Analisis Finansial Usaha Peternakan Kambing Etawa ( Studi kasus :Kec . Hamparan Perak Desa Klambir 5 )

DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 1992. Ekonomi Mikro. Bagian Penerbit Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Furchon, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Kadariah, 1994. Teori Ekonomi Mikro, Edisi Revisi.FE UI. Jakarta.
Kasim, S. A. 2000. Ekonomi Produksi Pertanian. Fakultas Pertanian Unlam. Banjar
Baru.
Kasim, S. A. 2004. Petunjuk Menghitung Keuntungan dan Pendapatan Usahatani.
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Nitisemo,E.A.,dan Burhan,M.U.,1991. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi
Proyek Bumi Aksara.Jakarta.
Sarwono, B. 1995. Beternak Kambing Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sarwono, B. 2012. Beternak Kambing Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.
Soekartawi, 1994. Teori Ekonomi Produksi Raja Grafindo Persada. Jakarta
Soekartawi 1995. Analisis Usaha Tani.UI Press. Jakarta
Soekartawi, 1996. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Pertanian
Kecil. Rajawali Press. Jakarta.
Soekartawi, 2000. Pengantar Agroindustri. Rajagrafindo Pustaka. Jakarta
Sofyan Iban. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu. Jogja
Suad H. dan Suwarsono, 1994. Studi Kelayakan Proyek, Edisi revisi. UPP AMP

YKPN. Yogyakarta.
Sugiarto, dkk. 2000. Ekonomi Mikro (Edisi Baru), Penerbit PT Gramedia Pustaka
Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek: Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan
. J & J Learning. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Pedoman Beternak Kambing. Bandung : CV Nuansa
Aulia

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu Desa Klambir V
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Penentuan lokasi penelitian

dilakukan dengan pertimbangan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. Hal

ini dikarenakan daerah tersebut merupakan beberapa desa dari banyak desa yang
memproduksi dan mendistribusikan ternak Kambing Etawa. Selain itu, kondisi
lingkungan di daerah ini cukup mendukung dalam memproduksi ternak.

Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini
adalah metode studi kasus. Menurut Furchon (2004) studi kasus adalah suatu
penyelidikan intensif tentang individu atau unit sosial yang dilakukan secara
mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan atau
unit sosial yang teliti. Objek dalam penelitian ini yaitu usaha Peternakan kambing
Etawa yang berada di Desa klambir V kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.

Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari peternak Kambing Etawa dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan daftar pertanyaan kuisioner yang telah dipersiapkan terkebih dahulu.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti kantor Desa klambir V

Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah menghitung biaya,
penerimaan, pendapatan, keuntungan dan

kelayakan usaha peternakan Kambing

Etawa dengan analisis R/C Ratio.
Untuk menghitung biaya usaha peternakan Kambing Etawa di daerah penelitian
dianalisis menggunakan rumus :
1). Biaya
TC = FC+ VC
Keterangan :
TC = Total biaya usaha ternak dalam periode usaha ternak
FC

= Besarnya biaya yang berupa biaya Tetap (fix cost)

VC = Besarnya biaya yang berupa biaya Variabel (variabel cost)

(Kasim, 2004).
2). Penerimaan
Penerimaan usaha peternakan Kambing Etawa adalah hasil perkalian antara
jumlah keseluruhan hasil fisik yang diperoleh dikaliakn dengan harganya masingmasing. Secara umum untuk menghitung penerimaan usaha peternakan Kambing
Etawa dengan menggunakan rumus :
TR = Y . Py

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
TR = Total penerimaan (Rp)
Y

= Jumlah produksi (Kg)

Py

= Harga ternak per satuan produksi (Rp/Kg)

(Soekartawi, 1995)

3). Pendapatan
Pendapatan peternakan Kambing Etawa merupakan penerimaan yang berasal
dari hasil penjualan Kambing (Rupiah) setelah dikurangi biaya total eksplisit yang
dikeluarkan oleh peternak. Secara umum untuk menghitung pendapatan dianalisis
menggunakan rumus :
Pd = TR - TC
Keterangan :
Pd

= Pendapatan usaha ternak (Rp)

TR = Total penerimaan (Rp)
TC = Total biaya (Rp)
(Kasim, 2004).
Kelayakan usaha peternakan Kambing Etawa digunakan analisis R/C Ratio


R/C (Return Cost Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara
penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut :
a = R/C

R = Py. Q
C = FC + VC
a = {(Py.Y) / (FC+VC)}

Universitas Sumatera Utara

Dimana :
R

= Penerimaan

C

= Biaya

Py = Harga output
Y = Output
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Tidak Tetap
Kriteria :

Jika R/C > 1, maka usaha layak untuk dilaksanakan
Jika R/C = 1, maka usaha impas
Jika R/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan
(Soekartawi, 1994).

Universitas Sumatera Utara

Defenisi :
1. Ternak Kambing Etawa adalah bahan yang digunakan untuk produksi usaha
peternakan.
2. Produksi adalah proses mengeluarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan yang
berkaitan dengan usaha.
3. Distribusi adalah suatu penyaluran kepada beberapa orang ataupun ke beberapa
tempat.

4. Modal investasi merupakan modal tetap yang dikeluarkan untuk pertama
sekali pada saat memulai usaha ataupun yang di investasikan dalam beberapa
periode sesuai dengan kemampuan perusahaan.
5. Biaya/Ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh


perusahaan untuk memperoleh faktor produksi dan bahan mentah yang akan
digunakan untuk produksi.
6. Penerimaan usaha peternakan Kambing Etawa adalah hasil perkalian antara

jumlah keseluruhan hasil fisik yang diperoleh dikalikan dengan harganya
masing-masing.
7. Pendapatan usaha peternakan Kambing Etawa merupakan penerimaan yang
berasal dari hasil penjualan Kambing Etawa setelah dikurangi biaya eksplisit
yang dikeluarkan oleh peternak.
8. Analisis finansial adalah suatu studi untuk penilaian dalam rangka untuk
melihat apakah usaha peternakan Kambing Etawa yang dilaksanakan layak
diusahakan dan menguntungkan secara finansial. .

Universitas Sumatera Utara

9. R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk.
Batasan Operasional :
1. Tempat penelitian adalah Peternakan Desa Klambir V Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang.

2. Sampel dalam penelitian ini

adalah pemilik usaha peternakan Kambing

Etawa di Desa Klambir V
3. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandang
Sistem pemeliharaan kambing etawa di peternakan bapak Yusuf dilakukan
secara intensif yaitu kambing dikandangkan terus menerus. Peternakan bapak Yusuf
memiliki lahan sendiri dengan luas 1600m2 . Lokasi kandang terpisah dari rumah
tempat tinggal. Kandang kambing dipisah menurut jenis kelaminnya. Dengan kata
lain kaming jantan dan betina dipisahkan. Begitu juga dengan anak kambing.
Model kandang di peternakan pak Yusuf berupa kandang panggung karena
dibuat tinggi di atas permukaan tanah sehingga bawah kandang menjadi berkolong.
Kandang dibuat permanen dengan tiang kolong kandang terbuat dari semen cor.

Lantai kolong terbuat dari semen. Dinding dan kandang terbuat dari kayu, sedangkan
atapkandang terbuat dari seng. Dinding dibuat bercelah agar sirkulasi udara menjadi
bagus.
Kandang berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi kandang koloni
(kelompok) untuk pemeliharaan dan mengawinkan kambing, kandang batere
(individu) untuk kambing yang bunting dan untuk pemerahan susu kambing, dan
kandang khusus anakan. Di dalam kandang sudah dilengkapi tempat pakan yang
menempel disisi kandang dan tempat minum berupa ember plastik.

Bibit
Dalam memilih kambing yang akan dijadikan bibit, Peternakan pak yusuf
memiliki beberapa kriteria. Kambing yang dipilih harus sehat, aktif bergerak, kepala

Universitas Sumatera Utara

selalu tegak, pertumbuhan bagus, memiliki bulu yang mengkilap, dan bebas dari
penyakit. Khusus untuk kambing betina bentuk ambingnya harus besar, gerak
geriknya ramah, dan jinak. Sedangkan untuk kambing jantan sifatnya agresif dan
tidak ada kelainan pada alat kelaminnya.


Pakan
Pakan yang diberikan di Peternakan Pak yusuf berupa 70% pakan hijauan dan
30% pakan tambahan. Banyaknya pakan yang diberikan kepada kambing adalah
sebanyak 10% dari berat badan kambing. Rata rata berat badan kambing di
Peternakan Pak Yusuf adalah 30 kg maka banyaknya pakan yang diberikan dalam
sehari sebesar 3 kg. Dengan adalanya formulasi pakan ini diyakini bisa memenuhi
kebutuhan nutrisi secara lengkap. Adapun uraian formulasi pakan yang diberikan
untuk satu ekor kambing dapat dilihat pada tabel
Tabel 1. Formulasi Pakan Peternakan Pak Yusuf
No

Uraian

Jumlah

Persentase

2,1 kg

70 %

Ampas tahu

0,75 kg

25 %

Ultra Mineral

0,15 kg

5%

3 kg

100 %

1

Hijauan : Daun Singkong

2

Pakan tambahan :

Total
Sumber : Data Primer

Daun singkong mengandung protein yang cukup tinggi antara 20 % - 27 % dari bahan
kering. Namun, kandungan senyawa sianida yang terdapat dalam getah daun ubi

Universitas Sumatera Utara

bersifat racun yang jika diberikan kepada kambing dalam bentuk segar dapat
mematikan kambing. Untuk menurunkan kandungan sianida pada daun singkong
peternak tidak memberikan hijauan dalam keadaan segar.
Selain pakan dalam bentuk hijauan Peternakan Pak Yusuf juga memberikan
pakan tambahan berupa ampas tahu dan ultra mineral untuk mencukupi gizi kambing.
Pemberian pakam hijauan dan pakan tambahan tidak diberikan sekaligus. Sebelum
pakan tambahan diberikan terlebih dahulu kambing diberi pakan hijauan. Sedangkan
pakan untuk anak kambing yang baru lahir dibiarkan menyusu dengan induknya
selama 1 bulan untuk mendapatkan kolostrum

Reproduksi
Sistem perkawinan di Peternakan Pak Yusuf dilakukan secara alami. Kambing
mulai dikawinkan pada usia 2 tahun untuk jantan dan 17 bulan untuk betina.
Kambing betina yang siap kawin biasanya menunjukkan tanda tanda birahi seperti
selalu mengembik, gelisah, nafsu makan berkurang, dan ekornya sering dikibaskibaskan. Kambing betina akan mengalami siklus birahi selama 21 hari. Jika tanda
tanda birahi pada kambing sudah terlihat, maka kambing betina langsung dibawa ke
kandang jantan untuk dikawinkan.
Keberhasilan perkawinan dapat ditandai dari pola tingkah laku betina. Betina
yang semula membiarkan dirinya didekati, kemudian pada malam berikutnya
menjauhi pejantan yang mendekati. Jika hari berikutnya masih menjauhi pejantan
yang mendekatinya maka kambing betina tersebut telah bunting.

Universitas Sumatera Utara

Jika sudah bunting, kambing betina dipisahkan ke kandang tersendiri. Masa
bunting kambing berlangsung sekitar 165 hari. Setelah bunting kurang lebih 165 hari,
biasanya induk kambing akan melahirkan tanpa bantuan orang lain, nakun jika
prosesnya sulit maka pengeluaran anak kambing dibantu oleh peternak. Setelah
melahirkan, induk kambing harus dibersihkan bagian tubuhnya dari kotoran dengan
kain lap. Rata rata kambing betina di peternakan pak Yusuf melahirkan anak
sebanyak 1-2 ekor.
Pemerahan
Masa laktasi (produksi susu) untuk kambing di peternakan pak Yusuf adalah 6
bulan. Pemerahan yang dilakukan peternakan Pak Yusuf masih sederhana. Sebelum
dilakukan pemerahan, tangan pemerah harus dicuci bersih. Kemudian membersihkan
ambing kambing dari kotoran. Cara memerah dilakukan dengan menggenggam
ambing kemudian diurut kebawah hingga air susu keluar. Hasil pemerahan
ditampung di dalam botol. Pada waktu proses pemerahan sebaiknya dilakukan
dengan irama tenang agar kambing tidak kaget atau ketakutan. Setelah di perah susu
di saring dan di simpan dalam wadah botol. Di peternakan pak Yusuf susu tidak di
masukkan ke dalam freezer melainkan langsung ada konsumen yang datang membeli.
Pemerahan dilakukan di kandang yang terpisah dari pejantan agar susu yang
diperah tidak menyerap bau kurang sedap atau prengus dari pejantan. Pemerahan di
peternakan Pak Yusuf dilakukan dua kali sehari yakni pagi dan sore. Satu ekor
kambing kambing betina yang sedang laktasi mampu menghasilkan 1-2 liter air susu
perhari.

Universitas Sumatera Utara

Sanitasi
Sanitasi (pembersihan) yang dilakukan di peternakan pak Yusuf mencakup
dua aspek yaitu sanitasi ternak dan sanitasi kandang. Sanitasi ternak (pemandian
kambing) dilakukan seminggu sekali. Pemandian dilakukan dengan hanya menyiram
kambing dengan air dan membersihkan tubuh kambing dari kotoran. Sedangkan
sanitasi kandang dilakukan sehari dua kali yakni pagi dan sore. Pembersihan kandang
yang dilakukan mencakup pengumpulan kotoran kambing dan sisa sisa pakan
sehingga tidak menimbulkan aroma tidak sedap.
Penanganan Penyakit
Penyakit yang menyerang peternakan Pak Yusuf adalah mastitis dan
kurap/kudis. Mastitis adalah penyakit radang ambing yang merupakan radang infeksi
yang disebabkan oleh bakteri staphylococus agalactiae. Penyakit ini memiliki tanda
pembengkakan pada ambing, ambing berwarna merah, keras dan panas. Selain itu
penyakit ini juga memyebabkan produksi susu menurun. Di peternakan pak Yusuf
kambing yang terkena mastitis langsung di potong, karena menurut pak Yusuf
penyakit ini dapat menularkan ke ternak kambing yang lain. Selain itu beberapa hal
yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini menyerang kambing kembali
adalah menjaga kebersihan kandang, memandikan kambing secara teratur, dan
menjaga kebersihan saat pemerahan susu.
Penyakit kurap atau kudis disebabkan oleh tungau sarcoptes scabei. Bagian
tubuh yang terserang penyakit ini adalah bagian tubuh yang jarang ada bulunya
seperti bagian telinga, kepala, leher dan sela paha. Penyakit ini memiliki tanda kulit
kambing tampak bercak-bercak merah, kambing menggosok-gosokkan bulunya ke

Universitas Sumatera Utara

dinding kandang dan bulunya rontok. Penanganan untuk penyakit ini, kambing yang
terkena kurap atau kudis segera di pisahkan dengan ternak yang sehat, kemudia
kambing dimandikan dan disuntikkan obat Wormectin sebanyak 3cc perekor.
Selain itu untuk mencegah kambing terkena penyakit lainnya maka
peternakan Pak Yusuf rutin memberikan obat-obatan 6 bulan sekali dan memberi
vitamin. Obat-obatan yang diberikan adalah obat cacing (Ivomex) dengan dosis
1cc/ekor. Selain itu ternak kambing juga diberi Anti bloat dan Hematopan.
Penggunaan Anti bloat diberikan apabila kambing terkena penyakit kembung dengan
dosis 3cc/ekor, sedangkan Hematopan diberikan apabila ternak mengalami diare
dengan dosis 2-3 cc/ekor, diberikan dua hari sekali apabila terkena diare. Pemberian
obat Terramycin (antibiotik) rutin diberikan satu tahun sekali dengan dosis 1 cc/ekor.

Analisis Usaha Ternak Kambing Etawa
Biaya Produksi Usaha Ternak Kambing Etawa
Biaya produksi yang dikeluarkan di Peternakan Pak Yusuf meliputi biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan diantaranya biaya sewa lahan
dan biaya penyusutan ( kandang, gudang pakan, mobil pick-up dan peralatan).
Sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan diantaranya biaya bibit, biaya pakan,
biaya obat-obatan, biaya kemasan susu kambing, biaya perbaikan kandang, gaji
pekerja, dan biaya transportasi.

Sewa lahan
Salah satu hal yang paling penting dalam pemikiran ekonomi adalah
caramengalokasikan tanah pada berbagai alternative pemakaian. Untuk menganalisis

Universitas Sumatera Utara

pemanfaatantanah dapat menggunakan teori sewa tanah dan alokasi tanah, yang
merupakan bagian dari teorimikro ekonomi tentang alokasi dan penentuan harga
faktor-faktor produksi. sewa tanah adalahharga atas jasa tanah, sehingga harga
menunjukkan faktor penentu bagi penyesuaian penggunaaninput (faktor produksi)
dan output (hasil) di pasar. sewa tanah adalah harga/nilai jasa yangdihasilkan oleh
tanah selama suatu periode tertentu, sehingga suatu sewa tanah memiliki duadimensi
pengukuran yaitu waktu dan unit. Untuk perkotaan, penggunaan tanah pada
umumnyamasih harus ditambah dengan suatu bangunan yang diletakkan di atas tanah
yang bersangkutan.Nilai tanah yang tidak diusahakan adalah harga tanah tanpa
bangunan diatasnya. Sedangkan nilaitanah yang diusahakan adalah harga tanah
ditambah dengan harga bangunan yang terdapatdiatasnya.
Adapun uraian biaya tetap yang dikeluarkan oleh Peternakan Pak Yusuf dapat dilihat
pada Tabel
Tabel 2. Biaya Tetap Usaha Peternakan Pak Yusuf Tahun 2016
No

Uraian

Satuan

Jumlah

Biaya

Umur

Total

(Rp)

Ekonomis

Biaya

(Rp)

(Rp)

1

Sewa lahan

m2

-

-

960.000

2

Penyusutan
Kandang

unit

2 120.000.000

10 10.800.000

3

Penyusutan
mobil pick up

unit

1 120.000.000

8 13.125.000

4

Penyusutan
peralatan :

Universitas Sumatera Utara

Sekop

buah

2

45.000

4

16.875

Sapu

buah

2

30.000

4

11.250

Kain lap

buah

10

10.000

4

18.750

Saringan

buah

2

15.000

4

5.625

Botol

buah

2

10.000

4

3.750

Total Biaya Tetap

24.941.250

Sumber : Data primer diolah
Lahan yang tersedia dimanfaatkan untuk membangun fasilitas kandang. Lahan yang
digunakan adalah milik sendiri namun jika diperhitungkan maka harga sewa lahan
yang berlaku pada daerah tersebut dalam satu tahun sebesar Rp. 6.000.000/ha/tahun
maka untuk 1600m2 biaya sewa lahan yang dikeluarkan sebesar Rp. 960.000.
Kandang yang dibangun berupa kandang panggung. Kandang termasuk
bangunan tidak permanen karena terbuat dari bahan yang tidak tahan lama yaitu kayu
yang memiliki umur ekonomis 10 tahun dengan nilai penyusutan sebesar 10%.
Sehingga biaya penyusutan yang dikeluarkan kandang dalam setahun sebesar
10.800.000.
Mobil Pick up diperlukan sebagai armada untuk mengambil pakan dan
mengatur anak kambing yang akan dijual yang memiliki umur ekonomis 8 tahun
dengan nilai penyusutan sebesar 12,5%. Sehingga biaya penyusutan yang dikeluarkan
untuk mobil pick up dalam setahun sebesar Rp. 13.125.000.

Universitas Sumatera Utara

Peralatan digunakan untuk sanitasi dan pemerahan susu. Peralatan yang
digunakan masih sederhana seperti sekop, sapu, kain lap, saringan dan botol kaca.
Peralatan yang digunakan memiliki umur ekonomis 4 tahun dengan nilai penyusutan
25%. Sehingga biaya penyusutan yang dikeluarkan dama setahun untuk peralatan
sebesar Rp. 56.250. total biaya tetap yang dikeluarkan Peternakan Pak Yusuf dalam
setahun adalah sebesar Rp. 24.941.250
Adapun uraian biaya variabel yang dikeluarkan oleh Peternakan Pak Yusuf
dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel
Tabel 3. Biaya Variabel Usaha Peternakan Pak Yusuf Tahun 2016
NO Uraian

Satuan

Jumlah

Biaya

Total

(Rp)

Biaya
(Rp)

1

2

3

Bibit
Kambing Jantan

ekor

20

3.000.000

60.000.000

Kambing Betina

ekor

30

2.000.000

60.000.000

Pakan
Daun Singkong

Kg

37.800

600

22.680.000

Ampas Tahu

Kg

13.500

1000

13.500.000

Ultra Mineral

Kg

2.700

8000

21.600.000

Obat-obatan
Ivomec

Botol

2

490.000

980.000

Anti Bloat

Botol

1

35.000

35.000

Hematopan

Botol

1

140.000

140.000

Universitas Sumatera Utara

Terramycyn

Botol

1

100.000

100.000

Wormectin

Botol

1

20.000

20.000

4

Kemasan susu

buah

10.000

60

600.000

5

Perbaikan kandang

-

-

-

1.200.000

6

Gaji Pekerja

Orang

4

2.000.000

96.000.000

7

Transportasi

liter

1.870

7.700

14.400.000

Total Biaya Variabel

291.255.000

Sumber : Data primer diolah
Bibit yang dibeli Peternakan Pak Yusuf sebanyak 20 ekor kambing jantan dan 30
ekor kambing betina, dimana harga satu ekor kambing jantan dan betina masingmasing sebesar Rp. 3.000.000 dan Rp. 2.000.000 sehingga total biaya yang
dikeluarkan oleh Peternakan Pak Yusuf untuk membeli bibit sebesar Rp.
120.000.000.
Kebutuhan pakan (hijauan dan tambahan) untuk 1 ekor kambing adalah
3kg/hari. Jumlah pemberian daun singkong, ampas tahu dan ultra mineral masing
masing sebanyak 2,1 kg, 0,75 kg, 0,15 kg. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan
pakan 50 induk kambing dalam setahun, peternakan Pak Yusuf menyediakan 54.000
kg pakan. Biaya yang harus dikeluarkan peternakan pak Yusuf untuk memenuhi
kebutuhan pakan hijauan dan pakan tambahan dalam setahun sebesar Rp. 57.780.000
Obat-obatan yang rutin diberikan kepada kambing di peternakan pak Yusuf
anatara Ivomec (obat cacing), Terramycin (antibiotik). Kebutuhan ivomec untuk satu
ekor kambing sebanyak 1 cc dan diberikan rutin 6 bulan sekali artinya dalam setahun

Universitas Sumatera Utara

obat Ivomec diberikan sebanyak 2 kali. Satu botol obat Ivomec berisi 50 cc.
Kebutuhan obat Ivomec untuk 50 ekor induk kambing dalam sekali pemberian 50cc
atau 1 botol. Sehingga dalam setahun kebutuhan obat Ivomec yang dibutuhkan
sebanyak 2 botol. Biaya yang dikeluarkan peternakan pak Yusuf untuk memenuhi
obat Ivomec dalam setahun sebesar Rp. 980.000.
Kebutuhan obat Terramycin untuk satu ekor kambing sebanyak 2 cc dan
diberikan rutin satu tahun sekali artinya dalam setahun obat terramycin diberikan
sebanyak 1 kali. Satu botol obat Terramycin berisi 100cc. Kebutuhan obat
Terramycin untuk 50 induk kambing dalam sekali pemberian 100 cc atau 1 botol.
Sehingga dalam setahun kebutuhan obat Terramycin yang dibutukan hanya satu
botol. Biaya yang dikeluarkan Peternakan Pak Yusuf untuk memenuhi kebutuhan
obat Terramycin dalam setahun sebesar Rp. 100.000.
Sedangkan untuk obat Wormectin, Hematopan dan Anti bloat hanya diberikan
jika ada ternak yang terserang penyakit kudis/kurap, diare dan kembung. Dosis untuk
Wormectin sebanyak 3 cc/ekor dan untuk obat Hematopan dosis yang di berikan
adalah 0,5 cc – 1 cc / ekor, sedangkan untuk obat Antii Bloat dosis yang diberikan
adalah 3 cc / ekor. Kebutuhan obat Wormectin, Hematopan, dan Anti Bloat untuk
setahun masing-masing sebanyak 1 botol yangberisi 50 cc untuk obat Wormectin, 50
cc untuk obat Hematopan dan 50 cc untuk obat Anti Bloat.
Peternakan Pak Yusuf menggunakan kemasan plastik bening untuk kemasan
susu kambing yang akan dijual. Harga 1kg plastik bening adalah Rp.30.000 dengan
isi 500 buah plastik maka harga satuan plastik bening adalah Rp. 60. Dalam satu
tahun kebutuhan kemasan plastik bening sebesar 10.000 plastik sehingga biaya yang

Universitas Sumatera Utara

dikeluarkan peternakan Pak Yusuf untuk kebutuhan kemasan susu adalah Rp.
600.000.
Perbaikan kandang diperlukan bila ada beberapa bagian yang rusak. Karena
kandang merupakan hal yang penting dalam budidaya ternak Kambing Etawa. Bagian
kandang yang rusak umumnya adalah seng dan lantai. Dalam setahun biaya perbaikan
kandang yang dikeluarkan Peternakan Pak Yusuf sebesar Rp.1.200.000.
Jumlah pekerja yang di pekerjakan di peternakan Pak Yusuf sebanyak 4
orang. Dengan waktu kerja setiap hari dimulai dari jam 7 sampai jam 5 sore.
Pekerjaan yang dilakukan adalah memberrsihkan kandang dan ternak, memberi pakan
dan minum, memerah susu, serta penyediaan pakan. Dalam satu bulan pekerja diberi
gaji Rp.2.000.000, sehingga biaya yang dikeluarkan peternakan Pak Yusuf untuk
memberi gaji 4 orang pekerjanya dalam satu tahun sebesar Rp.96.000.000.
Biaya Transportasi yang digunakan untuk penyediaan pakan dalam sehari
Peternakan Pak Yusuf mengeluarkan sebesar Rp. 40.000, artinya dalam sebulan
jumlah biaya transportasi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 1.200.000, maka
dalam setahun total biaya transportasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 14.400.000 atau
memerlukan 1.870 liter bensin.
Total biaya variabel yang dikeluarkan peternakan Pak Yusuf dalam setahun
adalah sebesar Rp. 291.255.000. Jika ditambahkan dengan biaya tetap yang
dikeluarkan peternakan Pak Yusuf dalam setahun sebesar Rp. 24.941.250, maka total
biaya produksi yang dikeluarkan peternakan Pak Yusuf dalam setahun sebesar Rp.
314.996.250.

Universitas Sumatera Utara

Adapun uraian modal investasi di usaha Peternakan Pak Yusuf dapat dilihat
pada tabel.
Tabel 4. Modal Investasi Usaha Peternakan Pak Yusuf Tahun 2016
No Uraian

Satuan Jumlah

Biaya

Umur

(Rp)

Ekonomis Biaya
(Rp)

Total

(Rp)

1

Kandang

unit

2

120.000.000 10

10.800.000

2

Mobil pick up

unit

1

120.000.000 8

13.125.000

3

Peralatan :

Sapu

buah

2

45.000

4

16.875

Kain lap

buah

2

30.000

4

11.250

Saringan

buah

10

10.000

4

18.750

Botol

buah

2

15.000

4

5.625

buah

2

10.000

4

3.750

Sekop

Total Modal Investasi

23.981.250

Sumber : Data primer
Modal Investasi di usaha peternakan Pak Yusuf meliputi kandang, Mobil Pick
up, dan peralatan. Dari tabel diatas terlihat bahwa total modal Investasi usaha
Peternakan Pak Yusuf adalah Rp. 23.981.250.

Universitas Sumatera Utara

Penerimaan Usaha Ternak Kambing Etawa
Penerimaan merupakan nilai output yang diterima peternak selama satu tahun
pemeliharaan kambing. Adapun penerimaan yang diperoleh peternakan pak Yusuf
dalam setahun dapat dilihat pada tabel.
Tabel 5. Penerimaan Peternakan Pak Yusuf Selama Setahun
No

Uraian

Satuan

Jumlah

1

Susu Kambing

liter

8.100

2

Anak Kambing

ekor

3

Kotoran Kambing

Harga

Total

(Rp)

(Rp)

50.000

405.000.000

45

1.500.000

67.500.000

ton

12

120.000

1.440.000

Jantan

ekor

20

7.000.000

140.000.000

Betina

ekor

30

5.000.000

150.000.000

Induk Kambing
4

Total Penerimaan

763.940.000

Susu kambing yang diproduksi satu ekor kambing betina setiap harinya sebanyak 1,5
liter dengan masa laktasi selama 6 bulan (180) hari. Sehingga dalam 29satu tahun
jumlah susu kambing yang diperoleh oleh peternakan Pak Yusuf sebanyak 8.100 liter.
Susu kambing dijual dalam kemasan plastik bening berukuran 1 kg atau dalam
setahun peternakan Pak Yusuf menjual 5.400 kemasaan plastik bening. Harga jual
untuk satu liter susu kambing adalah Rp.50.000/liter. Sehingga total penerimaan susu
kambing Peternakan Pak Yusuf dalam setahun sebesar Rp. 405.000.000.

Universitas Sumatera Utara

Kambing betina yang bunting melahirkan 1-2 ekor anak dalam setahun. Jika
dirata-ratakan maka jumlah kelahiran anak kambing dalam setahun 1,5 ekor.
Sehingga dari 30 kambing betina yang bunting dalam setahun melahirkan 45 ekor
anak. harga jual anak kambing sebesar Rp. 1.500.000. maka total penerimaan anak
kambing peternakan Pak Yusuf dalam setahun sebesar Rp. 67.500.000.
Kotoran kambing yang dikumpulkan peternakan Pak Yusuf dalam satu bulan
mencapai 1 ton (1000 kg). Sehingga dalam satu tahun kotoran kambing yang
dikumpulkan sebanyak 12 ton. Di peternakan pak Yusuf kotoran dijual setiap 5 ton
dengan harga Rp.600.000, sehingga harga 1 ton adalah Rp. 120.000. maka total
penerimaan kotoran kambing peternakan Pak Yusuf dalam setahun ialah Rp.
1.440.000.
Penerimaan peternakan pak Yusuf dari menjual induk yang masih produktif
sebanyak 20 ekor kambing jantan dan 30 ekor kambing betina adalah sebesar Rp.
290.000.000. sehingga total penerimaan yang diperoleh peternakan Pak Yusuf dalam
setahun adalah sebesar Rp. 763.940.000.

Kelayakan Usaha Ternak Kambing Etawa
Setelah melakukan analisis usaha maka dapat diperoleh total biaya dan total
penerimaan dari usaha peternakan Pak Yusuf. Nilai R/C usaha peternakan Pak Yusuf
dapat dilihat pada Tabel.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Nilai R/C Usaha Peternakan Pak Yusuf Tahun 2016
No Uraian
1

Jumlah (Rp)

Biaya Produksi
Biaya Tetap
Sewa lahan

960.000

Penyusutan

23.981.250

Biaya Variabel
Bibit

120.000.000

Pakan

57.780.000

Obat-obatan
Kemasan susu
Perbaikan kandang

600.000
1.200.000

Gaji pekerja

96.000.000

Transportasi

14.400.000

Total biaya produksi
2

1.275.000

291.255.000

Penerimaan
Susu kambing

405.000.000

Anak kambing

67.500.000

Kotoran kambing

1.440.000

Induk kambing

290.000.000

Total penerimaan

763.940.000

3

Pendapatan bersih

447.743.750

4

Nilai R/C

2,41

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel dapat kita ketahui pendapatan bersih yang diterima peternakan pak Yusuf
selama satu tahun sebesar Rp.447.743.750, artinya peternakan pak Yusuf
memperoleh pendapatan bersih selama satu bulan sebesar Rp.37.311.979.
Nilai R/C yang dihitung dengan membandingkan total penerimaan dengan
total biaya produksi. Nilai R/C dari usaha peternakan Pak Yusuf adalah sebesar 2,41.
Nilai R/C sebesar 2,41 lebih besar dari satu. Menurut Harmono dan Andoko (2005),
Usaha tersebut dikatakan menguntungkan jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu
(R/C>1). Sehingga disimpulkan bahwa usaha ternak Kambing Etawa di peternakan
pak Yusuf layak untuk diusahakan.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari analisis yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan teknik budidaya Kambing Etawa di Peternakan Pak Yusuf dilakukan
secara intensif yaitu kambing dikandangkan terus-menerus, pemberian pakan
dilakukan dua kali sehari dengan formulasi yang sudah ditentukan, sistem
perkawinan kambing masih dilakukan secara alami, proses pemerahan susu
kambing dilakukan dengan cara yang sederhana, dan pemberian obat-obatan rutin
dilakukan agar kambing terhindar dari penyakit.
2. Besar biaya produksi yang dikeluarkan Peternakan Pak Yusuf dalam setahun
adalah sebsar Rp. 316.196.250 yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel,
sedangkan Penerimaan yang di peroleh Peternakan Pak Yusuf dalam setahun
adalah sebesar Rp. 763.940.000 dan Pendapatan yang diterima Peternakan Pak
Yusuf dalam setahun adalah sebesar Rp. 447.743.750.
3. Usaha ternak Kambing Etawa di Peternakan Pak Yusuf layak untuk diusahakan
dengan nilai R/C sebesar 2,41.

Universitas Sumatera Utara

Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Kepada Peternak
Agar Peternak membentuk suatu lembaga untuk membina kerja sama dengan
usaha ternak lainnya guna pengembangan usaha ternak kambingnya.
2. Kepada Pemerintah
Agar Pemerintah lebih memperhatikan keberadaan usaha ternak kambing yang ada
didaerah penelitian serta membantu pengembangan usaha ternak kambing dengan
pengadaan bibit unggul dalam upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan
peternak.
3. Kepada peneliti selanjutnya
Agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap strategi
pemasaran susu Kambing Etawa.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Kambing Etawa
Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran
tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah
anak perkelahiran sering lebih dari satu ekor, jsrsk antar kelahiran pendek, dan
pertumbuhan anaknya cepat. Selain itu, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi
dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling
buruk pun, kambing masih mampu bertahan hidup

( Sarwono, 2012 ).

Kambing Etawa sudah tersebar luas dan terkenal sebagai kambing penghasil
susu, walau banyak dimanfaatkan juga sebagai ternak pedaging. Adapun ciri
Kambing Etawa sebagai berikut :
1. Ternak ini bertubuh besar dan bertelinga panjang.
2. Hidung melengkung cembung.
3. Kambing jantan berjenggot dan rahang bawah menonjol.
4. Kakinya panjang dan berambut panjang pada garis bekakang kaki.
5. Warna kulit dan bulu bervariasi antara putih, coklat, dan hitam
(Sarwono,1995)
Sebelum memulai beternak kambing, perrtama kali yang perlu disiapkan adalah
membangun kandang yang baik. Syarat-syarat kandang yang baik yaitu cukup kuat
dan tahan lama, usahakan menghadap sinar matahari, terpisah dari rumah tempat
tinggal, tidak lembab dan mudah dibersihkan, pertukaran udara dalam kandang baik
sehingga udara dalam kandang baik dan selalu segar, usahakan kandang pejantan

Universitas Sumatera Utara

disendirikan, serta kandang sebaiknya dibuat sistem panggung ( Tim Karya Tani
Mandiri, 2010 ).
Menurut Cahyono (1998) perawatan ternak dan sanitasi lingkungan
merupakan hal yang paling penting untuk mencegah berbagai macam serangan
penyakit dan parasit yang dapat merugikan usaha peternakan. Perawatan dan
kebersihan lingkungan dapat menjamin kesehatan kambing. Perawatan ternak yang
dimaksud adalah memandikan ternak dan merawat atau memotong kuku ternak.
Sedangkan sanitasi lingkungan meliputi kebersihan kandang, kebersihan peralatan (
tempat minum, tempat pakan,dll ), dan kebersihan lingkungan di sekitarnya.
Salah satu hal yang dapat memengaruhi percepatan pengembangan ternak
kambing adalah penyakit. Penyakit dapat mengakibatkan kerugian ekonomi karena
menurunnya produktivitas ternak, bahkan kematian. Untuk pengendalian dan
pencegahan penyakit perlu dilakukan hal sebagai berikut:
1. Pemberian ransum atau makanan yang berkualitas dan cukup jumlahnya.
2. Menghindari kepadatan dalam kandang.
3. Memisahkan antara ternak muda dan dewasa.
4. Memperhatikan sanitasi (kebersihan lingkungan).
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara teratur
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010)

Universitas Sumatera Utara

Analisis Finansial
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan
rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam
tahapan analisis usaha. Misalnya hasil kajian pemasaran ditentukan besarnya unit
yang akan dijual dan harga berapa produk/jasa yang akan dijual, biaya apa yang harus
dikeluarkan dalam upaya penjualan produk/jasa tersebut. Hal yang sama juga berlaku
untuk keputusan dari penilaian aspek produksi,
teknis, dan manajemen termasuk aspek lingkungan. Kegiatan analisis finansial dapat
dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Membuat seluruh rekap penerimaan, yang dihasilkan dari seluruh kajian
aspek-aspek usaha, apakah termasuk penerimaan utama ataupun penerimaan
lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha.
2. Membuat rekap dari seluruh biaya yang juga sudah dihasilkan atau diputuskan
pada saat menganalisis aspek-aspek usaha dalam studi kelayakan usaha.
3.

Menguji apakah aliran kas masuk yang dihasilkan oleh suatu usaha atau
proyek ini berjalan berdasarkan kriteria finansial yang ada (Sofyan, 2004).
Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama

adalah perlu dipikirkan seberapa lama pengembalian dana yang ditanamkan di proyek
tersebut agar segera kembali. Artinya sebelum perusahaan dijalankan , maka terlebih
dahulu perlu dihitung apakah proyek atau usaha yang akan dijalankan benar-benar
dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut dalam
jangka waktu tertentu dan dapat memberikan keuntungan secara finansial lainnya
seperti yang diharapkan (Suad dan Suwarsono,1994).

Universitas Sumatera Utara

Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, maka perusahaan yang melakukan investasi hendaknya, terlebih dahulu
melakukan suatu studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang akan
ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan. Dengan kata lain jika usaha/proyek
tersebut dijalankan akan memberikan suatu manfaat atau tidak (Nitisemito dan
Burhan,1991).

Teori Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa
dengan jalan mengombinasikan faktor-faktor produksi yang meliputi : tanah (sumber
daya alam), tenaga kerja (sumber daya manusia), modal dan manajemen
(Kadariah,1994).
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input

menjadi output.

Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi
produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu (Sugiarto dkk,
2000).

Teori Biaya (Ongkos) Produksi
Prinsip biaya yang paling pokok adalah biaya total usahatani (total costs),
yang merupakan nilai uang dari keseluruhan faktor produksi yang dipergunakan
dalam produksi usahatani. Biaya total terbagi dalam dua komponen biaya yaitu :
biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah semua biaya yang secara
nyata dikeluarkan oleh petani (out of pocket expenditure) dalam penyelenggaraan

Universitas Sumatera Utara

usahatani. Biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan (imputed)
saja sebagai biaya, tidak benar-benar merupakan pengeluaran yang dibayarkan secara
nyata oleh petani (Kasim, 2000).
Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable
(variable cost). Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya
produksi, Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya yang
terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya penyusutan
peralatan dan pajak. Biaya variable yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh
besarnya produksi (Suratiyah, 2009).
Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya sarana produksi (bibit,pupuk,bahan
bakar minyak, tenaga kerja dan obat-obatan). Kalau menginginkan produksi yang
tinggi, maka sarana produksi perlu ditambah ataupun dikurangi, biaya ini sifatnya
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996).

Teori Penerimaan
Menurut Boediono (1992), ada beberapa konsep penerimaan yaitu :
1.Total Revenue (TR) yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan
outputnya. Total Revenue adalah output dikalikan harga jual output.
2.Average Revenue (AR) yaitu penerimaan produsen per unit output yang ia jual.
3.Marginal Revenue (MR) yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh penjualan
tambahan 1 unit output.

Universitas Sumatera Utara

Teori Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya dalam usaha.
Dimana penerimaan usaha adalah nilai produk total suatu usaha dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan ini mencakup semua
produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, yang digunakan kembali untuk
bibit atau yang disimpan digudang Apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar
dari total biaya, atau diperoleh keuntungan maka usaha penangkaran benih padi
dikatakan layak (Soekartawi, 1995).

Analisis Kelayakan Usaha
Studi kelayakan adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk menilai layak
tidaknya investasi yang akan dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara
ekonomis. Investasi atau penanaman modal dalam suatu perusahaan tidak lain adalah
menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan
(pengembalian) yang menguntungkan dimasa yang akan mendatang. Apapun bentuk
investasi yang akan dilakukan diperlukan studi kelayakan meskipun intensitasnya
berbeda. Adapun manfaat yang diharapkan dilakukannya studi kelayakan proyek
adalah memberikan masukan informasi kepada decision maker dalam rangka untuk
memutuskan dan menilai alternatif proyek investasi yang akan dilakukan (Suratman,
2001).
Dengan demikian, suatu kriteria investasi merupakan suatu alat apakah suatu usaha
yang dilaksanakan layak atau tidak layak. Menurut Soekartawi (2000) kriteria
tersebut adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Break Event Point (BEP)
Secara umum BEP adalah suatu keadaan dimana produksi dalam suatu perusahaan
tidak ada untung tidak ada rugi, impas antara biaya yang dikeluarkan perusahaan
dengan pendapatan yang diterima.
2. R/C Ratio
R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk
(Soekartawi, 2000).

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kambing tergolong hewan pemamah biak dan merupakan hewan mamalia
yang menyusui anaknya. Disamping sebagai penghasil daging yang baik, kambing
juga menghasilkan kulit yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan
industri kulit. Selain itu, jenis kambing tertentu misalnya Kambing Etawa, juga dapat
menghasilkan air susu yang mempunyai nilai gizi tinggi dan dapat dikonsumsi oleh
masyarakat. Kambing Etawa merupakan jenis kambing unggul yang sangat potensial
dipelihara sebagai kambing perah maupun kambing potong.
Ternak kambing khususnya kambing peranakan etawa (PE), merupakan salah
satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging dan susu yang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, dan penting artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut
peternakan kambing memiliki peliang yang cukup besar dengan semakin sadarnya
masyarakat akan kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi. Kambing perah
merupakan komoditas baru Indonesia yang memungkinkan memiliki prospek
pengembangan yang baik. Adapun ciri khas dari daging kambing adalah
1. Berwarna lebih merah.
2. Beraroma lebih tajam.
3. Lemak dagingnya lebih keras dan putih.
4. Terjadi penimbunan lemak pada jeroan yang mempengaruhi keempukan

Universitas Sumatera Utara

Susu kambing memang banyak manfaatnya. Susu kambing juga mampu
mengontrol lemak tubuh dan menghaluskan kulit. Susu kambing mengandung flourin
yang bersifat antiseptik dan pelindung paru-paru. Antiseptik berfungsi menekan
pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Susu kambing tidak hanya dikonsumsi dalam
bentuk segar, tetapi dapat diolah menjadi produk olahan, mulai dari minuman,
makanan, sampai bahan kosmetik. Susu kambing juga merupakan bahan cairan
pelembab (lotion), lipstick, dan sabun mandi.
Di dalam menjalankan usaha peternakan Kambing Etawa ini harus ada
ketersediaan modal dan mengeluarkan biaya-biaya yang digunakan selama poses
produksi itu berlangsung seperti biaya bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja,
peralatan pemeliharaan dan sebagainya. Besarnya biaya produksi sangat ditentukan
dengan besarnya harga yang berlaku. Sedangkan modal investasi merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk pertama sekali pada saat memulai usaha dan sifatnya dapat
digunakan lebih dari satu kali proses produksi.
Selain biaya produksi, teknik budidaya dalam pemeliharaan Kambing Etawa
juga perlu diperhatikan. Teknik budidaya ini berkaitan dengan kegiatan produksi.
Kegiatan produksi ini sangat menentukan besarnya output yang hasilkan yang
selanjutnya akan berdampak pada pengembangan usaha tersebut.
Usaha peternakan Kambing Etawa dikatakan layak atau tidak layak untuk
dikembangkan secara finansial dapat dianalisis dengan mengunakan analisis finansial
yaitu dengan menghitung R/C,Jika usaha peternakan Kambing Etawa sesuai dengan
kriteria kelayakan secara finansial maka usaha ini layak untuk dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam melakukan perhitungan analisis finansial perlu di perhatikan beberapa
hal seperti input dan output dimana dari input akan terdapat biaya sedangkan output
akan menghasilkan penerimaan. Penerimaan merupakan perkalian antara jumlah yang
terjual dengan harga jual yang berlaku. Sedangkan biaya merupakan total dari semua
pengeluaran usaha ternak.
Untuk mendapatkan keuntungan dan untuk mengetahui seberapa besar
perkembangan

usaha

peternakan

serta

untuk

merencanakan

perkembangan

peternakan kedepannya maka suatu usaha peternakan haruslah memperhatikan dan
memperhitungkan ekonomi usahanya dengan teliti serta usahanya haruslah mimiliki
laporan keuangan yang disusun dengan baik dan rapi, setiap pemasukan dan
pengeluaran usaha peternakan haruslah dicatat dengan jelas dalam laporan keuangan.
Dengan mengetahui perekonomian dan menghitung secara finansial maka kita dapat
menetapkan kebijakan-kebijakan yang tepat yang harus diambil demi kemajuan usaha
peternakan.

Universitas Sumatera Utara

1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan teknik budidaya ternak Kambing Etawa di daerah
penelitian ?
2. Berapa besar biaya produksi, penerimaan dan pendapatan usaha peternakan
Kambing Etawa di daerah penelitian ?
3. Apakah usaha peternakan Kambing Etawa di daerah penelitian layak
diusahakan secara finansial ?

1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Untuk mengetahui teknik budidaya ternak Kambing Etawa di daerah
penelitian
2. Untuk menganalisis modal, biaya produksi, penerimaan, pendapatan, dan
keuntungan usaha peternakan Kambing Etawa di daerah penelitian.
3. Untuk menganalisis usaha peternakan Kambing Etawa layak diusahakan atau
tidak di daerah penelitian.

1.3 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah untuk menganalisis finansial peternakan kambing
dan bahan referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan
dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya usaha peternakan
kambing etawa dan menganalisis besar biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan
kelayakan usaha di daerah penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah metode
analisis data untuk menghitung biaya, penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha
menggunakan R/C. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, dan
untuk pengambilan data dilakukan wawancara menggunakan kuesioner terhadapa
peternakan kambing etawa di daerah penelitian. Kuesioner yang digunakan mencakup
karakteristik peternak dan pertanyaan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2016 di Desa Klambir 5. Hasil
Penelitian Menunjukkan bahwa teknik budidaya usaha peternakan Kambing Etawa
terdiri dari pemeliharaan, pemberian pakan, pemerahan,dan penanganan penyakit.
Biaya produksi yang dikeluarkan dalam setahun adalah Rp. 316.196.250 yang terdiri
dari biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan sedangkan Penerimaan yang di peroleh
Peternakan Kambing Etawa dalam setahun adalah sebesar Rp. 763.940.000 dan
Pendapatan yang diterima Peternakan Kambing Etawa dalam setahun adalah sebesar
Rp. 447.743.750. Nilai R/C usaha peternakan Kambing Etawa adalah sebesar 2,41.
Sehingga dapat dikatakan usaha peternakan Kambing Etawa layak untuk diusahakan
dan menguntungkan.
Kata Kunci : Peternakan Kambing Etawa, Analisis Finansial

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the cultivation technique farm Etawa and
analyze the costs of producing, receipts, income and feasibility in the study area. The
analytical method used is the method of data analysis to calculate the cost, revenue,
income and feasibility of using the R / C. Determination of the study area is
purposive, and for data retrieval, interviews were conducted using a questionnaire
terhadapa Etawa farms in the study area. The questionnaire used covers the
characteristics of farmers and questions in accordance with the objectives and
research needs. This research was conducted in April 2016 in the village of Klambir
5. Research shows that cultivation techniques Etawa farm consists of maintenance,
feeding, milking, and treatment of disease. Production costs incurred in a year is Rp.
316 196 250 consisting of fixed costs and variable costs, whereas while the reception
was obtained Ranch Etawa in a year is Rp. 763.94 million and revenues received
Ranch Etawa in a year is Rp. 447 743 750. Rated R / C farm Etawa is by 2.41. So it
can be said farm Etawa feasible to be developed and profitable.
Keywords : Livestock Etawa, Financial Analysis

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN
KAMBING ETAWA
(Studi Kasus : Kec. Hamparan Perak Desa Klambir 5)

SKRIPSI

Oleh:
TAJRIYAN MUTTAQIN
090306052

PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN
KAMBING ETAWA
(Studi Kasus : Kec. Hamparan Perak Desa Klambir 5)

SKRIPSI

Oleh:
TAJRIYAN MUTTAQIN
090306052/Peternakan

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana
di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara

Judul
Nama
NIM
Program Studi

: Analisis Finansial Usaha Peternakan Kambing Etawa
( Studi kasus :Kec . Hamparan Perak Desa Klambir 5 )
: Tajriyan Muttaqin
: 090306052
: Peternakan

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ir. Edhy Mirwandhono, M.Si
Ketua

Dr. Nevy Diana Hanafi, S. Pt, MS
Anggota

Mengetahui,
Dr. Ir. Ma’ruf Tafsin, M. Si
Ketua Program Studi Peternakan

Tanggal ACC :

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya usaha peternakan
kambing etawa dan menganalisis besar biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan
kelayakan usaha di daerah penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah metode
analisis data untuk menghitung biaya, penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha
menggunakan R/C. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, dan
untuk pengambilan data dilakukan wawancara menggunakan kuesioner terhadapa
peternakan kambing etawa di daerah penelitian. Kuesioner yang digunakan mencakup
karakteristik peternak dan pertanyaan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2016 di Desa Klambir 5. Hasil
Penelitian Menunjukkan bahwa teknik budidaya usaha peternakan Kambing Etawa
terdiri dari pemeliharaan, pemberian pakan, pemerahan,dan penanganan penyakit.
Biaya produksi yang dikeluarkan dalam setahun adalah Rp. 316.196.250 yang terdiri
dari biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan sedangkan Penerimaan yang di peroleh
Peternakan Kambing Etawa dalam setahun adalah sebesar Rp. 763.940.000 dan
Pendapatan yang diterima Peternakan Kambing Etawa dalam setahun adalah sebesar
Rp. 447.743.750. Nilai R/C usaha peternakan Kambing Etawa adalah sebesar 2,41.
Sehingga dapat dikatakan usaha peternakan Kambing Etawa layak untuk diusahakan
dan menguntungkan.
Kata Kunci : Peternakan Kambing Etawa, Analisis Finansial

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the cultivation technique farm Etawa and
analyze the costs of producing, receipts, income and feasibility in the study area. The
analytical method used is the method of data analysis to calculate the cost, revenue,
income and feasibility of using the R / C. Determination of the study area is
purposive, and for data retrieval, interviews were conducted using a questionnaire
terhadapa Etawa farms in the study area. The questionnaire used covers the
characteristics of farmers and questions in accordance with the objectives and
research needs. This research was conducted in April 2016 in the village of Klambir
5. Research shows that cultivation techniques Etawa farm consists of maintenance,
feeding, milking, and treatment of disease. Production costs incurred in a year is Rp.
316 196 250 consisting of fixed costs and variable costs, whereas while the reception
was obtained Ranch Etawa in a year is Rp. 763.94 million and revenues received
Ranch Etawa in a year is Rp. 447 743 750. Rated R / C farm