Pengujian Sistem Alat pada Sampel Oli

Tampilan visual dari visual basic 6.0 menunjukkan nilai data digital yang diterima dari mikrokontroller. Visual Basic membaca data digital tegangan dari mikrokontroller melalui commport pada PC. Data digital dikonversi kembali menjadi nilai tegangan yang akan ditampilkan seperti pada gambar 4.7 berikut. a b c Gambar 4.7 Tampilan pengujian pada a medium udara dan sampel b oli fresh, c oli buruk pada visual Basic

4.1.2 Pengujian Sistem Alat pada Sampel Oli

Sampel oli yang akan diuji tingkat kerusakannya dibagi dalam 5 sampel. Sampel pertama adalah oli bersih fresh, sampel kedua adalah 75 oli fresh + 25 oli buruk campuran 1, sampel ketiga adalah 50 oli fresh + 50 oli buruk campuran 2, sampel keempat adalah 25 oli fresh + 75 oli buruk campuran 3 dan sampel kelima adalah oli buruk. Setiap sampel dibuat dengan volume yang sama 200 ml. Pengujian sampel dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan setiap sampel oli. Sebelum dilakukan pengukuran pada sampel, pelat sejajar terlebih dahulu dibersihkan dan dikalibrasi. Proses kalibrasi dilakukan dengan memeriksa frekuensi osilator dan memastikan pelat sejajar bersih dan siap digunakan. Petunjuk bahwa alat telah terkalibrasi adalah dengan pengukuran pada medium udara yang memiliki tegangan keluaran 0.9 volt, sehingga pengukuran yang akan dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pengujian sampel oli ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.1 hasil pengukuran tegangan sampel oli mesin Tingkat kerusakan oli mesin Tegangan rata-rata volt fresh 2.814 Campuran 1 2.856 Campuran 2 2.914 Campuran 3 2.986 buruk 3.022 Dari data diatas ditunjukkan hubungan perbandingan kualitas oli dengan tegangan keluaran. Berdasarkan persamaan 2.12: � � = −�� �� �� �� Bahwa tegangan keluaran sebanding dengan kapasitansi, dan pada persamaan 2.7 ditunjukkan hubungan kapasitansi dengan konstanta dielektrik. � = �. � � . � � Karena tegangan sebanding dengan konstanta dielektrik, maka data diatas juga menunjukkan hubungan kualitas oli dengan konstanta dielektriknya. Semakin buruk kualitas oli, maka semakin besar nilai konstanta dielektriknya. Pengujian sampel oli mesin dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali dari setiap sampel. Setelah melakukan pengujian pada 5 sampel oli mesin diperoleh hubungan tingkat kerusakan oli mesin dengan tegangan seperti ditunjukkan pada gambar 4.8. Gambar 4.8 grafik tingkat kerusakan terhadap tegangan sampel oli mesin dalam 5 kali pengulangan Data yang ditunjukkan gambar 4.8 menunjukkan hubungan yang belum liniear dan tegangan yang terukur oleh alat masih berubah-ubah setiap kali pengukuran. Namun selisih tegangan pengukuran pada sampel yang sama tidak terlalu besar dan mampu membedakan perbedaan pada setiap tingkat kerusakan sampel oli mesin.Hasil pengukuran menunjukkan semakin tinggi tingkat kerusakan oli mesin, semakin tinggi tegangan keluaran dari sistem alat. Gambar 4.9 grafik hubungan tegangan terhadap sampel oli mesin Tegangan yang ditunjukkan pada hasil pengukuran dengan sistem alat menginterpretasikan perubahan konstanta dielektrik pada oli mesin. Perubahan konstanta dielektrik dari sampel oli mesin ditunjukkan tren menaik dari tegangan yang terukur. Kenaikan konstanta dielektrik ini menunjukkan semakin mudahnya lewat gelombang listrik yang ditransmisikan dari osilator akibat sampel oli dengan tingkat kerusakan semakin tinggi memiliki impedansi yang semakin kecil. Semakin kecil impedansi maka semakin tinggi tegangan yang dihasilkan.

4.2 Analisa Penelitian