3.2.1. Analisis Berdasarkan Kode Struktural Penambat anchorage
Sejumlah penggunaan bahasa yang diwujudkan dalam tulisan, musik dan ucapan voice over dalam iklan KBE versi Sumatera Utara ini menjadi penambat
anchorage. Voice over di awal iklan terdengar : “ Sumatera Utara Gerbang Pariwisata yang harus dikunjungi.
Beragam suku bangsa… hidup berdampingan”.
Sementara di bagian akhir terdengar VO sebagai berikut : “Mari Berwisata di Negeri Sendiri, Bangkitkan Pariwisata Dalam
Negeri, Ayo.. ke Sumatera Utara”
Rangkaian kata yang membentuk kalimat tersebut mengandung makna yang menggambarkan ajakan untuk berkunjung ke Sumatera Utara. Munculnya
kata “pariwisata” dan “wisata”, mempertegas tema iklan adalah mengenai kepariwisataan. Penggunaan kata “Ayo…” adalah kata yang menunjuk adanya
ajakan atau bujukan kepada yang melihat iklan untuk berwisata ke Sumatera Utara. Bahkan terdapat kata “harus” di kunjungi. Sementara kalimat “ Beragam
suku bangsa hidup berdampingan” adalah kalimat yang menjadi penggambaran dari kerukunan antara berbagai suku bangsa. Makna kalimat ini adalah mengenai
keunikan sekaligus penggambaran suasana yang damai. Daerah yang menjadi tujuan wisata tentulah harus mampu menghadirkan kedua hal tersebut yakni
keunikan dan kedamaian. Kalimat yang diucapkan dalam voice over diatas menjadi penanda verbal
sebagai penunjuk utama makna atau sebagai penambat yang mengarahkan
keseluruhan isi dari TVC KBE versi Sumatera Utara. Kalimat dalam VO menjadi penambat dari relasi berbagai tanda-tanda yang dimunculkan dalam iklan,
sehingga pemaknaan secara sintagmatik yang bisa diberikan adalah mengenai keindahan dan keunikan alam keunikan budaya Suku Batak dan Nias yang
menjadikannya sangat layak untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Tanda-tanda yang muncul dalam setiap scene lalu tunduk pada penunjuk utama.
Keunikan masing-masing daerah, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Sesuatu yang tidak mudah ditemui di daerah asal wisatawan
tetapi ada di daerah yang dituju akan menjadikan daerah wisata semakin menarik. Selain keindahan alam, kehidupan masyarakat yang masih alami juga akan
menjadi hal yang unik dan menarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Iklan Kuku Bima Ener-G versi Sumatera Utara menunjukkan keunikannya
melalui scene yang menyajikan perkampungan asli masyarakat Toraja dengan rumah-rumah adatnya yang masih berdiri kokoh. Juga ukiran-ukiran sebagai seni
kriya yang dibuat diatas kayu. Bagaimana kain Ulos ditenun oleh para ibu-ibu juga menjadi keunikan budaya yang ditonjolkan.
Kampung suku Batak dengan rumah adatnya menjadi penghias scene yang cukup dominan. Tarian Tor-Tor dilakukan di halaman kampung dengan latar
belakang rumah adat. Ibu-ibu yang sedang menginang juga ditampilkan dengan latar belakang rumah adat suku Batak. Dalam suku Batak dikenal istilah Huta,
yang artinya perkampungan tradisional. Huta di kelilingi oleh tembok menyerupai benteng karena dimasa lalu setiap perkampungan rentan mendapat serangan dari
kampung tetangga. Rumah di dalam huta berjejer di kiri dan kanan
rumah bolon atau rumah raja. Di sini biasanya dipertunjukan berbagai pesta adat, seperti Mangalahat Horbo, berupa ritual tarian dengan iringan musik khas Batak.
Perkampungan besar yang dipergunakan dalam TVC KBE ini di Kepulauan Nias salah satunya adalah kampung Desa Adat Bawomatulo di Desa
Bawomataluo. Inilah desa adat yang paling fenomenal di Nias selatan. Di desa ini terdapat Omo Sebua yang paling megah di Nias. Di desa ini terdapat 230 rumah
adat atau Omo Hada, atau yang terbanyak dari desa adat manapun di Nias Selatan. Di desa ini pemukimannya paling padat. Akses untuk memasuki desa ini bisa
melalui pintu belakangnya atau lewat gerbang desa. Karena desa ini terletak di atas puncak bukit untuk mencapai gerbangnya harus menaiki 88 anak tangga
dengan sudut 45 derajat. Dari gerbang desa ini bisa melihat samudera Hindia dan jika hari menjelang sore matahari senja terlihat tenggelam di samudera itu. Itulah
mengapa desa ini di namakan Bawomataluo yang artinya Bukit Matahari. Di desa ini seperti juga di desa lainnya biasa dipertunjukan tarian perang dan atraksi
lompat batu yang dalam bahasa Nias disebut Fahombe. Tarian ini berakar pada tradisi perang antar desa yang melambangkan kepahlawanan penduduk desa yang
menjaga desanya. sumber:http:ruangidegarran.wordpress.com, diunduh 24 Mei 2012 pkl 11.00 Wib
3.2.2 Analisis Sintagmatik Kode-kode Realitas