Pengertian Pengusaha Ketenagakerjaan .1 Pengertian Ketenagakerjaan

20 Pasal 59 ayat 1, Perjanjian Kerja waktu tertentu adalah Perjanjian Kerja antara pekerjaburuh dengan pengusaha yang hanya dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu: a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 tiga tahun; c. Pekerja yang bersifat musiman; atau d. Pekerjaan yang berhubungan dnegan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor PER02MEN1993 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Pasal 1 ayat a menyebutkan bahwa kesepakatan Perjanjian Kerja waktu tertentu adalah Perjanjian Kerja antara pekerja dan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa pada Perjanjian Kerja waktu tertentu terdiri atas: 1 Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu; 2 Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas pekerjaan tertentu. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap sebagaimana diatur dalam Pasal 59 ayat 2 Undang- Undang Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu baik yang didasarkan atas jangka waktu tertentu maupun yang didasarkan atas pekerjaan tertentu, batas maksimal jangka waktunya hanya 3 tiga tahun dan tidak dapat diperpanjang lagi. Maksud ketentuan ini, sebagaimana Pasal 59 ayat 4 Undang-Undang Ketenagakerjaan agar pekerjaburuh memperoleh pekerjaan secara tidak tetap hanya terbatas sampai paling lama 3 tiga tahun saja, kemudian meningkat menjadi pekerja tetap dengan adanya perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu. Perjanjian kerja waktu tertentu harus memenuhi syarat-syarat, yaitu : 21 a Dibuat atas kemauan atau kehendak dari kedua belah pihak tanpa adanya pemaksaan dari pihak manapun serta dalam bentuk apapun; b Adanya kemampuan danatau kecakapan pihak-pihak untuk membuat suatu kesepakatan; c Adanya pekerjaan tertentu; d Adanya waktu tertentu; e Yang disepakati tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan atau tidak bertentangan dengan ketertiban umum serta kesusilaan. 2. Perjanjian Kerja untuk waktu tidak tertentu: Tentang Perjanjian Kerja waktu tidak tertentu diatur dalam Pasal 1603 q ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa: “jika waktu lamanya hubungan kerja tidak ditentukan baik dalam perjanjian atau peraturan majikan, maupun dalam peraturan perundang-undangan ataupun pula menurut kebiasaan, maka hubungan kerja itu dipandang diadakan untuk waktu tertentu.” Perjanjian Kerja untuk waktu tidak tertentu adalah perjanjian kerja dimana waktu berlakunya tidak ditentukan baik dalam perjanjian, undang-undang ataupun dalam kebiasaan.