pH Derajat Keasaman Massa Jenis Fuel cell

elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng Zn yang merupakan elektroda positif. Jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 . Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah Jamal, 2008. Percobaan Sucipto 2007 membuktikan bahwa kulit pisang dan jeruk dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering dengan elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt. Ketahanan dalam jam dinding rata-rata selama 5 hari 6 jam 135 jam. Kontruksi baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium K+. Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida Cl- dalam jumlah sedikit Sucipto, 2007. Jeruk juga mengandung Seng Zn yang merupakan elektroda positif. Jumlah kandungan Seng dalam jeruk hanya mencapai 2 . Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.

2.8 pH Derajat Keasaman

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. Istilah pH diturunkan dari konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. H+ ialah konsentrasi ion hidrogen. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH 7 menunjukan keasaman. pH 0 menunjukan derajat keasaman tertinggi, dan pH 14 menunjukan derajat kebasaan tertinggi Gaman dan Sherrington, 1992. Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain mengunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit konduktivitas suatu larutan.

2.9 Massa Jenis

Massa jenis bahan didefinisikan sebagai massa per satuan unit volum. Satuan massa jenis dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik atau kilogram per meter kubik SI. Bi asanya dilambangkan dengan ρ rho atau dapat dinyatakan dengan persamaan : Keterangan : ρ : kerapatan kgm 3 m : massa kg V : volume m 3 Beberapa zat padat dan cairan massa jenisnya hampir tidak bergantung pada tekanan dan suhu, karena zat padat dan cairan mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut sedikit bila dipengaruhi pertambahan tekanan eksternal sehingga perubahan volumenya relatif kecil Tippler,1994.

2.10 Fuel cell

Fuel cell adalah merupakan teknologi elektrokimia yang secara kontinyu mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik selama terdapat bahan bakar dan pengoksidan Shukla et al. 2004. Dalam fuel cell, reaksi oksidasi terjadi pada anoda dan reaksi reduksi terjadi pada katoda. Reaksi oksidasi menghasilkan elektron yang dialirkan menuju katoda melalui sirkuit eksternal. Sirkuit menjadi sempurna dengan adaya pergerakan ion positif melalui elektrolit menuju ruang katoda Bullen et al. 2006. Secara umum, prinsip kerja fuel cell dapat dilihat pada gambar 2.2 Gambar 2.2 Prinsip kerja fuel cell Sumber: Mench 2008. Fuel cell konvensional beroperasi dengan menggunakan bahan kimia anorganik sederhana, seperti hidrogen dan metanol MeOH, dan menghasilkan energi, air, dan karbondioksida pada kasus metanol. Fuel cell konvensional dianggap bersuhu rendah jika beroperasi pada kisaran suhu 80°C Bullen et al. 2006. Saat ini berbagai jenis fuel cell telah diteliti dan dikembangkan. Berbagai tipe fuel cell dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Jenis fuel cell anorganik Tipe Fuel cell Ion Suhu Operasi °C Alkalin AFC OH OH- 50-200 Proton exchange membran PEMFC H 50 - 100 Phosphoric acid PAFC H 220 Molten carbonat MCFC CO3 2- 650 Solid oxide SOFC O 2- 500-1000 Sumber: Larminie dan Dicks 2000.

2.11 Jeruk Citrus sp.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

4 98 89

Variasi Posisi Pengelasan Dan Gerakan Elektroda Terhadap Sifat Baja Vcn 150

25 137 83

Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Keprok (Citrus Reticulata Blanco syn) Sebagai Bahan Penguat Nanokertas Selulosa Bakteri Dari Air Kelapa

9 95 73

Pengaruh Variasi Volume Sari Buah Delima (Punica granacum) dengan Air Nira terhadap Kadar Gula, Vitamin C dan Kadar Serat pada Pembuatan Nata De Arenga dengan Menggunakan Acetobbacter xylinum

1 70 54

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ENZIM PEKTINESTERASE PADA KLARIFIKASI SARI BUAH JERUK PONTIANAK (Citrus nobilis var. Microcarpa), SARI BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis) DAN SARI BUAH JERUK LEMON (Citrus limon).

0 0 13

KINERJA REAKTOR ELEKTROKIMIA BATCH ELEKTRODA ALUMINIUM-STAINLESS STEEL DENGAN VARIASI RASIO ELEKTRODA CAIRAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATIK.

0 0 1

KINERJA REAKTOR ELEKTROKIMIA BATCH ELEKTRODA STAINLESS STEEL-ALUMINIUM DENGAN VARIASI RASIO ELEKTRODA CAIRAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATIK.

0 1 12

KINERJA REAKTOR ELEKTROKIMIA BATCH ELEKTRODA BESI-ALUMUNIUM DENGAN VARIASI RASIO ELEKTRODA CAIRAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATIK.

0 0 13

SKRIPSI VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

0 0 13

PENGARUH VARIASI ELEKTRODA DAN DIELEKTRIKUM TERHADAP KADAR OZON YANG DIHASILKAN DAN APLIKASINYA UNTUK MEREDUKSI KADAR POLUSI UDARA - ITS Repository

0 0 64