Analisis Pendekatan Perusahaan dalam Melaksanakan Program Etika

4.1 Analisis Pendekatan Perusahaan dalam Melaksanakan Program Etika

  Dalam melaksanakan program etika untuk karyawan, PT. DI mengikuti arahan dan prosedur dari komite etik global. PT. DI menganut pendekatan integritas dan berbasis pada nilai, dimana program-program yang dilaksanakan berasal dari nilai-nilai inti perusahaan yang dikembangkan.

  Dalam mengembangkan standar, nilai, dan peraturan, PT. DI menggunakan ketetapan dari DuPont dengan penyesuaian berdasarkan peraturan dan undang-undang di negara Indonesia. Program etika dan pelatihan di PT. DI mencakup kegiatan sebagai berikut:

  1. Core value training untuk karyawan baru.

  2. Core value training tahunan yang diwajibkan bagi seluruh karyawan di semua kantor cabang.

  3. Legal Eagle yaitu rangkaian modul training berbasis web dengan topik tertentu yang berbeda-beda setiap tahunnya sesuai dengan petunjuk dari DuPont.

  4. Business Ethics Compliance Certificate (BECC) yaitu sertifikasi etik tahunan berbasis web yang wajib dilengkapi oleh karyawan tertentu. Sertifikasi ini bertujuan untuk mengetahui kesempatan yang dimiliki karyawan yang mungkin dapat menjadi pemicu atas pelanggaran etik. Contoh dari sertifikasi ini terdapat pada Lampiran 4.1.

  5. Core value day merupakan acara hiburan bagi karyawan secara tahunan sebagai bentuk perayaan dari pelaksanaan nilai-nilai inti perusahaan. Konten dari acara berupa training atas nilai-nilai inti perusahaan dimana karyawan dapat saling berbagi informasi dan cerita terkait dengan pengaplikasian nilai inti perusahaan.

  6. Gold Medal ialah sertifikat bentuk apresiasi dari DuPont untuk karyawan di seluruh wilayah operasi yang menunjukkan sikap terpuji.

  Dengan program-program diatas, karyawan didorong untuk mengenal nilai inti perusahaan secara lebih baik dengan terus-menerus agar karyawan dapat ikut memberikan kontribusi dalam pengembangan nilai, memotivasi karyawan lain, mencegah terjadinya pelanggaran nilai, dan melapor apabila mengetahui adanya pelanggaran.

  Tujuan dari penerapan etika di DuPont sesuai dengan yang tercantum di bagian awal kode etik perusahaan adalah untuk memastikan agar seluruh karyawan dengan sadar menegakkan standar-standar perusahaan, tidak melanggar undang-undang atau peraturan lainnya, serta tidak menyembunyikan usaha apapun atas ketidakpatuhan terhadap kode etik dan kebijakan perusahaan. Atas hal tersebut terdapat kerancuan atas pendekatan apa yang digunakan. Di satu sisi, perusahaan ingin karyawan agar sadar dalam menegakkan standar, namun di sisi lain, perusahaan juga memotivasi karyawan secara negatif melalui komunikasi atas tujuan penerapan etika, dimana motivasi karyawan secara negatif merupakan salah satu karakteristik dari pendekatan kepatuhan.

  Berdasarkan observasi dan studi literatur atas kode etik DuPont, peraturan dan tanggung jawab yang tertuang dalam dokumen tersebut sudah cukup rinci, namun tetap menyediakan ruang bagi para karyawan untuk melakukan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi di masing-masing wilayah operasi yang mungkin berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Perusahaan senantiasa mengkomunikasikan nilai-nilai inti perusahaan, dimana hal tersebut menunjukkan karakter pendekatan integritas. Karyawan didorong untuk mendiskusikan dilema etik dengan pihak-pihak tertentu, seperti atasan, bagian SDM, atau hotline.

  Untuk pendekatan yang digunakan cenderung berbeda dari satu bab dengan bab lainnya jika dilihat melalui kode etik perusahaan. Pada bab tertentu, karyawan dituntut untuk mengikuti aturan dan hukum, sedangkan pada bab lainnya kode etik hanya berupa nilai-nilai. Hal yang demikian dapat menimbulkan kebingungan bagi karyawan untuk mengikuti kode etik perusahaan karena terdapat inkonsistensi dalam mengaplikasikan pendekatan terhadap topik-topik terkait etik. Penilaian atas pendekatan masing-masing bab dalam kode etik terdapat pada lampiran 4. 2.

  Selain itu, apabila melihat dari struktur komite etik dapat dilihat bahwa ketua komite, baik dalam skala unit bisnis, maupun secara luas dalam lingkup perusahaan, didampingi masing-masing wakil dari tiap divisi. Hal tersebut mencerminkan struktur komite etik yang menggunakan pendekatan integritas. Tetapi jika melihat tugas dari komite etik di PT. DI lebih cenderung melaksanakan tugas pengawasan dan pelaporan pelanggaran, dimana hal tersebut menunjukkan praktik etika bisnis dengan pendekatan kepatuhan. Dalam pendekatan integritas, komite etik selain melakukan tugas yang telah disebutkan, juga melakukan pendampingan, komunikasi, memberi makna etika kepada karyawan dalam melaksanakan tugas masing-masing. Pada tugas dan tanggung jawab, pihak-pihak dalam komite etik di PT. DI ditugaskan untuk melakukan pendampingan, namun belum sampai pada tingkat memberi makna etika kepada karyawan, sehingga apabila dilihat dari tugas komite etik, kecenderungan masih kepada pendekatan kepatuhan.

  Dari segi aktivitas dan pelatihan, DuPont tidak hanya melaksanakan pelatihan, menyediakan jalur pelaporan, dan sanksi apabila terjadi pelanggaran, melainkan juga terdapat panduan dan konsultasi bagi karyawan untuk mendiskusikan dilema etik, sertifikasi setiap tahunnya, pelaksanaan event dimana nilai-nilai inti perusahaan disegarkan kembali, dimana terdapat ruang bagi karyawan untuk berdiskusi dan memberikan masukan. Dari hal tersebut dapat dinilai bahwa perusahaan menggunakan pendekatan integritas dalam menyusun dan menerapkan aktivitas dan pelatihan.

  Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam menyusun sistem internal beserta program-program etik, PT. DI masih menggunakan metode kepatuhan, dengan kecenderungan menggunakan pendekatan integritas di beberapa sisi. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya ruang bagi karyawan untuk mengemukakan pendapat atas proses bisnis yang bertanggung jawab, kode etik yang dapat disesuaikan dengan area operasional masing-masing, serta keikutsertaan peran pimpinan dalam memberi bimbingan dan melakukan pengawasan terhadap karyawan atas etika.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15