Kasus Posisi II IMPLEMENTASI SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA LINGKUNGAN HIDUP

Agung Textile Jl. Raya Jaten Km. 7 Karanganyar atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah Hukum Peradilan Karanganyar. Terdakwa SOEGIARTO SANTOSA bin ADI SANTOSA sebagai Kepala Dying Finishing di PT. Sawah Karunia Agung Textile yang bergerak di bidang usaha industri textile dengan memproduksi tenun dan dying finishing celupputihan dihasilkan juga limbah cair yang proses pembuangannya dengan cara mengolah limbah dengan pengolahan Fisika, Kimia dan biologi yaitu dengan menggunakan obat DCA sebanyak 1000 sd 2000 kg per hari untuk debit limbah sebanyak 200 m3 ditambah plukolan untuk memperbesar endapan fisika kemudian larutannya di masukkan ke bak biologi, kemudian dari bak masuk ke bak sedimentasi, selanjutnya larutannya dimasukkan ke bak biologi, kemudian dari bak masuk ke bak sendimentasi, selanjutnya larutannya masuk ke repid sandfilter, selanjutnya hasil larutan penyaringan di buang ke sungai Ngringo. Saat dilakukan pengambilan limbah cair pada Outlet PT. Sawah Karunia Agung Textile dan dilakukan pemeriksaan Laboratoris di Kantor Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan Semarang BARISTAND INDAG SEMARANG, sebagaimana terdapat dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoristik Kriminalistik Barang Bukti Limbah Cair PT. Sawah Karunia Agung Textile No. Lab 661KTFIX2004 tanggal 21 September 2004, hasil pemeriksaan adalah : Parameter TSS = 100 Mgl padahal seharusnya = 60 Mgl, Parameter COD = 274.1 Mgl padahal seharusnya = 250 Mgl. Pasal yang dilanggar : Pasal 43 ayat 1 Jo. Pasal 45 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tuntutan : Menjatuhkan Pidana bagi Terdakwa SOEGIARTO SANTOSA bin ADI SANTOSA dengan pidana penjara selama 8 delapan bulan dan membayar denda sebesar Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah subsidair 1 satu bulan kurungan. Amar Putusan Pengadilan Negeri Karanganyar : Menyatakan Terdakwa PAULUS TANUWIJAYA terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENCEMARAN LINGKUNGAN”. Menghukum Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 enam bulan dengan ketentuan bahwa pidana tersebut tidak usah dijalankan kecuali jika dikemudian hari ada putusan hakim yang menentukan lain disebabkan karena terdakwa telah bersalah melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan 9 sembilan bulan terakhir dan denda Rp.75.000.000,- tujuh puluh lima juta rupiah dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan hukuman kurungan selama 1 satu bulan. Putusan Nomor : 138Pid2005PT.Smg Pada Tanggal 30 Mei 2005 Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karanganyar telah mengajukan permintaan Banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Karanganyar tersebut. Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi dengan seksama mempelajari berkas perkara yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan Penyidikan, Berita Acara Pemeriksaan di sidang Pengadilan Negeri, surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara, salinan resmi putusan pengadilan Negeri Karanganyar tanggal 23 Mei 2005 No. 17Pid.B2005PN.Kray. Maka Pengadilan Tinggi Berpendapat bahwa alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan tersebut yang berpendapat terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang di dakwakan melanggar Pasal 43 ayat 1 jo Pasal 45 UU RI Nomor 23 Tahun 1997, dalam dakwaan, termasuk sebutan tindak pidana kualifikasi, serta lamanya pidana penjara yang dijatuhkan telah tepat dan benar sesuai hukum dan rasa keadilan, oleh karena itu dapat disetujui dan diambil alih oleh Pengadilan Tinggi sebagai pendapatnya sendiri dalam mengadili perkara ditingkat banding. Atas dasar alasan-alasan dan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Karanganyar tanggal 23 Mei 2006 No. 17Pid.B2005PN.Kray yang dimintakan banding tersebut dapat dikuatkan. Amar Putusan Pengadilan Tinggi Semarang Menerima permintaan Banding dari Jaksa Penuntut Umum, menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Karanganyar tanggal 23 Mei 2005 Nomor : 17Pid.B2005PN.Kray yang dimintakan banding tersebut, membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.500 dua ribu lima ratus rupiah. Putusan Nomor 1660KPid2006 Para pemohon masing-masing yakni Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa mengajukan Upaya Hukum Kasasi pada tanggal 24 Mei 2006 dan tanggal 2 Juni 2006 serta memori kasasi nya telah diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Karanganyar masing-masing pada tanggal 31 Mei 2006 dan tanggal 8 Juni 2006 dengan demikian Permohonan Kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut Undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima. Mahkamah Agung berpendapat bahwa alasan Kasasi Pemohon Kasasi IJaksa Penuntut Umum tidak dapat dibenarkan, karena Judex Facti Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri telah tepat dalam pertimbangan dan putusannya, lagi pula mengenai berat ringannya hukuman dalam perkara ini adalah wewenang Judex Facti yang tidak tunduk pada kasasi, kecuali apabila Judex Facti menjatuhkan suatu hukuman yang tidak diatur oleh peraturan perundang-undangan atau pidana yang dijatuhkan tanpa pertimbangan yang cukup. Mahkamah Agung berpendapat bahwa alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi IITerdakwa tidak dapat dibenarkan, karena Judex Facti Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri telah tepat dalam pertimbangan dan putusannya, lagi pula alasan-alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat perhargaan tentang suatu kenyataan, keberatan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat Kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat Kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004. Berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata, Putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum danatau undang-undang, maka permohonan Kasasi dari Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa harus ditolak. Amar Putusan Mahkamah Agung : Menolak permohonan Kasasi I : Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karanganyar dan Pemohon Kasasi II : Terdakwa tersebut, membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan yang pada tingkat kasasi ditetapkan sebesar Rp.2.500,- dua ribu lima ratus rupiah.

3. Analisis Kasus

Seperti yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat bahwa terdakwa dalam Kasus Posisi I dan II telah melakukan pencemaran lingkungan yaitu limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan operasional badan usahanya tersebut telah melebihi ambang batas Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan industri tekstile yang ditentukan di dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 660.10021997 tentang Baku Mutu Limbah Cair sehingga limbah yang dibuang tersebut dapat menimbulkan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup atau dapat berakibat berbahaya terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia oleh karena perbuatannya terdakwa juga diancam pidana dalam Pasal 43 ayat 1 jo. Pasal 45 Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup. Kedua kasus tersebut di atas terjadi pada tahun 2005 sehingga Peraturan Perundang-Undangan yang diterapkan masih menggunakan Peraturan Perundang-undang yang lama sedangkan pada saat ini sebagai pengganti SK Gubernur Jawa Tengah No. 660.1021997 di gunakan peraturan terbaru yaitu Peraturan Daerah Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 sebagai perubahan atas Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah Air Limbah dan Undang-Undang Terbaru yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai penyempurna Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Para Terdakwa dalam perkara ini didakwa telah melakukan satu tindak pidana yang diatur di dalam beberapa peraturan pidana concursus idealis, yaitu melanggar SK Gubernur Jawa Tengah No. 660.1021997 tentang Baku Mutu Limbah Cair dan Pasal 43 ayat 1 jo. Pasal 45 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, hal ini diatur dalam Pasal 63 ayat 1 dan 2 KUHP yang berbunyi : 1 Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah satu di antara aturan-aturan itu, jika berbeda-beda yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat. 2 Jika suatu perbuatan, yang masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang dikenakan Pada perkara ini diterapkan Pasal 63 ayat 1 KUHP karena sesuai dengan asas Lex Superior Derogat Lex Inferior yang artinya ketentuan yang lebih tinggi mengenyampingkan ketentuan yang lebih rendah. Sehingga Majelis Hakim menggunakan ketentuan pidana sesuai yang diatur di dalam Pasal 43 ayat 1 jo. Pasal 45 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk menindak para pelaku Tindak Pidana Lingkungan Hidup. Para Terdakwa telah melakukan tindak pidana lingkungan hidup karena telah melanggar Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa “barangsiapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sengaja melepaskan atau mebuang zat, energi, danatau komponen lain yang berbahaya atau beracun masuk di atas atau kedalam tanah, ke dalam udara atau ke dalam air permukaan, melakukan impor, ekspor, memperdagangkan, mengangkut, menyimpan bahan tersebut, menjalankan instalasi yang berbahaya, padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk menduga bahwa perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. Begitu pula Pasal 45 yang menyatakan bahwa jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum, perseroan, perserikatan, yayasan atau organisasi lain, ancaman pidana denda diperberat dengan sepertiga. Majelis hakim dalam putusannya tidak menerapkan ketentuan pidana pada Pasal 45 UUPLH secara konkrit karena tidak memperberat putusannya sesuai dengan ketentuan Pasal 45 UUPLH tersebut yang menjelaskan bahwa tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum, perseroan,