Simulasi HYSYS Lokasi 2
3.4 Simulasi HYSYS Lokasi 2
Pada tugas akhir ini, penulis memodelkan pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan menggunakan perangkat lunak HYSYS. Pada saat memulai menggunakan perangkat lunak, kita harus menentukan jenis fluida apa saja yang digunakan pada simulasi ini, dalam hal ini penulis mengasumsikan fluida hanya 2 yaitu H2O sebagai fluida geothermal dan R-134a sebagai fluida organic yang digunakan pada siklus rankine organik. Kali ini untuk Lokasi 2.
Gambar 3.15 Tampilan input fluida yang digunakan pada simulasi PLTP dengan menggunakan perangkat lunak HYSYS.
Setelah input fluida, hal selanjutnya adalah menentukan fluid packages yang digunakan pada simulasi sistem tersebut. Untuk hal ini, penulis menggunakan persamaan Peng-Robinson.
Gambar 3.16 Fluid packages yang digunakan untuk sistem PLTP. Setelah menentukan fluida yang digunakan dan fluid packages yang
digunakan, kita mulai dapat menggunakan simulasi tersebut dengan menekan tombol Enter Simulation.
Gambar 3.17 Tampilan saat ingin melakukan simulasi dan menekan tombol enter
simulation.
Setelah itu barulah kita membuat sistem yang ingin disimulasikan dalam HYSYS.
3.4.1 Simulasi HYSYS Binary Power Plant-Lokasi 2
Sistem yang pertama disimulasi adalah Binary Power Plant. pada sistem ini komponennya antara lain: Evaporator, Preheater, Turbin SRO, Condenser, dan pompa.
Gambar 3.18 Bagan binary power plant lokasi 2.
3.4.1.1 Evaporator
Pada evaporator ini akan ditentukan berapa nilai T 4 yang paling tepat. Dengan menggunakan persamaan 2.2 dan setelah dilakukan iterasi maka didapat T 4 adalah 120 o
C dengan mass flow rate: 1552.89 TPJ.
Gambar 3.19 Evaporator yang digunakan pada HYSYS.
3.4.1.2 Preheater
Dari preheater didapatkan nilai T e yang digunakan pada siklus rankine dengan menggunakan persamaan 2.2 dan dilakukan iterasi. Nilai T e adalah 27.203 o C.
Gambar 3.20 Preheater yang digunakan pada HYSYS.
3.4.2 Simulasi HYSYS Condensing Steam Turbine and Brine Binary Power Plant Bottom Cycle-Lokasi 2
Selanjutnya adalah sistem dengan Turbin Kondensi dan Brine Binary Power Plant. Pada sistem ini ada tambahan komponen yakni turbin kondensi, pompa dan kondensor untuk steam yang keluar dari separator. Dan keluaran Selanjutnya adalah sistem dengan Turbin Kondensi dan Brine Binary Power Plant. Pada sistem ini ada tambahan komponen yakni turbin kondensi, pompa dan kondensor untuk steam yang keluar dari separator. Dan keluaran
Gambar 3.21 Bagan condensing steam turbine and brine binary power plant
bottom cycle pada lokasi 2.
3.4.2.1 Evaporator
Pada evaporator ini akan ditentukan berapa nilai T 4 yang paling tepat. Dengan menggunakan persamaan 2.2 dan setelah dilakukan iterasi maka didapat T 4 adalah 120 o
C dengan mass flow rate: 1323.06 TPJ.
Gambar 3.22 Evaporator yang digunakan pada HYSYS.
3.4.2.2 Preheater
Dari preheater didapatkan nilai T e yang digunakan pada siklus rankine dengan menggunakan persamaan 2.2 dan dilakukan iterasi. Nilai T e adalah 27.203 o C.
Gambar 3.23 Preheater yang digunakan pada HYSYS.
3.4.3 Simulasi HYSYS untuk Back-Pressure Steam and Binary Power Plant in Combine Cycle-Lokasi 2.
Sistem ini merupakan salah satu sistem terbaru yang saat ini sedang dikembangkan oleh berbagai perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Komponennya hampir sama dengan sistem Biner, hanya saja ditambah beberapa komponen antara lain: Turbin back-pressure dan kondesor.
Gambar 3.24 Bagan back-pressure steam and binary power plant in combine
cycle pada lokasi 2.
3.4.3.1 Evaporator
Pada evaporator ini akan ditentukan berapa nilai T 4 yang paling tepat.
Dengan menggunakan persamaan 2.2 dan setelah dilakukan iterasi maka
didapat T 4 adalah 117 o
C dengan mass flow rate: 1385.38 TPJ.
Gambar 3.25 Evaporator yang digunakan pada HYSYS.
3.4.3.2 Preheater
Dari preheater didapatkan nilai T e yang digunakan pada siklus rankine dengan menggunakan persamaan 2.2 dan dilakukan iterasi. Nilai T e adalah 29.409 o C.
Gambar 3.26 Preheater yang digunakan pada HYSYS.