3 Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi PETA PUSPITA DEWI

Tabel 2.3 Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi PETA PUSPITA DEWI

(AKG) Rata-Rata Per Har S541302087

Kelompok Berat Tinggi Energi Protein Vitamin Besi/Fe Umur

Badan Badan (kkal)

(g)

A (mg)

(cm) (RE) 0-6 bulan

(kg)

10 375 0,5 7-12 bulan

7 1-3 tahun

8 4-6 tahun PROGRAM PASCASARJANA 17 110 1550 39 450

Sumber : Departemen kesehatan RI, 2012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Tabel 2.4. Angka Kecukupan Energi (AKE) Dan Protein (AKP) Anak

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

No.

Umur

Energi (kkal)

Protein (gr)

1. 0-6 bulan

2. 7-12 bulan

3. 1-3 tahun

39 Sumber : Departemen kesehatan RI, 2012

4. 4-6 tahun TESIS

Pada dasarnya makanan bagi balita harus bersifat lengkap artinya Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan

kualitas dari makanan harus baik dan kuantitas makanan pun harus Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

cukup, dan bergizi artinya makanan mengandung semua zat gizi yang

dibutuhkan, dengan memperhitungkan penambahan konsumsi zat

pembangun karena tubuh anak sedang berkembang pesat, penambahan

bahan makanan sebagai sumber energi, serta penambahan zat

pembangun untuk perkembangan mental dan pertumbuhan jaringan

otak yang mempengaruhi kecerdasannya.

c. Pola Makan Anak Balita

Telah kita ketahui bahwa pola makan merupakan perilaku yang

ditempuh seseorang dalam memilih, menggunakan bahan makanan

dalam konsumsi pangan setiap hari meliputi jenis makanan, jumlah Oleh:

PETA PUSPITA DEWI

makanan dan frekuensi makanan yang berdasarkan pada faktor-faktor S541302087

sosial, budaya dimana mereka hidup. Menurut Baliwati (2007) pola

makan yang baik mengandung makanan pokok, lauk-pauk, buah-

buahan dan sayur-sayuran serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai

dengan kebutuhan. Dengan pola makan yang baik, frekuensi yang PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

benar dan jenis hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN terpenuhinya kecukupan sumber tenaga, zat pembangun dan zat

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang.

Pola makan yang baik untuk mencapai status gizi ideal adalah

pola makan yang memenuhi pedoman umum gizi seimbang (PUGS) TESIS

dan piramida makanan. PUGS merupakan petunjuk terperinci tentang

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan cara memperbaiki pola makan yang memuat aneka ragam makanan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga dan mengandung seluruh sumber zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

PUGS dikembangkan dengan maksud untuk mencegah dan mengatasi

masalah gizi ganda, yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Ada 13 pesan

dasar PUGS, yaitu:

Makanlah aneka ragam makanan, makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi, makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi, batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kecukupan energi, gunakan garam beryodium, makanlah makanan sumber zat besi, berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya, biasakan makan pagi, minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya, lakukan aktivitas fisik secara teratur, hindari minuman beralkohol, makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, bacalah label pada makanan yang dikemas.

(Khomsan dan Anwar, 2008; Adiningsih, 2010).

Oleh:

Sedangkan untuk pengelompokan bahan makanan, didasarkan pada PETA PUSPITA DEWI

S541302087

tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sumber zat energi/tenaga (padi-

padian, tepung-tepungan, umbi-umbian, sagu, dan pisang), sumber zat

pengatur (sayuran dan buah-buahan), dan sumber zat pembangun

(ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan hasil olahnya,

PROGRAM PASCASARJANA

seperti tempe, tahu, dan oncom) UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Ketiga golongan bahan makanan tersebut digambarkan dalam

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

bentuk piramida (kerucut) yang diurutkan berdasarkan banyaknya

jumlah yang digunakan dalam hidangan sehari-hari. (Almatsier, 2011)

Gambar tersebut disebut piramida makanan, seperti gambar berikut: TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Gambar 2.1. Piramida makanan

Piramida makanan menggambarkan 4 prinsip gizi seimbang yang

mengandung 4 prinsip dasar, yaitu aneka ragam makanan sesuai

kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik dan memantau berat badan ideal.

Luasnya potongan piramida makanan menunjukkan porsi makanan

Oleh:

yang harus dikonsumsi setiap orang per hari dengan dilapisi oleh air

PETA PUSPITA DEWI S541302087

putih pada tiap potongannya. Air putih tersebut merupakan bagian

terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan

aktif.

Kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas) perhari.

PROGRAM PASCASARJANA

Setelah itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

golongan makanan pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN dianjurkan dikonsumsi 3 —8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

golongan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Jumlah

sayur yang harus dilahap setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi)

daripada buah (2 —3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga dari bawah TESIS

ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu, Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

tempe, dan oncom.

Terakhir dan menempati puncak piramida makanan dalam

potongan yang sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang

dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng

terdapat prinsip gizi seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan

berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan. Karena

prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda

menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka

diperlukan beberapa macam piramida makanan untuk ibu hamil dan

Oleh:

menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut (Khomsan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

dan Anwar, 2008; Gibney, 2009; Devi, 2010).

d. Frekuensi dan Porsi Makan Anak Balita

Khomsan (2010) menyatakan bahwa frekuensi konsumsi pangan

per hari merupakan salah satu aspek dalam kebiasaan makan.

PROGRAM PASCASARJANA

Frekuensi konsumsi pangan pada anak, ada yang terikat pada pola UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN antara 5 sampai 7 kali per hari atau lebih. Frekuensi konsumsi pangan

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

bisa menjadi penduga tingkat kecukupan gizi, artinya semakin tinggi

frekuensi konsumsi pangan, maka peluang terpenuhinya kecukupan

gizi semakin besar. Suatu hasil pengamatan terhadap anak-anak di TESIS

negara Barat memperlihatkan bahwa pada kelompok anak yang

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan frekuensi konsumsi pangannya kurang dari 4 kali per hari

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga mengkonsumsi energi, protein, vitamin C, dan zat besi (Fe) lebih Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

rendah dari rata-rata konsumsi anak-anak yang seumur. Sedangkan

konsumsi pada kelompok anak yang frekuensi konsumsi pangannya

lebih dari 6 kali per hari ternyata lebih tinggi dari rata-rata konsumsi

anak yang seumur.

Porsi makan bagi orang dewasa dan balita sangatlah jauh

berbeda, porsi makan anak balita lebih sedikit karena kebutuhan gizi

esensial jumlahnya lebih sedikit yang harus dipenuhi. Selain itu

karakteristik pertumbuhan dan aktivitasnya juga berbeda. Porsi makan

bagi anak balita harus mempunyai kandungan air dan serat yang sesuai

Oleh:

dengan daya toleransi, tekstur makanannya agak lunak agar mudah PETA PUSPITA DEWI

S541302087

dicerna, memberikan rasa kenyang (Komsatiningrum, 2009).

Makanan selingan perlu diberikan kepada balita terutama jika porsi

makan utama yang dikonsumsi belum mencukupi. Pemberian makanan

selingan tidak boleh berlebihan karena akan mengakibatkan

PROGRAM PASCASARJANA

berkurangnya nafsu makan akibat terlalu kenyang makan makanan UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola

makan, yaitu 1) Umur ibu. Orang tua muda, terutama ibu, cenderung

kurang pengetahuan dan pengalaman dalam merawat anak sehingga TESIS

mereka umumnya merawat anak didasarkan pada pengalaman orang

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan tua terdahulu. Selain itu, faktor usia muda juga cenderung menjadikan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga seorang ibu akan lebih memperhatikan kepentingannya sendiri Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

daripada kepentingan anaknya, sehingga kuantitas dan kualitas

perawatan kurang terpenuhi. Sebaliknya, ibu yang lebih berumur

cenderung akan menerima perannya dengan sepenuh hati. 2)

Pengetahuan gizi ibu. Pengetahuan tentang gizi sangat diperlukan agar

dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat konsumsi gizi.

Jika ibu rumah tangga memiliki pengetahuan gizi yang baik ia akan

mampu untuk memilih makanan-makanan yang bergizi untuk

dikonsumsi. 3) Pendidikan ibu. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi

akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap

Oleh:

informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya PETA PUSPITA DEWI

S541302087

hidup sehari-hari, khususnya dalam kesehatan dan gizi. 4) Pekerjaan

ibu. Orang tua yang bekerja terutama ibu akan mempunyai waktu yang

lebih sedikit untuk memperhatikan dan mengasuh anaknya

(Sediaoetama, 2008). 5) Pendapatan keluarga. Berbagai upaya

PROGRAM PASCASARJANA

perbaikan gizi biasanya berorientasi pada tingkat pendapatan. Seiring UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN dapat terpenuhi. 6) Jumlah anggota keluarga. Banyaknya anggota

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan. Jumlah anggota

keluarga yang semakin besar tanpa diimbangi dengan meningkatnya

pendapatan akan menyebabkan pendistribusian konsumsi pangan akan TESIS

semakin tidak merata.

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan f. Metode Penilaian Konsumsi Makan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok.

Berikut ini dijelaskan beberapa metode penilaian konsumsi makan

untuk individu/perorangan, yaitu 1) Meode food recall. Prinsip dari

metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah

bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.

Jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan

menggunakan alat ukuran rumah tangga (URT), misalnya sendok,

gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan

sehari-hari. Agar data yang dihasilkan representative, maka recall 24

Oleh:

jam sebaiknya dilalakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut- PETA PUSPITA DEWI

S541302087

turut. 2) Metode food frequency. Metode food frequency adalah untuk

memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan

atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan

atau tahun. 3) Metode perkiraan makanan (estimated food records).

PROGRAM PASCASARJANA

Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN responden diminta untuk mencatat semua yang dia makan dan minum

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau

menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4

hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan TESIS

tersebut. 4) Metode penimbangan makanan (food feighing). Pada

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

hari. 5) Metode pencatatan (food account). Metode pencatatan

dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan

yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari produksi sendiri,

termasuk harga eceran makanan tersebut. 6) Metode inventaris

(inventory record). Metode inventaris disebut juga log book method.

Prinsipnya dengan cara menghitung/mengkur semua persediaan

makanan di rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai

akhir survei. Semua makanan yang diterima, terbuang, tersisa dan

busuk selama penyimpanan dan diberikan kepada orang lain atau

Oleh:

binatang di catat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama periode PETA PUSPITA DEWI

S541302087

pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). 7) Pencatatan

makanan rumah tangga (household food record). Pengukuran dengan

metode ini dilakukan sedikitnya dalam periode satu minggu oleh

responden. Metode ini tidak memperhitungkan sisa makanan yang

PROGRAM PASCASARJANA

terbuang dan dimakan oleh binatang peliharaan dan dianjurkan hanya UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN makanan dalam keluarga (Supariasa et al, 2012; Gibney et al, 2010;

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Khomsan, 2010).

Metode-metode diatas juga mempunyai kelemahan, salah satunya

yaitu tidak bisa digunakan untuk mengetahui pola konsumsi maupun TESIS

pola makan dengan kasus penyakit kronis, karena penyakit ini timbul

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan setelah melewati waktu tertentu dan sudah melewati pola konsumsi

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga makan jangka panjang selama bertahun-tahun (Gibney et al, 2010). Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

g. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas

WHO (2008) menyatakan bahwa perubahan global pada pola

makan yang cenderung terjadi pada anak obesitas adalah peningkatan

masukan makanan padat energi yang merupakan tinggi lemak dan gula

namun rendah vitamin, mineral, dan mikornutrien sehat lainnya. Pola

makan yang tidak seimbang mengakibatkan ketidakseimbangan energi

sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya gizi lebih dan obesitas.

Faktor-faktor yang berpengaruh dari pola makan terhadap terjadinya

obesitas adalah kuantitas, porsi perkali makan, kepadatan energi dari

Oleh:

makanan yang dimakan, kebiasaan makan (contoh kebiasaan makan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

malam hari), frekuensi makan, dan jenis makanan (Snetselaar, 2008).

Usia balita merupakan usia pra sekolah dimana seorang anak akan

mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat

dibandingkan dengan ketika masih bayi. Oleh karena itu, pola

PROGRAM PASCASARJANA

pemberian makanan sangat penting diperhatikan. Pola makan yang UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan gizi berlebih

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

atau sebaliknya kekurangan. Asupan berlebih menyebabkan kelebihan

berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan gizi

(Sulistyoningsih, 2011). TESIS

B. Penelitian Relevan

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Penelitian Dewi dan Sidiartha (2013) dengan judu l ―Prevalensi dan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Faktor Risiko Obesitas Anak Sekolah Dasar Di Daerah Urban d Minat Pendidikan Profesi Kesehatan an Rural‖.

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah subyek

241 anak sekolah dasar dari daerah urban dan rural di Denpasar. Teknik

pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Analisis data

dengan Pearson Chi –square, Fisher’s Exact Test, dan regresi logistic,

didapatkan hasil bahwa prevalensi obesitas di daerah urban adalah 21%

sedangkan rural 5%. Anak di daerah urban 3,8 kali menderita obesitas. Faktor

yang paling berhubungan dengan obesitas di daerah urban adalah kebiasaan

anak makan fast food lebih dari 2 kali dalam seminggu, sedangkan di daerah

rural tidak ditemukan faktor yang signifikan berhubungan dengan obesitas.

Oleh: Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian terletak pada variabel PETA PUSPITA DEWI S541302087

terikatnya yaitu obesitas. Perbedaannya terletak pada metode, teknik

sampling, subjek, waktu dan tempat serta uji statistiknya.

Penelitian Purwani dan Mariyam (2013) deng an judul ―Pola Pemberian

Makan dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun Di Kabunan Taman

PROGRAM PASCASARJANA Pemalang‖. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Subjek penelitian sebanyak 33 responden yang dilaksanakan di Desa

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang pada bulan Febuari 2013.

Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan korelasi Chi

Square . Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara pola TESIS

pemberian makan dengan status gizi pada anak usia 1 sampai 5 tahun di Desa

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Persamaan penelitian ini

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga dengan rencana penelitian terletak pada variabel bebas. Perbedaannya terletak Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

pada jenis penelitian, desain penelitian, teknik sampling, subjek, waktu dan

tempat serta uji statistiknya.

Penelitian Sulanto et al (2012) dengan judul ―Breastfeeding and

Decreased Risk For Childhood Obesity ‖. Penelitian ini menggunakan desain

case control . Tempat penelitian di dua sekolah dasar yaitu Budi Mulia dan

Tarakanita pada bulan September – November 2010. Subjek adalah siswa

sekolah dasar usia 6-8 tahun yang obesitas sejumlah 68 dan tidak obesitas

sejumlah 68 anak. Uji statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian

ini adalah pemberian ASI eksklusif menurunkan peluang untuk obesitas pada

Oleh: anak-anak usia 6-8 tahun. Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian PETA PUSPITA DEWI S541302087

terletak pada jenis dan desain penelitian serta variabel bebas dan terikat.

Perbedaannya terletak pada subjek, waktu dan tempat, teknik sampling serta

uji statistiknya.

Penelitian Scott et al (2012) dengan judul ―The Relationship Between

PROGRAM PASCASARJANA Breastfeeding and Weight Status In A National Sample Of Australian UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Children And Adolescents ‖. Penelitian ini menggunakan analisis sekunder 2014

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN dari survey aktivitas fisik dan gizi tahun 2007. Sampel berjumlah 2066,

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 9 sampai 16 tahun dari seluruh

negara di bagian teritori Australia. Uji statistik menggunakan analisis regresi

logistik. Hasil penelitian ini adalah bahwa anak-anak y TESIS ang disusui selama ≥ 6

bulan secara signifikan lebih kecil mengalami kelebihan berat badan.

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian terletak pada variabel

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga bebas dan uji statistiknya. Perbedaannya terletak pada jenis dan desain Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

penelitian, subjek, waktu dan tempat.

Penelitian Sartika (2011) dengan judul ―Faktor Risiko Obesitas Pada

Anak 5- 15 Tahun Di Indonesia‖. Penelitian ini menggunakan desain cross

sectional dan menggunakan sumber data sekunder data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2007. Subjek terdiri dari 207.111 anak berusia 5-15

tahun, dan setelah dilakukan cleaning data diperoleh sampel sebanyak

170.699 orang. Analisis data statistik meliputi analisis univariat, bivariat (uji

Chi Square ) dan multivariat (uji regresi logistik ganda). Faktor risiko yang

paling berhubungan dengan obesitas pada anak usia 5-15 tahun adalah tingkat

Oleh: pendidikan anak setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, riwayat PETA PUSPITA DEWI S541302087

obesitas ayah, kebiasaan olah raga dan merokok serta asupan protein.

Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian terletak pada variabel

terikatnya, yaitu obesitas serta uji statistiknya. Perbedaannya terletak pada

metode dan desain penelitian, teknik sampling, subjek, waktu dan tempat.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

C. HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Kerangka Pikir OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Faktor yang Faktor yang mempengaruhi Faktor lain yang mempengaruhi pola makan Balita: mempengaruhi obesitas

pemberian ASI:

1. Umur ibu pada balita:

1. Pengetahuan 2. Pengetahuan gizi ibu TESIS

1. Faktor genetik

2. Usia

3. Pendidikan ibu 2. Status sosial

3. Pendidikan 4. Pekerjaan ibu ekonomi

4. Pekerjaan

5. Pendapatan keluarga 3. Aktifitas fisik Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan 5. Sosial budaya 6. Jumlah anggota 4. Makanan cepat

6. Informasi

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga keluarga

saji (fast food)

7. Faktor fisik ibu Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

5. Faktor keluarga

8. Dukungan suami

6. Pemberian susu

9. formula

7. Berat badan lahir

Pola makan Lama Pemberian ASI

Tingkat kecukupan energi dan protein

Oleh: PETA PUSPITA DEWI S541302087

Obesitas pada anak usia 2-5

tahun

Gambar 2.2 Kerangka pikir hubungan pemberian ASI dan pola makan dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun

Keterangan :

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET : variabel dalam penelitian

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Obesitas pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

pemberian ASI, pola makan, faktor genetik, status sosial ekonomi, aktivitas

fisik, makanan cepat saji dan faktor keluarga. Secara umum obesitas dapat

TESIS

disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori yang diakibatkan karena asupan

energi yang jauh melebihi kebutuhan tubuh. Faktor yang mempengaruhi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan

pemberian ASI diantaranya yaitu pengetahuan, usia, pendidikan, pekerjaan, Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

sosial budaya, informasi, faktor fisik ibu serta dukungan suami.

Usia anak 2-5 tahun merupakan usia pra sekolah dimana seorang anak

akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat

dibandingkan dengan ketika masih bayi. Oleh karena itu, pola pemberian

makanan sangat penting diperhatikan. Secara umum faktor yang

mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah umur ibu, pengetahuan gizi

ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, serta jumlah

anggota keluarga. Pola makan disini bisa dilihat dari jumlah, jenis dan

frekuensinya. Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk

memenuhi kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan Oleh: PETA PUSPITA DEWI menyebabkan asupan gizi berlebih ataupun kekurangan gizi. Asupan energi S541302087

yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan terjadinya obesitas pada balita

(Sulistyoningsih, 2011; Redinger, 2007; Balaban et al, 2004).

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

D. HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Hipotesis OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

1. Ada hubungan lama pemberian ASI dengan obesitas pada anak usia 2-5

tahun.

2. Ada hubungan pola makan dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun. TESIS

3. Ada hubungan lama pemberian ASI dan pola makan secara bersama-sama

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dengan kejadian obesitas pada anak usia 2-5 tahun.

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh: PETA PUSPITA DEWI S541302087 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN BAB III OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian TESIS

1. Tempat penelitian

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

2. Waktu penelitian Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Pengajuan judul tesis dilaksanakan pada bulan Desember 2013 dan

pengumpulan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni

2014. Jadwal penelitian terlampir (Lampiran I).

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan

rancangan case control yaitu suatu penelitian yang mempelajari seberapa jauh

faktor resiko mempengaruhi terjadinya efek, dengan menggunakan

pendekatan retrospektif artinya penelitian dimulai dengan mengidentifikasi

kelompok yang terkena penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok

Oleh: tanpa efek (kontrol), kemudian faktor risiko diidentifikasi terjadinya pada PETA PUSPITA DEWI

S541302087

waktu yang lalu.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN  Lama pemberian

Efek (+) atau Kasus: ASI OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN Retrospektif Anak usia 2-5 tahun

 Pola makan yang obesitas

Matching: jenis kelamin

TESIS

dan usia

 Lama pemberian

ASI Retrospektif Efek (-) atau Kontrol : Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan  Pola makan Anak usia 2-5 tahun Program Studi Magister Kedokteran Keluarga yang tidak obesitas

Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Gambar 3.1 Skema Rancangan Kasus Kontrol

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita yang berada di wilayah

kabupaten Bantul. Besar populasi penelitian ini adalah 62003 anak.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Sampel kasus dalam penelitian ini adalah anak balita yang berusia 2-

5 tahun yang mengalami obesitas dan berada di wilayah kabupaten

Oleh:

Bantul.

PETA PUSPITA DEWI

S541302087

b. Kontrol adalah anak balita yang berusia 2-5 tahun di wilayah

kabupaten Bantul yang tidak mengalami obesitas. Kelompok kontrol

diambil dengan cara melakukan matching terhadap umur dan jenis

kelamin.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

eksklusi berikut ini:

1) Kriteria inklusi

a) Anak balita yang berusia 2-5 tahun yang bertempat tinggal di TESIS

wilayah kabupaten Bantul.

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan b) Anak balita yang berusia 2-5 tahun yang datang ke posyandu

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga tempat penelitian. Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

2) Kriteria eksklusi

a) Anak dalam keadaan sakit atau dalam perawatan dokter.

b) Anak yang menderita gangguan psikologi.

c) Anak yang menderita kelainan genetik, misalnya down

syndrom .

c. Estimasi Besar Sampel

Besar sampel untuk penelitian analitik kategorik berpasangan case

control diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut (Dahlan, 2013):

n 1 =n Oleh: 2 =

PETA PUSPITA DEWI S541302087

Keterangan:

: deviat baku alfa Zα

: deviat baku beta

: besarnya diskordan (ketidaksesuaian)

:P PROGRAM PASCASARJANA 1 (1 - P 2 )+P 2 (1-P 1 )

P 1 UNIVERSITAS SEBELAS MARET : proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan

SURAKARTA judgement peneliti 2014

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN P 1 -P 2 : selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Pada penelitian ini menggunakan power 80%, sehingga Z β : 0,842,

dan menggunakan tingkat kesalahan 5%, sehingga Z α : 1,96. Nilai P 2

TESIS

sebesar 0,46 (hasil kepustakaan dari penelitian Saputri, 2014).

Dengan demikian, estimasi besar sampel yang diperlukan sebagai

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan sumber data pada taraf kepercayaan 95% adalah :

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

n 1 =n 2 =

n 1 =n 2 =

n 1 =n 2 =

n 1 =n 2 = 98

Berdasarkan perhitungan besar sampel diatas, maka besar

sampel minimal yang dibutuhkan adalah 98 kasus dan 98 kontrol.

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Oleh:

teknik cluster sampling dengan cara memilih 2 kecamatan dari 17 PETA PUSPITA DEWI

S541302087

kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bantul secara

random.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

PROGRAM PASCASARJANA

a. Variabel bebas (X): UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN X 2 : Pola makan

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

b. Variabel terikat (Y): obesitas

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel pada penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1 di TESIS

bawah ini:

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Tabel 3.1 Definisi Operasional

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

N Variabel Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala o

Operasinal Data

Jumlah bulan Interval bebas:

1 Variabel

Lamanya anak

memberikan ASI pemberian bayi baru lahir

asupan ASI sejak

pada anak. ASI

sampai ibu berhenti memberikan ASInya.

2 Pola

Jumlah Interval makan

Kebiasaan makan Kuesioner

yang dilakukan

dengan

perolehan skor

oleh anak balita

skala likert kuesioner pola

dalam memenuhi

yang terdiri makan.

kebutuhan energi

dari 5

Skor max: 140

di dalam tubuh

alternatif

yang meliputi

jawaban: jumlah, jenis, dan Selalu,

frekuensi makanan Oleh: sering, yang dikonsumsi PETA PUSPITA DEWI kadang- sehari-hari. S541302087 kadang,

pernah, dan tidak pernah

1. Tidak Nomin Terikat:

3 Variabel

Kelebihan masa Kuesioner,

obesitas jika al Obesitas

tubuh yang didapat Timbangan

berdasarkan

injak dan

Z- score ≤ +2

pada anak perhitungan berat microtoise

SD

2. Obesitas jika UNIVERSITAS SEBELAS MARET badan anak usia 2- Z-score > +2

PROGRAM PASCASARJANA badan dan tinggi

5 tahun. SURAKARTA

SD

E. HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Tekhnik Pengumpulan Data OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

1. Jenis data yang dikumpulkan

a. Data Primer

Data primer diperoleh oleh peneliti dari sumber data atau informasi TESIS

secara langsung. Data primer yang digunakan meliputi data umum

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan karakteristik responden, lama pemberian ASI, pola makan, dan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga kejadian obesitas anak. Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan posyandu,

puskesmas dan Dinkes Bantul.

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan cara

wawancara, observasi dan pengisian kuesioner dengan dibantu oleh 2

asisten peneliti serta kader yang ada diposyandu. Tahap pertama penelitian

dilakukan dengan cara melakukan studi pendahuluan (skrining awal) untuk

menentukan prevalensi obesitas di tiap kecamatan di wilayah kabupaten

Oleh:

Bantul. Setelah itu peneliti menentukan kecamatan yang akan dijadikan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

tempat penelitian. Kemudian bekerjasama dengan puskesmas dan kader

posyandu untuk mengkaji status gizi balita pada masing-masing posyandu

di tiap kecamatan yang selanjutnya dilakukan penelitian pada posyandu

yang sudah sudah dikaji kejadian obesitasnya.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Penentuan obesitas dan tidak obesitas dilakukan dengan cara

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

melakukan pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan)

menggunakan timbangan injak dengan tingkat ketelitian 0,1 kg dan alat

pengukur tinggi badan (microtoise) berkapasitas sepanjang 200 cm dengan TESIS

ketelitian 0,1 cm. Langkah - langkah pengukuran berat badan, yaitu a)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Responden menggunakan pakaian biasa, isi kantong dikeluarkan, tidak

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

menggunakan sepatu dan kaos kaki. b) Timbangan diletakkan pada Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

permukaan yang keras dan rata. c) Responden berdiri diatas timbangan,

pandangan lurus ke depan dan tidak boleh bergerak. d) Membaca berat

badan pada tampilan dan mencatat hasilnya. Sedangkan langkah – langkah

mengukur tinggi badan yaitu a) Alas kaki reseponden dilepas, berdiri

tegak, kaki rapat, lutut lurus. Tumit, pantat, bahu menyentuh dinding

vertikal, pandangan lurus kedepan serta tangan lepas disamping badan

dengan telapak tangan menghadap paha. b) Microtoise ditarik sampai

menyentuh ujung kepala, pegang secara horizontal. c) membaca berat

badan pada tampilan dan mencatat hasilnya dengan ketelitian 0,1 cm.

Oleh:

Setelah melakukan pengkajian obesitas dan tidak obesitas pada anak, PETA PUSPITA DEWI

S541302087

kemudian peneliti melakukan wawancara tentang karakteristik responden

dan lama pemberian ASI, sedangkan pola makan anak diisi sendiri oleh

ibu (orangtua) anak. Sebelum mengisi kuesioner, responden mendapatkan

penjelasan tentang tujuan dan cara pengisian kuesioner dari peneliti.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

F. HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

1. Data umum tentang karakteristik responden dilakukan melalui wawancara

dengan menggunakan kuesioner identitas responden.

2. Data status gizi untuk kelompok obesitas dan tidak obesitas dikumpulkan TESIS

melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan serta buku kesehatan ibu

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dan anak (KIA). Berat badan diukur menggunakan timbangan berat badan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

dengan ketelitian 0,1 kg dengan kapasitas 120 kg, sedangkan tinggi badan Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

diukur dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm dan

kepasitas 200 cm.

3. Data lama pemberian ASI diperoleh dengan cara wawancara yang

dilakukan peneliti, sedangkan data pola makan menggunakan kuesioner

jenis skala Likert bentuk check list dengan model lima pilihan jawaban.

Kisi-kisi kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Pola Makan Anak Usia 2-5 tahun Variabel

Indikator

Nomor soal

Jumlah

Unfavorable (-) Pola

Favorable (+)

8 makan

Jumlah makanan

Jenis makanan

Oleh: 1, 2, 11, 18,

20, 24, 25 Frekuensi makan S541302087 4, 13, 21, 9

PETA PUSPITA DEWI 22*, 26, 27*

Jumlah

16 12 28 *tidak valid

Guna memudahkan dalam perhitungan dan analisis data maka

diperlukan skor pada masing-masing butir soal. Pada kuesioner pola PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

makan digunakan skala Liker dengan rentang skor dari 1-5 mulai dari SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN tidak pernah, pernah, kadang – kadang, sering dan selalu. Adapun

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

panduan skoring kuesioner pola makan disajikan dalam tabel 3.3

dibawah ini: