Analisis Finansial Usaha Peternakan Kambing Etawa ( Studi kasus :Kec . Hamparan Perak Desa Klambir 5 )

TINJAUAN PUSTAKA
Kambing Etawa
Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran
tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah
anak perkelahiran sering lebih dari satu ekor, jsrsk antar kelahiran pendek, dan
pertumbuhan anaknya cepat. Selain itu, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi
dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling
buruk pun, kambing masih mampu bertahan hidup

( Sarwono, 2012 ).

Kambing Etawa sudah tersebar luas dan terkenal sebagai kambing penghasil
susu, walau banyak dimanfaatkan juga sebagai ternak pedaging. Adapun ciri
Kambing Etawa sebagai berikut :
1. Ternak ini bertubuh besar dan bertelinga panjang.
2. Hidung melengkung cembung.
3. Kambing jantan berjenggot dan rahang bawah menonjol.
4. Kakinya panjang dan berambut panjang pada garis bekakang kaki.
5. Warna kulit dan bulu bervariasi antara putih, coklat, dan hitam
(Sarwono,1995)
Sebelum memulai beternak kambing, perrtama kali yang perlu disiapkan adalah

membangun kandang yang baik. Syarat-syarat kandang yang baik yaitu cukup kuat
dan tahan lama, usahakan menghadap sinar matahari, terpisah dari rumah tempat
tinggal, tidak lembab dan mudah dibersihkan, pertukaran udara dalam kandang baik
sehingga udara dalam kandang baik dan selalu segar, usahakan kandang pejantan

Universitas Sumatera Utara

disendirikan, serta kandang sebaiknya dibuat sistem panggung ( Tim Karya Tani
Mandiri, 2010 ).
Menurut Cahyono (1998) perawatan ternak dan sanitasi lingkungan
merupakan hal yang paling penting untuk mencegah berbagai macam serangan
penyakit dan parasit yang dapat merugikan usaha peternakan. Perawatan dan
kebersihan lingkungan dapat menjamin kesehatan kambing. Perawatan ternak yang
dimaksud adalah memandikan ternak dan merawat atau memotong kuku ternak.
Sedangkan sanitasi lingkungan meliputi kebersihan kandang, kebersihan peralatan (
tempat minum, tempat pakan,dll ), dan kebersihan lingkungan di sekitarnya.
Salah satu hal yang dapat memengaruhi percepatan pengembangan ternak
kambing adalah penyakit. Penyakit dapat mengakibatkan kerugian ekonomi karena
menurunnya produktivitas ternak, bahkan kematian. Untuk pengendalian dan
pencegahan penyakit perlu dilakukan hal sebagai berikut:

1. Pemberian ransum atau makanan yang berkualitas dan cukup jumlahnya.
2. Menghindari kepadatan dalam kandang.
3. Memisahkan antara ternak muda dan dewasa.
4. Memperhatikan sanitasi (kebersihan lingkungan).
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara teratur
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010)

Universitas Sumatera Utara

Analisis Finansial
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan
rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam
tahapan analisis usaha. Misalnya hasil kajian pemasaran ditentukan besarnya unit
yang akan dijual dan harga berapa produk/jasa yang akan dijual, biaya apa yang harus
dikeluarkan dalam upaya penjualan produk/jasa tersebut. Hal yang sama juga berlaku
untuk keputusan dari penilaian aspek produksi,
teknis, dan manajemen termasuk aspek lingkungan. Kegiatan analisis finansial dapat
dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Membuat seluruh rekap penerimaan, yang dihasilkan dari seluruh kajian
aspek-aspek usaha, apakah termasuk penerimaan utama ataupun penerimaan

lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha.
2. Membuat rekap dari seluruh biaya yang juga sudah dihasilkan atau diputuskan
pada saat menganalisis aspek-aspek usaha dalam studi kelayakan usaha.
3.

Menguji apakah aliran kas masuk yang dihasilkan oleh suatu usaha atau
proyek ini berjalan berdasarkan kriteria finansial yang ada (Sofyan, 2004).
Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama

adalah perlu dipikirkan seberapa lama pengembalian dana yang ditanamkan di proyek
tersebut agar segera kembali. Artinya sebelum perusahaan dijalankan , maka terlebih
dahulu perlu dihitung apakah proyek atau usaha yang akan dijalankan benar-benar
dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut dalam
jangka waktu tertentu dan dapat memberikan keuntungan secara finansial lainnya
seperti yang diharapkan (Suad dan Suwarsono,1994).

Universitas Sumatera Utara

Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, maka perusahaan yang melakukan investasi hendaknya, terlebih dahulu

melakukan suatu studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang akan
ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan. Dengan kata lain jika usaha/proyek
tersebut dijalankan akan memberikan suatu manfaat atau tidak (Nitisemito dan
Burhan,1991).

Teori Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa
dengan jalan mengombinasikan faktor-faktor produksi yang meliputi : tanah (sumber
daya alam), tenaga kerja (sumber daya manusia), modal dan manajemen
(Kadariah,1994).
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input

menjadi output.

Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi
produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu (Sugiarto dkk,
2000).

Teori Biaya (Ongkos) Produksi

Prinsip biaya yang paling pokok adalah biaya total usahatani (total costs),
yang merupakan nilai uang dari keseluruhan faktor produksi yang dipergunakan
dalam produksi usahatani. Biaya total terbagi dalam dua komponen biaya yaitu :
biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah semua biaya yang secara
nyata dikeluarkan oleh petani (out of pocket expenditure) dalam penyelenggaraan

Universitas Sumatera Utara

usahatani. Biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan (imputed)
saja sebagai biaya, tidak benar-benar merupakan pengeluaran yang dibayarkan secara
nyata oleh petani (Kasim, 2000).
Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable
(variable cost). Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya
produksi, Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya yang
terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya penyusutan
peralatan dan pajak. Biaya variable yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh
besarnya produksi (Suratiyah, 2009).
Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya sarana produksi (bibit,pupuk,bahan
bakar minyak, tenaga kerja dan obat-obatan). Kalau menginginkan produksi yang

tinggi, maka sarana produksi perlu ditambah ataupun dikurangi, biaya ini sifatnya
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996).

Teori Penerimaan
Menurut Boediono (1992), ada beberapa konsep penerimaan yaitu :
1.Total Revenue (TR) yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan
outputnya. Total Revenue adalah output dikalikan harga jual output.
2.Average Revenue (AR) yaitu penerimaan produsen per unit output yang ia jual.
3.Marginal Revenue (MR) yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh penjualan
tambahan 1 unit output.

Universitas Sumatera Utara

Teori Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya dalam usaha.
Dimana penerimaan usaha adalah nilai produk total suatu usaha dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan ini mencakup semua
produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, yang digunakan kembali untuk
bibit atau yang disimpan digudang Apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar
dari total biaya, atau diperoleh keuntungan maka usaha penangkaran benih padi

dikatakan layak (Soekartawi, 1995).

Analisis Kelayakan Usaha
Studi kelayakan adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk menilai layak
tidaknya investasi yang akan dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara
ekonomis. Investasi atau penanaman modal dalam suatu perusahaan tidak lain adalah
menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan
(pengembalian) yang menguntungkan dimasa yang akan mendatang. Apapun bentuk
investasi yang akan dilakukan diperlukan studi kelayakan meskipun intensitasnya
berbeda. Adapun manfaat yang diharapkan dilakukannya studi kelayakan proyek
adalah memberikan masukan informasi kepada decision maker dalam rangka untuk
memutuskan dan menilai alternatif proyek investasi yang akan dilakukan (Suratman,
2001).
Dengan demikian, suatu kriteria investasi merupakan suatu alat apakah suatu usaha
yang dilaksanakan layak atau tidak layak. Menurut Soekartawi (2000) kriteria
tersebut adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Break Event Point (BEP)

Secara umum BEP adalah suatu keadaan dimana produksi dalam suatu perusahaan
tidak ada untung tidak ada rugi, impas antara biaya yang dikeluarkan perusahaan
dengan pendapatan yang diterima.
2. R/C Ratio
R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk
(Soekartawi, 2000).

Universitas Sumatera Utara