14
pekerjaan. Adanya kewajiban pemberian upah berarti dapat ditafsirkan adanya kewajiban untuk memberikan pekerjaan.
Istilah buruh dapat disebut juga dengan pekerja atau penerima kerja. Adapun istilah majikan dapat disebut dengan pengusaha atau pemberi kerja.
Buruh tidak sama dengan pegawai. Perbedaan itu terletak pada subjek hukum yang melakukan hubungan hukum. Hukum perburuhan mengatur hubungan
hukum yang dilakukan oleh pengusaha atau pemberi kerja dengan buruh, pekerja atau penerima kerja. Hukum kepegawaian mengatur hubungan hukum yang
dilakukan oleh negara dengan pegawaipegawai negeri.
2.3.2 Pengertian Pekerja
Istilah buruh
atau Pekerja
sangat popular
dalam dunia
perburuhanketenagakerjaan, selain istilah ini sudah dipergunakan sejak lama mulai dari zaman penjajahan Belanda juga karena peraturan perundang-undangan
yang lama sebelum Undang-Undang Ketenagakerjaan menggunakan istilah buruh. Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksud dengan buruh adalah
pekerja keras seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar, orang-
orang ini disebut sebagai “Bule Collar”. Sedangkan yang melakukan pekerjaan
di kantor
pemerintah maupun
swasta disebut
sebagai “karyawanpegawai” White Collar. Pembedaan yang membawa konsekuensi
pada perbedaan perlakuan dan hak-hak tersebut oleh pemerintah Belanda tidak terlepas dari upaya untuk memecah belah orang-orang pribumi.
24
Setelah merdeka kita tidak lagi mengenal perbedaan antara buruh halus dan buruh kasar tersebut, semua orang yang bekerja di sektor swasta baik pada
orang maupun badan hukum disebut buruh. Hal ini disebutkan dalam Pasal 1 ayat 1a Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan yakni buruh adalah “barang siapa yang bekerja pada majikan dengan menerima upah”.
25
Dalam perkembangan hukum perburuhan di Indonesia, istilah buruh diupayakan untuk diganti dengan istilah Pekerja, sebagaimana yang
24
http:dwiratnasari770.blogspot.com201306pengantar-hukum ketenagakerjaan.html
25
Ibid.