Diskripsi Karya

C. Diskripsi Karya

1. Karya 1.

Gambar 7 , “Swan 1”,26 cm x 32 cm x 39 cm, Tanah Liat, 2012.

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

Karya yang berjudul “Swan 1” dibuat dengan teknik pinching atau pijit dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar yang dimaksutkan menggambarkan warna langit di malam hari. Karya ini berukuran 26 cm x 32 cm x 39 cm dan selesai dibuat pada tahun 2012. Bentuk yang dibuat adalah seekor angsa yang sedang merebakkan sayapnya dengan anggun, dengan leher menjulur ke atas, dan Karya yang berjudul “Swan 1” dibuat dengan teknik pinching atau pijit dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar yang dimaksutkan menggambarkan warna langit di malam hari. Karya ini berukuran 26 cm x 32 cm x 39 cm dan selesai dibuat pada tahun 2012. Bentuk yang dibuat adalah seekor angsa yang sedang merebakkan sayapnya dengan anggun, dengan leher menjulur ke atas, dan

2. Karya 2

Gambar 8 , “Swan 2”, 43 cm x 30 cm x 23 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

Karya yang berjudul “Swan 2” dibuat dengan teknik pinching atau pijit dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis

yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar yang dimaksutkan menggambarkan warna langit di malam hari. Bentuk karya ini adalah angsa Dengan badan yang dibesarkan bermaksut untuk menutupi telur-telurnya. Karya ini Menggambarkan angsa yang sedang menikmati proses mengeram telur, berukuran 43 cm x 30 cm x 23 cm dan selesai dibuat tahun 2012.

Gambar 9 , “Swan 3”, 25 cm x 35 cm x 28 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

Karya yang berjudul “Swan 3” dibuat dengan teknik pinching atau pijit dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar yang dimaksutkan menggambarkan warna langit di malam hari. Bentuk dari karya ini adalah angsa yang amat cantik dengan sayap yang digayakan bergelombang. Kecantikannya diibaratkan dengan kecantikan hati sang angsa yang rela mengeram telur-telurnya dengan susah payah demi anak-anaknya. Karya ini berukuran 25 cm x 35 cm x 28 cm, selesai dibuat tahun 2012.

Gambar 10 , “Swan 4”, 23 cm x 11,5 cm x 22,5 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

K arya keempat berjudul “swan 4” dibuat dengan teknik pinching atau pijit dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar yang dimaksutkan menggambarkan warna langit di malam hari. Bentuk karya adalah angsa tyang sedang mengeram tenang dengan penonjolan sayap yang sedikit dinaikkan, dengan ukuran 23 cm x 11,5 cm x 22,5 cm, selesai dibuat tahun 2012. Karya ini digambarkan karya yang sedang bertapa namun tetap terlihat cantik dengan sayap yang tetap cantik pada bagian belakang. Hal tersebut dimaksudkan agar angsa terlihat tetap semangat walaupun dalam keadaan mengeram.

Gambar 11 , “Dewi Lanjar 1”, 15 cm x 9 cm x 26 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

Karya yang berjudul “Dewi Lanjar” dibuat dengan teknik pinching atau pijit

dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar yang dimaksutkan menggambarkan warna langit di malam hari. Bentuk yang dibuat merupakan figur wanita yang sedang bersimpuh. Bentuk ini mengambil kecantikan seorang wanita dari bentuk tubuhnya. Badan yang seksi, paha dan bokong yang besar, dada berisi, dan perut yang langsing, kecantikan ini diibaratkan seperti Dewi. Ukuran 15cm x 9cm x 26cm, dibuat tahun 2012. Dewi Lanjar adalah perwujudan dari mangsa ke-8. Bintang dari mangsa ini adalah Wulanjar Ngirim. Konon nama ini diambil dari nama seorang janda yang sangat cantik yang sedang mengantar makanan ke sawah.

Gambar 12 , “Dewi Lanjar 2”, 5,5 cm x 4 cm x 29 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

K arya ini berjudul “Dewi Lanjar 2” dibuat dengan teknik pinching atau pijit dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar yang dimaksudkan menggambarkan warna langit di malam hari. Bentuk dari karya ini adalah wanita yang cantik dengan pendistorsian pada bagian kakinya, berukuran 5,5 cm x 4 cm x

29 cm, selesai dibuat tahun 2012. Karya ini menggambarkan wanita yang sedang berdiri yang diibaratkan seorang dewi yang memberikan semangat kepada para

Gambar 13 , “Sapi Gumarang”, 29 cm x 12 cm x 12,5 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

K arya ketuju berjudul “Sapi Gumarang” dibuat dengan teknik pinching atau pijit dengan menggunakan tanah liat campuran dari Pacitan, Boyolali, dan Kaolin. Garis yang ada dalam karya ini merupakan garis yang terjadi akibat pertemuan dua bidang. Warna yang digunakan adalah warna biru tua bertekstur kasar. Bentuk yang dibuat adalah sapi jantan yang kekar dengan Punuk pada bagian punggung atas dibuat lebih besar dari ukuran normalnya, berukuran 29 cm x 12 cm x 12,5 cm, selesai dibuat tahun 2012.

Gambar 14 , “Musim Kupu-kupu”, diameter 50 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

K arya ini berjudul “Musim Kupu-Kupu” dibuat dengan teknik cetak tekan, warna yang digunakan biru tua bertekstur kasar, berdiameter 50 cm, selesai dibuat tahun 2012. Karya ini menggambarkan musim kupu-kupu menandakan datangnya mangsa ke-8.

Gambar 15 , “Gugur”, diameter 50 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

K arya ini berjudul “Gugur” dibuat dengan teknik cetak tekan, warna yang digunakan biru tua bertekstur kasar, berdiameter 50 cm, berdiameter 50 cm, selesai dibuat tahun 2012. Karya ini menggambarkan daun-daun yang berguguran sekaligus dimulainya mangsa kesatu atau musim kemarau.

Gambar 16 , “Wabah”, diameter 50 cm, Tanah Liat, 2012

(Foto Dokumentasi Tanti, Oktober 2012)

K arya ini berjudul “Wabah” dibuat dengan teknik cetak tekan, warna yang digunakan biru tua bertekstur kasar, berdiameter 50 cm, selesai dibuat tahun 2012. Karya yang berjudul wabah ini merupakan perwujudan dari banyak lalat yang bergerombol, dan sesuai musimnya yaitu musim penghujan (mangsa ke-5) lalat menjadi wabah penyakit pada musim itu.