HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKAMBUHAN HIPERGLIKEMIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Desa Sidomulyo Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang)

(1)

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN

KEKAMBUHAN HIPERGLIKEMIA PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS

TIPE 2

(Desa Sidomulyo Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang)

SKRIPSI

Oleh :

ACHMAD SOBIRIN NIM. 201210420311180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN

KEKAMBUHAN HIPERGLIKEMIA PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS

TIPE 2

(Desa Sidomulyo Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

ACHMAD SOBIRIN NIM. 201210420311180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKAMBUHAN HIPERGLIKEMIA PADA PENDERITA

DIABETES MELLITUS TIPE 2

(Desa Sidomulyo Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang)

SKRIPSI

Disusun Oleh: ACHMAD SOBIRIN NIM. 201210420311180

Di Ujikan

Pada Tanggal 28 Januari 2016

Penguji I, Penguji II,

Henik Tri Rahayu, S.Kep.,Ns., MS. Nur Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIDN. 0713018301 NIP. 114.1410.0552

Penguji III, Penguji IV,

Erma Wahyu Mashfufa, S.Kep., Ns., M.Si Zahid Fikri., S.Kep., Ns., M.Kep

NUPN. 9907002057 NUPN. 9907146260

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom


(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIHAN PENULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ACHMAD SOBIRIN

NIM : 201210420311180

Progam Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi :Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Kekambuhan Hiperglikemia Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi Di Desa Sidomulyo Kec.Sumbermanjing Wetan Kab.Malang).

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, Januari 2016 Yang membuat pernytaan

Achmad Sobirin NIM 201210420311180


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Kekambuhan Hiperglikemia pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Desa Sidomulyo Rt 24 Rw 04 Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang)”. Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Henik Tri Rahayu, S.Kep., Ns., MS, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Nur Aini, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan yang terbaik, mendoakan, serta memberikan dukungan moril maupun materil bagi terselesaikanya skripsi ini.


(6)

7. Seluruh Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membantu proses administrasi.

8. Warga Desa Sidomulyo RT 24 RW 04 Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang atas bantuan serta partisipasinya.

9. Teman-teman PSIK 2012,serta semua pihak yang telah memberi semangat dan membantu penyelesaian proposal skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyelesaian tugas akhir ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang, 11 Desember 2015


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT KEASLIHAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

ABSTRACK INGGRIS ... xii

ABSTRAK INDONESIA ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ... 6

1.4.2 Manfaat Bagi Bidang Keperawatan ... 6

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep Diabetes Mellitus ... 9

2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus ... 9

2.1.2 Gejala Diabetes Mellitus ... 9

2.1.3 Tipe Diabetes Mellitus ... 10

2.1.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus ... 11

2.2 Konsep Hiperglikemia ... 14

2.2.1 Pengertian Hiperglikemia ... 14

2.2.2 Penyebab Hiperglikemia ... 14

2.2.3 Tanda Gejala Hiperglikemia ... 14

2.3 Konsep Aktivitas Fisik ... 15

2.3.1 Pengertian Aktivitas Fisik ... 15

2.3.2 Manfaat Aktivitas Fisik ... 17

2.3.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik ... 18

2.3.4 Aktivitas Fisik pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 ... 18

2.3.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kekambuhan Hiperglikemia ... 19

2.3.6 Jenis Aktivitas Fisik untuk Usia Dewasa ... 20

2.3.7 Kategori Aktivitas Fisik ... 21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 23

3.1 Kerangka Konsep ... 23


(8)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 26

4.1 Desain Penelitian ... 26

4.2 Kerangka Penelitian ... 26

4.3 Populasi, Tehnik Sampling, dan Sampel ... 28

4.3.1 Populasi ... 28

4.3.2 Tehnik Sampling ... 28

4.3.3 Sample ... 28

4.4 Variabel Penelitian ... 28

4.4.1 Variabel Independen ... 28

4.4.2 Variabel Dependen ... 29

4.5 Definisi Operasional... ... 29

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

4.7 Instrument Penelitian ... ... 31

4.8 Uji Validitas dan Reabilitas ... 35

4.8.1 Uji Validitas... ... 35

4.8.2 Uji Realiabilitas ... ... 36

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 36

4.9.1 Tahap Persiapan ... ... 36

4.9.2 Tahap Pelaksanaan... ... 36

4.9.3 Tahap Pengumpulan Data... ... 37

4.10 Pengolahan dan Analisis Data ... 37

4.10.1 Tehnik Pengolahan Data... ... 37

4.10.2 Analisi Data Penelitian... ... 38

4.11 Etika Penelitian ... 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALIA DATA ... 41

5.1 Karakteristik Sampel ... 42

5.1.1 Karakteristik Usia Responden ... ... 42

5.1.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden ... ... 42

5.1.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ... ... 43

5.1.4 Karakteristik Pekerjaan Responden ... ... 44

5.2 Data Khusus ... 45

5.2.1 Tingkat Aktivitas Fisik Penderita DM tipe 2 di Desa Sidomulyo Kec. Sumawe Kab. Malang... ... 45

5.2.2 Tingkat Kekambuhan Hiperglikemia pada Penderita DM tipe 2 di Desa Sidomulyo Kec. Sumawe Kab.Malang... ... 47

5.2.3 Analisis Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Kekambuhan Hiperglikemia pada Penderita DM tipe 2... ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ... 50

6.1 Gambaran Tingkat Aktivitas Fisik Pada Penderita DM Tipe 2 Desa Sidomulyo... ... 50

6.2 Gambaran Kekambuhan Hiperglikemia pada Penderita DM tipe 2... ... 51


(9)

6.3 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Kekambuhan

Hiperglikemia Pada Penderita DM Tipe 2... ... 52

6.4 Keterbatasan Penelitian... 54

6.5 Implikasi Keperawatan... 55

BAB VI PEMBAHASAN ... 50

7.1 Kesimpulan ... 56

7.2 Saran ... 57

DAFTRA PUSTAKA ... 58


(10)

58

58

DAFTAR PUSTAKA

Adamu I, Haruna Y, Garba. (2014). Mathematical Model for the Dynamics of Glucose Regulatory System under the Combined Effect of Dieting and Physical Activity. International Journal of Pure and Applied Sciences and Technology ISSN 2229 – 6107.

Aulia, M ( 2009). Definisi Diabetes Mellitus. Jogjakarta : PT. Buku kita. Arisman, (2011). Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dyslipidemia Jakarta: EGC. Baradero, (2009). Klien dengan Gangguan Endokrin. Jakarta : EGC .

Guyton & Hall, (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

Graha, C (2007). Keberhasilan Anak Ditangan Orang Tua. Jakarata : PT. Elektro Media Komputindo.

Holt and Kumar. (2010). ABC of Diabetes. Sixth edition. UK: Wiley- Blackwell.

Hidayat, A.A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Bool Publishing.

Haskell, WL., Lee, IM., Pate, RR., Powell, KE., Blair, SN., Franklin, BA., & Bauman, A. (2007). Physical Activity and Public Health: Updated Recommendation for Adults from The American College of Sports Medicine and The American Heart Association. Medicine and Science in Sports and Exercise, 39(8), 1423-1434.

Hartmann, T. (2006). Terapi Jalan Kaki. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta. International Diabetes Federation.(2009). http://www.idf.org/worlddiabetesday/toolkit. diakses pada tanggal 28 oktober 2015.

International Diabetes Federation. (2009). http://www.idf.org/worldiabetesday/toolkit. Diakses pada tanggal 28 oktober 2015.

IPAQ, (2005). Guidelines for Data Processing and Analysis of The International Physical Activity Questionnaire. http://sites.google.com/site/theipaq/scoring-protocol. Diakses tanggal 17 desember 2015.

Ilyas, E,I., (2011). Olahraga pagi diabetes dalam: Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu Bagi Dokter Maupun Edukator Diabetes. Jakarta: fakultas kedokteran universitas indonesia

The IPAQ groub, (2002). International Physical Activity Questionnaire. http://sites.google.com/site/theipaq/quesionnaire_links. Diakses tanggal 17 desember 2015.

Kasadev, J., Short, K., Nair, S., (2003). Diabetes In Old Age : An Emerging Endemic. Indian Institute Of Diabetes. JAPI. 51:1083-1094


(11)

59

Kaizu, S. (2014). Impact of Leisure-Time Physical Activity on Glycemic Control and Cardiovascular Risk Factors in Japanese Patients with Type 2 Diabetes Mellitus: The Fukuoka Diabetes Registry. PLoS ONE. doi:10.1371/journal.pone.0098768. Lakshita, N (2012). Anak Aktif Bebas Diabetes. Jogjakarta : PT. Buku kita.

Mahendra, Krisnawati D, Tobing A, Boy (2008). Care your self diabetes mellitus. Jakarta : Penebar plus.

Misdiarly, (2006). Diabetes mellitus : mengenali gejala,menangulangi dan mencegah komplikasi. Jakarta : Pustaka populer obor.

Moore, T. (2013) Living safely with high blood sugar . sumber : google book diakses tanggal 18 november 2015.

Notoatmojho, S. (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : PT. Rineka cipta.

Nursalam. (2013) . Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Plotnikoff, R. C., (2006). Physical Activity In The Management Of Diabetes Population-Based Perspective And Strategies. Canadian Of Journal Diabetes. Poerwopoespito, O., & Utomo, T. (2011). Menggugah mentalitas profesional & pengusaha

Indonesia. Jakarta : Grasindo.

RISKESDAS. (2007). Laporan Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Sari, M. (2010). 99% sukses ulangan harian. Jakarta : Cmedia.

Setiadi, (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha ilmu. Suryo, J (2009). Rahasia Herbal Penyembuh Diabetes. Jogjakarta :PT. Bentang Pustaka. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : PT.

Alfabeta.

Soegondo S, Subekti I, Pradana, S. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : balai penerbit FKUI.

Shanty, M. (2011). Silent Killer Disease . Jakarta : PT. BUKU KITA.

Sofianty N, Widiantoro, Pramudita. (2007). Wahana Ips. Jakarta : Yudistira.

Tandra, H. (2008). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tandra, H (2009). Segala Sesautu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis. Jakarta : PT. Gramedia pustaka utama.


(12)

60

Tinsley, R., Harrison,( 2005). Harrison’s 16Th Edition Principles Of Internal Medicine. In: Alvin C. Powers, Diabetes Mellitus.

U.S. Department of Health and Human Services, (2014) Physical Activity Guidelines for Americans. www.health.gov/paguidelines.

Umpierre, (2011). Physical Activity Adviced Only Or Structured Exercise Training And Association With Hba1c Level In Type 2 Diabetes. American Medical Association.

Wild S, Roglic G & Green A, et al. (2004). Global Prevalence of Diabetes. Diabetes Care 27.

World Health Organization. (2010). Global Recommendations on Physical Activity for Health. Switzerland : WHO Press.

Widharto, (2007). Kencing Manis (DIABETES). JAKARTA : PT. Sunda Kelapa Pustaka.

Wiarto, G. (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogjakarta : Graha Ilmu

Yunir, E. (2006) Terapi Non Farmakologis pada Diabetes Melitus. Jakarta : FKUI .


(13)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit ketika kadar gula glukosa ( gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup (Shanty, 2011). DM merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya hiperglikemia kronis disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, hiperkolesterol dan protein akibat dari gangguan sekresi insulin atau kerja insulin (Holt & Kumar, 2010).

Penyakit Diabetes Mellitus juga dikenal sebagai penyakit kencing manis, penyakit gula darah yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah). Diabetes Mellitus disebabkan oleh interaksi yang komplek pada genetik, faktor lingkungan, diet, dan aktivitas fisik. Faktor yang mengakibatkan peningkatan kadar gula adalah kadar penggunaaan glukosa dalam tubuh menurun, kadar penghasilan glukosa meningkat dan juga kadar sekresi insulin menurun dalam tubuh. Gangguan metabolisme yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus akan menyebabkan perubahan patofisiologi sekunder pada sistem organ pada tubuh kita (Tinsley & Horrison, 2005).

Menurut Yunir (2006), masalah yang selalu timbul pada penderita DM adalah cara mempertahankan kadar glukosa darah penderita supaya tetap dalam keadaan terkontrol, yaitu dengan menjalani pilar-pilar pengobatan Diabetes Mellitus. Pilar pengelolaan DM terdiri dari 4 pilar, yaitu penyuluhan, edukasi perencanaan makan, aktivitas fisik dan intervensi farmakologis. Diantara 4 pilar pengelolaan tersebut, aktivitas fisik merupakan hal yang paling sering diabaikan oleh penderita DM.Ini bisa


(14)

2

disebabkan karena banyak penderita Diabetes mellitus yang tidak mengetahui pentingnya aktivitas fisik sehingga tidak melaksanakanya dalam kehidupan sehari-hari atau kurangnya kepatuhan dalam menjalankan aktivitas fisik tersebut. Padahal aktivtas fisik merupakan hal pokok yang harus dilakukan penderita DM. Seperti dalam penelitian Kaizu (2014), bahwa aktivitas fisik merupakan kontrol gula darah yang baik dan menurunkan faktor resiko terjadinya kardiovaskuler pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Prevalensi DM di seluruh dunia pada semua kelompok umur menunjukan adanya peningkatan, Pada tahun 2010 jumlah kasus DM diseluruh dunia diperkirakan mencapai jumlah 285 juta dan sekitar 80% kasusnya terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang. Prevalensi DM di seluruh dunia tahun 2030 pada semua kelompok umur diperkirakan meningkat sebesar 4.4% dengan jumlah kasusnya mencapai 366 juta dan peningkatan proporsi terutama pada usia lebih dari 65 tahun (Wild, Roglic, Green, 2004). Prevalensi DM di Amerika Serikat pada tahun 2007 diperkirakan sebesar 7.8% (23.6 juta) dan lebih dari 90% kasusnya adalah DM tipe 2 sedangkan di inggris diperkirakan jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 1.8 juta jiwa. Perkiraan prevalensi DM dan toleransi glukosa terganggu (TGT) pada usia 20-79 tahun di asia tenggar pada tahun 2025 prevalensi DM sebesar 7.5% dan TGT sebesar 13.5% (IDF, 2009).

Berdasarkan data intenational diabetes federation (IDF) tahun 2009, menunjukan bahwa jumlah pasien DM di Indonesia pada kelompok umur antara 20-79 tahun pada tahun 2010 diperkirakan sebanyak 7 juta yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 9, sedangkan pada tahun 2030 diperkirakan jumlahnya meningkat menjadi 12 juta dan menempatkan Indonesia pada urutan ke 6. Prevalensi DM secara nasional yang


(15)

3

didapatkan data dari wawancara pada tahun 2007 adalah sebesar 1,1 juta dan meningkat secara pesat menjadi 2,1juta pada tahun 2013 (RISKESDAS, 2013).

Beberapa penyebab timbulnya hiperglikemia, penyebab itu adalah peningkatan asupan karbohidrat, penurunan sekresi insulin, peningkatan luaran glukosa hati, stress berlebih, peningkatan asupan glukosa perifal (resistensi insulin) dan kurang aktivitas fisik. Hiperglikemia merupakan keadaan dimana gula darah melebihi batas normal, biasanya lebih dari 200ml/dl (Mahendra Dkk, 2008). Hiperglikemia ini biasanya terjadi akibat tubuh tidak memproduksi insulin secara cukup untuk mengendalikan kadar gula darah atau jika tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan beberapa organ tubuh yang utama (Moore, 2013).

Kurang aktivitas fisik dapat memperparah terjadinya hiperglikemia, karena aktivitas fisik memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan aktivitas fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah, selain itu dengan aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi kardiovaskuler dan respirasi, menurunkan LDL dan meningkatkan HDL sehingga mencegah penyakit jantung koroner apabila aktivitas fisik ini dilakukan secara benar dan teratur. Anjuran olahraga atau aktivitas fisik sebetulnya bukan merupakan hal yang baru sebelum di temukanya insulin pada tahun 1921, namun pada waktu itu belum jelas aktivitas fisik yang harus dilakukan seperti jenis latihan, dosis, frekuensi maupun intensias dari latihan (Soegondo, Subekti, Pradana, 2007). Menurut Misdiarly (2006), dampak dari kurangnya aktivitas fisik dapat memperparah terjadinya hiperglikemia, meningkatkan resiko penyakit seperti hipertensi, stoke, penyakit jantung koroner, dan obesitas.


(16)

4

Menurut Adamu (2014), dalam penelitianya yang berjudul “Model matematika untuk dinamika sistem regulasi glukosa dibawah gabungan pengaruh diet dan aktivitas fisik mengatakan bahwa aktivitas fisik dan diet (pembatasan kalori) sebagai faktor yang mempengaruhi glukosa dan homeostasis insulin. Hasil penelitian menunjukan bahwa diet dan aktivitas fisik memiliki dampak yang besar pada regulasi glukosa plasma dan konsentrasi insulin. Diet dan aktivitas fisik dapat digunakan pada semua populasi untuk pengelolaan glukosa dan homeostatis insulin.

Jenis latihan fisik yang dianjurkan pada penderita DM adalah aerobik.karena aerobik merupakan kegiatan fisik yang terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Olahraga aerobik seperti jogging, berenang, senam kelompok, dan bersepeda tepat dilakukan pada penderita DM karena menggunakan semua otot-otot besar, pernapasan, jantung, serta diharapkan dapat menurunkan kadar gula darah (Widharto, 2007).

Hasil studi penduhuluan peneliti yang dilakukan pada tanggal 3 oktober 2015 Di desa Sidomulyo kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang, didapatkan data dari puskesmas bahwa di RT 24 RW 04 terdapat sekitar 17 orang yang terkena diabetes mellitus tipe 2 yang rata-rata berusia diatas 40 tahun dan sudah menderita selama lebih dari 6 bulan, dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 12 dan 5 berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata pekerjaan mereka adalah petani dan ibu rumah tangga, aktivitas pria berkebun di mulai dari pukul 07.00 pagi hingga sore hari, kemudian untuk ibu rumah tangga aktivitasnya hanya memasak dan membersihkan rumah serta memberi makan hewan ternak, tapi ada sebagian yang ikut membantu suaminya berkebun. Keluhan yang sering dirasakan akibat kekambuhan hiperglikemia adalah lemas, pusing, berat untuk beraktivitas dan ada yang merasa pandangan matanya sudah tidak jelas. Beberapa orang yang mengalami kenaikan gula darah


(17)

5

menyebutkan faktor penyebabnya antara lain : 7 orang perempuan mengatakan kurang beraktivitas, 3 orang perempuan dan 2 laki-laki mengatakan karena stress berlebih atau kaget ketika ada berita buruk serta 3 orang lainya menyebutkan sering kambuh karena ada tambahan penyakit lain. Mereka mengalami hiperglikemia dengan kadar gula lebih dari >500ml/dl Penangananya yang selama ini mereka lakukan biasanya dengan suntik insulin di tenaga kesehatan terdekat seperti mantri dan puskesmas tapi ada beberapa orang dengan keluhan itu tetap di buat beraktivitas atau di biarkan saja, kebanyakan mereka lebih sering berobat ke mantri 2-3 kali dalam sebulan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Kekambuhan Hiperglikemia pada Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di desa Sidomulyo kecamatan Sumbermanjing wetan kabupaten Malang.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah Apakah ada hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di desa Sidomulyo Kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Dengan melihat permasalahaan diatas maka secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan


(18)

6

hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di desa Sidomulyo kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat aktivitas fisik pada penderita diabetes mellitus tipe 2. 2. Mengidentifikasi kekambuhan hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus

tipe 2.

3. Menganalisis hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian serta memperluas wawasan pengetahuan teori dan praktik keperawatan, khususnya tentang hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia pada Diabetes Mellitus, serta mengaplikasikan ilmu riset yang telah di peroleh saat kuliah.

1.4.2 Manfaat Bagi Bidang Keperawatan

Memberikan informasi tentang keterkaitan antara tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia serta untuk menambah referensi keilmuan dalam bidang keperawatan

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat membantu memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk


(19)

7

mengetahui dan mengerti hal-hal yang dapat menyebabkan hiperglikemia dari beberapa aktivitas fisik.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Indriani (2007), meneliti tentang pengaruh latihan fisik; senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2. Jenis penelitian ini merupakan pra ekperimen tanpa kelompok control dengan responden 22 orang yang menderita diabetes mellitus tipe 2 dan menggunakan alat pengukuran data berupa kuesioner tentang karakteristik responden dan observasi untuk mengetahui kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh latihan fisik; senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di bukateja purbalingga (p=0.0001) dengan penurunan rata – rata sebesar 30.14 mg%. Menjelaskan perbedaan dengan penelitian ini adalah dari variabel independent adalah tingkat aktivitas fisik dan variabel terikatnya kekambuhan hiperglikemia. 2. Paramitha (2014), meneliti tentang Hubungan tingkat Aktivitas dengan Kadar

Gula pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di rumah sakit umum daerah Karanganyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample 65 pasien diabetes mellitus tipe 2. Kadar gula darah di peroleh dari rekam medis. Hasil uji korelasi didapatkan nilai p = 0,001 dan nilai r = -0,433. Menjelaskan perbedaaan dengan penelitian ini adalah dari variabel dependent (terikat) yaitu tingkat kekambuhan hiperglikemia.

3. Mutmainah (2013), meneliti tentang hubugan kadar gula darah hipertensi pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di rumah sakit umum daerah karanganyar. Penelitian ini menggunakan penelitian obseravsional analitik dengan


(20)

8

pendekatan cross sectional jumlah sampel dalam penitilian ini berjumlah 56. Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tensi meter air raksa untuk mengukur tekanan darah, serta data medik untuk melihat glukosa dalam darah. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kadar gula dengan hipertensi pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Menjelaskan perbedaan dengan penelitian ini adalah dari variabel dependen yaitu kekambuhan hiperglikemia.


(1)

didapatkan data dari wawancara pada tahun 2007 adalah sebesar 1,1 juta dan meningkat secara pesat menjadi 2,1juta pada tahun 2013 (RISKESDAS, 2013).

Beberapa penyebab timbulnya hiperglikemia, penyebab itu adalah peningkatan asupan karbohidrat, penurunan sekresi insulin, peningkatan luaran glukosa hati, stress berlebih, peningkatan asupan glukosa perifal (resistensi insulin) dan kurang aktivitas fisik. Hiperglikemia merupakan keadaan dimana gula darah melebihi batas normal, biasanya lebih dari 200ml/dl (Mahendra Dkk, 2008). Hiperglikemia ini biasanya terjadi akibat tubuh tidak memproduksi insulin secara cukup untuk mengendalikan kadar gula darah atau jika tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan beberapa organ tubuh yang utama (Moore, 2013).

Kurang aktivitas fisik dapat memperparah terjadinya hiperglikemia, karena aktivitas fisik memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan aktivitas fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah, selain itu dengan aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi kardiovaskuler dan respirasi, menurunkan LDL dan meningkatkan HDL sehingga mencegah penyakit jantung koroner apabila aktivitas fisik ini dilakukan secara benar dan teratur. Anjuran olahraga atau aktivitas fisik sebetulnya bukan merupakan hal yang baru sebelum di temukanya insulin pada tahun 1921, namun pada waktu itu belum jelas aktivitas fisik yang harus dilakukan seperti jenis latihan, dosis, frekuensi maupun intensias dari latihan (Soegondo, Subekti, Pradana, 2007). Menurut Misdiarly (2006), dampak dari kurangnya aktivitas fisik dapat memperparah terjadinya hiperglikemia, meningkatkan resiko penyakit seperti hipertensi, stoke, penyakit jantung koroner, dan obesitas.


(2)

Menurut Adamu (2014), dalam penelitianya yang berjudul “Model matematika untuk dinamika sistem regulasi glukosa dibawah gabungan pengaruh diet dan aktivitas fisik mengatakan bahwa aktivitas fisik dan diet (pembatasan kalori) sebagai faktor yang mempengaruhi glukosa dan homeostasis insulin. Hasil penelitian menunjukan bahwa diet dan aktivitas fisik memiliki dampak yang besar pada regulasi glukosa plasma dan konsentrasi insulin. Diet dan aktivitas fisik dapat digunakan pada semua populasi untuk pengelolaan glukosa dan homeostatis insulin.

Jenis latihan fisik yang dianjurkan pada penderita DM adalah aerobik.karena aerobik merupakan kegiatan fisik yang terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Olahraga aerobik seperti jogging, berenang, senam kelompok, dan bersepeda tepat dilakukan pada penderita DM karena menggunakan semua otot-otot besar, pernapasan, jantung, serta diharapkan dapat menurunkan kadar gula darah (Widharto, 2007).

Hasil studi penduhuluan peneliti yang dilakukan pada tanggal 3 oktober 2015 Di desa Sidomulyo kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang, didapatkan data dari puskesmas bahwa di RT 24 RW 04 terdapat sekitar 17 orang yang terkena diabetes mellitus tipe 2 yang rata-rata berusia diatas 40 tahun dan sudah menderita selama lebih dari 6 bulan, dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 12 dan 5 berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata pekerjaan mereka adalah petani dan ibu rumah tangga, aktivitas pria berkebun di mulai dari pukul 07.00 pagi hingga sore hari, kemudian untuk ibu rumah tangga aktivitasnya hanya memasak dan membersihkan rumah serta memberi makan hewan ternak, tapi ada sebagian yang ikut membantu suaminya berkebun. Keluhan yang sering dirasakan akibat kekambuhan hiperglikemia adalah lemas, pusing, berat untuk beraktivitas dan ada yang merasa pandangan matanya sudah tidak jelas. Beberapa orang yang mengalami kenaikan gula darah


(3)

menyebutkan faktor penyebabnya antara lain : 7 orang perempuan mengatakan kurang beraktivitas, 3 orang perempuan dan 2 laki-laki mengatakan karena stress berlebih atau kaget ketika ada berita buruk serta 3 orang lainya menyebutkan sering kambuh karena ada tambahan penyakit lain. Mereka mengalami hiperglikemia dengan kadar gula lebih dari >500ml/dl Penangananya yang selama ini mereka lakukan biasanya dengan suntik insulin di tenaga kesehatan terdekat seperti mantri dan puskesmas tapi ada beberapa orang dengan keluhan itu tetap di buat beraktivitas atau di biarkan saja, kebanyakan mereka lebih sering berobat ke mantri 2-3 kali dalam sebulan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Kekambuhan Hiperglikemia pada Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di desa Sidomulyo kecamatan Sumbermanjing wetan kabupaten Malang.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah Apakah ada hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di desa Sidomulyo Kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Dengan melihat permasalahaan diatas maka secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan


(4)

hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di desa Sidomulyo kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat aktivitas fisik pada penderita diabetes mellitus tipe 2. 2. Mengidentifikasi kekambuhan hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus

tipe 2.

3. Menganalisis hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian serta memperluas wawasan pengetahuan teori dan praktik keperawatan, khususnya tentang hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia pada Diabetes Mellitus, serta mengaplikasikan ilmu riset yang telah di peroleh saat kuliah.

1.4.2 Manfaat Bagi Bidang Keperawatan

Memberikan informasi tentang keterkaitan antara tingkat aktivitas fisik dengan kekambuhan hiperglikemia serta untuk menambah referensi keilmuan dalam bidang keperawatan

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat membantu memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk


(5)

mengetahui dan mengerti hal-hal yang dapat menyebabkan hiperglikemia dari beberapa aktivitas fisik.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Indriani (2007), meneliti tentang pengaruh latihan fisik; senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2. Jenis penelitian ini merupakan pra ekperimen tanpa kelompok control dengan responden 22 orang yang menderita diabetes mellitus tipe 2 dan menggunakan alat pengukuran data berupa kuesioner tentang karakteristik responden dan observasi untuk mengetahui kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh latihan fisik; senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di bukateja purbalingga (p=0.0001) dengan penurunan rata – rata sebesar 30.14 mg%. Menjelaskan perbedaan dengan penelitian ini adalah dari variabel independent adalah tingkat aktivitas fisik dan variabel terikatnya kekambuhan hiperglikemia. 2. Paramitha (2014), meneliti tentang Hubungan tingkat Aktivitas dengan Kadar

Gula pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di rumah sakit umum daerah Karanganyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample 65 pasien diabetes mellitus tipe 2. Kadar gula darah di peroleh dari rekam medis. Hasil uji korelasi didapatkan nilai p = 0,001 dan nilai r = -0,433. Menjelaskan perbedaaan dengan penelitian ini adalah dari variabel dependent (terikat) yaitu tingkat kekambuhan hiperglikemia.

3. Mutmainah (2013), meneliti tentang hubugan kadar gula darah hipertensi pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di rumah sakit umum daerah karanganyar. Penelitian ini menggunakan penelitian obseravsional analitik dengan


(6)

pendekatan cross sectional jumlah sampel dalam penitilian ini berjumlah 56. Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tensi meter air raksa untuk mengukur tekanan darah, serta data medik untuk melihat glukosa dalam darah. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kadar gula dengan hipertensi pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Menjelaskan perbedaan dengan penelitian ini adalah dari variabel dependen yaitu kekambuhan hiperglikemia.