LANDASAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR
b. Akuntabilitas dalam Perspektif Islam
Akuntabilitas dalam perspektif Islam tidak hanya ditujukan kepada masyarakat ( stakeholders ) dalam tataran horizontal melainkan juga pertanggungjawaban vertikel yaitu kepada Allah Swt. 62 Islam memiliki
pandangan bahwa akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban seorang manusia sebagai khalifah di bumi kepada sang Pencipta yaitu Allah Swt karena apapun yang telah dititipkan kepada manusia merupakan amanah dan
60 Teguh Arifiayadi SH, Konsep da n Arti Akunta bilita s, Artikel Resmi Inspektorat Jenderal Depkominfo 2008 diakses 8 Januari 2016
61 Mardiasmo, Akunta nsi Sektor Publik (Yogyakarta, Andi, 2009) hal. 20 62 Mardiasmo, Akunta nsi Sektor Publik , (Yogyakarta, Andi, 2009) hal. 21 61 Mardiasmo, Akunta nsi Sektor Publik (Yogyakarta, Andi, 2009) hal. 20 62 Mardiasmo, Akunta nsi Sektor Publik , (Yogyakarta, Andi, 2009) hal. 21
“ Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberimu amanah dan janganlah kamu mengkhianati ora ng yang berkhiaat terhadap tuhanMu 63 .” .
Sedangkan tanggungjawab kedua dipenuhi dengan menunaikan kontrak yang dibuat diantara sesama manusia. Dalam kaitannya dengan pengelolaan zakat, akuntabilitas lembaga zakat tidak bisa menyalahi aturan syariah dalam mengelola harta zakat, maupun dana sosial keagamaan lainya. Misalnya aturan tentang pembagian zakat kepada penerima orang-orang yang tergolong mustahiq , atau zakat terlebih dahulu diprioritaskan kepada golongan yang paling membutuhkan (fakir dan miskin), dan lain sebagainya. Pada saat yang sama harus transparan dan juga akuntabel
kepada berbagai pihak. 64 Seperti adanya kewajiban pencatatan dan pelaporan dalam menerima dan menyalurkan zakat, Sebagaimana dalam
surat an-Nisaa: 58 dijelaskan:
Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar, Maha
melihat. 65
Dari segi akuntansi, akuntabilitas adalah upaya atau aktivitas untuk menghasilkan pengungkapan yang benar melalui proses-proses akuntansi.
63 Imam al-Zahibi, ... hal. 681 64 Hidayatul Ihsan dan Gustina, Ma na jemen da n Akunta bilita s Institusi Pengelola Za ka t
Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol. 3 No. 1 Juni 2008 diakses 8 Januari 2016 65 Departemen Agama, .., hal. 69
Pertanggungjawaban pengungkapan tersebut ditujukan kepada Allah dan kepada manusia ( stakeholders ). Pengungkapan tanggungjawab kepada manusia dapat melalui laporan pertanggungjawaban baik berupa laporan keuangan maupun laporan pelaksanaan kegiatan lainnya. Akuntabilitas juga terikat dengan peran sosial dimana muhtasib (akuntan) yakin bahwa hukum syariah telah dilaksanakan dan kesejahteraan umat menjadi tujuan utama dari aktivitas perusahaan dan tujuan tersebut telah tercapai. Selanjutnya yang menjadi indikator pelaksanaan akuntabilitas dalam perspektif Islam
adalah: 66
1) Segala aktivitas harus memperhatikan dan mengutamakan kesejahteraan umat sebagai perwujudan amanah yang diberikan Allah kepada manusia sebagai khalifah
2) Aktivitas organisasi dilaksanakan dengan adil
3) Aktivitas organisasi tidak merusak lingkungan sekitar
Akuntabilitas, transparansi, dan corporate culture merupakan tiga hal pokok yang dapat menentukan citra lembaga yang amanah dan
profesional. 67 Akuntabilitas yang dimaksud yakni akuntabilitas secara horizontal. Adapun sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semua sistem yang dibangun. Sebaik apapun sistem yang ada, akan hancur juga jika moral pelakunya rendah. Terlebih dana yang dikelola amil zakat adalah dana zakat dan dana publik lain. Dana yang dikelola itu secara esensi adalah milik mustahiq . Dan muzakki setelah memberikan dananya kepada OPZ tidak ada keinginan sedikitpun untuk mengambil dananya lagi. Kondisi ini
menuntut dimilikinya sifat amanah dari para amil zakat. 68
66 Abdusalam Mohammed Abu Tapanjeh (2009) dalam skripsi Rizky Khaerany, Akunta bilita s da n Tra nspa ra nsi Lemba ga Pengelola Za ka t da n Penga ruhn ya terha da p Kua lita s
Lemba ga Amil Zakat, Makassar: Universitas Hasanuddin, hal. 30 di akses 8 Januari 2016 67 Didin Hafidhuddin, dkk, The Power of Za ka t (Malang, UIN-Maliki Press, 2008) hal.
103 68 Agus Sucipto, artikel Memba ngun Tra nspa ra nsi da n Akunta bili tas Lemba ga Pengelola
Za ka t , (Garut, April 2011) hal. 2 diakses melalui www.BAZNASkabgarut.com
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, manajer bertanggungjawab memastikan perilaku perusahaan sesuai dengan prinsip dan aturan syariah. Dalam situasi ideal dimana suatu agen adalah mukmin sejati yaitu mereka dari kalangan muslim yang perilaku sepenuhnya sesuai dengan tuntuan syariah, maka kesetiaan mereka terhadap akuntabilitas akan menghilangkan
masalah yang berkaitan dengan ketidaksimetrisan informasi. 69
c. Tujuan Akuntabilitas
Tujuan Akuntabilitas adalah agar terciptanya kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah. Kepercayaan publik yang tinggi akan pemerintah daerah dapat mendorong partisipasi yang lebih tinggi pula terhadap pengelolaan manajemen pemerintah daerah. Lebih utama lagi tujuan akuntabilitas adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah sebagai salah satu syarat untuk terciptanya
pemerintah daerah yang baik dan terpercaya. 70 Badan Amil Zakat Nasional adalah organisasi pengelola zakat yang
dibentuk oleh pemerintah dan merupakan organisasi yang independen. Badan Amil Zakat Nasional harus mengelola zakat secara akuntabel agar dapat menumbuhkan kepercayaan di hati masyarakat stakeholders sehingga kinerja Badan Amil Zakat semakin baik. Kepercayaan yang tinggi dari muzakki akan berdampak jumlah zakat terus meningkat dan begitu juga dengan jumlah mustahiq yang menerima akan semakin banyak dan berangsur-angsur akan mengurangi kemiskina.
d. 71 Aspek-Aspek Akuntabilitas Akuntabilitas memiliki aspek-aspek sebagai berikut 72 :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
69 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Penga nta r Keua nga n Isla m: Teori da n Pra ktek (Jakarta, Kencana, 2008) hal. 364
70 Mardiasmo, ... hal. 71 Muchlisin Riadi, ... hal. 3 72 Muchlisin Riadi, ... hal. 3
Akuntabilitas adalah komunikasi dua arah yaitu merupakan sebuah kontrak antara dua pihak.
2) Akuntabilitas Berorientasi Hasil Pada struktur organisasi sektor swasta dan publik saat ini akuntabilitas tidak melihat kepada input ataupun output melainkan kepada outcome .
3) Akuntabilitas memerlukan pelaporan Pelaporan adalah tulang punggung dari akuntabilitas. Artinya pelaporan merupakan suatu bentuk dari perwujudan tercapainya suatu akuntabilitas. Baik itu berupa laporan keuangan, laporan hasil kegiatan dan lain sebagainya.
4) Akuntabilitas itu tidak ada artinya tanpa konsekuensi Kata kunci yang digunakan dalam mendiskusikan dan mendefinisikan akuntabilitas
Tanggungjawab itu mengindikasikan kewajiban dan kewajiban datang bersama konsekuensi.
adalah
tanggungjawab.
5) Akuntabilitas meningkatkan kinerja Tujuan dari akuntabilitas adalah untuk meningkatkan kinerja, bukan untuk mencari kesalahan dan memberikan hukuman. 73
e. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Elwood (1993) membagi akuntabilitas dalam empat jenis yaitu 74 :
1) Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum ( accountability for probity and legality ) terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan ( abuse of power ), sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.
2) Akuntabilitas proses ( process accountability ) terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen
Akuntabilitas proses
73 Ilham Mansur, ... hal. 6 74 Mardiasmo, ... hal. 22 73 Ilham Mansur, ... hal. 6 74 Mardiasmo, ... hal. 22
gambaran hubungan BAZ dengan para donatur/ 75 muzakki .
3) Akuntabilitas program ( program accountability ) terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya minimal. Akuntabilitas program juga berarti bahwa program-program organisasi hendaknya merupakan program yang bermutu dan mendukung strategi dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Lembaga publik harus mempertanggungjawabkan program yang telah dibuat sampai pada pelaksanaan program.
4) Akuntabilitas kebijakan ( policy accountability ) terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah baik pusat maupun daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Untuk akuntabilitas organisasi amal, Cordery dan Morley kemudian mengelompokkan jenis akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi amal adalah sebagai berikut:
1) Akuntabilitas finansial Yaitu untuk menyakinkan bahwa uang atau harta yang dibawah tanggungjawabnya digunakan untuk tujuan yang tepat. Lebih luas dikemukakan bahwa akuntabilitas finansial fokus
75 Yosi Dian Endahwati, Akunta bilita s da n Tra nspa ra nsi Pengelola a n za ka t, infa q da n sha da qa h (ZIS) jurnal ilmiah akuntansi (Vol. 4 No. 1 Desember 2014) Universitas Pendidikan
Indonesia hal. 1367 Indonesia hal. 1367
waktu, (3) adanya pemeriksaan atau audit/respon pemerintah. 76 Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik
telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Akuntabilitas finansial yang baik akan digunakan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan mobilisasi dan alokasi sumber daya serta mengevaluasi tingkat efisiensi penggunaan
dana. 77
2) Akuntabilitas proses yakni untuk menyakinkan bahwa penggunaan harta dengan prosedur yang benar.
3) Akuntabilitas program yakni untuk menyakinkan bahwa kegiatan yang dilakukan efektif dan sejalan dengan tujuan pendiriannya.
4) Akuntabilitas prioritas yakni memenuhi kebutuhan pihak yang berkepentingan dengan organisasi secara efektif. 78
Berdasarkan hasil penelitian dari Yosi Dian Endahwati (2014) mengklasifikasikan akuntabilitas dari sebuah manifest citra yang amanah, dan profesional. Diantaranya adalah :
1) Akuntabilitas Layanan merupakan fenomena yang memberi gambaran hubungan Badan Amil Zakat dengan para donaturnya ( muzakki/munfiq ). Karena bagi Badan Amil Zakat muzakki memiliki arti penting bagi kelangsungan organisasi.
2) Akuntabilitas Program merupakan fenomena pertanggungjawaban Badan Amil Zakat kepada mustahiq dalam bentuk program dakwah, sosial, pendidikan dan ekonomi. Akuntabilitas program terwujud
76 Marhaendra Kusuma, Penga ruh Akunta bilita s terha da p Tra nspa ra nsi Penyusuna n La pora n Keua nga n Pemerinta h Da era h Jurnal Cahaya Aktiva Vo. 02. No. 02 September 2012,
hal. 48 77 Sri Mulyono, Penga ruh Akunta bilita s-Litera tur.pdf, Jurnal digital_127054-T 26334
FISIP UI, 2009 [diakses 08 Januari 2016] hal. 18 78 Hidayatul Ihsan dan Gustina, ... hal. 22 FISIP UI, 2009 [diakses 08 Januari 2016] hal. 18 78 Hidayatul Ihsan dan Gustina, ... hal. 22
3) Akuntabilitas Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis baik dalam pelaporan program kerja maupun pelaporan keuangan Badan Amil Zakat yang diberikan secara periodik kepada muzakki dan pemerintah.
Berdasarkan beberapa pembagian akuntabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas untuk Badan Amil Zakat dapat dikelompokkan
akuntabilitas hukum, akuntabilitas proses (pelayanan), akuntabilitas program dengan sasaran penerima bantuan atau zakat serta akuntabilitas finansial yang berhubungan dengan laporan keuangan organisasi.
f. Alat-Alat Akuntabilitas
1) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Yaitu naskah yang memuat program kerja dan anggaran kegiatan BAZNAS, BAZNAS Provinsi atau BAZNAS Kabupaten/Kota untuk periode satu tahun yang menjadi acuan bagi BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota dalam melakukan setiap kegiatan
dan realisasinya. 79 Terkait dengan rencana kerja yang merupakan tugas dari badan pelaksana pengelolaan zakat, rencana kerja meliputi rencana
pengumpulan, penyaluran dan pendayagunaan zakat, melaksanakan operasional zakat sesuai dengan rencana kerja yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, menyusun laporan tahunan serta menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
walikota. 80 Lebih jelas Umrotul Khasanah mengungkapkan bahwa rencana
kerja lembaga amil zakat meliputi pendataan mustahiq dan muzakki ,
79 Peraturan BAZNAS No. 4 Tahun 2014 BAB I Pasal 1 ayat 4 80 Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Pengelolaan Zakat Bab V pasal 9 ayat 1 Pengelolaan Zakat Bab V pasal 9 ayat 1
2) Rencana Strategis
Sebuah Badan Amil Zakat, rencana strategis adalah naskah yang memuat penjabaran visi dan misi anggota BAZNAS atau pimpinan BAZNAS Provinsi atau BAZNAS Kabupaten/Kota untuk jangka waktu
5 (lima) tahun. 82 Rencana strategis adalah suatu proses yang membantu organisasi
untuk memikirkan tentang sasaran yang harus diterapkan untuk memenuhi misi mereka dan arah apa yang harus dikerjakan untuk mencapai sasaran tersebut. Hal tersebut adalah dasar dari semua perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan suatu organisasi. Manfaat dari rencana strategis antara lain membantu kesepakatan sekitar tujuan, sasaran dan prioritas suatu organisasi; menyediakan dasar alokasi sumber daya dan perencanaan operasional; menentukan ukuran untuk mengawasi hasil; dan
membantu untuk mengevaluasi kinerja organisasi. 83
Menurut Muchlisin Riadi, alat-alat untuk mewujudkan akuntabilitas diantaranya meliputi:
1) Kesepakatan Kinerja
Kesepakatan kinerja didesain, dalam hubungannya dengan yang melaksanakan pekerjaan untuk menyediakan sebuah proses untuk mengukur kinerja dan bersamaan dengan itu membangun akuntabilitas.
81 Umrotul Khasanah, ... hal. 173 82 Peraturan BAZNAS No 4 Tahun 2014 BAB I Pasal 1 ayat 5 83 Muchlisin Riadi, ... hal. 4
2) Laporan Akuntabilitas
Dipublikasikan dalam setiap periode baik bulanan ataupun tahunan. Laporan akuntabilitas termasuk program dan informasi keuangan, seperti laporan keuangan yang telah diaudit dan indikator kinerja yang merefleksikan kinerja dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan utama organisasi. Laporan keuangan sebagai media akuntabilitas sangat penting bagi perusahaan.
3) Penilaian Sendiri
Adalah proses yang berjalan dimana organisasi memonitor kinerjanya dan mengevaluasi kemampuannya mencapai tujuan kinerja, ukuran capaian kinerjanya dan tahapan-tahapan, serta mengendalikan dan meningkatkan proses itu.
4) Penilaian Kinerja
Adalah proses berjalan untuk merencanakan dan memonitor kinerja. Penilaian ini membandingkan kinerja aktual selama periode review tertentu dengan kinerja yang direncanakan. Dari hasil perbandingan tersebut, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, perubahan atas kinerja yang diterapkan dan arah masa depan bisa direncanakan.
5) Kendali Manajemen
Akuntabilitas manajemen adalah harapan bahwa para manajer akan bertanggungjawab atas kualitas dan ketepatan waktu kinerja, meningkatkan produktivitas, mengendalikan biaya dan menekan berbagai aspek negatif kegiatan, dan menjamin bahwa program diatur dengan integritas dan sesuai peraturan yang berlaku.
7. Tinjauan tentang Transparansi
a. Definisi
Kata transparansi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tembus cahaya; tembus pandang, bening, jelas, tidak terbatas pada orang tertentu saja, terbuka. Transparansi merupakan keterbukaan dalam Kata transparansi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tembus cahaya; tembus pandang, bening, jelas, tidak terbatas pada orang tertentu saja, terbuka. Transparansi merupakan keterbukaan dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik menyatakan bahwa informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterimra oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
Transparansi dalam konteks pemerintahaan adalah keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak yang membutuhkan informasi. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak
yang berkepentingan. 85 Transparansi dalam konteks bisnis merupakan kunci sukses seorang pelaku bisnis tidak terkecuali dalam pandangan bisnis
modern saat ini. Kejujuran/keterbukaan sangat penting, karena hal tersebut sangat diperlukan untuk membangun kerangka kepercayaan seorang pedagang dan pelanggannya. Hal yang lebih penting, dalam penetapan harga harus transparan. Menetapkan harga yang terbuka dan wajar sangat perlu
diterapkan oleh para pedagang. 86
b. Tujuan Transparansi
Adapun tujuan transparansi yaitu menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi yang akurat dan
84 Penjelasan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 85 Mardiasmo dan Maryati (2012) dalam Rizky,... hal. 30 86 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Isla mi ta ta ra n teoritis da n pra ksis (Malang, UIN
Maliki Press, 2008) hal. 321 dan 323 Maliki Press, 2008) hal. 321 dan 323
1) mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
2) meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;
3) mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
4) mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
5) meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
Tujuan transparansi dalam konteks pengelolaan zakat oleh BAZNAS berarti menciptakan kepercayaan timbal balik antara pengelola zakat (BAZNAS) dan masyarakat publik melalui penyediaan dan kemudahan memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Transparansi merujuk kepada prinsip menciptakan lingkungan di mana informasi tentang kondisi, keputusan dan tindakan akan dapat diakses, dilihat, dan dipahami oleh
semua pertisipan pasar. 88 Transparansi dalam kegiatan pengelolaan dana sangat penting untuk
menghindari “persepsi negatif” dari publik terhadap kinerja organisasi. Sejalan dengan akuntabilitas, transparansi/keterbukaan juga tidak hanya ditujukan kepada pihak ekternal (publik), namun juga harus diterapkan di lingkungan internal organisasi. Artinya, transparansi juga melibatkan stakeholders internal dalam hal ini adalah pemangku kepentingan yang berada di BAZNAS seperti ketua dan wakil ketua, pengurus Unit
87 Penjelasan dari prinsip-prinsip Pemerintah yang Baik dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000
88 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Penga nta r Keua nga n Isla m (Jakarta, Kencana, 2008) hal. 366
Pengumpul Zakat yang telah dilantik dan termasuk petugas amil. Dimana stakeholders internal ini secara langsung terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan zakat. Adapun stakeholders eksternal yang dimaksud adalah pemangku kepentingan yang berada di luar BAZNAS seperti pemerintah, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Pusat, masyarakat
muzakki 89 dan mustahiq .
c. Alat-Alat Transparansi
Wujud transparansi menurut Hafifuddhin dapat tercipta melalui penggunaan media massa seperti:
1) Surat Kabar / koran
2) Buletin
3) Radio
4) Televisi Saat sekarang ini media internet juga berperan sebagai media
penyampaian informasi yang mudah dan cepat kepada publik. Hal-hal yang perlu dipublikasikan antara lain laporan keuangan, laporan kegiatan, nama-
nama penerima bantuan dan lainnya. 90 Indikator tersebut di atas secara lebih sederhana diungkapkan Tapanjeh bahwa konsep transparansi dalam Islam
adalah 91 :
a) Organisasi bersifat terbuka kepada muzakki . Seluruh fakta yang terkait dengan aktivitas pengelolaan zakat termasuk informasi keuangan yang harus mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan terhadap informasi tersebut.
b) Informasi harus diungkapkan secara jujur lengkap dan meliputi segala hal yang terkait dengan informasi yang akan diberikan.
c) Pemberian informasi juga perlu dilakukan secara adil kepada semua pihak yang membutuhkan informasi.
89 Sutedjo, Persepsi Sta keholders terha da p Tra nspa ra nsi Da n Akunta bilitas Pengelola a n Keua nga n Sekola h [Tesis Bidang Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang] hal. 21-22
90 Umrotul Khasanah, ... hal. 67 91 Tapanjeh (2009: 563) dalam Rizky, ... hal. 31 90 Umrotul Khasanah, ... hal. 67 91 Tapanjeh (2009: 563) dalam Rizky, ... hal. 31
Konsep transparansi dalam ajaran Islam memiliki relevansi dengan sifat profetik nabi Muhammad Saw. Hal ini diperkuat oleh apa yang diungkapkan oleh Muhammad Syafi’i Antonio bahwa prophetic value of
business and management yang melekat dalam diri Rasulullah Saw diantaranya:
1) Siddiq , benar, nilai dasarnya adalah integritas. Nilai-nilai dalam bisnisnya berupa kejujuran, ikhlas, terjamin, keseimbangan emosional.
2) Amanah , nilai dasarnya terpercaya dan nilai-nilai dalam berbisnisnya ialah adanya kepercayaan, tanggung jawab, transparan dan tepat waktu.
3) F athanah , nilai dasarnya adalah memiliki pengetahuan luas, nilai- nilai dalam bisnisnya ialah memiliki visi, pemimpin yang cerdas
4) Tabligh nilai dasarnya adalah komunikatif, dan nilai bisnisnya ialah supel, penjual yang cerdas, deskripsi tugas, delegasi
wewenang, kerja tim, koordinasi, ada kendali dan supervisi 92
Nilai transparansi sangat menuntut nilai-nilai kejujuran atas setiap informasi dalam sebuah lembaga perusahaan tidak terkecuali lembaga zakat, infak dan sedekah. Sehubungan dengan kejujuran, dalam Alquran Surat Al- Isra’ ayat 35 dinyatakan:
92 Muhammad Syafi’i Antonio, Prophetic Values of Business and Management (dalam harian Republika, Juni 2002) seperti yang dikutip Alma dalam buku Muhammad Dja’far, Etika
Bisnis Isla mi Ta ta ra n Teoritis da n Pra ktis (Malang, UIN Malang Press, 2008) hal. 196-197
Artinya: “ Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Allah berfirman hendaklah kamu sempurnakan takaran apabila kamu menakar dan janganlah sekali-kali kamu berlaku curang dalam takaranmu untuk menambah keuntungan dengan merugikan orang lain, demikian pula kamu harus berlaku jujur dan adil jika menimbang dengan menggunakan neraca yang benar. Sikap dan cara yang demikian itu adalah lebih baik bagi
kamu di dunia maupun di akhirat. 93 Menekankan sikap Transparan (Keterbukaan/kejujuran) sangat
penting untuk diperhatikan karena dalam al-Muthaffifin Allah Swt telah mengatakan:
Artinya: “ Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang. ” ()
Ayat tersebut di atas berbicara kejujuran dalam konteks kegiatan muamalah dalam hal ini transaksi jual beli. Dalil tentang kejujuran tersebut juga diperkuat oleh hadits berikut:
“ Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam Ra.: Rasulullah Saw. pernah
ber sabda, “Penjual dan pembeli memiliki hak untuk menyimpan atau
93 Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjema h Singka t Ta fsir Ibnu Ka tsir Jilid 5 (Surabaya, Bina Ilmu, 2004) Hal. 42 93 Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjema h Singka t Ta fsir Ibnu Ka tsir Jilid 5 (Surabaya, Bina Ilmu, 2004) Hal. 42
allah atas transaksi jual beli mereka 94 ” (3:293-S.A)
Hadits di atas menunjukkan bahwa pentingnya bersikap jujur dalam melakukan transaksi. Tidak hanya itu, seseorang yang hendak memperjualbelikan barang dagangan mereka dituntut untuk menjelaskan tentang keadaan barang tersebut kepada calon pembeli termasuk kekurangannya. Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa sifat kejujuran terlihat dari sikap keterbukaan dalam menjelaskan kondisi barang dan harga. Pentingnya kejujuran/keterbukaan juga terwujud dari firman Allah berikut:
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Menurut Prof. Dr. Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam tafsir An-Nur, Allah telah memerintahkan RasulNya untuk menyampaikan
risalah kepada semua hambaNya secara terang-terangan. Siarkanlah agama Allah dengan terang-terangan dan tantanglah orang orang musyrik tersebut,
serta janganlah kamu mempedulikan apa yang mereka katakan. 95 Nilai kejujuran ( Shiddiq ), keterbukaan/transparan kepada publik
termanifestasikan melalui kecakapan dalam berkomunikasi ( Tabligh ), baik itu secara verbal maupun non-verbal sehingga pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut merasa mudah untuk membaca dan memahami maksud dari si pemberi informasi. Dengan adanya kombinasi
94 Imam Az-Zabidi, Ringka sa n Sha hih Bukhari (Jakarta, Mizan, 2013) hal. 449 95 Tengku Muhammad Ash-Shiddieqy, Ta fsir An-Nur Jilid 2 (Jakarta, Cakrawala
Publishing, 2011) hal. 574 Publishing, 2011) hal. 574
Dalam kaitannya dengan pengelolaan zakat, transparansi ini dapat ditunjukkan dengan beberapa indikator sebagaimana indikator transparansi pada umumnya. Karena semua program kegiatan yang telah dilakukan harus disampaikan kepada publik sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan.
8. Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) wajib membuat laporan keuangan atas kegiatan pengelolaan zakat yang dilaksanakan. Laporan keuangan yang dimaksud adalah baik aktivitas pengumpulan zakat, pendistribusian dan pendayagunaan zakat serta aktivitas operasional amil selama kurun waktu tertentu. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 101 tentang Penyajian Laporan Entitas Syariah laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah.
1. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan secara umum dibuat untuk tujuan menyampaikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu
kepada para pemangku kapentingan. 97 Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
sebagian besar pengguna keuangan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan
dalam dokumen publik lainnya. 98 Entitas syariah tujuan laporan keuangan adalah sebagai laporan
pertanggungjawaban terhadap fungsi yang dilakukan oleh manajemen sedangkan pada topik yang sama, dijelaskan bahwa tujuan dari laporan
96 Ilham Mansur, ... hal. 3 97 L. M. Samryn, ... hal. 33 98 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 101,... paragraf 4 96 Ilham Mansur, ... hal. 3 97 L. M. Samryn, ... hal. 33 98 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 101,... paragraf 4
termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat infak dan sedekah. 99 Sedangkan dalam Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan syariah, tujuan laporan keuangan lembaga zakat adalah :
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah
b. Informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah. 100
2. Karakteristik Laporan Keuangan
a. Dapat dipahami ( understandability ) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus mudah dipahami oleh pemakai.
b. Relevan ( Relevance ) Informasi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa depan.
c. Keandalan
1) Penyajian jujur Penyajian informasi akuntansi harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2) Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai.
99 Wiroso, Akunta nsi Tra nsa ksi Sya ria , (Jakarta, 2011) hal. 35
Dodik Siswantoro dan Sri Nurhayati, Pedoma n Akua nta nsi Lemba ga Za ka t e-book (Jakarta, Dapur Buku, 2015) hal. 3
3) Pertimbangan sehat Dalam menghadapi ketidakpastian diperlukan pertimbangan dan kehati-hatian
metode menghitung, melaporkannya.
dalam
pemilihan
4) Kelengkapan Informasi harus disajikan secara lengkap dalam batasan relevan dan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Dapat dibandingkan ( comparability ) Agar informasi keuangan dapat secara efektif digunakan dalam pengambilan keputusan harus dapat diperbandingkan antar periode
dan entitas-entitas. 101
3. Jenis Laporan Keuangan menurut PSAK No. 109
Laporan keuangan untuk kegiatan pengelolaan zakat seperti BAZNAS mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah. Laporan keuangan amil tersebut adalah laporan posisi keuangan, laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
P ertama, laporan posisi keuangan merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang
terdiri dari aktiva, kewajiban dan ekuitas. 102 Dimana assets (aktiva) adalah sumber daya ekonomi yang dikendalikan oleh entitas yang diharapkan akan
menghasilkan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi entitas. Kewajiban ( liabilities ) adalah kewajiban saat ini entitas yang diharapkan akan menghasilkan arus kas keluar manfaat ekonomi dari entitas dan ekuitas ( equity ) adalah kepentingan residu dalam aset entitas yang telah dikurangi dengan
kewajiban entitas. 103
Hans Kartikahadi, dkk, Akunta nsi Keua nga n berda sa rka n SAK da n IFRS, (Jakarta, Salemba Empat, 2012) hal. 54
102 L. M. Samryn, ... hal. 31 103 Horisson, dkk, ... hal. 11
Laporan posisi keuangan yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 adalah sebagai berikut:
Tabel. 2.1
Laporan Posisi Keuangan BAZ “XYZ”
Keterangan
Rp Aset
Aset Lancar Liabilitas Jangka P endek Kas dan setara kas
harus xxx
dibayar
Piutang
Liabilitas jangka panjang xxx Efek
xxx
xxx Aset Tidak Lancar
xxx
Liabilitas imbalan kerja
Jumlah liabilitas
Aset tetap
xxx
Saldo dana
Akumulasi
xxx penyusutan
(xxx) Dana zakat
Jumlah Aset
xxx
Dana infak/sedekah
xxx
Dana amil
xxx
Jumlah dana
xxx
Jumlah liabilitas dan saldo
xxx
dana
Kedua, laporan perubahan dana merupakan laporan yang menyajikan perubahan dana zakat, infak/sedekah dan dana amil. penyajian laporan perubahan dana mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos berikut:
a. Dana Zakat mencakup penerimaan dana zakat, penyaluran dana zakat baik kepada amil maupun mustahiq non-amil, saldo awal dana zakat, saldo akhir dana zakat
b. Dana infak/sedekah mencakup penerimaan dan penyaluran dana infak/sedekah baik bersifat terikat ( muqayyadah ) maupun tidak terikat ( mutlaqah ) serta saldo awal dan saldo akhir dana infak/sedekah.
c. Dana amil mencakup penerimaan dana amil dari bagian dana zakat, dana infak/sedekah serta penerimaan dari dana lain yang diterima, penggunaan dana amil serta saldo awal dan saldo akhir dana amil.
Tabel. 2.2
Laporan Perubahan Dana BAZ “XYZ”
KETERANGAN
Rp
DANA ZAKAT Penerimaan
Penerimaan dari Muzakki Muzakki entitas
xxx Muzakki Individu
xxx Hasil Penempatan
xxx
Jumlah penerimaan
xxx
Penyaluran
Amil xxx Fakir miskin
xxx Riqab
xxx Gharim
xxx Muallaf
xxx Sabilillah
xxx Ibnu sabil
xxx Alokasi pemanfaatan aset kelolaan
xxx
Jumlah penyaluran
xxx
Surplus (defisit)
xxx
Saldo awal
xxx
Saldo akhir
xxx
DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan
Infak/sedekah terikat xxx Infak/sedekah tidak terikat
xxx Hasil pengelolaan
xxx
Jumlah penerimaan
xxx
Penyaluran
Amil xxx Infak/sedekah terikat
xxx Infak/sedekah tidak terikat
xxx Alokasi pemanfaatan aset kelolaan
xxx
Jumlah penyaluran
xxx
Surplus (defisit)
xxx
Saldo Awal
xxx
Saldo Akhir
xxx
DANA AMIL Penerimaan
Bagian amil dari dana zakat xxx Bagian amil dari dana infak/sedekah
xxx Penerimaan lain
xxx
Jumlah penerimaan
xxx
Penggunaan
Beban pegawai xxx Beban penyusutan
xxx Beban umum dan administrasi lain
xxx
Jumlah penggunaan
xxx
Surplus (defisit)
xxx
Saldo awal
xxx
Saldo akhir
xxx
Jumlah saldo dana zakat, dana infak/sedekah, dan dana
xxx
amil
Ketiga, laporan arus kas mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan No. 2 tentang Laporan Arus Kas. Laporan arus kas menyajikan informasi terkait aktivitas kas dari tiga jenis yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Keempat , laporan perubahan aset kelolaan (Tabel 2.3) dan kelima catatan atas laporan keuangan.
Tabel. 2.3 Format Laporan Perubahan Aset Kelolaan
Akum Akumu
Sal
Sal
lasi Keterangan
Penam- Pengu- ulasi
rangan Penyu penyisih
Awal
Akhir
an Dana Infak/Sedekah -aset lancar kelolaan (mis. Piutang)
(xxx) xxx
Dana infak/sedekah -aset tidak lancar
Dana zakat aset kelolaan
xxx
Xxx
(xxx)
(xxx)
- xxx
9. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang akuntabilitas dan transparansi telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu pada konteks yang berbeda-beda. Diantaranya Intan Pandini Diah (2013) dengan judul penelitian Analisis Praktek Akuntabilitas dan Wujud Transparansi di Organisasi Masjid (Studi Kasus pada Masjid Raya Darul Amal Salatiga). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan praktek akuntabilitas dan transparansi di organisasi masjid. Praktek akuntabilitas dibagi menjadi 5 bagian yaitu, akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas kebijakan dan akuntabilitas keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus dengan melibatkan data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa praktek akuntabilitas dan wujud transparansi di Organisasi Masjid Raya Darul Amal
belum memadai. 104 Selanjutnya Muhammad Munirul Hakim dengan judul Pengaruh
Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Zakat terhadap Minat Muzakki Rumah Zakat Cab. Semarang (2014) dengan hasil bahwa transparansi dan akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap minat muzakki . Dampak transparansi dan akuntabilitas ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah zakat
yang dihimpun oleh Rumah Zakat cab. Semarang dari tahun ke tahun. 105 Perbedaan utama penelitian penulis dengan penelitian Muhammad
Munirul Hakim, terletak pada kerangka berpikir. Penelitian ini mencoba meneliti tentang praktik akuntabilitas dan transparansi pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Bukittinggi dimana menurut Muhammad Munirul Hakim kedua variabel tersebut sangat mempengaruhi jumlah muzakki dan minat mereka untuk membayarkan zakat kepada sebuah Badan Amil Zakat yang ditunjukkan oleh data peningkatan jumlah penerimaan zakat.
Intan Pandini Diah, Ana lisis Pra ktek Akunta bilita s da n Tra nspa ra nsi di Organisasi Masjid (Studi Kasus pada Masjid Raya Darul Amal Salatiga) Skripsi 2013 FEB-UKSW di akses 12 Januari 2016
105 Muhammad Munirul Hakim, Penga ruh Tra nspa ra nsi da n Akunta bilita s Pengelola a n Za ka t terha da p Mina t Muza kki Ruma h Za ka t Ca b. Sema ra ng , Skripsi IAIN Walisongo 2014 di
akses 12 Januari 2016
Kemudian Yosi Dian Endahwati melakukan penelitian untuk menganalisis akuntabilitas zakat, infak dan sedekah di BAZNAS kabupaten Lumajang dengan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Adapun teknik analisisnya adalah model interaktif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah akuntabilitas yang dimiliki oleh BAZNAS Lumajang terdiri dari akuntabilitas vertikel dan horizontal yang menghasilkan pertanggungjawaban yang nilai profesional dan transparan sehingga menghasilkan akuntabilitas laporan. Variabel dalam hal ini adalah akuntabilitas
keuangan (laporan), proses, program dan kebijakan. 106 Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Intan Pandini Diah,
tempat dan waktu penelitiannya dilakukan pada masjid sedangkan penelitian saya adalah di lembaga pengelola zakat yang dalam hal ini adalah BAZNAS kota Bukittinggi. Meskipun sama-sama lembaga keagamaan, namun kegiatan operasional BAZNAS
lebih luas, memiliki legalitas hukum dan bertanggungjawab kepada pemerintah ( ulil amri ) dan menteri melalui laporan pertanggungjawaban.
Terakhir penelitian Yosi Dian Endahwati mencoba memahami secara mendalam bagaimana pengelola BAZ memaknai akuntabilitas di BAZ Kabupaten Lumajang. Dan ia menyimpulkan bahwa makna akuntabilitas oleh pengelola zakat meliputi makna vertikel yaitu berkaitan dengan hublumminallah yang menekankan pada prinsip amanah. Adapun makna kedua yaitu makna horizontal yang berkaitan dengan hablumminannas dengan prinsip profesional dan transparan.
Sedangkan dalam penelitian ini, tidak bertujuan memahami makna akuntabilitas oleh pengelola zakat, tetapi cenderung ingin menggambarkan bagaimana sebenarnya praktik akuntabilitas dan transparansi yang dijalankan BAZNAS kota Bukittinggi dalam makna horizontal. Adapun variabel akuntabilitas yang akan diteliti yaitu akuntabilitas layanan muzakki ,
Yosi Dian Endahwati, Akunta bilita s Pengelola a n Za ka t, Infa k da n Sedeka h , Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humainika Vol. 4 Nomor 1 Singaraja, Desember 2014
(Penghimpunan Zakat) dan akuntabilitas program (Penyaluran Zakat) dan akuntabilitas finansial (Pelaporan Zakat).
B. Kerangka Berpikir
Gambar. 2.2 Kerangka Berpikir
BAZNAS Kota Bukittinggi
Pengelolaan Zakat
Akuntabilitas dan Transparansi Tahun 2014 - 2015