D : diameter tiang
Biasanya jarak antara 2 tiang dalam kelompok diisyaratkan minimum 0,60 m dan maksimum 2,00 m. Ketentuan ini berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut: 1.
Bila S 2,5 D a.
Kemungkinan tanah di sekitar kelompok tiang akan naik terlalu berlebihan karena terdesak oleh tiang-tiang yang dipancang terlalu
berdekatan. b.
Terangkatnya tiang-tiang di sekitarnya yang telah dipancang lebih dahulu. 2.
Bila S 3,0 D Apabila S 3 D maka tidak ekonomis, karena akan memperbesar
ukurandimensi dari poer footing. Pada perencanaan pondasi tiang pancang biasanya setelah jumlah tiang
pancang dan jarak antara tiang-tiang pancang yang diperlukan kita tentukan, maka kita dapat menentukan luas poer yang diperlukan untuk tiap-tiap kolom portal.
Bila ternyata luas poer total yang diperlukan lebih kecil dari pada setengah luas bangunan, maka kita gunakan pondasi setempat dengan poer di atas kelompok tiang
pancang. Dan bila luas poer total diperlukan lebih besar daripada setengah luas
bangunan, maka biasanya kita pilih pondasi penuh raft fondation di atas tiang-tiang pancang.
2.5.6 Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang Pancang mini pile
Universitas Sumatera Utara
Jika kelompok tiang dipancang dalam tanah lempung lunak, pasir tidak padat, atau timbunan, dengan dasar tiang yang bertumpu pada lapisan kaku, maka
kelompok tiang tersebut tidak mempunyai resiko akan mengalami keruntuhan geser umum, asalkan diberikan faktor aman yang cukup terhadap bahaya keruntuhan tiang
tunggalnya. Akan tetapi, penurunan kelompok tiang masih tetap harus dipancang secara keseluruhan ke dalam tanah lempung lunak.
Pada kelompok tiang yang dasarnya bertumpu pada lapisan lempung lunak, faktor aman terhadap keruntuhan blok harus diperhitungkan, terutama untuk jarak
tiang-tiang yang dekat. Pada tiang yang dipasang pada jarak yang besar, tanah di antara tiang-tiang bergerak sama sekali ketika tiang bergerak ke bawah oleh akibat
beban yang bekerja. Tetapi, jika jarak tiang-tiang terlalu dekat, saat tiang turun akibat beban, tanah diantara tiang-tiang juga ikut bergerak turun. Pada kondisi ini,
kelompok tiang dapat dianggap sebagai satu tiang besar dengan lebar yang sama dengan lebar kelompok tiang. Saat tanah yang mendukung beban kelompok tiang ini
mengalami keruntuhan, maka model keruntuhannya disebut keruntuhan blok, tanah yang terletak diantara tiang bergerak kebawah bersama-sama dengan tiangnya.
Mekanisme keruntuhan yang demikian dapat terjadi pada tipe-tipe tiang pancang mini pile maupun tiang bor.
Perhitungan efisiensi tiang berdasarkan Metode Sayed Bakeer:
2.5.6.1 Metode Sayed Bakeer
ή
s
= 2 x
Dengan
ρ
= , maka efisiensi tiang :
Universitas Sumatera Utara
η
g
= 1 – 1 –
ή
s
.
K .
ρ
nilai K diperoleh dari tabel parameter untuk efisiensi
sesuai tipe tanah. Dimana : d = diameter tiang pancang
s = jarak antar tiang terkecil m = banyak tiang pancang dalam arah memanjang
n = banyak tiang pancang dalam arah melintang Q
s
= daya dukung gesek tiang T Q
= daya dukung satu tiang pancang T ή
s
= Efisiensi geometris faktor ukuran, jarak tiang η
g
= Efisiensi group K = Faktor interaksi group faktor tanah
Formula ini menunjukkan hubungan antara grup efisiensi
η
g
dengan parameter
ή
s
efisiensi geometris,
ρ
faktor friksi, K faktor tanah seperti terlihat pada tabel.
Tabel 2.6 Nilai-nilai Parameter untuk Efisiensi sesuai tipe tanah Tipe Tanah
ρ
sd K
Loose Sand 0.1 - 0.2
2 4
6 3 – 7
2 - 4 1 – 2
Medium dense sand 0.2 – 0.3
2 4
6 2 – 4
1 – 3 1
Soft clay 0.8 – 0.9
2 4
6 1.1 – 1.7
0.7 – 0.9 0.5 – 0.6
Medium stiff clay 0.6 – 0.7
2 4
6 1.5 – 1.7
0.75 – 0.8 0.5
2.6 Faktor Keamanan