Studi Mengenai Aspek Biologi Ikan Belut Sawah (Monopterus albus ) Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Fauzan Bahri. C02496023. Studi Mengenai Aspek Biologi Ikan Belut Sawah
(il.Iottopterns ~ l h i l tli
~ ) Kecarnatan Parung, Kahupaten Bogor, Jawa Barat. Di

Dr. Ir. 11. Kitlwan Affandi dan Dr. Ir. Yunirar Ernawati. . M I
l~
-.h ; ~ \ t rbiiubinu,;rn
--

RZNGKASAN
Aspek biologi ikan sebagai informasi dasar sangat dibutuhltan dalam
pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan infomasi mengenai aspek
biologi reproduksi dan tnakanan ikan belut sawah (A40nopferzrsulht~s).
Penelitian diiaksanakan dari bulan Februari hingga bulan April tah~tn2000 di
daerah persa\vahan Desa Babakan dan Ciseeng, Kecamatan Parung, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Aspek biologi yang diamati melipltti aspek biologi reproduksi
v a i t ~jenis
~ kelamin, Tingkat Kernatangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad
(IKG), fekunditas, dan distribusi diameter telur; aspek makanan yaitu indeks
preponderance; faktor kondisi; dan sebagai penunjang dia~natiparameter lingkungau
(habitat) yaitu tekstoi. tanah, kandungan bahan organik, suhu, pli, dan alkalinitas

media, serta kelimpahan zooplankton dan Benthos.
Sampel ikan heiut sebanyak 295 ekor diperoleh dari hasil penangkapan di
alam dengan cara ngobor dan ngurek. Ukuran ikan yang tertangkap berkisar antara
17.3-61.8 cm, yang dikelotnpokkan menjadi 10 kelompok ukuran. Ukuran terbanyak
yang didapat adalah kelompok ukuran 21.8-26.2 cm, sedangkan dari mulai ukuran
3S.3cm ke atas jumlah yang tertangkap berkurang.

.

~

.

~

. .

Dari hasil pengamatan tentang jenis kela~ninikan belut, diklasifikasikan
menjadi 3 golongan, yaitu : golongan jantan yaitu ikan belut yang gonadnya 100 %
berisi sel sperma dan atau proporsi spenna lebih besar dari ovum, golongan intersex

yaitu ikan belut yang gonadnya menunjukkan proporsi spenna sama dengan ovum,
golongan betina yaitu ikan belut yang proporsi owmnya lebih besar dari sperma.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa perubahan kelamin ikan belut dari
betina menjadi jantan seiring dengan perubahan ukuran panjangnya. Hal ini
ditunjukkan dengan jumlah ikan belut betina yang secara bertahap bertambah hingga
ukuran tertentu (26.3-30.7 cm) mencapai maksimal. Makin besar ukuran belut,