Munculnya Ancaman Irak Bagi AS

Jenis senjata yang berhasil dikembangkan oleh Irak pada saat itu berupa beberapa senjata yang dikategorikan dalam senjata yang paling berbahaya, yakni gas sarin dan gas VX. 6 Senjata ini baru diakui oleh Saddam Hussein pada tahun 1990 yang pada saat itu disebutnya juga akan membakar Israel dan reaktor nuklir miliknya di Dimona, Gurun Negev, bila Israel berani menyerang Irak. Selain gas Sarin dan gas VX di atas, Irak juga memfokuskan pengembangan senjata biologinya dari jenis Botulinium, Aflatoksin dan Anthrax. 7 Sebelum Perang Teluk II melawan Kuwait tahun 1990, untuk pertama kalinya juga Irak mengakui, bahwa pengembangan senjata biologinya ditujukan untuk kekuatan militernya dan sudah dalam proses produksi. 8 Pengakuan tersebut menyebutkan bahwa dimasukkannya bakteri biologi pada 166 bom dan 25 rudal balistik tipe Al-Hussein pada perang melawan Iran tahun 1980-1988 serta menggunakan senjata kimianya melalui Operasi Anfal ketika menghadapi suku Kurdi pada Maret 1988. 9 Untuk mengantisipasi agar Irak tidak menggunakan senjatanya yang sangat berbahaya tersebut, maka Dewan Keamanan DK PBB meresolusi Irak 6 Gas Sarin dan VX merupakan senjata yang dapat menyerang sistem saraf otak, senjata tersebut dimasukkan ke dalam rudal balistik. Lihat dalam Harmiyati, Dimensi Teknologi, h. 33 7 Botulinum adalah racun yang dikenal paling mematikan. Racun tersebut menyerang kemampuan sistem saraf untuk melepaskan asetilkolin yang menimbulkan kelumpuhan. Satu gram kristal toksin, bisa membunuh 1 juta orang; Aflatoksin merupakan racun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus yang tumbuh pada kacang tanah, jagung, dan tumbuhan organik lainnya. Racun ini menyebabkan penyakit hati dalam manusia. Racun ini digunakan sebagai senjata dalam peperangan hayati; Anthraks adalah penyakit yang disebabkan bakteri yang disebarkan melalui bahan organik yang dimakan oleh hewan ternak yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Anthraks juga menimbulkan penghancuran sel dan menolak system kekebalan tubuh manusia. Lihat dalam “Weapon Mass Destruction WMD”, dikutip pada 22 Maret 2011 pkl. 21:310 dari http:www.globalsecurity.orgcgi-bintexis.cgi. 8 “Kontroversi Senjata Kimia dan Biologi Irak”, Harian Kompas edisi 04 November 2003. 9 Choirul, “Perintahkan Pembunuhan Suku Kurdi”, diakses pada 18 April 2011 pkl. 19: 08, dari http:tempointeraktifinternasional.com. No. 661 pada 6 Agustus 1990. 10 Resolusi tersebut berisikan agar Irak mengembalikan kedaulatan Kuwait seutuhnya dengan meninggalkan dan tidak menyerang, dan larangan transaksi ekonomi terhadap negara-negara lain terutama dalam hal ekspor minyak. Selain itu, pada tanggal 3 April 1992 DK PBB juga meresolusi kembali No. 687 yang ditujukan untuk melucuti senjata kimia, senjata biologi, dan senjata balistik serta dikirimnya IAEA untuk memonitoring pelaksanaan dari pelucutan. 11 Dalam hajat penghancuran tersebut, antara pihak inspeksi PBB dan pihak Irak sendiri melakukan kesalahan yang cukup fatal. Irak berusaha menyembunyikan kekuatan senjata pemusnah massalnya dengan melakukan penghancuran sepihak tanpa kontrol dari tim inspeksi PBB. 12 Selain itu, Tim Inspeksi PBB juga diketahui terlibat dengan mata-mata di Irak untuk kepentingan Central Intelligence Agency CIA dan Mossad yang jelas-jelas bukan bagian dari PBB. Pada 8 November 2002, PBB mengeluarkan Resolusi No. 1441. 13 Resolusi ini bertujuan untuk menghancurkan senjata pemusnah massal miliknya yang ditandai dengan kembalinya tim inspeksi PBB ke Irak. Hal ini didukung oleh Inggris yang membenarkan tuduhan AS terhadap Irak yang tiada hentinya 10 Dengan meninggalkan Kuwait, Irak otomatis tidak akan menyerang Kuwait. Sanksi ekonomi ini juga dimaksudkan agar militer Irak melemah akibat menurunnya kekuatan ekonomi yang berimbas pada pengembangan program militernya. Selain itu, untuk mengganggu stabilitas politik pemerintahan, mengakhiri penyebaran senjata nuklir, dan mendapatkan konpensasi dari Irak terh adap negara lain. Lihat dalam Yusron Bahauddin Ambarry, “Penerapan Sanksi Ekonomi PBB Terhadap Irak dan Faktor Kegagalannya”, Tesis Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia 2002, h. 19-23. 11 “UN Security Council Resolution 687, 707 and 715 and their implications for the termination all activities of nuclear proliferation-prone-And the law of the technical assessment”, diakses pada 13 April 2011 pkl. 18:41, dari http:nuclearweaponarchive.orgIraqandreISR.I-96- 06.pdf. 12 Nanang Pamuji, “Dilema Barat Terhadap Irak”, Harian Suara Pembaruan, edisi 13 Maret 2002. 13 “Resolution 1441 2002” Adopted by the Security Council at its 4644th meeting, on 08 November 2002, diakses pada tanggal 09 Januari 2011 pkl. 20:58, dari http:www.un.orgDeptsunmovicnewdocumentsresolutionss-res-1441.pdf. didengungkan. 14 Dukungan tersebut dilakukan Inggris dengan menyatakan secara tegas bahwa masalah senjata pemusnah massal Irak, Saddam Hussein dan rezimnya merupakan ancaman bagi ketenteraman dunia. Dalam dukungannya juga, pemerintah Inggris mendapatkan protes dari rakyatnya sendiri atas dukungan terhadap AS tersebut. 15 Tony Blair sebagai Perdana Menteri disebut oleh demonstran bahwa Blair hanya ingin menguasai ladang minyak dan invasi yang dilakukan AS tidak seharusnya didukung oleh Inggris karena dianggap akan melukai orang-orang yang tidak berdosa. Meskipun demikian, pemerintah Inggris tetap mendukung invasi tersebut. 16 Hubungan Inggris yang pro-AS tersebut sebenarnya dapat dilihat melalui sejarah antara 1945 dan tahun-tahun 1960-an. Sebagian besar orang Inggris masih percaya akan adanya suatu hubungan khusus antara Inggris dan AS dan merupakan inti sistem pertahanan Atlantik. Dalam tahun 1952, suatu tim yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang sangat berpengaruh di Inggris menerangkan, bahwa Inggris masih merupakan suatu kekuatan dunia dengan kepentingan-kepentingan vital di luar Eropa. 17 Kembali ke masalah invasi, untuk membenarkan invasi ke Irak, AS menyebutkan bahwa masa kosongnya Irak selama empat tahun dari pengawasan 14 Nur Agustina, “Studi Atas Dukungan Inggris Terhadap Invasi Amerika Serikat Atas Irak Maret 2003”, Tesis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Hubungan Internasional Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, 2007, h. 21-27. 15 “Anti-war protests under way”, diakses pada 09 Mei 2011 pkl 20:05, dari http:news.bbc.co.uk. 16 Dukungan pemerintah Inggris juga sebenarnya menjadi pembicaraan hangat di Parlemen. Hal ini terjadi karena Tony Blair sebagai PM Inggris dari Partai Buruh justru lebih terlihat mengarahkan kebijakanny a terhadap partai Konservatif Inggris. Dalam tulisan “Studi atas dukungan Inggris..”, Agustina menjelaskan bahwa Blair tidak dapat di berikan impeachment oleh parlemen karena Blair merupakan pemimpin dari partai Buruh yang menjadi partai mayoritas di Parle men. Lihat juga “British Conservative Party denounces Bush Blair relationship” diakses pada 30 April 2011 pkl. 21: 08, dari http:www.bbc.co.uk. 17 Luhulima, C. P. F., Eropa Sebagai Kekuatan Dunia: Lintasan Sejarah dan Tantangan Masa Depan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, h. 85. tim inspeksi PBB 1998-2002 memberikan isyarat yang cukup serius, bahwa Irak mengembangkan aktivitas nuklirnya. 18 Namun tidak adanya Tim Inspeksi PBB empat tahun di Irak menyulitkan pengawasan perkembangan nuklir di Irak. Selain itu, AS menyebutkan bahwa Irak sejak 1998 terdapat aktivitas di dekat instalasi nuklir Tuwaitha dan dibangunnya kembali infrastruksur serta pengelolaan uranium sehingga meningkatkan usaha untuk membeli bahan komponen pengelolaan tersebut. 19 Irak disebut oleh AS telah membeli uranium dari negara-negara Afrika dalam jumlah yang besar, padahal Irak pada saat itu tidak memiliki reaktor nuklir yang sedang dioperasikan. Dengan adanya tuduhan yang dilontarkan AS terhadap Irak pada saat itu, setidaknya memberikan gambaran atas sikap AS yang berlebihan atas dugaan awal yang belum jelas buktinya. Dari sini AS dapat dinilai memang sengaja membuat perhitungan terburuk jika senjata pemusnah massal Irak terbukti ada. Hal ini menyangkut juga dengan kehati-hatiannya dalam menilai suatu negara pasca-Tragedi 911. Tuduhan-tuduhan yang ditunjukkan oleh AS seperti di atas justru memperlihatkan ambisinya untuk menyerang Irak. Dengan adanya tuduhan tersebut, Irak pun merespon dengan suatu tindakan yang positif dengan membiarkan tim inspeksi PBB masuk untuk menggeledah seluruh istana Saddam. 20 Dari kedua argumen masing-masing, akhirnya menunggu keputusan tim inspeksi PBB adalah kata yang tepat untuk menentukan pihak yang benar meskipun invasi tetap saja terjadi. 18 “Senjata Nuklir Antara Isu dan Fakta”, Harian Kompas, edisi Senin 4 November 2002. 19 Ibid. 20 “Tim PBB Kembali Periksa Istana Saddam Hussein”, diakses pada 15 April 2011 pkl. 04:28 , dari http:www.korantempo.comnews2003116Internasional36.html. Dengan demikian, meskipun tim inspeksi PBB belum tuntas menentukan kebenaran yang terjadi di Irak, namun AS telah mempersiapkan untuk menyerang Irak. 21 Pada 18 Februari 2003 AS mempersiapkan, seratus ribu tentaranya untuk dimobilisasikan di Kuwait. Dengan persiapan tersebut justru mendorong Perancis sebagai negara angota tetap di DK PBB untuk menolak invasi dengan mengajak AS untuk berunding. 22 Namun AS tetap bersitegas menginvasi Irak dan tidak mengindahkan penolakan Perancis tersebut. AS justru meyakinkan seluruh masyarakat dunia bahwa AS memang sangat terancam oleh Irak melalui senjata yang dituduhkan AS meskipun belum jelas bukti-buktinya.

B. Kebijakan AS terhadap Irak

Irak adalah negara yang memiliki luas 167.924 milsegi berbatasan dengan Iran di sebelah timur, sebelah utara dengan Turki, Suriah dan Yordania di sebelah barat serta di sebelah selatan berbatasan dengan Arab Saudi dan Kuwait. Islam yang mendominasi pada tiap penduduk Arab di Irak terbagi menjadi dua, yakni Syiah dan Sunni. Selain itu di sebelah utara ditempati oleh suku Kurdi yang beraliran Sunni. Kaum Syiah merupakan golongan terbesar yang sebagian besar tinggal di sebelah tenggara negara Irak. 23 21 “U.S. has 100,000 troops in Kuwait” diakses pada 15 Mei 2011 pkl. 06:11 , dari http:articles.cnn.com2003-02-18worldsprj.irq.deployment_1_mckiernan-troops-commander- of-coalition-forces?_s=PM:WORLD. 22 Lihat dalam Andrea Piyanto, “Hubungan Amerika Dengan Perancis Kian Memburuk” Harian Koran Tempo, edisi 19 Maret 2003. Dalam tulisan tersebut menjelaskan bahwa hubungan Perancis dan AS menjadi tidak harmonis karena Perancis menolak invasi. AS menganggap Perancis menghalang-halangi maksud baik invasi tersebut. Hal ini merupakan implikasi dari penolakan AS terhadap perundingan yang akan digelar pada 16 Maret 2003 di Perancis yang juga akan dihadiri oleh Jerman dan Rusia. Dalam agenda pertemuan tersebut, Perancis akan memberikan mandat agar AS tidak melakukan invasi. Namun, pembatalan ini juga diperkuat dengan statement Jean David Levitte dubes Perancis untuk AS karena mengetahui sebelumnya bahwa apabila pertemuan terjadi, maka yang akan dibahas oleh AS adalah memberikan hukuman bagi perancis karena telah menolak invasi AS dan sekutunya. Pernyataan tersebut diberikan oleh Paul Wolfowitz dan Donald H. Rumsfeld. 23 Sihbudi, “Irak-Profil Negara-Negara Timur Tengah”, h. 53. Irak mengandalkan perekonomiannya pada sektor pertanian serta minyak yang dijadikan komoditas utama ekspor oleh Irak. Irak merupakan penghasil minyak terbesar ke dua setelah Arab Saudi. Penghasilan minyak Irak mencapai 8 dari seluruh akumulasi yang ada di dunia, serta terdapat cadangan sebesar 7,3 dari minyak dunia. 24 Namun demikian, kekayaan minyak Irak yang begitu melimpah belum dioptimalkan oleh negara tersebut secara mandiri. Hal ini ditandai dengan masuknya perusahaan-perusahaan minyak asing yang memiliki kemampuan teknologi lebih lanjut di Irak seperti Exxon Mobil, Shell, Total, China National Petroleum Corp., Edison International SpA, BP dan Eni SpA. 25 Dengan diketahuinya Irak sebagai negara yang kaya akan minyak, maka tidak mengherankan bahwa Irak merupakan salah satu negara terpenting di kawasan Timur Tengah. Hal demikian terbukti sejak kebijakan Eisenhower presiden AS tahun 1940-an yang diterapkan pada tahun 1954 di Timur Tengah. Dalam kebijakannya ditegaskan bahwa Timur Tengah harus terlepas dari pengaruh Uni Soviet. 26 Hal ini merujuk pada upaya AS menjaga tanah terkaya dan agar AS dapat menanamkan pengaruhnya di kawasan tersebut dan juga agar tidak dibayangi dari musuh besarnya pada pasca PD II atau saat Perang Dingin. Irak di bawah kepemimpinan Saddam Hussein sejak tahun 1979 dikenal sebagai negara yang dipimpin oleh seorang diktator, hingga pers barat menamai dirinya sebagai manusia paling berbahaya atau Hitler Abad XX. 27 Beberapa 24 Jimmi Heriyanto, “Tetap Diperlukannya Kehadiran Militer AS di Irak Pasca Saddam Hussein: Keberadaan Minyak Di Timur Tengah Kekayaan Minyak Di Irak ”, Tesis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, 2009, h. 56. 25 Ibid., h. 68. 26 Elba Tamhuri, Dibalik Invasi AS ke Irak, Jakarta: Senayan Abdi Publishing, 2003, h. 41. 27 Lihat dalam Ibnu Hamad, Dunia Timur Tengah Dalam Pers Barat, Jakarta: Granit, 2005, h. 68. Dalam tulisan tersebut, Hamad menyebut majalah The Washington Post sebagai julukan tersebut memang terlihat sangat subjektif terhadap Saddam, namun demikian citra negatif inilah yang berdampak dari beberapa kasus yang telah dibuatnya. Seperti Saddam yang menghebohkan dunia dengan Perang Teluk I Irak-Iran 1980-1988 maupun pembantaian suku Kurdi di Kurdistan tahun 1990, serta agresi Irak terhadap Kuwait pada awal 1990-an. Pandangan tentang buruknya Saddam juga muncul karena Saddam menganggap wajar pembantaian terhadap suku Kurdi pada masa perang terhadap Iran. 28 Pembantaian tersebut dianggapnya wajar karena suku Kurdi membela pasukan Ayatullah Khomeini dan memerangi pasukan Saddam. Irak di bawah kepemimpinan Saddam sangat memperjuangkan Partai Ba‟ath untuk membangun kekuatan jangka panjang dengan mengakselerasikan perjalanan negara pada pertumbungan ekonomi yang cepat dan mengusahakan kebijakan kepemimpinan sekuler dan modernisasi. 29 Dengan memperjuangkan sasaran nasionalnya berupa unifikasi bangsa Arab di bawah kepemimpinannya, Saddam Hussein tak segan menggusur segala hambatan yang ada di Timur Tengah. Hal ini terlihat pada saat Irak menyerbu Iran yang dipicu ketika pembendungan revolusi Islam Irak oleh Iran di kawasan Timur Tengah 1980- 1988. 30 Dalam hubungan terhadap AS, Irak melalui kepemimpinan Saddam terlihat sudah saling berhubungan meskipun tidak ada hubungan yang sangat fundamental. Pada 22 September 1980 saat Saddam baru duduk di bangku representator dari pers barat yang memandang tentang buruknya Saddam Hussein sebagai pemimpin negara Irak. 28 Riza Sihbudi, “Bara Timur Tengah Islam, Dunia Arab, Iran”, Bandung: Penerbit Mizan, 1991, h. 135-138. 29 “Profil Saddam Hussein” diakses pada 15 April 2011 pkl. 14:34, dari http:www.thefamouspeople.comprofilessaddam-hussein-95.php. 30 Harmiyati, “Dimensi Teknologi”, h. 31.