ada tiga laporan utama yang berkaitan dengan analisis usaha yaitu :
1. arus biaya dan penerimaan (cash flow), yaitu berupa biaya operasional
2. neraca (balance sheet), yaitu berupa harta, utang dan modal
3. pertelaan pendapatan (income statement), yaitu menyangkut laporan labarugi berupa pendapatan dikurangi dengan beban (biaya).
Soeharjo dan patong (1973) menyebutkan bahwa dalam analisis pendapatan
diperlukan keterangan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan penegeluaran selama
jangka waktu yang ditetapkan. Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan analisis
pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang dan keadaaan akan
datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain analisis pendapatan bertujuan untuk
mengukur keberhasilan suatu usaha.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu daerah penyebaran
populasi ternak di Kabupaten Deli Serdang yang berpotensi untuk dikembangkan
populasi ternak domba menjadi lebih baik lagi karena kawasan tersebut termasuk
salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang perkembangan populasi
ternak dombanya pada tahun 2013 di Kecamatan Percut Sei Tuan mencapai 5.248
ekor (Badan Pusat Statistik, 2013).
Usaha ternak domba biasanya merupakan usaha sampingan yaitu bagian
dari usaha pertanian. Ternak dipeliharah secara tradisional, yakni pemberian
pakan masih terbatas (hijauan pakan ternak yang tersedia berupa rumput dan
semak dengan sedikit atau tidak ada pakan tambahan) dan belum ada manajemen
yang baik (Sugeng, 2000).
Ternak domba diklasifikasikan sebagai hewan herbivora (pemakan
tanaman dan tumbuhan) karena makanan utamanya adalah tanaman atau
tumbuhan, meskipun, domba lebih menyukai rumput dibanding dengan jenis
pakan lainya. Domba juga merupakan hewan mamalia, karena menyusui anakanaknya. Sistem pencernaan yang khas didalam rumen menyebabkan juga
tergolong sebagai hewan ruminansia.
Daging baik kegunaannya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani,
namun penyediaan daging belum mencukupi kebutuhan konsumsi yang terus

Universitas Sumatera Utara

meningkat. Salah satu penyebabnya adalah laju pertumbuhan populasi manusia
yang tinggi tidak diikuti dengan laju pertumbuhan populasi ternak potong.
Hasil daging yang diperoleh berhubungan dengan penyebaran populasi
ternak pada suatu daerah. Lebih mendukung lagi apabila pengolahan ataupun
pemeliharaan yang dilakukan secara modern. Namun pemeliharaan yang
dilakukan jauh dari modernisasi. Ternak domba dari Indonesia sebagaian besar
dipelihara dengan semi-intensif yaitu dengan cara pemeliharaan sebagian waktu
dikandangkan dan sebagian waktu digembalakan. Domba dipelihara sebagian
usaha sampingan dengan usaha pokok adalah bertani. Demikian halnya fenomena
yang terjadi di Sumatera Utara sehingga menimbulkan pertanyaan dengan
populasi domba yang tidak merata dan sistem pemeliharaan seperti diatas apakah
mempengaruhi pendapatan pada masyarakat peternak tersebut.
Sehubungan hal diatas maka penulis mencoba meneliti hal mempengaruhi
pendapatan peternak domba pada suatu daerah berdasarkan hakikat teknis
penyelenggaraan usaha peternakan domba yang dilakukan oleh peternak,
mengetahui aspek ekonomi dari usaha ternak domba di wilayah tersebut.
Identifikasi Masalah
Usaha ternak domba dalam bentuk usaha tani yang merupakan salah satu
usaha yang dikelola oleh petani/peternak dengan peran ekonomi yang relatif
terbatas. Usaha ternak domba merupakan salah satu jenis usaha yang dilakukan
oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Usaha peternakan ini ada yang dijadikan sebagai pekerjaan utama, ada juga yang
dijadikan pekerjaan sampingan.

Universitas Sumatera Utara

Permasalahan umum yang perlu diketahui antara lain berkaitan dengan
hal-hal penting yang menyangkut segi ekonomi ternak domba di Kecamatan Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan
dilakukan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana hakikat teknis penyelenggaraan usaha peternakan domba
yang dilakukan oleh peternak
2. Bagaimana gambaran aspek ekonomi dari usaha ternak domba di wilayah
tersebut.

Rumusan Masalah
Apakah dengan mengetahui pendapatan usaha peternakan rakyat dan cara
sistem teknis penyelenggaraan sudah dapat meningkatkan hasil pendapatan dan
keuntungan yang lebih baik bagi peternak.

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
Mengetahui hakikat teknis penyelenggaraan usaha peternakan domba
yang dilakukan oleh peternak, mengetahui aspek gambaran ekonomi dari usaha
ternak domba di wilayah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian :
1. Menjadi masukan bagi peternak domba perihal bentuk pemeliharaan
ternak domba guna meningkatkan pendapatannya.
2. Menjadi sumber informasi bagi kalangan akademis dan peneliti lainnya.
3. Bagi Instansi yang terkait khususnya dapat menjadi bahan informasi dalam
rangka pembangunan usaha ternak domba di wilayah yang bersangkutan
atau di daerah lain.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Jonni Pakpahan, 2015 “The Analysis of Sheep Keeper’s Income in
Subdistrict of Percut Sei Tuan District of Deli Serdang “. Supervised by
Edhy Mirwandhono as Chief of Supervisor Commission and Iskandar Sembiring,
as member of supervisor commission. This research was done in Village of
Bandar Khalifa, Kolam, and Bandar Setia in Subdistrict Percut Sei Tuan started
from July 2015 to August 2015.
The method of taking s ample used is Proportional Stratified Random
Sampling which is chose from 3 villages such as Bandar Khalifa village (low
population), Kolam village (medium population), Bandar Setia
(High
population). The amount of respondents in this research is 21 persons from sheep
breeder family gotten by 30% sheep breeders such as (4 keepers), kolam village
(7 keepers), and Bandara Setia village (10 keepers). The form of Sheep data
research uses questionnaire.
The variables of this research are intensive, semi intensive, and extensive
breeding system and the form of stable floor on land had no significant effect
(P>0,05) on the keeper income.
In conclusion, business intensive, semi intensive, and extensive breeding
system and the form of stable floor on land have no effect (P >0,05) on income
keeper.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Jonni Pakpahan, 2015 “ Analisis Usaha Ternak Domba Rakyat Di
Kecamatan Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang” di bawah bimbingan bapak Ir.
R. Edhy Mirwandhono, M.Si sebagai