Moral Tolong-menolong Analisis Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Ayah Karya Andrea

7 tersebut dapat dilihat dari gerakan tangan Marlena saat tersinggung berat dan meremas kertas surat dari ayahnya yang kemudian membantingnya dengan sekuat tenaga. Watak Marlena serupa dengan watak ayahnya, yang keras kepala, mudah marah dan cepat tersinggung terhadap hal-hal kecil sekali pun.

3.1.2.3 Latar Setting

Latar atau setting pada novel Ayah terbagi menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, latar sosial budaya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini Latar tempat: “Dulu dia tak ubahnya anak-anak lain di Belantik, kampung paling ujung, dipinggir laut Belitong sebelah timur. Pulang sekolah dia langsung mengalungkan katapel, mengantongi duku muda untuk pelurunya, bersandal cunghai, melempari buah sagu, mengejar layangan, berlari-lari di padang, dan berenang di danau galian tambang” Hirata, 2015:09. Kutipan di atas merupakan penggabaran latar tempat yang merupakan tempat tinggal Sabari, yang berada di Desa Belantik, Kepulauan Belitung. Dari seluruh hasil analisis novel Ayah dapat disimpulkan bahwa latar yang digunakan dalam novel ini adalah masyarakat melayu yang tinggal di Pulau Belitung dan memiliki kebiasaan mendatangi warung kopi.

3.2 Analisis Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Ayah Karya Andrea

Nilai-nilai Edukatif yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata sebagai berikut.

3.2.1 Moral

Nilai moral dalam novel ini ditunjukan oleh tokoh Sabari, di mana pada saat acara perpisahan sekolahnya ia mencium tangan ayahnya sebelum naik ke panggung. “Izmi kembali ke tempat duduk. Tak lama kemudian nama Sabari dipanggil dan riuhlah tepuk tangan untuknya. Rupanya selama tiga tahun di SMA itu, Sabari cukup populer. Tak jelas karena apa, yang jelas bukan dari prestasi di bidang pelajaran. Sebelum naik panggung, Sabari mencium tangan ayahnya, satu tindakan yang kemudian mendapat tepuk tangan yang riuh” Hirata, 2015:109. Kutipan di atas merupakan sebuah nilai moral yang ditunjukan oleh tokoh Sabari pada saat acara perpisahaan sekolah, ia mencium tangan ayahnya 8 sebelum naik ke panggung, dari gerakan mencium tangan ayahnya tersebut menunjukan bahawa Sabari adalah anak yang baik dan sangat menghormati ayahnya.

3.2.2 Tolong-menolong

Nilai tolong-menolong dalam novel ini ditunjukan oleh tokoh Ukun dan Tamat yang akan membantu Sabari agar segera dapat bertemu dengan Lena dan Zorro. “Banyak orang suka angka delapan. karena kalau untung, tak berkesudahan, tetapi begitu juga kalau senewen, senewennya tak selesai- selesai. Sudah saatnya kita berbuat sesuatu yang spektakuler untuk Sabari,” kata Tamat kepada Ukun. “Ojeh, Boi.” Maka mereka mengadakan rapat mendadak di warung kopi Solider. Tiga jam mereka saling bertukar pikiran. Tandas masing-masing lima gelas kopi, dan tumpas masing-masing mi rebus 34 Tiga mi empat telur. Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, mereka memutuskan untuk mencari Lena dan Zorro ke Sumatera dan membawa keduanya pulangke Belitong. Masalahnya, tak ada yang tahu di mana Lena berada. Namun, Tamat sudah punya akal. Sore itu pula mereka mendatangi zuraida.” Hirata, 2015:286-287. Kutipan di atas merupakan sebuah nilai tolong-menolong yang digambarkan melalui persahabatan tokoh Ukun, tamat dan Sabari. Ukun dan Tamat bekerja sama untuk menolong Sabari yang ditunjukan dengan cara mencarikan Zorro dan Lena ke Sumatra untuk dibawa pulang ke Belitung.

3.2.3 Religius

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra Di SMA N 1 Sambun

0 2 11

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra Di SMA N 1 Sambungmacan.

0 3 6

DAFTAR PUSTAKA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra Di SMA N 1 Sambungmacan.

0 2 4

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 11

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pengajaran Sastra Di SMA.

0 1 12

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pengajaran Sastra Di SMA.

0 1 8

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pengajaran Sastra Di SMA.

0 5 17

ASPEK EDUKATIF PADA NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Aspek Edukatif Pada Novel Edensor Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 12

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO.

0 1 10