Keanekaragaman Hayati TINJAUAN PUSTAKA

6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati Biodiversity didefinisikan sebagai keanekaragaman diantara makhluk hidup, dari berbagai sumber termasuk daratan, lautan dan ekosistem perairan lainnya serta kompleksitas ekologis dimana mereka merupakan bagiannya. Termasuk di dalamnya keanekaragaman dalam satu spesies, antar spesies dan ekosistem Briggs, 2005:1. Laut ialah suatu ekosistem, bahkan laut merupakan ekosistem akuatik perairan terbesar di dunia. Ekosistem laut bisa dibedakan ke dalam komponen yang lebih kecil dan terbatas. Namun masing-masing bagian tersebut juga disebut ekosistem karena mempunyai interaksi antar individu dalam populasi, komunitas dan bersama lingkungan abiotik sebagai suatu kesatuan. Ekosistem tersebut termasuk rawa salt marsh, pasang surut intertidal, estuari, laguna, terumbu karang, bakau mangrove, padang lamun, dasar laut lunak, keras, datar atau bergelombang, laut dalam, oseanik atau sebaliknya, neritik Briggs, 2005:1. Negara Indonesia sebagai salah satu pusat biodiversity dunia menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang tidak ternilai harganya. Selama ini lebih dari 6000 species tumbuhan telah dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat, dan lebih dari 7000 jenis ikan laut dan tawar selama ini mendukung kebutuhan masyarakat. Menurut Gray 1997:3, keanekaragaman hayati laut dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu: a. Keanekaragaman genetik Genetik adalah berbagai variasi aspek biokimia, struktur dan sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya orang tuanya. Genetik ini dibentuk dari 7 AND Asam Deoksiribo Nukleat yang berbentuk molekul-molekul yang terdapat pada hampir semua sel. b. Keanekaragaman spesies Spesies adalah berbagai kelompok organisme yang mampu saling berbiak satu dengan yang lain secara bebas, dan menghasilkan keturunan, namun umumnya tidak berbiak dengan anggota dari jenis lain. c. Keanekaragaman ekosistem Ekosistem adalah berbagai unit ekologis yang mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi dan antara komponen-komponen tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi dan produktivitas. Kelimpahan spesies pada suatu daerah dapat dihitung dengan menggunakan indeks keanekaragaman. Nilai tersebut dapat diperoleh dengan persamaan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener: Keterangan: H = Indeks kenanekaragaman Shannon-Wiener Ni = Jumlah jenis tiap plot nilai kepentingan untuk tiap spesies N = Jumlah total jenis nilai kepentingan total Pi = Peluang kepentingan untuk tiap jenis NiN Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener berkisar 0 – 1. Jika nilai keanekaragaman mendekati 1 maka mempunyai nilai keanekaragaman tinggi, tetapi apabila nilainya mendekati 0 keanekaragamannya rendah Odum, 1998:179.

2.2 Biologi Kerang