Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Tinjauan Pustaka 1. Public Relations

6 pandangan tentang studi Public Relations terutama mengenai manajemen isu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diharapkan dapat menjawab melalui penelitian ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah “Bagaimana Pola Pengelolaan Isu PT.KPC Kaltim Prima Coal Sangatta Kalimantan Timur?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Pengelolaan isu perusahaan khususnya di PT KPC Kaltim Prima Coal Sangatta.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini nantinya dapat menambah wawasan serta untuk menemukan konsep tentang pola manajemen isu dari PT. KPC , dan dapat dijadikan kajian bagi ilmu komunikasi khususnya konsentrasi Public Relations. 2. Secara Praktis, hasil penelitian dapat digunakan oleh PT KPC Sangatta secara khusus atau perusahaan lain sebagai masukan atau referensi dalam menyelesaikan isu yang ada dilingkungan perusahaan. E. Tinjauan Pustaka E.1. Public Relations Salah satu cabang ilmu komunikasi adalah public Relations atau yang kita kenal dengan Hubungan Masyarakat Humas . PR atau Humas itu sendiri mempunyai definisi sebagai fungsi manajemen yang membangun dan 7 mempertahankan alur komunikasi yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan di dalam organisasi tersebut. a. Fungsi Public Relations Public Relations Society of America PRSA merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut : 1. Community Relations. Hubungan publik yang memfokuskan diri pada komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan perusahaan. Misalnya, para pemilik lahantahan haruslah mendapat perhatian dan kepuasaan dari perjanjian pembelian tanah oleh perusahaan yang membutuhkan tanah mereka untuk proyek pembangunan lapangan terbang baru. Jika tidak, maka komunitas yang tidak terpuaskan ini bisa menghambat proyek yang sedang dilaksanakan. 2. Counseling. Para profesional Public Relations hendaklah secara rutin memberikan masukanpertimbangan kepada pihak manajemen sebelum mereka mengambil keputusan, membuat kebijakan, membangun relasi, atau melakukan komunikasi dengan berbagai macam publik. Jajaran manajemen menyatakan kepada publik „apa yang mereka lakukan‟ sedangkan profesional atau bagian Public Relations membantu mendefinisikan dan mempresentasikan pesan tersebut untuk sampai ke publik. 3. DevelopmentFundraising. Semua organisasi baik yang profit maupun non-profit dapat bertahan karena ada kontribusi dari berbagai pihak 8 dalam bentuk waktu maupun uang. Peran Public Relations yang menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan organisasi tersebut kepada pihak-pihak yang memiliki peluang dan atau kemampuan memberikan kontribusi. 4. EmployeeMember Relations. Sebagai bagian inti dari jalannya perusahaan, tugas Public Relations untuk menciptakan hubungan- hubungan yang baik, tidak hanya sekadar pada para pekerja melainkan juga kepada keluarga pekerja. Dengan demikian akan terbentuk motivasi yang baik pula dan moral yang tinggi dari para pekerja sehingga loyal pada perusahaan. 5. Financial Relations. Investor merupakan salah satu bagian terpenting dari sumber pendanaan perusahaan. Peran Public Relations adalah membangun jembatan komunikasi antara investor-pemilik perusahaan, para pemegang saham, komunitas finansial seperti bank, dan publik. Kebanyakan dari strategi perusahaan, dalam rangka ekspansi pasar maupun akuisisi perusahaan, tergantung dari seberapa bagus hubungan-hubungan finansial yang tercipta. 6. Government Affairs. Inilah tipe aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri menjalin hubungan dengan pihak pemerintahan. Karena sebagai perusahaan publik, tidak bisa dilepas-pisahkan hubungannya dengan pemerintahan. Bahkan untuk beberapa kasus, perusahaan yang ingin mengikuti tender proyek harus memiliki endors resmi dari pemerintah, misalnya SIUPP dan NPWP. 9 7. Industry Relations. Perusahaan tidak hanya menjalin relasi yang terbatas pada konsumenpelanggan semata, melainkan juga harus menciptakan relasi yang baik dengan perusahaan lain yang secara langsung berkaitan dengan bisnis perusahaan seperti para suppliers, distributor, agen bahkan relasi terhadap perusahaan kompetitor sekaligus. 8. Issues Management. Manajemen isu melibatkan publik dalam jumlah besar demi terciptanya imej produk maupun citra dari perusahaan. Akrifitas Public Relations untuk mengembangkan manajemen isu ini sebagai bagian dari kekuatan perusahaan. Sebuah perusahaan pertambangan, sebagai misal, harus mengelola manajemen isu yang baik terhadap publik bahwa usaha yang dilakukan tidak berdampak pada kerusakan alam. 9. Media Relations. Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan minat pemodal untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Aktifitas Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media. 10. Marketing Communication. Kombinasi dari aktifitas menjual produk, servis, maupun ide. Iklan-iklan yang dilakukan melalui berbagai media 10 memberikan efek yang menguntungkan pada aktifitas Public Relations. Bentuk kemasan produk yang unik dan bagaimana memajang produk di pasar merupakan terpaan dari pembentukan imej dari perusahaan yang membedakan dari perusahaan lainnya. 11. Minority RelationsMulticultural Affairs. Aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri pada terbentuknya relasi pada kelompok minoritas yang secara langsung maupun tidak akan memberikan dampak publisitas perusahaan. 12. Public Affairs. Interaksi Public Relations yang melibatkan para ofisial dan pemimpin dari berbagai bentuk organisasi atau para pemegang kekuasaan. Relasi dengan komunitas maupun pemerintahan merupakan fokus dari aktifitas Public Relations. 13. Special Events and Public Participant. Aktifitas langsung yang melibatkan publik dan dilakukan oleh Public Relations untuk menjalin interaksi antara organisasiperusahaan dengan publik. b. Kegiatan Public Relations Menurut H.Fayol beberapa kegiatan humas adalah sebagai berikut Ruslan,2007:23 : 1 Membangun identitas dan citra perusahaan building corporate identity and image Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif serta mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. 2 Menghadapi krisis facing of crisis 11 Menangani keluhan complaint dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage 3 Mempromosikan aspek kemasyarakatan promotion public causes Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik dan mendukung kegiatan kampanye sosial sebagai contoh kampanye anti rokok, serta menghindari obat-obatan terlarag dan sebagainya. c. Tujuan Public Relations Berikut adalah tujuan public relations Frida, 2004 : 21 : 1 Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian aspek kognisi, dimulai saling mengetahui atau mengenal antara perusahaan dengan publiknya. 2 Menjaga dan membentuk saling percaya aspek afeksi, antara perusahaan dengan publiknya. 3 Memelihara dan menciptakan kerjasama aspek psikomotoris Dan menurut Scott M. Cutlip cs Muslimin, 2004 : 8 dalam mencapai tujuan, humasPublic Relations harus melakukan suatu rangkaian kegiatan- kegiatan yang menjadi 4 langah pokok dalam kegiatan PR yaiu : a. Research - listening penelitian fact finding Yang dimaksud fact finding adalah mencari mengumpulakan fakta-fakta atau data sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan b. Planning - decision making perencanaan Berdasarkan fakta-fakta atau data tadi PR membuat rencana tentang apa yang akan atau harus dilakukan dalam menghadapi problema-problema itu. 12 Untuk menghindari kegagalan-kegagalan dalam melaksanakan tugasnya dan memperoleh hasil yang diharapkan, maka komunikasi itu harus well-planed di samping memikirkan anggaran yang diperlukan. Hal yang diperhatikan meliputi : komunikator encoder, message pesan, media dan komunikan. c. Communication – action mengkomunikasikan Setelah rencana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang mantapmatang berdasarkan fakta-fakta data yang telah dikumpulkan, humas public relations kemudian melakukan “operasinya”. d. Evaluation penilaian Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan adalah perlu untuk menilai apakah tujuan itu sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi “operasi”, atau perlu menggunakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dan evaluasi dapat dilaksanakan secara kontinu dapat dilakukan secara periodik E.2. Manajemen Public Relations Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya pre determine objective. Manajemen berasal dari kata manage bahasa latinnya; manus yang berarti: memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry 19972, mendefinisikan manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti 13 perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”. Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Perencanaan planning yaitu penerapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan procedure, pembuatan rencana serta ramalan prediksi apa yang akan terjadi. 2. Pengorganisasian organizing meliputi pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak,membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisir. 3. Penyusunan Formasi staffing yaitu menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan, melakukan penilaian dan pelatihan termasuk didalamnya pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi. 4. Memimpin leading dengan membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif, khususnya dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, sehingga timbul saling 14 pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of belonging rasa memiliki pada setiap karyawan dan jajaran manajemen public internal 5. Pengawasan controlling, Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitasdan kuantitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikanperusahaanorganisasi dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptannya citra yang positif. Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen Modern Liberty, Yogyakarta, 1996 Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama, unsur komunikasi manajemen manajemen communication atau sering disebut juga komunikasi organisasional organizational communication dan unsur kedua adalah komunikasi antar manusia human relations communication. Sesuai Gurnig dan Hunt 1984 yang menyatakan public relations sebagai manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dan publiknya. Manajemen public relations bisa mencakup : a. Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh organisasi b. Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik atau berupa satuan-satuan kegiatan kehumasan. Misalnya, pengelolaan peristiwa khusus special even, pengelolaan penerbitan internal, pengelolaan kunjungan 15 perusahaan oleh para wartawan, pengelolaan konferensi pers, dan lain-lain. Dan menurut Robert kreitener 1978, Pakar Manajmen dari Arizona State University, bahwa, “Manajmen ialah proses kerjasama dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang mengalami perubahan. Proses manajemen tersebut terpusat pada pemanfaatan atau penggunaan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien”.Dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen perusahaanorganisasi bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, sehingga seorang praktisi Humas Public Relations Practioner harus memiliki beberapa keterampilan khusus, diantaranya: sebagai creator memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide-ide atau buah pemikiran yang cemerlang, conceptor mempunyai skill sebagai konseptor dalampenyusunan program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya, mediator kemampuan menguasai teknik komunikasi baik melaluimedia secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga organisasi yang diwakilinya kepada public, dan problem solver mampu mengatasi setiap permasalahan yangdihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis dan solutif. Kegiatan utama dari HumasPR dalam mewakili top manajemen suatu lembaga atau organisasi tersebut, merupakan bentuk kegiatan. Dan two way communication adalah cirri khas dari fungsi dan peranan Public Relation, hal tersebut dikarenakan salah satu tugas PR ialah bertindak sebagai nara sumber source of informations dan merupakan saluran informasi chanel of informations. 16 Manajemen Public Relations berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi, mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan public hingga menangani kasus manajmen krisis. E.3. Community Relations Community relations dapat dikatakan sebagai hubungan yang baik antara corporate dengan lingkungan di sekitarnya dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan, saling pengertian maupun support. Jerold mendefinisikan community relations sebagai “peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.” Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR. Maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam community relations. Mengingat community relations berhadapan langsung dengan persoalan-persoalan social yang dihadapi komunitas sekitar organisasi. Melalui pendekatan community relations itu, organisasi bersama- sama dengan komunitas sekitarnya berusaha untuk mengindentifikasi, mencari solusi dan melaksanakan rencana tindak atas permasalahan yang dihadapi. 17 E.4. Media Relations Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan masyarakat, pelanggan dan akhirnya tercipta hubungan yang harmonis dengan stakeholder perusahaan. Aktifitas Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media . Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran 2004 mendefinisikan media relations “…the public relations professional maintain good relations with professionals in the media, undestrand their deadline s and other restraints, and earn their trust”. Philip Lesly 1991 memberikan definisi Mmedia relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi. Yosal Iriantara 2005, mengartikan media relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian definisi di atas tampak bahwa fungsi dari media relations adalah simpul atau ruang dimana perusahaan atau organisasi membina sekaligus menjalin hubungan dengan publik. Hubungan ini dilakukan guna mencapai target dan tujuan perusahaan itu sendiri yang 18 paling tidak selaras dengan kepentingan publik. Media disini digunakan semaksimal mungkin untuk menjangkau sekaligus untuk melihat apa dan bagaimana respon publik terhadap perusahaan. Juga untuk melihat perkembangan informasi sebagai acuan apa dan bagaimana perusahaan harus bertindak dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk mempersuasif publik. Mengutip pendapat John Vivian 2008, menyatakan bahwa media relations di dalam bagian Public Relations memiliki paling tidak tiga tanggung jawab fungsional. Pertama, relasi eksternal, bentuk relasi ini mengoptimalkan komunikasi dengan pihak-pihak di luar perusahaan. Pihak- pihak inilah yang nanti menjadi acuan seberapa kuat citra perusahaan di luar. Stakeholder, konsumen, pemerintah, dan sebagainya adalah pihak yang bisa membentuk opini publik terhadap perusahaan. Kedua, relasi internal, komunikasi ini dilakukan untuk menjaga hubungan yang harmonis dan dinamis dengan melibatkan pihak internal sendiri. Para karyawan, manajer, pemegang saham, dan kelompok dalam yang berada dalam lingkup perusahaan. Mereka semualah yang memegang roda berjalannya perusahaan. Ketiga, relasi media, relasi ini dijalin perusahaan yang melakukan komunikasi dengan pihak media massa. Hubungan ini harus dibina agar tidak ada miss communication di kemudian hari. Perusahaan perlu berelasi dengan media dalam mencari dan memberikan informasi guna mencapai tujuan perusahaan. Mediapun harus dimanfaatkan agar tidak ada informasi-informasi yang beredar yang bisa merusak citra perusahaan. 19 Dengan fungsi-fungsi tersbut keberadaan media relations sangat bisa diharapkan mampu menanggulangi krisis komunikasi. Krisis komunikasi terjadi bisa jadi terhambatnya saluran komunikasi yang ada di perusahaan. media relations yang menjadi bagian PR harus dimanfaatkan sedemikian rupa agar mampu mengoptimalkan semua saluran komunikasi yang ada. Macetnya saluran komunikasi menimbulkan berbagai dampak yang bisa kompleks. Karena saluran komunikasi sendiri merupakan jalan dimana perputaran informasi berjalan. Jika saluran komunikasi ini macet, dapat diprediksi bahwa akan banyak terjadi bencana miss communication dalam perusahaan. Sehingga PR harus mampu mengoptimalkan fungsi dari media relations E.5. Pola Pengelolaan Isu a. Pola Pengelolaan Isu Pola pattern dapat diartikan sebagai susunan struktural, gambar, corak, kombinasi sifat kecenderungan membentuk sesuatu yang taat asas dan bersifat khas Depdikbud, 1988, dan dapat pula diartikan sebagai benda yang tersusun menurut sistem tertentu mengikuti kecenderungan bentuk tertentu. Pada definisi lain pola adalah bentuk atau model atau, lebih abstrak, suatu set peraturan yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan sesuatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika yang di timbulkan cukup mencapai suatu sejenis untuk pola dasar yang dapat di tunjukan atau terlihat. Pengertian pola sendiri tergantung dari penempatan kata „pola‟ dalam sebuah kalimat atau bahasa yang digunakan. Dalam hal ini peneliti mencoba menguraikan definisi pola yang 20 terdapat pada kamus Bahasa Indonesia. Pola berarti gambar yang dipakai, potongan kertas sebagai model, bentuk yang tetap dan sistem atau cara kerja. Pola yang berarti gambar atau potongan kertas, digunakan untuk pembuatan sesuatu yang diawali dengan proses pembentukan pola atau gambar sehingga mempermudah pembuatannya. Sedangkan pola yang berarti bentuk yang tetap atau sistem adalah proses yang beraturan atau subsistem-subsistem yang terbentuk sehingga sistem berjalan dengan baik. Dalam penelitian ini, pengertian pola pada pola pengelolaan isu adalah betuk yang tetap atau sistem dari proses pengelolaan isu yang terdapat pada PT. KPC dalam penyelesaian isu yang telah terjadi, sehingga peneliti dapat menggambarkan proses atau sistem dari pola pengelolaan isu, sesuai dengan tujuan penelitian dilakukan. Sedangkan pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management asal kata dari Bahasa Inggris yang diindonesiakan menjadi manajemen atau menejemen. Di dalam kamus umum Bahasa Indonesia 1958:412, disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan. Dilihat dari asal kata manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain Oemar Hamalik, 1986: 18. Menurut dua pakar di AS, Hainsworth dan Meng, sebuah isu muncul sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan, atau diusulkan 21 untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal, atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislative atau perundangan. Chase Jones menggambarkan “issue” sebagai sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya an unsettled matter which is ready for decision. Pakar lain mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah isu dapat didefinisikan sebagai sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya „a point of conflict between an organization and one or more of its audicences’. Regester Larkin, 2003:42. Sementara Heath Nelson 1986 mendefinisikan isu sebagai suatu pertanyaan tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat diperdebatkan a contestable question of fact, value or policy. Definisi sederhana lainnya menurut Regester Larkin 2003:42 bahwa sebuah isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder a gap between corporate practice and stakeholder expectations. Dengan kata lain, sebuah isu yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang. Max Meng mengidentifikasi enam kelompok atau publik yang mungkin membuat issue: partner, asosiasi karyawan, masyarakat umum, pemerintah, media 22 massa dan kelompok penekankelompok yang berkepentingan. Pengaruh mereka pada organisasi bervariasi dari mengontrol operasi perusahaan hingga membentuk koalisi internal dan eksternal untuk meningkatkan pengaruh potensial mereka atas sebuah issue. Jadi, ketika issue siap diambil keputusannya, respon organisasi dapat menjadi penting. Meng mengkategorikan isu kepada beberapa tipe: demografis, ekonomis, lingkungan, pemerintah, internasional, sikap publik, sumber daya, teknologis serta nilai dan gaya hidup. Menurut Hainsworth, sebuah isu diciptakan sebagai sebuah ide yang memiliki dampak potensial pada beberapa organisasi atau publik yang mengakibatkan tindakan yang menyebabkan peningkatan kesadaran dan reaksi pada bagian dari organisasi atau publik lainnya. Dalam sebuah model yang dikembangkan oleh Hainsworth Meng Regester Larkin, 2003: 48, proses ini dapat digambarkan sebagai siklus yang terdiri dari empat tahap berikut: sumber, mediasi, organisasi dan resolusi. Dari berbagai definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian isu menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani isu tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”. Terminologi “issues management” pertama kali dipublikasikan oleh W. Howard Chase dalam newsletter- nya “Corporate Public Issues and Their Management ”. Newsletter tersebut, sekarang sering disebut CPI, menyebutkan bahwa tujuan-tujuan manajemen isu adalah untuk memperkenalkan dan memvalidasikan suatu penetrasi dalam desain dan praktek manajemen korporat 23 dengan tujuan untuk setidaknya mengelola isu publik korporat sebaik atau bahkan lebih baik dibandingkan manajemen tradisional dari operasional yang hanya memikirkan keuntungan saja. Ditambahkannya bahwa pada masa ini hanya ada satu manajemen dengan satu tujuan: bertahan hidup dan kembali pada kapital yang cukup untuk memelihara produktivitas, apapun iklim ekonomi dan politik yang tengah berlangsung. Caywood, 1997:173. Bersama rekannya, Barry Jones, Chase mendefinis ikan “Manajemen Issue” sebagai sebuah alat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola berbagai isu yang muncul ke permukaan dalam suatu masyarakat populis yang mengalami perubahan tanpa henti serta bereaksi terhadap berbagai issue tersebut sebelum isu-isu tersebut diketahui oleh masyarakat luas.‟Regester Larkin, 2003:38. “Manajemen isu adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggankonsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. Caywood, 1997:173 Para pakar PR Indonesia mengartikan manajemen isu sebagai “fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, baik internal maupun eksternal, mengidentifikasi masalah yang patut dikhawatirkan dan melakukan usaha-usaha ke arah perbaikan”. Selain itu sebagai “suatu usaha aktif untuk ikut serta mempengaruhi dan membentuk persepsipandanganopini dan sikap masyarakat yang mempunyai dampak terhadap perusahaan”. Wongsonagoro, 1995 24

F. Definisi Konseptual