POLA PENGELOLAAN ISU PT. KPC (KALTIM PRIMA COAL) Studi pada Public Relations PT. KPC Sangatta, Kalimantan Timur

(1)

i

POLA PENGELOLAAN ISU PT. KPC (KALTIM PRIMA COAL)

Studi pada Public Relations PT. KPC Sangatta, Kalimantan Timur

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Nisa Amelia NIM : 07220162

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nisa Amelia

NIM : 07220162

Kosentrasi : Public Relations

Judul Skripsi : Pola Pengelolaan Isu PT.KPC

(Studi pada Public Relations PT.KPC Sangatta, Kalimantan Timur)

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS / TIDAK LULUS

Pada hari : Sabtu

Tanggal : Oktober 2011 Tempat : GKB 1 Ruang 614

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.si

Dewan Penguji :

1. Drs. Farid Rusman, M.Si ( )

2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si ( )

3. Nasrullah, S.Sos, M.Si ( )


(3)

iii KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT. Dzat segala maha yang tidak pernah putus melimpahkan nikmat-Nya kepada peneliti, sehingga bisa menyelesaikan karya ilmiah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga dengan ini peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “POLA PENGELOLAAN ISU PT. KPC” (Studi pada Public Relations PT. KPC Sangatta Kalimantan Timur).

Kalimantan Timur memiliki kekayaan bumi yang luar biasa, Batu Bara merupakan salah satu kekayaan alamnya. Banyaknya perusahaan pertambangan tersebar di Kalimantan, sehingga pemerintah dan masyarakat pun berharap lebih pada kesejahteraan dan kesenjangan Masyarakat. Public Relations atau jembatan komunikasi perusahaan dengan masyarakat dan pemerintah serta stakeholder lainnya menjadi salah satu bagian structural yang wajib ada dalam organisasi perusahaan pertambangan.

Dekatnya proses pertambangan dengan permukiman warga setempat memicunya berbagai isu, mulai dari isu lingkungan, pergantian lahan hinggu isu keluhan masyarakat. Sehingga sebagai perusahaan yang sangat sadar akan salah satu keberlanjutan perusahaan adalah masyarakat sekitar, maka PT. KPC memiliki manajemen khusus dalam penyelesaian isunya. Dan hal inilah yang akan di deskripsikan peneliti pada karya ilmiah ini yaitu berkaitan dengan pola pengelolaan/manajemen isu. Akhirnya sebagai manusia biasa yang tak luput dari Khilaf dan kekeliruan, tentu dalam mengerjakan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Melalui kata pengentar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas sumbangsih, dukungan, bantuan, serta kerjasamanya yang telah diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.


(4)

iv Amel special thank’s to :U

1. Kepada kedua orang tuaku, H. Dahlan dan Hj. Isah yang telah memberikan kepercayaan kepada adinda untuk bisa melanjutkan kuliah di kota Malang ini. Dan Abah dan Ibu Yusuf di Sukun, sebagai orang tua q di Kota Malang. Terimakasih atas semua dukungan dan doanya, doamulah yang paling mujarab.

2. Bapak DR. Muhadjir Effendi, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

3. Bapak Dr. Wahyudi, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Bapak Nurudin S.sos, M.si dan Sugeng Winarno S.sos, M.si selaku ketua dan sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi

5. Dosen Pembimbing, Nasrullah S.sos, M.si dan Joko Susilo S.sos, M.si (terimakasih atas kritikan, masukan, arahan serta bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini)

6. Bunda Drs. Frida Kusumastutik M.si terimakasih atas segalanya.

7. Segenap Bapak/Ibu dosen FISIP khususnya dosen Jurusan Ilmu Komunikasi. Terimakasih banyak atas transfe ilmunya selama kuliah.

8. Terkhusus Bu Winda S.sos, Bu Arum S.ikom, dan Pak Arif S.ikom, terimakasih atas waktu diskusinya sehingga terbukanya keraguan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Pak Yordhen Ampung selaku Mentor dan Narasumber di KPC, Pak Wawan Setiawan, superintendent Community Support sebagai Narasumber yang sekarang menjabat sebagai Manajer tuk Site Bengalon, Selamat ya pak,.. 10.Mas Deni dan Mas dicky, Karyawan KPC terimaasih atas pendampingannya


(5)

v 11.Semua teman-teman angkatan 2007, terkhusus Amel dan Vera, anak2 3pod (Inadz, Resky, Gustay, Filman, Hana) kebersamaan dalam menyelesaikan Skripsi ini

12.Para Stairs Eskalator (Cilla, Inal, Haris, DB, Ariel, Nena, Lala, Pipit) serta mb rindu dan Stairs muda (Condro, Ardi, Tommy, Fikri dan Arinda) atas segala pengalaman dan sharing ilmu kePRan dan Advert. Serta tak terlupakan kenangan mengukir nama dalam kompetisi-kompetisi Nasional. Sukses dan Smangad slalu..

13.Dan sebagai contoh dalam kehidupan, Kakak-kakak q (Kak Hj.Imaz, Kak Hj.Tora, Kak Hj.Pia, Kak Dinar) dan adek q Hj.Sana. Terimakasi atas Kebersamaan dan kekeluargaannya.

14.Serta terkasi Royan yang telah setia mendampingi selama pencarian data dan menjaga q selama di Malang. Pengalaman berwirausaha bareng tak akan terlupakan…(RoyBilMel)

Man Jadda Wa Jadda…….

Sukses adalah Berani Bangkit dari Kegagalan…. Berbagi Ilmu dan Bermanfaat bagi Orang lain

Malang, 05 Mei 2012


(6)

vi DAFTAR ISI

Abtraksi ... ... i

Kata Pengantar………. ... iii

Daftar Isi ……….. vi

Daftar Tabel ……… ix

Daftar Lampiran ……… .. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ……….... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 6

E.1 Public Relations……….. 6

E.2 Manajemen Public Relations……….. 12

E.3 Community Relations ... 16

E.4 Media Relations ... 17

E.5 Pola Pengelolaan Isu……… ... .. 19

F. Definisi Konseptual……….. 24

G. Metode Penelitian………... 25

1. Tipe dan Dasar Penelitian………... ... 25


(7)

vii

3. Informan Penelitian………. ... 25

4. Teknik Pengumpulan Data………. ... 26

5. Teknik Analisa Data……….. ... 27

6.Teknik Kredibilitas Data ... 29

BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN……… ... 30

A. Gambaran Umum Sangatta, Kutai Timur ... 30

B. Profile PT.KPC ... 31

B.1 Sejarah Berdirinya PT.KPC………... 31

B.2 Daerah Operasional Tambang………... 33

B.3 Visi & Misi PT.KPC………. 34

B.4 Motto………. 35

B.5 Logo & Pemaknaan……… 37

B.6 SDM Karyawan PT.KPC………... 37

B.7 Pasar & Penjualan Batu Bara………. 39

B.8 Proses Penambangan ………. 40

B.9 Tata Kelola Perusahaan …..………...… 42

C. Struktur Organisasi……….. 48

D. Publik Relations PT. KPC………...…… 49

D.1 Kedudukan ESD.….……….. 49

D.2 Visi dan Misi ESD PT. KPC………. 51


(8)

viii

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA………. ... 66

A. Analisis Pola Pengelolaan Isu……….. ... 66

A.1 Pola Pengelolaan Isu ... 66

A.1.1 Community Feedback System ... 66

A.1.2 Pengelolaan Isu ... 70

A.2 Analisis Pola Pengelolaan Isu PT. KPC ... 75

A.2.1 RACE Formula & Metode R. Kasali ... 76

A.2.2 Model James E. Gruning ... 80

A.2.3 Analisis Mile & Huberman ... 84

B. Teknik Kredibilitas Data ... 90

BAB IV KESIMPILAN DAN SARAN………. .. 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94


(9)

ix DAFTAR TABEL

BAB 1 PENDAHULUAN……… ... 1

1.1 Pemberitaan Isu Masdar……… ... 3

1.2 Interaktive model Miles & Huberman ... 28

BAB 11 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 30

2.1 Peta Pertambangan Kab. Kutai Timur ... .. 31

2.2 Daftar Pemilik Saham Perusahaan ... 32

2.3 Wilayah Operasional……… ... 33

2.4 Rancangan Strategy Jangka Panjang……… ... 36

2.5 Data Karyawan PT. KPC………... .... 38

2.6 Persentase Penjualan ... 39

2.7 Alur Operasi PT.KPC ... 42

2.8 Struktur Organisasi PT.KPC ... 48

2.9 Struktur Organisasi ESD ... 50

2.9 Visi dan Misa Divisi ESD PT. KPC ... 57

2.10 Pertemuan Rutinitas Pemangku Kepentingan ... 64

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA……… ... 65

3.1 Analisi dengan Metode R. Kasali & RACE FORMULA ... 79

3.4 Model James E. Gruning ... 82

3.5 Social Situasi Spredly ... 85


(10)

x 3.7 Display Data ... 87 3.8 Conclusion Pola Pengelolaan Isu PT. KPC... 88 3.9 Pola Pengelolaan Isu PT. KPC ... 89


(11)

xi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Time Table Penelitian ... 100

Lampiran 2 Profile Informan ... 102

Lampiran 3 Hasil Wawancara ... 103

Lampiran 4 Momerandum CFS & SOP CFS ... 107

Lampiran 5 Newspaper Clipping ... 115

Sosiology Approach ... 115

Media Approach ... 120

Kasus Masdar ... 128

Media Internal ... 134

Lampiran 5 Documentasi ... 137


(12)

xii DAFTAR PUSTAKA

Asumpta Rumanti Maria. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Jakarta : PT.Gramedia Widasarana Indonesia,

Bungin, Burhan. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group

Daymon, Chistinedan dan Holloway, Immy, 2008, Metode-Metode Riset Kualitatif, PT BentangPustaka : Yogyakarta

Iriantara, Yosal. 2007. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

_____________. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group

Kasali Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations:Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti : Jakarta.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian, Malang:UMM Press


(13)

xiii _____________. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Press

Miranti A. Abadi, dkk. 1994. Marketing Public Relation. Publikasi Lembaga Manajemen FE UI. Jakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

_____________. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Ruslan, rosady,2008, Kampanye Public Relation. PT Raja Grafindi :Jakarta.

Scott M.Cutlip,et al., Effective Public Relations, 9th ed., trans. Tri Wibowo, B,S. 2006. Kencana : Jakarta

Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2007. Dasar-Dasar Public Relation. PT Remaja Rosdakarya : Bandung

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta : Bandung

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung

Sumber Non Buku :


(14)

xiv

Annual Report PT. BUMI ResourceS Tbk, Implementing The Vision

Kabara, Jembatan Komunikasi PT.Kaltim Prima Coal Edisi Jan-Feb 2011 dan Sept-Okt 2011

Laporan Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tahun 2010 PT KPC Sumber Online :

http://www.kamusbesar.com diakses pada tanggal 20 agustus 2011 pukul 20.00 WIB

http://www.kpc.com.id diakses pada tanggal 3 september 2011 pukul 18.00 WIB

http://belajarkomunikasi.wordpress.com diakses pada tanggal 4 januari 2012 pukul 15.00 WITA

http://agustovom.blogspot.com/community diakses pada tanggal 20 februari 2012 pukul 19.30 WITA

http://lagaevhanchekel.blogspot.com/manajemen tambang diakses pada tanggal 3 maret 2012 pukul 20.00 WIB


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengelolaan / manajemen isu merupakan bagian dari tugas seorang public relations di sebuah perusahaan, yang menjadi sangat penting untuk sebuah keberlangsungan perusahaan dan tentunya image perusahaan. Menurut Rhenald Kasali (1994:5) Public Relations atau hubungan masyarakat (humas) sebagai fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan publik.

Public relations dituntut untuk mengembangkan dan membangun hubungan baik internal dan ekternal. Sehingga dalam hal ini PR merupakan fungsi yang melekat pada manajemen atau organisasi. Tujuannya adalah tidak lain untuk membentuk good will, toleransi, saling kerjasama, saling menghargai, dan saling pengertian untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan dan juga image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis.

Sehingga dalam hal ini salah satu tugas untuk membangun keharmonisan hubungan internal perusahaan dan ekternal perusahaan menjaga atau segera mengelolah isu yang terjadi dengan membentuk manajemen isu yang juga merupakan tugas pokok dari seorang Public Relation.

Manajemen isu adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen,


(16)

2 karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)

Max Meng mengidentifikasi enam kelompok atau publik yang mungkin membuat issue: partner, asosiasi karyawan, masyarakat umum, pemerintah, media massa dan kelompok penekan/kelompok yang berkepentingan. Pengaruh mereka pada organisasi bervariasi dari mengontrol operasi perusahaan hingga membentuk koalisi internal dan eksternal untuk meningkatkan pengaruh potensial mereka atas sebuah issue. Jadi, ketika issue siap diambil keputusannya, respon organisasi dapat menjadi penting. Sedangkan Menurut Hainsworth, sebuah issue diciptakan sebagai sebuah ide yang memiliki dampak potensial pada beberapa organisasi atau publik yang mengakibatkan tindakan yang menyebabkan peningkatan kesadaran dan reaksi pada bagian dari organisasi atau publik lainnya.

Dalam hal ini manajemen isu sangat dibutuhkan dalam perusahaan agar dapat mempertahankan image sebuah perusahaan. Begitupula pada PT. KPC yang sering menerima isu yang negatif dari luar perusahaan.

KPC (Kaltim Prima Coal) berdiri sejak tahun 1991. Sebagai penambang batu bara terbesar milik keluarga Bakrie, perusahaan ini membangun komplek elit tempat hunian para karyawannya. Dengan fasilitas yang lengkap, mewah, dan modern. Fasilitas ini meliputi perkantoran, perumahan, fasilitas olahraga, klinik kesehatan, pendidikan, ibadah, dsb. Bahkan bandara Tanjung Bara yang merupakan bandara satu-satunya di kabupaten Kutai Timur, juga berada dalam komplek penambangan batubara PT KPC.

PT KPC ini terletak di Sangatta yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan yang


(17)

3 juga sebagai pusat pemerintahan (ibukota) Kabupaten Kutai Timur ini memiliki luas 3.861,26 km² yang merupakan 10,8% dari luas wilayah Kabupaten Kutai Timur.

Masyarakat Sangatta sebagian besar merupakan masyarakat pendatang, masyarakat Sangatta mayoritas suku bugis, banjar, dan jawa. Karena kondisi geografis Sangatta yang tinggi dan merupakan daerah tambang batu bara, maka daerah ini merupakan daerah yang sangat panas, dan kondisi ini sangat mempengaruhi watak masyarakat sangatta.

Dengan masyarakat pendatang yang memiliki heterogen karakter maka PT.KPC ini sering mendapatkan isu pemberitaan mulai dari demo masyarakat Sangatta, penunggakan pembayaran pajak dan isu adanya kerjasama pihak pemerintahan dengan manajemen PT.KPC , berikut beberapa gambaran isu-isu dari PT.KPC. pada pemberitaan di Kaltim Pos pada hari Rabu,29 Desember 2010

Samarinda PT Kaltim Prima Coal (KPC) urung membayar Rp 280 Miliar kepada Pemprov Kaltim hingga di penghujung akhir tahun 2010 ini. Utang itu merupakan janji yang akan dibayarkan KPC, sebagai bentuk kompensasi atas dihentikannya proses tuntutan 51 persen saham KPC oleh pengadilan internasional sejak 2008 lalu Kita sudah surati KPC, kalau mau bayar silakan setor ke kas daerah. Nomor rekening kas daerah juga sudah kita berikan ke KPC, kata Kepala Biro Keuangan Pemprov Kaltim, Fadliansyah ketika memberikan keterangan pers kepada wartawan di kantor Gubernur Kaltim, Jl Gadjah Mada, Samarinda, Selasa (28/12/2010).


(18)

4 Dan pada bulan maret 2011 terjadi lagi demonstrasi yang mengatasnamakan Konsorsium Ikatan Peduli Pemuda Sejahtera Kutai Sangatta (KIPPS KS) yang menuntut menurunkan dana CSR PT.KPC dan berakhir pemblokiran pada tanggal 5 Mei 2011.

Kantor DPRD Kutim Diduduki Pendemo Tuntut Kompensasi Rp.10.000 perton Batu Bara. SANGATTA – Ratusan orang warga masyarakat kutai Timur yang tergabung dalam lembaga adat Kutim. Kamren menduduki kantor DPRD Kutim. Tujuan Masyarakat yang ingin meminta kompensasi dari PT. Kaltim Prima Coal bagi setiap ton batu bara yang terjual, senilai Rp. 10 ribu,demi kepentingan masyarakat bermukin disekeliling tambang.(Sumber Kaltim Pos, Selasa, 23 Maret 2011)

Isu yang sering terjadi di masyarakat adat Sangatta ini sangat berdampak pada PT.KPC dan isu terakhir adalah terjadinya penunggakan pajak yang dicurigai bahwa terjadinya korupsi Dirjen Pajak pusat.

Jakarta-TAMBANG- Berkenaan dengan pemberitaan tentang penunggakan pajak sebesar Rp 2,1 triliun oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan dua anak perusahaanya, PT. Kaltim Prima Coal dan PT. Arutmin Indonesia, Manajemen BUMI menunggu keterangan lebih lanjut dari pihak Ditjen Pajak.

"Menanggapi pemberitaan media seputar pernyataan Dirjen Pajak mengenai tunggakan kewajiban pajak perseroan, PT Bumi Resources Tbk menunggu penjelasan lebih lanjut dari otoritas pajak untuk menyamakan persepsi," ungkap Dileep Srivastava, Senior Vice President and Investor Relations BUMI, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 14 Desember .

Dari fenomena ini peneliti bermaksud bertujuan untuk mengetahui bagaimana PT KPC mengelolah isu-isu yang sering berkembang di sekitar perusahaan. Pengelolaan isu ini menjadi hal yang sangat penting dalam tugas Public Relations dikarnakan menyangkut tentang keberlangsungan sebuah perusahaan dan tingkat kepercayaan masyarakat sekitar serta image perusahaan.


(19)

5 Perkembangan media massa yang menjadi hal terpenting dalam mengelolah manajemen isu ini dikarnakan media sangat mempengaruhi prilaku masyarakat dan statement publik. Pada fenomena komunikasi ini yang seharusnya menjadi bekal seorang praktisi seorang PR mengatahui tentang bagaimana memanajem sebuah isu dari sebuah lembaga perusahaan.

Dan peneliti terfokus pada PT.KPC ini dikarnakan perusahaan ini memiliki beberapa pandangan menarik, merupakan pertambangan terbesar, perusahaan yang memiliki pajak terbesar di Indonesia, perusahaan pertambangan yang sering mendapatkan isu positif dan negatif, dan perusahaan swasta yang menurut peneliti sangat memberikan pengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sehingga peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu atau pengetahuan di dunia komunikasi terutama pada konsentrasi Public Relations. Dengan demikian maka kata-kata kunci penelitian ini adalah (1) public relations (2) pola pengelolaan isu (3) PT.KPC. Peneliti memfokuskan tiga kata kunci ini dikarnakan fokus penelitian peneliti pada bidang Public Relations, kemudian manajemen isu ini merupakan tugas pokok dari seorang Public Relations, yang kemudian key informannya adalah kepala devisi Public Relations yang mana di PT. KPC adalah devisi Eskternal Affaire & Sustainable Development.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, menjadi sebuah penekanan perlunya penelitian ini dilakukan. Sehingga peneliti menguraikan atau menggambarkan tentang Pola Manajemen Isu PT.KPC Sangatta. Dan diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan


(20)

6 pandangan tentang studi Public Relations terutama mengenai manajemen isu. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diharapkan dapat menjawab melalui penelitian ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah “Bagaimana Pola Pengelolaan Isu PT.KPC (Kaltim Prima Coal) Sangatta Kalimantan Timur?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Pengelolaan isu perusahaan khususnya di PT KPC (Kaltim Prima Coal) Sangatta.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini nantinya dapat menambah wawasan serta untuk menemukan konsep tentang pola manajemen isu dari PT. KPC , dan dapat dijadikan kajian bagi ilmu komunikasi khususnya konsentrasi Public Relations.

2. Secara Praktis, hasil penelitian dapat digunakan oleh PT KPC Sangatta secara khusus atau perusahaan lain sebagai masukan atau referensi dalam menyelesaikan isu yang ada dilingkungan perusahaan.

E. Tinjauan Pustaka E.1. Public Relations

Salah satu cabang ilmu komunikasi adalah public Relations atau yang kita kenal dengan Hubungan Masyarakat ( Humas ). PR atau Humas itu sendiri mempunyai definisi sebagai fungsi manajemen yang membangun dan


(21)

7 mempertahankan alur komunikasi yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan di dalam organisasi tersebut.

a. Fungsi Public Relations

Public Relations Society of America (PRSA) merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut :

1. Community Relations. Hubungan publik yang memfokuskan diri pada komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan perusahaan. Misalnya, para pemilik lahan/tahan haruslah mendapat perhatian dan kepuasaan dari perjanjian pembelian tanah oleh perusahaan yang membutuhkan tanah mereka untuk proyek pembangunan lapangan terbang baru. Jika tidak, maka komunitas yang tidak terpuaskan ini bisa menghambat proyek yang sedang dilaksanakan.

2. Counseling. Para profesional Public Relations hendaklah secara rutin memberikan masukan/pertimbangan kepada pihak manajemen sebelum mereka mengambil keputusan, membuat kebijakan, membangun relasi, atau melakukan komunikasi dengan berbagai macam publik. Jajaran manajemen menyatakan kepada publik „apa yang mereka lakukan‟ sedangkan profesional atau bagian Public Relations membantu mendefinisikan dan mempresentasikan pesan tersebut untuk sampai ke publik.

3. Development/Fundraising. Semua organisasi baik yang profit maupun non-profit dapat bertahan karena ada kontribusi dari berbagai pihak


(22)

8 dalam bentuk waktu maupun uang. Peran Public Relations yang menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan organisasi tersebut kepada pihak-pihak yang memiliki peluang dan atau kemampuan memberikan kontribusi.

4. Employee/Member Relations. Sebagai bagian inti dari jalannya perusahaan, tugas Public Relations untuk menciptakan hubungan-hubungan yang baik, tidak hanya sekadar pada para pekerja melainkan juga kepada keluarga pekerja. Dengan demikian akan terbentuk motivasi yang baik pula dan moral yang tinggi dari para pekerja sehingga loyal pada perusahaan.

5. Financial Relations. Investor merupakan salah satu bagian terpenting dari sumber pendanaan perusahaan. Peran Public Relations adalah membangun jembatan komunikasi antara investor-pemilik perusahaan, para pemegang saham, komunitas finansial seperti bank, dan publik. Kebanyakan dari strategi perusahaan, dalam rangka ekspansi pasar maupun akuisisi perusahaan, tergantung dari seberapa bagus hubungan-hubungan finansial yang tercipta.

6. Government Affairs. Inilah tipe aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri menjalin hubungan dengan pihak pemerintahan. Karena sebagai perusahaan publik, tidak bisa dilepas-pisahkan hubungannya dengan pemerintahan. Bahkan untuk beberapa kasus, perusahaan yang ingin mengikuti tender proyek harus memiliki endors resmi dari pemerintah, misalnya SIUPP dan NPWP.


(23)

9 7. Industry Relations. Perusahaan tidak hanya menjalin relasi yang terbatas pada konsumen/pelanggan semata, melainkan juga harus menciptakan relasi yang baik dengan perusahaan lain yang secara langsung berkaitan dengan bisnis perusahaan seperti para suppliers, distributor, agen bahkan relasi terhadap perusahaan kompetitor sekaligus.

8. Issues Management. Manajemen isu melibatkan publik dalam jumlah besar demi terciptanya imej produk maupun citra dari perusahaan. Akrifitas Public Relations untuk mengembangkan manajemen isu ini sebagai bagian dari kekuatan perusahaan. Sebuah perusahaan pertambangan, sebagai misal, harus mengelola manajemen isu yang baik terhadap publik bahwa usaha yang dilakukan tidak berdampak pada kerusakan alam.

9. Media Relations. Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan minat pemodal untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Aktifitas Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media.

10.Marketing Communication. Kombinasi dari aktifitas menjual produk, servis, maupun ide. Iklan-iklan yang dilakukan melalui berbagai media


(24)

10 memberikan efek yang menguntungkan pada aktifitas Public Relations. Bentuk kemasan produk yang unik dan bagaimana memajang produk di pasar merupakan terpaan dari pembentukan imej dari perusahaan yang membedakan dari perusahaan lainnya.

11.Minority Relations/Multicultural Affairs. Aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri pada terbentuknya relasi pada kelompok minoritas yang secara langsung maupun tidak akan memberikan dampak publisitas perusahaan.

12.Public Affairs. Interaksi Public Relations yang melibatkan para ofisial dan pemimpin dari berbagai bentuk organisasi atau para pemegang kekuasaan. Relasi dengan komunitas maupun pemerintahan merupakan fokus dari aktifitas Public Relations.

13.Special Events and Public Participant. Aktifitas langsung yang melibatkan publik dan dilakukan oleh Public Relations untuk menjalin interaksi antara organisasi/perusahaan dengan publik.

b. Kegiatan Public Relations

Menurut H.Fayol beberapa kegiatan humas adalah sebagai berikut (Ruslan,2007:23) :

1) Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and image)

Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif serta mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.


(25)

11 Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage

3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public causes) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik dan mendukung kegiatan kampanye sosial (sebagai contoh kampanye anti rokok, serta menghindari obat-obatan terlarag dan sebagainya).

c. Tujuan Public Relations

Berikut adalah tujuan public relations (Frida, 2004 : 21) :

1) Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognisi), dimulai saling mengetahui atau mengenal antara perusahaan dengan publiknya. 2) Menjaga dan membentuk saling percaya (aspek afeksi), antara

perusahaan dengan publiknya.

3) Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotoris)

Dan menurut Scott M. Cutlip cs (Muslimin, 2004 : 8) dalam mencapai tujuan, humas/Public Relations harus melakukan suatu rangkaian kegiatan-kegiatan yang menjadi 4 langah pokok dalam kegiatan-kegiatan PR yaiu :

a. Research - listening (penelitian) / fact finding

Yang dimaksud fact finding adalah mencari / mengumpulakan fakta-fakta atau data sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan

b. Planning - decision making (perencanaan)

Berdasarkan fakta-fakta atau data tadi PR membuat rencana tentang apa yang akan atau harus dilakukan dalam menghadapi problema-problema itu.


(26)

12 Untuk menghindari kegagalan-kegagalan dalam melaksanakan tugasnya dan memperoleh hasil yang diharapkan, maka komunikasi itu harus well-planed di samping memikirkan anggaran yang diperlukan. Hal yang diperhatikan meliputi : komunikator (encoder), message (pesan), media dan komunikan. c. Communication – action (mengkomunikasikan)

Setelah rencana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang mantap/matang berdasarkan fakta-fakta / data yang telah dikumpulkan, humas / public relations kemudian melakukan “operasinya”.

d. Evaluation (penilaian)

Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan adalah perlu untuk menilai apakah tujuan itu sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi “operasi”, atau perlu menggunakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dan evaluasi dapat dilaksanakan secara kontinu dapat dilakukan secara periodik

E.2. Manajemen Public Relations

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective). Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya; manus) yang berarti: memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti


(27)

13 perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”. Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning) yaitu penerapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan procedure, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa yang akan terjadi.

2. Pengorganisasian (organizing) meliputi pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak,membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisir.

3. Penyusunan Formasi (staffing) yaitu menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan, melakukan penilaian dan pelatihan termasuk didalamnya pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi.

4. Memimpin (leading) dengan membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif, khususnya dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, sehingga timbul saling


(28)

14 pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal)

5. Pengawasan (controlling), Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitasdan kuantitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikanperusahaan/organisasi dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptannya citra yang positif. (Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen Modern Liberty, Yogyakarta, 1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama, unsur komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering disebut juga komunikasi organisasional (organizational communication) dan unsur kedua adalah komunikasi antar manusia (human relations communication). Sesuai Gurnig dan Hunt (1984) yang menyatakan public relations sebagai manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dan publiknya.

Manajemen public relations bisa mencakup :

a. Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh organisasi

b. Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik atau berupa satuan-satuan kegiatan kehumasan. Misalnya, pengelolaan peristiwa khusus (special even), pengelolaan penerbitan internal, pengelolaan kunjungan


(29)

15 perusahaan oleh para wartawan, pengelolaan konferensi pers, dan lain-lain. Dan menurut Robert kreitener (1978), (Pakar Manajmen dari Arizona State University), bahwa, “Manajmen ialah proses kerjasama dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang mengalami perubahan. Proses manajemen tersebut terpusat pada pemanfaatan atau penggunaan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien”.Dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen perusahaan/organisasi bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, sehingga seorang praktisi Humas (Public Relations Practioner) harus memiliki beberapa keterampilan khusus, diantaranya: sebagai creator (memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide-ide atau buah pemikiran yang cemerlang), conceptor (mempunyai skill sebagai konseptor dalampenyusunan program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya), mediator (kemampuan menguasai teknik komunikasi baik melaluimedia secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga organisasi yang diwakilinya kepada public), dan problem solver (mampu mengatasi setiap permasalahan yangdihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis dan solutif. Kegiatan utama dari Humas/PR dalam mewakili top manajemen suatu lembaga atau organisasi tersebut, merupakan bentuk kegiatan).

Dan two way communication adalah cirri khas dari fungsi dan peranan Public Relation, hal tersebut dikarenakan salah satu tugas PR ialah bertindak sebagai nara sumber (source of informations) dan merupakan saluran informasi (chanel of informations).


(30)

16 Manajemen Public Relations berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi, mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan public hingga menangani kasus manajmen krisis.

E.3. Community Relations

Community relations dapat dikatakan sebagai hubungan yang baik antara corporate dengan lingkungan di sekitarnya dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan, saling pengertian maupun support.

Jerold mendefinisikan community relations sebagai “peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.”

Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR. Maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam community relations. Mengingat community relations berhadapan langsung dengan persoalan-persoalan social yang dihadapi komunitas sekitar organisasi. Melalui pendekatan community relations itu, organisasi bersama-sama dengan komunitas sekitarnya berusaha untuk mengindentifikasi, mencari solusi dan melaksanakan rencana tindak atas permasalahan yang dihadapi.


(31)

17 E.4. Media Relations

Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan masyarakat, pelanggan dan akhirnya tercipta hubungan yang harmonis dengan stakeholder perusahaan. Aktifitas Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media. Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran (2004) mendefinisikan media relations “…the public relations professional maintain good relations with professionals in the media, undestrand their deadlines and other restraints, and earn their trust”. Philip Lesly (1991) memberikan definisi Mmedia relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi. Yosal Iriantara (2005), mengartikan media relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari pengertian definisi di atas tampak bahwa fungsi dari media relations adalah simpul atau ruang dimana perusahaan atau organisasi membina sekaligus menjalin hubungan dengan publik. Hubungan ini dilakukan guna mencapai target dan tujuan perusahaan itu sendiri yang


(32)

18 paling tidak selaras dengan kepentingan publik. Media disini digunakan semaksimal mungkin untuk menjangkau sekaligus untuk melihat apa dan bagaimana respon publik terhadap perusahaan. Juga untuk melihat perkembangan informasi sebagai acuan apa dan bagaimana perusahaan harus bertindak dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk mempersuasif publik.

Mengutip pendapat John Vivian (2008), menyatakan bahwa media relations di dalam bagian Public Relations memiliki paling tidak tiga tanggung jawab fungsional. Pertama, relasi eksternal, bentuk relasi ini mengoptimalkan komunikasi dengan pihak-pihak di luar perusahaan. Pihak-pihak inilah yang nanti menjadi acuan seberapa kuat citra perusahaan di luar. Stakeholder, konsumen, pemerintah, dan sebagainya adalah pihak yang bisa membentuk opini publik terhadap perusahaan. Kedua, relasi internal, komunikasi ini dilakukan untuk menjaga hubungan yang harmonis dan dinamis dengan melibatkan pihak internal sendiri. Para karyawan, manajer, pemegang saham, dan kelompok dalam yang berada dalam lingkup perusahaan. Mereka semualah yang memegang roda berjalannya perusahaan. Ketiga, relasi media, relasi ini dijalin perusahaan yang melakukan komunikasi dengan pihak media massa. Hubungan ini harus dibina agar tidak ada miss communication di kemudian hari. Perusahaan perlu berelasi dengan media dalam mencari dan memberikan informasi guna mencapai tujuan perusahaan. Mediapun harus dimanfaatkan agar tidak ada informasi-informasi yang beredar yang bisa merusak citra perusahaan.


(33)

19 Dengan fungsi-fungsi tersbut keberadaan media relations sangat bisa diharapkan mampu menanggulangi krisis komunikasi. Krisis komunikasi terjadi bisa jadi terhambatnya saluran komunikasi yang ada di perusahaan. media relations yang menjadi bagian PR harus dimanfaatkan sedemikian rupa agar mampu mengoptimalkan semua saluran komunikasi yang ada. Macetnya saluran komunikasi menimbulkan berbagai dampak yang bisa kompleks. Karena saluran komunikasi sendiri merupakan jalan dimana perputaran informasi berjalan. Jika saluran komunikasi ini macet, dapat diprediksi bahwa akan banyak terjadi bencana miss communication dalam perusahaan. Sehingga PR harus mampu mengoptimalkan fungsi dari media relations

E.5. Pola Pengelolaan Isu a. Pola Pengelolaan Isu

Pola (pattern) dapat diartikan sebagai susunan struktural, gambar, corak, kombinasi sifat kecenderungan membentuk sesuatu yang taat asas dan bersifat khas (Depdikbud, 1988), dan dapat pula diartikan sebagai benda yang tersusun menurut sistem tertentu mengikuti kecenderungan bentuk tertentu.

Pada definisi lain pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan sesuatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika yang di timbulkan cukup mencapai suatu sejenis untuk pola dasar yang dapat di tunjukan atau terlihat. Pengertian pola sendiri tergantung dari penempatan kata „pola‟ dalam sebuah kalimat atau bahasa yang digunakan. Dalam hal ini peneliti mencoba menguraikan definisi pola yang


(34)

20 terdapat pada kamus Bahasa Indonesia. Pola berarti gambar yang dipakai, potongan kertas sebagai model, bentuk yang tetap dan sistem atau cara kerja.

Pola yang berarti gambar atau potongan kertas, digunakan untuk pembuatan sesuatu yang diawali dengan proses pembentukan pola atau gambar sehingga mempermudah pembuatannya. Sedangkan pola yang berarti bentuk yang tetap atau sistem adalah proses yang beraturan atau subsistem-subsistem yang terbentuk sehingga sistem berjalan dengan baik.

Dalam penelitian ini, pengertian pola pada pola pengelolaan isu adalah betuk yang tetap atau sistem dari proses pengelolaan isu yang terdapat pada PT. KPC dalam penyelesaian isu yang telah terjadi, sehingga peneliti dapat menggambarkan proses atau sistem dari pola pengelolaan isu, sesuai dengan tujuan penelitian dilakukan.

Sedangkan pengelolaan merupakan terjemahan dari kata "management" asal kata dari Bahasa Inggris yang diindonesiakan menjadi "manajemen" atau menejemen. Di dalam kamus umum Bahasa Indonesia (1958:412), disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan. Dilihat dari asal kata "manajemen" dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain (Oemar Hamalik, 1986: 18).

Menurut dua pakar di AS, Hainsworth dan Meng, sebuah isu muncul sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan, atau diusulkan


(35)

21 untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal, atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislative atau perundangan. Chase & Jones menggambarkan “issue” sebagai sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya (an unsettled matter which is ready for decision). Pakar lain mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah isu dapat didefinisikan sebagai sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya („a point of conflict between an organization and one or more of its audicences’). (Regester & Larkin, 2003:42).

Sementara Heath & Nelson (1986) mendefinisikan isu sebagai suatu pertanyaan tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat diperdebatkan (a contestable question of fact, value or policy).

Definisi sederhana lainnya menurut Regester & Larkin (2003:42) bahwa sebuah isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder (a gap between corporate practice and stakeholder expectations). Dengan kata lain, sebuah isu yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang.

Max Meng mengidentifikasi enam kelompok atau publik yang mungkin membuat issue: partner, asosiasi karyawan, masyarakat umum, pemerintah, media


(36)

22 massa dan kelompok penekan/kelompok yang berkepentingan. Pengaruh mereka pada organisasi bervariasi dari mengontrol operasi perusahaan hingga membentuk koalisi internal dan eksternal untuk meningkatkan pengaruh potensial mereka atas sebuah issue. Jadi, ketika issue siap diambil keputusannya, respon organisasi dapat menjadi penting. Meng mengkategorikan isu kepada beberapa tipe: demografis, ekonomis, lingkungan, pemerintah, internasional, sikap publik, sumber daya, teknologis serta nilai dan gaya hidup.

Menurut Hainsworth, sebuah isu diciptakan sebagai sebuah ide yang memiliki dampak potensial pada beberapa organisasi atau publik yang mengakibatkan tindakan yang menyebabkan peningkatan kesadaran dan reaksi pada bagian dari organisasi atau publik lainnya. Dalam sebuah model yang dikembangkan oleh Hainsworth & Meng (Regester & Larkin, 2003: 48), proses ini dapat digambarkan sebagai siklus yang terdiri dari empat tahap berikut: sumber, mediasi, organisasi dan resolusi.

Dari berbagai definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian isu menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani isu tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”.

Terminologi “issues management” pertama kali dipublikasikan oleh W. Howard Chase dalam newsletter-nya “Corporate Public Issues and Their Management”. Newsletter tersebut, sekarang sering disebut CPI, menyebutkan bahwa tujuan-tujuan manajemen isu adalah untuk memperkenalkan dan memvalidasikan suatu penetrasi dalam desain dan praktek manajemen korporat


(37)

23 dengan tujuan untuk setidaknya mengelola isu publik korporat sebaik atau bahkan lebih baik dibandingkan manajemen tradisional dari operasional yang hanya memikirkan keuntungan saja. Ditambahkannya bahwa pada masa ini hanya ada satu manajemen dengan satu tujuan: bertahan hidup dan kembali pada kapital yang cukup untuk memelihara produktivitas, apapun iklim ekonomi dan politik yang tengah berlangsung. (Caywood, 1997:173).

Bersama rekannya, Barry Jones, Chase mendefinisikan “Manajemen Issue” sebagai sebuah alat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola berbagai isu yang muncul ke permukaan (dalam suatu masyarakat populis yang mengalami perubahan tanpa henti) serta bereaksi terhadap berbagai issue tersebut sebelum isu-isu tersebut diketahui oleh masyarakat luas.‟(Regester & Larkin, 2003:38).

“Manajemen isu adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)

Para pakar PR Indonesia mengartikan manajemen isu sebagai “fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, baik internal maupun eksternal, mengidentifikasi masalah yang patut dikhawatirkan dan melakukan usaha-usaha ke arah perbaikan”. Selain itu sebagai “suatu usaha aktif untuk ikut serta mempengaruhi dan membentuk persepsi/pandangan/opini dan sikap masyarakat yang mempunyai dampak terhadap perusahaan”. (Wongsonagoro, 1995)


(38)

24 F. Definisi Konseptual

Definisi konseptual (Hamidi, 2004:45) adalah batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti tentang variable-variabel yang hendak diukur, diteliti dan digali datanya. Definisi Konseptual ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan tentang makna arti dari kalimat yang ada dalam permasalahan yang disajikan. Sehingga, dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah dalam memahami maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian. (Hamidi, 2004:65) Adapun dalam penelitian ini yang termasuk dalam definisi konseptualnya adalah :

1. Pola Pengelolaan / Manajemen Isu

Pola adalah sistem atau bentuk (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang brlangsung secara berulang-ulang sehingga membentuk pola yang menjadi acuan dalam penyelesaian isu. Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173) 2. PT. KPC

KPC merupakan perusahaan tambang batu bara yang terletak di Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28 tanggal 9 Maret 1982 dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI sesuai dengan Surat Keputusan No Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret 1982 dan telah


(39)

25 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Juli 1982 No 61 Tambahan Nomor 967.

G. Metodelogi Penelitian 1. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe dan dasar penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Bermaksud untuk memahami fenomena dengan cara mendiskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sebagai dasar penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik dimana data yang nantinya akan disajikan bersifat deskriptif. Dan analisis data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. (Maleong,2008:6)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 – Januari 2012, sedangkan tempat penelitiannya adalah di PT. KPC (Kaltim Prima Coal) pada devisi Ekternal Affaire & Sustainable Development yang beralamatkan di Gedung M2-Mine Site Sangtta Kutai Timur, Kaltim. No telp 0549-521451. 3. Informan Penelitian

Teknik yang digunakan untuk mendapatkan informan penelitian adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2006 : 96) dan menurut Ruslam, purposive sampling adalah jenis sampling yang diterima untuk situasi-situasi khusus, menggunakan


(40)

26 keputusan (judgement) ahli dalam memilih kasus-kasus dengan tujuan khusus dalam pikiran. Sumber yang dipilih adalah orang yang banyak mengetahui tentang permaslahan dalam penelitian, yaitu pola manajemen isu PT. KPC (Kaltim Prima Coal) Sangatta.

Syarat dari informan penelitian ini adalah : pegawai yang masih aktif bekerja di instansi khususnya dibagian kehumasan atau public relations, dan sangat mengerti tentang kehumasan khususnya pada pola manajemen isu PT. KPC Sangatta. Maka informan penelitian ini :

Nama Jabatan

Yordhen Ampung Supt. Public Communication Wawan Setiawan Supt. Community Support

Dicky Gumilang Karyawan Dept. Community Empowerment

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan berupa wawancara dan documentasi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. (Sugiyono:2005) Teknik pengumpulan data yang dipilih tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah :

a. Observasi

Kal Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian prilaku dan suasana


(41)

27 yang berkenaan dengan organism in situ, sesuai dengan tujuan empiris.

Observasi disini dimaksudkan agar nantinya peneliti mampu untuk memahami atau menggambarkan situasi atau lingkungan dari lokasi penelitian, sesuai dengan tujuan dari observasi.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyelenggarakan tanya jawab/interview antara peneliti dengan Public Relations PT.KPC Sangatta. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya. (Jalaluddin Rakhmat :2009.84) Dimana hasil dari wawancara tersebut dapat diharapkan akan memperoleh data yang menyeluruh dan mendalam tentang pola manajemen isu PT.KPC.

c. Documentasi

Teknik pengumpulan data jenis ini digunakan untuk memperoleh data-data yang lain yang dapat ,mendukung data-data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara, dengan teknik documenter maka peneliti dapat menggali lebih dalam lagi atau melengkapi data-data yang diperoleh sebelumnya.

5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis data dapat diberi arti, makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Sugiyono:2005). Untuk analisa data kualitatif peneliti menggunakan teknik analisa data kualitatif


(42)

28 menurut Miles dan Huberman adapun analisa data kualitatif terdiri dari :

Gambar 1.2 komponen dalam analisis data (interactive model)

a. Pengumpulan Data

Dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan semua data yang ada dilapangan sesuai dengan judul penelitian, untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan dalam penulisan.

b. Reduksi Data

Merupakan proses penyajian, kompilasi data setelah direduksi ke dalam bentuk-bentuk simbol yang bisa menggambarkan keseluruhan data-data utama hasil penelitian. Kegiatan ini merupakan penyederhanaan data yang kompleks ke dalam narasi-narasi pendek sesuai kriteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah sehingga dengan mudah bisa difahami maknanya.

c. Display Data

Merupakan tahap seleksi data atas data atau catatan-catatan lapangan Data

Collection

Data Reduction

Clonclusions : Drawingverifying Data Display


(43)

29 (fieldnotes), sehingga data yang di dapat sesuai dengan pokok yang dituju dalam penelitian.

d. Conclusion Drawing/ verivivation

Setelah data diolah atau disajikan, maka diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan untuk kemudian diambil sebuah kesimpulan.

6. Teknik Keredibilitas Data

Teknik pemeriksaan data adalah suatu cara yang ditempuh oleh peneliti untuk meningkatkan derajat kepercayaan mengenai data yang telah dikumpulkan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, teknik triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.

Karena teknik triangulasi mempunyai lima teknik yaitu : triangulasi metode, triangulasi peneliti, triangulasi sumber, triangulasi situasi, dan triangulasi teori. Peneliti menggunakan cara triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajar kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. ( Paton dalam Moleong, 2007 : 330)


(1)

24 F. Definisi Konseptual

Definisi konseptual (Hamidi, 2004:45) adalah batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti tentang variable-variabel yang hendak diukur, diteliti dan digali datanya. Definisi Konseptual ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan tentang makna arti dari kalimat yang ada dalam permasalahan yang disajikan. Sehingga, dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah dalam memahami maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian. (Hamidi, 2004:65) Adapun dalam penelitian ini yang termasuk dalam definisi konseptualnya adalah :

1. Pola Pengelolaan / Manajemen Isu

Pola adalah sistem atau bentuk (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang brlangsung secara berulang-ulang sehingga membentuk pola yang menjadi acuan dalam penyelesaian isu. Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173) 2. PT. KPC

KPC merupakan perusahaan tambang batu bara yang terletak di Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28 tanggal 9 Maret 1982 dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI sesuai dengan Surat Keputusan No Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret 1982 dan telah


(2)

25 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Juli 1982 No 61 Tambahan Nomor 967.

G. Metodelogi Penelitian 1. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe dan dasar penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Bermaksud untuk memahami fenomena dengan cara mendiskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sebagai dasar penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik dimana data yang nantinya akan disajikan bersifat deskriptif. Dan analisis data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. (Maleong,2008:6)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 – Januari 2012, sedangkan tempat penelitiannya adalah di PT. KPC (Kaltim Prima Coal) pada devisi Ekternal Affaire & Sustainable Development yang beralamatkan di Gedung M2-Mine Site Sangtta Kutai Timur, Kaltim. No telp 0549-521451. 3. Informan Penelitian

Teknik yang digunakan untuk mendapatkan informan penelitian adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2006 : 96) dan menurut Ruslam, purposive sampling adalah jenis sampling yang diterima untuk situasi-situasi khusus, menggunakan


(3)

26 keputusan (judgement) ahli dalam memilih kasus-kasus dengan tujuan khusus dalam pikiran. Sumber yang dipilih adalah orang yang banyak mengetahui tentang permaslahan dalam penelitian, yaitu pola manajemen isu PT. KPC (Kaltim Prima Coal) Sangatta.

Syarat dari informan penelitian ini adalah : pegawai yang masih aktif bekerja di instansi khususnya dibagian kehumasan atau public relations, dan sangat mengerti tentang kehumasan khususnya pada pola manajemen isu PT. KPC Sangatta. Maka informan penelitian ini :

Nama Jabatan

Yordhen Ampung Supt. Public Communication Wawan Setiawan Supt. Community Support

Dicky Gumilang Karyawan Dept. Community Empowerment

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan berupa wawancara dan documentasi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. (Sugiyono:2005) Teknik pengumpulan data yang dipilih tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah :

a. Observasi

Kal Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian prilaku dan suasana


(4)

27 yang berkenaan dengan organism in situ, sesuai dengan tujuan empiris.

Observasi disini dimaksudkan agar nantinya peneliti mampu untuk memahami atau menggambarkan situasi atau lingkungan dari lokasi penelitian, sesuai dengan tujuan dari observasi.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyelenggarakan tanya jawab/interview antara peneliti dengan Public Relations PT.KPC Sangatta. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya. (Jalaluddin Rakhmat :2009.84) Dimana hasil dari wawancara tersebut dapat diharapkan akan memperoleh data yang menyeluruh dan mendalam tentang pola manajemen isu PT.KPC.

c. Documentasi

Teknik pengumpulan data jenis ini digunakan untuk memperoleh data-data yang lain yang dapat ,mendukung data-data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara, dengan teknik documenter maka peneliti dapat menggali lebih dalam lagi atau melengkapi data-data yang diperoleh sebelumnya.

5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis data dapat diberi arti, makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Sugiyono:2005). Untuk analisa data kualitatif peneliti menggunakan teknik analisa data kualitatif


(5)

28 menurut Miles dan Huberman adapun analisa data kualitatif terdiri dari :

Gambar 1.2 komponen dalam analisis data (interactive model)

a. Pengumpulan Data

Dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan semua data yang ada dilapangan sesuai dengan judul penelitian, untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan dalam penulisan.

b. Reduksi Data

Merupakan proses penyajian, kompilasi data setelah direduksi ke dalam bentuk-bentuk simbol yang bisa menggambarkan keseluruhan data-data utama hasil penelitian. Kegiatan ini merupakan penyederhanaan data yang kompleks ke dalam narasi-narasi pendek sesuai kriteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah sehingga dengan mudah bisa difahami maknanya.

c. Display Data

Merupakan tahap seleksi data atas data atau catatan-catatan lapangan Data

Collection

Data Reduction

Clonclusions : Drawingverifying Data Display


(6)

29 (fieldnotes), sehingga data yang di dapat sesuai dengan pokok yang dituju dalam penelitian.

d. Conclusion Drawing/ verivivation

Setelah data diolah atau disajikan, maka diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan untuk kemudian diambil sebuah kesimpulan.

6. Teknik Keredibilitas Data

Teknik pemeriksaan data adalah suatu cara yang ditempuh oleh peneliti untuk meningkatkan derajat kepercayaan mengenai data yang telah dikumpulkan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, teknik triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.

Karena teknik triangulasi mempunyai lima teknik yaitu : triangulasi metode, triangulasi peneliti, triangulasi sumber, triangulasi situasi, dan triangulasi teori. Peneliti menggunakan cara triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajar kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. ( Paton dalam Moleong, 2007 : 330)