commit to user
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian tentang JSA yang dilakukan di PT. Marunda Grahamineral Kalimantan Tengah didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Program Job Safety Analysis a. Kebijakan K3 PT. Marunda Grahamineral Kalimantan Tengah
PT. Marunda Grahamineral mendukung sepenuhnya segala usaha-usaha yang menjadi komitmen manajemen dalam penerapan K3
di lingkungan kerja, hal ini tercemin dari kebijakan manajemen untuk mengutamakan keselamatan kerja safety first dan melakukan semua
tindakan yang bisa dilakukan untuk memastikan bahwa standar-standar tertinggi kesehatan dan keselamatan kerja dijaga bagi semua karyawan
dan kontraktor merupakan cita-cita tertingginya. Adapun isi dari kebijakan K3 di PT. Marunda Grahamineral
adalah sebagai berikut : Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja K3 merupakan
salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta bebas dari pencemaran lingkungan menuju peningkatan efisiensi dan produktivitas, sudah menjadi komitmen PT. Marunda
Grahamineral untuk :
commit to user
49
1 Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen perusahaan.
2 Membudayakan pemahaman dan penerapan norma keselamatan dan kesehatan kerja yang berkelanjutan.
3 Meningkatkan kemampuan, pemahaman, sikap dan perilaku budaya keselamatan dan Kesehatan kerja terhadap sumber daya manusia.
4 Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui manajemen resiko dan manajemen perilaku yang berisiko
Perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
secara maksimal, dengan melakukan analisis secara maksimal, dengan melakukan analisis secara mendalam dan menjalankan syarat-syarat K3
secara baik dan benar. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini harus dipahami
dan dilaksanakan oleh semua orang yang bekerja untuk dan atas nama PT. Marunda Grahamineral.
Kebijakan ini didokumentasikan, direview dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan semua pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan, untuk dimengerti dan dilaksanakan serta dapat ditinjau kembali sesuai kebutuhan.
Di dalam kebijakan tersebut dinyatakan mengenai komitmen perusahaan mengenai pelaksanaan K3 melalui manajemen risiko, dan
telah tertulis dengan jelas.
commit to user
50
Sebagai wujud untuk mengurangi risiko kecelakaan dari setiap aktivitas maka dilaksanakan manajemen resiko dari aktivitas kerja di
Area Coal Crushing Plant CCP. Sebagai wujud nyata dari pelaksanaan manajemen risiko tersebut maka dilaksanakan kegiatan
identifikasi terhadap potensi bahaya dari aktivitas kerja di Area Coal Crushing Plant CCP. Salah satu metode yang digunakan adalah Job
Safety Analysis JSA yang dianggap bisa mengungkapkan potensi bahaya dalam setiap langkah pekerjaan. Pembuatan JSA ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin ada dalam setiap langkah pekerjaan. JSA ini dibuat berdasarkan adanya
pemikiran bahwa : 1 Setiap kecelakaan selalu ada penyebabnya.
2 Setiap jenis pekerjaan atau tugas dapat diuraikan kedalam suatu urutan langkah pekerjaan yang sederhana.
3 Setiap langkah tersebut dapat dikenali bahayanya. 4 Setiap bahaya yang terdapat dalam setiap langkah tersebut dapat
diatasi agar tidak menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
b. Tim pelaksana Pelaksanaan JSA adalah kerjasama antara berbagai pihak yang
saling berkaitan. Safety Departement hanya sebagai fasilitator dalam pelaksanaan, sedangkan penanggung jawab pelaksanaan adalah
foreman dari tiap-tiap seksi yang bersangkutan dan operator mesin atau
commit to user
51
alat berat dari pekerjaan yang dianalisa. Hal ini didasarkan pada pemikiran :
1 Pihak tersebut foreman dan operator dianggap sebagai personil yang paling mengerti tentang aktivitas pekerjaan.
2 Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan yang dianalisa. 3 Mempunyai basic yang cukup kuat dibidangnya.
Kedua pihak tersebut harus bertanggung jawab dalam proses observasi dan diskusi mengenai bahaya, sehingga diharapkan mampu
memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan cara penanggulangan bahaya.
Dari pihak Safety juga memberikan pembinaan, penjelasan dan pelatihan dalam pelaksanaan analisa dari tiap unit kerja. Memberikan
penjelasan kepada supervisor atau operator mengenai langkah melakukan manajemen risiko dengan job safety analysis. Setelah
melakukan analisa maka hasilnya didokumentasikan dan dilaporkan kepada Dept Head masing-masing yang diamati sebagai bahan
masukan untuk tindakan perbaikan. 2. Tahapan Pembuatan JSA
Tahapan dalam membuat JSA di PT. Marunda Grahamineral, yaitu : a. Menentukan jenis pekerjaan yang akan dianalisa
Pada tahap ini tim mencari dan memilih jenis pekerjaan yang akan dilakukan untuk JSA. Dan didalam memilih pekerjaan yang akan
commit to user
52
dilakukan untuk menganalisa keselamatan pekerjaan, maka tim assesment mengacu pada hal-hal sebagai berikut :
1 Frekuensi kecelakaan Suatu pekerjaan yang mengakibatkan kejadian kecelakaan
yang berulang-ulang merupakan calon pekerjaan yang akan dilakukan analisa keselamatan pekerjaan. Jumlah kecelakaan yang
tinggi merupakan prioritas yang harus diwaspadai terlebih dahulu. 2 Tingkat kecelakaan yang berakibat kecacatan
Setiap kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan seharusnya dilakukan analisa keselamatan pekerjaan. Karena
kecacatan itu membuktikan bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan sebelumnya belum sepenuhnya berhasil.
3 Potensi keparahan Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai laporan
catatan mengenai suatu kejadian kecelakaan tetapi kemungkinan potensial dapat mengakibatkan cidera serius atau parah.
4 Pekerjaan baru Sebuah analisa pekerjaan atau JSA untuk setiap jenis
pekerjaan baru dan perubahan pada peralatan baru sesegera mungkin analisa sebaiknya tidak ditunda sampai adanya kecelakaan atau near
miss dahulu. 5 Kejadian hampir celaka
Pekerjaan yang sering terjadi near miss seharusnya juga perlu dilakukan Job Safety Analysis.
commit to user
53
b. Menguraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah dasar Setelah mendapatkan semua aktivitas pekerjaan, maka
kemudian diadakan observasi ke setiap line tempat pekerjaan tersebut dilakukan. Dengan observasi tersebut maka dapat dilihat proses
aktivitas pekerjaan secara langsung untuk memudahkan proses pembuatan JSA, dengan mengadakan observasi diharapkan dapat
mempunyai gambaran mengenai proses aktivitas pekerjaan yang dilakukan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan, kondisi lingkungan,
serta bahaya yang mungkin timbul. Dalam menjabarkan pekerjaan menjadi langkah-langkah dasar,
tidak ada suatu pedoman atau aturan sampai seberapa detail penjabarannya, akan tetapi agar tidak terlalu meluas maka dalam
penyusunan langkah-langkah jangan lebih dari 15 langkah. Dalam membagi pekerjaan jangan sampai terlalu detail dan jangan telalu
umum. Pekerjaan yang dibagi menjadi langkah-langkah utama tidak boleh dilewatkan, dan tahapan ini dibuat sedemikian rupa agar mudah
diingat dan dipahami oleh tenaga kerja sendiri. c. Mengidentifikasi potensi bahaya pada masing-masing pekerjaan
Proses pembuatan JSA selanjutnya adalah proses identifikasi terhadap potensi-potensi bahaya untuk menentukan keterpaparan dari
kerugian yang ada disetiap aktivitas pekerjaan. Dalam pengisian identifikasi potensi bahaya ada beberapa faktor yang diperhatikan,
yaitu:
commit to user
54
1 Faktor Manusia Yang perlu diamati dari segi ini adalah :
a Apakah pekerjaan dilakukan oleh orang baru atau belum berpengalaman?
b Apakah tenaga kerja mampu bekerja sama dengan baik? c Apakah pekerjaaan dilakukan oleh orang yang tidak diserahi
tanggung jawab? 2 Faktor Peralatan
a Jenis peralatan apa yang digunakandibutuhkan untuk melakukan pekerjaan?
b Apakah peralatan tersebut bekerja secara otomatis atau manual? c Apa saja kondisi tidak aman yang mungkin timbul?
d Alat pengaman apa saja yang sudah adabelum ada? e Apakah area kerja sudah cukup aman?
3 Faktor Material a Material berbahaya apa saja yang dipakai dalam proses tersebut?
b Kemungkinan apa saja yang bisa membuat material tersebut menyebabkan kerugian, gangguan kesehatan, kualitas dan
produktifitas? c Bagaimana menangani material tersebut?
4 Faktor Lingkungan a Bagaimana kondisi tempat kerja?
b Potensi-potensi apa saja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap proses?
c Apakah pekerjaan diruang terbatastertutup?
commit to user
55
Suatu pekerjaan jika dilakukan substandar maka akan menyebabkan keadaan yang tidak aman, near miss atau bahkan terjadi
kerugian. Untuk mencegah cara kerja yang substandar maka diperlukan tindakan identifikasi terhadap potensi bahaya yang spesifik tiap langkah
kerja, hal ini merupakan kunci utama dalam usaha pengendalian kerugian yang efektif, karena upaya pengendalian langsung ditujukan
pada faktor penyebabnya. d. Penilaian Risiko
Kemungkinan probabilitas dan keparahan severitas. Keduanya berbanding lurus dengan nilai risiko itu sendiri, artinya
semakin tinggi nilai peluang dan severitasnya, maka nilai risiko pun semakin tinggi.
Gambar 4. Grafik Risiko 1 Peluang Probabilitas
PT. Marunda Grahaminersl menetapkan 5 skala kualitatif untuk mewakili nilai peluang terjadinya kecelakaan sesuai dengan
tabel di bawah ini:
Resiko Meningkat
Probabilitas Se
ve rit
as
L M
H VL
L M
H VH
Resiko Meningkat
Probabilitas Se
ve rit
as
L M
H VL
L M
H VH
commit to user
56
Tabel 1. Nilai Peluang Probability Kemungkinan
Nilai
Critical
Kecelakaan tersebut hampir dapat dipastikan terjadi, kemungkinan 75, Aspek muncul dalam sehari.
5 Likely
Suatu keadaan dimana bahaya kemungkinan besar terjadi atau kemungkinan terjadi diatas rata-rata 51 sd
75 , Asperk muncul sekali dalam seminggu.
4
Possible Suatu keadaan dimana bahaya dapat terjadi kadang-
kadang, atau kemungkinan terjadi rata-rata 50, Aspek muncul sekali dalam sebulan.
3
Unlikely Suatu keadaan dimana bahaya dapat terjadi pada saat-
saat tertentu saja, kemungkinan dibawah rata-rata atau kemungkinan terjadi 25 sd 49 , Aspek muncul
sekali dalam setahun.
2
Rate Suatu keadaan dimana bahaya terjadi sangat kecil
terjadi atau hampir tidak mungkin terjadi atau tingkat kemungkinan dibawah 25, Aspek muncul sekali
dalam lima tahun.
1
Sumber: SOP01IBPRVIII2010 PT. Marunda Grahamineral 2 Keparahan Saverity
Severitas menunjukkan tingkat keparahan yang harus diderita jika kecelakaan benar-benar terjadi, baik terhadap manusia,
property dan lingkungan. Nilai saveritas yang ditetapkan PT. Marunda Grahamineral Kalimantan Tengah dalam operasi bisnisnya
dalam dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Nilai Keparahan
Severity Keparahan Nilai
Fatality Ada kematian, kerusakan harta benda diatas U
10.000, penutupan usaha, kerusakan lingkungan yang eksternal serius jangka panjang.
5
bersambung ....
commit to user
57
sambungan....
Major LTI dengan cacat permanen, kerusakan harta benda U
5000 sd 10.000, kerusakan lingkungan eksternal serius jangka pendek
4 Moderate
LTI dengan tanpa cacat permanen, kerusakan harta benda U 500 sd 5000, kerusakan eksternal ringan.
3 Minor
Minor injurysakit tanpa gangguan fungsi, kerusakan harta benda 10 sd 500, ada dampak lingkungan
inyternal serius
2 Insignificant
Ada cidera ringanhanya memerlukan P3K, kerugian harta benda kurang dari U 10, dampak lingkungan
internal ringan.
1
Sumber: SOP01IBPRVIII2010 PT. Marunda Grahamineral 3 Matrik Penetapan Resiko
Matrik Risiko di PT. Marunda Grahamineral Kalimantan Tengah terdiri dari dua dimensi yaitu keparahan dan keseringan,
berikut adalah matrik risiko yang dimiliki oleh PT. Marunda Grahamineral :
Tabel 3. Matrik Penetapan Resiko Keparahan
Kemungkinan Insignificant
Nilai 1 Minor
Nilai 2
Moderate Nilai
3 Major
Nilai 4
Fatality Nilai
5 Rate
Nilai 1
1 2 3
4 5
Unlikely Nilai 2
2 4 6
8 10
Possible Nilai 3
3 6 9
12 15
Likely Nilai 4
4 8 12
16 20
Critical Nilai 5
5 10 15 20 25
Sumber: SOP01IBPRVIII2010 PT. Marunda Grahamineral
commit to user
58
4 Kategori risiko, nilai risiko, kode risiko dan tindakan pengendalian Setelah memperhitungkan nilai probality dan severity maka
akan ditemukan nilai resiko dari suatu bahaya, dan kemudian dimasukkan dalam kategori risiko agar mudah dalam melakukan
prioritas pengendalian risiko, berikut adalah tabel kategori risiko yang dimiliki PT. Marunda Grahamineral Kalimantan Tengah :
Tabel 4 Kategori Risiko ,nilai risiko, kode risiko, dan tindakan pengendalian
KATEGORI RISIKO
NILAI RISIKO
KODE RISIKO
TINDAKAN PENGENDALIAN
Extreme Sangat Tinggi
16-25 E
Hentikan, Isolasi, Segera Laporkan keatasan,
perbaiki sesegera mungkin dalam waktu 2
x 24 jam.
High Tinggi
9-15 H
Segera laporkan keatasan, putuskan
lanjutan dengan catatan atau perbaikan segera
maksimum 2 minggu.
Moderate Sedang
5-8 M
Laporkan keatasan, perbaiki dalam waktu,
maksimum 1 bulan.
Low Rendah
2-4 L
Harus dilakukan perbaikan dengan skala
prioritas rendah.
Negligible Sangat Rendah
1 N
Dapat diterima, perbaiki sesuai dengan kondisi
dan situasi yang terjadi. Sumber: SOP01IBPRVIII2010 PT. Marunda Grahamineral
e. Mengendalikan bahaya Langkah akhir dalam penyusunan JSA adalah upaya untuk
mengembangkan solusi dari potensi bahaya yang telah ditemukan pengendalian bahaya. Langkah ini disertai dengan pengembangan
commit to user
59
tindakan perbaikan guna pencegahan sedini mungkin terjadinya suatu kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan suatu kecelakaan yang
besar. Teknik pengendalian yang dilakukan meliputi tindakan perbaikan yang ditujukan kepada tenaga kerja, mesin dan peralatan
yang digunakan, material dan lingkungan kerja. Dalam hirarki pengendalian risiko, tindakan pengendalian yang
pertama kali dilakukan adalah dengan eliminasi atau subtitusi yaitu dengan mengganti atau menghilangkan sumber bahaya beresiko tinggi
ke bahaya yang beresiko rendah. Jika metode eliminasi atau subtitusi ini belum berhasil dilakukan dengan pengendalian rekayasa yaitu
dengan melakukan perubahan struktural terhadap lingkungan kerja atau proses kerja misalnya dengan mengadakan perubahan lay out tempat
kerja ke lay out tempat kerja yang lebih aman. Pengendalian lain yang dilakukan dengan mengurangi pemaparan bahaya di tempat kerja
dengan sistem perputaran kerja job rotation. Untuk perekomendasian alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir sebagai alternatif
perlindungan terhadap sumber bahaya yang ada di dalam upaya melindungi tenaga kerja dari paparan bahaya
Berikut ini adalah pengendalian risiko yang ada di PT. Marunda Grahamineral :
Tabel.5 Pengendalian Resiko Tekhnik
Keterangan Uraian
Eliminasi
Hilangkan benda, daerah atau proses yang berbahaya tersebut
bersambung ....
commit to user
60
sambungan...
Subtitusi Ganti benda, daerah atau proses yang
berbahaya tersebut dengan sesuatu yang kurang berbahaya
Reduce
Mengurangi pemakaian barangalatcara kerja yang dapat menimbulkan bahaya
Enginering
Melakukan rekayasa ulang desain peralatan
Prosedure
Menanggulang bahaya dengan membuat SOP Standart Operasional Procedure, IK Instruksi
Kerja , aturan khusus Special Rule
Skill training Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
para pekerja
Industry Hygene
Menerapkan standar industry yang higienis seperti mengkonsumsi kalori yang cukup,
untuk pekerjaan tertentu serta ketentuan lain dari hiperkes
Administratif
Melalui kegiatan administrative, dengan meroling waktu kerja, memasang tanda
larangan dan himbauan
Regulation Mempertimbangkan persyaratan hukum dan
pemerintah dan target usaha
Penggunaan APD
Harus diingat bahwa cara ini merupakan cara terakhir yang hanya dilakukan bila cara-cara
diatas tidak dapatmungkin dilakukan. Sumber: SOP01IBPRVIII2010 PT. Marunda Grahamineral
3. Dokumentasi dan Revisi JSA Hasil dari Job Safety Analysis ini didokumentasikan dan
didistribusikan kepada departemen terkait untuk dilakukan perbaikan atau sebagai masukan pada perancangan pengamanmodifikasi desain mesin
baru. Dalam pendistribusian disesuaikan dengan tingkatan prioritas pengendalian.
4. Hasil JSA Dari pelaksanaan pembuatan JSA maka di peroleh proses tahapan
pekerjaan dan pengendalian-pengendalian yang direkomendasikan sebagai
commit to user
61
upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat adanya potensi bahaya tersebut.
Adapun untuk hasil pembuatan JSA pada tahapan pekerjaan penimbangan truk, pengoperasian truk, pengoperasian excavator,
pengoperasian wheel loader, pengoperasian bulldozer, pengoperasian mesin crusher dan pengoperasian mesin barge loader yang ada di Area
Crusher Coal Plant PT. Marunda Grahamineral dapat dilihat pada lampiran 7.
B. Pembahasan