dan 0,673 mA, 1,66 V dan 0,517 mA, 1,67 V dan 0,370 mA. Pada c Na2 pucak oksidasi dan reduksi yang dihasilkan lebar dan tidak tajam. Hal ini mengakibatkan
proses interkalaside-interkalasi lambat. Puncak oksidasi pada Na2 yaitu 2,16 V dan 0,348 mA, 2,11 V dan 0,158 mA, 2,08 V dan 0,097 mA dengan puncak
reduksi 1,48 V dan 0,332 mA, 1,66 V dan 0,201 mA, 1,70 V dan 0,125 mA.Penurunan nilai V
oksidasi
dan V
reduksi
yang signifikan menunjukkan terjadinya loss capacity.
Tabel 4.6 Tegangan polarisasi dan spesifik capacity pada Na0,Na1,Na2 Sampel V
oksidasi
V V
reduksi
V V
polarisasi
mV Specific Capacity
mAhg Na0
2,087 V 1,688 V
399 mV 128,1 mAhg
Na1 2,08 V
1,67 V 410 mV
124,05 mAhg Na2
2,08 V 1,70 V
380 mV 152,6 mAhg
Pada tabel 4.6. tegangan polarisasi yang paling rendah yaitu Na2 sebesar 380 mV dengan specific capacity yaitu 152,6 mAhg. Tegangan polarisasi yang semakin
rendah maka akan meningkatkan efektivitas energi saat waktu chargedischarge dan specific capacity semakin tinggi.
Dari puncak oksidasi-reduksi dihasilkan 3 siklus tegangan kerja Na0 yaitu 1,8995 V, 1,8955 V, 1,8875 V, puncak tegangan kerja Na1 yaitu 1,865 V, 1,875
volt, 1,875 V dan tegangan kerja Na2 yaitu 1,82 V, 1,885 V, 1,89 V. Hasil pengujian pada sampel
bahwa selama 3 siklus Na1 dan Na2 mengalami peningkatan tegangan kerja. Dari ketiga sampel dapat diperbandingkan bahwa jika
TiO
2
disintesis dengan LiOH.H
2
O dan Na
2
CO
3
kemudian dilakukan kalsinasi dan sintering maka dapat menurun tegangan kerja.
4.5.2 Analisa charge discharge CD
Pada pengujian charge discharge digunakan untuk mengidentifikasi kapasitas pada material TiO
2
Na0, Li
4
Ti
5
O
12
Na1 dan NaLiTi
3
O
7
Na3. Material tersebut diproses dengan membuat slurry sehingga menjadi lembaran. Kemudian
dibuat menjadi coin cell. Laju C digunakan untuk menentukan tingkat cycle. Satu
Universitas Sumatera Utara
kali cycle adalah sama dengan satu proses charge terjadi reaksi oksidasi dan satu kali discharge terjadi reaksi reduksi.
a b
c Gambar 4.10. Hasil pengujian charge discharge a Na0,
b Na1, c Na2
Berdasarkan gambar 4.10. a Na0 charge discharge tidak menunjukkan adanya plateu. Pada b Na1 saat charge menunjukkan tegangan plateu pada 0,3C sampai
4C dengan tegangan 2,2 V namun pada 8C tidak terlihat plateu dan saat discharge tegangan plateu 1,7 V. Pada c Na2 menunjukkan tegangan plateu saat charge
pada 0,3C sampai 10C sebesar 2,2 V dan tegangan plateu saat discharge yaitu 1,7 V. Tegangan palteu yang dihasilkan sebesar 1,7 V mendekati pada penilitian
Game, O. 2016.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 terlihat bahwa pada Na0 kapasitas charge 3,37 mAhg dan kapasitas discharge 3,65 mAhg. Pada Na1 memiliki kapasitas charge 4,36
mAhg dan kapasitas discharge 4,59 mAhg, sedangkan pada Na2 memiliki kapasitas 5,67 mAhg dan kapasitas discharge 5,63 mAhg. Na0 dan Na1 ini
mengalami penurunan kapasitas charge discharge hingga 8C. Hal ini terjadi mengindikasikan bahwa ion Li
+
yang berinterkalasideinterkalasi mengalami jumlah yang terus turun Subhan, A. 2011. Dari hasil ketiga sampel yang
memiliki kapasitas charge discharge yang baik yaitu Na2 karena saat 10C masih memiliki kapasitas meskipun rendah. Kapasitas charge discharge pada Na1 dan
Na2 yang disintesis dengan Na0 mengalami kenaikan.
Tabel 4.7 Hasil kapasitas charge discharge pada Na0,Na1,Na2 Kapasitas
mAhg Na0
Na1 Na2
0,3 C Charge
3,37 4,36
5,67 Discharge
3,65 4,59
5,63 0,5 C
Charge 3,084
3,82 5,21
Discharge 3,256
3,967 5,13
1 C Charge
2,23 2,98
4,16 Discharge
2,28 2,94
4,12 2C
Charge 6,96
1,83 2,85
Discharge 6,95
1,85 2,84
4C Charge
0,566 0,89
1,52 Discharge
0,541 0,77
1,44 6C
Charge 0,452
0,621 1,09
Discharge 0,44
0,57 1,01
8 C Charge
0,319 0,394
0,716 Discharge
0,298 0,371
0,666 10 C
Charge -
- 0,606
Discharge -
- 0,57
Universitas Sumatera Utara
4.5.3 Analisa Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS