12 I
b
= -
√3���� 2
F
b
= -
√3 2
F
max
I
c
=
√3���� 2
F
c
=
√3 2
F
max
Kecepatan putaran medan putar stator dinamakan kecepatan sinkron, medan putar stator kemudian memotong konduktor pada batang
rotor sehingga pada konduktor rotor timbul tegangan induksi yang mengakibatkan rotor timbul tengan induksi yang mengakibatkan rotor ikut
berputar setelah melalui beberapa proses. Arah putaran rotor motor induksi searah dengan putaran medan putar, namun kecepatan putaran rotor lebih
rendah daripada kecepatan sinkronnya. Perbedaan dari kecepatan putar ini disebut dengan slip motor induksi.
2.4 Slip
Motor induksi tidak dapat berputar pada kecepatan sinkron. Jika hal ini terjadi maka rotor tidak akan berputar relative terhadap fluksi yang berputar.
Maka tidak aka nada ggl yang diinduksikan dalam rotor sehingga tidak ada arus yang mengalir pada rotor dan tidak akan menghasilkan kopel. Apabila rotor motor
induksi berputar dengan kecepatan n
r
dan kecepatan medan putar stator adalah n
s
maka slip s adalah � =
�
�
−�
�
�
�
x100 2.1
dimana : n
s
= kecepatan medan putar distator n
r
= kecepatan rotor
Universitas Sumatera Utara
13 Dalam hal ini kecepatan relatif rotor terhadap kecepatan medan putar
stator adalah n
rel
, dimana n
rel
= n
s
- n
r
.Maka frekuensi yang dibangkitkan pada belitan rotor adalah f
2
,dimana
f
2
=
��−�� 120
� 2.2
Sedangkan frekuensi medan putar stator adalah f
1
, dimana :
f
1
=
120 ��
�
2.3
Persamaan 2.1 memberikan informasi yaitu: 1.
Saat s = 1 dimana n
r
= 0, ini berarti rotor masih dalam keadaan diam atau akan berputar
2. S = 0 menyatakan bahwa n
s
= n
r
, ini berarti rotor berputar sampai kecepatan sinkron. Hal ini dapat terjadi jika arus dc yang diinjeksikan ke
belitan rotor, atau rotor digerakkan secara mekanik. 3.
0 s 1, ini berarti kecepatan rotor diantara keadaan diam dengan kecepatan sinkron. Kecepatan rotor dalam keadaan inilah dikatakan
kecepatan tidak sinkron. Biasanya slip untuk mendapatkan efesiensi yang tinggi pada saat beban penuh adalah 0,04.
Universitas Sumatera Utara
14
2.5 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi adalah peralatan pengubah energi listrik keenergi mekanik. Listrik yang diubah merupakan listrik tiga phasa. Arus pada rotor didapat dari
arus induksi dimana arus ini berada dalam medan magnetik sehingga akan terjadi gaya F pada rotor yang akan menggerakkan rotor dalam arah tegak
lurus medan. Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi tiga fasa adalah sebagai berikut :
1. Apabila sumber tegangan tiga fasa dihubungkan kekumpran stator
maka kumpran stator akan mengalirkan arus tiga fasa. 2.
Arus tiga fasa tersebut akan menghasilkan fluksi bolak-balik yang berubah – ubah
3. Interaksi ketiga fluksi bolak-balik tersebut akan menghasilkan medan
putar yang berputar dengan kecepatan sinkron n
s
dimana: N
s
=
120 �
�
2.4 4.
Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi
ggl sebesar E
2
yakni: E
2
= 4,44fN
2
Ф
m
volt 2.5
dimama: E
2
= Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam
N
2
= Jumlah lilitan kumparan rotor Ф
m
= Fluksi maksimum W
b
Universitas Sumatera Utara
15 5.
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl akan menghasilkan arus I
2
. 6.
Adanya arus I
2
didalam medan magnet menimbulkan gaya F pada rotor.
7. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar
untuk memikul torsi beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
8. Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan
sinkron dan diperlukan adanya erbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator n
s
dengan kecepatan putar rotor n
r
. Perbedaan kecepatan antara n
s
dan n
r
disebut dengan slip. 9.
Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada kumparan rotor tergantung dari besarnya slip.
Tegangan ini dinyatakan E
2s
yaitu E
2S
= 4,44fN
2
Фm volt 2.6
dimana : E
2S
= Tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar N
2
= Jumlah lilitan kumparan rotor F = frekuensi rotor yang berputar
10. Bila n
r
= n
s
, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak
dihasilkan torka. Torka motor akan timbul apabila n
r
n
s
dan apabila n
r
n
s
maka motor induksi beroperasi sebagai generator induksi yang menghasilkan energi listrik.
Universitas Sumatera Utara
16
2.6 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi