PEMAKAIAN PELUANG DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN: SUATU TINJAUAN DALAM MASALAH GROSIR
OPEN DARNIUS Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
1. PENDAHULUAN Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif
pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi yang bergerak
baik dalam bidang sosial maupun komersial. Ada dua kemungkinan sifat tujuan dari pengambilan keputusan. Pertama adalah tujuan pengambilan keputusan yang
bersifat tunggal dalam arti bahwa sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat
bersifat ganda dalam arti bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif ataupun non-
kontradiktif.
Dalam setiap pengambilan keputusan para pengambil keputusan akan selalu berhadapan dengan lingkungan, dimana salah satu karakteristiknya yang paling
menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan adalah ketidakpastian Uncert aint y , ini adalah salah satu sifat dimana tidak akan dapat diketahui dengan
pasti apa yang akan terjadi di masa yang datang.
Selain sifat ketidakpastian ini lingkungan juga bersifat kompleks, dimana begitu banyak faktor yang berinteraksi dalam berbagai cara sehingga sering tidak
diketahui lagi bagaimana interaksi tersebut berlangsung. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana penerapan teori peluang teori yang mempelajari ketidak
pastian dalam mengambil suatu keputusan. Hal ini akan dibahas dalam suatu kasus masalah grosir.
2. LANDASAN TEORI 2.1. Teori Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dari pembatasan dan perumusan masalah, membuat beberapa alternatif pemecahan beserta konsekuensi
masing-masing alternatif, dan memilih salah satu alternatif pemecahan terbaik untuk selanjutnya melaksanakan keputusan tersebut.
2.2. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Faktor keadaan intern organisasi
2. Faktor tersedianya informasi yang diperlukan 3. Faktor keadaan ekstern organisasi
4. Faktor kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan 2.3. Model Keputusan
Ada beberapa elemen dan konsep yang biasanya digunakan pada semua model keputusan, hampir semua model apakah itu kompleks dan sederhana, dapat
diformulasikan dengan menggunakan suatu struktur standard dan dipecahkan dengan penggunaan prosedur umum. Dalam tulisan ini digunakan model probabilistik
dalam kondisi ketidakpastian yakni memakai Teori Peluang dan expektasi harapan.
© 2004 Digit ized by USU digit al library
1
2.4. Pengertian Peluang
Secara umum peluang terjadinya suatu kejadian A dapat dinyatakan sebagai frekwensi relatif, yaitu perbandingan antara banyaknya cara kejadian A dapat terjadi
dengan banyaknya semua cara kejadian dapat terjadi dalam suatu keadaan tertentu percobaan. Secara matematis hal ini dapat dirumuskan dengan:
n A PA =
n
Ω
Sebagai contoh untuk memudahkan pengertian rumusan peluang di atas, jika sebuah dadu yang setimbang digulirkan, dan A adalah kejadian mata dadu ganjil
yang muncul, maka peluang A, PA, adalah
1 2
. Hal ini dapat ditunjukkan dengan mendaftarkan semua mata dadu outcome yang mungkin terijdi dalam percobaan
tersebut yaitu Ω={1,2,3,4,S,5}. Himpunan ini sering disebut dengan ruang sampel sample space, dimana secara himpunan dapat dituliskan nΩ = 6. Sedangkan
kejadian A dikatakan terjadi bilamana mata dadu yang muncul adalah 1, 3, atau 5. Hal ini dapat dinyatakan dalam himpunan, A ={1,3,5}, artinya nA=3. Sehingga
menurut persamaan 1 di alas PA=36=12.
2.5. Ekspektasi
Ekpektasi Expectation adalah suatu nilai harapan terhadap suatu peubah kejadian tertentu yang diperhitungkan berdasarkan semua kemungkinan peluang
yang akan terjadi terhadap peubah tersebut. Secara matematis jika X menyatakan suatu peubah acak yang mempunyai peluang px, maka ekspektasi X yang
dinotasikan dengan EX didefinisikan sebagai berikut:
EX = Σ xpx, jika X peubah acak diskrit, dan xЄX
EX =
∫ xpxdX jika X peubah acak kontinu.
xЄX 3. SUATU CONTOH KASUS: MASALAH GROSIR
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan tingkat persediaan stock barang agar permintaan konsumen terpenuhi
dan biaya gudang tempat penyimpanan barang tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan karena ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan
menghasilkan dua jenis kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah yang menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai
masa waktu jual yang terbatas, dalam arti jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan laku dijual pada hari berikutnya. Jika diandaikan harga pengambilan
satu keranjang strawberry adalah 20, dan grosir akan menjualnya dengan harga 50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari
oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika
informasi tentang jumlah data penjualan beberapa hari yang lalu ada dicatat. Untuk membahas kasus ini selanjutnya
diandaikan data penjualan selama 100 hari yang lalu tercatat sebagai berikut:
© 2004 Digit ized by USU digit al library
2
Tabel1. Data Penjualan
Jumlah Strawbary terjual Jumlah Hari Dalam Satuan Keranjang
Penjualan
10 15
11 20
12 40
13 25
Jumlah 100
4. ANALISIS KEPUTUSAN