Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

(1)

ANALISIS POTENSI BAHAYA SEBAGAI UPAYA

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA DENGAN

METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT. SERBA

INDAH ANEKA PANGAN

Karya Akhir

Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Sarjana Sains Terapan

Oleh

DINA IS ANGGRAINI

025204025

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2007


(2)

ANALISIS POTENSI BAHAYA SEBAGAI UPAYA

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA DENGAN

METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT. SERBA

INDAH ANEKA PANGAN

Karya Akhir

Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Sarjana Sains Terapan

Oleh

Dina Is Anggraini 025204025

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Nazaruddin, MT Buchari, ST. M.Kes

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2007


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, oleh karena kebaikan dan karuniaNya pada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan untuk menyelesaikan program studi Teknik Manajemen Pabrik, Program Diploma IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan dengan waktu dan fasilitas yang ada. Penulis mendapat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih akan hal tersebut.

Semoga dengan dibuatnya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika ada kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Medan, Agustus 2007 Penulis


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian dan penulisan Tugas Akhir ini saya banyak mendapatkan bantuan dan dorongan serta bimbingan yang sangat baik dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan yang sangat berharga ini, penulis mengucapkan banyak beterima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada :

1. Allah SWT yang Maha Kuasa yang memberikan segala-galanya buat penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

2. Kedua Orang Tua saya yang banyak memberikan doa dan dukungan baik moril maupun material sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan. 3. Bapak Ir. Nazaruddin, MT beserta bapak Buchari, ST. M.Kes selaku

dosen pembimbing I dan II yang telah banyak membantu dan membimbing penulis baik dari segi moril, waktu dan pikiran demi terselesainya laporan ini.

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pengajar pada Departemen Teknik manajemen Pabrik FTI-USU yang telah banyak berjasa menambah wawasan dan cara berpikir serta sumber inspirasi yang tak ternilai.


(5)

6. Seluruh pimpinan staf dan karyawan PT. Serba Indah Aneka Pangan yang telah memberikan waktu kepada penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan ini.

7. Seluruh teman-teman stambuk 2002 Teknik Manajemen Pabrik yang telah memberikan motivasi, dukungan, semangat dan doa dalam mengerjakan karya Akhir ini.

Medan, Agustus 2007


(6)

RINGKASAN

PT. Serba Indah Aneka Pangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan mie bihun yang berlokasi di jalan K.L Yos Sudarso no.398 Binjai. Kecelakaan kerja yang ada dalam pembuatan mie bihun diperusahaan merupakan permasalahan yang harus ditanggulangi agar para pekerja dapat bekerja dengan optimal dan meningkatkan produktifitas para pekerja.

Permasalahan dilantai produksi yang licin pada bagian produksi yang dapat menyebabkan operator terjatuh/terpleset dan mengalami cedera serta terpotongnya jari ataupun tangan operator pada penggulungan untaian mie bihun dimesin pemotong (Cutting Machine) merupakan permasalahan yang membutuhkan penanggulangan.

Penanggulangan yang dilakukan dengan penggunaan metode Job Safety

Analysis (JSA) yang dapat bertujuan untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang

sering terjadinya kecelakaan kerja serta memberikan pencarian solusi terhadap kecelakaan kerja yang ada diperusahaan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT. Serba Indah Aneka pangan pada lantai kerja dan mesin pemotong penggunaan metode Job Safety Analysis (JSA) dapat memberikan pemecahaan masalah untuk meminimalkan kecelakaan kerja yaitu: Memilih Pekerjaan Untuk di Analisa (Select The Job), Menguraikan Pekerjaan (Break The Job Down), Identifikasi Bahaya (Identification Hazard) dan Pengembangan Solusi-Solusi (Develop The Solution).

Penanggulangan yang dilakukan untuk meminimalkan kecelakaan kerja adalah dengan cara mewajibkan setiap operator menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu karet dan adanya penambahan alat fasilitas kerja seperti kayu untuk menarik untaian mie bihun dari mesin pemotong dengan pemberian tanda jarak tangan kemesin pada sisi mesin untuk menghindari kecelakaan kerja dan melapisi lantai kerja dengan keset karet agar terhindar dari lantai yang licin dan basah pada saat operator berjalan dilantai produksi.

Dari hasil analisa disimpulkan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan dapat diminimalkan dengan cara penambahan fasilitas kerja yang dibutuhkan dan panambahan perlengkapan alat pelindung diri serta pemasangan rambu-rambu peringatan keselamatan kerja untuk memperkecil resiko kecelakaan kerja yang ada diperusahaan. Hal ini dilakukan untuk kebaikan operator dan perusahaan itu sendiri dalam meningkatkan produksi sesuai yang diharapkan.


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur, P,K, DR, M.Sc., Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Edisi Keempat, CV. Haji Masagung, Jakarta, 1989.

Sutalaksana, A. Dan Tjakraatmaja.”Teknik Tata Cara Kerja”. Bandung:Departemen Teknik Industri, ITB, 1979.

Silalahi Bennet. N.B,DR, MA. dan Rumondang, Silalahi., MPH. Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja. Cetakan Pertama, Jakarta. Pusaka Binaman Pressindo. 1985.

Pencegahan kecelakaan (SM. No.132) Interenational labour Office.


(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... x

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalah ... I-1 1.2. Rumusan Permasalah ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4

1.5. Asumsi yang Digunakan ... I-5 1.6. Pembatasan Masalah ... I-6 1.7. Sistematika Penulisan ... I-6 BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup dan Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.4. Daerah Pemasaran... II-4


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 2.5. Standar Mutu Bahan/Produk ... II-4

2.5.1. Pengawas Mutu Produk Jadi ... II-4 2.5.2. Standar Mutu Pengemasan... II-5 2.5.3. Analisa Laboratorium ... II-6

2.6. Bahan yang Digunakan ... II-7 2.7. Uraian Proses Produksi ... ... ... II-10 2.8. Mesin dan Peralatan... II-12 2.8.1.1. Mesin pada Produksi ...II-12 2.8.1.2. Mesin Pada Work Shop ...II-15 2.8.2. Peralatan...II-16 2.8.3. Utilitas ...II-16 2.8.4. Safety Fire dan Protection ...II-19

2.8.5. Pengolahan Limbah (Waste Treatment)...II-19 2.9. Struktur Organisasi PT. Serba Indah Aneka Pangan ...II-21 2.9.1. Pembagian Tugas dan Wewenang ...II-23

2.9.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ...II-25 2.9.2.1. Jumlah Tenaga Kerja ...II-25 2.9.2.2. Jam Kerja ...II-27 2.9.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lain...II-28 2.9.3.1. Sistem Pengupahan ...II-28 2.9.3.2. Fasilitas Pendukung ...II-28


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN BAB III. LANDASAN TEORI

3.1. Masalah Kecelakaan Kerja... III-1 3.1.1. Kecelakaan Kerja ... III-2

3.1.2. Kerugian Yang Disebabkan Kecelakaan Akibat Kerja ... III-5 3.1.3. Terjadinya Kecelakaan Kerja ... III-7 3.1.3.1. Penyebab Kecelakaan ... III-8 3.1.3.2. Penyelidikan Kecelakaan ... III-9 3.1.4. Pencegahan Kecelakaan...III-10 3.2. Kondisi-kondisi Kesehatan yang Ditinjau dari Sudut Produktivitas

Tenaga Kerja ... III-17 3.2.1. Kondisi Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Kegiatan

Manusia...III-26 3.3. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko....III30

3.1.1. Identifikasi Bahaya (Hazard)... ... III-30 3.4. Langkah-Langkah Perlindungan ... III-32 3.5. Perencanaan Alat-Alat Perlindungan ... III-34 3.5.1. Pakaian Pelindung Diri ... III-34 3.5.2. Alat-alat Pengaman Pencegahan Bahaya Kecelakaan ... III-39 3.5.3. Alat-alat Tanda Bahaya Kebakaran ... III-41 3.6. Defenisi Job Safety Analysisi ... III-43


(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempt Penelitian ... IV-1 4.2. Objek dan Subjek Penelitian ... IV-1 4.3. Tahap Proses Penelitian ... IV-2 4.3.1. Pengumpulan Data... IV-2 4.3.2. Pengolahan Data... IV-3

4.4. Analisa dan Evaluasi ... IV-4 4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-4 BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Primer ... V-1 5.1.2. Data Sekunder ... V-2

5.2. Pengolahan Data ... V-7 5.2.1. Memilih Pekerjaan untuk Dianalisa (Select The Job) ... V-7

5.2.2. Mengurai Pekerjaan (Break The Job Down)... V-10 5.2.3. Mengidentifikasi Bahaya (Identification of Hazard) ... V-14

5.2.4. Kembangkan Solusi-Solusi (Develope Solusion )... V-20 BAB VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis dan Evaluasi ... VI-1 6.1.1. Analisa ... VI-1


(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2


(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN 2.1. Struktur Organisasi PT. Serba Indah Aneka Pangan ... II-22 4.1. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5 5.1. Gambar Bar Chart Kecelakaan Kerja Tahun 2003 ... V-4 5.2. Gambar Bar Chart Kecelakaan Kerja Tahun 2004 ... V-5 5.3. Gambar Bar Chart Kecelakaan Kerja Tahun 2005 ... V-6 5.4. Gambar Bar Chart Kecelakaan Kerja Tahun 2006 ... V-7 5.5. Tataletak Aliran Bahan untuk Pekerjaan di Lantai Kerja dan dibagian


(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 2.1. Standar Mutu Mie Bihun Instant... II-5 2.2. Standar Pengemasan kepingan Mie Instant... II-6 2.3. Daftar Karyawan PT. Serba Indah Aneka Pangan ... II-25 5.1. Data Kecelakaan Kerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan Tahun 2003 V-3 5.2. Data Kecelakaan Kerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan Tahun 2004 V-4 5.3. Data Kecelakaan Kerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan Tahun 2005 V-5 5.4. Data Kecelakaan Kerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan Tahun 2006 V-6 5.5. Identifikasi Potensi Bahaya Proses Penggulungan Mie Bihun

di lantai Produksi ... .. V-15 5.6. Pencarian Solusi-Solusi untuk Proses Penggulungan Mie Bihun


(15)

RINGKASAN

PT. Serba Indah Aneka Pangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan mie bihun yang berlokasi di jalan K.L Yos Sudarso no.398 Binjai. Kecelakaan kerja yang ada dalam pembuatan mie bihun diperusahaan merupakan permasalahan yang harus ditanggulangi agar para pekerja dapat bekerja dengan optimal dan meningkatkan produktifitas para pekerja.

Permasalahan dilantai produksi yang licin pada bagian produksi yang dapat menyebabkan operator terjatuh/terpleset dan mengalami cedera serta terpotongnya jari ataupun tangan operator pada penggulungan untaian mie bihun dimesin pemotong (Cutting Machine) merupakan permasalahan yang membutuhkan penanggulangan.

Penanggulangan yang dilakukan dengan penggunaan metode Job Safety

Analysis (JSA) yang dapat bertujuan untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang

sering terjadinya kecelakaan kerja serta memberikan pencarian solusi terhadap kecelakaan kerja yang ada diperusahaan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT. Serba Indah Aneka pangan pada lantai kerja dan mesin pemotong penggunaan metode Job Safety Analysis (JSA) dapat memberikan pemecahaan masalah untuk meminimalkan kecelakaan kerja yaitu: Memilih Pekerjaan Untuk di Analisa (Select The Job), Menguraikan Pekerjaan (Break The Job Down), Identifikasi Bahaya (Identification Hazard) dan Pengembangan Solusi-Solusi (Develop The Solution).

Penanggulangan yang dilakukan untuk meminimalkan kecelakaan kerja adalah dengan cara mewajibkan setiap operator menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu karet dan adanya penambahan alat fasilitas kerja seperti kayu untuk menarik untaian mie bihun dari mesin pemotong dengan pemberian tanda jarak tangan kemesin pada sisi mesin untuk menghindari kecelakaan kerja dan melapisi lantai kerja dengan keset karet agar terhindar dari lantai yang licin dan basah pada saat operator berjalan dilantai produksi.

Dari hasil analisa disimpulkan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan dapat diminimalkan dengan cara penambahan fasilitas kerja yang dibutuhkan dan panambahan perlengkapan alat pelindung diri serta pemasangan rambu-rambu peringatan keselamatan kerja untuk memperkecil resiko kecelakaan kerja yang ada diperusahaan. Hal ini dilakukan untuk kebaikan operator dan perusahaan itu sendiri dalam meningkatkan produksi sesuai yang diharapkan.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

PT. Serba Indah Aneka Pangan merupakan perusahaan yang memproduksi makanan dalam bentuk mie instan bihun. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibutuhkan beberapa elemen, salah satu diantaranya adalah sumber daya manusia yang sehat, efektif, dan efisien. Manusia sebagai operator dalam proses produksi membutuhkan lingkungan fisik kerja yang sehat dan postur kerja yang efisiensi dalam melakukan pekerjaannya.

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktifitas dari operator sehingga berdampak kepada penurunan produksi di perusahaan tersebut. Sehingga dapat dibutuhkan suatu analisa terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang ditimbulkan untuk menghindari besarnya kecelakaan kerja di perusahaan. Dengan analisa tersebut dapat menurunkan biaya pengeluaran (cost) yang berdampak kepada perusahaan tersebut.

Analisis yang dilakukan pada Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja merupakan salah satu alat dalam upaya mencapai derajat kerja yang setinggi-tingginya yang tentunya dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja itu sendiri. Selain itu, keselamatan kerja juga merupakan hal penting yang digunakan untuk peningkatan produksi yang berlandaskan pada meningginya efisiensi dan daya upaya produktifitas faktor manusia dalam sistem produksi.


(17)

PT. Serba Indah Aneka Pangan Binjai yaitu sebuah perusahaan yang memproduksi mie instan bihun. Perusahaan ini dalam operasinya menggunakan peralatan yang semi otomatis. Mesin dan peralatan serta metode kerja yang ada memiliki peluang terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, bagi pekerja tidak digunakan secara tepat dan benar serta kondisi pekerja yang tidak memiliki konsentrasi dan ketelitian yang tinggi terhadap pekerjaannya.

Hal tersebut diatas menjadi latar belakang yang mendorong penulis untuk melakukan kegiatan penilitian ini, dengan maksud untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, sebagai usaha untuk mencegah terjadinya. kecelakaan di tempat kerja, sehingga produktivitas dapat meningkat. Disamping itu juga, penelitian mengenai Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja belum pernah dilakukan sebelumnya pada perusahaan tersebut sehingga penelitian ini memiliki peran yang sangat penting.

1.2. RUMUSAN PERMASALAHAN

Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah melihat potensi-potensi bahaya yang ada di PT. Serba Indah Aneka Pangan, agar Kecelakan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja tidak terjadi di PT. Serba Indah Aneka Pangan, yang bergerak di bidang pembuatan mie instan bihun.


(18)

1.3. TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN

Adapun tujuan dan sasaran penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja yang terdapat di bagian produksi.

2. Menganalisa bagaimana cara menanggulangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja untuk menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk menghindari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja tersebut.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa sendiri manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh pada saat mengikuti perkuliahan dengan praktek di lapangan.

b. Dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan perusahaan.

c. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.

d. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.

e. Memperoleh pengetahuan yang berguna dalam perwujudan kerja yang akan dihadapi kelak, setelah mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya.


(19)

2. Bagi Perguruan Tinggi

Bagi Fakultas Teknik, manfaat Penelitian adalah sebagai berikut :

a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Manajemen Pabrik, Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.

3. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan tempat dilakukannya Penelitian, manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

a. Dapat menjadikan hasil penelitian sebagai bahan masukan dalam mengoreksi kembali sistem kerja yang ada.

b. Dapat melihat kondisi perusahaan dari sudut pandang disiplin ilmu Teknik Industri yang dimiliki mahasiswa.

c. Perusahaan mendapatkan informasi secara teoritis tentang hal-hal yang berhubungan dengan disiplin ilmu Teknik Industri dalam rangka meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi perusahaan.

4. Penelitian-penelitian yang dilakukan pada PT. Serba Indah Aneka Pangan. a. Melakukan pengamatan di lantai produksi yang dapat menyebabkan


(20)

b. Melakukan evaluasi hal-hal apa saja yang di perlukan di lantai produksi pada saat melakukan proses produksi.

c. Melakukan Pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada operator pada saat melakukan pekerjaan di lantai produksi.

1.5. RUANG LINGKUP DAN ASUMSI

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

1. Penelitian dilakukan terhadap operator yang bekerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

2. Data penelitian diperoleh langsung dari daerah lantai produksi yang berada pada bagian proses produksi yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

3. Penelitian ini difokuskan hanya untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Operator yang melakukan pekerjaan antara lain pekerjaan normal dan dapat bekerja secara wajar.

2. Operator telah terbiasa dengan pekerjaannya.

3. Kondisi lingkungan kerja baik dan memenuhi persyaratan. 4. Kondisi mesin dan peralatan dalam kondisi yang baik.


(21)

1.6. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dari tujuan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah pada PT. Serba Indah Aneka Pangan yang bergerak dibidang pembuatan mie instan bihun, antara lain:

1. Peninjauan penerapan teknik keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta mengnalisa potensi-potensi bahaya sebagai penanggulangan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja hanya dibatasi pada para karyawan/buruh yang bekerja di perusahaan tersebut.

2. Menganalisa lokasi penerapan teknik keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang ada di perusahaan tersebut pada saat karyawan/buruh sedang melakukan pekerjaan.

3. Mengevaluasi lokasi-lokasi yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebagai upaya penanggulangan terhadap para


(22)

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian tugas akhir ini maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi-asumsi serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menjelaskan secara lengkap gambaran umum perusahaan diantaranya sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha serta organisasi dan manajemen yaitu mengenai struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, tenaga kerja dan jam kerja serta sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan juga proses produksi dan bahan-bahan yang digunakan, seta jumlah dan spesifikasi produk, uraian proses produksi, mesin dan peralatan.


(23)

BAB III LANDASAN TEORI

Menyajikan dan menampilkan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Melakukan indentifikasi data dan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisa hasil pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data dapat diambil suatu kesimpulan dan saran yang berguna bagi perusahaan.


(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada awalnya PT. Serba Indah Aneka Pangan adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang usaha industri mie bihun instan. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 19 April 1993 dengan nama produk mie instan Karomah dengan Akta no. 43 yang dibuat dihadapan Notaris H. Makmur Ritonga, SH. Namun karena begitu banyak mie bihun instant yang ada di pasaran, hasil produksi mie bihun instan Karomah tidak dapat mengikuti persaingan dipasaran. Sehingga tepatnya pada tanggal 11 September 1995 perusahan mengubah hasil produksinya dari mie instant Karoma menjadi industri mie bihun biasa dan mie bihun instant Aroma. Perusahaan sudah memproduksi bihun sejak tahun 1995 dan bihun instsnt pada tahun 1998. Sejak awal tahun 2005 perusahaan telah menambah produk yang dihasilkan, yaitu produksi minuman segar dalam kemasan. Sehubungan dengan permintaan pasar yang cukup baik pada akhir-akhir ini, baik produksi mie bihun biasa, mie bihun instant maupun minuman segar dalam kemasan, maka perusahaan merencanakan untuk melakukan pengembangan usaha. Pengembangan usaha ini dilakukan dengan peningkatan jumlah penjualan, yang pada akhirnya membutuhkan penambahan investasi mesin dan juga modal kerja.

Tujuan utama proyek adalah untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam hal pendanaan proyek pengembangan usaha bihun biasa cap jamur, bihun


(25)

instant merek Aroma dan minuman segar dalam kemasan. Untuk peningkatan penjualan ini, perusahaan juga membutuhkan perluasan jaringan kerja distribusi produk tersebut diatas. Selain itu, tujuan lainnya adalah membantu pemerintah daerah dalam peningkatan struktur ekonomi diwilayahnya, serta membantu meningkatkan derajat kehidupan sosial masyarakat, baik yang terlibat langsung dalam perusahaan maupun yang tidak langsung.

Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat data-data perusahaan yaitu: a. Nama Perusahaan : PT. Serba Indah Aneka Pangan

b. Surat Persetujuan : No. C-2590 HT.01.01.TH.2001 Tanggal 19 Maret

1993

c. Bidang Usaha : Industri Bihun Biasa dan Bihun Instant

d. Alamat Pabrik : Jl. K.L. Yos Sudarso No. 398 Cengkeh Turi Binjai e. Perizinan :- Izin Tempat Usaha : No. 503.974-737/SK/1992 - IzinUsaha Tetap Industri : No.13/12/T/Industri/

1992

- Sertifikat Halal : No. 09120000580705 Tanggal

06/07/1993

f. Daerah Pemasaran : Dalam Negeri

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Serba Indah Aneka Pangan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang usaha bihun biasa dengan merek Unggulan Cap Jamur dan beberapa puluh merek lainnya, bihun instant merek AROMA dalam beberapa


(26)

rasa. Selain itu juga produk minuman segar dalam kemasan dalam merek SEGAR VIT dan OKE DRINK dalam berbagai rasa. Adapun jenis-jenis produk mie instant yang dipasarkan di PT. Serba Indah Aneka Pangan sampai saat ini adalah sebagai berikut :

A. Bihun Biasa

1. Jamur Kwalitas Biasa dan Jamur Kwalitas Super

2. Rumah Adat kwalitas Biasa dan Rumah Adat Kwalitas Super

3. Bihun 5 Kg merek : Mahkota, Anggur, Bintang Lima (Aceh), Marmut, Leo, Ikan Mas, Apel, Sayur Kol, Kapal Layar, Bison

B. Bihun Instan Merek Aroma

C. Minuman Jelly “ Segar Vit” (Kemasan odol persegi) D. Minuma Segar “OKE“ (Kemasan odol panjang)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Serba Indah Aneka Pangan berlokasi di jalan K.L. Yos Sudarso No. 398 Cengkeh Turi, Binjai Utara dan dibangun di atas areal tanah 123.705 m2. Dalam areal ini terdapat bangunan kantor, bangunan pabrik, laboratorium, gudang areal parkir, tempat perawatan mesin dan bengkel, serta ruang kesejahteraan karyawan (kantin, ruang ganti karyawan, tempat pembuangan limbah dan kamar mandi).


(27)

2.4. Daerah Pemasaran

Produk PT. Serba Indah Aneka Pangan ditujukan untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang meliputi daerah Sumatera Utara, Nangro Aceh Darusalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau.

Selain memasarkan hasil produksinya di Sumatera, perusahaan ini juga memasarkan ke Pulau Jawa.

2.5. Standar Mutu Bahan/Produk 2.5.1. Pengawasan Mutu Produk Jadi

Mie yang sudah kering yang keluar dari colling fan kemudian didistribusikan keruang packing. Pada tahap ini terdapat beberapa proses yaitu :

a Pengaturan letak mie b Pengisian bumbu dan cabe c Pengecekan kelengkapan isi d Pengemasan mie

e Pengemasan karton f Pengisolasian karton

Sebelum pengemasan produk dilakukan beberapa pengecekan yaitu : 1. Pengontrolan Berat Mie

Pemeriksaan berat mie dilakukan setiap 10-15 menit setiap jalur. Untuk mie bihun biasa berat mie kering 55 gr dan mie bihun instant berat mie kering 89 gr. Keutuhan dari kepingan mie juga diperhatikan yaitu minimal 96 %. Jika


(28)

persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka mie tersebut tidak dapat dibungkus/dikemas.

2. Pemeriksaan Kandungan Mie

Analisisnya dilakukan di dalam laboratorium. Standar mutu mie kering dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Standar Mutu Mie Bihun Instan

Jenis Pemeriksaan Standar

Tekstur Normal dan dapat diterima

Kadar Free Fatty Acid (FFA) mie Maksimal 0,25 %

Kadar Peroksida Maksimal 3,00 mg/100 gr

Kadar Air Mie Maximum 17-19%

Kadar Lemak Maksimal 17-19%

Sumber : PT. Serba Indah Aneka Pangan

Bila hasil pemeriksaan tidak sesuai standar maka dilakukan proses pengolahan.

2.5.2. Standar Mutu Pengemasan

Mie yang akan dikemas harus berbentuk rapi, tidak panas,tidak pecah juga tidak ada kontaminasi. Kemasan yang digunakan harus bersih. Etiket yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Kondisi bagian belakang dan daerah penutup

Kondisi yang masih diterima pada bagian ini adalah bagian penutup harus kuat, berwarna kontras dan berwarna dasar sebagai latar belakang.

2. Latar belakang

Bagian latar belakang yang tidak berwarna berukuran lebih tebal berbentuk garis. Bagian yang berwarna berukuran lebih tipis.


(29)

3. Kondisi tulisan

Tulisan harus jelas dan dapat dibaca. 4. Pengkodean

Etiket harus dilengkapi dengan kode produksi dan batas pemakaiannya (batas kadaluarsa)

Standar Pengemasan Kepingan Mie Instant dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instant

No Jenis Pemeriksaan Standar

1 Berat netto kepingan mie 65 gr, 75gr (Mie Bihun biasa)

100 gr (mie Bihun instan) 2 Kode

- etiket

- karton

- ada dan sesuai

- ada dan sesuai

3 Mutu sealing Tidak bocor dan tidak berlipat

4 Mutu etiket Baik dan gambarnya jelas

5 Kelengapan bumbu Ada dan sesuai

6 Isi tiap karton 40 pcs

Sumber : PT. Serba Indah aneka Pangan

2.5.3. Analisa Laboratorium

Sebelum mie siap dikomsumsi oleh konsumen dilakukan beberapa tes laboratorium. Beberapa tes yang dilakukan adalah :

1. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid /FFA) 2. Analisa Kadar Lemak

3. Analisa Bilangan Peroksida (POV) 4. Analisa Kadar Air Dengan Metode Oven


(30)

2.6. Bahan yang digunakan

Produk yang dihasilkan oleh P.T. Serba Indah Aneka Pangan adalah mie Bihun instant. Produk ini diproduksi dengan berbagai rasa. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mie instant adalah sebagai berikut :

1. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan suatu produk dimana keberadaan bahan tersebut mempengaruhi nilai produk. Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan produk.

Bahan baku yang digunakan yang digunakan untuk pembuatan mie bihun instant adalah :

a. Beras

Beras yang digiling halus yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan mie bihun.

b. Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan bahan baku yang ditambahkan dalam proses pembuatan mie instant.

c. Tepung tapioka

Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan baku yang ditambahkan pada tepung terigu yang dapat membuat adonan menjadi kenyal pada setiap keping mie blok.


(31)

2. Bahan tambahan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya sebagai bahan pelengkap dan merupakan bagian dari produk akhir. Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini biasanya tidak dapat dibedakan secara jelas pada barang jadi tersebut.

Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie bihun instant adalah sebagai berikut :

a. Natrium polipospat (NaH2PO4)

Natrium polipospat (NaH2PO4) berfungsi untuk membuat adonan menjadi

kenyal dan bersatu.

b. Natrium Karbonat (Na2CO3)

Natrium Karbonat (Na2CO3) berfungsi untuk membuat adonan menjadi

kenyal dan bersatu. c. Potassium Karbonat

Potassium Karbonat berfungsi untuk membuat adonan menjadi kenyal dan

bersatu.

d. Karboksimetil Selulosa

Karboksimetil Selulosa berfungsi untuk membuat adonan menjadi kenyal dan


(32)

e. Garam (NaCl)

Garam digunakan untuk memberikan rasa asin terhadap mie. f. Air

Dalam proses pembuatan mie, air berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang digunakan serta menjadikan adonan dapat bercampur secara homogen. Air berasal dari sumur pompa yang ditampung dalam tangki penyaring atau filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah :

a. Etiket atau pembungkus

Etiket atau pembungkus terbuat dari plastik yang telah diberi merek berbagai jenis dan rasa mie yang hendak dibungkus. Etiket ini dibuat berbentuk roll gulungan yang telah disesuaikan dengan keadaan mesin pembungkus.

b. Kotak karton

Kotak karton digunakan untuk mengepak mie yang telah dibungkus pada masing-masing etiket yang memuat 40 bungkus. Kotak karton ini juga telah diberi label berdasarkan jenis dan rasa mie yang akan dikemas.

c. Selotif


(33)

2.7. Uraian Proses Produksi 1. Pencucian Bahan Baku Beras

Beras adalah bahan baku utama dalam pembuatan mie bihun instant ini, beras dibersihkan atau dicuci agar kotoran yang menempel pada beras dapat terangkat. Sebelum besar masuk keproses berikutnya beras di rendam selama 6 jam di clean

rice tank agar beras mudah untuk dilumatkan.

2. Penggilingan beras

Proses penggilingan ini dilakukan agar beras menjadi tepung yang halus, proses ini dilakukan dengan alat yang disebut Hammer Hill.

3. Pembuatan Larutan Konsui

Larutan Konsui digunakan sebagai campuran dalam pengadukan tepung terigu

dan tepung tapioka menjadi adonan mie. Pembuatan larutan konsui adalah dengan mencampurkan larutan Sodium poliphosphat + sodium karbonat + garam +

karboksimetil selulosa dan air.

4. Pengadukan Beras, Tepung Terigu dan Tepung Tapioka (Mixing Process) Proses ini bertujuan untuk membuat adonan tepung yang elastis (kenyal) dan homogen ketiga campuran tepung tersebut. Pengadukan 13-15 menit dengan suhu 35-370C dan kadar air berkisar 30-33%.

5. Pencampuran adonan (Mixing Process)

Proses pencampuran ini dimana tepung yang telah divakumkan, dimasukkan kedalam mesin mixer untuk diproses dengan cara mencampurkan sedikit air dan diaduk sampai kenyal.


(34)

6. Pengepresan (Pressing Process)

Setelah adonan homogen, campuran tersebut dimasukkan ke dalam mesin pengepressan (Roll Press). Dimana proses pengepressan ini bertujuan untuk menekan/memadatkan adonan bihun mentah yang masih basah.

1. Penyisiran (Slittering Process)

Proses penyisiran dari lembaran adonan dilakukan dengan menggunakan alat slitter yang berfungsi untuk membuat untaian mie. Pada tahap ini yang harus diperhatikan adalah jumlah untaian mie setiap lajur yang halus, bentuk dan keadaan bihun mie. Masalah yang sering dijumpai pada unatian mie yang terlalu jarang atau terlalu rapat dan ditemukan untaian mie yang halus.

2. Pemotongan (Cutting Process)

Sebelum dilakukan pemotongan untaian mie basah yang keluar dari slittering didinginkan dahulu dengan melewati 2 (dua) unit kipas sambil di gulung (lipat) agar mie tidak berantakan. Hal ini bertujuan untuk menurunkan suhu mie basah dan tidak lengket sehingga dapat dipotong dan dilipat oleh operator.

9. Pengeringan mie bihun setengah jadi

Mie bihun yang telah dipotong-potong kemudian diangin-anginkan agar mie lebih kenyal bila dilakukan proses selanjutnya.

10. Pencucian Bihun

Hal ini dilakukan agar mie lembut dan siap untuk proses selanjutnya. 11. Pencetakan Bihun

Bihun yang telah siap dicuci dicetak sesuai dengan bentuk bihun yang akan di pasarkan.


(35)

12. Pemasakan (Steam box)

Bihun mentah yang telah dipotong dimasukan kedalam mesin steam untuk disterilisasikan agar bihun pada proses pencucian nanti berbentuk kenyal.

13. Packing

Mie yang telah kering kemudian dipacking. Ada beberapa tahap yang terdapat beberapa proses yaitu : pengaturan letak mie, pengisian bumbu dan cabe, pengecekan kelengkapan isi, pengemasan mie, pengemasan karton dan pengisolasian karton.

2.8. Mesin dan Peralatan 2.8.1.Mesin Pada Produksi

Mesin untuk proses produksi yang digunakan dalam pembuatan mie instant adalah sebagai berikut :

1. Mesin Screw Conveyor Induction motor : 3 Unit

Type : 90-LG

Putaran : 910 rpm

Daya : 10 kW

Tegangan : 220/380 Volt

Fungsi :Untuk mengisap tepung terigu dan tepung tapioka dari bak. 2. Mixer

Induction motor : Super line


(36)

Putaran : 1420 rpm

Daya : 11 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Mencampur dan mengaduk tepung terigu bersama tepung tapioka dengan laritan konsui sampai menjadi adonan. 3. Mesin Feeder

Type : SF-JH

Putaran : 1420 rpm

Daya : 2.2 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Menampung dan memecahkan gumpalan adonan ke mesin press

4. Mesin Press (Roller)

Putaran : 1440 rpm

Daya : 5.5 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Merubah bentuk dari adonan menjadi lembaran 5. Mesin Rolling Motor

Model : CM-6-800

Daya : 5.5 kW

Tegangan : 380 Volt

Putaran : 1440 rpm


(37)

6. Mesin Slitter

Asal : Jepang dan local

Fungsi : Merubah bentuk lembaran menjadi untaian dengan cara menyisir.

7. Mesin Steam Box

Pressure gauge : 0-5 kg/cm2

Asal : Jepang dengan merek tokyo menki

Fungsi : Membasahi, mematangkan dan mengeringkan mie. 8. Mesin Cutter

Putaran : 1410 rpm

Kuat Arus : 1.2 Amp

Daya : 0.4 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Memotong dan melipat untaian mie menjadi kepingan mie 9. Mesin Fryer

Putaran : 1410 rpm

Daya : 2.2 kW

Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 1.2 Amp

Fungsi : Menggoreng mie, memberi aroma agar ketahanan mie ter- jaga

10. Mesin Cooling Conveyor/fan


(38)

: FA 10 x 0.4 kW : CCV 800 X 120

Putaran : 1420 rpm

Daya : 10.75 kW

Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 1.2 Amp

Fungsi : Mendinginkan mie yang telah digoreng dan mengeringkan

11. Mesin Unit Packing

Mesin ini berfungsi untuk membungkus mie. Dengan panjang etiket atau bungkus ini adalah 170 mm. mesin ini dilengkapi dengan alat sensor yang dapat mengatur pemotongan mie agar mie dan pembungkusnya tidak terpotong sehingga mie terbungkus dengan baik. Mesin ini juga memberi nomor produksi dan tanggal penggunaan yang diperbolehkan. Mesin ini berasal dari Jepang dengan merek Tokiwa

2.8.1.2.Mesin Pada Work Shop

Selain mesin pada produksi, juga terdapat mesin pada work shop yang mendukung kelancaran pada saat proses produksi. Mesin tersebut antara lain : 1. Mesin bubut.

2. Mesin bor 3. Mesin gerinda 4. Mesin las listrik


(39)

2.8.2. Peralatan

Untuk mendukung proses produksi diperlukan berbagai peralatan. Adapun jenis peralatan yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:

a. Timbangan

Fungsi : Menimbang bahan-bahan mie bihun yang diperlukan untuk proses pencetakan.

Jumlah : 4 unit

b. Forklift

Fungsi : Membawa/mengangkut sarung tangan yang telah dikemas dari

gudang barang jadi ke container.

Type : MCN Gear Merk : Sakai jepang Jumlah : 1 unit

c. Kereta Sorong

Fungsi : Membawa untaian mie bihun menuju tempat pengeringan dan kearea penumpukan sementara sebelum dikemas.

Jumlah : 4 Unit

2.8.3. Utilitas 1. Uap (Steam)

Uap merupakan salah satu unit pendukung di bagian produksi. Uap yang digunakan di pabrik dihasilkan oleh boiler. Uap adalah bentuk gas dari zat (air) yang dalam kondisi normal tidak berbentuk gas. Yang dimaksud dengan uap jenuh (saturated steam) adalah uap yang suhunya sama dengan titik didih air. Uap


(40)

yang terbentuk pada saat air mendidih. Unsaturated adalah uap yang suhunya masih dibawah titik didih air. Steam boiler di PT. Seba Indah Aneka Pangan.

Uap yang dihasilkan seluruhnya digunakan di bagian produksi yakni untuk: - Proses pengukusan pada steam box, yang digunakan untuk memasak mie.

- Proses penggorengan pada fryer, yang digunakan untuk memanaskan minyak goreng.

2. Air

Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi. Kegunaan air di perusahaan ini adalah :

- Untuk proses produksi

- Untuk keperluan boiler sebagai penghasil uap - Untuk keperluan laboratorium

- Untuk kebutuhan karyawan

- Untuk zat pendingin, pembersih dan perawatan instalasi.

Air yang digunakan di perusahaan adalah air yang berasal dari sumur bor yang kemudian diolah sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan. Pengolahan air ini disebut dengan water treatment.

Pengolahan air ini dibagi menjadi dua tahap yaitu :

- Tahap pertama adalah eksternal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk pabrik, kantor dan keperluan lainnya.

- Tahap kedua adalah Internal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk boiler.


(41)

3. Listrik

1. Sumber Listrik dari PLN

Sumber tenaga utama yang digunakan berasal dari PLN. Daya listrik yang digunakan dibagi atas dua bagian besar yang dikontrol pada 2 (dua) panel kontrol. Yang pertama daya listrik yang digunakan untuk bagian produksi dan yang kedua daya lisrik digunakan untuk bagian utilitas, kantor dan lain-lain. Daya yang dibutuhkan dari PLN adalah 555 KVA

2. Mesin Listrik Tenaga Disel

Mesin ini dipersiapkan sebagai tenaga cadangan apabila pemutusan aliran listrik dari PLN secara tiba-tiba. Terdapat 1 generator yang mempunyai kapsitas 590 KVA, 472 kW dengan type Caterpilar seri 3412. Sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah solar.

3. Laboratorium

Pengadaan laboratorium di perusahaan ini merupakan suatu ketentuan yang dikeluarkan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan. Aktivitas di laboratorium ini meliputi pemeriksaan mutu standar yang dihasilkan dan pengadaan riset dalam menciptakan jenis produk baru dan modifikasi produk yang telah ada sebagai usaha diffrensiasi pasar dalam menghadapi persaingan.

Pemeriksaan standar mutu produk dilakukan dengan pemeriksaaan bahan baku yang digunakan, bahan setengah jadi dan bahan barang jadi. Pemeriksaan terhadp bahan-bahan baku dilakukan dengan menguji setiap jenis bahan yang digunakan


(42)

seperti tepung dan bahan-bahan tambahan. Untuk produk jadi dilakukan pemeriksaan terhadap isi bungkus dari mie.

2.8.4. Safety dan Fire Protection

Dalam melaksanakan keselamatan karyawan dalam bekerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan telah menyediakan beberapa fasilitas antara lain :

1. Regu pemadam kebakaran yang terdiri atas karyawan

2. Tabung Pemadam Kebakaranyang diletakkan disetiap ruangan 3. Menyediakan pakai kerja seperti masker, topi dan sarung tangan.

2.8.5. Pengolahan Limbah (Waste Treatment)

Sistem dan proses penanganan limbah pada PT. Serba Indah Aneka Pangan menghasilkan 3 (tiga) jenis limbah yaitu :

1. Limbah Gas

Limbah gas berupa asap yang keluar dari cerobong asap pabrik yang berasal dari steam box dan fryer.

2. Limbah Padat

Limbah padat berupa plastik, pecahan mie dan adonan. Limbah ini dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian dibakar pada waktu tertentu tergantung banyak tidaknya limbah, tetapi biasanya dilakukan setelah habis produksi.

3. Limbah Cair

Limbah cair berupa minyak dan air steam. Limbah ini melalui beberapa proses pembuangan. Dibawah setiap mesin terdapat air yang dialirkan dan berguna


(43)

untuk membersihkan/mengalirkan adonan, minyak dan sebagainya yang jatuh dari mesin yang akan dibawa ke tempat saluran air yang berada dibawah setiap mesin sehingga sampai ke bak penampungan. Di dalam bak penampungan ini terjadi pemisahan antara lemak dan air. Air akan berada dibawah sedangkan lemak akan berada di atas. Untuk lemak setiap harinya diadakan pengambilan sedangkan air sedot melalui pipa-pipa di bak selanjutnya.

Pada bak terjadi beberapa proses pengolah limbah yaitu sebagai berikut : 0. Tahap I (Primary Treatment)

Pada fase ini dilakukan proses penambahan bahan kimia yaitu TCF dan TCN. TCP adalah suatu senyawa dengan melekul anionic polyelectrolyte yang berbentuk cairan putih dan tidak berbau. Sedangkan TCN adalah senyawa aluminium sulfat (Al2(SO4)3) yang berguna untuk membuat dispersi yang selanjutnya air mengalami suatu pemisahan yaitu padatan dan cairan. Di dalam bak ini terdapat baling-baling yang terus berputar yang dapat mencampurkan TCN dan TCF serta limbah dengan konsentrasi 100 ml.

0. Tahap II (Second Treatment)

Tahap ini adalah proses kelanjutan dari tahap I. Dalam tahap ini terjadi proses kontak dengan udara yang dilakukan oleh kincir untuk proses penyegaran.


(44)

0. Tahap III (Third Treatment)

Tahap ini merupakan tahap akhir. Dalam bak ini ada yang menuju kesebuah kolam dan ada langsung ke saluran air yang akan menuju ke sungai. Sebagian air yang menuju kola mini terdapat ikan-ikan. Ikan-ikan ini merupakan patokan apakah air tersebut tercemar atau tidak. Apabila ikan yang berada dalam kolam mati berarti air tersebut sudah tercemar dan apabila ikan tersebut masih hidup berati airnya tidak tercemar.

2.9. Struktur Organisasi PT. Serba Indah Aneka Pangan

Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai struktur organsasi dalam bentuk organisasi garis dan fungsional. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.1. dibawah ini.


(45)

2.9.1. Pembagian Tugas dan Wewenang

Setiap organisasi baik organisasi pemerintah atau swasta selalu berusaha agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik, sehat dan efisien. Salah satu sarana dan upaya untuk itu adalah pembagian tugas dan penyusunan uraian jabatan di dalam organisasi. Uraian jabatan yang mencakup tugas, wewenang dan tanggung jawab di lingkungan perusahaan dapat dilihat sebagai berikut:

Adapun tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap bagian atau departemen sesuai dengan struktur organisasi pada Gambar 2.1 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

- Dewan pemegang saham tertinggi dan sebagai pemilik perusahaan. Direktur

- Sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan yang menetapkan langkah- langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan.

- Menyetujui dan menandatangani surat-surat penting yang berkenaan dengan perusahaan.

Wakil Direktur

- Merencanakan, mengorganisir, mengendalikan semua kegiatan yang ada diperusahaan dengan izin Direktur.

- Bertanggung jawab kepada Direktur tentang kegiatan yang ada di perusahaan.

Berikut tugas dan tanggung jawab yang melaksanakan kegiatan di lapangan : 1. Asisten kepala


(46)

- Mengkoordinir asisten baik asisten lapangan maupun asisten pabrik. 2. Kepala Laboratorium

- Menangani masalah bahan-bahan yang berbahaya dan laboratorium. - Bertanggung jawab terhadap pengendalian kualitas produk.

3. Asisten Teknik

- Menangani masalah teknik, listrik, motor, dan mesin produksi mie bihun.

- Memberi pengarahan tentang penggunaan peralatan pabrik sebaik-baiknya.

4. Asisten Produksi

- Menangani masalah produksi dan bahan kimia, dan quality control - Mengkoordinir karyawan yang bekerja dibagian produksi.

5. Supervisor

- Menganalisis kegiatan buruh dan mesin-mesin yang ada dipabrik demi kelancaran proses produksi di perusahaan.

- Melakukan penelitian dalam rangka pengembangan produk dan perusahaan.

6. Monitor Produksi

- Mengawasi pelaksanaan proses produksi.

- Mengatur jadwal tenaga kerja pada laboratorium. 7. Pengawas Packing

- Mengawasi hasil kerja bagian packing/pengepakan sampai dengan bahan ready untuk dipasarkan.


(47)

- Memeriksa produksi agar tetap berada pada standar kualitas yang diinginkan.

8. Keuangan

- Membuat laporan keuangan.

- Membuat permintaan gaji ( tengah bulan & akhir bulan) - Membuat permintaan uang konstan.

2.9.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.9.2.1. Jumlah Tenaga Kerja

PT. Serba Indah Aneka Pangan Binjai memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/pengolahan di pabrik. Sedangkan menurut penggajiannya tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja tetap yang menerima gaji bulanan dan tenaga kerja harian. Jumlah tenaga Kerja pada PT. Serba Indah Aneka Pangan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.3. Daftar karyawan PT. Serba IndahAneka Pangan.

No Bagian Pria Wanita

1 A. Langsung

GroupA - Operator mie bihun - Cetak bihun

- Packing bihun

- Oven bihun

- Operator boiler

- - - 3 org 2 org 16 org 23 org 18 org - - GroupB

- Operator mie bihun

- Cetak bihun

- Packing bihun

- Oven bihun

- Operator boiler

- - - 3 org 2 org 16 org 23 org 18 org - -


(48)

Tabel 2.3. Daftar karyawan PT. Serba IndahAneka Pangan (lanjutan)

No Bagian Pria Wanita

GroupC

- Operator mie bihun

- Cuci bihun

- Operator boiler

- 2 org 4 org 16 org 13 org 2 org

2 Bihun instant Aroma

- Cetak bihun

- Packing bumbu

- Packing bihun instant

- Laboratorium/ bumbu

1 org - - 3 org

42 org 8 org 26 org 4 org

3 B. Tidak langsung

- Manajer produksi

- Wakil Manajer

- Kepala mekanik

- Kepala gudang

- Kepala laboratorium

- Mandor bihun instant

- Mekanik/ bengkel

- Staf produksi

1 org 1 org 1 org 2 org 1 org - 5 org 4 org - - - - - 2 org - - -

4 C. Penjualan

1. Divisi bihun biasa

- Manajer

- Supervisor

- Sales

- Office/Adm sales

- Driver/helper (kanvas)

- Driver/helper

(Droping) 2. Divisi bihun biasa

- sales manajer

- Ass. Sales manajer

- Sales

- Office/ adm sales

- Driver/helper(kanvas) 1 org 1 org 2 org - 4 org 18 org 1 org 1 org 4 org - 10 org - - - 2 org - - - - 1 org 1org - 5 Direksi, Adm & Umum

- Direktur

- General manajeer

- Manajer keuangan

- Kasir

- Adm piutang/ hutang

- Adm stock

- satpam 1 org 1 org - - - - - 2 org - - 1 org 1 org 1 org 1 org 2 org -

Jumlah 81 org 237 org

Total jumlah karyawan secara keseluruhan

318 org


(49)

2.9.2.2. Jam Kerja

Sistem kerja karyawan bagian produksi PT. Serba Indah Aneka Pangan dibagi dalam 2 (dua) shift, yaitu shift 1 (pertama) dan shift 2 (dua) dengan jam kerja 8 (tujuh) jam/shift.

Pembagian shift ditetapkan sebagai berikut : a. Shift 1 : jam 08.00 – 16.00 WIB

Shift 1 dengan perincian sebagai berikut : - Pukul 08.00-12.00 WIB (kerja aktif) - Pukul 12.00-13.00 WIB (istirahat) - Pukul 13.00-16.00 WIB (kerja aktif) Untuk hari Sabtu

- Pukul 08.00-12.00 WIB (kerja aktif) b. Shift 2 : jam 16.00 – 24.00 WIB

Shift 2 dengan perincian sebagai berikut : - Pukul 15.00-18.00 WIB (kerja aktif) - Pukul 18.00-19.00 WIB (istirahat) - Pukul 19.00-23.00 WIB (kerja aktif)

Waktu jam kerja ini dapat berubah tergantung dari permintaan pasar akan mie instant. Khusus untuk karyawan keamanan pabrik setiap shift terdiri dari 3 orang dimana dilakukan pergantian setiap 12 jam sekali.


(50)

2.9.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya 2.9.3.1. Sistem Pengupahan

Besarnya gaji/upah untuk setiap karyawan ditentukan menurut tingat golongannya. Perusahaan menerapkan ketentuan pemerintah tentang upah minimum regional (UMR) yang berlaku bagi setiap karyawan.

Pembayaran upah di PT. Serba Indah Aneka Pangan dilakukan sekali setiap bulan. Besar upah/gaji karyawan dibayarkan perusahaan sesuai dengan ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja berdasarkan data masing-masing pekerja apakah ada lembur atau tidak. Disamping itu perusahaan juga memberi makan karyawannya sekali untuk masing-masing shift.

2.9.3.2. Fasilitas Pendukung

Perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung efektifitas karyawan seperti :

1. Poliklinik

Untuk perawatan dan pengobatan darurat bagi karyawan yang dijaga oleh seorang dokter dan seorang perawat.

2. Koperasi dan Toko koperasi 3. Mushallah/sarana Ibadah 4. Transportasi

5. Kamar mandi dan Kamar ganti pakaian

6. Fasilitas kerja seperti sepatu karet, sarung tangan, topi serta masker. 7. Kantin


(51)

(52)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Masalah Kecelakaan Kerja

Setiap tahun terjadi berjuta-juta kecelakaan kerja dalam industri di seluruh dunia. Sebagian lainnya mengakibatkan cacat badan tetap, baik sebagian atau seluruhnya. Namun sebahagian besar dari kecelakaan tersebut hanya mengakibatkan cacat sementara, yang mungkin berlangsung hanya beberapa bulan saja. Setiap kecelakaan pasti mengakibatkan kesusahan bagi korbannya dan cukup banyak pula kecelakaan yang membawa penderitaan bagi keluarga mereka. Banyak pula kecelakaan, khususnya yang menyebabkan kematian ataupun cacat seumur hidup, akan berakibat sebagai bencana yang lebih besar bagi kehidupan keluarga, lagi pula semua kecelakaan senantiasa meminta korban waktu dan uang.

Hingga kini dunia masih banyak memikul beban, baik dari segi korban manusia maupun kerugian ekonomis akibat kecelakaan. Walaupun beberapa kemajuan telah dicapai, namun persoalan keselamatan kerja nampaknya masih merupakan masalah yang perlu di tanggapi secara serius. Beberapa gambaran mengenai besarnya kecelakaan ini dapat diperoleh melalui catatan bahwa selama periode enam tahun selama perang dunia ke II, ternyata bahwa jumlah orang yang terluka akibat kecelakaan kerja di seluruh dunia lebih banyak di bandingkan dengan jumlah orang yang terluka akibat tindakan perang tersebut.


(53)

3.1.1. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah bagian yang tidak terduga dan tidak di harapkan yang dapat menghentikan aktifitas seseorang atau proses produksi. Kecelakaan kerja tidak terduga karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, apalagi bentuk perencanaan, dikarenakan hal tersebut dapat merugikan baik dalam hal material ataupun fisik.

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang ada di perusahaan, hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan si pekerja lalai ataupun mengabaikan pekerjaannya pada waktu melaksanakan pekerjaan.

Adanya kecelakaan mengabaikan produktifitas menurun dan berpengaruh : 1. Bagi Karyawan

- Kematian/cacat cidera

- Persoalan kejiwaan akibat cacat atau cidera

- Kesedihan keluarga akibat cacat yang diderita oleh anggota keluarganya. 2. Bagi Perusahaan

- Biaya pengobatan dan operasi pertolongan - Biaya ganti rugi yang harus dibayar

- Kerusakan peralatan/bangunan untuk produksi - Kerusakan produk dan bahan-bahan

- Keterlambatan produksi

- Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja - Biaya lembur


(54)

- Waktu ekstra bagi pengawas

- Penurunan kemampuan korban setelah bekerja kembali - Biaya melatih pekerja baru

- Turunnya moral/semangat kerja karyawan 3. Bagi Masyarakat

- Menimbulkan korban jiwa /cacat/cidera

- Terlambatnya kebutuhan masyarakat, dan lain- lain

Pada umumnya setiap kecelakaan yang terjadi dalam perusahaan disebabkan oleh salah satu faktor dari unsur-unsur produksi (manusia, mesin, peralatan, bahan , dan lingkungan) baik secara sendiri-sendiri atau saling berkaitan.

Dari penyelidikan ternyata faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat penting. Selain ditemui dari hasil-hasil penelitian bahwa 80% hingga 85% kecelakaan disebabkan oleh kesalahan manusia.

Tetapi secara langsung terjadinya kecelakaan di tempat kerja dat dikelompokan secara garis besar menjadi dua penyebab, yaitu:

1. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe action) Tindakan tidak aman dari manusianya antara lain:

1. Bekerja tanpa wewenang

2. Bekerja dengan kecepatan yang salah 3. Menggunakan alat yang rusak

4. Bekerja tanpa prosedur yang benar


(55)

6. Menggunakan alat yang salah

7. Melanggar peraturan keselamatan kerja 8. Bersenda gurau di tempat kerja, dan lain-lain.

Seorang karyawan melakukan tindakan tidak aman atau kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan kerja di sebabkan karena:

- Tidak Tahu

Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak mengetahui bahaya- bahaya sehingga terjadi kecelakaan.

- Tidak Mampu

Yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman, bahaya- bahayanya, akan tetapi hanya karena belum mamapu/kurang terampilnya atau kurang ahlinya maka pada akhirnya melakukan kesalahan dan gagal. - Tidak Mau

Walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja/peraturan dan bahaya- bahaya yang ada serta yang bersangkutan mampu mrlakukannya, tetapi karena kemauan tidak ada akhirnya melakukan kesalahan atau mengakibatkan kecelakaan.

2. Keadaan Tidak Aman dari Kondisi ( unsafe condition)

Keadaan tidak aman dari kondisi antara lain:

1. Peralatan pengaman yang tidak memenuhi syarat 2. Bahan/peralatan yang rusak atau tidak dapat terpakai.


(56)

- Udara yang beracun. - Bahaya ledakan/terbakar.

- Kurang sarana pemberi tanda, dan lain-lain

Keadaan tidak aman ini dapat terjadi karena diawali adanya ketidak beresan pada sistem produksi sendiri antara lain:

a. Perancangan, penggunaan atau pemeliharaan yang salah dari mesin /peralatan.

b. Bahan-bahan/material berbahaya atau penanganannya yang salah. c. Lingkungan yang berbahaya atau salah satu perancangan.

d. Metode/proses produksi yang menghasilkan setiap unitnya.

3.1.2. Kerugian yang Disebabkan Kecelakaan Akibat Kerja

Kerugian yang disebabkan kecelakaan akibat kerja menyebabkan lima jenis kerugian :

a. Kerusakan

b. Kekacauan organisasi c. Keluhan dan kesedihan d. Kelainan dan cacat e. Kematian

Bagian mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses, tempat dan lingkungan kerja mungkin rusak akibat kecelakaan kerja. Akibat dari itu terjadilah kekacauan organisasi dalam proses produksi. Orang yang ditimpa kecelakaan mengeluh dan menderita, sedangkan keluarga dan kawan-kawan sekerja akan


(57)

bersedih hati. Kecelakaan tidak jarang berakibat luka-luka, terjadinya kelainan tubuh dan cacat, bahkan dan tidak jarang kecelakaan merenggut nyawa dan mengakibatkan kematian. Kerugian-kerugian tersebut dapat diukur denga n besarnya biaya yang di keluarkan bagi terjadinya kecelakaan. Biaya tersebut menjadi biaya langsung dan biaya tersembunyi. Biaya langsung adalah biaya pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan, biaya pengobatan, perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja, kompensasi cacat, dan biaya perbaikan alat-alat mesin serta biaya atas kerusakan bahan- bahan. Biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu setelah kecelakaan kerja terjadi. Biaya ini mencakup berhentinya proses produksi oleh karena itu pekerja-pekerja lainnya menolong atau tertarik oleh peristiwa kecelakaan itu, biaya yang harus di perhitungkan untuk menggantikan orang yang sedang menderita oleh dikarenakan kecelakaan, dengan orang baru yang biasa bekerja ditempat itu, dan lain-lainnya lagi. Atas dasar penelitian- penelitian diluar negeri perbandingan di antara biaya langsung dan tersembunyi.

Selain itu penyelidikan menunjukkan, bahwa selain kecelakaan besar, terdapat kecelakaan-kecelakaan kecil, yang ratio diantara keduanya. Yang biasa di catat dan dilaporkan adalah kecelakaan-kecelakaan besar, kecelakaan- kecelakaan kecil, padahal justru jumlah keseluruhan dari kecelakaan-kecelakaan kecillah biayanya terbesar. Sebagai penjelasan, kecelakaan-kecelakaan kecil adalah kecelakaan yang tidak menyebabakan pekerja tidak masuk kerja sebagai akibat dari kecelakaan tersebut. Biasanya pada kecelakaan kecil pekerja yang


(58)

bersangkutan sehat, tetapi dia tidak dapat melaksanakan pekerjaannya. Contoh kecelakaan kecil adalah luka pada telunjuk, badan sehat tapi oleh karena telunjuk luka pekerja tidak bisa bekerja.

3.1.3. Terjadinya Kecelakaan Kerja

Dalam setiap bidang kegiatan manusia selalu terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, tidak ada satu bidang kerjapun yang dapat memperoleh pengecualian. Kecelakaan dalam industri sesungguhnya mrupakan hasil akhir dari suatu aturan dan kondisi kerja yang tidak aman. Namun demikian kecelakaan itu sendiri dapat di cegah, karena kecelakaan itu tidak terjadi dengan sendirinya. Kecelakaan biasanya timbul sebagai hasil gabngan dari beberapa faktor,yaitu fakor peralatan teknis, lingkungan kerja, dan si pekerja itu sendiri. Misalnya , dalam suatu pabrik mungkin saja kita kekurangan peralatan yan aman, atau dengan perkataan lain mesin-mesin tidak dirancang dengan baik untuk dilengkapi dengan alat pengaman secukupnya. Lingkunan kerja mungkin sedemikian bisingnya sehingga kita mungkin mendengar isyarat bahaya. Suhu ruangan mungkin sedemikian rupa buruknya sehingga para pkerja jadi mudah letih dan tak mampu lagi untuk berkonsentrasi tehadap tugas-tugas yang di tanganinya. Mungkin juga jeleknya pengaturan sirkulasi udara menyebabkan terkumpulnya uap beracun yang pada akhirnya mngakibatkan kecelakaan. Demikian pula para pekerja itu sendiri dapat menjadi faktorpenyebab jikalau mungkin mreka tidak dapat latihan yang memadai atau mungkin juga karena mereka belum berpengalan dalam tugasnya. Hal ini secara khususnya amat


(59)

relevan, misalnya saja bila ada prosedur-prosedur baru diterapkan pada sebuah pabrik ataupun bila orang-orang itu berpindah pekerjaan.

Pada akhirnya semua kecelakaan ini baik secara lansung ataupun tidak langsung diakibatkan oleh kesalahan manusia. Manusia bukanlah msin, prestasinya tidak dapat sepenuhnya diramalkan dan kesalahan bisa terjadi setiap saat. Kesalahan dapat dilakukan oleh arsitek yang merancang suatu pabri, kontraktor yang membangunya, para perancang mesin, manajer, teknisi, ahli kimia, instalator listrik, penyelia, operator, ataupun bagian pemeliharaan. Pada kenyataannya, kesalahan dapat dilakukan oleh orang yang terlibat dalam proses perancangan, pembangunan, instalasi, manajemen, pengawasan dan penggunaan pabrik beserta seluruh kegiatan yang terkait di dalamnya.

Banyak pemikiran telah dicurahkan untuk mempelajari berbagai penyebab tentang terjadinya kecelakaan dan banyak pula buku yang telah ditulis mengenai permasalahan tersebut. Secara sederhana dapat di simpulkan, apabila penyebab kecelakaan itu bisa ditemukan, maka langkah-langkah pencegahan pasti dapat dilakukan, maka kecelakaan serupa akan terulang terus-menerus.

3.1.3.1. Penyebab kecelakaan

Sebelum Suatu tindakan penaggulangan yang tepat terhadap kecelakaan dapat diambil, perlu diketahui dengan jelas bagaiana dan mengapa kecelakaan itu bisa terjadi. Keterangan lengkap harus diperoleh melalui penyelidikan secara hati-hati terhadap setiap kasus. Setiap kecelakaan, sampai-sampai yang terkecilpun harus diselidiki.


(60)

Di negara yan memakai pola asuransi sosial, atau yang oleh karena alasan lain, setiap kecelakaan harus dilaporkan, penyebab kecelakaan ini sering didefenisikan dengan istilah seperti "perkakas tangan" atau "kejatuhan benda". Penggolongan semacam ini dirasakan kurang berguna untuk tujuan pencegahan kecelakaan keja. Lebih banyak lagi rincian informasi yang kita butuhkan, dan sebagai patokan, informasi tersebut harus berasal dari suatu penyelidikan khusus. Penyelidikan-penyelidikan semacam itu biasanya mengungkapkan keadaan lingkungan, kombinasi faktor-faktor ataupun urutan-urutan kejadian yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja tersebut.

3.1.3.2. Penyelidikan Kecelakaan

Tujuan penyelidikan kecelakaan adalah untuk menemukan berbagai penyebab kecelakaan, sehingga dengan demikian dapat ditentukan lankah-langkah pencegahan yang tepat. Dewan keselamatan Nasional Amerika Serikat mengemukakan beberapa alasan tentang penyelidikan kecelakaan sebagai berikut:

a. Mempelajari bebagai penyebab kecelakaan sehingga kecelakaan-kecelakaan serupa akan dapat dicegah dengan cara perbaikan mekanis, pengawasan yang lebih baik, atau engan pelatihan pekerja.

b. Menentukan "perubahan" atau penyimpangan yang menyebabkan terjadinya "kesalahan" yang berakibat kecelakaan (analisis sistem kaselamatan)


(61)

c. Mengumumkan bahaya-bahaya tertentu kepada para karyawan-karyawan dan supervisornya, dan mengarahkan perhatian mereka pada upaya-upaya pencegahan kecelakaan.

d. Menentukan fakta untuk dipertanggung jawabkan secara resmi. (suatu penyelidikan yang semata-semata dilakukan untuk tujuan ini jarang dapat memberikan informasi yang cukup memadai untuk upaya-upaya pencegahan kecelakaan.)

3.1.4. Pencegahan Kacelakaan

Kecelakaan kerja dapat dicegah asal ada kemauan untuk mencegahnya. Pencegahan kecelakaan di dasarkan pada pengetahuan tentang sebab-sebab kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan di suatu perusahaan diketahui dengan mengadakan analisa kecelakaan. Maka dari sebab-sebab dan cara analisanya harus betul-betul diketahui. Pencegahan kecelakaan kerja ditunjukkan pada tiga komponen utama, yaitu:

1. Lingkungan

Lingkungan harus memenuhi syarat-syarat lingkungan kerja yang baik, pemeliharaan rumah tangga yang baik, keadaan gedung yang selamat, dan

perencanaan yang baik.

Syarat-syarat lingkungan kerja meliputi: - Penerangan cahaya

- Ventilasi - Sanitasi


(62)

- Suhu udara

Pemeliharaan rumah tangga perusahaan meliputi penimbunan, pengaturan mesin, bejana-bejana dan lain-lain. Gedung harus memiliki alat pemadam kebakaran, pintu keluar darura, lubang ventilasi, dan lantai yang baik, perencanaan yang baik terlihat dari pengaturan operasi, pengaturan tempat mesin, proses yang selamat, alat-alat yang cukup dan adanya pedoman pelaksanaan dan aturan-aturan.

2. Mesin-mesin, alat-alat kerja/perkakas kerja

Mesin-mesin, alat-alat kerja/perkakas kerja harus memenuhi perencanaan yang baik, cukup dilengkapi alat-alat pelindung. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya “garding” pada bagian-bagian mesin atau perkakas-perkakas yang bergerak misalnya berputar. Selain perencanaan, juga perawatan mesin-mesin dan perkakas kerja harus diperhatikan. Kurangnya perawatan sering mengakibatkan bencana besar, seperti misalnya peledakan mesin-mesin diesel. Alat-alat perlindungan berupa kaca mata, sarung tangan, pakaian kerja yang tepat ukurannya, dan lain-lain.

3. Manusia

Tentang faktor manusia harus diperhatikan adanya: 1. Aturan-aturan kerja

Aturan-aturan kerja harus lengkap, jelas dan dipaksakan agar pekerja-pekerja melaksanakannya dengan betul-betul.


(63)

2. Kemampuan para pekerja

Ketidak mampuan pekarja meliputi kurangnya pengalaman, kurangnya kecakapan, dan lambatnya mengambil keputusan.

3. Kurang konsentrasi para pekerja

konsentrasi berkurang biasanya sebagai akibat dari melamun, kurangnya perhatian dan tidak mau memperhatikan atau pelupa dalam melukukan pekerjaan.

4. Disiplin kerja

Disiplin yang kurang harus diatasi dengan peringatan kepada para pekerja yang melanggar peraturan, atau kepada teman kerja yang mengganggu seorang peker dalam waktu melakukan pekerjaan.

5. Perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan kerja

Cara kerja yang mendatangkan bahaya ialah iseng atau bercanda, ambil cara pendek atau mudahnya, dan sifat tergesa-gesa.

6. Ketidak cocokan fisik dan mental

Ketidak cocokan fisik dan mental yang terutama perlu diatasi ialah kelelahan mental berupa kejemuan, sifat pemarah yang hebat dan sangat mudah tersinggung.

7. Pemeriksaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan sebelum dan pada waktu kerja akan berguna dalam menemukan faktor-faktor manusia yang mendatangkan kecelakaan.


(64)

8. Latihan Kerja

Latihan-latihan kerja selalu mengurangi jumlah kecelakaan, oleh karena pengalaman dan peningkatan keterampilan

9. Pengawasan yang kontiniu

Pengawasan yang kontinu akan mempertahankan tingkat keselamatan dan usaha-usaha pemberentasan kecelakaan.

10. Insentive

Insentive berupa hadiah akan meningkat usaha pencaharian.

11. Peringatan

Peringatan juga sangat perlu bahkan sampai kepada pemberhentian pekerja- pekerja yang mengabaikan tindakan-tindakan atau aturan-aturan pencegahan kecelakaan.

Dari hasil diatas jenis terlihat bahwa upaya-upaya pencegahan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, misalnya saja pembuat undang-undang, pejabat pemerintah, para ahli teknologi, ahli-ahli statistik, guru, dan tentu saja para pengusaha serta pekerja-pekerja itu sendiri.

3.2. Kondisi-kondisi Kesehatan yang Ditinjau dari Sudut Produktivitas Tenaga Kerja

Kondisi-kondisi kesehatan yang didak menguntungkan ditinjau dari sudut produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut:


(65)

1. Penyakit Umum

Penyakit yang paling banyak terdapat adalah penyakit akibat infeksi, endemik, dan parasit. Penyakit alat pernafasan seperti flu dan bronchitis merupakan bagian terbanyak yaitu 30% - 40% dari seluruh penyakit umum. Penyakit perut meliputi 15-200% dari seluruh penyakit umum. Penyakit TBC paru-paru masih tinggi, sekitar 3,5-8% dari tenaga kerja. 2. Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja biasanya meliputi pneumoconiosisi, demartoses akibat kerja, keracunan bahan kimia, gangguan mental psikologi akibat kerja dan lain-lain. Penyakit-penyakit akibat kerja ini jumlahnya seolah-olah sedikit akrena tidak adanya laporn dan tidak dsibuatnya diagnosa ke arah penyakit tersebut.

3. Keadaan Gizi Tenaga Kerja yang Kurang Baik

Adapunkeadaan gizi kurng baik disebabkan penyakit endemis dan parasitis, kurangnya pengertian tentang gizi, kemampuan pengupahan yang rendah, dan beban kerja yang terlalu besar.

4. Lingkungan Kerja yang Kurang Baik

Keadaan suhu dan kelembaban serta gerak udara yang mengganggu kenikmatan kerja. Lingkungan kerja sering penuh dengan debu, uap, gas, dan lain-lain yang di satu pihak mengganggu produktivitas dan pihak lain mengganggu kesehatan


(66)

5. Penyerasian Manusia dan Mesin

Perencanaan dan pemikiran tentang penyerasian manusia dan mesin serta perbaikan cara kerja dengan prinsip produktivitas yang optimum belum diketahui. Misalnya, ukuran-ukuran mesin atau peralatan kerja yang sangat berbeda dengan ukuran-ukuran pekerja. Hal ini disebabkan karena mesin dan peralatan tersebut masih diimport, dan pihak lain karena belum adanya kesadaran. Sehingga perlu adanya pengertian dari pengusaha, buruh dan pihak lain tentang perencanaan manusia mesin, suatu pengetahuan yang diterapkan di negara-negara maju dari hari ke hari secara terus menerus. 6. Kesejahteraan Tenaga Kerja yang Kurang Baik

Kesejahteraan yang kurang baik disebabkan oleh gaji rendah, diperburuk lagi karena tidak adanya usaha keluarga berencana di perusahaan-perusahaan. Usaha keluarga berencana akan berhasil apabila diintegrasikan dengan kegiatan kesehatan perusahaan.

7. Pihak Pengusaha dan Pihak Buruh

Baik pihak pengusaha dan pihak buruh, sering belum memahami tentang adanya hubungan antara kondisis kesehatan dengan tinggi rendahnya produktivitas.

8. Fasilitas Kesehatan yang Ada di Perusahaan Belum memenuhi Harapan Pendekatan usaha kesehatan biasanya terlalukuratif, masih sedikit yang melaksanakan upaya-upaya yang bersifat preventif. Kesulitan lain adalah terbatasnya kesempatan untuk mengembangkan lapangan kesehatan,


(67)

karena dokter-dokter perusahaan sering merupakan dokter-dokter part

time.

Melihat ruang lingkup tingkat kegiatan yang terjadi dipabrik, dimana setiap tingkatan memerlukan higiene perusahaan dan kesehatan kerja, maka seorang pekerja harus berada dalam tingkatan keserasian yang sebaik-baiknya. Untuk itu perlu adanya keseimbangan yang menguntungkan dari faktor-faktor kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja, dimana hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Beban Kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud mungkin beban fisik, beban mental ataupun beban sosial. Seorang pekerja berat seperti pada bagian pabrikasi ataupun perawatan, memikul lebih banyak beban mental dan sosial. Sebaliknya seorang manajer mungkin tanggung jawabnya merupakan beban mental yang relatif jauh lebih besar. Sedangkan para petugas sosial, mereka lebih menghadapi beban sosial. Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban kerja, yang dimaksud adalah beban optimum yang dapat dipikul seseorang. Untuk itu maka perlu penempatan seorang tenaga kerja yang tepat.

2. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja

Faktor ini merupakan faktor yang dapat mengakibatkan gangguan pada jasmani dan rohani dari tenaga kerja, yang dipengaruhi oleh


(68)

a. faktor Fisik

yaitu semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan,warna, dan lain-lain yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia tersebut. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang baik. Kondisi lingkungan dikatakan baik apabila dalam kondisi tersebut manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal, sehat, aman, dan selamat. Keadaan lingkungan yang tidak baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang akhirnya tidak dapat diperoleh rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.

b. Faktor Kimia

Yaitu bahan-bahan kimia yang digunkan, diolah, dihasilkan atau diproduksi dalam perusahaan yang merupakan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit karena berupa racun dalam industri, dimana


(69)

1. Faktor fisik bahan kimia seperti gas, uap, debu, kabut, fume, awan dan asap.

2. Sifat-sifat kimia dari bahan-bahan itu menyangkut: jenis penyewaan, besar molekul, konsentrasi, derajat larut dan jenis pelarut.

3. Jalan masuk bahan-bahan itu ke dalam tubuh manusia yang pada umumnya melalui 3 pintu yaitu: Pernafasan, pencernaan dan kulit.

4. Faktor-faktor pada tenaga kerja sendiri yaitu: usia, habituasi, daya menahan dan derajat kesehatan tubuh.

c. Faktor Biologis

Yaitu mahluk hidup yang mencakup virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, atau mungkin hewan atau tumbuhan yang berasal dari jenis atau tempat atau spesifikasi pekerjaan yang dilakukan yang menyebabkan penyakit terhadap pekerja-pekerja yang bekerja di tempat tersebut.

d. Faktor Psikologis

Yaitu semua faktor yang mencakup perasaan, pikiran, kehidupan sosial, kehendak, kemauan, cita-citadari pekerja yang menyebabkan pengaruh yang tidak sedikit terhadap keadaan pekerja dalam melakukan pekerjaannya.


(70)

e. Faktor Fisiologis

Yaitu kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika melakukan pekerjaan yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja yang menimbulkan kelelahan fisik bahkan lambat laun menyebabkan perubahan fisik tubuh pekeerja, kesalahan tersebut mencakup kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melaksanakan pekerjaan, metode kerja yang tidak baik yang kesemuanya menyebabkan terjadinya kelelahan fisiologis. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Pada prinsipnya ada 5 macam mekanisme yang dilakukan tubuh yaitu: sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem otot, sistem syaraf dandan sisitem pernafasan. Kerja fisik yang kontinu berpengaruh terhadap mekanisme-mekanisme di atas baik secara sendiri-sendiri ataupun sekaligus kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa ini bisa bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivistas otot, atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menajdi lambat bekerja jika sudah lelah.

Faktor-faktor tersebut dalam jumlah cukup dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja, hal ini dapat kita gambarkan sebagai berikut:


(71)

1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah faktor yang menyebabkan kelelahan mata.

2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran, dan berakibat kelelahan faktor psikologis.

3. Gas-gas dan uap-uap diserap tubuh melalui pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh dengan akibat penurunan hari kerja.

4. Debu-debu yang dihirup ke paru-paru mengurangi penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara. 5. Parasit-parasit yang masuk ketubuh akibat higiene di tempat

kerja yang buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya.

6. Sikap badan yang salah mengurangi hasil kerja, menyebabkan timbulnya kelelahan atau kurang maksimal berfungsi alat-alat tertentu.

7. Hubungan kerja tidak sesuai adalah penyebab bekerja secara lamban atau setengah-setengah.

Dalam ruang atau tempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit akibat kerja sebagai berikut:

1. Golongan Fisik, seperti :


(72)

b. Radiasi sinar-sinar radioaktif yang menyebabkan penyakit susunan darah, kelainan kulit. Radiasi sinar infra merah bisa mengakibatkan katarak terhadap lensa mata.

c. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan “Heat stroke”,”Heat

cramps”, sedangkan suhu yang rendah menimbulkan “frostbite”

d. Tekanan yang tinggi menyebabkan “Caisson disease”

e. Penerangan lampu yang kurang baik menyebabkan penyakit indra penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.

2. Golongan Kimia

a. Debu yang menyebabkan pneumonoconioses , diantaranya:

silicosis, asbetosis dan lain-lain.

b. Uap yang menyebabkan “metal fume fever”, “dermatisis” atau keracunan.

c. Gas, misalnya keracunan oleh CO, H2S dan lain-lain. d. Larutan, misalnya menyebabkan dermatisis.

3. Golongan infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau

brucella pada pekerja –pekerja penyamak kulit.

4. Golongan fisiologis, yang menyebabkan oleh kesalahan-kesalahan kontruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melakukan pekerjaan dan lain-lain yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja.


(73)

5. Golongan mental-psikologis, hal ini terlihat misalnya pada hubungan kerja yang tidak baik, atau keadaan membosankan. 3. Kapasitas Kerja

Kehendak, kemauan dan cita-cita seorang pekerja akan berpengaruh pada pekerjaanya. Dalam melakukan suatu pekerjaan, kemampuan seseorang berbeda dengan yang lainnya, tergantung pada keterampilan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh. Semakin tinggi keterampilan kerja seseorang, semakin efisien penggunaan tenaga kerja, sehingga beban akan menjadi lebih ringan. Kesegaran jasmani dan rohani seseorang juga menjadi faktor bagi produktivitas kerja, dimana hal ini menjadi pencerminan kesehatan fisik dan mental juga menjadi gambaran keserasian seseorang dengan pekerjaannya. Jadi produktivitas kerja dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman serta ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang.

3.2.1. Kondisi Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Kegiatan Manusia. Manusia, sebagai mahluk yang paling sempurna, tidak luput dari kekurangan; dalam arti kata segala kemampuannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktortersebut bisa datang dari pribadinya (intern) atau mungkin dari pengaruh luar(extern). Salah satu faktor yang datang dari luar dan akan dibahasdalam kesempatan ini ialah lingkungan kerja dimana manusia melaksanakan kegiatannya.


(1)

BAB VI

ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa dan Evaluasi 6.1.1 Analisa

PT. Serba Indah Aneka Pangan adalah perusahaan yang menghasilkan produk mie bihun instant. Dari hasil pengamatan ternyata adanya kecelakaan di perusahaan tersebut perlu dilakukan penilitian agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi di perusahaan. Pengamatan yang dilakukan terhadap potensi-potensi bahaya serta kecelakaan kerja diliputi oleh kurangnya kesadaran dari operator dalam melaksanakan pekerjaannya, adapun hasil pengamatan analisa yang dilakukan antara lain :

1. Operator dapat terjatuh/terpeleset pada saat berjalan di lsntsi produksi dikarenakan lantai kerja yang basah dan licin sehingga operator mengalami kecelakaan kerja di lantai produksi.

2. Resiko terpotongnya jari operator pada saat melakukan penglipatan mie bihun mempunyai resiko yang paling besar, dikarenakan si pekerja berhadapan langsung dengan mesin pemotong yang besar dan tajam sehingga, bila si pekerja tidak melakukan pekerjaan dengan hati-hati dapat mengakibatkan terpotongnya jari bahkan pergelangan tangan si pekerja. 3. Kurangnya kesadaran operator untuk mempergunakan Safety shoes berupa

sepatu karet, masker dan sarung tangan yang diperlukan pada saat melakukan pekerjaan. Operator juga beranggapan bahwa alat pelindung


(2)

tersebut mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan mengurangi kenyamanan bekerja.

4. Gangguan terhadap kebisingan (noise) juga berpengaruh terhadap operator yang melakukan pekerjaan, gangguan ini terdapat di daerah produksi yang sangat mengganggu pendengaran operator.

5. Terdapat banyak larutan-larutan kimia yang berbahaya pada saat pembuatan larutan konsui (campuran bahan-bahan kimia) untuk menghasilkan adonan mie yang lembut dan kenyal, bila si pekerja tidak menggunakan masker sebagai alat pelindung maka lama ke lamaan operator akan mempunyai efek yang tidak baik bagi kesehatannya di masa yang akan datang. Hal ini yang dapat dikatakan penyakit akibat kerja karena di lakukan secara terus-menerus.

6.1.2. Evaluasi

Berdasarkan analisis terhadap potensi-potensi bahaya sebagai penanggulangan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di peroleh beberapa solusi untuk menanggulangi serta menghilangkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakkit akibat kerja sebagai berikut:

1. Upaya untuk mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, menerapkan penggunaan APD (alat pelindung diri) tanpa kecuali untuk semua operator yang ada di pabrik pada saat melakukan pekerjaan di proses produksi.


(3)

2. Dalam melakukan pekerjaan operator di wajib mengikuti peraturan-peraturan yang ditentukan oleh perusahaan, hal ini dilakukan demi kebaikan opertor dan kebaikan perusahaan tersebut.

3. Operator harus memahami bahaya-bahaya yang mungkin terjadi bila tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkanoleh perusahaan seperti, mengantuk pada saat bekerja, ngobrol,bercanda dan lain-lain yang dapat memancing terjadinya kecelakaan kerja.

4. Memberikan penyuluhan-penyuluhan untuk lebih memperluas wawasan karyawan ataupun si pekerja dalam melakukan pekerjaannya agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi yang dapat merugikan kedua belah pihak.

5. Memperbaiki cara kerja yang baik di lantai produksi dengan membersihkan lantai produksi bila terlihat basah dan licin yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan mengganggu proses operasi demi kelancaran proses produksi

6. Membuat rambu-rambu atau tanda larangan yang harus dipatuhi dan diberlakukan kepada seluruh karyawan/ buruh pabrik tanpa terkecuali bila memasuki kawasan produksi.


(4)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan kerja yang diteliti adalah:

1. Kecelakaan yang paling sering terjadi adalah dilantai produksi yang licin mengakibatkan operator terjatuh/terpleset dan mengalami luka pada anggota tubuh operator ketika operator berjalan, hal ini dikarenakan perusahaan tidak memasang keset karet yang lebarnya 2 m dan panjangny 1 m sebanyak 35 lembar keset karet.

2. Kecelakaan terpotongnya jari atau tangan pada saat menggulung untaian mie bihun dikarenakan jari atau tangan operator terlalu dekat dengan mata pisau mesin pemotong tanpa memperhatikan jarak tangan +10 cm yang ditandai disisi mesin.

3. Tersangkutnya baju operator dikarenakan operator memakai kaos T-shirt yang lengan bajunya dapat tersangkut kemesin pencetak yang rapatnya+12 cm.

4. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi pembuatan mie bihun bisa dikatakan tinggi bila operator kurang hati-hati pada saat melakukan pekerjaanya dan tidak mematuhi peraturan yang berlaku doiperusahaan tersebut.


(5)

5. Perlengkapan alat pelindung diri yang disediakan oleh perusahaan kurang memadai untuk pencegahan kecelakaan kerja di perusahaan tersebut. 6. Penanganan limbah yang dilakukan diperusahaan ini sangat baik serta

menjaga lingkungan disekitar pabrik.

7.2. Saran

Setelah penulis melakukan observasi dan merlakukan pengkajian terhadap penerapan potensi-potensi bahaya serta kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan, maka penulis menyarankan, adapun saran penulis sebagai berikut:

1. Peusahaan seharusnya memperhatikan keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaan. Langkah yang harus diambil oleh perusahaan adalah menambah alat pelindung diri dan bila perlu membuet alat bantu seperti kayu untuk daerah penggulungan mie bihun.

2. Dalam melakukan pekerjaan operator wajib mengikuti peraturan yang ditentukan demi kebaikan operator dan kebaikan perusahaan tersebut. 3. Penggunaan alat-alat pelindung diri seperti sepatu karet, penutup kepala,

sarung tangan digunakan pada saat melakukan pekerjaan agar kecelakaan dapat dihindari.

4. Memberikan penyuluhan-penyuluhan untuk lebih memperluas wawasan karyawan ataupun si pekerja dalam melakukan pekerjaannya agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi yang dapat merugikan kedua belah pihak.


(6)

5. Membuat rambu-rambu atau tanda larangan yang harus dipatuhi dan diberlakukan kepada seluruh karyawan/ buruh pabrik tanpa terkecuali bila memasuki kawasan produksi.

6. Perlu adanya penghargaan kepada karyawan terbaik, sehingga dapat memotivasi karyawan lainnya untuk berbuat yang terbaik kepada perusahaan.


Dokumen yang terkait

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

28 233 147

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Bagian Produksi Di PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk

20 163 185

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

IMPLEMENTASI JOB SAFETY ANALYSIS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT. TRI POLYTA INDONESIA, Tbk

0 4 68

PENERAPAN RISK MANAGEMENT DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA COAL CRUSHING PLANT (CCP) PT. MARUNDA GRAHAMINERAL LAUNG TUHUP SITE KALIMANTAN TENGAH

1 8 80

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJAAN PENGECORAN LOGAM DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Job Safety Analysis (Jsa) Sebagai Upaya Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Pengecoran Logam Di Pt Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

2 5 20

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJAAN PENGECORAN LOGAM DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Job Safety Analysis (Jsa) Sebagai Upaya Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Pengecoran Logam Di Pt Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 4 16

PENDAHULUAN Job Safety Analysis (Jsa) Sebagai Upaya Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Pengecoran Logam Di Pt Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

2 8 6