Ekotipologi Ekosistem Mangrove di Daerah Sempadan Pantai Kamal Muara dan Kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk DKI Jakarta.
EKOTIPOLOGI EKOSISTEM MANGROVE DI DAERAH
SEMPADAN PANTAI KAMAL MUARA DAN KAWASAN
HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK, DKI JAKARTA
Oleh :
ASIH HIDAYATI
C06499036
SKRIPSI
PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004
EKOTIPOLOGI EKOSISTEM MANGROVE DI DAERAH
SEMPADAN PANTAI KAMAL MUARA DAN KAWASAN
HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK, DKI JAKARTA
Oleh :
ASIH HIDAYATI
C06499036
SKNPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mernperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004
SKRIPSI
JUDUL
: EKOTIPOLOGI EKOSISTEM MANGROVE DI DAERAH
NAMA
NRP
PROGRAM STUD1
SEMPADAN PANTAI KAMAL MUARA DAN KAWASAN
HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK, DKI JAKARTA
: ASIH HIDAYATI
: C06499036
: ILMU KELAUTAN
Menyetujui :
I. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Dietriech G. ~ d n g e nDEA
.
Ketua
11. Fakultas Perikanan d
Ketua Program Studi
Tanggal Lulus : 7 sunt Z C O ~
.@G
Ir. Mulizat Kawaroe, MSi
Anggota
RINGKASAN
Asih Hidayati (C06499036). Ekotipologi Ekosistem Mangrove di DaerahSempadan
Pantai Kamal Muara dan Ka~vasanHutan Lindung Angke K a ~ u k DKI
.
Jakarta.
.. (Di bawah bimbingan Dietriech G. Bengen dan ~ u j i z a t - ~ a w a r o e ) .
a
.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekotipologi ekosistem mangrove di daerah
Kamal Muara dau Kawasan Hutan Lindung (KHL) Angke Kapuk, DKI Jakarta serta
menganalisa kualitas lingkungan yang berpengaruh terhadap ekosistem mangrove.
Penelitian dilakukal pada bulan Agustus-Oktober 2003 di Kamal Muara dan KHL
Angke Kapuk. Lokasi penelitian di Kamal Muara terletak antara 106~43,607'-106~43,~16'
BT
dan 06'05,5 14'-06'05,786' LS, sedangkan lokasi penelitian di KHL Angke Kapuk terletak
antara 106'45,097'-106'45,571' BT dan 06'06,164'-06~06,248' LS.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, meteran, tali rafia,
tennometer, refraktometer, pH meter, botol sanlpel, kantong plastik, alat potong, jangka
sorong, label, dan alat tulis.
Penganlbilan sampel dilakukan pada lima stasiun, yaitu tiga stasiun di Kamal Muara
(Stasiun 1,2,3), dan dua stasiun di KHL Angke Kapuk (Stasiun 4 dan 5). Untuk pengamatan
vegetasi mangrove dilakukan metode transek. Stasiun 1 , 2 dan 4 menggunakan metode
transek garis, yang ditentukan dengan membuat garis transek dengan panjang tertentu dan
lebar 10-20 m, kemudian dicatat tumbuhan (jenis dan jumlah individu) yang ada di dalam dan
disinggung garis tersebut serta diukur diameter batang dari masing-masing individu.
Sedangkan pada Stasiun 3 dan 5 menggunakan metode transek plot garisltmnsek kuadrat, yang
dilakukan dengan membagi stasiun menjadi beberapa petak contoh/plot yang berukuran 10x10
m2 dengan jarak antar plot terletak pada garis, kemudian dicatat seluruh tumbuhan fjenis dan
jumlah) yang tumbuh dalam lebar tersebut serta diukur dian~eterbatang setiap individu.
Pengukuran contoh daun dilakukan dengan cara inengukur panjang dan lebar daun
menggunakan jangka sorong. Pengambilan data panjang dan lebar daun diiakukan pada setiap
pet& contoldplot dari masing-masing jenis. Penentuan pohon yang akan diambil contoh daun
dilakukan secara acak.
Paranleter fisika kimia lingkungan yang diukur meliputi parameter fisika kimia air dan
substrat. Untuk parameter fisika kimia air yang diukur antara lain suhu, salinitas, pH,
kandungan nitrat dan ortho-phospat, sedangkan untuk parameter fisika kimia substrat adalah
tipe substrat, kandungan a~noniak,sulfat, dan poteilsial rcdokslEh. Analisa kandungan nitrat
dan ortho-phospat dilakukan di Laboratorium Limnologi, IPR dan untuk analisa substrat
dilakukan di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Analisis data yang digunakan adalah analisis vegetasi dan Analisis Komponen Utama
(PCA). PCA digunakan untuk mengetahui variasi karakteristik fisika kimia lingkungan dan
mengetahui variasi individu mangrove. Pengolahan data untuk PCA menggunakan program
STATISTICA versi 6.0.
Vegetasi mangrove yang ditemukan ada tiga jenis yaitu jenis Avicennia marina,
Rhisophora rnucronala dan Sonne;.aria caseolaris. Jenis Avicennia marina merupakan jenis
yang paling banyak ditemukan, yaitu ditemukan di Stasiun 1, 2 , 3 yang terletak di Kamal
Muara dan Stasiun 5 di KHL Angke Kapuk. Jenis R. nzucronafa ditemukan pada Stasiun 4
dan 5, sedangkanjenis S. caseolaris hanya ditemukan di Stasiun 5 saja. Nilai kerapatan jenis
terbesar dimiliki oleh jenis A. marina di Stasiun 5, sedangkan diameter rata-rata terbesar
dimiliki oleh jenis A. marina di Stasiun 3.
Kisaran nilai parameter fisika kimia air yang terukur di perairan Kamal Muara dm
Hutan Lindung Angke Kapuk untuk suhu, salinitas, dan pH berturut-turut adalah 28-32,2 OC;
27,3-30~/~;
dan 7-8. Berdasarkan kisaran nilai tersebut maka baik perairan Kamal Muara
maupun Hutan Lindung Angke Kapuk masih layak bagi pertumbuhan dan kehidupan
mangrove. Hasil analisis kandungan nitrat dan orho-phospat di perairan Kamal Muara dan
Hutan Lindung Angke Kapuk didapatkan nilai sebesar 0,0302-0,1062 mgtl dan 0,003 1-0,2032
mgl. Berdasarkan kandungan nitrat perairan Kamal Muara dan Hutan Lidung Angke Kapuk
digolongkan sebagai perairan yang kurang subur, sedangkan berdasarkan kandungan orthophospat perairan Kamal Muara termasuk perairan dengan tingkat kesubutan rendah sampai
subur dan untuk Hutan Lindung Angke Kapuk temasuk perairan yang sangat subur. Tipe
substrat yang ada di perairan Kamal Muara dan Hutan Lindung Angke Kapuk adalah liat
berlempung sampai liat berpasir, tipe substrat ini sangat cocok bagi pertumbuhan dan
kehidupan mangrove. Kandungan amoniak, sulfat, dan potensi redoks1Eh substrat rnasingrnasing memiliki nilai 0,68-14,88 rngll, 302,s-2294 mg/l dan 304-383 mV.
Hasil Analisis Komponen Utama yang dilakukan terhadap karakteristik fisika kimia
lingkungan tiap stasiun didapatkan dua sumbu sebagai kontributor utama. Sumbu 1
memberikan kontribusi sebesar 72,635% dan Sumbu 2 memberikan kontribusi sebesar
18,545%. Sumbu 1 ditunjukkan oleh parameter suhu air (SHA), salinitas air (SAL),
kandungan amoniak substrat (AMS) dan sulfat substrat (SOS) yang berkorelasi positif tetapi
dengan Eh substrat (EHS), kandungan nitrat (NOA) dan ortho-phospat (POA) berkorelasi
negatif. Sumbu 2 dicirikan oleh pH air (PHA). Parameter lingkungan yang mencirikan
Stasiun 1 adalah suhu dan salinitas air, h d ini terkait denaan
- letak stasiun ini .vang berhadavan
langsung dengan laut dan tutupan vegetasi yang rendah sehingga menyebabkan intensitas
matahari ke perairan tinggi. Stasiun 2 dan 3 dicirikan oleh parameter lingkungan dan jenis
air,hal ini vegetasi ya& sama yai&kandungan amoniak dan sulfat substrat serta
dipengaruhi oleh banyaknya endapan organik di lokasi ini. Stasiun 4 dicirikan oleh parameter
nitrat dan ortho-phospat yang tinggi karena adanya masukan dari Cengkareng Drain dan
Sungai Angke yang membawa bahan-bahan organik. Sedangkan Stasiun 5 dicirikan oleh
kandungan Eh substrat yang tinggi.
Hasil Analisis Komponen Utan~aterhadap variasi individu mangrove rnemperlihatkan
bahwa individu 6 (R. mucronata stasiun 4) dan individu 8 (R. mucronata stasiun 5 plot 1)
dicirikan oleh variabel panjang, lebar, dan tebal daun, dimana ketiga variabel ini saling
berkorelasi positif tapi berkorelasi negatif dengan jumlah daunltangkai. Individu 3 (A. marina
Stasiun 3 plot I), individu 5 (A. marina Stasiun 3 plot 3) dan individu 10 (A. marina Stasiun 5
plot 3) dicirikan oleh variabel jumlah daunltangkai. Sedangkan individu 1 (A. marina
Stasiunl), individu 2 (A. marina Stasiun 2), individu 4 (A. marina Stasiun 3 plot 2), individu 7
(A. marina Stasiun 5 plot I), individu 9 (A. marina Stasiun 5 plot 3), dan individu 11
(S. caseolaris Stasiun 5 plot 3) tidak ada variabel yang dominan atau semua variabel
mempunyai pengaruh yang sama besar.
-
SEMPADAN PANTAI KAMAL MUARA DAN KAWASAN
HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK, DKI JAKARTA
Oleh :
ASIH HIDAYATI
C06499036
SKRIPSI
PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004
EKOTIPOLOGI EKOSISTEM MANGROVE DI DAERAH
SEMPADAN PANTAI KAMAL MUARA DAN KAWASAN
HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK, DKI JAKARTA
Oleh :
ASIH HIDAYATI
C06499036
SKNPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mernperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004
SKRIPSI
JUDUL
: EKOTIPOLOGI EKOSISTEM MANGROVE DI DAERAH
NAMA
NRP
PROGRAM STUD1
SEMPADAN PANTAI KAMAL MUARA DAN KAWASAN
HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK, DKI JAKARTA
: ASIH HIDAYATI
: C06499036
: ILMU KELAUTAN
Menyetujui :
I. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Dietriech G. ~ d n g e nDEA
.
Ketua
11. Fakultas Perikanan d
Ketua Program Studi
Tanggal Lulus : 7 sunt Z C O ~
.@G
Ir. Mulizat Kawaroe, MSi
Anggota
RINGKASAN
Asih Hidayati (C06499036). Ekotipologi Ekosistem Mangrove di DaerahSempadan
Pantai Kamal Muara dan Ka~vasanHutan Lindung Angke K a ~ u k DKI
.
Jakarta.
.. (Di bawah bimbingan Dietriech G. Bengen dan ~ u j i z a t - ~ a w a r o e ) .
a
.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekotipologi ekosistem mangrove di daerah
Kamal Muara dau Kawasan Hutan Lindung (KHL) Angke Kapuk, DKI Jakarta serta
menganalisa kualitas lingkungan yang berpengaruh terhadap ekosistem mangrove.
Penelitian dilakukal pada bulan Agustus-Oktober 2003 di Kamal Muara dan KHL
Angke Kapuk. Lokasi penelitian di Kamal Muara terletak antara 106~43,607'-106~43,~16'
BT
dan 06'05,5 14'-06'05,786' LS, sedangkan lokasi penelitian di KHL Angke Kapuk terletak
antara 106'45,097'-106'45,571' BT dan 06'06,164'-06~06,248' LS.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, meteran, tali rafia,
tennometer, refraktometer, pH meter, botol sanlpel, kantong plastik, alat potong, jangka
sorong, label, dan alat tulis.
Penganlbilan sampel dilakukan pada lima stasiun, yaitu tiga stasiun di Kamal Muara
(Stasiun 1,2,3), dan dua stasiun di KHL Angke Kapuk (Stasiun 4 dan 5). Untuk pengamatan
vegetasi mangrove dilakukan metode transek. Stasiun 1 , 2 dan 4 menggunakan metode
transek garis, yang ditentukan dengan membuat garis transek dengan panjang tertentu dan
lebar 10-20 m, kemudian dicatat tumbuhan (jenis dan jumlah individu) yang ada di dalam dan
disinggung garis tersebut serta diukur diameter batang dari masing-masing individu.
Sedangkan pada Stasiun 3 dan 5 menggunakan metode transek plot garisltmnsek kuadrat, yang
dilakukan dengan membagi stasiun menjadi beberapa petak contoh/plot yang berukuran 10x10
m2 dengan jarak antar plot terletak pada garis, kemudian dicatat seluruh tumbuhan fjenis dan
jumlah) yang tumbuh dalam lebar tersebut serta diukur dian~eterbatang setiap individu.
Pengukuran contoh daun dilakukan dengan cara inengukur panjang dan lebar daun
menggunakan jangka sorong. Pengambilan data panjang dan lebar daun diiakukan pada setiap
pet& contoldplot dari masing-masing jenis. Penentuan pohon yang akan diambil contoh daun
dilakukan secara acak.
Paranleter fisika kimia lingkungan yang diukur meliputi parameter fisika kimia air dan
substrat. Untuk parameter fisika kimia air yang diukur antara lain suhu, salinitas, pH,
kandungan nitrat dan ortho-phospat, sedangkan untuk parameter fisika kimia substrat adalah
tipe substrat, kandungan a~noniak,sulfat, dan poteilsial rcdokslEh. Analisa kandungan nitrat
dan ortho-phospat dilakukan di Laboratorium Limnologi, IPR dan untuk analisa substrat
dilakukan di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Analisis data yang digunakan adalah analisis vegetasi dan Analisis Komponen Utama
(PCA). PCA digunakan untuk mengetahui variasi karakteristik fisika kimia lingkungan dan
mengetahui variasi individu mangrove. Pengolahan data untuk PCA menggunakan program
STATISTICA versi 6.0.
Vegetasi mangrove yang ditemukan ada tiga jenis yaitu jenis Avicennia marina,
Rhisophora rnucronala dan Sonne;.aria caseolaris. Jenis Avicennia marina merupakan jenis
yang paling banyak ditemukan, yaitu ditemukan di Stasiun 1, 2 , 3 yang terletak di Kamal
Muara dan Stasiun 5 di KHL Angke Kapuk. Jenis R. nzucronafa ditemukan pada Stasiun 4
dan 5, sedangkanjenis S. caseolaris hanya ditemukan di Stasiun 5 saja. Nilai kerapatan jenis
terbesar dimiliki oleh jenis A. marina di Stasiun 5, sedangkan diameter rata-rata terbesar
dimiliki oleh jenis A. marina di Stasiun 3.
Kisaran nilai parameter fisika kimia air yang terukur di perairan Kamal Muara dm
Hutan Lindung Angke Kapuk untuk suhu, salinitas, dan pH berturut-turut adalah 28-32,2 OC;
27,3-30~/~;
dan 7-8. Berdasarkan kisaran nilai tersebut maka baik perairan Kamal Muara
maupun Hutan Lindung Angke Kapuk masih layak bagi pertumbuhan dan kehidupan
mangrove. Hasil analisis kandungan nitrat dan orho-phospat di perairan Kamal Muara dan
Hutan Lindung Angke Kapuk didapatkan nilai sebesar 0,0302-0,1062 mgtl dan 0,003 1-0,2032
mgl. Berdasarkan kandungan nitrat perairan Kamal Muara dan Hutan Lidung Angke Kapuk
digolongkan sebagai perairan yang kurang subur, sedangkan berdasarkan kandungan orthophospat perairan Kamal Muara termasuk perairan dengan tingkat kesubutan rendah sampai
subur dan untuk Hutan Lindung Angke Kapuk temasuk perairan yang sangat subur. Tipe
substrat yang ada di perairan Kamal Muara dan Hutan Lindung Angke Kapuk adalah liat
berlempung sampai liat berpasir, tipe substrat ini sangat cocok bagi pertumbuhan dan
kehidupan mangrove. Kandungan amoniak, sulfat, dan potensi redoks1Eh substrat rnasingrnasing memiliki nilai 0,68-14,88 rngll, 302,s-2294 mg/l dan 304-383 mV.
Hasil Analisis Komponen Utama yang dilakukan terhadap karakteristik fisika kimia
lingkungan tiap stasiun didapatkan dua sumbu sebagai kontributor utama. Sumbu 1
memberikan kontribusi sebesar 72,635% dan Sumbu 2 memberikan kontribusi sebesar
18,545%. Sumbu 1 ditunjukkan oleh parameter suhu air (SHA), salinitas air (SAL),
kandungan amoniak substrat (AMS) dan sulfat substrat (SOS) yang berkorelasi positif tetapi
dengan Eh substrat (EHS), kandungan nitrat (NOA) dan ortho-phospat (POA) berkorelasi
negatif. Sumbu 2 dicirikan oleh pH air (PHA). Parameter lingkungan yang mencirikan
Stasiun 1 adalah suhu dan salinitas air, h d ini terkait denaan
- letak stasiun ini .vang berhadavan
langsung dengan laut dan tutupan vegetasi yang rendah sehingga menyebabkan intensitas
matahari ke perairan tinggi. Stasiun 2 dan 3 dicirikan oleh parameter lingkungan dan jenis
air,hal ini vegetasi ya& sama yai&kandungan amoniak dan sulfat substrat serta
dipengaruhi oleh banyaknya endapan organik di lokasi ini. Stasiun 4 dicirikan oleh parameter
nitrat dan ortho-phospat yang tinggi karena adanya masukan dari Cengkareng Drain dan
Sungai Angke yang membawa bahan-bahan organik. Sedangkan Stasiun 5 dicirikan oleh
kandungan Eh substrat yang tinggi.
Hasil Analisis Komponen Utan~aterhadap variasi individu mangrove rnemperlihatkan
bahwa individu 6 (R. mucronata stasiun 4) dan individu 8 (R. mucronata stasiun 5 plot 1)
dicirikan oleh variabel panjang, lebar, dan tebal daun, dimana ketiga variabel ini saling
berkorelasi positif tapi berkorelasi negatif dengan jumlah daunltangkai. Individu 3 (A. marina
Stasiun 3 plot I), individu 5 (A. marina Stasiun 3 plot 3) dan individu 10 (A. marina Stasiun 5
plot 3) dicirikan oleh variabel jumlah daunltangkai. Sedangkan individu 1 (A. marina
Stasiunl), individu 2 (A. marina Stasiun 2), individu 4 (A. marina Stasiun 3 plot 2), individu 7
(A. marina Stasiun 5 plot I), individu 9 (A. marina Stasiun 5 plot 3), dan individu 11
(S. caseolaris Stasiun 5 plot 3) tidak ada variabel yang dominan atau semua variabel
mempunyai pengaruh yang sama besar.
-