Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penelitian Metode Pengambilan Contoh

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Jember. Pemilihan daerah penelitian dilaksanakan secara sengaja Purposive Method dengan dasar pertimbangan bahwa daerah di Kabupaten Jember memiliki potensi untuk penghasil kroto secara budidaya. Kabupaten Jember memiliki banyak daerah lembab yang cocok untuk keberlangsungan semut rangrang Daniel, 2005. Daerah penelitian adalah Kecamatan Semboro, Kecamatan Mumbulsari dan Kecamatan Sukowono. Pemilihan daerah penelitian tersebut atas dasar terdapat usaha budidaya semut rangrang yang masih aktif pada saat penelitian berlangsung. Daerah penelitian tersebut cukup mewakili usaha budidaya di Kabupaten Jember, yaitu Kecamatan Semboro untuk wilayah Kabupaten Jember bagian barat, Kecamatan Mumbulsari untuk wilayah Kabupaten Jember bagian timur, dan Kecamatan Sukowono untuk wilayah Kabupaten Jember bagian utara.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode analitik merupakan metode yang bertujuan untuk menguji suatu hipotesa dan mengadakan intepretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan Nazir, 2003.

3.3 Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan total sampling karena semua populasi dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 3 orang pembudidaya semut rangrang, yaitu pembudidaya semut rangrang yang berasal dari Kecamatan Semboro, Kecamatan Mumbulsari, dan Kecamatan Sukowono. Metode total sampling digunakan untuk rumusan masalah pertama mengenai perbedaan antara SOP usaha budidaya semut rangrang dan teknik usaha budidaya semut rangrang di Kabupaten Jember serta permasalahan kedua mengenai kontribusi pendapatan usaha budidaya semut rangrang terhadap pendapatan keluarga di Kabupaten Jember. Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Pembudidaya Semut Rangrang di Kabupaten Jember Tahun 2015 No Kecamatan Populasi Sampel 1. 2. 3. Kecamatan Semboro Kecamatan Mumbulsari Kecamatan Sukowono 1 1 1 1 1 1 Jumlah 3 3 Sumber: Data Primer diolah tahun 2015 Tabel 3.1 menjelaskan tentang banyaknya jumlah populasi dan sampel pembudidaya semut rangrang di Kabupaten Jember pada tahun 2015. Ada 3 kecamatan di Kabupaten Jember yang masing-masing memiliki 1 sampel, yaitu Kecamatan Semboro, Kecamatan Mumbulsari dan Kecamatan Sukowono. Jumlah sampel pembudidaya semut rangrang sebanyak 3 orang. Jumlah tersebut didasarkan pada pembudidaya semut rangrang yang masih aktif berbudidaya semut rangrang di Kabupaten Jember pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini juga menggunakan purposive sampling yaitu penelitian yang dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi. Penggunaan teknik ini didasarkan kepada pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang telah didapat dari populasi Mardalis, 2004. Metode purposive sampling digunakan untuk rumusan masalah ketiga mengenai strategi pengembangan usaha budidaya semut rangrang di Kabupaten Jember. Ketiga sampel pembudidaya semut rangrang, yaitu pembudidaya semut rangrang di Kecamatan Semboro, pembudidaya semut rangrang di Kecamatan Mumbulsari dan pembudidaya semut rangrang di Kecamatan Sukowono sengaja dipilih oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah ketiga. Peneliti dalam hal ini juga secara sengaja menetapkan penyuluh peternakan di Kecamatan Semboro, UPTD Peternakan Mumbulsari dan UPTD Peternakan Sukowono sebagai sumber informasi untuk rumusan masalah ketiga.

3.4 Metode Pengambilan Data