Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Paku Pedang (Nephrolepis falcata) terhadap Larva Artemia Salina L dengan metode Brain Shirmp Lethaly Test (BSLT)

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN
PAKU PEDANG (Nephrolepis falcata) TERHADAP
LARVA Artemia Salina Leach DENGAN METODE
BRINE SHRIMP LETHALY TEST (BSLT)

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :
Eri Juhaeriah
NIM: 1110103000039

Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1434 H/ 2013 M

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

nikmat yang telah diberikan, yang mengizinkan penulis untuk belajar hingga tepat
pada waktunya penulis harus menuliskan laporan penelitian ini. Penulis
menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penelitian ini
tidak akan pernah terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1.

Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah,
DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan
Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan
di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

3.

dr. Nurul Hiedayati, Ph.D selaku pembimbing 1 yang telah banyak

mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam
melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.

4.

Bapa Supandi, S.Si, Apt, M.Si selaku pembimbing 2 yang telah memberikan
masukan judul penelitian dan banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga
untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun
laporan penelitian ini.

5.

drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab modul Riset
yang tidak pernah lelah selalu mengingatkan penulis untuk segera
menyelesaikan penelitian.

6.

Bapa H. Juju Junaedi dan Mamah Hj. Zaenab selaku orangtua kandung
penulis, terima kasihatas limpahan kasih sayang yang telah diberikan,

pengorbanan tanpa pamrih dan doa-doa panjang yang selalu dipanjatkan.
Terimakasih atas segala kebaikan dan pelajaran hidup yang luar biasa hingga
kini penulis telah beranjak dewasa.

v

7.

Kakak dan Keponakan tersayang, A’Otong Zaenudin, Teteh Yulia Astina, A’
dr.Asep Santoso, Teteh dr. Intan T.P, Neng Zhiya alfath dan Dede
Queen.Terimakasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan.

8.

Seluruh keluarga besar Ibu Hj.Rainah dan Bapa H.Talka, keluarga besar
Sastradinata, terima kasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan.

9.

Ibu Zeti Hariyati selaku PJ Laboratorium MBI dan Ibu Putri Amelia selaku PJ

Laboratorium PNA yang telah memberikan izin penggunaan laboratorium.

10. Mbak Rani, Mbak Suryani, dan laboran-laboran lain yang telah membantu
penulis dalam pengambilan data.
11. Kak Agung farmasi yang telah membantu mencarikan bahan jurnal mengenai
paku pedang.Mang uus, mang danong, dan seluruh pegawai PB.SRI
REZEKIyang telah membantu mengambilkan air laut di Laut Cirebon.
12. Teman-teman kosan Barbie, Nina, Diny, Tiara, Ummi, Putri, Imah, Syara,
Yessi, Nida, Nuzma, terima kasih telah membantu proses pemetikan hingga
pengeringan daun paku pedang.
13. Teman-teman satu kelompok penelitian, Aulia, Ratu, Fitri, Nurrasiya, dan
Nur. Terimakasih atas kerja sama yang luar biasa 1 tahun belakangan.
Semoga kerja sama kita dapat berlanjut hingga batas waktu yang tidak
ditentukan.
14. Teman-teman PSPD 2010, kakak-kakak dan adik-adik di PSPD, dan temanteman lain yang penulis kenal dan yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian penelitian ini namun tidak sempat tersebutkan.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan. Dan semoga Allah SWT berkenan memasukkannya

sebagai amal jariyah di Akhirat kelak. Amiin.
Ciputat, 11 September 2013

Penulis
vi

ABSTRAK
Eri Juhaeriah. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Toksisitas Akut Ekstrak
Etanol Daun Paku Pedang (Nephrolepis falcata) terhadap Larva Artemia Salina L
dengan metode Brain Shirmp Lethaly Test (BSLT). 2013
Dewasa ini penelitian mengenai pencarian obat-obat antikanker masih terus
dilakukan.Daun paku pedang (Nephrolepis falcata) diduga mempunyai potensi
sitotoksik. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui nilai LC50 ekstrak etanol daun paku pedang dan
kemungkinan sifat toksik daun paku pedang terhadap larva Artemia Salina L.
Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan menggunakan rancangan
penelitian yang sederhana. Metode yang digunakan yaitu Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT), terhadap ekstrak etanol daun paku pedang dengan konsentrasi 50
ppm, 100 ppm, 200 ppm, 500 ppm, 1000 ppm dengan 3 kali replikasi. Ekstrak
diperoleh dengan cara maserasi. Data persentasi kematian larva artemia yang

diperoleh dianalisis menggunakan analisis probit untuk menghitung nilai LC50.
Ekstrak dikatakan toksik apabila nilai LC50< 1000 μg/ml (ppm). Hasil pada
penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun paku pedang bersifat
toksik terhadap larva artemia dengan nilai LC50 sebesar 89μg/ml (ppm).

Kata kunci
: antikanker,sitotoksik, ekstrak daun paku pedang, LC50, Artemia
SalinaLeach, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), analisis probit.

ABSTRACT

Eri Juhaeriah. Medical Education Study Program. Acute Toxicity Test Ethanol
Frshtail swordfern (Nephrolepis falcata) against larvae of Artemia Salina L
method Brain Shrimp Lethaly Test (BSLT). 2013
Nowaday, the study of anticancer drugs search is still underway. Frshtail
swordfern (Nephrolepis falcata) alleged to have cytotoxic potential. Therefore, it
is necessary to conduct research that aims to determine the LC50 value of ethanol
extract of Frshtail swordfern and possible toxic nature of Frshtail swordfern
against larvae of Artemia Salina L. This is a purely experimental study using a
study design that is simple. The method used is Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT), the frshtail swordfern ethanol extract with a concentration of 5 ppm, 10
ppm, 20 ppm, 50 ppm, 100 ppm with 3 times replication. Extracts obtained by
maceration. Artemia larvae mortality percentage data were analyzed using probit
analysis for calculating LC50 values. If the value is said to extract toxic LC50
8 (antara 8-9). Selama
penetasan terjadi, sebaiknya suhu air berada dalam keadaan konstan, yaitu
berkisar antara 25oC – 30oC . untuk kadar oksigennya sendiri harus lebih
dari 2 mg/L. Untuk itu, ketika sedang dalam proses penetasan air perlu
diaerasi (diberi udara/oksigen) dengan menggunakan penghembus udara
(blower) atau aerator (pompa udara untuk aquarium).13
2.1.7

Penggunaan artemia pada metode BSLT
Secara luas, artemia ini telah banyak sekali digunakan untuk

pengujian aktivitas farmakologi dari ekstrak suatu tanaman. Artemia juga
merupakan hewan uji yang digunakan untuk praskrining aktivitas antikanker
di National Cancer Institude (NCI), Amerika Serikat. Hewan uji artemia ini
dapat digunakan untuk uji BSLT, yaitu uji untuk skrining awal terhadap
senyawa-senyawa yang diduga berkhasiat sebagai antitumor, karena uji ini

mempunyai korelasi yang positif dengan potensinya sebagai antitumor
maupun fisiologis aktif tertentu.14
Untuk penggunaan artemia ini memang tidak spesifik untuk anti
kanker maupun fisiologis aktif tertentu, namun pada beberapa penelitian
terdahulu menunjukkan adanya korelasi yang signifikan terhadap beberapa
bahan, baik berupa ekstrak tanaman, atas reaksinya sebagai anti kanker
secara lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan prosedur sitotoksik
yang umum, misalnya dengan biakan sel kanker. Dengan melihat adanya

13

potensi sebagai anti kanker pada ekstrak tanaman tersebut maka penelitian
lanjutan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengisolasi senyawa berkhasiat
yang terdapat di dalam ekstrak tanaman tersebut disertai dengan monitoring
aktivitasnya dengan uji larva udang atau metode yang lebih spesifik lagi
sebagai anti kanker.8
Artemia salinaLeach digunakan sebagai hewan uji pada penelitian ini
karena memiliki kesamaan tanggapan dengan mamalia, misalnya tipe Dnadependent RNA polimerase artemia serupa dengan yang terdapat pada
mamalia dan organisme yang memiliki ouabaine-sensitive Na+ dan K+
dependent ATPase, sehingga senyawa maupun ekstrak yang memiliki

aktivitas pada sistem tersebut dapat terdeteksi.9
DNA-dependent RNA polymerase merupakan DNA yang biasa
mengarahkan proses transkripsi RNA yang bergantung pada RNA
polymerase. Enzim ini membuka pilinan kedua untai DNA sehingga
menjadi terpisah dan mengkaitkannya dengan bersama-sama nukleotida
RNA pada saat nukleotida-nukleotida ini membentuk pasangan basa di
sepanjang cetakan DNA. Eukariotik mempunyai 3 macam RNA
polymerase, yaitu mRNA yang merupakan pembawa kode genetik dari
DNA ke ribosom, tRNA yang berfungsi untuk menterjemahkan kodon dan
mengikat

asam

amino

yang akan

disusun

menjadi


protein

dan

mengangkutnya ke ribosom, serta yang terakhir adalah rRNA (ribosomal
RNA) yang bersamaan dengan protein membentuk ribosom. Jika RNA
polymerase tersebut dihambat, maka DNA tidak dapat mensintesis RNA
dan RNA tidak dapat terbentuk, sehingga sintesis protein juga dihambat.
Protein ini merupakan komponen utama semua sel, protein berfungsi
sebagai unsur struktural, hormon, immunoglobulin, dan terlibat dalam
kegiatan transport oksigen, kontraksi otot dan lainnya. Jika protein tidak
terbentuk, maka metabolisme sel dapat terganggu, sehingga pada akhirnya
sel tersebut akan mati.9
Artemia salina ini juga memiliki ouabaine-sensitive NA+ dan K+
dependent ATPase. Na+ dan K+dependent ATPase merupakan enzim yang

14

mengkatalisis hidrolisis ATP menjadi ADP serta menggunakan energi untuk

mengeluarkan 3Na+ dari sel dan mengambil 2K+ ke dalam, tiap sel bagi tiap
mol ATP dihidrolisis. Na+K+ ATPase ditemukan dalam semua bagian tubuh
artemia. Aktivitas enzim ini akan dihambat oleh ouabaine, dengan adanya
ouabaine ini menyebabkan keseimbangan ion Na+ dan K+ tetap terjaga atau
homeostatis.15
Jika suatu senyawa dapat bekerja mengganggu kerja salah satu enzim
ini pada artemia dan menyebabkan kematian artemia, maka senyawa
tersebut bersifat toksik dan dapat menyebabkan kematian sel pada
mamalia.9
Larva yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah larva yang
sudah berumur 48 jam, karena larva berada dalam keadaan paling peka pada
saat berumur 48 jam. Dikatakan peka karena pada umur 48 jam organ-organ
pada artemia ini sudah terbentuk lengkap. Dengan sudah terbentuknya
mulut, artemia dapat meminum ekstrak dengan berbagai konsentrasi,
sehingga kematian artemia benar-benar disebabkan oleh ekstrak dalam
berbagai konsentrasi tersebut.13
Keuntungan penggunaan artemia sebagai hewan uji ini adalah
kesederhanaan dalam

pelaksanaan, waktunya realtif singkat, dan

konsentrasi kecil sudah dapat menimbulkan aktifitas biologis.8
2.1.8

Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
BSLT merupakan salah satu metode pengujian awal aktifitas

antikanker suatu senyawa dengan menggunakan hewan uji Artemia salina
selama 24 jam. Uji toksisitas akut dengan hewan uji artemia ini dapat
digunakan sebagai uji pendahuluan pada penelitian yang mengarahkan pada
uji sitotoksik karena ada kaitannya antara uji toksisitas akut dengan uji
sitotoksik jika harga LC50 dari uji toksisitas akut < 1000 μg/ml (ppm).8
Penelitian Carballo dkk, menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
konsisten antara toksisitas dan letalitas Brine Shrimp pada ekstrak tanaman.

15

Metode BSLT dapat dipercaya untuk menguji aktivitas farmakologis dari
bahan-bahan alami.21Beberapa senyawa bioaktif yang telah berhasil
diisolasi dan dimonitor aktivitasnya dengan BSLT menunjukkan adanya
korelasi terhadap suatu uji spesifik anti kanker.22
Untuk menghitung tingkat toksisitas dari ekstrak dapat ditentukan
dengan melihat harga LC50. Nilai LC50 dapat dihitung dengan menggunakan
analisis probit. Dari presentase data kematian larva artemia dikonversikan
ke nilai probit untuk menghitung harga LC50 . Apabila harga LC50 1000 ppm
=
tidak toksik

( tunggal ) atau
beberapa kali
dalam 24 jam dari
suatu zat yang
secara statistik
diharapkan dapat
mematikan 50 %
hewan coba
3

Persentase

Jumlah larva yang

Rata-rata

kematian

mati setelah
dilakukan
perlakuan
selama 24 jam

kematian

< 10 %

pada tiap

kematian,

konsentrasi

tertinggi

dengan

dikalikan 100%

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 11 70

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Braine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 29 67

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 23 64

UJI TOKSISITAS FRAKSI EKSTRAK ETANOL DAUN PEDANG-PEDANG (Sansevieria trifasciata Prain) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach) DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

0 0 97