Analisis Lokasi 1 (Sumatera Selatan)
4.1 Analisis Lokasi 1 (Sumatera Selatan)
Setelah melakukan simulasi dengan menggunakan HYSYS 7.3 didapat hasil sebagai berikut.
4.1.1 Binary Power Plant
Dari hasil perhitungan yang diambil dari subbab 3.2.1. dan dilakukan simulasi pada HYSYS, didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 4.1 Skema binary power plant
Brine merupakan campuran dari uap dan liquid yang tidak dipisahkan dan langsung digunakan untuk memanaskan R134a. Brine digunakan untuk menguapkan R134a yang mengalir pada stream f. setelah itu keluaran brine dari evaporator digunakan untuk memanaskan R134a pada preheater dan dikembalikan ke perut bumi. Sedangkan R134a yang sudah dipanaskan akan Brine merupakan campuran dari uap dan liquid yang tidak dipisahkan dan langsung digunakan untuk memanaskan R134a. Brine digunakan untuk menguapkan R134a yang mengalir pada stream f. setelah itu keluaran brine dari evaporator digunakan untuk memanaskan R134a pada preheater dan dikembalikan ke perut bumi. Sedangkan R134a yang sudah dipanaskan akan
Dari hasil simulasi diatas dapat diketahui beberapa hal yaitu: Tabel 4.1 Hasil simulasi HYSYS untuk binary power plant
Daya Turbin
8198 kW
Daya Pompa
541,6 kW
Daya Netto
7656,4 kW P
Brine
0,63 MPa
160.7 o C
4 o 0,63 MPa 142 C
f o 3,2 MPa 93.31 C
93,31 o C
c 0.9 MPa
35,49 o C
e o 3.2 MPa 37,4 C
5 o 0.63 MPa 104,1 C
1 0.01 MPa
27,1 o C
2 0.01 MPa
37 o C
Gambar 4.2 Diagram T-s
Gambar 4.3 Nilai UA dan LMTD (kiri) dan dimensi penukar panas (kanan)
4.1.2 Condensing Steam Turbine and Brine Binary Power Plant Bottom Cycle
Selanjutnya, sistem yang disimulasikan adalah sistem turbin condensing yang dikombinasikan dengan pembangkit biner.
Dari hasil yang didapat dengan menggunakan perhitungan di subbab
3.2.2, didapatkan hasil sebagai berikut.
Gambar 4.4 Skema condensing steam turbine and brine binary power plant in
bottom cycle di sumatera selatan
Setelah sebelumnya separator memisahkan antara fasa cair dan uap dari brine, sehingga fluida yang berada pada stream 4 merupakan 100% uap dan fluida yang berada pada stream 1 100% brine. Brine digunakan untuk memanaskan R134a seperti yang terjadi pada siklus biner 4.1.1. Sedangkan uapnya digunakan untuk memutar langsung condensing turbine. Dari simulasi diatas didapat beberapa hal sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil simulasi HYSYS untuk condensing steam turbine and brine binary power plant bottom cycle
Daya Turbin Condensing
14970 kW
Daya Turbin SRO
5149 kW
Daya Pompa Condensing
42.27 kW
Daya Pompa SRO
440 kW
Daya Netto
19363.73 kW P (MPa)
T( o C)
f 3.2 89.04
a 3.2 145
b 0.9 95.65
c 0.9 35.49
e 3.2 37.68
Gambar 4.5 Diagram T-s
Gambar 4.6 Nilai UA dan LMTD (kiri) dan dimensi penukar panas (kanan)
4.1.3 Backpressure Steam Turbine and Brine Binary Power Plant in Combine Cycle
Selanjutnya, sistem yang disimulasikan adalah sistem turbin backpressure yang dikombinasikan dengan pembangkit biner.
Dari hasil yang didapat dari subbab 3.2.3 maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut.
Gambar 4.7 Simulasi HYSYS untuk backpressure steam turbine and brine binary power plant in combine cycle
Konfigurasi seperti ini merupakan konfigurasi baru yang sedang dikembangkan di berbagai negara. Perbedaannya dengan condensing steam turbine bottom cycle adalah, yang digunakan untuk mengembunkan uap adalah refrigerant R-134a lalu R-134a dimasukkan lagi ke dalam proses SRO dengan laju aliran massa yang sama.
Berikut data dari hasil simulasi.
Tabel 4.3 Hasil simulasi HYSYS untuk backpressure steam turbine and brine
binary power plant in combine cycle
Daya Turbin 1
8094 kW
Daya Turbin 2
11030 kW
Daya Pompa
446.7 kW
Daya netto
18977.3 kW P (MPa)
T( o C) brine
a 3.2 145
b 0.9 93.31
c 0.9 35.49
e 3.2 37.4
f 3.2 89.4
Gambar 4.8 Diagram T-s
Gambar 4.9 Nilai UA dan LMTD (kiri) dan dimensi penukar panas (kanan)