5. Pemantauan pengendalian
A. Ruang Lingkup Pengendalian
Menurut Messier et al. 2014:195 Ruang lingkup pengendalian menentukan sifat suatu organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian anggota-
anggota organisasi. Ruang lingkup pengendalian adalah dasar untuk semua komponen lain dari pengendalian intern yang menyediakan disiplin dan struktur.
Pentingnya pengendalian untuk suatu entitas dicerminkan dalam keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan dewan direksi, manajemen, dan
pemilik keseluruhan mengenai pengendalian. Ruang lingkup pengendalian dapat dianggap sebagai payung yang meliputi seluruh entitas dan menetapkan kerangka
kerja untuk melaksanakan sistem akuntansi entitas dan pengendalian internal.Sedangkan berdasarkan Arens et al. 2013:322 menyatakan bahwa
lingkungan pengendalian itu terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang menggambarkan secara keseluruhan sikap manajemen, direksi, dan pemilik dari
suatu entitas atas pengendalian internal dan pentingnya pengendalian internal terhadap entitas.
Faktor-faktor yang memengaruhi ruang lingkup pengendalian sebagaimana berikut:
1. Komunikasi dan Penegakan Integritas dan Nilai-nilai Etika. Menurut
Messier et al. 2014:195 Efektifitas pengendalian intern entitas dipengaruhi oleh integritas dan nilai-nilai etika dari individual yang membuat, mengelola,
dan memonitor pengendalian. Suatu entitas perlu menetapkan standar etika dan perilaku yang dikomunikasikan kepada karyawan dan diperkuat oleh
praktik sehari-hari. Menurut Arens et al. 2013:322 Integritas dan nilai – nilai
adalah produk dari standar etika dan perilaku entitas, serta bagaimana standar itu dikomunikasikan dan diberlakukan dalam praktik. Subkomponen ini
meliputi tindakan meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin membuat karyawan
melakukan tindakan penyimpangan. Serta meliputi pengkomunikasian nilai- nilai entitas dan standar perilaku kepada karyawan meliputi pernyataan
kebijakan, kode perilaku dan teladan. Menurut Kurniawan 2012:109 menjelaskan bahwa integritas dan nilai etika ini keberadaan prilaku-prilaku di
dalam organisasi publik dan swasta yang memiliki integritas serta implementasi nilai-nilai yang beretika tinggi sangat penting di dalam organisasi
agar organisasi tetap dapat mempertahankan eksistensinya.
2. Komitmen terhadap Kompetensi. Menurut Messier et al. 2014:196
Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang
menentukanpekerjaan individual.
Manajemen harus menentukan tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan menerjemahkannya ke tingkat pengetahuan dan keteramppilan yang
diperlukan. Sebagai contoh, suatu entitas harus memiliki deskripsi pekerjaan untuk setiap pekerjaan. Manajemen kemudian harus
memperkerjakan karyawan yang memiliki kompetensi yang sesuai untuk pekerjaan mereka. Kebijakan sumber daya manusia yang baik dibahas
kemudian dalam bagian ini membantu menarik dan mempertahankan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya. Sedangkan berdasarkan
Kurniawan 2012:110menjelaskan bahwa kompetensi adalah pengetahuan dan keahlian yang diperlukan seseorang untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya.Komitmen terhadap
kompetensi meliputi
pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keahlian yang diperlukan serta bauran
atas kecerdasan, pelatihan serta pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut.
3. Partisipasi mereka yang Bertanggung Jawab dengan Tata