97
tersebut diambil dalam rapat mupun pertemuan-pertemuan RT Ibu. Suryadi, Ketua APL ”.
Pembangunan melalui partisipasi masyarakat merupakan salah satu upaya untuk pemerdayaan potensi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang
berkaitan dengan sumber daya lokal berdasarkan kajian musyawarah, yaitu peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan nyata yang ada dalam
masyarakat, peningkatan motivasi dan peran serta kelompok masyarakat dalam proses pembangunan. Prinsip kerja dari pembangunan melalui partisipasi
masyarakat adalah sebagai berikut : 1.
Program kerja disampaikan secara terbuka kepada masyarakat dengan melakukan komunikasi partisipatif agar mendapat dukungan masyarakat.
2. Program kerja dilakukan melalui kerjasama kelompok masyarakat, pejabat
kelurahan dan segenap warga untuk memperkecil hambatan. 3.
Koordinasi selalu dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan berusaha dilakukan
dengan benar-benar memperhatikan aspirasi masyarakat, sehingga dapat menunjukkan sebuah proses dan pengelolaan sampah yang aspiratif serta
partisipatif. Dengan kata lain pengelolaan sampah bukan saja program pemerintah melainkan sebuah program yang juga program masyarakat. Hal ini sudah barang
tentu mendorong warga untuk lebih serius dan kosisten terhadap keputusan yang telah disepakati antar pengurus dan warga di lingkungan sekitarnya.
“ Disini kami hanya mengikuti aspirasi warga, hasil rapat dan
musyawarah warga yang kita dengarkan untuk kita jadikan bahan kajian dan proses dalam mekanisme pengambilan keputusan “ Ny.
Kustanto, Sekretaris APL
4.7 Problematika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti lakukan, maka dapat diketahui problematika dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis
masyarakat di wilayah Sampangan maupun di wilayah Jomblang, sebagai berikut ;
98
1. Berdasarkan pengalaman pengurus RT maupun Kader lingkungan yang di
miliki oleh masing-masing RT, hal yang paling sulit adalah paradigma dalam membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah.
2. Dalam memproses sampah dijadikan kompos, kendala yang dialami adalah tentang bahan baku jerami yang cukup sulit didapatkan seperti saat ini di kota
besar seperti Kota Semarang. 3. Dalam pengelolaan dan teknis operasional di lapangan banyak di jumpai
sampah yang masih tercampur antara sampah organik maupun anorganik, akibatnya sampah organik yang semestinya bisa di proses tetapi terbuang
begitu saja. “ Kendala yang sering terjadi adalah dalam memperoleh bahan baku,
jika jerami habis maka kita disini tidak lagi melakukan proses pengomposan karena sistem pengomposan memakai Keranjang
Takakura itu, pembuatan inokulennya adalah jerami. Kalau satu keranjang sudah penuh dan mau buat kompos lagi tidak ada
inokulen....kesulitannya disana mbak “ Ibu. Singgih Ketua Kader Lingkungan RT 09,RW XI Kelurahan Jomblang.
4.7.1 Keunggulan Dan Kelemahan Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga
Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keunggulan dan kelemahan yang dicapai adalah sebagai berikut:
Keunggulannya yaitu : -
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan adanya organisasi pengelolaan sampah akan memberikan dampak sosial yang positif. Adanya
interaksi antar individu dalam masyarakat akan memberikan pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat.
- Dampak lain yang dapat memberikan motivasi tambahan bagi masyarakat
dalam pengelolaan sampah adalah aspek ekonomi, pendapatan dan penjualan kompos serta dari penjualan sampah anorganik yang dapat dijual kembali,
akan dapat menambah pendapatan klompok. -
Lingkungan akan menjadi bersih dan sehat karena semua sampah dapat termanfaatkan. Masyarakat akan mendapat keuntungan secara tidak langsung
99
dari penurunan biaya pengobatan anggota keluarga yang sakit akibat sanitasi lingkungan yang buruk.
- Jumlah sampah yang harus diangkut menuju TPA menjadi berkurang, hal ini
akan dapat memperpanjang umur TPA. Dengan demikian tidak lagi di pusingkan untuk mencari lahan TPA yang baru.
Kelemahannya yaitu ; -
Akibat kurang adanya partisipasi masyarakat, maka petugas kebersihan yang dikerahkan oleh pemerintah kota menjadi tidak berimbang antara jumlah
petugas dengan jumlah sampah yang harus ditangani. -
Pengelolaan dan teknis operasional yang banyak ditemui adalah masalah pemilahan sampah rumah tangga, yang masih kurang tuntas. Artinya masih
ada sampah organik dan anorganik yang terbuang ke bantaran sungai maupun terbuang ke TPS.
- Problem dalam kepengurusan adalah masalah kaderisasi, bagaimana mencari
pengurus baru yang memiliki kapasitas dan integritas. -
Biaya operasional pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA yang harus terus menerus meningkat seiring dengan kenaikan harga bahan bakar dan
ditanbah lagi perlu biaya operasional untuk merawat armada-armada pengangkut sampah.
- Kapasitas TPA yang terbatas, sementara jumlah sampah setiap harinya terus
menerus masuk ke TPA dan hanya sebagian kecil yang direduksi pemulung.
4.8 Usulan Pengelolaan