Latar Belakang Masalah HUBUNGAN POLA DIET DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI (Studi di desa Krai, kec. Yosowilangun, kab. Lumajang)

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Menurut Santoso 2010, penyakit hipertensi dapat mengakibatkan gangguan pada jantung, gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pada otak, gangguan pada ginjal, dan gangguan pada mata. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah koroner serta pembuluh darah arteri lainya jika tidak segera teratasi maka akan mengakibatkan serangan stroke. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya tekanan darah tinggi diantaranya yaitu faktor usia, jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga yang mengalami hipertensi, obesitas dan gaya hidup yang kurang sehat Baradero, Dayrit Siswadi, 2008. Gaya hidup yang kurang sehat merupakan faktor risiko yang dapat mengakibatkan kekambuhan hipertensi. Kurangnya masyarakat untuk memperhatikan pola dietnya, maka akan sangat mudah masyarakat untuk mengalami kekambuhan pada penyakit hipertensi yang diderita. Pola diet yang kurang sehat yang dapat mengakibatkan kekambuhan hipertensi seperti halnya mengkonsumsi natrium secara berlebihan, banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, merokok, minum kopi, dan mengkonsumsi alkohol yang berlebihan. Belakangan ini terjadi pergeseran pola makan pada masyarakat dari menu tradisional ke menu makanan olahan siap saji. Makanan siap saji ini berdampak buruk bagi kesehatan. Kandungan garam dan lemak jenuh di dalam makanan siap saji dapat meningkatkan risiko terjadinya kenaikan tekanan darah yang biasa disebut tekanan darah tinggi atau hipertensi. Menurut American Heart Association AHA, penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95 kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. International research jounal of pharmacy juga mengatakan , di Amerika lebih dari 20 yang mengalami tekanan darah tinggi sepertiga dari mereka tidak menyadari bahwa mereka terjangkit penyakit hipertensi Akanksha, Priyanka Talha, 2011. Sampai saat ini, hipertensi juga masih merupakan tantangan besar dan angka kejadian hipertensi terus mengalami peningkatan di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013, prevalensi penderita hipertensi di Indonesia sebanyak 25,8 . Maka dari itu, masyarakat diharapkan agar selalu waspada terhadap kesehatan dirinya Badan Kesehatan Dunia WHO 2014. Faktor gizi sangat berhubungan dengan kejadian hipertensi. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang. Pembuluh darah yang mengalami sklerosis aterosklerosis, resistensi dinding pembuluh darah tersebut akan meningkat. Peningkatan tersebut akan memicu jantung untuk meningkatkan denyutanya agar aliran darah dapat mencapai ke seluruh bagian tubuh. Kejadian ini disebabkan karena terjadi perubahan pola atau gaya hidup, termasuk pola konsumsi makan. Asupan makanan dengan kandungan lemak dan natrium yang tinggi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah dalam tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah pada beberapa kasus tertentu. Sebaliknya kenaikan kadar natrium dalam darah dapat meningkatnya tekanan darah. Penurunan asupan natrium + 1,8 gramhari dapat menurunkan tekanan darah sistolic 4 mmHg dan diastolic 2 mmHg Kurniawan, 2002. Pola diet yang dapat mengakibatkan kekambuhan pada penderita hipertensi adalah pola diet yang tinggi natrium, tinggi lemak jenuh, merokok, minum kopi, dan mengkonsumsi alcohol secara berlebihan. Masakan yang asin merupakan masakan yang mengandung garam natrium yang sangat tinggi yang dapat meningkatkan tekanan darah. Adapun makanan yang mengandung kolestrol tinggi juga dapat meningkatan tekanan darah yang ahirnya menjadikan seseorang menderita hipertensi. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di willayah Rt 02, Rw 05 desa Krai kec. Yosowilangun kab. Lumajang yang akan dijadikan tempat penelitian, hasil pemeriksaan tekanan darah dari 12 orang didapatkan tekanan darah sistol terendah yaitu 150 mmHg dan tekanan darah sistol tertinggi yaitu 200 mmHg, sedangkan tekanan darah diastole terendah yaitu 80 mmHg dan diastol tertinggi yaitu 110 mmHg. Hasil wawancara saat study pendahuluan didapatkan bahwa dari 12 orang penderita hipertensi, 5 orang mengatakan bahwa meraka tidak memperhatikan penggunaan garam dapur saat memasak. Sedangkan 2 orang diantaranya mengatakan bahwa meraka suka memasak yang berbau santan dan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak secara berlebihan. Sedangkan 3 orang diantaranya lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah memperhatikan jadwal makan disetiap harinya. Sedangkan 2 orang diantaranya mengatakan bahwa mereka suka masakan yang asin. Diantara mereka juga mengatakan bahwa mereka mengalami sakit kepala, pusing, kekakuan pada leher dan pandangan yang kabur ketika penyakit hipertensinya kambuh. Dari hasil wawancara yang dilakukan saat studi pendahuluan, jawaban- jawaban yang di sampaikan oleh penduduk Rt 02, Rw 05 desa Krai sangat berisiko untuk memicu kekambuhan hipertensi yang di tandai dengan tanda gejala yang mereka alami. Desa krai merupakan desa yang letaknya dekat dengan pantai dan masyarakat desa krai suka memasak dengan menggunakan banyak garam dan sering mengkonsumsi ikan asin dan ikan asapan. Penduduk desa krai walaupun dekat dengan pantai namun pekerjaan meraka mayoritas adalah petani. Merubah pola diet pada penderita hipertensi memang tidak mudah. Tetapi demi untuk mencegah terjadinya tingkat kekambuhan tekanan darah pada penderita hipertensi, maka harus dilakukan sedikit demi sedikit usaha untuk melakukan pencegahan yaitu dengan cara mengatur pola diet dalam setiap harinya agar tekanan darah tetap stabil. Berdasarkan latar belakang dan hasil studi pendahuluan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pola diet dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di wilayah Rt 02, Rw 05 desa Krai kecamatan Yosowilangun kabupaten Lumajang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan pola diet dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di wilayah Rt 02, Rw 05 desa Krai kecamatan Yosowilangun kabupaten Lumajang ? “

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola diet dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di wilayah Rt 02, Rw 05 desa Krai kecamatan Yosowilangun kabupaten Lumajang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pola diet penderita hipertensi. 2. Mengidentifikasi tingkat kekambuhan penderita hipertensi. 3. Menganalisis hubungan pola diet dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai hubungan pola diet terhadap tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna dalam meningkatkan pengetahuan tentang pola diet penderita hipertensi terhadap tingkat kekambuhan hipertensi.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKAMBUHAN HIPERGLIKEMIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Desa Sidomulyo Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang)

0 18 20

DINAMIKA PONDOK PESANTREN BUSTANUL ULUM DI DESA KRAI KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG 1980 - 2009

0 8 10

Dinamika Pondok Pesantren Bustanul Ulum di Desa Krai Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang 1980 - 2009;

0 3 10

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian Kekambuhan Hipertensi Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian Kekambuhan Hipertensi Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT. PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN STRES TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Stres Terhadap Tingkat Kekambuhan Pada Penderita Hipertensi di Panti Wre

0 4 15

Studi Etnobotani dan Keragaman Pisang Buah (Musaceae) Pada Masyarakat Tradisional Pandalungan Desa Krai Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang

0 0 9

HUBUNGAN POLA DIET DENGAN RIWAYAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA TENGGELES KUDUS

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYA

0 0 17