Alat-alat memasak Umumnya, pemanggang menggunakan

3.2 Alat-alat memasak Umumnya, pemanggang menggunakan

kawatl nikrom untuk memproduksi

radiasi ini, dan kawat nikrom ini

3.2.1 Toaster

membalut suatu lembaran yang terbuat dari mika (Gambar 3.58).

Toaster merupakan alat yang digunakan

untuk memanaskan roti sebagai makan- Kawat nikrom (nichrom) sendiri adalah an pagi bagian bagi orang-orang terten-

perpaduan antara nikel dan krom. tu. Alat ini sederhana dan mudah

Mengapa keduanya dipakai untuk dioperasikannya.

menghasilkan radiasi? Pertama, kawat nikrom memiliki resistansi elektrik yang

tinggi dibandingkan tembaga, misalnya. Meskipun kawat nikrom yang digunakan cukup pendek, namun cukup untuk menaikkan suhu tinggi. Yang kedua, nikrom tidak mengoksidasi saat dipanaskan sehingga tidak mengalami pengaratan. Sebaliknya kawat besi, misalnya, akan mengalami pengaratan dengan cepat saat dipanaskan.

Gambar 3.57 Toaster Alat pemanggang yang paling sederha- na memiliki dua lembaran mika yang

3.2.1.1 Dasar

diselubungi nikrom, dan masing-masing dipisahkan oleh suatu slot berukuran

Toaster atau pemanggang roti memiliki satu inci. Kabel nikrom dapat langsung sistem yang cukup simpel. Pemanggang dihubungkan ke stop kontak.

menggunakan radiasi infra merah untuk

memanaskan sekerat roti. Saat sekerat Biasanya pemanggang memiliki dua fitur roti diletakkan di dalam pemanggang,

lain yaitu:

dan setelah dihubungkan dengan sum-

1. Tray yang dilengkapi dengan ber, sebuah kumparan akan menjadi

semacam spiral (spring-loaded tray), kemerahan dan memproduksi kawat

sehingga roti yang dipanggang nikrom. Radiasi ini akan mengeringkan

langsung lembam keluar dari dan membakar permukaan roti.

panggangan

2. Pengatur waktu yang dapat mematikan pemanggang secara

otomatis, kemudian melepaskan tray sehingga hasil panggangan dapat keluar.

3.2.1.2 Pegas tray

Pada pemanggang terdapat penahan yang terbuat dari logam, dan berfungsi sebagai penaik dan penurun roti di dalam slot.

Gambar 3.58 Elemen pemanas toaster

Peralatan Listrik Rumah Tangga 251

1. Suatu mekanisme penahan roti diperlukan untuk periode waktu pemanggangan tertentu

2. Kawat nikrom harus diberi daya

3. Pengatur waktu akan melepaskan penahan sehingga panggangan keluar.

Gambar 3.59 Slot tempat roti dilihat dari atas

Penahan ini dihubungkan dengan sebuah pemegang yang dapat diakses langsung oleh pengguna. Saat pemegang ditekan, dua spiral yang terbuat dari logam juga tertekan sehingga lempengan menekan roti.

Pemegang kedua slot dihubungngkan ke pemegang yang apabila ditekan akan membawa masuk roti ke dalam toaster seperti ditunjukkan pada Gambar 3.60

Gambar 3.60 Mekanisme penurunan toaster

3.2.1.3 Pengeluaran panggangan

Pada saat pemegang ditekan, mekanis- me yang terjadi adalah sebagai berikut:

Gambar 3.61 Mekanisme penurun rak roti

252 Peralatan Listrik Rumah Tangga

Dari gambar, dapat dilihat bahwa terdapat batangan plastik dan logam yang terhubung ke handle. Batangan plastik menekan sepasang kontak di papan sirkuit untuk menyuplai energi listrik ke kawat nikrom, dan logam akan tertarik akibat adanya gaya elektromag- net yang disebabkan gaya listrik terse- but. Tarikan itu akan menahan roti agar tetap berada di dalam toaster.

Gambar 3.62 Papan-papan rangkaian

Pada suatu toaster, umumnya mekanis- me keseluruhan yang berjalan adalah sebagai berikut:

1. Saat handle ditekan ke bawah, batangan plastik akan menekan

kontak dan mencatu daya ke papan sirkuit.

2. Listrik bertegangan 120 volt akan dihubungkan ke kawat nikrom untuk mulai memanggang roti

3. Suatu sirkuit sederhana yang terdiri dari transistor, resistor dan kapasitor akan hidup dan menyuplai daya ke elektromagnet

4. Elektromagnet akan menarik logam pada handle.

3.2.1.4 Prinsip kerja toaster

x Jika pemegang ditekan, batang plas- tik menekan kontak dan menghu-

bungkan daya ke papan rangkaian. x Daya listrik mengalir ke kawat nik-

rom dan mulai memanggang roti. x Rangkaian elektronik, yang terdiri atas transistor, resistor, dan

Peralatan Listrik Rumah Tangga 253 Peralatan Listrik Rumah Tangga 253

3.2.1.5 Perawatan toaster

elektromagnet. x Elektromagnet menarik bagian

Seperti yang telah diuraikan di atas, logam pada pemegang (handel),

toaster mempunyai bagian mekanik dan memegang roti di dalam toaster.

elektrik yang seimbang. Dalam pema- x Rangkaian elektronik bertindak

kaian normal, kegagalan banyak yang sebagai timer. Kapasitor mengalami

diakibatkan oleh bagian listrik dari pada pengisian listrik melalui resitor, dan

akibat mekaniknya. Oleh karena itu, ketika tegangan mencapai harga

dalam perawatan ini akan dibahas hal- tertentu, akan memutuskan aliran

hal yang terkait dengan kelistrikan. arus ke elektromagnet. Pegas

dengan cepat menarik dua kerat roti Ada dua hal utama terkait dengan ma- ke atas.

salah kelistrikan di sini yaitu, hasil pe- x Pada proses ini, batang plastik naik

manasan dan waktu pemanggangan. dan memutuskan daya listrik ke

1. Toaster tidak panas Pada toaster ini, kendali warna hasil

toaster.

Bila toaster sudah dihidupkan dan pemanggangan berupa sebuah resistor

tidak panas, pertama perlu diperiksa variabel. Mengubah resistansi akan sumber listriknya terlebih dahulu. Bila mengubah kecepatan pengisian

sumber listrik normal maka perlu kapasitor. Dan Ini akan mengontrol

diperiksa rangkaian catu daya antara berapa lama timer menunggu sebelum sumber dan elemen pemanas. Untuk melepaskan elektromagnet

mengetahui keadaan catu daya diperlukan buku manual alat.

Toaster yang tidak tinggi tuntutan Berdasarkan buku manual tersebut kualitasnya, cukup menggunakan

dilakukan pengecekan. Bila tidak ada batang-bimetal untuk mematikan

buku manual, Anda berbekal ilmu elektromagnet. Ketika panas (akibat

pengetahuan dan keterampilan yang panas di dalam toaster), batang bimetal

telah didapat kemudian diaplikasikan akan membengkok dan mentripkan

dalam memecahkan persoalan ini. saklar sehingga memutus saluran listrik

Pengecekan dilakukan pada ke elektromagnet. Pemakaian bimetal

tegangan keluaran catu daya. Bila mempunyai dua masalah:

tegangan keluaran normal maka catu dayanya dalam keadaan normal. Bila

x Jika dapur sangat dingin, roti tidak, maka harus diidentifikasi pertama akan lebih gelap dari

komponen yang rusak untuk kemu- biasanya.

dian diganti dengan yang sesuai. x Jika dicoba untuk kedua kalinya, roti

akan terlalu terang karena toaster Bila catu daya dalam keadaan normal sudah panas.

maka perlu dilakukan pemeriksaan pada elemen pemanasnya.

Rangkaian timer elektronik akan Pengecekan ini dapat dilakukan membuat toaster lebih konsisten

dengan menggunakan multitester pada posisi Ohm untuk memeriksa

masih tersambung atau sudah putus. Bila elemen mengalami putus maka

254 Peralatan Listrik Rumah Tangga 254 Peralatan Listrik Rumah Tangga

perawatan alat atau melalui percobaan Penyambungan bisa dilakukan bila

sampai didapatkan harga pengesetan potongannya masih dalam toleransi

yang tepat.

perubahan harga resistansi kawat nikromnya agar tidak terjadi arus

Hasil pemeriksaan dituliskan dalam lebih dan akhirnya juga panas lebih

laporan hasil pemeriksaan. Selain itu, yang bisa menurunkan performa alat.

pekerjaan perawatan yang telah dilakukan dicatat pula dalam laporan ini

2. Hasil pemanggangan tidak seperti yang meliputi jenis kerusakan, yang diharapkan. Yang menentukan

bagian/komponen yang diperbaiki atau kualitas hasil pemanggangan adalah

diganti dan kondisi-kondisi lain yang suhu dan lama pemanggangan. Suhu

memerlukan perhatian tapi masih dapat ditentukan oleh catu daya dan

digunakan, jika ada.

elemen pemanasnya. Bila kedua bagian tersebut bekerja normal maka harus dilakukan pengesetan pada

3.2.2 Kompor Listrik

unit timernya. Jika timer bekerja

secara mekanik, pengaturannya Kompor listrik merupakan alat yang dilakukan secara mekanik. Namun

sangat akrab di lingkungan rumah bila seperti toaster yang dicontohkan

tangga karena sebagian besar warga di sini timernya menggunakan

mayarakat menggunakannya sebagai elektronik maka perlu dilakukan

alat untuk masak memasak. Mengapa pengesetan komponen elektroniknya,

alat ini demikian populer, itu karena yang dalam hal ini adalah resistor

kepraktisan dan kemudahan dalam pengisian pada kapasitornya.

memakaianya, yaitu tinggal menghu-

3. Karena dalam toaster terdapat bungkannya dengan stop-kontak listrik banyak rangkaian elektroniknya maka saja.

harus dijaga kebersihan rangkaian

dalamnya dari moistur/kotoran sisa Dibandingkan dengan kompor gas, pembakaran dan bagian ini pula

kompor listrik mempunyai kekurangan, harus dijaga jangan sampai basah

yaitu waktu pemanasannya yang relatif terkena air.

lambat untuk kapasitas yang sama. Permasalahan lain bagi masyarakat

3.2.1.6 Pemeriksaan dan Pelapor- kelas menengah ke bawah adalah pada

an Hasil Kerja Perawatan

penyediaan daya listriknya. Biasanya

Toaster

kompor memerlukan daya listrik yang relatif besar, yaitu minimal 1000 W,

Indikator utama dari kerjanya toaster sedangkan kapasitas daya sebesar itu adalah dilihat dari hasil pemanggangan

jarang ada di perumahan menengah ke rotinya. Hasil pemanggangan dapat

bawah.

dilihat dari tingkat kekeringan dan warna

roti. Jika roti masih terlalu basah dan

3.2.2.1 Prinsip kerja kompor

atau terlalu terang, bisa akibat kurang

listrik

tingginya suhu pemanasan dan atau terlalu pendek pengesetan waktu

Cara kerja kompor listrik dapat pemanggangannya. Pengesetan suhu

dijelaskan sebagai berikut.

Peralatan Listrik Rumah Tangga 255 Peralatan Listrik Rumah Tangga 255

I huruf P dalam satuan watt atau kilowatt.

Daya kompor P dapat dituliskan sebagai:

2 P= V. I atau I .R [W, kW]

Gambar 3.63 Prinsip pemanasan pada Daya kompor ini menunjukkan kapasitas kompor listrik

dari kompor, semakin besar dayanya akan semakin besar pula kapasitas

untuk memasaknya dan waktu pema- Bila suatu tahanan R dihubungkan

nasannya juga akan semakin cepat. dengan sumber tegangan V seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 3.63,

arus I akan mengalir melalui tahanan

3.2.2.2 Elemen pemanas

tersebut. Sifat tahanan adalah apabila

dialiri arus listrik maka tahanan tersebut Kompor listrik biasanya mempunyai akan melepaskan panas. Panas yang kepala kompor (hot plate) 1, 2, 3, 4 atau dilepaskan oleh tahanan tersebut adalah

5 kepala kompor tergantung dari daya energi listrik yang bisa dituliskan kompornya. Semakin banyak jumlah sebagai: kepala kompor semakin besar dayanya.

U=I . R. t [Wh, kWh atau joule]

Berikut ini adalah gambar dari salah

satu jenis kompor listrik. Tahanan R di mana:

yang dibahas di atas adalah elemen U = energi listrik [Wh, kWh atau joule] pemanas kompor dan ini merupakan

I = arus listrik [A] bagian utama dari kompor listrik. Dalam R = tahanan [Ohm] gambar terlihat, bahwa untuk kompor t = waktu [detik, jam (Hour)] jenis ini elemen pemanasnya

dimasukkan di dalam slot-slot pada Jadi energi listrik yang diubah menjadi

kepala kompor (piring panas) sehingga panas tergantung pada arus listrik (I) tampak dari luar hanya berupa piring yang mengalir, besar tahanan (R) dan seperti yang terlihat pada gambar. lama arus listrik mengalir (t). Dari ketiga

Kepala kompor ini juga merupakan besaran tersebut yang paling dominan tempat di mana wadah pemasak di adalah arusnya, yaitu secara kuadrat. letakkan. Karena fungsi itu, kepala Dalam kompor listrik, R adalah tahanan

kompor selalu dibangun sedemikian dari elemen pemanasnya. rupa sehingga mudah digunakan untuk

meletakkan wadah masakan, mudah Namun besaran energi ini tidak begitu dalam pembersihannya dan manis umum diketahui oleh masyarakat. Yang

tampilannya.

lebih populer di masyarakat adalah

tegangan kerja dan daya kompor.

Tegangan di sini adalah tegangan kerja

dari kompor, yaitu bila kompor dipasang

256 Peralatan Listrik Rumah Tangga 256 Peralatan Listrik Rumah Tangga

3.2.2.3 Jenis-jenis kompor listrik

suhu ini memanfaatkan faktor pemuaian pipa tersebut. Bila suhu semakin tinggi,

Ditinjau dari proses pemanasannya, ada pipa memuai sehingga batangnya banyak jenis kompor listrik yang ada di

semakin memanjang. Pemanjangan pasaran, di antaranya adalah:

pipa inilah kemudian dimanfaatkan untuk memutuskan kontak dari sumber

3.2.2.3.1 Kompor listrik biasa

listrik. Bila suhu turun, panjang pipa berkurang dan menghidupkan kompor

Kompor listrik ini mempunyai elemen kembali. Demikian kerja kompor secara pemanas yang diletakkan di bagian

berulang.

dalam kepala kompor (Gambar 3.64).

Ketika kompor dihubungkan ke sumber

3.2.2.3.2 Piring panas (hot plate)

listrik dan di hidupkan, maka arus listrik akan mengalir ke dalam elemen.

Kompor listrik jenis ini mempunyai Dengan mengalirnya arus tersebut

kepala kompor berupa piring panas (hot terjadi pemanasan pada elemen akibat

plate) di mana elemen pemanas kompor tahanan elemen tersebut.

diletakkan. Berbeda dengan jenis kompor yang pertama, elemen pemanas

pada kompor ini tertutup sama sekali (Gambar 3.65) sehingga dilihat dari luar hanya kelihatan kepala kompornya saja.

Elemen pemanas dipasang melekat di bagian bawah piring panas. Perlengkapan-perlengkapan lainnya seperti terlihat pada Gambar 3.66

Kompor jenis ini ada yang biasa dan ada yang cepat (disebut kompor kilat). Kompor kilat waktu pemanasannya lebih cepat dibandingkan dengan yang biasa. Kedua jenis kompor ini bila ditinjau dari konstruksinya tidak ada perbedaan.

Gambar 3.64 Kompor dengan elemen Yang membedakan hanya dayanya pemanas terbuka

yang lebih tinggi dengan ukuran fisik yang sama. Seperti yang ditunjukkan

Panas itulah yang dimanfaatkan untuk dalam tabel. Untuk ukuran diameter memasak makanan. Pada gambar ini

yang sama, daya kompor berbeda dan ditunjukkan pula dudukan elemen

daya kompor tergantung pada ukuran pemanas dan dudukan tempat masak

piring panasnya. Semakin besar yang tahan panas.

diameter piring panasnya semakin besar pula dayanya.

Pada tipikal kompor ini dilengkapi

dengan sebuah pipa pengatur suhu yang diletakkan membentang di dekat elemen pemanas. Pipa logam ini berfungsi mengendalikan suhu kompor

Peralatan Listrik Rumah Tangga 257 Peralatan Listrik Rumah Tangga 257

Ketika kompor beroperasi, elemen pemanas mengeluarkan bara api. Radiasi dari bara api inilah yang dimanfaatkan untuk memanaskan masakan. Elemen pemanas kompor jenis ini menggunakan bahan yang anti oksidasi sehingga walaupun membara namun tidak terbakar. Ilustrasi dari kompor jenis ini ditunjukkan pada Gambar 3.67.

Gambar 3.65 Kompor listrik jenis dengan 4 piring panas (hot-plate)

Gambar 3.67 Kompor listrik

jenis radiasi Gambar 3.66 Konstruksi hot plate

Contoh rangkaian kompor listrik

Tabel 3.1 Daya Kompor Listrik

Diameter Biasa

Kilat

Berikut ini adalah beberapa jenis

[mm] [W]

rangkaian kompor listrik secara tipikal. 145 1000 1500 Untuk kompor yang dayanya kurang dari

[W]

180 1500 2000 4 kW, pada umumnya menggunakan

sistem fasa-satu dengan 3 penghantar 220 2000 2600 (kiri), yaitu penghantar fasa, netral dan

pentanahan. Untuk kompor berdaya di atasnya menggunakan sumber fasa-tiga

3.2.2.3.3 Kompor Radiasi

dengan 5 penghantar, (kanan), yaitu: 3 penghantar fasa, 1 netral dan 1

Jenis kompor ini secara prinsip sama

pentanahan.

dengan jenis kompor biasa di mana

elemen pemanasnya diletakkan di secara terbuka di dalam kepala

258 Peralatan Listrik Rumah Tangga

Prinsip kerja pengaturan suhu kompor dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 Kompor dihidupkan dengan memutar Saklar pengatur. Pemutaran saklar ini membuat kontak saklar tertutup (ON) dan dengan saklar ini pula diatur suhu yang dikehendaki.

2 Ketika kompor ON dengan suhu tertentu, maka arus listrik mengalir ke elemen-elemen pemanas melalui kontak 1 dan 2.

3 Kompor semakin lama semakin tinggi suhunya. Peningkatan suhu ini

akan dideteksi oleh sensor suhu, Gambar 3.68 Konfigurasi rangkaian elemen

dan panas disalurkan dari kepala pemanas kompor ke membran pemuaian.

4 Dengan adanya peningkatan panas

ini, membran memuai dan Skema berikut ini menunjukkan meka- menggerakkan poros. nisme kompor listrik tipikal

5 Bila suhu yang dikehendaki tercapai,

maka gerakan pemuaian membran tersebut akan memutuskan kontak 1 dan 2 sehingga kompor mati.

6 Ketika suhu menurun kembali, membran akan menyusut, dan pegas membawa poros sesuai arah penyusutan membran sehingga kontak 1 dan 2 On kembali. Demikian proses ini terjadi secara berulang.

3.2.2.3.4 Kompor Induksi

Kompor jenis ini mempunyai prinsip kerja berbeda dengan tiga jenis kompor yang dibahas terdahulu. Pada jenis

kompor terdahulu menggunakan prinsip Gambar 3.69 Skema mekanisme kendali

pemanasan dengan menggunakan kompor listrik tipikal

bahan yang mempunyai tahanan jenis sangat tinggi, pada kompor jenis ini

Pengaturan suhu dilakukan melalui menggunakan prinsip induksi (Gambar saklar pengatur, sensor suhu, pipa

3.68). Sudah tentu, kompor jenis ini kapiler dan membran pemuaian. Saklar

menggunakan teknologi yang lebih pengatur, kontak saklar, membran dan

maju.

kontak 1 dan 2 berada pada satu poros (Gambar 3.69).

Peralatan Listrik Rumah Tangga 259

Prinsip kerja kompor induksi dapat

7 Arus pusar yang mengalir dalam dijelaskan sebagai berikut (Perhatikan

logam dan logam tersebut tetap Gambar 3.70).

mengandung resistansi walaupun kecil, maka timbullah panas dan

1 Ketika kompor dihubungkan dengan panas inilah yang dimanfaatkan sumber listrik biasa dengan

untuk memasak. frekuensi 50 Hz. Dengan menggunakan konverter dan elemen pengontrol, frekuensi listrik 50 Hz

Panas yang dibangkitkan oleh kompor diubah menjadi frekuensi tinggi

tergantung dari energi listrik yang sampai 25 kHz (frekuensi bisa diatur

dikonversikan ke bentuk panas. Daya melalui elemen pengontrol).

kompor akan ditentukan oleh frekuensi listrik yang dialirkan ke kumparan

2 Listrik dengan frekuensi tinggi ini induksi. Semakin tinggi frekuensi akan dialirkan ke kumparan induksi, maka

semakin tinggi daya kompor dan arus mengalir melalui kumparan

semakin tinggi suhu (panas) kompor. tersebut. Perlu diingat di sini bahwa arus yang mengalir ke dalam kumparan induksi adalah arus bolak- balik dengan frekuensi tinggi.

3 Arus bolak-balik ini membangkitkan garis-garis medan magnet. Medan magnet ini selalu berubah mengikuti perubahan arusnya, yaitu ac.

4 Medan magnet ini memotong tempat (wadah) memasak yang terbuat dari logam (penghantar). Apa yang terjadi ketika logam dipotong oleh medan magnet yang berubah setiap saat?

5 Pada logam akan timbul ggl (tegangan) induksi (hukum Faraday).

6 Karena logam tempat memasak

merupakan satu kesatuan maka secara kelistrikan sama seperti

Gambar 3.70 Kompor induksi

dihubung singkat. Apa yang terjadi Karena kerjanya seperti itu, maka ketika tegangan dihubung singkat? tempat memasak atau wadah dari Akan timbul arus yang dalam hal ini masakan harus terbuat dari logam arahnya berputar-putar. Karena (penghantar). Kalau tidak, maka tidak arahnya, arus ini kemudian disebut akan terjadi pemanasan karena tidak arus pusar atau arus Eddy (Eddy ada efek induksi elektromagnet pada current). tempat memasaknya.

260 Peralatan Listrik Rumah Tangga

Pengembangan lebih lanjut kompor suatu suhu tertentu maka listrik adalah microwave oven (lihat

kompor akan mati secara bagian Microwave Oven di halaman

otomatis. Bila tidak demikian ada berikut)

dua hal yang perlu dicermati. Pertama adalah karena alat

3.2.2.3.5 Perawatan Kompor

pengaturnya yang sudah tidak

Listrik

berfungsi dengan baik. Kedua, bisa jadi panas yang dihasilkan

Petunjuk pertama yang menyatakan oleh kompor lebih rendah dari kerja tidaknya kompor listrik terletak

yang seharusnya. Bila demikian pada kemampuannya dalam

yang terjadi, maka perlu membangkitkan panas. Kompor, jenis

pemeriksaan lebih lanjut pada apa pun, bila tidak bisa panas maka

sistem pemanas dan unit kompor tersebut dinyakatan rusak. Bila

pengaturnya. Khusus bila akan menjumpai hal semacam ini maka yang

dilakukan pengesetan kembali harus dilakukan adalah sebagai berikut:

unit pengatur harus

1. Periksa sumber tegangan, kondisi menggunakan petunjuk yang kabel dan terminal-terminal

dikeluarkan oleh pabrik sambungannya. Bila semua dalam

pembuatnya karena bagian ini keadaan baik maka lanjutkan ke

merupakan bagian yang sangat langkah berikut.

sensitif dan kritis.

2. Periksa elemen pemanas, mungkin

ada bagian-bagian yang putus. Bila

3.2.2.3.6 Pemeriksaan dan

elemen pemanas dalam keadaan

pelaporan hasil kerja

baik (tidak putus), maka kesalahan

perawatan kompor listrik

terminal pada terminal-terminal sambungannya. Namun bila dijumpai

Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada keadaan yang tidak menentu, kadang

kompor listrik setelah dilakukan panas kadang tidak, ini menunjukkan

perawatan adalah kemampuan ketidaksempurnaan rangkaiannya.

pemanasannya yang sesuai dengan

3. Khusus untuk kompor induksi, karena

yang dikehendaki.

bekerjanya kompor tersebut

1. Untuk kompor listrik biasa dan yang menggunakan prinsip induksi

menggunakan hot-plate, elektromagnet tegangan tinggi, maka

pemeriksaan panasnya bisa yang perlu diperiksa juga adalah

langsung diperiksa pada elemen konverter pengubah listrik ac

langsung atau pada hot-platenya. frekuensi rendah menjadi frekuensi

2. Untuk kompor jenis radiasi, tinggi. Untuk mengidentifikasi

kemampuan pembangkitan kerusakan pada bagian ini

panasnya dapat dilihat langsung membutuhkan pengetahuan yang

melalui cahaya merah yang lebih kompleks. Oleh karena itu

dikeluarkan oleh kawat nikrom sangat disarankan untuk mengikuti

sebagai elemen pemanasnya. buku petunjuk perawatan dari pabrik

3. Untuk kompor jenis induksi, kerja pembuatnya.

kompor tidak dapat dilakukan secara

4. Khusus untuk kompor listrik yang visual namun melalui percobaan dilengkapi dengan pengatur

yaitu dengan meletakkan alat suhu, kompor tersebut dikatakan

memasak yang terbuat dari logam. dalam keadaan baik bila pada

Kompor dikatakan bekerja dengan

Peralatan Listrik Rumah Tangga 261 Peralatan Listrik Rumah Tangga 261

3.2.3.1 Bagian-bagian Utama Alat

memanaskan alat memasak tersebut

secara memadai. Bagian-bagian utama microwave oven adalah sebagai berikut.

Hasil pemeriksaan terhadap kinerja alat x Transformator tegangan tinggi dan pekerjaan perawatan yang telah

berfungsi untuk meningkatkan dilakukan dituangkan dalam bentuk

tegangan rendah (rumah tangga) laporan. Dengan lembar laporan ini

menjadi tegangan tinggi. dapat diketahui, jenis kerusakan yang

x Magnetron berfungsi sebagai terjadi, bagian/komponen yang

pengubah tegangan tinggi menjadi diperbaiki atau diganti serta hasil

energi gelombang mikro pengujian yang telah dilakukan. Dengan

x Pengarah gelombang sebagai demikian diketahui kondisi kerja dan

pengarah gelombang mikro juga kondisi fisik alat.

sehingga ke ruang masak; x Ruang masak mempunyai dinding

yang terbuat dari logam guna mendapatkan fungsi sebagai

3.2.3 Microwave Oven

sangkar faraday yang bertindak sebagai penetralisir gelombang

Microwave oven adalah alat yang mikro yang mengenainya sehingga digunakan untuk memasak dan

tidak ada gelombang yang keluar memanaskan makanan dengan meng-

dari alat ini.

gunakan energi gelombang mikro x Unit kontrol adalah unit yang (microwave). Alat ini menjadi cepat

bertindak selaku pengendali daya populer di masyarakat karena banyak

keluaran alat agar sesuai dengan kelebihan yang dimiliki bila dibanding-

kebutuhan yang terdiri atas timer kan dengan alat masak memasak yang

(elektronik atau elektromekanik) dan lain. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki

sistem kontrolnya serta tombol- antara lain adalah kemudahan dalam

tombol operasi;

penggunaannya, proses pemasakan x Rangkaian pengaman yang terdiri yang sangat cepat dan hemat energi.

dari sederetan sekering dan interlock Karena kelebihannya inilah pada saat

sebagai pengaman dari kerja ini, alat ini banyak digunakan di

abnormal alat (hubung singkat, lingkungan rumah tangga, restaurant

panas lebih)

atau rumah makan-rumah makan.

Microwave oven merupakan revolusi

3.2.3.2 Prinsip Kerja

dari peralatan masak memasak. Walau-

pun begitu, para pengguna alat ini harus Ketika microwave oven dihubungkan ke mewaspadai aspek keselamatannya

sumber listrik, arus listrik akan mengalir terutama yang terkait dengan tegangan

ke alat melalui sekering dan rangkaian tinggi dan dalam operasinya perlu

pengaman lainnya. Komponen proteksi kecermatan, khususnya yang terkait

ini meliputi sejumlah sekering dan alat dengan bahan-bahan masakan dan

pengaman thermal yang dirancang wadah masakan yang dimasukkan ke

untuk memutuskan aliran listrik ketika dalam alat ini.

terjadi kondisi-kondisi abnormal seperti hubung singkat atau panas lebih.

262 Peralatan Listrik Rumah Tangga

Dalam keadaan normal, arus listrik mengalir melalui rangkaian interlock dan timer. Pada saat akan menggunakan- nya, pintu microwave oven harus ditutup sehingga arus listrik mengalir melalui sederetan saklar interlock. Pengesetan timer dan operasi starting menyam- bungkan rangkaian kontrol dengan sumber tegangan sehingga membuat rangkaian kontrol menjadi aktif.

Pada umumnya, sistem kontrol ini terdiri Gambar 3.72 Daya masukan tegangan dari relai elektromekanik atau saklar tinggi elektronik (transistor) seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 3.71. Pada bagian tegangan tinggi (Gambar 3.73), trafo tegangan tinggi

bersama-sama dengan rangkaian dioda dan kapasitor menaikkan tegangan dari

tegangan rumah tangga, 220 V menjadi tegangan tinggi sekitar 3000 V. Tegangan ini sangat berbahaya bagi manusia, namun hal ini tidak bisa dihindari karena itulah yang dibutuhkan oleh magnetron untuk menjalankan fungsinya, yaitu mengubah tegangan tinggi menjadi energi elektromagnetik.

Gambar 3.71 Sistem kontrol

Jika berdasarkan hasil penginderaan ditemukan bahwa kondisi sistem dalam keadaan baik, rangkaian kontrol akan membangkitkan sinyal yang mengaktifkan relay dan komponen elektronik Triac sehingga menyalurkan dan menghubungkan tegangan ke trafo tegangan tinggi. Dengan mengatur rasio On-Off dari sinyal kontrol dari tabung

magnetron sehingga mengatur daya Gambar 3.73 Bagian tegangan tinggi keluaran dari oven ini (Gambar 3.72). Energi gelombang mikro ditransfer ke saluran logam (metal channel) yang disebut pengarah gelombang (wave guide), yang mencatu energi ke dalam ruang masak mengarah pada wadah masakan yang diputar secara pelan.

Peralatan Listrik Rumah Tangga 263

3.2.3.3 Ukuran Microwave

Microwave seperti ini biasanya dilengkapi dengan display digital untuk

Ukuran microwave dikategorikan jam, atau variabel-variabel kontrol menjadi 3 ukuran, yaitu kecil, sedang

lainnya seperti tingkatan kerja, waktu, (menengah), dan besar.

dan lain-lain. Kelengkapan lain tombol- tombol operasi dan alat pengatur

x Kecil

lainnya.

Microwave ukuran ini yang juga

disebut sebagai microwave jinjing, Berikut ini adalah microwave tipikal yang mempunyai kapasitas, tipikal tidak

mempunyai fungsi cukup lengkap lebih dari 46 cm (18 kaki) lebar, tebal

dengan menggunakan kontrol digital 35,5 cm (14 kaki) dan tinggi 30,5 cm

dalam operasinya. Fungsi-fungsi dari (12 kaki). Volume ruang masak

contoh ini adalah: microwave, konveksi, kurang dari 1 kaki kubik.

gril dan gabungan antara microwave dan konveksi. Fungsi-fungsi ini

x Sedang tercermin dari tombol-tombol kontrol Ukuran ruang dalam 1,4 – 1,6 kaki

seperti yang ditunjukkan pada Gambar kubik, dengan tinggi 13 inci, lebar 21

3.74 dan 3.75.

inci dan ketebalan 16 inci. Daya

listrik 900 – 1.500 W. Ukuran ini sesuai untuk ukuran keluarga standard dan cocok untuk keperluan memasak sayuran dan daging ukuran kecil. Biasanya alat ukuran ini sudah dilengkapi dengan fitur otomatis.

x Besar Ukuran besar mempunyai kapaistas

1,8 – 2,1 kaki kubik, dengan tinggi Gambar 3.74. Microwave digital

14 inci, lebar 24 inci dan tebal 18

inci. Daya listrik yang dibutuhkan

juga lebih tinggi, yaitu 1000 – 1.500 W.

3.2.3.4 Jenis-Jenis Microwave Oven

Pada saat ini sudah banyak jenis microwave, diantaranya adalah yang berfungsi hanya untuk oven saja, combinasi antara microwave dan konveksi, dan kombinasi antara microwave dan pemanggangan (grill). Bahkan di samping kombinas pada alat yang sama pula bisa dioperasikan

secara sendiri-sendiri, seperti Gambar 3.75. Tombol-tombol fungsi microwave, oven konveksi atau grill.

microwave

264 Peralatan Listrik Rumah Tangga

Gambar 3.78 Elemen pemanas grill

Gambar 3.76 Piring putar di ruang masak Karena salah satu fungsi alat ini adalah sebagai pemanggang (griller), maka alat dilengkapi elemen pemanas untuk

Piring yang digunakan sudah yang pemanggangan. Agar pemanasan dapat tahan panas. Konstruksi piring disesuai-

berjalan dengan sempurna, bagian atas kan dengan mekanisme pemutarnya.

alat diberi ventilasi secara memadai. Namun perlu diingat bahwa alat ini berfungsi juga sebagai microwave maka ventilasi-ventilasi ini dilengkapi pula dengan screen untuk mencegah gelombang mikro keluar atau masuk dari/ke dalam alat.

Gambar 3.77 Pemutar piring dan landasan putar

Dari Gambar 3.77 terlihat bahwa

mekanisme pemutar terdiri atas poros

yang digerakkan oleh motor penggerak Gambar 3.79 Bagian dalam samping (bagian tengah) yang dilengkapi dengan roda putar untuk memudahkan putaran

Gambar 3.79 menunjukkan adanya piring masak (melingkari poros pemutar)

screen ventilasi yang ada pada dinding samping ruang masak. Ini merupakan fasilitas untuk keperluan oven konveksi. Dari lubang-lubang inilah panas yang dibangkitkan oleh elemen pemanas konveksi dihembus dengan fan sehingga panas masuk ke dalam ruang masak secara cepat.

Peralatan Listrik Rumah Tangga 265 Peralatan Listrik Rumah Tangga 265

3.2.3.5 Aspek keselamatan

biasanya mengandung logam dalam penggunaan mirowave perlu

pada ornamen-ornamennya. menjadi perhatian bagi para pengguna alat ini.

3.2.3.6 Perawatan Microwave

Walaupun microwave menjadi cepat Microwave tergolong peralatan rumah populer di masyarakat karena banyak

tangga yang telah mengadopsi teknologi kelebihan yang didapat dari alat ini,

tinggi. Selain kompleksitas sistem dan seperti waktu, dan energi yang

komponen-komponen yang digunakan, dibutuhkan untuk memasak suatu

alat ini juga mempunyai potensi bahaya makanan relatif lebih cepat dan hemat,

yang relatif sangat tinggi bagi manusia. namun ada beberapa aspek yang harus

Oleh karena itu dalam merawat alat menjadi catatan bagi para penggunanya

sangat ditekankan agar mengacu pada agar dalam pemakaiannya tidak

buku petunjuk perawatan yang menimbulkan hal-hal yang bisa

dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. membahayakan. Berikut ini adalah hal-

Bila terjadi kerusakan pada microwave hal yang harus diperhatikan.

sangat disarankan untuk tidak mereparasi unit-unit utama seperti trafo

x Microwave tidak berfungsi dengan penaik tegangan, dan magnetron serta baik bila wadah makanan yang

unit kontrol elektroniknya. Bila terjadi digunakan untuk memasak atau ada

kerusakan pada bagian ini sangat benda-benda lain yang terbuat dari

disarankan untuk mengganti dengan logam (aluminium, besi, stainless

unit baru yang disarankan oleh pabrik steel, dll). Bila ada benda yang

pembuatnya.

terbuat dari logam atau mempunyai bagian yang mengandung logam,

Penggantian komponen-komponen akan timbul percikan bunga api. Ini

dapat dilakukan pada rangkaian sangat berbahaya baik terhadap

pengaman seperti saklar pintu (door terjadinya panas lebih maupun akan

switch), sekering-sekering dan kipas merusak tabung magnetnya bila

angin.

berjalan dalam waktu yang lama. Bila kita kita menjumpai hal tersebut

Microwave yang dilengkapi dengan fitur- segeralah mematikan microwave

fitur lain seperti oven konveksi atau grill, dengan mereset atau membuka

permasalahan banyak terjadi pada pintunya.

elemen-elemen pemanasnya. Pemeriksaan kerusakan dari elemen-

x Bila menggunakan tempat dari elemen pemanas ini dapat dilakukan plastik, pastikan bahwa tempat

seperti yang dilakukan pada alat-alat tersebut cocok untuk microwave.

yang menggunakan elemen pemanas Tanda bahwa tempat cocok untuk

yang lain.

keperluan ini dapat dilihat dari keterangan yang biasanya ditulis di bagian bawah tempat, dengan tulisan microwave safe atau heat resistant (tahan panas).

266 Peralatan Listrik Rumah Tangga

3.2.3.7 Pemeriksaan dan

kerja alat. Yang perlu dituangkan dalam

pelaporan hasil kerja

laporan di samping kondisi kerja alat,

perawatan Microwave

juga pekerjaan perawatan yang telah dilakukan sehingga ada catatan sejarah

Setelah dilakukan perawatan kondisi

perawatannya.

yang harus diperiksa adalah sebagai

berikut:

1. Ketika alat dioperasikan, pada daya

3.3 Alat-alat Pemanas &

dan waktu tertentu, lampu ruang masak menyala, dan piring tatakan

Pendingin

masakan berputar.

2. Beberapa saat setelah melampaui

3.3.1 Pengering Rambut

pengesetan waktu bahan yang dimasak sudah dalam keadaan panas.

3. Akan lebih sempurna lagi bila microwave dicoba untuk memasak suatu bahan tertentu sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pabriknya. Bila dengan pengesetan yang telah dilakukan dan menghasilkan masakan yang sesuai berarti alat dapat beroperasi dengan baik dan sebaliknya.

4. Untuk fitur-fitur lain seperti grill, oven konveksi atau kombinasinya dengan

Gambar 3.80 Pengering rambut tipikal microwave, harus diperiksa operasi masing-masing fitur.

Pengering rambut pada model di atas

5. Untuk grill, kerja alat ditandai memiliki dua saklar. Satu untuk dengan panas elemen pemanas

menyalakan dan mematikan, sedang pemanggangnya yang terletak di

yang satunya untuk mengontrol aliran atas dan di bawah tempat masakan.

udara panas. Pada beberapa jenis lain,

6. Untuk fitur oven konveksi, kerja alat biasanya juga ada saklar ekstra yang ditandai dengan memanasnya

dapat digunakan untuk meregulasi elemen pemanas yang terletak di

temperatur dari aliran udara. Pengering samping. Operasinya fitur ini juga

ini mengeringkan rambut dengan ditandai dengan hidupnya fan.

mempercepat tingkat penguapan air dari Proses pemasakan tidak melalui

permukaan rambut. Udara panas yang pemasakan langsung namun melalui

dikeluarkan akan meningkatkan

media udara yang dihembuskan oleh temperatur dari udara di sekitar helai- fan melalui elemen pemanas

helai rambut. Karena udara hangat sehingga udara menjadi panas.

memiliki kelembapan yang lebih tinggi Udara panas inilah yang digunakan

dibanding suhu ruangan, maka air yang untuk memasak.

dapat diuapkan dari rambut lebih banyak. Kenaikan temperatur juga

Hasil pemeriksaan ini kemudian menyebabkan molekul-molekul air untuk dituliskan dalam laporan sehingga

saling menarik dan berubah dari wujud dengan laporan ini diketahui kondisi

air ke gas.

Peralatan Listrik Rumah Tangga 267

3.3.1.1 Bagian-Bagian Utama Pengering Rambut

Pengering rambut hanya menggunakan dua bagian untuk menghasilkan udara panas, yaitu kipas yang digerakkan motor, serta gulungan kabel pemanas. Keduanya digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi panas konvektif. Berikut adalah mekanisme pengubahan energi tersebut:

1. Saat pengering dinyalakan, terjadi aliran arus listrik

2. Lalu sirkuit menyuplai catu daya ke

kabel melingkar yang terdapat pada Gambar 3.81 Kipas angin pembangkit aliran elemen pemanas hingga udara

temperaturnya naik. Pergerakan sentrifugal dari kipas akan

3. Arus listrik memutar motor elektrik menghasilkan udara dari udara yang yang akhirnya memutar kipas. masuk melalui inlet di sekitar pengering.

4. Aliran udara pun terjadi dan mengalir Lubang-lubang ini diltutupi dengan panel kearah elemen pemanas keamanan untuk mencegah objek-objek

5. Karena udara mengalir melewati lainnya seperti helai rambut untuk ikut kabel pemanas, pemanas tersebut terhisap masuk. Lalu udara keluar menaikkan temperatur udara melalui melewati barrel dari pengering. mekanisme konveksi

6. Udara panas pun keluar melewati Umumnya pengering rambut memiliki lubang pada pengering. pengatur tinggi-rendahnya aliran udara,

atau dapat juga dikatakan pengatur

kecepatan. Bnagaimana pengaturan ini

3.3.1.2 Pembangkitan Aliran

terjadi? Pengaturan ini dilakukan

Udara

dengan mengubah arus listrik yang mengalir melewati sirkuit catu daya.

Bagaimana pengering rambut dapat Saat catu daya yang diberikan rendah, meniupkan udara? Pengering rambut

maka motor dan kipasnya akan berputar memiliki kipas yang berfungsi seperti

lebih lambat, menghasilkan udara turbin hidrolik.

dengan aliran rendah. Ketika catu daya dinaikkan, maka motor bergerak

Tidak seperti turbin air yang meng- semakin cepat. Kipas terus berotasi gunakan energi potensial dari air untuk dengan cepat, menghasilkan aliran menghasilkan udara, tetapi kipas ini udara dengan intensitas lebih tinggi. menggunakan energi listrik untuk menghasilkan aliran udara. Di dalam kipas terdapat motor kecil, yang terhubung pada bagian ujungnya. Saat diberikan catu daya pada motor, maka kipas tersebut akan berputar.

268 Peralatan Listrik Rumah Tangga

Logam ini digunakan sebagai elemen pemanas di berbagai peralatan rumah tangga seperti pemanggang roti. Kawat nikrom memiliki keunggulan:

1. Kawat nikrom adalah konduktor listrik yang lemah apabila dibandingkan dengan kawat tembaga. Hasilnya, kawat ini memiliki resistansi yang cukup untuk

menghasilkan panas dari arus listrik Gambar 3.82 Saklar pengatur kecepatan

yang melewatinya. motor

2. Nikrom tidak mengoksidasi saat dipanaskan, sehingga tidak mudah

3.3.1.3 Pemanasan Udara

mengarat walau digunakan pada suhu tinggi.

Elemen pemanas terdiri dari kabel

nikrom melingkar yang melapisi sebuah Aliran udara yang dihasilkan dari kipas papan mika. Kabel nikrom adalah

kemudian diarahkan melewati elemen gabungan dari dua jenis logam, yaitu

pemanas. Udara yang lewat memiliki nikel dan krom.

suhu yang lebih rendah dibandingkan kawat nikrom, maka terjadi perpindahan

panas dari kawat nikrom ke udara. Siklus ini terus berulang sehingga dihasilkan aliran udara panas secara terus menerus.

Suhu udara yang keluar dari pengering rambut tergantung pada:

1. Suplai catu daya yang diberikan pada elemen pemanas. Semakin besar daya diberikan, maka semakin besar pula panas yang dihasilkan

Gambar 3.83 Elemen pemanas oleh elemen pemanas dan dapat

ditransfer ke udara.

2. Terdapat jenis pengering rambut yang memiliki pengatur suhu, dan pengatur suhu ini mengatur suplai catu daya untuk memodulasi suhu dari aliran udara.

3. Udara dipanaskan oleh kawat nikrom memiliki periode pemanasan tertentu, untuk mencegah udara dengan suhu yang terlalu tinggi.

Gambar 3.84 Arah semburan udara

melewati elemen pemanas

Peralatan Listrik Rumah Tangga 269

270 Peralatan Listrik Rumah Tangga

3.3.1.4 Pengamanan pengering rambut

Pada pengering rambut terdapat fitur- fitur pengaman sebagai berikut:

1. Saklar pengaman pemutus- hubungan listrik. Saklar ini dibutuhkan untuk mencegah terlalu tingginya suhu udara yang dihasilkan (maksimal 60 o

C, atau

dapat membakar kulit kepala). Saklar ini bekerja dengan adanya sensor panas yang dapat memutuskan arus listrik pada sirkuit dan mematikan motor saat suhu udara yang dihasilkan terlalu tinggi. Saklar ini terbuat dari strip bimetal untuk memutuskan hubungan listrik. Saklar bimetal terbuat dari lembaran yang terbuat dari dua jenis logam. Kedua logam ini memuai saat dipanaskan tapi pada laju yang berbeda. Saat suhu dalam pengering naik, strip ini memanas dan membengkok karena satu lembar logam memuai lebih besar dibandingkan logam lainnya. Saat pembengkokan ini mencapai poin tertentu, saklar akan memutuskan hubungan listrik.

2. Sekering termal. Sekering ini dimasukkan ke dalam sirkuit elemen pemanas untuk mencegah over- heating dan terjadinya kebakaran. Mekanismenya adalah dengan me- mutuskan sirkuit apabila suhu dan arus listrik terlalu tinggi.

3. Isolasi. Tanpa isolasi yang baik, maka sisi luar dari pengering rambut akan terasa sangat panas saat dipegang, bahkan dapat membakar tangan.

Gambar 3.85 Isolasi dan penghalang

protektif

4. Penghalang protektif, saat terjadi aliran udara di daam pengering rambut, maka segala benda di luar pengering juga ikut tertarik pada arah masuknya udara. Maka untuk mencegah hal ini, lubang udara ditutupi oleh semacam tameng. Saat anda selesai menggunakan pengering rambut untuk beberapa waktu, maka di bagian luar pengering akan menumpuk semacam kotoran dan debu-debu. Penghalang ini jelas diperlukan, karena apabila kotoran ini menumpuk di bagian dalam pengering, maka elemen pemanas akan membakarnya atau dapat menghambat pergerakan motor. Walau sudah terdapat penghalang semacam ini, pengguna pengering rambut perlu membersihkan kotoran yang menumpuk tersebut. Penumpukan ini akan menghambat masuknya udara dan akhirnya menyebabkan overheat, serta aliran udara yang dihasilkan juga memiliki intensitas rendah.

5. Grill depan. Bagian ujung dari barel ditutupi oleh suatu grill yang terbuat dari bahan tahan panas. Grill ini mencegah pengguna untuk memasukkan objek-objek kecil seperti jari ke dalam pengering.

6. Ground Fault Circuit Interrupter dan terminal-terminal sambungannya (GFCI). Sejak tahun 1991, pengering

dalam keadaan baik maka rambut portabel diharuskan memiliki

permasalahan ada pada alat pengaman terhadap sengatan listrik,

tersebut. Bila terjadi kerusakan biasa apabila terjadi kecelakaan misalnya

tidak menyebabkan kerusakan pada pengering rambut masuk ke dalam

kedua alat tersebut, kecuali yang air saat masih menyala. GFCI

disebabkan oleh tegangan lebih dari berupa plug terpolarisasi yang

sumber. Jika hal ini terjadi maka memonitor jumlah arus yang

harus dilakukan penggantian melewati suatu sirkuit. Apabila

terhadap alat-alat tersebut. terjadi kebocoran pada sirkuit, maka sirkuit akan terputus.ini juga banyak

3.3.1.6 Pemeriksaan dan

digunakan untuk peralatan lain.

pelaporan hasil pekerjaan

Apabila pengering rambut masuk ke

perawatan

dalam air saat tidak menyala, maka

tidak terjdi sengatan listrik, namun Setelah dilakukan perawatan terhadap pengering dapat rusak karena

alat, maka perlu diperiksa kondisi kerja komponen di dalamnya terkena air.

alat sebagai berikut:

1. Bila alat sudah dapat peroperasi dengan baik, maka ketika alat

3.3.1.5 Perawatan pengering

dihidupkan, fan akan berputar dan

rambut

elemen pemanas akan membangkitkan panas.

Bagian yang paling sering mengalami

2. Periksa hembusan udara dan suhu kerusakan adalah pemanas, kipas angin

yang dikeluarkan. Untuk pengaturan dan saklar pengatur.

daya rendah maka putaran fan dan

1. Bila pengering rambut tidak pemanasannya akan rendah. beroperasi sama sekali ketika

Sebaliknya untuk pengaturan yang dihidupkan, maka yang perlu

lebih tinggi, putaran dan suhu yang diperiksa pertama kali adalah saklar

dihasilkan juga akan semakin tinggi. pengaturnya. Jika saklar pengaturnya

3. Untuk keperluan perawatan ke rusak maka harus diganti dengan

depan, perlu dibuat laporan yang yang baru. Namun bila keadaannya

memuat kerusakan yang terjadi, baik, maka lanjutkan ke langkah

perawatan yang telah dilakukan dan berikutnya.

hasil uji unjuk kerjanya (terlalu

2. Periksa suhu pemanas dan kipas rendah, terlalu tinggi atau normal). angin. Jika pemanas dan kipas angin

tidak hidup sama sekali maka perlu diperiksa sambungan antara saklar pengatur dan kedua alat ini. Bila

3.3.2 Kulkas dan freezer

kondisinya bagus maka perlu

dilakukan langkah selanjutnya.

3.3.2.1 Pendahuluan

3. Lepas terminal elemen pemanas dan

kipas angin dan periksa kondisi Mesin pendingin adalah mesin yang kedua alat dengan menggunakan digunakan untuk membuat makanan/ mutitester (ohmmeter) sehingga bahan makanan dalam keadaan dingin diperoleh gambaran tentang kedua dan atau beku. Dalam keadaan seperti alat tersebut. Bila semua penghantar

Peralatan Listrik Rumah Tangga 271 Peralatan Listrik Rumah Tangga 271

adalah air. Hal ini terjadi karena titik menghambat/menghentikan aktivitas

didih/penguapan alkohol lebih rendah bakteri. Karena kemampuannya itu,

dari air.

mesin pendingin, yaitu kulkas dan freezer banyak digunakan di lingkungan

Kulkas dan freezer menggunakan rumah tangga dan industri. Freezer

refrigerant yang mempunyai suhu rumah tangga bisa merupakan bagian

penguapan yang jauh lebih rendah dari kulkas atau berdiri sendiri. sehingga didapatkan suhu yang sangat dingin.

3.3.2.2 Bagian-bagian Utama Freezer Dan Fungsinya

Gambar 3.86 Kulkas tipikal Gambar 3.87 Bagan kelengkapan kulkas

Prinsip kerja mesin ini menggunakan prinsip refrigerasi, yang dalam

Gambar 3.87 memberikan ilustrasi operasinya memanfaatkan proses

tentang kelengkapan dari sebuah penguapan suatu cairan yang disebut

kulkas. Kelengkapan alat ini bisa refrigerant untuk menyerap panas.

dikelompokkan menjadi dua, yaitu Prinsip pendinginan yang diterapkan

perlengkapan utama dan perlengkapan seperti halnya bila kita oleskan air ke

penunjang. Perlengkapan utama terdiri kulit akan kita rasakan perasaan dingin.

atas lima bagian utama, yaitu: Rasa dingin ini terjadi karena terjadi penyerapan panas oleh air yang sedang

1. Kompresor

menguap. Sama halnya yang terjadi bila Alat ini berfungsi menyedot refrige- kita oleskan alkohol pada tubuh kita.

rant dan menekannya sehingga Kita akan merasa lebih dingin lagi

272 Peralatan Listrik Rumah Tangga 272 Peralatan Listrik Rumah Tangga

CFC dan DCF.

2. Pipa-penukar kalor luar

Perlengkapan penunjangnya, antara Pipa-penukar kalor luar ini

lain:

merupakan pipa yang dibengkok- x Pemanas dan timer defrost: untuk bengkokkan dan disusun sedemikian

mencairkan bunga-bunga es yang rupa sehingga membentuk suatu

menempel pada bagian pembeku kumparan yang dipasang di bagian

yang lama prosesnya ditentukan luar atau bagian belakang dari

oleh sebuah timer (pewaktu);

mesin. Pipa penukar kalor ini disebut x Kontrol kulkas dan freezer: untuk juga kumparan kondensor.

mengatur suhu dalam Penyusunan pipa-penukar kalor

kulkas/freezer;

sedemikian ini dimaksudkan agar x Lampu: sebagai penerang ruang lebih efektif dalam pelepasan

dalam kulkas;

panasnya ke udara sekitar. x Saklar pintu: bertindak sebagai

saklar untuk

3. Katup ekspansi

menghidupkan/mematikan lampu Katup ekspansi berupa pipa dengan

penerangan ruang dalam kulkas. diameter lubang yang sangat kecil

Bila pintu kulkas dibuka, lampu akan yang menghubungkan pipa yang

menyala, sebaliknya kalau pintu diameter lubangnya sangat kecil

ditutup lampu akan mati. (kapiler) ke besar sehingga terjadi

x Gasket pintu: sebagai isolasi antara proses penguapan refrigerant yang

bagian dalam mesin dan luar ada di dalamnya.

sehingga pendinginan terjadi secara efektif.

4. Pipa-penukar kalor dalam

x Wadah limbah air: tempat air yang Pipa-penukar kalor dalam atau

menetes dari akibat proses kumparan evaporator. Pipa kalor ini

kondensasi atau defrost. menerima refrigerant dengan suhu

yang sangat rendah sehingga

3.3.2.3 Siklus Refrigerasi

menyerap panas yang ada di sekitar

nya. Karena fungsinya itu, kumparan Seperti yang telah dijelaskan di atas, evaporator ini ditempatkan di bagian bahwa cairan yang digunakan sebagai dalam mesin, yaitu di tuang refrigerant adalah bahan-bahan yang pendinginya. mempunyai titik didih/penguapan yang

sangat rendah. Misalnya amonia murni,

5. Refrigerant

freon (CFC). Misalnya amonia, bahan ini Refrigerant sebagai media akan menguap pada suhu - 32ºC (- pendingin, merupakan media yang 27ºF). Kondisi inilah yang membuat dialirkan ke dalam pipa-pipa penukar

suhu dalam ruang pendingin kalor yang digunakan untuk proses kulkas/freezer menjadi sangat dingin. pendinginan. Media ini harus Bahan yang digunakan untuk proses mempunyai titik didih/penguapan

pendinginan secara umum disebut yang sangat rendah agar dapat

refrigerant.

mendinginkan/membekukan

bahan/makanan yang ada di

Peralatan Listrik Rumah Tangga 273

Siklus pendinginan pada mesin namun karena bertekanan tinggi pendingin ini diilustrasikan pada

sehingga tidak membuatnya Gambar 3.88 dan 3.89.

menguap.

2. Gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi ini dialirkan ke dalam pipa penukar-kalor bagian luar (diletakkan di belakang mesin) membuat gas ini melepaskan panas ke udara sekitarnya. Proses pelepasan panas ini membuat daerah sekitar pipa ini lebih tinggi suhunya di bandingkan daerah yang lebih jauh.

3. Setelah mengalami proses pelepas- an panas, gas menjadi dingin kembali dan berubah menjadi cairan.

Gambar 3.88 Siklus refrigerasi Walaupun sudah dalam bentuk

cairan, namun tekanannya masih

tinggi.

4. Dalam keadaan cair dan bertekanan ini, refrigerant kemudian dialirkan melalui katup ekspansi. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa katup ekpansi ini merupakan lubang yang kecil yang pada sisi masukannya bertekanan tinggi sedangkan pada sisi keluarannya mempunyai tekanan yang rendah. Sisi yang bertekanan rendah ini terjadi karena isapan (masukan) dari kompresor. Dengan berubahnya dari tekanan

tinggi ke rendah membuat cairan Gambar 3.89 Proses pendinginan

refrigerant akan mendidih dan menguap (contoh, amonia akan

mendidih dan menguap pada suhu - Siklus refrigerasi dapat dijelaskan

32ºC (-27ºF)) dalam pipa penukar- sebagai berikut:

kalor yang terletak di dalam mesin.

1. Kompresor menyedot refrigerant

5. Suhu yang sangat dingin ini dalam bentuk gas tekanan rendah

menyerap panas dari ruang sekitar dan memampatkannya sehingga

pipa penukar-kalor ini membuat bertekanan tinggi. Akibat dari

suhu ruang menjadi sangat dingin. penekanan ini membuat suhu gas

Ruangan inilah yang digunakan tersebut akan meningkat. Walaupun

sebagai ruang pendingin dalam gas tersebut suhunya meningkat

kulkas dan freezer. Mengalirnya

274 Peralatan Listrik Rumah Tangga 274 Peralatan Listrik Rumah Tangga

6. Refrigerant dalam bentuk gas dan bertekanan rendah ini kemudian disedot dan ditekan kembali oleh kompresor sehingga siklus kembali berulang.

Demikian proses pendinginan yang terjadi pada mesin pendingin secara berulang sehingga alat ini mampu mendinginkan / membekukan bahan / ma-kanan yang ada di dalamnya.

Gambar 3.90 Freezer dan pengatur suhu Di dalam kulkas, pada umumnya

dilengkapi oleh ruang kecil yang berfungsi sebagai freezer. Fungsinya bisa bermacam-macam. Di samping untuk membekukan bahan makanan juga untuk pembuatan es batu.

Namun, untuk kebutuhan yang lebih besar freezer yang ada di dalam kulkas tidaklah memadai. Dan bahkan untuk keperluan pengawetan daging, ikan, dan lain-lain untuk keperluan yang lebih besar digunakan freezer yang berdiri sendiri. Walaupun begitu, tetap ada fasilitas pengaturan suhunya sehingga bisa disesuaikan dengan jenis bahan

yang disimpan di dalamnya. Gambar 3.91 Kumparan kondensor

Gambar-Gambar 3.90-3.94 berikut ini memberikan ilustrasi tentang mesin freezer.

Gambar 3.92 Ventilasi udara ruang kompresor

Peralatan Listrik Rumah Tangga 275 Peralatan Listrik Rumah Tangga 275

1. Kondisi kompresor. Bila kompresor tidak berjalan dengan baik maka kompresor tidak mampu mensirkulasikan refrigerant ke seluruh sistem pipa kulkas / freezer sebagaimana mestinya. Tidak ada sirkulasi refrigerant berarti tidak terjadi efek pendinginan. Bila ini terjadi maka tidak ada pilihan lain kecuali harus mengganti kompresornya. Bila kompresor beroperasi dengan baik maka perlu dilanjutkan pada langkah berikutnya.

2. Periksa kondisi refrigerantnya. Walaupun kompresor dalam

Gambar 3.93 Ruang pendingin keadaan baik, kalau refrigerantnya

tidak mencukupi maka pendinginannya akan kurang atau

tidak ada sama sekali. Bila terjadi kekurangan refrigerant maka perlu segera diisi kembali (pemeriksaan dan pengisian harus menggunakan alat pengisian). Untuk pengisian ulang, menggunakan dasar tekanan dab suhu. Tekanan dan suhu tergantung dari jenis refrigantnya. Kalau tekanan dan suhu tetap berarti sudah penuh.

3. Bila kompresor dan refrigerant dalam kondisi normal namun alat belum dingin, maka perlu diperiksa

kumparan pipa kondensor. Bila suhu pipa kondensor tetap dingin atau

Gambar 3.94. Lubang pembuangan limbah air

sama dengan suhu lingkungan maka terjadi penyumbatan pada pipa

sehingga sirkulasi refrigerant tidak

3.3.2.4 Perawatan kulkas dan berjalan dengan baik atau terjadi

kerusakan pada katup ekspansinya.

freezer

4. Periksa katup ekspansinya terlebih

dahulu, dan bila kondisinya baik Seperti yang Anda ketahui bahwa

maka baru dilakukan terhadap permasalahan utama dari mesin

penyumbatan yang terjadi pada pipa pendingin adalah ketidakmampuan alat salurannya. Bila tidak dapat ini dalam mendinginkan ruang

276 Peralatan Listrik Rumah Tangga 276 Peralatan Listrik Rumah Tangga

pemeriksaan kinerjanya, perlu ada

5. Bila pendinginan tidak terdistribusi catatan tentang jenis kerusakan, bagian- seperti yang diharapkan perlu

bagian/komponen-komponen yang pemeriksaan terhadap blower dan

diperbaiki dan diganti serta catatan saluran-saluran ventilasinya.

tentang performa mesin pasca perawatan.

3.3.2.5 Pemeriksaan dan pelaporan hasil pekerjaan

3.3.3 Alat Pendingin Ruangan

Setelah dilakukan perawatan perlu dilakukan pemeriksaan atas kerja

3.3.3.1 Pendahuluan

tersebut. Kondisi-kondisi yang perlu

diperiksa antara lain: Untuk negara-negara tropis seperti

1. Suara kompresor harus tetap halus Indonesia, alat pendingin ruangan (normal). Bila ada suara-suara yang

mempunyai peranan yang sangat besar, aneh menunjukkan kerja kompresor

khususnya di kota-kota besar di mana masih belum bagus.

aktivitas kegiatan ekonomi berjalan

2. Kemampuan pendinginannya. dengan cepatnya. Ini kebalikan dari Kemampuan pendinginan mesin

negara-negara bersuhu dingin, seperti di dapat dirasakan beberapa saat

Amerika, Eropa, yang lebih setelah mesin dihidupkan.

membutuhkan pemanas ruangan Pengecekan dapat dilakukan pada

daripada pendingin ruangan. Di ruang pendingin dan ruang freezer.

sebagian besar wilayah Indonesia Bila ada efek pendinginan

mempunyai suhu rata-rata lingkungan di menunjukkan bahwa mesin berjalan

atas 30 °C yang membuat kurang dengan baik. Pemeriksaan tidak

nyaman bagi para karyawan dalam cukup sampai di sini, namun harus

menjalankan tugasnya sehari-hari, dilakukan dalam waktu yang lebih

karena suhu tersebut jauh diatas suhu lama, kurang lebih satu jam, untuk

kenyamanan orang yaitu sekitar 25 °C. mengetahui kemampuan

Dengan suhu lingkungan yang tinggi, pendinginan secara paripurna

untuk mendapatkan suhu ruang yang sehingga dapat diketahui

nyaman perlu adanya alat yang bisa kemampuan pembekuannya pada

mengkondisikan suhu agar nyaman. bagian freezernya.

Alat ini dikenal dengan pengkondisi

3. Untuk mesin-mesin pendingin besar

udara (AC).

biasanya dilengkapi dengan

indikator suhu.

3.3.3.2 Jenis-jenis alat pendingin

4. Untuk mengetahui kerja tidaknya

ruangan

kontrol suhu, Anda lakukan

pengesetan pada saklar Berdasarkan lingkup daerah yang termostatnya. Bila suhu mencapai

dicakupnya, AC dikelompokkan menjadi harga presetnya mesin akan mati

tiga jenis, yaitu AC jendela (Window sendiri. Demikan pula ketika suhu

AC), AC split, dan AC chiller. AC jendela ruang pendingin di atas harga

merupakan tipe AC yang paling banyak presetnya mesin akan hidup

digunakan karena kemudahan peng- kembali. Kontrol suhu sangat

gunaannya dan sangat ekonomis untuk penting untuk penghematan energi.

Peralatan Listrik Rumah Tangga 277 Peralatan Listrik Rumah Tangga 277

mendisipasikan/melepaskan apartemen di mana kita bisa melihat

panasnya, sehingga gas ini menjadi pemandangan banyaknya unit konden-

dingin dan mencair. Namun sor di atas atap-atap bangunan atau

tekanannya masih tinggi. tertutup dalam suatu area yang khusus

3. Cairan freon yang bertekanan tinggi untuk alat-alat tersebut. AC chiller

ini kemudian dialirkan melalui katup banyak digunakan di pusat-pusat

ekpansi (dari kapiler ke pipa perbelanjaan, hotel dan lain sebagainya

berdiameter besar). Setelah melalui yang mempunyai area yang lebih luas.

katup ekspansi, tekanan cairan menurun secara drastis. Penurunan

3.3.3.3 Prinsip kerja

tekanan ini membuat cairan menguap menjadi gas dan suhunya

Prinsip kerja AC menggunakan prinsip rendah sekali (dingin). proses refrigerasi seperti yang

4. Gas dingin ini kemudian dialirkan digunakan pada mesin-mesin pendingin,

pada kumparan evaporator. Pada refrigerator (kulkas) dan mesin pembeku

pipa evaporator, gas menyerap (freezer) namun pada alat pendingin

panas dari lingkungannya sehingga ruangan tidak mempunyai bagian

mendinginkan suhu dalam suatu ruangan yang diisolasi. Alat ini

ruang atau bangunan. Demikian menggunakan refrigerant seperti freon

proses ini berjalan secara berulang- untuk memberikan pendinginannya.

ulang membentuk siklus yang Proses pendinginannya dapat dijelaskan

disebut siklus refrigerasi. secara singkat seperti berikut ini (dapat

dilihat pada bagian refrigerator (kulkas) dan freezer.

3.3.3.4 AC Jendela

AC jendela merupakan unit ac yang mengimplementasikan suatu pengkondisi udara pada ruangan yang kecil. Unit AC ini dibuat dengan ukuran kecil sesuai dengan ukuran jendela sehingga mudah dipasang. Setelah dipasang, AC disambungkan ke stop kontak dan di On kan, maka ruangan akan segera dingin/sejuk. Karena demikian mudahnya, baik dalam hal pemasangan maupun operasinya membuat unit AC ini sangat banyak

digunakan.

Gambar 3.95 Diagram pengkondisi udara (AC)

1. Kompresor mengisap gas freon dingin dan membuatnya bertekanan tinggi dan menjadi panas.

2. Gas panas ini kemudian dialirkan ke kondensor (kumparan pipa). Pada

278 Peralatan Listrik Rumah Tangga

4. Kumparan pipa dingin atau evaporator pada bagian dalam ruangan

5. Dua buah kipas angin (fan) dan

6. Unit kontrol

Kipas-kipas angin ini menghembuskan udara ke kondensor (kumparan pipa panas) untuk melepaskan panas gas refrigerant dan menghembus udara ke evaporator (kumparan pipa dingin) untuk mendinginkan ruangan.

Kapasitas AC

Kapasitas AC biasanya dinyatakan dalam BTU (British thermal unit). BTU merupakan jumlah panas yang

Gambar 3.96 AC Jendela dibutuhkan untuk meningkatkan suhu dari 1 pound (0,45 kg) air satu derajat

Fahrenheit (0,56 °C). Dengan kata lain 1 BTU sama dengan 1.055 joule. Dalam terminologi pemanasan dan pendinginan 1 “ton” sama dengan 12.000 BTU. Sebagai contoh perhitungan kasar, rumah dengan ukuran 185.8 m2 (2000 feet (kaki) kuadrat) memerlukan sebuah pengkondisi udara dengan kapasitas 5 ton atau 60.000 BTU, yang berarti bahwa diperlukan 30 BTU per kaki kuadrat.

Rating efisiensi energi

Rating efisiensi energi (Energy Efficiency Rating=EER) dari suatu

pengkondisi udara adalah rating BTU

Gambar 3.97 AC jendela tampak dalam terhadap watasenya. Sebagai contoh,

suatu AC 10.000 BTU mengkonsumsi

Bila penutup unit AC ini dibuka, akan daya 1.200 W, berarti EERnya adalah terlihat komponen-komponen sebagai

8,3. Semakin tinggi EER akan semakin hemat mesinnya.

berikut:

1. Sebuah kompresor

2. Katup ekspansi

3.3.3.5 AC split

3. Kumparan pipa panas atau

kondensor pada bagian luar AC split memisahkan sisi panas dan ruangan

sisi dingin sistem. Sisi yang dingin terdiri atas katup ekspansi dan kumparan

Peralatan Listrik Rumah Tangga 279 Peralatan Listrik Rumah Tangga 279

panjang yang berbentuk silinder. Di Unit (AHU). AHU menghembuskan

dalam kumparan ini ada sebuah kipas udara melalui kumparan evaporator dan

angin yang menyemburkan udara, udara, setelah melalui kumparan

dilewatkan melalui kumparan untuk evaporator menjadi dingin. Udara dingin

melepaskan kalor dalam kisi-kisi pipa ini kemudian disalurkan ke ruangan

kumparan tersebut. Akibatnya suhu dalam gedung yang didinginkan

udara keluar dari unit ini lebih panas dari (Gambar 3.98). Sedangkan sisi panas

suhu lingkungan sekitar. yang biasa disebut dengan unit kondensasi atau kondenser biasanya

Kondensor jenis ini banyak dipakai diletakkan di luar bangunan. Unit

karena di samping murah, juga tidak kondensor ini seperti terlihat pada

menimbulkan kebisingan di dalam Gambar 3.99.

ruangan. Namun, eksesnya adalah kebisingannya di luar bangungan menjadi meningkat. Jadi, pada prinsip- nya tidak ada perbedaan antara AC jendela dan AC split, kecuali ukuran AC split lebih besar, seperti kumparan kondenser, evaporator dan kompresor karena AC split untuk keperluan yang lebih besar dibandingkan AC jendela.

Pada bangunan-bangunan seperti mal, supermarket, dan lain-lain, unit konden- sasi ini biasanya diletakkan di atas atap bangunan dan bisa menjadikan peman- dangan yang tidak menarik. Ada lagi

Gambar 3.98 Prinsip unit AC-Split yang berukuran kecil dipasang pada atap berdekatan dengan AHU kecil

untuk keperluan ruangan khusus.

Memang benar AC split pemakaiannya untuk beban yang lebih besar diban- dingkan AC jendela, namun untuk semakin besar bangunan, dimana daerah yang harus didinginkan cukup jauh dari AHU, unit ini mengalami kesulitan. Kesulitannya terletak pada pipa saluran udara dingin antara kondenser dan AHU yang melampaui batas maksimumnya (permasalahan lubrikasi kompresor), atau permsalahan pada ductingnya (kapasitas dan panjang). Jika, hal ini terjadi, maka sistem yang cocok adalah yang

menggunakan sistem air yang

Gambar 3.99 Unit kondensasi didinginkan (chilled water sistem).

280 Peralatan Listrik Rumah Tangga

3.3.3.6 AC Chiller

dengan menggunakan menara air (cooling tower). Menara air ini

Dalam sistem AC chiller, semua bagian membangkitkan semprotan air dingin. dari pengkondisi udara terletak di atas

Air ini mengalir melalui penukar kalor atap atau di belakang bangunan. Alat ini

(heat exchanger) dan mendinginkan mendinginkan air pada suhu antara 4 –

kumparan pipa panas pada unit

7 C. Air yang telah didinginkan ini pengkondisi udara. Ini memerlukan kemudian dialirkan ke bagian-bagian

biaya investasi awal yang lebih tinggi, bangunan yang membutuhkan

namun kalau ditinjau dari penghematan pendinginan melalui AHU. Tidak ada

energinya, sistem ini akan jauh lebih batasan terhadap panjang pipa air

murah.

dingin bila dapat diisolasi dengan baik. Banyak bentuk dan model dari menara Berikut ini adalah diagram dari suatu AC

air ini, namun mereka bekerja dengan chiller.

prinsip yang sama, yaitu:

1. Menara air menghembuskan udara menggunakan semprotan air sehingga menyebabkan sebagian air menguap.

2. Biasanya, air ini menyembur melalui suatu lembaran tebal dari plastic mesh yang terbuka.

3. Udara menghembus melalui mesh ini tegak lurus terhadap aliran air.

4. Penguapan ini akan mendinginkan aliran air.

5. Karena sebagian dari air hilang menguap, menara air ini, maka perlu

Gambar 3.100 Prinsip AC-chiller penambahan air secara tetap untuk

mengkompensasi kehilangan air Dari gambar tersebut bisa dilihat dengan

tersebut.

jelas bahwa unit pengkondisi udara adalah sama seperti unit biasa.

Kapasitas pendinginan yang diperoleh Pemindah kalor memungkinkan freon

dari menara air tergantung pada yang dingin mendinginkan air yang

kelembapan relatif dari udara dan dipompakan ke seluruh bangunan yang

tekanannya. Misalnya, suhunya 35°C, perlu pendinginan.

tekanan barometriknya adalah 29,92 inci dari permukaan air laut dan

3.3.3.7 Menara pendingin (cooling kelembapannya adalah 80 %, suhu air

di dalam menara air akan turun 6 derajat

tower)

dan menjadi 89°F (atau turun 3,36 °C dan menjadi 31,7 °C).

Pada sistem yang telah dijelaskan

sebelumnya, udara digunakan untuk mendisipasikan panas dari kumparan kondenser di luar. Pada sistem yang besar, efisiensi dapat ditingkatkan

Peralatan Listrik Rumah Tangga 281

Secara prinsip alat pendingin ruangan sama dengan kulkas dan freezer. Bedanya bahwa pada alat pendingin ruangan mempunyai kapasitas yang lebih besar sesuai dengan ruangan yang akan didinginkan dan suhu kerja ruangan yang jauh lebih tinggi, yaitu antara 20°C dan 25°C. Suhu pada ruang kerja biasa cukup sekitar 25°C sedangkan untuk ruang-ruang kontrol, komputer dan yang sejenis biasanya lebih dingin, yaitu sekitar 20°C. Jadi permasalahan utamanya ketika alat

Gambar 3.101 Menara pendingin (cooling ini tidak bekerja dengan baik hampir

tower) tipikal sama dengan pada alat pendingin kulkas dan freezer.

3.3.3.8 Hal penting tentang

1. Kondisi kompresornya. Bila

refrigerant kompresor tidak berjalan dengan

baik maka kompresor tidak mampu

mensirkulasikan refrigerant Pada awalnya, alat-alat pendingin sebagaimana mestinya. Tidak ada menggunakan refrigerant amonia murni. sirkulasi refrigerant berarti tidak Bahan ini mempunyai titik didih/ terjadi efek pendinginan. Bila ini penguapan yang sangat rendah. Namun terjadi maka tidak ada pilihan lain bahan ini beracun sehingga berbahaya kecuali harus mengganti bagi manusia. Oleh karena itu, bahan kompresornya. Bila kompresor amonia tidak digunakan lagi untuk beroperasi dengan baik maka perlu mesin-mesin pendingin untuk keperluan dilanjutkan pada langkah berikutnya. rumah tangga.

2. Periksa kondisi refrigerantnya.

Walaupun kompresor dalam Jenis lain adalah CFCs (Chloro Fluoro keadaan baik, kalau refrigerantnya Carbon) yang tidak beracun mengganti- tidak mencukupi maka kan amonia, yaitu CFC-12 pendinginannya akan kurang atau (dichlorodifluoromethane) yang mem- tidak ada sama sekali. Bila terjadi punyai titik didih yang hampir sama kekurangan refrigerant maka perlu dengan amonia. Walaupun bahan ini segera diisi kembali (pemeriksaan tidak berbahaya bagi manusia namun dan pengisian harus menggunakan telah ditemukan bahwa bahan ini

alat pengisian).

berbahaya bagi lapisan ozon sehingga

3. Bila kompresor dan refrigerant pada tahun 1990 ditemukan bahan baru dalam kondisi normal namun alat yang lebih bersahabat dengan alam, belum dingin, maka perlu diperiksa yaitu DCF-176 N. Pada saat ini kumparan pipa kondensernya. Bila pemakaian CFC-12 sudah dilarang. suhu pipa kondensor tetap dingin

atau sama dengan suhu lingkungan

3.3.3.9 Perawatan alat pendingin

maka dimungkinkan terjadi

ruangan

penyumbatan pada pipa sehingga sirkulasi refrigerant tidak berjalan

282 Peralatan Listrik Rumah Tangga 282 Peralatan Listrik Rumah Tangga

sebaliknya, bila suhu ruang lebih

4. Periksa katup ekspansinya terlebih tinggi dari suhu yang diatur, maka dahulu, dan bila kondisinya baik

alat akan hidup lagi. maka baru dilakukan terhadap

3. Efektivitas pendinginan juga kemungkinan penyumbatan yang

dipengaruhi oleh kerja blower, kon- terjadi pada pipa salurannya. Bila

disi isolasi saluran dan juga isolasi tidak dapat dilakukan perbaikan

ruangan terhadap panas. Untuk alat maka perlu penggantian pipa

pendingin yang menggunakan me- salurannya.

nara pendingin, efektivitas pending-

5. Bila pendinginan tidak terdistribusi inannya juga akan dipengaruhi oleh seperti yang diharapkan perlu

kesempurnaan proses pendinginan pemeriksaan terhadap blower dan

pada menara pendingin ini. saluran-saluran udara dingin atau unit AHU.

Setelah dilakukan perawatan, dan pemeriksaan kinerjanya, perlu ada

3.3.3.10 Pemeriksaan Dan

catatan tentang:

Pelaporan Hasil Pekerjaan x jenis kerusakan;

Perawatan

x bagian-bagian dan jenis komponen yang diperbaiki dan atau diganti;

Setelah dilakukan perawatan perlu x pengesetan-pengesetan yang dilakukan pemeriksaan atas kerja

dilakukan;

tersebut. Kondisi-kondisi yang perlu x catatan tentang performa alat pasca diperiksa antara lain:

perawatan, terutama kemampuan

1. Suara kompresor harus tetap halus pendinginan ke ruang-ruang yang (normal). Bila ada suara-suara yang

didinginkan. Untuk keperluan terse- aneh menunjukkan kerja kompresor

but suhu ruang perlu diukur dengan tidak bagus.

termometer.

2. Kemampuan pendinginannya. Kemampuan pendinginan mesin

3.3.4 Alat Pemanas Air

dapat dirasakan beberapa saat setelah mesin dihidupkan.

Betapa nyamannya, ketika dingin dapat Pengecekan dapat dilakukan pada mandi dengan air hangat. Ini adalah

outlet-outlet udara dingin pada ruang salah satu peranan dari alat pemanas yang didinginkan. Bila ada efek

air. Pemanas air ada yang mengguna- pendinginan menunjukkan bahwa kan gas sebagai sumber energinya ada mesin berjalan dengan baik.

pula yang menggunakan listrik sebagai Pemeriksaan tidak cukup sampai di sumber dayanya. Secara prinsip kedua sini, namun harus dilakukan dalam pemanas ini adalah sama, bedanya waktu yang lebih lama, kurang lebih pada pemanas air listrik menggunakan satu jam, untuk mengetahui kemam- elemen pemanas yang berdaya listrik, puan pendinginan secara paripurna

sedangkan pemanas air gas mengguna- sehingga dapat diketahui suhu pen- kan gas sebagai sumber energinya dinginan yang bisa dicapai. Suhu sehingga pemanas ini memiliki sebuah ruang bisa diukur dengan termo-

pembakar (burner) di bagian bawah meter ruang dan bila suhu ini men- tangki dan cerobong asap (chimney) ke capai suhu yang diatur pada alat

atas.

kontrolnya, maka alat pendingin ini

Peralatan Listrik Rumah Tangga 283

3.3.4.1 Jenis-jenis pemanas air

Ada banyak jenis alat pemanas air ini, baik merk, kapasitasnya, maupun sistemnya ditentukan oleh keperluan- nya. Sebagai contoh, alat pemanas air yang digunakan untuk keperluan sangat terbatas (untuk satu outlet air panas), berbeda dengan yang digunakan untuk menyuplai air sejumlah ruangan atau bahkan gedung yang lebih luas. Yang untuk keperluan tunggal biasanya

dengan kapasitas pemanasan dan daya

Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 361

yang kecil, sebaliknya yang diperlukan

untuk menyuplai air panas dengan Gambar 3.102 Alat pemanas air dengan tangki terbuka dan tangki tertutup

kapasitas besar diperlukan daya yang

besar pula.

3.3.4.2 Bagian-bagian utama alat

Untuk keperluan yang kecil, biasanya

pemanas air

digunakan alat pemanas air dengan tangki terbuka, sedangkan yang untuk keperluan banyak ruangan digunakan

Seperti terlihat pada Gambar 3.103 sistem tangki tertutup. Sistem tangki

bahwa alat pemanas air terdiri dari terbuka, tidak melibatkan tekanan air

bagian-bagian sebagai berikut. yang tinggi kecuali tekanan alamiahnya

x Tangki bagian dalam: terbuat dari saja, sedangkan pada sistem tangki

baja dan tangki ini menjadi wadah tertutup melibatkan tekanan. Tekanan

air panas dengan volume sesuai dalam tangki tertutup ini dilakukan

ukuran. Tangki ini harus mampu melalui pompa sirkulasi. Dengan demi-

menahan tekanan air antara 50 – kian, air panas bisa didistribusikan seca-

100 psi. Tangki biasanya diuji pada ra lebih luas. Karena melibatkan tekan-

tekanan 300 psi. Bagian dalam an tinggi (sampai 5 bar) sistem tertutup

tangki dilapisi dengan kaca liner memiliki katup pengaman tekanan (safe-

agar kotoran air mudah terbawa ty valve). Alat pemanas air dengan tang-

keluar bersama keluarnya air. x Isolasi panas di sekeliling tangki:

ki terbuka dan tertutup serta bagian- bagian utamanya diilustrasikan pada

Isolasi panas ini berfungsi untuk Gambar 3.102.

menjaga agar panas tidak keluar melalui dinding tangki sehingga

panas di dalam tangki terjaga dan

Tabung Terbuka

Tabung tertutup

tidak boros energi. panas

1 Saluran air

1 Saluran keluar

x Pipa saluran air dingin masuk

air panas

x Pipa saluran air panas keluar buang

2 Kran air dingin/

2 Katup

pengaman

x Thermostat untuk mengendalikan

3 Elemen pemanas suhu air di dalam tangki air (banyak

4 Pipa saluran air panas pemanas air listrik mempunyai

5 Isolasi panas thermostat pada setiap elemennya)

6 Tangki bagian dalam

7 Selubung luar (rumah pemanas)

284 Peralatan Listrik Rumah Tangga 284 Peralatan Listrik Rumah Tangga

suhunya lebih panas akan bergerak ke seperti yang digunakan untuk oven)

atas sedangkan yang dingin akan tetap x Katup buang digunakan untuk

berada di bawah karena masa jenisnya mengosongkan tangki untuk

lebih tinggi dari air yang panas. Bila air mengganti elemen atau memindah

panas dialirkan keluar, maka air dingin tangki

masuk di bagian bawah tangki dan x Katup pengaman tekanan untuk

dipanaskan. Jadi proses pemanasan air mencegah meledaknya tangki

di dalam alat pemanas air meng- karena tekanan lebih

gunakan prinsip yang sangat seder- x Batang anoda untuk menjaga tangki

hana, yaitu naiknya air yang lebih panas agar tidak korosi

di dalam tangki sehingga memisahkan air dingin dan air panas.

Untuk tangki tertutup, prinsip proses pemanasan air sama dengan yang ada pada sistem tangki terbuka. Yang berbeda adalah proses sirkulasinya memerlukan tekanan bantu yang berasal dari tekanan pompa air. Karena itu, tekanan dalam tangki harus selalu terkendali agar tidak melebihi tekanan kerjanya. Pengendalian ini melalui katup pengaman tekanan.

Alat pemanas air selalu dilengkapi dengan thermostat. Thermostat digunakan untuk mengontrol suhu air di dalam tangki. Biasanya thermostat ini mempunyai daerah pengesetan pada suhu antara 50-80 °C. Namun, biasanya disarankan pengesetan suhu dilakukan

antara 50-60 °C, karena alasan Gambar 3.103 Bagian dalam tangki air

Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 362

keselamatan, yaitu untuk mencegah kecelakaan tersiram air panas dengan

suhu yang bisa membuat cedera,

3.3.4.3 Prinsip pemanasan air

terutama bagi anak-anak. Di samping untuk keselamatan, pengesetan suhu

Untuk jenis tangki terbuka, prinsip yang lebih rendah ini juga untuk pemanasan air yang terjadi pada alat

penghematan energi. pemanas air adalah sebagai berikut.

Ketika alat pemanas dihubungkan ke Thermostat mempunyai sebuah saklar sumber listrik dan dihidupkan, maka

atau pemutar yang digunakan untuk arus listrik akan mengalir melalui

menyetel suhu, seperti yang ditunjukkan elemen pemanas. Elemen pemanas ini

pada Gambar 3.104. mengubah energi listrik yang melaluinya

menjadi energi panas. Panas yang dihasilkan elemen ini memanaskan air

Peralatan Listrik Rumah Tangga 285

286 Peralatan Listrik Rumah Tangga

Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 363

Gambar 3.104 Alat pemanas air tunggal Ketika air dingin masuk ke dalam tangki,

air tersebut tetap ada di bagian bawah tangki seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika penggunaan air lebih cepat dari kemampuan elemen pemanas dalam memanaskan airnya dan jika pemakaian air sampai menghabiskan air yang ada di dalam tangki, berarti bahwa alat pemanas tersebut kapasitasnya tidak mencukupi untuk pemakaian.

Bila hal ini berjalan secara sering, maka akan sangat dimungkinkan merusakkan elemen pemanas karena terbakar akibat panas lebih. Oleh karena itu, kapasitas alat pemanas perlu disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian.

3.3.4.4 Perawatan alat pemanas air

Indikator kerja dari alat pemanas air adalah suhu dan debit air hasil pemanasannya.

1. Air tidak panas Bila setelah alat pemanas dihidupkan, namun air tidak kunjung panas, maka yang harus Anda lakukan pertama kali adalah

memeriksa sirkuit listriknya, yang meliputi alat pengaman (sekering), kabel dan terminal-terminal sambungannya serta elemen pemanas. Pengecekan awal bisa dilakukan dengan melepas kabel daya dari sumber listrik kemudian memeriksa koneksinya. Bila menunjukkan keadaan terputus maka pemeriksaan kemudian ke komponen-komponen dan bagian- bagian yang telah disebutkan di atas satu per satu sampai ditemukan faktor penyebab terputusnya rangkaian. Kemudian bagian yang terputus harus disambung kembali atau diganti dengan komponen yang baru termasuk elemen pemanasnya.

2. Debit air kurang Dalam kaitannya dengan debit air keluaran yang kurang, maka pertama-tama harus dilihat dulu jenis pemanas. Untuk pemanas air jenis tunggal, debit air ditentukan oleh tekanan alamiah dari air (gravitasi). Sebagai contoh, bila menggunakan reservoir air yang diletakkan di atas, maka tekanan dan debit air akan ditentukan oleh ketinggian reservoir. Bila keadaan air normal, namun debit air menurun maka perlu diperiksa kran-kran air. Bila kran- kran dalam keadaan baik, pemeriksaan dilanjutkan pada hose- hose dan pipa-pipa belokan (knee) karena pada bagian-bagian inilah yang sangat besar kemungkinannya tersumbat.

Namun bila jenis alat pemanas yang menggunakan multi-outlet di mana digu- nakan pompa sirkulasi, maka peme- riksaan perlu dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama, periksalah debit atau tekanan air pada masing-masing outlet- nya. Bila tekanan pada outlet sama rata, maka pemeriksaan dilanjutkan pada pompa. Jika pompa dalam baik berarti Namun bila jenis alat pemanas yang menggunakan multi-outlet di mana digu- nakan pompa sirkulasi, maka peme- riksaan perlu dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama, periksalah debit atau tekanan air pada masing-masing outlet- nya. Bila tekanan pada outlet sama rata, maka pemeriksaan dilanjutkan pada pompa. Jika pompa dalam baik berarti

Namun, sebaliknya tekanan air tidak sama pada outlet-outlet tertentu menunjukkan adanya gangguan pada saluran outlet yang terganggu.

3.3.4.5 Pemeriksaan dan pelaporan hasil kerja

Pemeriksaan performa alat pemanas air meliputi:

1. Pemeriksaan suhu air keluaran dari pemanas air dengan thermometer. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan beberapa tingkatan suhu melalui saklar pengatur suhu. Dengan pengaturan suhu berbeda maka suhu air juga berbeda. Atau pemanas dalam keadaan operasi sementara kran outletnya ditutup. Dengan pengaturan suhu lebih rendah maka pemanas akan hidup dalam waktu yang lebih pendek dibandingkan bila diatur pada suhu yang lebih tinggi.

2. Pemeriksaan tekanan air pada outlet air panas. Tekanan air keluaran dari pemanas lebih rendah dari tekanan air yang keluar dari kran-kran outlet yang langsung karena hambatan pada salurannya yang lebih besar.

3. Hasil-hasil pemeriksaan ini harus dituliskan dalam bentuk laporan, termasuk jenis kerusakan, bagian- bagian/komponen-komponen yang diperbaiki dan atau diganti.

Peralatan Listrik Rumah Tangga 287

4. SISTEM PENGENDALIAN

Pada saat ini hampir setiap peralatan Secara umum, prinsip sistem kendali atau sistem dalam operasinya memer-

seperti ditunjukkan secara diagram lukan sistem pengendalian. Ada berma-

kotak seperti yang ditunjukkan pada cam-macam sistem pengendalian yang

Gambar 4.1.

digunakan pada saat ini, diantaranya

adalah sistem pengendalian elektrome-

Elemen-elemen sistem kendali

kanik, elektronik dan elektronika daya, Berdasarkan diagram kotak yang serta peneumatik. Bagian ini akan mem- ditunjukkan pada Gambar 4.1, elemen-

bahas keempat macam sistem pengen- elemen sistem dapat dijelaskan sebagai dalian tersebut dan peranannya dalam

berikut.

sistem kendali.

x Plant

Sebagaimana telah diketahui bahwa ada Plant merupakan istilah umum yang dua macam sistem kendali, yaitu sistem

digunakan untuk menyebut alat, me- kendali dan sistem kendali otomatis. Sis-

sin, proses, atau sistem yang diken- tem kendali manual masih memer-lukan

dalikan operasinya oleh sistem ken- peranan manusia sebagai pengendali-

dali. Misalnya, alat pendingin ruang- nya sedangkan yang otomatis menggan-

an, motor, generator. Ada plant yang ti manusia dengan pengendali-pengen-

mempunyai hanya satu variabel dali, baik analog, digital, maupun pneu-

disebut plant variabel-tunggal. Ada matik. Pada bagian ini akan dikupas ten-

pula yang mempunyai banyak vari- tang konsep dasar sistem kendali elek-

abel yang dikenal dengan plant tromagnetik, elektronik, elektronika

multi-variabel.

daya, dan elektro mekanik.

Keterangan: Gambar 4.1 Diagram kotak sistem kendali

w = setpoint x = harga terukur

c = variabel yang dikontrol (keluaran plant)

e = w-x = sinyal error

y = sinyal kontrol (keluaran pengendali) c/x = pengkondisian sinyal

288 Sistem Pengendalian

Sistem Pengendalian 289

x Pengendali Pengendali (controller) merupakan otak dari sistem, karena proses kerja yang terjadi dalam sistem tidak lepas dari perintah alat ini. Alat ini menge- valuasi kondisi sistem kemudian mengambil tindakan guna mencapai kehendak. Karena fungsi itulah, ba- nyak pihak yang menganggap alat ini merupakan elemen yang mempu- nyai dua masukan (setpoint dan ha- sil pengukuran) dan satu keluaran (sinyal kontrol). Berarti elemen pen- jumlah termasuk di dalamnya. Na- mun, untuk kemudahannya, dalam pembahasan, dalam kaitannya deng- an aksi pengendali, alat ini sering di- gambarkan sebagai satu elemen yang mempunyai satu masukan dan satu keluaran. Ada banyak jenis alat ini, diantaranya pengendali tidak kontinyu (on-off) dan kontinyu.

x Elemen pengukuran Elemen pengukuran berfungsi untuk

mendeteksi/mengukur variabel yang dikendalikan untuk kemudian disam- paikan kepada pengendali. Variabel yang dikendalikan sangat banyak jenisnya, oleh karena itu, agar dapat menjalankan fungsinya, alat ini harus mampu mendeteksi, dan mengkon- versikan variabel yang diukur men- jadi besaran analog lain seperti tekanan pneumatik, tegangan dan arus listrik. Kemudian melakukan pengkondisian sinyal sehingga infor- masi bisa diterima oleh elemen- elemen lain dalam sistem.

x Aktuator Aktuator sering disebut sebagai

elemen kontrol akhir dari sistem kendali. Tugasnya langsung mempe- ngaruhi operasi mesin atau sistem yang dikendalikan untuk membawa variabel dinamik pada nilai yang dikehendaki (setpoint). . Alat ini

menerima input dari pengendali yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk operasi pada mesin atau sis- tem yang dikendalikan. Banyak jenis aktuator, seperti elektronika daya yang mengatur daya listrik, kontaktor untuk membuka/menutup rangkaian, katup kontrol untuk mengatur debit fluida. Karena fungsinya ini, alat ini pada umumnya membutuhkan sum- ber daya dari luar sistem kontrol.

x Setpoint Setpoint adalah elemen yang digu- nakan untuk menyatakan nilai yang

dikehendaki atau nilai referensi dari variabel dinamik atau variabel yang dikendalikan dari suatu sistem.

Sebagai contoh sistem kendali ada- lah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Sebuah generator di- putar oleh sebuah penggerak mula pada kecepatan nominalnya dan di- jaga konstan. Generator tersebut mencatu daya pada beban RL. Sifat generator, bila semakin besar beban atau arus beban maka tegangan generator akan mengalami penurun- an akibat dari impedansi internal mesin. Agar tegangan keluaran ge- nerator terjaga tetap walaupun be- ban berubah-ubah, diperlukan sistem kendali.

Jadi, tujuan sistem kendali adalah untuk menjaga agar tegangan kelu- aran generator selalu konstan walau- pun beban berubah-ubah. Sistem kendali tegangan keluaran generator ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Automatic Voltage Regulator (AVR)

generator

Anggap generator digerakkan oleh

Plant: Generator

sebuah penggerak mula yang Pengendali: Pengendali kecepatannya sesuai dengan yang

Elemen pengukuran: Pengkondisi sinyal dibutuhkan untuk generator serta

V/V

konstan (ada sistem kendali tersen- Aktuator: Rangkaian penyearah diri).

Variabel dinamik: Tegangan generator Setpoint: Pengatur harga yang

Misalkan, setpoint diset pada

dikehendaki.

tegangan yang dikehendaki. Bila tegangan keluaran generator di ba- wah setpoint maka pengendali akan bekerja dan memerintahkan rang- kaian penyearah untuk memberikan arus lebih tinggi kepada eksaiter generator sehingga tegangan gene- rator naik mencapai tegangan yang dikehendaki oleh setpoint. Maka ele- men-elemen sistem kendali dapat dianalogikan sebagai berikut:

290 Sistem Pengendalian

4.1 Sistem Pengendali

Elektronik

4.1.3 Pengendali Dua-Posisi

4.1.1 Pendahuluan

Pengendali dua-posisi adalah pengen- dali yang paling dasar dalam sistem

Pengendali elektronik pada saat ini kendali. Karena karakteristiknya, pe- terdapat di hampir setiap aplikasi kon-

ngendali ini sangat populer dengan se- trol. Oleh karena itu, pemahaman terha-

butan pengendali On-Off. Pengendali dap alat pengendali ini menjadi sangat

ini paling sederhana dan paling murah penting bagi para pelaksanan tugas di

namun mencukupi untuk aplikasi- lapangan.

aplikasi di mana tidak diperlukan kete- Bangian ini akan membahas jenis-jenis

litian yang sangat tinggi. Walaupun tidak pengendali elektronik yang meliputi ka-

dapat dibuat persamaan matematisnya, rakteristik dan realisasi analognya. Je-

namun fungsinya bisa ditulis sebagai: nis-jenis pengendali yang akan dibahas

­ 100% Ep ! 0 ½

meliputi pengendali tidak kontinyu

(pengendali On-Off) dan pengendali

¯ 0% Ep 0 ¿

kontinyu, yaitu, P, I, D dan kombina-

dimana :

sinya. P: Keluaran pengendali (%)

Ep: sinyal error (%)

Pengendali-pengendali ini sangat popu-

ler di dunia industri karena kesederha- Jika harga yang terukur (x) melampaui naan dalam realisasi dan keandalan ki- setpoint (w), pengendali akan membe-

nerjanya. Khususnya pengendali konti- rikan keluaran penuh atau On. Seba- nyu, walaupun tergolong konvensional, liknya, apabila x kurang dari w maka namun mempunyai kelebihan dibanding- pengendali akan memberikan keluaran

kan dengan yang terbaru, yakni nol atau Off. Misalnya, seterika listrik kemudahannya dalam penalaan yang menggunakan bimetal sebagai (tunning) parameter-parameter control-

pengendali panasnya. Bila tem-peratur nya percobaan. Ini semua membuat

seterika melebihi setpointnya, maka kebanyakan praktisi kontrol sangat seterika akan off, sebaliknya bila tempe- mengenal pengendali kontinyu jenis ini.

raturnya lebih rendah dari setpoint,

maka akan on.

4.1.2 Pengendali Tidak

Kontinyu

Pengendali tidak kontinyu (discontinu- ous controller) mempunyai keluaran yang berubah tidak terus menerus ketika ada sinyal error (kesalahan). Je- nis pengendali ini sangat penting untuk dipahami karena di samping banyak digunakan dalam kontrol proses, juga menjadi dasar dari pengendali kontinyu.

Gambar 4.3 Bilah-bimetal sebagai pengendali on-off

Sistem Pengendalian 291

Zona Netral

Pengendali tiga-posisi merupakan peng- Dalam penerapan pengendali dua-

embangan dari pengendali dua-posisi. posisi, terdapat overlap ketika Ep naik

Pengembangan ini dimaksudkan untuk melewati nol atau turun melewati nol.

mengurangi cycling yang berlebihan dan Dalam daerah ini tidak ada perubahan

juga untuk mengurangi kondisi over- pada keluaran pengendali. Seperti terli-

shoot dan undershoot yang dimiliki oleh hat pada Gambar 4.4 bahwa sampai

pengendali dua-posisi. suatu harga perubahan kenaikan error sebesar DEp di atas nol, keluaran

Pada pengendali tiga-posisi berlaku: pengendali tidak berubah keadaan.

E P ! E 1 Pada penurunan, DEp di bawah nol

P ° ® 50 - E 1 E P E 1 sebelum pengendali berubah ke )%.

Jadi, ada daerah 2 DEp di mana kelu- ¯ 0 E P - E 1 aran pengendali tidak berubah keadaan. Daerah tersebut disebut zona-netral

Ini berarti bahwa selama error EP ada di (neutral zone) atau gap-diferensial. Gap

antara –E1 dan nE1, pengendali akan ini harus diper-timbangkan betul dalam

tetap pada setting nominal keluaran penentuannya untuk menghindari per-

pengendali 50%. Jika error melebihi E1 ubahan keadaan yang berlebihan pada

atau lebih, keluaran akan naik menjadi keluaran pengendali

100%. Jika error lebih rendah dari –E1 atau lebih rendah lagi, maka keluaran

pengendali akan turun ke 0%.

Gambar berikut ini mengilustrasikan ka- rakteristik pengendali ini.

Gambar 4.4 Zona netral

Karena karakteristik yang dimiliki oleh pengendali ini sehingga pengendali ini juga disebut pengendali On-Off dan simbolnya seperti ditunjukkan oleh

Gambar 4.4.

Gambar 4.5 Aksi pengendali tiga posisi

4.1.3.1 Pengendali tiga-posisi

4.1.4 Pengendali Kontinyu

292 Sistem Pengendalian

4.1.4.1 Pengendali Proporsional

dimana:

(P)

P = keluaran (%) K P = penguatan proporsional

Pengendali proporsional (P) merupakan

E = error (%)

pengembangan dari pengendali dua

posisi (On-Off). Pada pengendali dua-

Tanggapan step

posisi, keluaran pengendali adalah 100

% atau 0% tergantung pada sinyal error atau sinyal yang masuk ke pengendali. Jika sinyal error lebih besar dari daerah netral ma-ka keluaran pengendali ada- lah 100%, sebaliknya bila sinyal error lebih kecil dari daerah netral maka keluaran pengendali 0%.

Pengendali P mempunyai keluaran yang bersifat kontinyu, dimana antara masuk- an dan keluaran mempunyai hubungan satu-satu. Ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada keluarannya akan mengikuti perubahan sinyal errornya.

Gambar 4.6 Tanggapan step pengendali P Sudah tentu, perubahan keluaran

pengendali, dalam prakteknya selalu

dibatasi oleh kondisi saturasi minimum

Diagram kotak

dan maksimum yang telah ditetapkan

dari perangkat keras yang digunakan. Diagram kotak pengendali proporsional digambarkan sebagai:

Fungsi Alih

Hubungan antara input dan output dari suatu pengendali disebut fungsi-alih

(transfer function). Fungsi alih dari pe-

ngendali ada bermacam-macam, mi-

a)

salnya ada yang menggunakan fungsi

atau

waktu (t), fungsi Laplace (s), dan dalam bentuk persentase (%). Oleh karena itu,

bila dijumpai adanya perbedaan simbol dan notasi dalam penggambarannya ti-

b)

dak ada masalah.

Dalam buku ini fungsi alih yang digu-

nakan adalah bentuk persentase. Di Gambar 4.7 Diagram kotak pengendali P mana hubungan input-output dapat di-

tulis: Bila, untuk keperluan tertentu, pada saat

E 0 dikehendaki adanya keluaran P

sebesar P(0) persamaan (3) menjadi: K

Sistem Pengendalian 293

U KE P P 0 offset itu merupakan perbedaan nilai variabel yang dikontrol terhadap setpoint

Hubungan keluaran dan masukan ketika sistem berada keadaan tunak pengendali dapat digambarkan sebagai

(steady state). Offset tidak meng- berikut:

untungkan sistem karena kondisi tunak suatu sistem, idealnya, tidak ada offset.

Untuk melihat bagaimana offset timbul, perhatikan sebuah sistem ketika beban nominal pengendali pada 50% dan error

0 seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9.

Gambar 4.8 Hubungan keluaran dan masukan pengendali Proporsional

Gambar 4.9 Offset pengendali P

Proporsional Band

Jika terjadi perubahan error, sistem Pada aplikasi pengendali proporsional,

merespon dengan mengubah keluaran penguatan proporsional sering di-

pengendali untuk mengembalikan error nyatakan dengan proporsional band

ke 0. Akan tetapi, hal ini tidaklah mung- (PB). Proportional Band (PB) adalah ba-

kin terjadi, karena pada pengen-dali P, tas-batas harga sinyal masukan (error)

hubungan antara input-output adalah (dalam %) yang menyebabkan keluaran

satu-satu.

pengendali 0 - 100 %. Sebagai contoh,

pengendali P akan memberikan sinyal Untuk memperkecil offset dapat dila- keluaran U= 0–100 %, diperlukan

kukan dengan memperbesar pengu- sinyal E = 0-50%. Pengendali ini mem-

atan K P sebagaimana diperlihatkan pa- punyai PB=100/50=2. Untuk U = 0-

da Gambar 4.9 Perbesaran K P ini tidak 100%, diperlukan sinyal E=0-25%, maka

dapat dilakukan sembarang karena PB=100/25=4.

akan menyebabkan terganggunya ke- stabilan sistem. Maka dari itu pema-

Offset

kaian pengendali jenis ini terbatas pada sistem yang dalam operasinya tidak

Karakteristik penting dari pengendali ini terjadi perubahan besar pada variabel adalah timbulnya kesalahan sisa

yang dikendalikan.

(residual error) yang tetap pada titik

operasinya apabila terjadi perubahan

beban. Kesalahan ini disebut offset. Jadi

294 Sistem Pengendalian

4.1.4.2 Pengendali integral (I)

dimana :

dP

Pada sistem kendali dengan meng-

= tingkat

perubahan output

dt

gunakan pengendali proporsional (P),

pengendali (%/s)

telah diketahui bahwa untuk mempe-

I = penguatan integral (persentase roleh suatu keluaran pada suatu har-ga

output pengendali / second / tertentu (selain harga awal P(0)) di-

persen error)

perlukan sinyal error. Akibatnya, akan

P(t) = sinyal kontrol

menimbulkan kesalahan statis atau off- P(0) = keluaran pengendali pada t=0 set, yaitu perbedan antara harga yang

diinginkan (setpoint) dengan harga Koefisien integral dari pengendali ini, keluaran sistem yang dikontrol pada

dalam hal tertentu dinyatakan dengan kondisi tunak. Atas dasar alasan inilah

waktu integral, T I dalam satuan detik membuat alat pengendali proporsional

(second) yang merupakan invers dari K I hanya cocok untuk sistem yang varia-

atau T I =1/K I

belnya tidak memerlukan perubahan

besar atau relatif tetap.

Pengendali integral (I) merupakan

pengembangan dari pengendali P dan

pengendali multi-posisi. Dibandingkan

pengendali P, pengendali ini mampu

a)

menghilangkan kesalahan statis. Diban-

atau

dingkan pengendali multi-posisi, pe- ngendali ini mempunyai sifat dimana

antara keluaran dan masukan mempu- nyai hubungan kontinyu. Pengendali ini

b)

juga tidak mempunyai histerisis atau zona netral seperti pada pengendali

multi-posisi. Gambar 4.10 Diagram kotak pengendali I

Pada pengendali yang menggunakan

aksi integral, laju perubahan keluaran

pengendali berbanding lurus dengan

sinyal error atau keluaran pengendali

berbanding lurus terhadap integrasi

sinyal error. Secara matematis pengen-

dali ini dinyatakan sebagai:

dP

K I E P atau

dt

( ) I ³ P ( ) dt P(0)

Sistem Pengendalian 295

Karakteristik pengendali I

Gambar 4.12 menjelaskan bagaimana alat ini meniadakan kesalahan statis (offset). Laju perubahan keluaran dP/dt tergantung pada sinyal error E dan

penguatan K I . Untuk E yang sama, laju perubahan keluaran akan semakin tinggi bila penguatan K I semakin tinggi. Untuk K I yang sama, dP/dt akan semakin tinggi bila E semakin besar. Laju perubahan akan positif bila errornya positif dan se- baliknya. Keadaan istimewa adalah ketika E=0, dimana dP/dt sama dengan nol. Ini berarti bahwa P dalam keadaan kons- tan. Sifat inilah yang membedakan de-

Gambar 4.11 Tanggapan pengendali I

ngan pengendali P.

terhadap error step tetap Dibalik keuntungan yang dimiliki, pengendali I mempunyai kekurangan, yakni kelambatannya dalam merespon error. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.11, bahwa untuk mencapai harga keluaran seperti yang diinginkan diperlukan waktu yang relatif lama. Fak- tor ini yang menimbulkan peristiwa transient dalam sistem kendali.

4.1.4.3 Pengendali diferensial (D)

Gambar 4.12 Laju perubahan keluaran

terhadap error Keluaran pengendali diferensial (deriva- tif) tergantung pada "kecepatan" peruba-

Gambar 4.11 menunjukkan bahwa ke- han error. Pengendali ini tidak bisa digu- tika sinyal error positif dan konstan,

nakan sendiri karena bila error sama keluaran pengendali akan naik terus.

dengan nol atau tetap maka keluaran Kenaikan ini akan terus berlangsung

pengendali akan nol

sampai batas maksimum yang ditetapkan.

dE

D P ( 0 dt ) Laju kenaikan keluaran pengendali,

dimana

disamping ditentukan oleh error, juga oleh penguatan integrasinya. Semakin

K D penguatan : derivatif atau tinggi penguatan integrasi semakin

T D : waktu derivatif tinggi pula laju kenaikan sinyal keluaran

pengendali atau kecuraman kenaikan dE kecepatan : perubahan error (%/s) keluaran akan semakin tajam bila

dt

penguatan integrasinya semakin besar. P ( 0 ) : keluaran tanpa perubahan error

296 Sistem Pengendalian

4.1.5.1 Pengendali PI

Sesuai dengan namanya pengendali ini merupakan gabungan antara pengendali proporsional (P) dan integral (I). Hu- bungan antara keluaran dan masukan pengendali dapat dituliskan sebagai:

P K P E P K P K I E dt ³ P P ( 0 ) KI bisa

dinyatakan dengan waktu integral T I , di

mana T I =1/K I .

Gambar 4.13 Keluaran pengendali fungsi

perubahan error Keuntungan pengendali ini adalah ada- nya pengendali P yang mampu meres-

pon dengan cepat mengkompensasi kelambatan pengendali I, dan pengen- dali I yang dapat menghilangkan kesa- lahan inheren pada P sehingga dengan kombinasi ini akan memberikan tang- gapan kontrol yang lebih baik dibanding- kan kontrol individunya. Atau dengan lain perkataan, pada pengendali ini offset pengendali P dapat dihilangkan oleh pengendali I dan kelambatan pengendali I dapat dikompensasi oleh kecepatan pengendali P sehingga kondisi optimal bisa dicapai.

Perlu diingat bahwa penguatan propor- sional juga mengubah penguatan sistem secara keseluruhan, namun penguatan integral dapat diatur secara terpisah.

Ingat bahwa offset terjadi pada P, pada Gambar 4.14 Diagram kotak pengendali D

pengendali PI, fungsi integral akan

memberikan keluaran pengendali yang

baru walaupun errornya nol setelah per-

4.1.5 Pengendali Campuran

ubahan beban.

Kebutuhan sistem biasanya tidak bisa

dipenuhi oleh salah satu pengendali

secara individu. Untuk itu, pada umum-

nya dilakukan dengan menggabungkan

dua atau tiga pengendali, seperti PI, PD,

dan PID. Penggabungan pengendali ini

diharapkan dapat saling melengkapi,

kelemahan yang satu bisa ditutupi oleh

kelebihan yang lain.

Sistem Pengendalian 297

Tanggapan step Konfigurasi pengendali ini dapat ditulis- kan:

dE P K P E P K P K I E P dt K K

PD

0 dt

atau

dE P

E dt

K P T D T I 0 dt

Gambar 4.15 Tanggapan step pengendali PI

Diagram kotak

Gambar 4.16 Diagram kotak pengendali PI

4.1.5.2 Pengendali Proporsional- Integral-derivatif (PID)

Pengendali PID merupakan pengendali yang terhandal dibanding dengan alat- pengendali yang telah dibahas sebelum-

nya namun lebih kompleks. Pengendali ini dapat diaplikasikan pada hampir "semua" plant.

Pengendali PID merupakan hasil

penggabungan dari pengendali P, I, dan Gambar 4.17 Tanggapan step dan diagram

D. Aksi pengendali adalah hasil penjum- kotak pengendali PID

lahan ketiga aksi pengendali individu

tersebut. Dengan penggabungan ini Dengan pengendali ini kita dapat diharapkan mampu mengoptimalkan mengeliminasi offset dan sensitif per-formansi sistem kendali, yaitu terhadap adanya perubahan error. dengan mengkompensasi kelemahan

dan meningkatkan kinerjanya.

Banyak jenis konfigurasi pengendali PID. Berikut ini adalah salah satu kon- figurasi dasar namun mempunyai kinerja yang cukup handal.

298 Sistem Pengendalian

Di sini sinyal input pengendali dianggap sebagai tegangan dengan V H sebagai Rangkaian-rangkaian berikut mengilus-

4.1.6 Pengendali Elektronik

On, dan V L sebagai Off dan output nya trasikan metoda implementasi aksi

adalah output komparator atau V out . pengendali dengan menggunakan

Output komparator berubah keadaan bila rangkaian op-amp.

tegangan V E sama dengan harga setpoint V SP . Rangkaian ini akan On bila :

4.1.6.1 Pengendali dua-posisi R

V H 1 V R SP

dan Off bila tegangan sama

Pengendali dua-posisi dapat diimplemen-

R 1 tasi secara elektronik dengan banyak R ª º

dengan V L « V

V out »

variasi. Banyak sistem pengkondisian

SP

udara (AC) dan pemanas ruangan meng-

gunakan pengendali dua-posisi yang dibuat dari bilah bimetal. Implementasi

Lebar zona netral antara V L dan V H dapat pengendali dua-posisi atau on-off dengan

diatur dengan mengatur R 2 . Lokasi rela- tifnya dari zona ini dibuat dengan menva-

menggunakan op-amp dengan zona ne- tral yang dapat diatur-atur ditunjukkan

riasikan tegangan setpoint V SP . Zona pada Gambar 4.18.

netral dihitung berdasarkan perbedaan antara V dan V

Gambar 4.18 Realisasi pengendali dua-posisi

Sistem Pengendalian 299

4.1.6.2 Pengendali P

4.1.6.3 Pengendali Integral

Implementasi pengendali ini memerlukan Pengendali integral mempunyai karak- rangkaian yang mempunyai tanggapan

teristik dengan bentuk persamaan: yang diberikan oleh:

P ( t ) K I ³ E P ( t ) dt

P K P E P Fungsi ini diiplementasikan dalam bentuk op-amp seperti pada gambar berikut.

Jika kita perhatikan sinyal kontrol dan Hubungan antara input-output dapat error dalam bentuk tegangan, rangkaian

dituliskan sebagai:

op-amp pada Gambar 4.19. menun-

V out K I V ³ dt E ;

jukkan pengendali proporsional. Dalam

hal ini analogi dari respons pengandali adalah:

K I RC

V 2 out Nilai dari RC dapat diatur untuk menda- V E R

patkan waktu integrasi yang diinginkan.

1 Konstanta waktu integrasi menentukan

laju kenaikan keluaran pengendali jika Tegangan masukan V E dan keluaran V out error adalah tetap. Jika K

I dibuat terlalu dapat diskala dengan mudah sehingga tinggi, keluaran akan meningkat sangat keluaran penguat 0-V maks untuk sinyal cepat yang bisa mengakibatkan overs- keluaran 0-100%.

hoots dan osilasi.

Gambar 4.19. Realisasi pengendali P

Gambar 4.20 Realisasi pengendali I Begitu juga dengan sinyal error bisa diset dan disesuaikan dengan sinyal error

P ( t ) K I E P ( t ) dt secara penuh. Penguatan proporsional

V out K I V ³ dt E ;

diatur melalui R 2 /R 1 .

K I RC

V 2 out V E ; dimana V out = sinyal kontrol R

4.1.6.4 Pengendali Diferensial

P =R 2 /R 1 K

E = sinyal error V

Pengendali diferensial tidak pernah digu-

nakan sendirian karena tidak bisa mem- berikan keluaran ketika tidak ada error. Walaupun begitu, di sini ditunjukkan im-

300 Sistem Pengendalian 300 Sistem Pengendalian

telah dijelaskan adalah implementasi dari tuk kombinasinya dengan pengendali

pengendali-pengendali individu. Namun yang lain.

moda individu seperti ini jarang diguna- kan dan sistem kendali mengingat

Persamaan kontrol pengendali ini dapat banyaknya kelebihan bentuk konfigura- dituliskan sebagai:

sinya. Berikut ini menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk konfigurasi pengendali- dE pengendali kombinasi dari pengendali-

dt pengendali individu ini.

D , di mana:

4.1.6.5 Pengendali PI

P = keluaran pengendali (%) K D = konstanta waktu derivatif

Implementasi pengendali PI ditunjukkan

E P = error (%). pada Gambar 4.22 (termasuk inverter).

Implementasi fungsi ini dengan op-amp Dalam implementasi ini didefinisikan bahwa pengendali PI meliputi penguatan

ditunjukkan pada Gambar 4.21. proporsional dalam integralnya. sehingga Di sini resistansi R ditambahkan untuk

hubungan input-output dapat dituliskan:

kestabilan rangkaian menghandapi R 2 perubahan sinyal yang berubah sangat R

V 2 out 1 V E V E dt cepat. Tanggapan dari rangkaian ini

1 R 1 R 2 C terhadap perubahan input yang lambat

adalah: Pengesetan proporsional band dilakukan melalui K P =R 2 /R 1 dan waktu integrasi

dV

V out E K melalui K I =1/R 2 D C dt

di mana:

V out = tegangan keluaran K D = R 2 C=waktu derivatif (detik)

V E = teganggan error

Nilai R1 dipilih sehingga rangkaian akan tetap stabil pada frekuensi tinggi dengan

mengeset 2 ʌfR 1 << 1, di mana f adalah frekuensi dalam Hz. Gambar 4.22 Realisasi pengendali PI

4.1.6.6 Pengendali PD

Moda kombinasi pengendali PD meru- pakan kombinasi yang hebat. Kombinasi ini diimplementasikan dengan rangkaian seperti yang ditunjukkan pada Gambar

4.23 (rangkaian ini perlu ditambahkan inverter).

Gambar 2.21 Realisasi pengendali Diferensial

Sistem Pengendalian 301

Hubungan input-outputnya adalah:

V out out R R

R 1 dV

1 R 3 dt

dV

V 2 R C in

R R in 1 3 R 1 R 3 3 dt

di mana: K P

=R 2 /(R 1 +R 3 ),

K D =R 3 C

Sudah tentu pengendali ini mempunyai offset dari pengendali proporsional ka- rena pengendali diferensialnya tidak bisa menghilangkan aksi reset.

Gambar 4.23 Realisasi pengendali PD

4.1.6.7 Pengendali PID

Pengendali yang paling sempurna dari yang telah dibicarakan sebelumnya ada- lah pengendali ini dimana tanggapan pro- porsional, integral dan diferensial diguna- kan secara bersama dalam merespon masukan. Hubungan input-output pengendali ini adalah:

dE

P E P K P K I E P dt K ³ K P D dt

Keadaan error nol tidak menjadi masalah karena pengendali integral akan menga- komodasi secara otomatik untuk offset

302 Sistem Pengendalian 302 Sistem Pengendalian

maka

D C R D = 30 s. Jika kita gunakan

C D = 50 —F, maka

D = 0,6 M R ȍ

x Kemudian dipilih R 3 untuk kestabilan

D 30

2 S C D 6 2 S 50 F

95 k :

Jadi, R 3 harus dipilih jauh lebih rendah dari 95 k ȍ.

Implementasi dari pengendali-pengendali ini dapat direalisasi dengan mengguna- kan rangkaian op-amp standard. Sudah tentu disini perlu menentukan skala te- gangan pada daeran operasi dipilih untuk rangkaian. Demikian juga dengan kelu- arannya, yang ada di sini dalam bentuk tegangan. Sinyal ini bisa dikonversikan menjadi sinyal-sinyal standar yang dibutuhkan oleh sistem.

Gambar 4.24 Implementasi pengendali PID

Sistem Pengendalian 303

304 Sistem Pengendalian

4.2 Sistem Pengendali Elektronika Daya

4.2.1 Pendahuluan

Elektronika daya merupakan salah satu bagian bidang ilmu teknik listrik yang berhubungan dengan penggunaan kom- ponen-komponen elektronika untuk pengendalian daya yang besar. Era elektronika daya dimulai dengan tekno- logi tabung daya tinggi seperti thyratron, ignitron dan penyearah merkuri. Dengan ditemukannya kom-ponen-komponen semikonduktor seperti SCR, triac, dan lain-lain membuat elektronika daya menjadi bagian yang sangat penting dalam pengendalian daya listrik yang besar dan sangat luas penggunaannya.

Elektronika daya menggabungkan daya, elektronika dan kontrol. Daya terkait de- ngan peralatan-peralatan daya baik yang tidak bergerak maupun yang berputar untuk pembangkitan, transmisi dan distribusi daya listrik. Elektronika terkait dengan piranti-piranti dan rangka- ian solid-state untuk pemrosesan sinyal listrik guna mendapatkan tujuan pengendalian yang dikehendaki. Kontrol menyangkut sistem kontrol operasi peralatan dan sistem agar dapat bero- perasi sesuai yang diharapkan. Jadi, Elektronika daya merupakan apli- kasi dari elektronika solid-state untuk kontrol dan konversi tenaga listrik. Berikut ini adalah gambaran tentang ruang lingkup elektronika daya yang meliputi: penyearah, inverter, DC chop- per, dan regulator AC.

Gambar 4.25 Ruang lingkup

elektronika daya

4.2.1.1 Penyearah

Aplikasi inverter, antara lain adalah: x Pembangkitan tegangan AC tetap

Penyearah adalah suatu alat yang digu-

frekuensi 50 Hz dari sumber DC yang

nakan untuk mengubah arus AC men-

diperoleh dari baterai, pembangkit

jadi DC. Pada umumnya, dari sumber

listrik tenaga angin, sel surya.

tegangan AC dan frekuensi yang tetap

x Kontrol kecepatan motor induksi fasa-

menjadi tegangan DC baik tetap mau-

tiga dan motor sinkron

pun berubah. Penyearah yang mempu-

x Uninterrupted Power Sistems (UPS)

nyai tegangan keluaran tetap, atau

x Catu daya standby, dan lain-lain

penyearah tak terkontrol, digunakan

untuk mencatu daya DC pada peralatan-

4.2.1.4 Dc-Chopper

peralatan yang tidak memerlukan peng-

aturan daya masukan dalam opera-

Dc-chopper digunakan untuk mengubah

sinya.

tegangan DC tetap menjadi tegangan DC variabel. Dc-chopper digunakan un-

Sedangkan penyearah yang mempunyai

tuk mengendalikan kecepatan motor DC

tegangan keluaran dapat diubah-ubah,

dengan sumber dari baterai atau catu

atau penyearah terkontrol, terutama

daya DC.

untuk peralatan-peralatan listrik yang

dalam operasinya memerlukan penga-

turan daya, misalnya untuk kontrol

4.2.2 Komponen

kecepatan pada motor DC.

Semikonduktor Daya

4.2.1.2 Regulator AC

4.2.2.1 Dioda Daya

Regulator AC digunakan untuk menda-

patkan tegangan keluaran AC yang da-

Dioda daya merupakan salah satu

pat diubah-ubah dari sumber tegangan

komponen semikonduktor yang banyak

AC yang tetap. Alat ini banyak diguna-

digunakan dalam rangkaian elektronika

kan untuk mengatur pencahayaan

daya seperti pada rangkaian penyearah,

lampu, pemanas, dan motor-motor AC.

freewheeling (bypass) pada regulator-

Ada dua macam regulator AC, yaitu

regulator penyakelaran, rangkaian pemi-

kontrol On-Off dan kontrol sudut fasa.

sah, rangkaian umpan balik dari beban ke sumber, dan lain-lain. Dalam penera-

4.2.1.3 Inverter

pannya, seringkali, dioda daya dianggap sebagai saklar ideal walaupun dalam

Inverter adalah alat yang digunakan

prakteknya ada perbedaan.

untuk mengubah tegangan DC menjadi

x Konstruksi dioda

tegangan AC. Jenis-jenis tegangan DC

yang dikonversikan ke AC antara lain

adalah:

Konstruksi dioda daya sama dengan

x Tegangan DC baterai diubah menjadi

dioda-dioda sinyal sambungan pn.

tegangan AC dengan frekuensi tetap

Bedanya adalah dioda daya mempunyai

atau berubah, fasa-satu atau fasa-tiga

kapasitas daya (arus, tegangan) yang

x Tegangan sumber AC disearahkan,

lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa,

kemudian diubah menjadi AC kembali

namun kecepatan penyaklarannya lebih

dengan frekuensi tetap maupun

rendah. Dioda daya merupakan kompo-

berubah, fasa-satu atau fasa-tiga

nen semikonduktor sambungan PN

Sistem Pengendalian 305 Sistem Pengendalian 305

Gambar 4.27 Karakteristik dioda

a) Bias-maju, Gambar 4.26 Simbol dan konstruksi dioda

b) Bias-mundur,

c) Karakteristik V-I

x Karakteristik Dioda Jika kedua terminal dioda disambung-

kan ke sumber tegangan dimana te- Karakteristik dasar dioda dikenal de-

gangan anoda lebih positif dibandingkan ngan karakteristik V-I. Karakterisik ini

dengan katoda, dioda dikatakan dalam penting untuk dipahami agar tidak terjadi

keadaan bias-maju (forward biased). kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam

Sebaliknya, bila tegangan anoda lebih karakteristik ini dapat diketahui kea-

negatif dari katoda, dioda dikatakan daan-keadaan yang terjadi pada dioda

dalam keadaan bias-mundur (reverse ketika mendapat tegangan bias-maju

biased).

(forward biased) dan tegangan bias-

mundur (reverse biased) seperti ditun- x Karakteristik bias-maju jukkan pada Gambar 4.27.

Bila dioda dihubung dalam keadaan bias-maju, di mana potensial Anoda

lebih tinggi dibandingkan Katoda atau

V AK > 0 dan bila tegangan V AK lebih be- sar dari tegangan cut-in atau tegangan threshold atau tegangan turn-onnya, V ct (0,7 V untuk silikon, 0,4 V germanium), maka dioda akan konduksi (mengalirkan

arus) atau ON. Besar arus yang meng-

alir ditentukan oleh tegangan sumber

dan beban yang terpasang. Dalam kea- daan konduksi ini ada satu hal yang sangat penting untuk diketahui adalah terjadinya tegangan jatuh maju yang besarnya tergantung pada proses pro- duksi dan temperatur sambungan-nya. Namun bila V AK <V ct , dioda masih

306 Sistem Pengendalian 306 Sistem Pengendalian

4.2.2.2 Jenis-jenis dioda

arus yang mengalir namun sangatlah

kecil. Arus disebut arus bocor arah

Berdasarkan karakteristik dan batasan-

maju.

batasan dalam penerapannya, dioda diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok,

x Karakteristik bias-mundur dan yaitu dioda standard (dioda untuk

tegangan dadal

keperluan umum), dioda kecepatan tinggi, dan dioda Schottky.

Jika V AK < 0 atau anoda lebih negatif da- ri katoda dikatakan dioda dalam kea-

x Dioda standard

daan bias-mundur. Dalam keadaan ini dioda dalam keadaan tidak konduksi

Dioda standar ini merupakan jenis dioda

atau OFF. Dalam keadaan ini ada arus

yang digunakan untuk keperluan umum.

yang yang mengalir dari arah katoda ke

Dioda ini digunakan dalam aplikasi-

anoda yang sangat kecil, dalam orde

aplikasi kecepatan rendah, seperti pe-

mikro atau miliamper. Arus ini disebut

nyearah dan konverter dengan frekuensi

arus bocor.

masukan sampai 1 kHz. Dioda ini mem- punyai rating arus dari 1 sampai ribuan

Jika tegangan mundur (V KA ) melebihi

ampere dan tegangan dari 50 V sampai

suatu tegangan yang telah ditentukan,

5 kV.

yang dikenal dengan tegangan dadal

(breakdown voltage), V BR , maka arus

x Dioda kecepatan tinggi

arah mundur akan meningkat tajam

dengan sedikit perubahan pada tegang-

Dioda jenis ini mempunyai kemampuan

an Vbr. Keadaan ini tidak selalu

penyaklaran dengan dengan kecepatan

merusak dioda bila masih terjaga pada

yang lebih tinggi dari dioda standard.

level aman seperti yang ditentukan

Oleh karena itu, dalam penggunaannya

dalam data sheetnya. Bila tidak, maka

biasa diaplikasikan pada rangkaian DC-

dioda akan rusak.

chopper (DC-DC) dan inverter (DC-AC) di mana aspek kecepatan merupakan

x Rating dioda

faktor yang sangat penting. Diode jenis ini mempunyai rating arus lebih kecil

Ada dua rating dioda daya yang paling

dari 1 A sampai ratusan ampere,

penting untuk diketahui, yaitu tegangan

dengan dari 50 V sampai 3 kV.

dadal arah-mundur (reverse breakdown voltage), dan arus arah-maju maksi-

x Dioda Schottky

mumnya (forward current). Harga dioda

meningkat dengan semakin tinggi kedua

Dioda Schottky dibangun dengan mere-

rating ini. Oleh karena itu, dalam aplika-

kayasa pada sambungan PN sehingga

sinya, dioda dioprasikan mendekati

sangat cocok untuk aplikasi-aplikasi

tegangan puncak-mundur maksimum

catu daya DC dengan arus tinggi dan

dan rating arus majunya.

tegangan rendah. Rating tegangan dibatasi sampai 100 V dengan arus dari

Jadi, dioda akan konduksi bila V AK >V cut-

1 – 300 A. Walaupun begitu, diode ini

in . Dioda akan Off bila V AK <V cut-in atau juga cocok digunakan untuk catu daya

V AK < 0.

arus rendah untuk meningkatkan efisiensinya.

Sistem Pengendalian 307

4.2.2.3 Thyristor

Jika tegangan anoda-katoda, V AK Thyristor atau SCR (Silicon-Controlled

dinaikkan terus sampai suatu harga Rectifier) adalah piranti semikonduktor

tertentu sehingga mampu menjebol J 2 , yang sangat penting dalam aplikasi

thyristor dikatakan dalam keadaan elektronika daya. Hal ini tidak lepas dari

breakdown bias maju. Tegangan yang kemampuan yang dimiliki, yakni

menyebabkan breakdown ini disebut kemampuan penyakelarannya yang

V BO . Karena J 1 dan J 3 dalam keadaan cepat, kapasitas arus dan tegangan

bias maju maka akan mengalir arus yang tinggi serta ukurannya yang kecil.

yang sangat besar dari anoda ke katoda Komponen ini dioperasikan sebagai

dan thyristor dikatakan dalam keadaan saklar dari keadaan tidak konduksi (Off)

konduksi atau On. Jatuh tegangan maju menjadi konduksi (On).

merupakan jatuh tegangan akibat resistansi dari keempat-lapisan, yang

x Konstruksi dan Karakteristik SCR besarnya, tipikal 1 V. Dalam keadaan On ini arus anoda dibatasi oleh beban

Thyristor merupakan piranti semikon- luar. Arus anoda harus lebih besar dari duktor empat lapis pnpn, yang mem-

arus latchingnya, I L agar piranti ini tetap punyai tiga terminal, yaitu Anoda,

dalam keadaan On. I L merupakan arus Katoda dan Gate seperti ditunjukkan

anoda minimum yang diperlukan agar pada Gambar 4.28.

thyristor tetap dalam keadaan On, bila tidak, piranti ini akan kembali pada keadaan Off bila tegangan anoda ke katodanya diturunkan. Karakteristik v-i

tipikal thyristor ditunjukkan pada Gambar 4.29.

Gambar 4.28 Simbol dan konstruksi thyristor

Jika tegangan anoda dibuat positif Gambar 4.29 Karakteristik thyristor

terhadap katoda maka sambungan J 1

dan J 3 mendapat bias maju sebaliknya Sekali thyristor konduksi maka sifatnya J 2 mendapat bias mundur sehingga ada

sama seperti dioda dalam keadaan kon- arus bocor kecil yang mengalir dari

duksi dan tidak dapat dikontrol. Namun, katoda ke anoda. Dalam keadaan

apabila arus diturunkan sampai dengan seperti ini, thyristor dalam keadaan off

arus holdingnya, I H thyristor akan kem- (terhalang) dan arus bocor keadaan off.

308 Sistem Pengendalian 308 Sistem Pengendalian

1. pemilihan rangkaian yang cocok

dalam ukuran miliampere dan lebih

guna mencatu sinyal penyalaan rendah dari arus latchingnya. Jadi arus 2. penentuan tegangan dan arus

holding I H adalah arus anoda minimum

trigger maksimum agar rating

yang menjaga agar thyristor dalam

gatenya tidak dilampaui

keadaan on.

3. penentuan tegangan dan arus gate minimum untuk memastikan bahwa

Apabila tegangan katoda lebih tinggi

bila sinyal penyalaan diberikan

terhadap anoda, sambungan J 2 meng-

thyristor akan konduksi (on).

alami bias maju sementara J 1 dan J 3

mengalami bias mundur. Thyristor akan

Banyak model rangkaian yang bisa

menjadi dalam keadaan off dan akan

dipilih sebagai rangkaian trigger untuk

ada arus kecil yang mengalir yang

menyalakan thyristor. Sebelum rang-

disebut arus bocor bias mundur, I R .

kaian dirancang untuk mentrigger suatu

Namun bila tegangan katoda-anoda

thyristor, spesifikasi gate harus diper-

dinaikkan terus sampai mencapai

hatikan. Spesifikasi gate untuk dapat

tegangan dadalnya, maka akan ada

dilihat dari data sheet pabrik pembuat-

arus yang tinggi mengalir dari arah

nya.

katoda ke anoda yang mengakibatkan rusaknya thyristor.

x Proteksi thyristor

Dalam operasi normalnya, tegangan V AK Setiap thyristor akan mengalami pema-

selalu ada di bawah V BO , dan V KA selalu

nasan akibat arus yang mengalir di

di bawah V BD . Dengan V AK yang lebih

dalamnya. Pemanasan ini harus dibatasi

rendah dari V BO , untuk membuat thyris-

untuk mencegah dari panas lebih yang

tor menjadi on dilakukan dengan mem-

bisa mengakibatkan rusaknya kompo-

berikan tegangan positif pada terminal

nen. Untuk menghindari dari pemanas-

gate-nya terhadap katoda. Dengan

an lebih, setiap thyristor atau satu ke-

memberikan tegangan positif pada gate

lompok thyristor selalu dipasang dengan

sama halnya dengan memberikan arus

alat pendinginnya sesuai dengan kapa-

gate, I G membuat thyristor dari off

sitasnya.

menjadi on. Semakin besar I G maka

Selain itu komponen ini juga harus

tegangan arah maju untuk membuat

diamankan dari: (a) arus beban lebih,

thyristor konduksi semakin rendah

(b) di/dt dan c) dv/dt).

seperti yang ditunjukkan pada Gambar

2.29, karakteristik forward. Sekali arus

x Proteksi dari arus beban lebih

trigger diberikan akan membuat thyristor

on dan selama arus anodanya tidak

Untuk mengatasi dari arus beban lebih,

kurang dari arus holdingnya maka

thyristor diamankan dengan sekering

thyristor akan tetap on walaupun arus

(pengaman lebur). Pemasang-an peng-

triggernya dihilangkan.

aman ini bisa dilakukan melalui peng- amanan fasa atau pengamanan cabang

x Rangkaian trigger

seperti ditunjukkan pada Gambar 4.30.

Ada tiga hal yang penting dalam kaitan- nya dengan rangkaian penyalaan (trigger) suatu thyristor, yaitu:

Sistem Pengendalian 309

Gambar 4.31 Proteksi terhadap tegangan Gambar 4.30 Proteksi dari arus beban lebih:

lebih proteksi fasa dan proteksi cabang

Setiap thyristor mempunyai spesifikasi dv/dt maksimumnya. Ketika thyristor

x Proteksi di/dt berubah dari keadaan off ke on, maka akan terjadi tingkat perubahan tegangan

di/dt adalah tingkat perubahan arus yang sangat cepat yang disebut dengan yang mengalir melalui thyristor ketika

dv/dt. Tingkat perubahan tegangan ini terjadi perubahan kondisi dari off ke on.

tidak boleh melebihi dv/dt maksimum- Ketika terjadi perubahan keadaan dari

nya. Bila ini terjadi, maka thyristor akan off ke on, maka akan terjadi tingkat

on dengan sendirinya sehingga tidak perubahan arus di/dt ini. Tingkat peru-

bisa dikendalikan lagi. Hal ini harus di- bahan arus ini harus dibatasi untuk

cegah, yaitu dengan memasang RC ini menghindari pemanasan lebih pada

paralel dengan thyristor. Rangkaian RC daerah sambungan (junction) yang bisa

ini dikenal dengan rangkaian Snubber. mengakibatkan rusaknya komponen.

Secara pendekatan dv/dt dapat dihitung Oleh karena itu, di/dt harus di bawah

dengan menggunakan persamaan: spesifikasi di/dt maksimum komponen.

V Hal ini dapat dilakukan dengan mema- L dv dan R sang induktor L secara seri dengan

C komponen. Secara pendekatan, di/dt

dt

LC

maksimum dapat dihitung melalui Jadi, dengan pemilihan L, C, dan R persamaan:

pada rangkaian, dv/dt pada thyristor dapat dibatasi pada harga yang aman.

di/dt maks = Vm/L [A/s], Tipikal, C = 0,1 —F, R=100 ȍ – 1 k ȍ.

di mana Vm adalah tegangan masukan Dari uraian yang telah dijelaskan di atas maksimum (V) dan L adalah induktansi dapat disimpulkan hal-hal sebagai (L) induktor yang dipasang seri.

berikut: x Thyristor akan On pada dua kondisi:

x Proteksi dv/dt (1) V AK =V BO ; (2) 0 < V AK < BO dan I G

> 0; dan dv/dt melebihi spesifikasi Proteksi terhadap tegangan lebih

dv/dt (data sheet) komponen. dilakukan dengan memasang rangkaian

x Thyristor dalam keadaan Off pada RC secara paralel dengan thyristor

kondisi: (1) V AK <V BO dan I G = 0; (2) seperti yang ditunjukkan pada Gambar

V AK > 0, I G > 0; (3) V AK <0 dengan I G

> 0 atau I G <0

310 Sistem Pengendalian 310 Sistem Pengendalian

thyristor (P2, N2, P1, N1). Untuk arah terbalik lapisan P1, N2, P2, N3 akan

Piranti semikonduktor empat-lapis ha-

breakover pada arah tegangan yang

nya dapat mengalirkan arus pada satu

berlawanan.

arah saja. Agar dapat mengalirkan arus dua arah dapat diperoleh dengan meng-

Piranti lima-lapis tanpa gate dapat diran-

hubungkan dua piranti empat-lapis

cang untuk bermacam-macam tegangan

secara berlawanan sehingga mem-

dan arus break over. Bangunan piranti

bentuk struktur lima-lapis seperti yang

ini ditunjukkan pada gambar 4.33 (a).

ditunjukkan pada Gambar 4.32.

Piranti ini akan break over pada kuad- rant 1 dan kuadrant 3 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.34, dengan rating tegangan dan arus ditentukan se– suai dengan tipenya. Piranti ini disebut Diac. Jadi, diac merupakan piranti semi- konduktor lima-lapis tanpa gate yang bekerjanya pada tegangan break over- nya baik pada arah-maju maupun mun- dur. Karena karakteristik inilah diac digunakan dalam rangkaian trigger guna mentrigger (mengaktifkan) piranti semi- konduktor daya lain.

Gambar 4.32 Dua komponen 4-lapis

dihubungkan secara berlawanan

Piranti dengan struktur lima-lapis ini dapat dibentuk secara tunggal seperti ditunjukkan pada Gambar 4.33.

Gambar 4.34 Simbol dan karakteristik diac

Gambar 4.33 Komponen semikonduktor lima-lapis: a) tanpa gate, b) dengan gate

Apabila terminal A1 positif terhadap A2

Gambar 4.35 Contoh diac

sebesar suatu tegangan yang besarnya

melampaui tegangan breakovernya,

Piranti semikonduktor lima-lapis dengan

piranti ini akan break over sebagaimana

gate disebut Triac, yang konstruksinya ditunjukkan pada Gambar 4.33 (b).

Sistem Pengendalian 311

Dengan adanya gate pada triac me- triac akan beroperasi pada kuadrant mungkinkan untuk mengubah karakte-

3 juga.

ristik V-I dengan memasukkan atau

mengeluarkan arus ke/dari piranti ini Catatan: Kondisi 3 biasanya tidak digu- sehingga dapat break over pada tegang- nakan dalam praktek karena kondisi an yang lebih rendah dari tegangan triac kurang sensitif. break over normalnya (tanpa arus gate).

Gambar 4.37 Contoh spesifikasi triac

4.2.3 Penyearah

Penyearah adalah alat yang digunakan

untuk mengubah arus AC menjadi DC. Gambar 4.36 Simbol dan karakteristik Triac

Secara umum, penyearah dibagi men- jadi dua, yaitu penyearah tidak terken-

dali dan penyearah terkendali. Dari Bila thyristor hanya beroperasi pada

masing-masing kelompok kemudian daerah forward, triac bekerja pada

dibagi berdasarkan sumber tegangan kedua bias-nya, arah maju dan mundur

masukannya, yaitu fasa-satu atau fasa- (Gambar 4.36). Sinyal trigger diaplika-

tiga. Penyearah fasa-tiga dimaksudkan sikan antara gate dan A1.

untuk daya yang lebih besar. Berikut ini adalah ikhtisar penyearah.

Dalam pengoperasian triac, diperlukan

pentriggeran sebagai berikut:

1. Apabila A2 positif terhadap A1, begitu juga gatenya, maka triac akan beroperasi pada kuadrant 1;

2. Apabila A2 positif terhadap A1, sedangkan gate negatif terhadap A1 maka triac juga akan beroperasi

pada kuadrant 1;

3. Apabila A2 negatif terhadap A1, dan gatenya positif terhadap A1, maka triac akan beroperasi pada kuadrant 3;

4. Apabila A2 negatif terhadap A1, dan gatenya negatif terhadap A1, maka

312 Sistem Pengendalian 312 Sistem Pengendalian

E1U

Penyearah fasa-tunggal setengah ge- lombang merupakan jenis penyearah yang paling sederhana, dan tidak biasa digunakan dalam aplikasi industri. Walaupun begitu, konsep yang dimiliki sangat membantu dalam memahami prinsip operasi penyearah. Penyearah fasa-tunggal setengah gelombang atau sering disebut penyearah satu pulsa

Gambar 4.38 Ikhtisar penyearah dan simbol- dengan beban R ditunjukkan pada simbolnya

Gambar 4.39.

4.2.3.1 Penyearah Tidak Terkontrol

Dioda digunakan dalam elektronika daya terutama untuk mengubah daya AC menjadi DC. Pengubah daya AC menjadi DC disebut penyearah (rectifier). Penyearah yang menggu- nakan dioda adalah penyearah yang tegangan keluarannya tetap. Untuk memberikan gambaran yang mendasar tentang aplikasi dioda dalam elektronika daya, pada bagian ini akan dibahas tentang rangkaian-rangkaian dioda yang melibatkan jenis-jenis beban dan penyearah tidak terkendali. Rangkaian dioda dengan bermacam- macam beban dimaksudkan untuk memberikan landasan dasar tentang

Gambar 4.39 Penyearah E1U

dampak beban dalam rangkaian.

Selama setengah gelombang pertama

Sedangkan jenis-jenis rangkaian penye-

tegangan masukan, dioda D1 mendapat

arah dimaksudkan untuk memberikan

tegangan bias maju dan menjadi kon-

pemahaman tentang perilaku penyearah duksi sehingga arus mengalir ke beban yang tidak hanya penting untuk aplikasi

dan tegangan masukan muncul pada

dioda saja namun sangat diperlukan

beban yang disebut tegangan keluaran

bagi pengembangan konsep untuk

DC, Vd. Kemudian setengah gelombang

aplikasi-aplikasi elektronika daya selan-

berikutnya, D1 mendapat bias mundur

jutnya. Untuk mempermudah pemaham- membuat dioda dalam keadaan terha- an, pada bahasan ini dioda ditinjau dari

lang (blocking state) sehingga tegangan

sisi idealnya, di mana faktor kecepatan

pada beban atau tegangan keluaran,

dan jatuh tegangan maju diabaikan.

Vd, adalah nol sebagaimana ditunjukkan

Sistem Pengendalian 313 Sistem Pengendalian 313

ac = ¥(V rms –V DC ) muncul pada beban hanya satu

x Faktor bentuk (form factor) yang gelombang atau setengah gelombang

merupakan ukuran dari bentuk penuh, maka penyearah ini sering

tegangan keluaran adalah: disebut penyearah satu pulsa atau

FF = V rms /V DC

setengah gelombang. x Faktor ripel (ripple factor) yang merupakan ukuran dari muatan ripel,

4.2.3.1.1 Parameter-parameter

didefinisikan sebagai:

unjuk kerja penyearah

RF = V ac /V DC

x Faktor ripel juga dapat dinyatakan Unjuk kerja suatu penyearah penting

dalam bentuk:

2 untuk diketahui sebagai antisipasi terha- 2 RF = ¥ ((V rms /V DC ) -1) = ¥(FF -1) dap dampak negatif yang ditimbul-

kannya baik yang terkait dengan hasil penyearahan maupun terhadap kualitas

Contoh:

daya pada sisi sumber. Sebagai contoh, Sebuah penyearah seperti pada terlihat nyata bahwa hasil penyearahan

Gambar 4.39 mempunyai beban resistif merupakan bentuk gelombang pulsa

murni R. Tentukan (a) efisiensi, (b) yang mengandung harmonisa.

faktor bentuk, (c) faktor ripel, dan (d) faktor pemanfaatan trafo.

Harmonisa ini, disamping mempenga- ruhi kualitas hasil penyearahan juga

Jawaban:

sumber dayanya. Tegangan keluaran DC:

V DC =V m / ʌ = 0,318 V m , Banyak jenis penyearah, namun pada

I DC =V DC /R = 0,318 V m /R. umumnya, unjuk kerja dievaluasi melalui

Tegangan keluaran efektif (rms): parameter-parameter seperti yang akan

V rms =V m /2 = 0,5 V m dijelaskan berikut ini.

I rms =V rms /R = 0,5 V m /R x Tegangan keluaran rata-rata, arus Daya keluaran DC: keluaran rata-rata, I 2

P DC =V DC I DC = (0,318 V m ) /R x Daya keluaran DC:

DC ,

Daya keluaran AC:

2 P DC =V DC I DC P ac =V rms I rms = (0,5 V m ) /R x Tegangan keluaran efektif (rms), Efisiensi

V rms Ș =P DC /P ac =V DC .V DC 2 /R x Arus keluaran efektif, Irms

=(0,318 V m ) /(0,5 V m ) x Daya keluaran AC:

P ac =V rms I rms Faktor bentuk FF=V rms /V DC x Efisiensi penyearah merupakan hasil

=0,5 V m /0,318 V m bagi antara daya keluaran DC dan

= 1,57 atau 157 % daya keluaran AC atau: 2 Faktor ripel RF = ¥ (FF -1) = 1,21

Ș=P DC /P ac atau 121 %

x Tegangan keluaran dari suatu

penyearah terdiri atas dua 4.2.3.1.2 Penyearah dua-pulsa,

komponen, yaitu komponen DC dan

rangkaian jembatan B2U

komponen AC atau ripel (denyut). Penyearah dua-pulsa atau fasa-satu gelombang penuh dapat dibentuk

314 Sistem Pengendalian 314 Sistem Pengendalian

Gambar 4.41 Jenis tampilan rangkaian

penyearah fasa-tunggal gelombang

jembatan

penuh yang paling umum digunakan. Rangkaian selengkapnya ditunjukkan

Pada setengah perioda pertama dari v 1 ,

pada Gambar 4.40.

dioda D1 dan D4 sama-sama dalam keadaan bias-maju sehingga kedua

4.2.3.1.3 Prinsip kerja rangkaian

dioda menjadi On (konduksi), sebaliknya D3 dan D2 mendapat bias-mundur se-

Diketahui bahwa tegangan masukan v 1 hingga kedua dioda menjadi Off. Dalam

adalah sinusoidal dan arus listrik

keadaan D1 dan D4 On, maka arus I Z1

mengalir dari polaritas tinggi ke polaritas

akan mengalir dari polaritas tinggi sum-

rendah pada sumbernya (dalam hal ini

ber (trafo) melalui D1 ke beban kemu-

sumber diperoleh dari sekunder

dian ke D4 dan kembali ke polaritas ren-

tranformator).

dah sumber sehingga tegangan muncul pada sisi keluaran, yang disebut tegang-

an keluaran DC, V d dan arus arus beban

I d sama dengan I Z1 .

Pada setengah perioda berikutnya, pola- ritas sumber berubah yang tadinya ren- dah menjadi tinggi. Dalam keadaan ini D3 dan D2 mendapat bias-maju sehingga kedua dioda tersebut menjadi

On, dan sebaliknya D1 dan D4 mendapat bias-mundur sehingga kedua

dioda dalam keadaan Off. Arus mengalir dari sumber I Z2 melalui D3 ke beban dan kemudian ke D1 dan kembali ke sumber sehingga tegangan Vd muncul pada sisi keluaran.

Untuk rangkaian ini berlaku rumus- rumus sebagai berikut:

x Tegangan dan arus keluaran DC:

Gambar 4.40 Penyearah B2U

a) Rangkaian; b) tegangan masukan; c)

V 2 dc V ³ V m sin Z t dt 2 m 0 , 6336 V m

tegangan keluaran

I dc 0 , 6366 dc m

Sistem Pengendalian 315 Sistem Pengendalian 315

T ³ 0 ( m sin Z )

V ª 2 T / 2 1 / rms 2 V t 2 º V m

0 , 0707 V m

I rms 0 , 707 rms m

RR

Walaupun sama fungsinya, di pasaran ada beberapa gambar dengan bentuk

tampilan yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.41.

4.2.3.1.4 Penyearah

fasa-tiga,

tiga-pulsa, tidak terkendali M3U

Gambar 4.42 Rangkaian penyearah M3U

Penyearah penyearah fasa-tiga, tiga pulsa, tidak terkendali fasa-tiga, disebut juga penyearah fasa-tiga hubungan bintang tidak terkendali. Tegangan masukan dari penyearah ini adalah tegangan fasa-tiga, yaitu L1, L2, dan L3. Pada masing-masing saluran dipasang satu dioda. Rangkaian dan hubungan antara gelombang tegangan masukan dan keluaran ditunjukkan pada Gambar

Pada gambar ini memperlihatkan dua Gambar 4.43 Bentuk tegangan keluaran rangkaian yang berbeda. Gambar 4.42 penyearah M3U

a) memperlihatkan bahwa ketiga saluran masukan, masing-masing dihubung ke

4.2.3.1.5 Prinsip kerja rangkaian

anoda masing-masing dioda, sedangkan

katoda dari ketiga dioda dihubung Apabila rangkaian dihubungkan dengan menjadi satu (dihubung bintang).

sumber fasa-tiga sebagaimana yang Karena ujung-ujung katoda yang

ditunjukkan oleh Gambar 4.43, maka disatukan, rangkaian ini disebut

akan mengalir arus I Z1 melalui D1 mulai rangkaian M3UK. Sebaliknya Gambar

sudut fasa 30° selama 120°, sementara

4.42 b) anoda dari ketiga dioda yang D2 dan D3 dalam keadaan off. dihubung menjadi satu, oleh karena itu,

Kemudian setelah D1 mengalirkan arus rangkaian tersebut disebut M3UA.

selama 120°, D1 kemudian kembali off dan D2 mulai konduksi dan

menghantarkan arus I Z2 , sementara D3 dan D1 masih dalam keadaan off. Baru setelah D2 menghantarkan arus selama 120°, baru D3 dalam keadaan konduksi dan menghantarkan arus I Z3 , D2 kembali

316 Sistem Pengendalian 316 Sistem Pengendalian

Penyearah ini mempunyai tegangan keluaran 6-pulsa. Dioda-dioda diberi penomoran sesuai dengan urutan

4.2.3.1.6 Penyearah fasa-tiga,

konduksinya dan masing-masing dioda

enam-pulsa, rangkaian

konduksi selama 120°. Urutan konduksi

jembatan, tidak

dioda adalah 12, 23, 34, 45, 56, dan 61.

terkendali B6U

Pasang-dioda yang terhubung dengan dua tegangan saluran yang mempunyai

Penyearah fasa-tiga jembatan seperti

tegangan tertinggi akan konduksi.

Tegangan antar saluran adalah ¥3 kali

yang ditunjukkan pada Gambar 3.44,

sangat umum digunakan dalam aplikasi

tegangan fasa dari sistem fasa-tiga

daya-tinggi. Penyearah ini merupakan

hubungan bintang.

penyearah fasa-tiga gelombang penuh.

Gambar 4.45 Bentuk gelombang tegangan dan dioda-dioda yang konduksi

Gambar 4.44 Penyearah B6U

Sistem Pengendalian 317

Tabel 4.1 Ikhtisar penyearah Penyearah

Penyearah Enam- Rangkaian

Jenis Penyearah

Penyearah Dua-

Satu-Pulsa

Pulsa Jembatan

Tiga-Pulsa, Titik

Pulsa Jembatan

Bintang

Kode E1U B2U M3U B6U Rangkaian

Tegangan tanpa beban

V di

V 1 0,45 0,9 0,68 1,35 Faktor

V di : tegangan DC-tanpa beban, V 1 : tegangan AC, P T : daya trafo, P d : daya DC, V d : tegangan DC- berbeban, I d : arus DC, I Z : arus yang mengalir melalui satu dioda

318 Sistem Pengendalian

4.2.3.2 Penyearah Terkendali

sehingga penyalaan thyristor dapat dilakukan setiap saat dalam ranah

Seperti yang telah dijelaskan sebelum-

(range)nya.

nya bahwa, penyearah tak terkendali menghasilkan tegangan keluaran DC

Gambar 4.46 menunjukkan prinsip kerja

yang tetap. Bila dikehendaki tegangan

dari penyearah satu-pulsa terkendali

keluaran yang bisa diubah-ubah, digu-

E1C. Jika thyristor dirangkai seperti

nakan thyristor sebagai pengganti dioda. gambar ini, tegangan masukan berupa Tegangan keluaran penyearah thyristor

tegangan sinusoidal dan beban R, maka

dapat diubah-ubah atau dikendalikan

pada setengah gelombang pertama

dengan mengendalikan delay atau sudut thyristor mendapat bias-maju. penyalaan, Į, dari thyristor. Penyalaan ini dilakukan dengan memberikan pulsa

Bila thyristor disulut pada sudut Į, thyris-

trigger pada gate thyristor. Pulsa trigger

tor Q1 akan konduksi maka tegangan

dibangkitkan secara khusus oleh

keluaran v1 akan muncul pada beban.

rangkaian trigger.

Keadaan konduksi ini berlangsung hing-

ga tegangan kembali ke nol dan mulai negatif (komutasi alamiah). Ketika te- gangan negatif, maka Q1 dalam kea- daan bias-mundur. Waktu dari tegangan mulai beranjak ke arah positif sampai dengan thyristor mulai konduksi disebut sudut penyalaan atau sudut penyulutan

Dengan demikian, tegangan keluaran penyearah dapat diatur-atur dengan mengatur sudut penyalaan pulsa gatenya, dalam hal ini, dari 0 - 180°.

Bila sudut penyalaan Į kecil, berarti thyristor konduksi secara dini sehingga

tegangan (vd) dan daya keluaran akan besar. Sebaliknya, bila sudut Į besar,

tegangan dan daya keluarannya akan kecil.

4.2.3.2.1 Hubungan tegangan dan

arus keluaran pada beban R dan beban L

Gambar 4.46 Penyearah E1C

Dalam kenyataannya sifat beban mem- pengaruhi perilaku suatu penyearah.

Rangkaian trigger dirancang untuk

memberikan pulsa dengan ketinggian dan kelebaran tertentu disesuaikan dengan thyristor yang digunakan. Pulsa ini juga dapat digeser-geser sudutnya

Sistem Pengendalian 319 Sistem Pengendalian 319

Kejadian ini tidak dikehendaki dalam aplikasi penyearahan. Untuk meng- hilangkan pengaruh induktansi tersebut dipasang dioda free-wheeling seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.48. Dioda ini berfungsi menyalurkan arus balik ke beban lagi (tidak ke sumber) se- hingga peristiwa tegangan negatif bisa dihilangkan.

Gambar 4.47 Bentuk gelombang arus dan tegangan keluaran pada E1C Gambar 4.48 Dioda free-wheeling

Bila penyearah pada Gambar 4.46 diberi Jika V d0 adalah tegangan keluaran beban resistif R, maka arus keluaran i ketika Į = 0, dan VdĮ adalah tegangan

pada sudut Į, maka karakteristik peng- polaritas yang sama sehingga mempu- aturan Vd0/Vd Į untuk beban resistif R nyai kesamaan dalam bentuk gelom-

dan tegangan keluaran v d mempunyai

dan beban induktif L ditunjukkan pada bang seperti ditunjukkan pada Gambar

Gambar 4.49.

4.47 untuk beban Resistif. Ketika v d nol maka i juga nol, ketika tegangan v d

maksimum maka arus i juga maksimum.

Perilaku rangkaian menjadi berbeda ketika dibebani dengan L. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.48 untuk beban induktif L, ketika thyristor disulut pada

sudut Į, ketika tegangan v d nol arus i juga nol. Namun ketika tegangan v d

maksimum, arus i tidak mengikuti

tegangan seperti pada beban R, namun mengikuti proses penyimpanan energi Gambar 4.49 Karakteristik pengaturan E1C

pada induktor. Oleh karena itu, ketika

320 Sistem Pengendalian

Dari gambar ini jelas terlihat prubahan tegangan keluaran vd Į pada sudut penyalaan untuk beban R dan beban L. Di sini terlihat jelas bahwa sudut penga- turan pada beban R dapat dilakukan pada daerah 0-180°, sedangkan pada beban L terbatas dari 0-90° saja.

4.2.3.2.2 Penyearah dua-pulsa terkendali B2C

Penyearah dua-pulsa rangkaian jem- batan terkendali, B2C, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.50 merupa- kan salah satu tipe penyearah yang banyak diaplikasikan karena keandalan-

nya.

Gambar 4.50 Penyearah B2C

Prinsip kerja dari penyearah ini, secara

Gambar 4.50 juga menunjukkan bentuk

prinsip hampir sama dengan penyearah

gelombang tegangan dan arus keluaran,

B2U. Bedanya, di sini dibutuhkan unit

V d Į dan I d Į , di mana keduanya

trigger sebagai sumber pulsa trigger.

mempunyai polaritas yang sama.

Rangkaian ini membutuhkan 2 pasang

Kelebihan penyearah ini adalah kemam-

pulsa trigger, yaitu 1 pasang bekerja di

puannya dalam mengumpanbalikkan

daerah setengah gelombang positif dan

energi beban ke sumber. Dengan beban

1 pasang yang lain pada setengah ge-

yang induktansinya tinggi, aliran arus

lombang negatif. Bila penyearah dihu-

akan kontinyu tidak seperti penyearah-

bung dengan sumber tegangan seperti

penyearah terkendali fasa-satu lainnya.

yang terlihat pada gambar, pada

setengah gelombang positif thyristor Q1

4.2.3.2.3 Penyearah fasa-tiga

dan Q4 mendapat bias-maju. Dalam keadaan ini, bila kedua thyristor tersebut

terkendali

disulut pada sudut Į yang sama maka tegangan masukan akan dikirim ke

Penyearah fasa-tiga memberikan

beban sejak awal sudut penyulutan

tegangan keluaran rata-rata yang lebih

sampai kedua thyristor mengalami

tinggi, dan faktor ripelnya lebih rendah

komutasi (tegangan nol). Kemudian

dari penyearah fasa-satu sehingga

pada setengah peiode berikutnya,

masalah filteringnya juga semakin

thyristor Q3 dan Q2 mendapat bias

simpel. Karena itulah, penyearah fasa-

maju. Sama halnya dengan keadaan

tiga terkendali sangat banyak digunakan

pada setengah perioda pertama, bila

dalam pengendalian kecepatan motor

kedua thyristor ini disulut pada sudut

Į berdaya tinggi.

yang sama, pada daerah negatif terse-

but maka tegangan negatif masukan

Salah satu bentuk aplikasi penyearah

akan ditransfer ke beban sehingga

fasa-tiga terkendali adalah penyearah

tegangan keluaran V d Į M3C, penyearah fasa-tiga, tiga-pulsa, terlihat seperti

yang ditunjukkan oleh Gambar tersebut.

terkendali (Gambar 4.51). Tiga thyristor,

Sistem Pengendalian 321 Sistem Pengendalian 321

digunakan untuk aplikasi-aplikasi daya thyristor mendapat pulsa trigger sesuai

tinggi sampai ratusan kW, di mana dengan daerah operasi masing

dibutuhkan operasi dua-kuadrant. sehingga keluarannya terdiri dari 3 pulsa

Penyearah ini sangat cocok untuk yang dapat diatur sesuai sudut

beban-beban yang tingkat induktansinya penyulutan.

sangat tinggi.

Thyristor-thyristor disulut pada interval ʌ/3. Frekuensi tegangan keluaran adalah 6 kali frekuensi sumber sehingga masalah penapisan (filtering)nya lebih rendah dari M3C.

Urutan penyulutan thyristornya sesuai dengan indeks angkanya adalah sebagai berikut: 12, 23, 34, 45, 56, dan

Gambar 4.52 menunjukkan gelombang Gambar 4.51 Penyearah M3C

tegangan keluaran ketika rangkaian beroperasi secara penuh dan ketika

Tipe penyearah terkendali dan sangat beroperasi pada sudut penyulutan yang handal adalah penyerah fasa-tiga,

berbeda.

enam-pulsa sistem jembatan (Gambar

Gambar 4.52 Penyearah B6C

322 Sistem Pengendalian

4.2.4 Pengendali Tegangan

maka pada setengah gelombang

AC pertama thyristor Q1 mendapat bias

maju, dan Q2 dalam keadaan

sebaliknya. Kemudian pada setengah

Teknik pengontrolan fasa memberikan

gelombang berikutnya, Q2 mendapat

kemudahan dalam sistem pengendalian

bias maju, sedangkan Q1 bias mundur.

AC. Pengendali tegangan saluran AC

Agar rangkaian dapat bekerja, ketika

digunakan untuk mengubah-ubah harga

pada setengah gelombang pertama Q1

rms tegangan AC yang dicatukan ke

harus diberi sinyal penyalaan pada

beban dengan menggunakan thyristor

gatenya dengan sudut penyalaan,

sebagai saklar.

misalnya Į. Seketika itu Q1 akan

konduksi. Q1 akan tetap konduksi

Penggunaan alat ini, antara lain,

sampai terjadi perubahan arah

meliputi:

(komutasi), yaitu tegangan menuju nol

- Kontrol penerangan

dan negatif. Setelah itu, pada setengah

- Kontrol alat-alat pemanas

perioda berikutnya, Q2 diberi trigger

- Kontrol kecepatan motor induksi

dengan sudut yang sama, proses yang

Bentuk dasar rangkaian pengendalian

terjadi sama persis dengan yang

tegangan AC ditunjukkan pada gambar

pertama. Dengan demikian bentuk

Gambar 4.53. Rangkaian pengendalian

gelombang keluaran pada seperti yang

dapat dilakukan dengan menggunakan

ditunjukkan pada gambar.

dua-thyristor yang dirangkai anti-paralel

(Gambar 4.53 a) atau menggunakan triac (4.53 b).

Penggunaan dua thyristor anti paralel memberikan pendalian tegangan AC secara simetris pada kedua setengah gelombang pertama dan setengah gelombang berikutnya. Penggunaan

a)

triac merupakan cara yang paling

simpel, efisien dan handal. Triac merupakan komponen dua-arah sehingga untuk mengendalikan tegangan AC pada kedua setengah gelombang cukup dengan satu pulsa trigger. Barangkali inilah yang membuat rangkaian pengendalian jenis ini sangat

b)

populer di masyarakat. Keterbatasannya

terletak pada kapasitasnya yang masih

Gambar 4.53

terbatas dibandingkan bila mengguna- Bentuk dasar pengendali tegangan AC

kan thyristor.

4.2.4.2 Pengendalian

4.2.4.1 Pengendalian meng-

menggunakan triac

gunakan dua thyristor

Seperti yang telah disinggung sebe-

lumnya, bahwa dua thyristor anti-paralel

Jika tegangan sinusoidal dimasukkan

dapat digantikan dengan sebuah triac.

pada rangkaian seperti pada gambar,

Bedanya di sini hanya pada gatenya,

Sistem Pengendalian 323 Sistem Pengendalian 323

N = 120 f/P

sekali pada waktu setengah perioda pertama dan sekali pada waktu sete-

di mana:

ngah perioda berikutnya. Sehingga hasil N = kecepatan putaran rotor, pengendalian tidak berbeda dari yang

f = frekuensi tegangan sumber, menggunakan thyristor anti-paralel.

P = jumlah kutub motor (ditentukan oleh belitan stator). Pengendalian yang bisa dilakukan de- ngan menggunakan metoda ini hanya

Jadi, berdasarkan formula di atas dapat terbatas pada beban fasa-satu saja.

dikatakan bahwa kecepatan putaran Untuk beban yang lebih besar, metode

motor induksi dapat dilakukan dengan pengendalian, kemudian dikembangkan

dua cara, yaitu pengubahan jumlah ku- lagi menggunakan sistem fasa-tiga, baik

tub dan pengubahan frekuensi tegangan yang setengah gelombang maupun

masukan ke stator motor. Karena jumlah gelombang penuh (rangkaian jembatan)

kutub ditentukan oleh belitan statornya, maka pengubahan kutub ini hanya bisa

4.2.5 Kontrol Kecepatan dan

dilakukan melalui desain belitan stator

Daya Motor Induksi motor, sedangkan untuk pengaturan fre-

kuensi dan tegangan masukan memer-

Fasa Tiga

lukan pengubah frekuensi tengangan masukkan stator. Unit pengatur ini

Motor induksi fasa tiga, khususnya mo- umum juga disebut sebagai inverter. tor induksi rotor sangkar tupai merupa-

kan salah satu jenis motor yang paling Pengaturan kutub banyak digunakan pa- banyak digunakan di industri. Kelebihan

da beban-beban yang dalam operasinya dari motor ini, di antaranya adalah kons-

memerlukan beberapa kecepatan yang truksinya yang sederhana dan kuat ser-

berbeda, misalnya kecepatan rendah ta memerlukan sangat sedikit pemeliha-

dan kecepatan tinggi. Sedangkan peng- raan sebagaimana pada motor DC.

aturan frekuensi pada motor induksi ba- nyak diterapkan untuk beban-beban

Berbeda dengan motor DC yang kece- yang memerlukan pengaturan kecepat- patannya dapat dikendalikan dengan

an dari nol sampai dengan maksimal mudah (yaitu melalui pengaturan te-

seperti yang diterapkan di bidang trans- gangan armatur dan pengaturan arus

portasi seperti kereta listrik. eksitasinya), pengaturan kecepatan

motor induksi fasa tiga memerlukan

4.2.5.1 Macam-Macam Skema

penanganan yang jauh lebih kompleks

Kontrol Kecepatan Motor

dan ini merupakan salah satu kelemah-

Induksi

an dari motor induksi. Motor DC mem-

punyai dua sumber, yaitu tegangan Kecepatan motor induksi dapat diken- armatur dan arus eksitasi, sedangkan dalikan dari sumber AC maupun DC. motor induksi hanya mempunyai satu Berikut ini adalah beberapa macam sumber, yaitu sumber tegangan stator. skema pengendalian kecepatan motor Kecepatan motor induksi ditentukan induksi yang memberikan masukan oleh frekuensi tegangan masukan dan frekuensi dan tegangan variabel ke jumlah kutub motor seperti yang dijelas-

stator motor.

kan dengan rumus:

324 Sistem Pengendalian

Gambar 4.54 merupakan skema kontrol

Catu daya DC tegangan tetap diubah

kecepatan motor induksi dengan catu

langsung menjadi tegangan ac frekuensi

daya dc tegangan tetap. Proses

dan tegangan variabel. Hasil pengubah-

pengubahan ini dilakukan sebagai

an ini kemudian digunakan sebagai catu

berikut. Catu daya DC tegangan tetap

daya motor induksi.

diubah menjadi tegangan dc tegangan variabel melalui DC-Chopper. Tegangan

Untuk kendali kecepatan dengan catu

DC variabel ini setelah melalui filter

daya AC tegangan dan frekuensi tetap

dialirkan ke inverter sehingga

ditunjukkan pada gambar 4.56 dan 4.57.

menghasilkan keluaran ac dengan

Gambar 4.56 menunjukkan skema

frekuensi dan tegangan variabel.

kontrol dengan menggunakan inverter

Keluaran frekuensi dan tegangan

frekuensi variabel sedangkan Gambar

variabel menjadi masukan motor induksi

4.57 menggunakan inverter PWM. Pada

sehingga kecepatan motor dapat diatur

skema kontrol dengan inverter frekuensi

dengan leluasa.

variabel kita memerlukan unit penyearah terkontrol sedangkan yang mengguna-

Gambar 4.55 menunjukkan skema

kan PWM cukup dengan penyearah

kontrol kecepatan motor induksi dengan

biasa. Keluaran dari kedua skema yang

menggunakan catu daya DC dan

terakhir sama dengan keluaran pada

inverter pulse-width modulation (PWM).

dua skema kontrol terdahulu.

Catu Tegangan

Daya

DC ke

DC DC Variabel

Inverter

Motor Induksi

Gambar 4.54 Skema kontrol kecepatan motor induksi dengan catu daya DC tegangan tetap

DC ke Inverter Variable Voltage

Motor Induksi

Pulse Width Modulated (PWM)

Variable Frequency

Gambar 4.55 Skema kontrol kecepatan motor induksi

dengan catu daya DC dan inverter PWM

AC 1 Fasa Tegangan DC ke

atau 3 Fasa

Penyearah Variabel

Inverter

Motor Induksi

Gambar 4.56 Skema kontrol kecepatan motor induksi dengan catu daya AC dan inverter frekuensi variabel

Sistem Pengendalian 325 Sistem Pengendalian 325

AC 1 Fasa

atau 3 Fasa

Pulse Width

Transformer

Penyearah

Motor Induksi

Gambar 4.57 Skema kontrol kecepatan motor induksi dengan catu daya AC dan inverter PWM

4.2.5.2 Diagram Kotak Kontrol Kecepatan Motor Induksi Fasa Tiga

Diagram kotak kontrol kecepatan motor induksi fasa tiga yang menggunakan sum- ber daya masukan fasa tiga ditunjukkan pada Gambar 4.58.

Tegangan

Input Ac

DC Frekuensi

Fasa Tiga Penyearah

Inverter Variabel

Fasa Tiga

Motor Induksi

Beban

Tegangan

Variabel

Transduser Kecepatan

Elemen Kontrol dan Rangk.

Trigger

Gambar 4.58 Diagram kotak sistem kontrol kecepatan motor induksi fasa tiga

Coba perhatikan baik-baik Gambar 4.58.

2. Untuk mengurangi faktor denyut Dalam skema kontrol ini kecepatan mo-

keluaran penyearah diberi filter tor merupakan subyek dari pengontrol-

sehingga keluaran dc mempunyai an. Proses pengontrolan dilakukan

kualitas yang lebih baik. sebagai berikut:

3. Keluaran dc ini kemudian diubah menjadi tegangan ac fasa tiga

1. Sumber daya masukan AC fasa tiga melalui sebuah inverter fasa tiga. tegangan dan frekuensi tetap diubah

Pengubahan keluaran dc menjadi ac menjadi tegangan DC dengan

ini dilakukan melalui proses tegangan yang bisa diatur-atur

penyulutan yang dikendalikan oleh melalui penyearah terkendali.

rangkaian trigger. Keluaran ac yang Pengaturan pada penyearah ini

paling handal untuk pengendalian dilakukan melalui pengaturan sudut

kecepatan motor induksi fasa tiga penyulutan, sebagaimana telah

adalah frekuensi dan tegangan dibahas pada bagian penyearah

variabel, di mana ketika frekuensi B6U, diatur melalui rangkaian

dinaikkan atau diturunkan, tegangan trigger.

akan mengikuti perubahan ini.

326 Sistem Pengendalian

Sistem Pengendalian 327

Keluaran ini dikatakan paling handal karena motor dapat diatur pada daerah kecepatan yang sangat lebar dan dengan efisiensi tetap tinggi.

4. Ketika motor induksi mendapat masukan tegangan dari inverter, maka sesuai dengan sifat-sifatnya, motor beroperasi pada kecepatan dan daya tertentu sesuai dengan jenis beban motor. Pout = T Ȧ, di mana T = torsi poros (Nm), Ȧ adalah kecepatan putar sudut (rad/detik) ( Ȧ= 2 ʌ N/60; N dalam putaran permenit). Jadi, pengaturan kecepatan yang dilakukan disini sama artinya dengan pengaturan daya keluaran motor induksi.

5. Kecepatan putaran motor dideteksi dan diukur dengan menggunakan transduser kecepatan. Transduser ini mengubah variabel putaran menjadi sinyal analog atau digital yang proporsional terhadap kecepatan putaran motor.

6. Hasil pengukuran oleh transduser ini diinformasikan kepada elemen ken- dali.

7. Elemen kendali membandingkan antara sinyal hasil pengukuran (analog atau digital) dengan nilai putaran yang dikehendaki (setpoint). Bila antara keduanya ada perbedaan maka elemen kontrol akan mengirimkan sinyal kontrol ke rangkaian trigger.

8. Rangkaian trigger ini akan memberi- kan sudut penyulutan sesuai dengan perintah elemen kontrol kepada penyearah dan inverter sehingga keluaran inverter berubah.

Proses ini terus berlanjut sampai terca- pai putaran motor sama dengan yang di- kehendaki (setpoint).

4.2.6 Persiapan, Pengopera- sian dan Pemeriksaan Pengendali Elektronika Daya

Seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa pengendali elektro- nika daya memungkinkan dilakukannya pengaturan daya listrik dalam berma- cam-macam cara guna memenuhi kebu- tuhan. Peralatan ini tergolong modern dan mahal. Oleh karena itu, dalam pemakaiannya membutuhkan pengeta- huan dan keterampilan yang sangat memadai. Pengetahuan tentang konsep dan prinsip seperti yang telah diuraikan di atas, baik yang terkait dengan kom- ponen-komponen, seperti dioda, thyris- tor, diac dan triac, maupun unit seperti penyearah tak terkendali, penyearah terkendali dan juga pengatur listrik ac. Tanpa pengetahuan dasar dan konsep yang memadai adalah mustahil untuk dapat menggunakan pengendali elektronika daya dengan baik.

Di samping konsep-konsep dasar, ada tiga kemampuan penting yang harus Anda miliki untuk dapat menggunakan peralatan ini dengan baik, yaitu: persia- pan, pengoperasian dan pemeriksaan. Langkah persiapan perlu dilakukan un- tuk menyakinkan bahwa komponen dan rangkaian berada dalam keadaan baik dan aman. Kemampuan pengoperasian merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap teknisi di lapangan sedangkan kemampuan pemeriksaan sebagai dasar seseorang untuk meng- evaluasi performa suatu sistem dan juga mencari kesalahan (trouble-shooting) yang terjadi pada sistem.

4.2.6.1 Persiapan Pengendali

saan fungsi alat. Pemeriksaan fungsi

Elektronika Daya

ini dilakukan dengan melakukan pengukuran pada tegangan keluaran-

Dalam mempersiapkan pengendali elek- nya setelah alat dihubungkan ke tronika daya, ada beberapa hal yang ha-

sumbernya. Sebagai contoh seperti rus Anda lakukan, di antaranya mema-

untuk alat penyearah. Setelah hami spesifikasi alat, dan mengetahui

dihubungkan ke sumber tegangan, kondisi alat.

tegangan keluaran bisa diukur x Spesifikasi alat

dengan voltmeter. Bila tegangan Setiap alat pasti dilengkapi dengan

keluarannya 400 V dc maka alat spesifikasi kerja alat yang memberita-

dapat dikatakan berfungsi dengan hukan kepada para pengguna alat

baik.

tentang kondisi-kondisi kerjanya

sehingga dapat digunakan sebagai

4.2.6.2 Pengoperasian pengendali

dasar pertimbangan penggunaan alat

elektronika daya

dan kondisi kerjanya. Spesifikasi kerja yang sangat penting dari

Setelah dilakukan persiapan seperti pengendali elektronika daya, minimal

yang telah dijelaskan di atas, kita harus meliputi: jenis (penyearah, tak

sampai pada tahap pengoperasian. terkendali, terkendali, regulator ac,

Agar dapat mengoperasikan alat, kita dan lain-lain), tegangan masukan,

harus telah memiliki pemahaman tegangan dan daya keluaran alat.

tentang prinsip kerja alat yang akan Sebagai contoh: penyearah fasa tiga

dioperasikan dan memahami petunjuk tidak terkendali mempunyai tegangan

operasi alat.

masukan fasa tiga 380 V ac, x Pemahaman prinsip kerja alat tegangan keluaran 400 V dan daya

Pemahaman terhadap prinsip kerja keluaran 5 kW. Ini memberitahu kita

alat yang akan dioperasikan merupa- bahwa alat ini bila diberi sumber fasa-

kan modal utama dalam pengope- tiga 380 V, akan memberikan

rasiannya. Dengan mengetahui tegangan keluaran 400 V dc dan

prinsip kerja alat, kita telah daya nominal 5 kW.

mempunyai bayangan tentang apa yang akan terjadi di dalam alat bila

Contoh lain misalnya, alat pengatur kita mengoperasikannya. Ini juga

ac (ac regulator) fasa tunggal mem- akan sangat membantu dalam punyai spesifikasi sebagai berikut:

pengoperasian alat secara aman dan tegangan masukan 220 V, 50 Hz,

optimal.

tegangan keluaran 0-220 V ac dan x Pemahaman petunjuk operasi alat daya nominal 1 kW. Ini menunjukkan

Setiap alat selalu memiliki petunjuk kepada kita bahwa alat tersebut kalau

operasi yang dibuat oleh pabrik diberi tegangan masukan 220 V akan

pembuatnya. Walaupun kita sudah memberikan tegangan keluaran yang

mempunyai pengetahuan yang bisa diatur mulai dari nol (0) sampai

memadai tentang alat tersebut, kita dengan 220 V ac dengan daya

tetap harus mempelajari pentunjuk sampai dengan 1 kW.

operasi alat tersebut. Petunjuk operasi ini disusun oleh pabrik

x Pengecekan fungsi alat pembuat alat berdasarkan pengeta- Setelah diketahui spesifikasi alat,

huan dan pengalaman yang dimili- langkah berikutnya adalah pemerik-

kinya, baik yang terkait aspek kea-

328 Sistem Pengendalian

Sistem Pengendalian 329

manan alat dan keselamatan manu- sia. Indikator kompetensi seseorang dalam mengoperasikan alat adalah berdasarkan petunjuk operasi alat. Petunjuk operasi dari pabrik bisa dimodifikasi atau disederhanakan sesuai dengan kebutuhan.

x Pemahaman terhadap operasi alat yang dikendalikan

Sebagai contoh, suatu pengatur listrik

ac fasa satu aka digunakan untuk mengoperasikan motor induksi fasa satu. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa arus asut motor (starting current) beberapa kali lipat arus nominalnya. Oleh karena itu, dalam pengendalian motor ini kita tidak boleh memulai dengan tegangan nominalnya, namun perlu dilakukan pengaturan tegangan secara bertahap melalui knob pengatur yang ada pada pengendali elektronika daya, yang dalam hal ini adalah dengan mengatur sudut penyalaan thyristor atau triac, misalnya. Jadi, di samping operasi alat kendalinya, pemahaman terha- dap beban yang akan dikendalikan juga penting untuk menghindari kondisi yang membahayakan baik bagi alat pengendalinya maupun alat yang dikendalikannya.

4.2.6.3 Pemeriksaan pengendali elektronika daya

Untuk mengetahui kebenaran kerja dari penyearah ini perlu dilakukan pemerik- saan sebagai berikut: x Periksalah tegangan keluaran

dengan menggunakan voltmeter dc/ac. Bila tegangan keluaran sesuai dengan tegangan yang dikehendaki berarti rangkaian bekerja dengan baik seperti yang telah dijelaskan pada tahap persiapan pada bagian pengecekan fungsi alat. Namun bila tidak maka perlu pemeriksaan lebih

lanjut pada rangkaian dan komponen-komponennya.

x Pemeriksaan lebih akurat dapat

dilakukan dengan menggunakan osiloskop pada tegangan keluaran (perhatikan cara pemakaian osiloskop). Jika tegangan keluaran tidak sesuai dengan yang seharusnya (biasanya lebih rendah), perlu dilakukan pada rangkaian. Atau bila dilakukan dengan osiloskop maka akan dapat diketahui bentuk gelombang tegangan keluaran. Atas dasar bentuk gelombang keluaran ini dapat diketahui bagian mana yang tidak bekerja dengan baik. Untuk dapat menganalisis secara cermat terhadap permasalahan ini perlu pemahaman terhadap konsep pengendali elektronika daya.

x Bila sudah diketahui permasalahan

baru diidentifikasi permasalahan- permasalahan yang ada pada rangkaian. Permasalahan- permasalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1. Jumlah pulsa atau gelombang keluaran tidak lengkap. Bila kita menjumpai hal seperti ini, maka perlu diperiksa: sumber tegangan masukan, sekering pengaman rangkaian/komponen, kabel-kabel dan koneksinya, komponen elektronika daya seperti dioda thyristor, atau lainnya, dan pengendali yang memiliki rangkaian penyulut (rangkaian trigger) perlu diperiksa rangkaian triggernya. Pemeriksaan rangkaian trigger memerlukan pengetahuan tentang rangkaian trigger dan sistem pembangkitan pulsa triggernya. Bila salah satu komponen ini tidak dalam keadaan baik, sudah dapat

330 Sistem Pengendalian

dipastikan bahwa rangkaian tidak akan bekerja dengan baik.

2. Panas pada bagian-bagian rangkaian. Suhu panas yang berlebihan identik dengan ketidaknormalan kerja rangkaian. Panas ini bisa akibat dari longgarnya sambungan, arus lebih, atau sistem pendinginannya yang tidak memadai. Longgarnya sambungan menimbulkan efek pengelasan pada terminal- terminal sambungannya sehingga menimbulkan efek panas yang berlebih. Bila ini berjalan dalam waktu lama bisa membahayakan komponen- komponen semikonduktornya dan bahkan bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Panas akibat arus beban lebih ini bisa diakibatkan oleh permasalahan pada beban dan bisa juga akibat dari kapasitas daya alat yang lebih rendah dari yang diserap oleh beban. Namun bila alat pengamannya sesuai dengan kemampuan alat seharusnya hal ini sudah dapat diatasi melalui pemutusan alat pengaman.

Sistem pendinginan sangat berperan pada performa kerja alat. Sistem pendinginan bisa berupa heatsink dan atau fan. Heatsink biasanya dipilih berdasarkan kapasitas komponen semikonduktor yang digunakan. Oleh karena itu permasalahan terbesarnya adalah pada faktor rekatannya dengan komponen semikonduktornya. Untuk pendinginan yang menggunakan fan dapat dengan mudah diketahui bekerja tidaknya.

3. Thyristor tidak dapat dikendalikan. Bila menjumpai unit pengendali elektronika daya, ketika dihidupkan, te- gangan keluarannya lang- sung tinggi, maka perlu diperiksa pulsa trigger dan rangkaian snubbernya. Pengaturan pulsa trigger langsung pada sudut penya- laan nol akan menyebabkan tegangan keluaran angsung tinggi. Permasalahan ini bisa terjadi akibat kegagalan pada rangkaian triggernya (lihat Gambar 4.48). Rangkaian snubber (Gambar 4.31) digunakan untuk membatasi agar tingkat kenaikan tegangan awal dv/dt rangkaian tidak melampaui dv/dt thyristor. Jika dv/dt komponen terlampaui maka thyristor akan langsung “on” dan tidak bisa dikendalikan lagi. Rusaknya rangkaian snubber biasanya adalah karena umur. Biasanya ditandai dengan pecahnya kapasitornya.

Demikianlah persiapan yang perlu dilakukan sebelum, pengoperasian pengendali elektronika daya. Pengoperasian perlu mengikuti petunjuk operasi alat dan bila terjadi ketidaknormalan kerja alat bisa dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi komponen-komponen rangkaian pengendali elektronika daya.

4.3 Sistem Pengendalian Motor

Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

- Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung secara langsung (direct on line). Sedangkan untuk daya yang besar pengasutannya dengan pengendali awal motor (motor starter) yang bertujuan untuk meredam arus awal yang besarnya 5 sampai 7 kali arus nominal.

- Berputar (running) Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap segera menurun ke posisi arus nominal. Selanjutnya motor dapat dikendalikan sesuai kebutuhan, misalnya dengan pengaturan kecepatan, pembalikan arah perputaran, dan sebagainya.

- Berhenti (stopping) Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengoperasian motor dengan cara memutuskan aliran arus listrik dari sumber tenaga listrik, yang prosesnya bisa dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan pengereman / break), sehingga motor dapat berhenti sesuai dengan kebutuhan.

Jenis kendali motor ada 3 macam, yaitu :

x Kendali Manual

Instalasi listrik tenaga pada awalnya menggunakan kendali motor konvensional secara manual. Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik digunakan saklar manual mekanis, diantaranya adalah saklar togel (Toggle Switch).

Saklar ini merupakan tipe saklar yang sangat sederhana yang banyak digunakan pada motor-motor berdaya kecil. Operator yang mengoperasikannya harus mengeluarkan tenaga otot yang kuat.

Gambar 4.59 Kendali motor manual

Sistem Pengendalian 331 Sistem Pengendalian 331

Pada kendali semi otomatis, kerja operator sedikit ringan (tidak mengeluarkan tenaga besar), cukup dengan jari menekan tombol tekan start saat awal menggerakkan motor dan menekan tombol stop saat menghentikan putaran motor.

Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik menggunakan konduktor magnit, yang bisa dilengkapi rele pengaman arus lebih (Thermal Overload Relay) sebagai pengaman motor.

Gambar 4.60 Kendali motor Semi otomatis

x Kendali Otomatis

Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor kerja dari sistem, sehingga dapat menghemat energi fisiknya.

Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis dibuat dengan suatu program dalam bentuk rangkaian konduktor magnit yang dikendalikan oleh sensor- sensor, sehingga motor dapat bekerja maupun berhenti secara otomatis.

Gambar 4.61 Kendali motor otomatis

332 Sistem Pengendalian

4.3.1 Kontaktor Magnit

Kontaktor merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil (kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak yang bergerak, sehingga kontak NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally close) menjadi lepas.

Gambar di samping adalah kontaktor magnit arus bolak- balik, pada inti magnit dipa- sang cincin hubung singkat dengan tujuan agar jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik frekuensi 50 Hz, berarti dalam 1 detik inti magnit menarik dan mele-pas jangkar sebanyak 50 periode, sehingga menimbulkan getar- an).

Gambar 4.62 Kontaktor magnit

Simbol koil konduktor magnit seperti pada gambar di samping dengan terminal kumparan A 1 dan A 2 yang disambungkan pada rangkaian kontrol. Sedangkan pada bagian sebelah kanan adalah kontak-kontak sebagai saklar daya yang berfungsi untuk mengalirkan arus beban yang relatif besar.

Gambar 4.63 Simbol

Terminal 1, 3, dan 5 disambungkan ke sumber

kontaktor magnit

jaringan 3 fasa dan terminal 2, 4, dan 6 disambungkan ke beban (motor).

Sistem Pengendalian 333

4.3.2 Kontak Utama dan Kontak Bantu

Berdasarkan fungsinya, kontak-kontak pada kontaktor magnit ada 2 macam, yaitu kontak utama dan kontak bantu.

Kontak Utama : Konstruksi kontak-kontaknya dimensinya lebih luas dan tebal, sehingga mampu dialiri arus listrik yang relatif besar (arus beban). Terminal keluarnya yang ke beban (2, 4, dan 6) bisa disambungkan ke rele

Gambar 4.64 Kontak pengaman arus lebih (Thermal Overload Relay). Utama dan TOR

Kontak Bantu :

Gambar 4.65 Kontak-kontak Bantu

Konstruksi kontak-kontaknya berdimensi lebih sempit dan tipis, karena arus yang melaluinya relatif kecil (arus untuk rangkaian kontrol). Penulisan terminal kontak- kontak bantu pada kontaktor magnit ditulis dengan angka dan digit, yaitu untuk kontak-kontak NC, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 1 dan 2 un- tuk kontak-kontak NO, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 3 dan 4.

Sedangkan kontak-kontak bantu untuk fungsi tertentu (misal dengan timer), kontak- kontak NC, digit kedua dengan angka 5 – 6. dan untuk kontak-kontak NC nya, digit kedua dengan angka 7 – 8.

Penulisan kontak bantu NC maupun NO sebagai berikut : - Untuk kontak bantu biasa

NC .1 - .2 NO .3 - .4

- Untuk kontak bantu dengan fungsi tertentu NC .5 - .6 NO .7 - .8

334 Sistem Pengendalian

4.3.3 Kontaktor Magnit dengan Timer

Untuk memenuhi diskripsi kerja dari suatu rangkaian terprogram (misal untuk mengendalikan beberapa motor dengan waktu kerja yang berbeda / berurutan), maka diperlukan alat penunda waktu kerja kontak (timer) yang bekerja sama dengan kontaktor magnit.

Dari gambar di samping dari atas ke bawah berturut-turut adalah :

Gambar 4.66 Kontaktor Magnit dan Timer

1. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup (on delay)

2. kontaktor magnit dengan waktu tunda mati (off delay)

3. kontaktor magnit dengan waktu tunda kombinasi hidup-mati

4. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup-mati kontinyu

4.3.3.1 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)

Dari gambar di samping, timer on delay diset pada t va , sehingga bila kontaktor magnit aktif, kontak bantu NO-nya akan merespon (berge- rak ke kanan / terminal 7 – 8 akan sambung)

Gambar 4.67 Timer on Delay

setelah waktu t va , dan akan lepas bila kontak- tor magnit tidak bekerja.

Untuk mudah mengingat, perhatikan pada tanda ” ( ” seperti payung. Bila tuas bergerak ke kanan, payung akan menahan / menunda gerakan tersebut.

4.3.3.2 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)

Timer off delay diset pada t vr . Bila kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO lang- sung aktif juga (terminal 7 – 8 sambung). Selanjutnya bila kontaktor magnit tidak aktif, kontak bantu NO tetap aktif sampai waktu t

Gambar 4.68 Timer Off Delay

vr

(waktu t vr adalah waktu tunda dari kontaktor magnit tidak aktif sampai dengan kontak bantu NO lepas).

Perhatikan dalam gambar saat tuas bergerak ke kiri terlihat adanya payung ” ) ”.

Sistem Pengendalian 335

4.3.3.3 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Kombinasi Hidup-Mati

Bila timer on delay diset pada t va dan timer off delay diset pada t vr , maka kontak bantu NO akan aktif setelah waktu t va dari mulainya kontaktor magnit aktif.

Gambar 4.69 Kontaktor magnit

dengan waktu tunda kombinasi hidup-mati

Dan akan lepas setelah waktu t vr dari tidak aktifnya kontaktor magnit.

Perhatikan pada gambar, gerakan tuas ke kanan maupun ke kiri akan tertahan dengan adanya tanda payung ” ( ” dan ” ) ”.

4.3.3.4 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup-Mati Kontinyu

Pada timer ini dapat diatur di frekuensi tertentu, misalnya 1 Hz. Bila kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO akan langsung aktif sambung-lepas / hidup-mati secara

Gambar 4.70 Kontaktor magnit periodik / kontinyu sampai dengan kontaktor dengan waktu tunda hidup-mati

magnit tidak aktif.

kontinyu

4.3.4 Rele Pengaman Arus Lebih (Thermal Overload Relay)

Rele pengaman arus lebih merupakan pengamanan motor akibat adanya arus lebih/ beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain :

- Arus start yang terlalu besar - Beban mekanik motor terlalu besar - Motor berhenti secara mendadak - Terbukanya salah satu fasa dari

saluran motor 3 fasa - Terjadinya hubung singkat Gambar 4.71 Konstruksi TOR

TOR dipasang secara seri dengan kontak utama kontaktor magnit. Pada gambar bimetal dialiri arus utama. Jika terjadi arus lebih, maka bimetal akan membengkok dan secara mekanis akan mendorong kontak bantu NC 95-

96. Oleh karena dalam prakteknya kontak bantu NC 95-96 disambung seri pada rangkaian koil kontaktor magnit, maka jika NC lepas, koil kontaktor tidak ada arus, kontaktor magnit tidak aktif dan memutuskan kontak

Gambar 4.72 Permukaan TOR

utama.

336 Sistem Pengendalian

Nilai pengaman arus lebih ini bisa diset dengan mengatur jarak pendorong kontak. Dalam prakteknya pada permukaan rele pengaman arus lebih terdapat bidang kecil yang berbentuk lingkaran, yang tengahnya bisa diputar dengan obeng minus. Juga terdapat tombol tekan untuk mereset.

4.3.5 Mengoperasikan dan Memelihara Sistem Pengendali Eletromagnetik

Dalam sistem pengendali elektromagnetik ada dua diagram gambar yang sering digunakan, yaitu diagram kontrol dan diagram daya. Yang termasuk diagram kontrol antara lain : - Pengaman arus kontaktor magnit : sekering / MCB (kecil). - Tombol tekan stop. - Tombol tekan start : tombol kunci start, dll. - Koil konduktor magnit. - Kontak-kontak bantu kontaktor magnit NO, NC. - Kontak-kontak bantu timer NO, NC. - Kontak-kontak bantu TOR. - Lampu tanda.

Arus yang mengalir pada rangkaian ini relatif kecil, karena beban listrik pada rangkaian ini adalah koil kontaktor magnit saja. Sedangkan yang termasuk diagram daya antara lain : - Pengaman arus beban : sekering / MCB. - Kontak-kontak utama kontaktor magnit. - Kontak-kontak pengaman arus lebih (TOR). - Terminal-terminal transformator. - Terminal-terminal resistor. - Terminal-terminal induktor. - Terminal-terminal kapasitor kompensasi. - Terminal-terminal belitan motor / beban lainnya.

Selanjutnya secara berturut-turut diuraikan pengoperasian sistem pengendali elektromagnetik dengan diagram kontrol dan diagram daya pada kendali motor masing-masing sebagai berikut :

1. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung (Direct on line)

2. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung dengan TOR

3. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor putar kanan-kiri

4. Diagram kontrol dan diagram daya pengendali starter motor dengan pengasutan Y – ¨

5. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor dengan pengasutan autotrafo

6. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor rotor lilit dengan pengasutan resistor

Sistem Pengendalian 337

7. Diagram kontrol dan diagram daya pengendali motor dua kecepatan

8. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor Dahlander

4.3.5.1 Pengendali motor langsung (Direct on line)

Pengendali DOL digunakan untuk motor-motor berkapasitas kecil (dibawah 4 kVA). Untuk mengoperasikan motor, cukup sederhana, yaitu dengan memutar saklar putar S1 ke posisi “on”, sehingga ada arus listrik pada “coil” K1 dan kontaktor menghu- bungkan jaringan dengan motor.

Motor berputar disertai kontak K1 menyambung, sehingga lampu tanda H1 menya- la. Bila pada rangkaian motor terjadi hubung singkat, maka sekering F7 akan putus, sehingga motor berhenti. Sedangkan dalam kondisi normal, untuk menghentikan motor dengan memutar saklar S1 ke posisi “off”.

Untuk memelihara pengendali motor ini, rangkaian pengendalinya dikelilingi panel, sehinggga bebas dari debu ataupun percikan air. Secara berkala yang perlu dila- kukan untuk pemeliharaan antara lain semua sambungan pada terminal jangan sampai ada yang kendor, dan juga permukaan kontaktor dijaga tetap bersih dengan menyemprotkan “contact cleaner”.

Gambar 4.73 Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung (Direct on line)

338 Sistem Pengendalian

4.3.5.2 Pengendali Motor Langsung Dengan TOR

Pengendali motor ini hampir sama dengan Pengendali Motor Langsung (DOL), hanya yang membedakan adalah adanya tambahan pengaman arus lebih TOR (Thermal Overload Relay). Jadi pengaman arusnya ada dua yaitu pengaman arus lebih oleh TOR dan pengaman arus hubung singkat oleh F7. Rangkaian TOR disambungkan secara seri pada saklar magnit. Bila ada arus lebih, maka bimetal TOR menjadi panas dan melengkung, sehingga kontak NC F1 dan aliran arus listrik coil magnit terputus. Dengan demikian kontak saklar magnit lepas dan motor berhenti.

Gambar 4.74

Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung dengan TOR

4.3.5.3 Pengendali Motor Putar Kanan-Kiri

Bila saklar S1 ditekan, maka coil k1 aktif karena adanya aliran arus ke coil. Saklar magnit bekerja dan putaran motor kearah kanan. Untuk menghentikan motor ada dua, yaitu kemungkinan pertama adanya gangguan / arus lebih sehingga F1 lepas dan k1 trip, atau memang sengaja dihentikan dengan menekan tombol SO. Arah putaran motor berbalik menjadi kearah kiri jika tombol S2 ditekan. Pembalik arah putaran ini dikendalikan oleh 2 saklar magnit. Saklar magnit K1 menghubungkan L1 – U ; L2 – V ; L3 – W, sehingga motor berputar ke kanan. Sedangkan saklar magnit K2 menghubungkan L1 – W ; L2 – V ; L3 – U, sehingga motor bergerak ke kiri.

Untuk mengantisipasi kejadian hubung singkat pada rangkaian pengendali, maka saat S1 ditekan (sambung), maka rangkaian yang ke K2 terputus akibat kontak NC dari S1 yang dihubung seri kondisi lepas. Demikian juga sebaliknya, saat S2

Sistem Pengendalian 339 Sistem Pengendalian 339

Gambar 4.75 Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor putar kanan-kiri

4.3.5.4 Pengendali Starter Motor Dengan Pengasutan Y – ¨

Pada motor-motor yang berdaya besar (khususnya lebih besar dari 4kVA), untuk mengurangi kejutan pada saat start, salah satu peredamnya dengan menggunakan kendali Y – ǻ. Saklar magnit k1M berfungsi untuk menghubungkan L1 – V ; L2 – V ; L3 – W, (dengan kondisi putaran motor ke kanan jika k2M / k3M bekerja) atau menghubungkan L1 – V1 ; L2 – V1 ; L3 – W3 (dengan kondisi putar motor ke kiri jika k2M / k3M bekerja). K1M dikopel dengan timer K1T yang bias diset satuan waktu (missal 7 detik). Saklar magnit k2M berfungsi untuk hubung bintang / Y yaitu menghubungkan U2 – V2 – V3 sebagai titik bintang. Sedangkan k2M berfungsi untuk menghubungkan U2 – W1 ; V2 – U1 ; dan W2 – V1.

Saat S1 ditekan, maka yang bekerja k1M dan k3M (hubung Y) dan lampu tanda H1 menyala. Setelah 7 detik k1T bekerja sehingga k2M bekerja (hubung ǻ) dan k3M lepas karena kontak NC k1T setelah 7 detik lepas dan memutus rangkaian k3M. Untuk mengantisipasi agar k2M dan k3M tidak bekerja bersamaan, maka di kontak NC k3M dirangkaikan seri k2M dan kontak NC k2M dirangkaikan seri dengan k3M.

340 Sistem Pengendalian

Gambar 4.76

Diagram kontrol dan diagram daya pengendali starter motor dengan pengasutan Y – ¨

4.3.5.5 Pengendali Starter Motor Rotor Lilit Dengan Pengasutan Resistor

Untuk mengendalikannya diperlukan 4 buah saklar magnit. Saklar magnit K1M berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke belitan stator yaitu L1 – U ; L2 – V ; L3 – W. Dalam gambar ini resistor yang digunakan ada 4 tahap. Saklar magnit k2M/k3M/k4M masing-masing berfungsi untuk mengatur arus rotor dari k1M secara bertahap.

Pengaturan kontaknya masing-masing dengan timer yaitu kerja k4M diatur oleh timer k1T, saklar magnit k3M oleh oleh k4T dan saklar magnit k2M diatur oleh k3T. jika masing-masing timer diatur bekerja dengan tanda waktu 7 detik, maka setelah S1 ditekan (posisi on) motor langsung bekerja dengan putaran lambat dan ada arus minimum pada rotor (k1M).

Setelah 7 detik, saklar magnit k4M bekerja karena kontak NO k1T sambung. Demikian seterusnya setelah 7 detik, k3M bekerja setelah kontak NO k4T sambung, k2M bekerja setelah kontak NO k3T sambung. Saat yang terakhir ini kondisi arus rotor dalam keadaan hubung singkat dan motor bekerja normal. Motor ini dapat berhenti secara otomatis bila terjadi arus lebih akibat kerja dari TOR atau terjadi hubung singkat, sehingga sekering F7 putus. Untuk menghentikan secara manual dengan menekan tombol SO.

Sistem Pengendalian 341

Gambar 4.77

Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor rotor lilit dengan pengasutan

resistor

342 Sistem Pengendalian

4.4 Elektro Pneumatik

4.4.2.2 Bagian Aktuator

(Penggerak)

4.4.1 Pendahuluan

x Aktuator Linier

1. Silinder

Pneumatik mempunyai peranan yang

Fungsi: Untuk mengubah tekanan

penting dalam industri modern, penggu-

udara menjadi gerakan translasi

naannya meningkat seiring dengan per-

dari batang piston.

kembangan teknologi di dunia industry,

khususnya di bidang teknologi kontrol

Jenis Silinder

instrument. Kata “PNEUMA” berasal

a. Single Acting Cylinder (SAC)

dari bahasa Yunani kuno, yang berarti

Gerakan keluar dari batang

nafas atau angin. Istilah pneumatik

piston dilakukan oleh udara

berarti ilmu mengenai gerakan udara

bertekanan, sedangkan gera-

dan gejala-gejalanya dan elektro

kan balik dilakukan oleh pegas.

pneumatik merupakan gabungan fungsi

antara gerakan udara dan aliran listrik.

b. Double Acting Cylinder (DAC)

Gerakan keluar maupun gera-

Modul ini memuat simbol-simbol

kan balik dari batang piston

pneumatik dasar dan metode yang

dilakukan oleh udara berteka-

sistematis untuk membuat rangkaian-

nan.

rangkaian (circuit) dengan maksud

untuk mendapatkan gambaran yang

Simbol:

jelas dari pemakaiannya di industri.

Single Acting Cylinder (SAC)

4.4.2 Simbol-Simbol

4.4.2.1 Bagian Pensuplai

x Kompresor

Simbol :

Prinsip kerja: Pada kondisi normal posisi silin- der seperti pada gambar di ba- wah ini, yaitu batang piston se- lalu berada pada posisi “0” karena adanya gaya dorong dari pegas.

Fungsi: Fungsi kompresor adalah untuk mensuplai udara

bertekanan ke sistem kontrol pneumatik.

Apabila udara bertekanan dima- sukkan ke lubang P maka gaya tekan udara akan mengalahkan

gaya dorong pegas sehingga

Sistem Pengendalian 343 Sistem Pengendalian 343

normal piston berada pada posisi gambar berikut ini

“0” (Gambar c). Sedangkan apabila udara bertekanan

dimasukkan ke lubang P’ maka piston akan bergerak dari posisi “1” ke posisi “0” apabila dalam

P keadaan normal piston berada

pada posisi “1” (Gambar d).

Apabila aliran udara bertekanan pada lubang P dihentikan maka

x Aktuator rotasi

posisi silinder kembali seperti gambar a karena mendapat gaya

Fungsi : Untuk mengubah tekanan dorong dari pegas.

udara menjadi gerakan rotasi dari poros aktuator.

Simbol: Double Acting Cylinder (DAC)

Simbol :

Prinsip kerja :

Prinsip kerja: Aktuator rotasi (rotational actuator) Kondisi normal silinder, batang

pada hakekatnya adalah sama piston bias terletak pada posisi “0”

seperti turbin yang terdiri dari tiga seperti gambar berikut (Gambar

komponen utama yaitu casing, blade atas) atau terletak pada posisi “1”

(sudu) dan poros. (Gambar bawah).

Apabila udara bertekanan dialirkan ke lubang P maka udara akan

mendorong sudu-sudu yang menempel pada poros sehingga

poros akan berputar dan udara P

P’

buangan akan keluar melalui lubang R.

4.4.2.3 Simbol-simbol untuk

sambungan

A, B, C : Garis kerja P : Persediaan udara, P

P’ hubungan dengan udara kompresi (udara yang dimampat-

Apabila udara bertekanan dima-

kan)

sukkan ke lubang P maka piston R, S, T : Saluran, titik pembuangan akan bergerak dari posisi “0” ke

: Garis kebocoran

344 Sistem Pengendalian

Z, Y, X : Garis-garis pengontrol

udara bertekanan ke dalam katup sedangkan lubang A adalah lubang

4.4.2.4 Katup

keluaran udara dari dalam katup, dan katup tersebut mempunyai 2 posisi

Katup digambarkan dengan segi empat,

yaitu posisi tertutup (kotak sebelah

banyaknya segi empat menentukan

kanan) dan posisi terbuka (kotak

banyaknya posisi yang dimiliki oleh

sebelah kiri) sedangkan pada posisi

sebuah katup.

normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (Kotak sebelah kanan

Contoh :

alirannya tertutup).

1 posisi

Katup 2/2 normal terbuka

2 posisi P

Katup di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang P dan lubang A

3 posisi

dimana lubang P adalah tempat masuk- nya udara bertekanan ke dalam katup. Lubang A adalah lubang keluaran udara

Tanda panah menunjukkan dari dalam katup, dan katup tersebut arah aliran udara mempunyai 2 posisi yaitu posisi terbuka

(kotak sebelah kanan) dan posisi Huruf T mengindikasikan tertutup (kotak sebelah kiri). Pada posisi aliran udara tertutup normal katup tersebut berada pada posisi terbuka (terdapat anak panah dari P ke A menandakan aliran terbuka).

Penamaan katup ditentukan berdasarkan banyaknya lubang pada salah satu posisi

4.4.2.5 Katup pengontrol arah

per banyaknya posisi dalam setiap

(directional control valve)

lubang juga posisi awal dari katup. Posisi normal katup selalu berada pada posisi

sebelah kanan, sehingga simbol-simbol sambungan selalu diletakkan pada kotak

Katup 3/2, normal

sebelah kanan.

Katup di atas mempunyai tiga lubang

A yaitu lubang P, lubang A dan lubang R Katup 2/2 normal dimana lubang P adalah tempat tertutup masuknya udara bertekanan ke dalam P katup sedangkan lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup

Katup di atas mempunyai dua lubang

yang akan dihubungkan ke komponen

yaitu lubang P dan lubang A dimana

berikutnya dan Lubang R adalah lubang

lubang P adalah tempat masuknya

pembuangan udara ke atmosfir.

Sistem Pengendalian 345

Katup tersebut mempunyai 2 posisi

4.4.2.6 Katup Pengontrol Aliran

yaitu posisi tertutup (kotak sebelah

kanan) dan posisi terbuka (kotak Katup penghambat dengan sebelah kiri) sedangkan pada posisi pembatas tetap normal katup tersebut berada pada (throttle valve with constant posisi tertutup (karena aliran udara dari restriction) lubang P ke lubang A ditutup)

sedangkan lubang A tersambung ke lubang pembuangan (R) artinya udara

Katup di atas berfungsi untuk yang telah melakukan kerja dibuang

membatasi laju aliran fluida yang masuk melalui lubang A ke lubang R.

ke dalam silinder sehingga gerakan

A piston dalam silinder bisa diperlambat.

Katup 3/2, normal terbuka

Katup pengontrol

arus searah dapat PR

AB distel

Pada katup di atas antara lubang P ke lubang terbuka sedang lubang R

tertutup. Katup di atas berfungsi untuk

A B membatasi atau mengontrol laju aliran fluida tetapi hanya satu arah saja, aliran Katup 4/2 dari lubang A ke lubang B bisa dikontrol sedang aliran sebaliknya dari lubang B

PR ke lubang A tidak bisa dikontrol.

Katup di atas mempunyai 4 lubang dan

2 posisi R

Katup 4/3, posisi

Katup pembatas

tengah tertutup

tekanan dapat distel

PR

Katup 5/2

Katup di atas berfungsi untuk memba-

tasi tekanan dengan cara mengatur laju udara pembuangan.

Katup 5/3, posisi

tengah tertutup

Katup pembatas tekanan dapat

R P S distel tanpa pembuangan

346 Sistem Pengendalian

Katup di atas berfungsi untuk membata-

si tekanan dengan cara mengatur laju udara yang mengalir ke system

Keterangan : “0” menunjukkan tidak ada

pneumatik.

aliran udara dan “1” menunjukkan ada aliran udara

4.4.2.7 Katup-katup yang tidak C Katup tekanan

dapat dibalik.

ganda (katup AB gerbang AND) Katup aliran searah (Two pressure valve (AND

AB tanpa pegas

(check valve without gate)) spring) Katup di atas berfungsi sebagai gerbang

AND sama seperti gerbang AND pada

Katup di atas berfungsi untuk menyea-

komponen elektronika digital yang cara

rahkan aliran, udara bertekanan hanya

kerjanya bisa disimpulkan pada table

bisa mengalir dari lubang A ke lubang B

kebenaran seperti berikut:

tapi sebaliknya aliran dari lubang B ke

lubang A terhambat. Fungsi dari katup

ABC

mirip dengan fungsi diode pada pera-

latan elektronika yaitu menyearahkan

010 arus 100 111

Katup aliran searah berpegas Keterangan : “0” menunjukkan tidak ada (check valve with aliran udara dan “1” menunjukkan ada spring) aliran udara

C Katup gerbang Katup pembuang

OR P

cepat (quick exhaust (OR Gate)) valve)

A B (shuttle valve

Fungsi katup ini sama dengan katup searah kelebihannya adalah ketika ada aliran balik aliran tersebut akan dibuang

Katup diatas berfungsi sebagai gerbang

lewat lubang pembuangan R.

OR sama seperti gerbang OR pada komponen elektronika digital yang cara

kerjanya bisa disimpulkan pada table

kebenaran seperti berikut :

AB C

Sistem Pengendalian 347

4.4.2.8 Mekanisme Pengontrol

Contoh Pemakaian :

x Dengan penggerak tangan

Umum (general)

Tombol tekan a A b A

PR

Lever (tangkai)

Gambar 4.78 Contoh pemakaian 1

x Penggerak mekanis Perhatikan gambar diatas pada kondisi normal (katup “a” maupun katup “b”)

belum diberikan aktuasi, piston berada Pedal pada posisi “0” karena udara berteka-

nan (garis tebal) dari kompresor (P) yang menuju katup “a” dan katup “b”

Plunyer alirannya tertutup oleh katup 3/2 Normally Close (katup “a” dan katup “b”), udara bertekanan mengalir ke silindaer pneumatic melalui katup 4/2 yang posisinya sedang mengalirkan

Pegas

udara lubang sebelah kanan yang memposisikan piston berada pada

posisi “1”.

Roller lever

(tangkai

dengan roler)

Roller Z lever with

P R idle return x

PR

Gambar 4.79 Contoh pemakaian 2

348 Sistem Pengendalian

Ketika katup “a” (ditandai dengan anak

4.4.3 Sistem Komponen

panah) diaktuasi maka katup tersebut

akan terbuka sehingga mengalirkan

Pada sistem elektro pneumatik terdapat

udara bertekanan yang akan merubah

4 kelompok dasar yaitu :

posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kiri

1. Power Supply (Pasokan energi)

sehingga udara bertekanan dari

x Arus listrik

kompresor mengalir ke sisi kiri dari

x Udara bertekanan

katup 4/2 dan keluar dari lubang A yang

2. Elemen-elemen masukan (Sensor)

menyebabkan piston bergerak ke posisi

x Limit switch

“1”. Sedangkan udara yang terdapat

x Tombol tekan

pada sisi kanan silinder akan dibuang

x Proximity sensor

melalui lubang pembuangan katup 4/2

3. Elemen pemroses (Prosessor)

(lubang R).

x Switching logic

0 x Katup solenoid

1 x Converter Pneumatik ke Elektrik

4. Aktuator dan elemen kontrol akhir

x Silinder

x Motor

x Katup kontrol akhir

b A Komponen-komponen alat kontrol di

atas digambarkan oleh simbol-simbol

yang mewakili fungsinya. Simbol-simbol

tersebut dikombinasikan dan dirangkai sesuai dengan disain fungsi dari suatu

Gambar 4.80 Contoh pemakaian 3

sistem atau mesin untuk melakukan tugas tertentu.

Ketika katup “b” (dan katup “a” dibiarkan bebas) di aktuasi maka katup tersebut

Dalam menggambar rangkaian, simbol-

akan terbuka sehingga mengalirkan

simbol komponen secara umum ditem-

udara bertekanan yang akan merubah

patkan sesuai dengan tingkatan suatu

posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kanan

sistem. Tingkatan suatu struktur sistem

sehingga udara bertekanan dari kom-

dalam gambar rangkaian diatur sesuai

presor mengalir ke sisi kiri dari katup 4/2

dengan aliran sinyal.

dan keluar dari lubang B yang menye- babkan piston bergerak ke posisi “0”. Sedangkan udara yang terdapat pada sisi kiri silinder akan dibuang melalui lubang pembuangan katup 4/2 (lubang R)

Gambar 4.81 Instalasi komponen

Pneumatik

Sistem Pengendalian 349

Solenoid mengaktuasikan katup kontrol arah dan relay bisa sebagai pemroses atau fungsi kontrol aktuator. Sebagai contoh: jika katup kontrol arah digunakan untuk mengontrol silinder, maka katup kontrol arah adalah elemen kontrol untuk kelompok aktuator. Jika elemen tersebut didefinisikan sebagai sinyal prosesor, maka harus ditempatkan pada kelompok prosesor.

ALIRAN SINYAL

Gambar 4.82 Instalasi Komponen Elektrik

SINYAL OUTPUT PROCESSING SINYAL SINYAL INPUT

Gambar 4.84 Pemrosesan sinyal

JABARAN PERANGKAT KERAS ACTUATING DEVICE

Gambar 4.83 Elemen-elemen

Final control element

Elektro-pneumatik

PROCESSING ELEMENTS INPUT ELEMENTS

Gambar 4.85 Rantai kontrol

350 Sistem Pengendalian

Posisi swithes

secara otomatis piston akan bergerak mundur ke posisi semula (posisi s1).

Penyelesaian :

1. Tentukan arah gerakan piston : x Normally open contact not x Dengan diagram notasi A+ A- actuated A + adalah piston bergerak dari (Sambungan normal posisi “0” ke posisi “1” x Atau dengan diagram tangga

s1

Normally open contact in the actuated position x (Sambungan normal terbuka dalam posisi

sedang teraktuasi)

s0/ Start

s0

Garis dengan gradient positif menunjukkan piston bergerak Normally closed contact dari posisi “s0” ke posisi “s1” not actuated Garis dengan gradient negative x (Sambungan normal menunjukkan piston bergerak

tertutup dalam posisi tidak

dari posisi “s1” ke posisi “s0”

teraktuasi) 2. Gambarkan Instalasi Komponen

Pneumatik yang terdiri dari : x Actuator x Final Control Element

Normally closed contact

x Energy supply

in the actuated position

(Sambungan normal

s1

s0

tertutup dalam posisi

x sedang teraktuasi)

Y1

Contoh :

Kita akan membangun suatu sistem

pengontrol posisi Double Acting

Cylinder, dengan menggunakan katup

5/2 single solenoid dan katup 5/2 double

solenoid yang kendalikan dengan

Gambar 4.86 Rangkaian komponen

sistem kontrol elektro pneumatik.

pneumatik 1

“Ketika tombol Start ditekan batang piston akan bergerak keluar (dari posisi s0 ke posisi s1), ketika piston sudah

mencapai posisi maksimal (posisi s1)

Sistem Pengendalian 351

3. Gambarkan Instalasi Komponen Cara kerja :

Pneumatik yang terdiri dari : Pada kondisi awal piston berada pada x Energy Supply

posisi “s0” sehingga limit switch s1 yang x Input Element

mempunyai kondisi Normally Open x Processing dan Final Control dalam keadaan teraktuasi sehingga Elemen

berada pada kondisi aktif mengalirkan arus listrik.

+ 24 V Ketika tombol Start ditekan maka arus listrik mengalir dari polaritas + 24 V ke

K1 polaritas 0 V sehingga koil relay Y1 aktif s0

K1

yang akan merubah posisi katup 5/2 ke pada posisi Y1 sehingga udara beteka-

Start nan akan mengalir melalui katup 5/2 dari P ke A akibatnya piston akan

bergerak dari posisi “s0” ke posisi “s1”.

Y2 Gambar 4.87 Instalasi komponen

Y1

pneumatik 2 RS P Untuk katup 5/2 double solenoid

+ 24 V

Ketika piston meninggalkan posisi “s1” limit switch s1 lepas dari aktuasi dan

s0 s1 kondisinya terbuka sehingga aliran arus listrik ke koil relay Y1 terputus.

Start Ketika piston mencapai posisi “s1” maka

limit switch s1 aktif sehingga terjadi aliran arus listrik melalui koil relay Y2

Y1 Y2 akibatnya solenoid Y2 aktif yang akan merubah posisi katup 5/2 ke posisi Y2

sehingga terjadi aliran udara bertekanan dari P ke B yang membuat piston

0V kembali bergerak menuju posisi “s0”.

Gambar 4.88 Instalasi komponen pneumatik 3

352 Sistem Pengendalian

DAFTAR PUSTAKA

1 A R Bean, Lighting Fittings Performance and Design, Pergamou Press, Braunschweig, 1968

2 A.R. van C. Warrington, Protective Relays, 3 rd Edition, Chapman and Hall, 1977

3 A. Daschler, Elektrotechnik, Verlag – AG, Aaraw, 1982

4 A.S. Pabla, Sistem Distribusi Daya Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994

5 Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2000

6 Abdul Kadir, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, LP3ES, 1993

7 Aly S. Dadras, Electrical Systems for Architects, McGraw-Hill, USA, 1995

8 Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Yayasan PUIL, Jakarta, 2000

9 Bambang, Soepatah., Soeparno, Reparasi Listrik 1, DEPDIKBUD Dikmenjur, 1980.

Benyamin Stein cs, Mechanical and Electrical Equipment for Buildings, 7 th Edition Volume II, John Wiley & Sons, Canada, 1986

11 Bernhard Boehle cs, Switchgear Manual 8 th edition, 1988

Brian Scaddam, The IEE Wiring Regulations Explained and Illustrated, 2 nd Edition, Clags Ltd., England, 1994

13 Brian Scaddan, Instalasi Listrik Rumah Tangga, Penerbit Erlangga, 2003

14 By Terrell Croft cs, American Electrician’s Handbook, 9 th Edition, McGraw-Hill, USA, 1970

15 Catalog, Armatur dan Komponen, Philips, 1996

16 Catalog, Philips Lighting.

17 Catalog, Sprecher+Schuh Verkauf AG Auswahl, Schweiz, 1990

18 Cathey, Jimmie .J, Electrical Machines : Analysis and Design Applying Matlab, McGraw-Hill,Singapore,2001

19 Chang,T.C,Dr, Programmable Logic Controller,School of Industrial Engineering Purdue University

20 Diesel Emergensi, Materi kursus Teknisi Turbin/Mesin PLTA Modul II, PT PLN Jasa Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta 1995.

21 E. Philippow, Taschenbuch Elektrotechnik, VEB Verlag Technik, Berlin, 1968

Edwin B. Kurtz, The Lineman’s and Cableman’s Handbook, 7 th Edition, R. R. Dournelley & Sons, USA, 1986

23 Eko Putra,Agfianto, PLC Konsep Pemrograman dan Aplikasi (Omron CPM1A /CPM2A dan ZEN Programmable Relay). Gava Media : Yogyakarta,2004

24 Ernst Hornemann cs, Electrical Power Engineering proficiency Course, GTZ GmbH, Braunschweigh, 1983

25 F. Suyatmo, Teknik Listrik Instalasi Penerangan, Rineka Cipta, 2004

26 Friedrich, “Tabellenbuch Elektrotechnik Elektronik” Umuler-Boum, 1998

27 G. Lamulen, Fachkunde Mechatronik, Verlag Europa-Lehrmittel, Nourenweg, Vollmer GmbH & Co.kc, 2005

28 George Mc Pherson, An Introduction to Electrical Machines and Transformers, John Wiley & Sons, New York, 1981

29 Graham Dixon, Electrical Appliances (Haynes for home DIY), 2000

30 Gregor Haberk, Etall, Tabelleubuch Elektroteknik, Verlag, GmbH, Berlin, 1992

31 Gunter G.Seip, Electrical Installation Hand Book, Third Edition, John Wiley & sons, Verlag, 2000

32 H. R. Ris, Electrotechnik Fur Praktiker, AT Verlag Aarau, 1990.

33 H. Wayne Beoty, Electrical Engineering Materials Reference Guide, McGraw- Hill, USA, 1990

34 Haberle Heinz, Etall, Fachkunde Elektrotechnik, Verlag Europa – Lehr Mittel, Nourwey, Vollmer, GmbH, 1986

35 Haberle, Heinz,Tabellenbuch Elektrotechnik, Ferlag Europa-Lehrmittel, 1992

36 Hutauruk, T.S., Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.

37 Iman Sugandi Cs, Panduan Instalasi Listrik, Gagasan Usaha Penunjang Tenaga Listrik - Copper Development Centre South East Asia, 2001.

38 Instruksi Kerja Pengujian Rele, Pengoperasian Emergency Diesel Generator, PT. Indonesia Power UBP. Saguling.

J. B. Gupta, Utilization of Electric Power and Electric Traction, 4 th Edition, Jullundur City, 1978

40 Jerome F. Mueller, P.E, Standard Application of Electrical Details, McGraw-Hill, USA, 1984

41 Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, 2004.

42 John E. Traister and Ronald T. Murray, Commercial Electrical Wiring, 2000.

43 Kadir, Abdul, Transformator, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,1989.

44 Karyanto, E., Panduan Reparasi Mesin Diesel. Penerbit Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 2000.

45 Klaus Tkotz, Fachkunde Electrotechnik, Verlag Europa – Lehrmittel, Nourney, Vollmer GmBH & Co. kG., 2006

46 L.A. Bryan, E.A. Bryan, Programmable Controllers Theory and Implementation, Second Edition, Industrial Text Company, United States of America, 1997

47 M. L. Gupta, Workshop Practice in Electrical Engineering, 6 th Edition, Metropolitan Book, New Delhi, 1984

Michael Neidle, Electrical Installation Technology, 3 rd edition, dalam bahasa Indonesia penerbit Erlangga, 1999

49 Nasar,S.A, Electromechanics and Electric Machines, John Wiley and Sons, Canada, 1983.

50 P.C.SEN, Principles of Electric Machines and Power Electronics, Canada, 1989.

51 P. Van Harten, Ir. E. Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat 2, Trimitra Mandiri, Februari 2002.

52 Peter Hasse Overvoltage Protection of Low Voltage System, 2 nd , Verlag GmbH, Koln, 1998

53 Petruzella, Frank D, Industrial Electronics, Glencoe/McGraw-Hill,1996.

54 PT PLN JASDIKLAT, Generator. PT PLN Persero. Jakarta,1997.

55 PT PLN JASDIKLAT, Pengoperasian Mesin Diesel. PT PLN Persero. Jakarta, 1997.

56 R.W. Van Hoek, Teknik Elektro untuk Ahli bangunan Mesin, Bina Cipta, 1980

57 Rob Lutes, etal, Home Repair Handbook, 1999

58 Robert W. Wood, Troubleshooting and Repairing Small Home Appliances, 1988

59 Rosenberg, Robert, Electric Motor Repair, Holt-Saunders International Edition, New York, 1970.

60 Saptono Istiawan S.K., Ruang artistik dengan Pencahayaan, Griya Kreasi, 2006

61 SNI, Konversi Energi Selubung bangunan pada Bangunan Gedung, BSN, 2000

62 Soedhana Sapiie dan Osamu Nishino, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, Pradya Paramita, 2000

63 Soelaiman,TM & Mabuchi Magarisawa, Mesin Tak Serempak dalam Praktek, PT Pradnya Paramita, Jakarta,1984

64 Sofian Yahya, Diktat Programmable Logic Controller (PLC), Politeknik Negeri Bandung, 1998.

65 Sumanto, Mesin Arus Searah, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1995.

66 Theraja, B.L, A Text Book of Electrical Tecnology, Nirja, New Delhi, 1988.

67 Thomas E. Kissell, Modern Industrial / Electrical Motor Controls, Pretience Hall, New Jersey, 1990

68 Trevor Linsley, Instalasi Listrik Dasar, Penerbit Erlangga, 2004

69 T. Davis, Protection of Industrial Power System, Pregamon Press, UK, 1984

70 Zan Scbotsman, Instalasi Edisi kelima, Erlangga, 1993

71 Zuhal, Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta, 1988.

72 http://www.howstuffworks.com

73 http://www.reinhausen.com/rm/en/products/oltc_accessories/, oil + breather

74 http://www.myinsulators.com/hungary/busing.html

75 http://www.geindustrial.com/products/applications/pt-optional-accessories.htm

76 http://www.reinhausen.com/messko/en/products/oil_temperature/

77 http://www.abb.com/cawp/cnabb051/ 21aa5d2bbaa4281a412567de003b3843.aspx

78 http://www.cedaspe.com/prodotti_ing.html

79 http://www.eod.gvsu.edu/~jackh/books/plcs/

80 http://www.answers.com/topic/motor

81 http://kaijieli.en.alibaba.com/product/50105621/50476380/Motors/ Heavy_Duty_Single_Phase_Induction_Motor.html

82 http://www.airraidsirens.com/tech_motors.html

83 http://smsq.pl/wiki.php?title=Induction_motor

84 http://www.allaboutcircuits.com/vol_2/chpt_13/11.html

85 http://www.tpub.com/neets/book5/18d.htm

86 http://www.ece.osu.edu/ems/

87 http://www.eatonelectrical.com/unsecure/html/101basics/Module04/Output/ HowDoesTransformerWork.html

88 http://www.dave-cushman.net/elect/transformers.html

89 http://www.eng.cam.ac.uk/DesignOffice/mdp/electric_web/AC/AC_9.html

90 http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/books/plcs/file_closeup/ =>clip arts

91 http://img.alibaba.com/photo/51455199/Three_Phase_EPS_Transformer.jpg

92 http://micro.magnet.fsu.edu/electromag/electricity/generators/index.html

93 http://www.e-leeh.org/transformer/

94 http://www.clrwtr.com/product_selection_guide.htm

95 http://www.northerntool.com/images/product/images

96 http://www.alibaba.com

97 http://www.adbio.com/images/odor

98 http://www.dansdata.com/images/2fans

99 http://www.samstores.com/_images/products

100 http://www.wpclipart.com/tools/drill 101 http://www.atm-workshop.com/images 102 http://www.oasis-engineering.com 103 http://www.mikroelektronika.co.yu/english/index.htm 104 http://www.industrialtext.com 105 http://www.pesquality.com 106 http://www.abz-power.com/en_25e7d4dc0003da6a7621fb56.html 107 http://www.usace.army.mil/publications/armytm/tm5-694/c-5.pdf 108 http://www.cumminspower.com/www/literature/technicalpapers 109 http://www.cumminspower.com/www/literature/technicalpapers/F-1538-

DieselMaintenance.pdf 110 http://www.sbsbattery.com/UserFiles/File/Power%20Qual/PT-7004-

Maintenance.pdf

RIWAYAT PENULIS

Prih Sumardjati Mulyaseputra, seorang sarjana pendidikan teknik elektro. Dilahirkan di Yogyakarta tahun 1958, menamatkan studinya tahun 1983 pada Fakultas Pendidikan Teknik Kejuruan, IKIP Yogyakarta, kini Universitas Negeri Yogyakarta pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Pengalaman kerja dalam bidang instalasi listrik dimulai sejak lulus STM Yogyakarta I tahun 1976. Pada tahun 1983 mengikuti training sebagai calon dosen politeknik di Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) Bandung. Tahun 1984 diangkat sebagai Master Teacher Jurusan Teknik Elektro PEDC, dan pernah mengikuti program magang industri di Sprecher +Schuh, Aarau, Switzerland tahun 1990 - 1992. Menjadi dosen politeknik ITB tahun 1995 hingga

sekarang, kini POLBAN. Beberapa course note, buku ajar, job sheet, handout pernah / sedang dikerjakan pada bidang teknik elektro untuk lingkungan POLBAN.

Semenjak tahun 1993 diperbantukan di Dikti sebagai tenaga ahli hingga tahun 2007 dalam kegiatan dibidang pendidikan tinggi, pernah mengikuti dan melaksanakan berbagai seminar, workshop, lokakarya, pengelolaan proyek dalam rangka pengembangan pendidikan politeknik dan program diploma antara lain penyusunan kurikulum; SAP; penulisan bahan ajar; manajemen pendidikan politeknik; evaluasi usulan program studi baru diploma; penyusunan unit perawatan dan perbaikan infrastruktur dan peralatan pendidikan tinggi. Tahun 2000 membantu kegiatan Dikmenjur sebagai tenaga ahli studi pengembangan SMK; tahun 2001 penyusunan perencanaan fasilitas pendidikan SMK; dan tahun 2002 penyusunan Standar Pelayanan Minimal SMK. Tahun 2007, Direktur Pembinaan SMK melalui Kasubdit Pembelajaran memberikan kepercayaan untuk menulis Buku Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik untuk SMK, dan ini merupakan karya buku yang perdana.

Sofian Yahya, Staf Pengajar di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung, lahir pada tanggal 26 Desember 1959 di Garut. Pada tahun 1979 mulai kuliah di FPTK IKIP Padang (Universitas Negeri Padang), kuliah diselesaikan pada tahun 1983. Tahun 1983 sampai tahun 1984 mengikuti Diklat di Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Bandung dan diakhir tahun yang sama memulai bertugas sebagai staf pengajar di Polban sampai sekarang, Mata kuliah yang diajarnya adalah Mesin Listrik, PLC, Pemrograman Komputer, Alat

Ukur dan Pengukuran Listrik.

Berbagai jabatan pernah didudukinya, diantaranya Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium Mesin Listrik, dan Kepala Laboratorium PLC & Komputasi. Pada Berbagai jabatan pernah didudukinya, diantaranya Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium Mesin Listrik, dan Kepala Laboratorium PLC & Komputasi. Pada

Ali Mashar, lahir di Jombang tanggal 23 Juni 1959. Pada saat ini penulis adalah dosen di Jurusan Teknik Konversi Energi – Politeknik Negeri Bandung (Politeknik ITB). Lulus dari Jurusan Teknik Listrik FPTK-IKIP Yogyakarta pada tahun 1983. Sebelum menjadi dosen di Politeknik Negeri Bandung (Politeknik ITB), penulis sempat mendapatkan pelatihan sebagai pengajar di bidang teknik listrik selama satu tahun di Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) Bandung. Kemudian mendapat tugas belajar di HTL Raperswil Switzerland selama satu tahun di bidang General Energy Technology.

Ketika tugas belajar di Swiss, penulis juga sempat mendapatkan pengalaman praktis di Escherwiss-Zurich di bidang Water Turbines, Sulzer-Winterthur di bidang Electrical Power, dan di BBC-Baden di bidang Electric Machines for Traction. Penulis menyelesaikan program master (S2) di School of Electrical

Engineering, The University of New South Wales (UNSW), Sydney-Australia

pada tahun 1994. Selain menjadi dosen di Politeknik Negeri Bandung, penulis sempat bekerja di Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) mulai tahun 1986 – 1996 sebagai tenaga teknis dan manajerial.

Penulis pernah menulis buku Petunjuk Praktikum Teknik Kendali (1996) dan Petunjuk Praktikum Elektronika Daya (1996). Di samping itu, atas sponsor PEDC, penulis pernah menterjemahkan buku Process Control Instrumentation Technology (Curtis D. Johnson) dan Electric Machinery (Peter F. Ryff) dengan sponsor GTZ. Penulis juga aktif dalam memberikan pelatihan-pelatihan profesional di bidang ketenagalistrikan dan Industrial Safety bagi karyawan-karyawan industri maju di Indonesia.