2.1.4 Tujuan Pengendalian Intern
Menurut Arens et al.2013:315 Sebuah sistem pengendalian intern terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan
yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen biasanya memiliki tiga tujuan umum berikut dalam merancang pengendalian intern,
menyatakan bahwa manajemen dalam merancang struktur pengendalian internal mempunyai tiga tujuan umum yaitu :
1. Keandalan Laporan Keuangan; Manajemen bertanggung jawab untuk
menyusun laporan keuangan bagi investor, kreditor dan pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggungjawab hukum maupun profesional untuk
meyakinkan bahwa informasi telah disajikan dengan wajar sesuai ketentuan dalam pelaporan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi; Pengendalian dalam suatu
perusahaan akan mendorong pengguna sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan.
Sebuah tujuan penting atas pengendalian tersebut adalah akurasi informasi keuangan dan nonkeuangan mengenai kegiatan operasi perusahaan.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan; Perusahaan publik, perusahaan
nonpublik, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk memenuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang
terkait dengan akuntansi secara tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak sipil. Sedangkan yang terkait erat
dengan akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.
2.1.5 Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup SCOPE
Pemeriksaan. Pengendalian intern sangat penting dalam suatu perusahaan.Jika suatu
satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar.Bagi akuntan publik, hal
tersebut menimbulkan resiko yang sangat besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati
dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti- bukti yang mendukung pendapat yang diberikan.
Usaha Perusahaan dalam mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas penegendalian intern perusahaan, auditor
mmenyimpulkan bahwa penegndalian intern tidak bejalan efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive test.
Misalnya: a.
Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih banyak.
b. Pada waktu melakukan observasi atas stock opmane, tes atas
perhitungan fisik persediaan harus lebih banyak. Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan efektif,
maka Scope pemeriksaan pada waktu melakukan Subtantive test bisa dipersempit Agoes, 2012:103.
2.1.6 Tanggung Jawab Manajemen Untuk Menegakkan Pengendalian Intern