8
f. Ionol
Bentuk : Serbuk
Fungsi : Sebagai bahan
penangkal oksidasi Antioksidant
Gambar 8. Ionol
g. Darvan
Bentuk : Serbuk
Fungsi : Sebagai bahan pendispersi
Gambar 9. Darvan
2. Alat Penelitian
a. Alat Roll Alat ini berfungsi sebagai tahap awal
dari proses membuat serat menjadi serbuk. Serat ijuk dilakukan proses roll
supaya serat tersebut menjadi pipih sehingga mempermudah saat proses
penumbukan.
Gambar 10. Alat Roll
b. Saringan Mesh Saringan
mesh berfungsi
untuk menyaring serbuk ijuk. Saringan mesh
yang digunakan yaitu yang berukuran mesh 50.
Gambar 11. Saringan Mesh
c. Timbangan Digital Timbangan digital berfungsi untuk
menimbang berat komposisi penyusun kompon yang terdiri dari lateks, ijuk
serta bahan kimia yang sebelumnya telah ditentukan jumlahnya.
Gambar 12. Timbangan Digital
d. Toples Toples
berfungsi untuk
tempat pencampuran bahan-bahan kimia yang
akan dilakukan
proses dispersi.
Pertoples hanya bisa berisi bahan kimia 200 gram, serta bola-bola penyaduknya.
9
Gambar 13. Toples
e. Bola – bola pengaduk
Bola-bola ini terbuat dari keramik, berfungsi
sebagai pencampur
dan pengaduk dari formula kimia yang akan
di dispersi.
Gambar 14. Bola-bola batu
f. Mesin Agitator Ball Mill Mesin agritator yaitu mesin yang
digunakan untuk proses dispersi zat kimia yang akan digunakan sebagai
pencampur kompon. Dengan alat ini zat kimia yang awalnya serbuk diubah
menjadi cair dengan komposisi tertentu.
Gambar 15. Mesin Agitator
BBKKP Yogyakarta, 2016 g. Gelas
Gelas berfungsi sebagai tempat untuk mencampur
bahan-bahan untuk
pembuatan kompon.
Gambar 16. Gelas
h. Cetakan mold Mold adalah alat untuk mencetak suatu
lembaran pada spesimen. Mold ini berbentuk persegi panjang.
Gambar 17. Cetakan Mold
3. Alat Pengujian
a. Detector Detector
adalah alat
untuk memancarkan
sinar gamma
ke sumber radiasi.
Gambar 18. Detector
10
b. Sumber Energi Cs-137 Sumber
energi berfungsi
untuk memberikan
energi dari
detector. Sumber energi Cs-137 mempunyai
energi sebesar 662 keV.
Gambar 19. Sumber Energi
c. Surveimeter Sistem Pencacah GM Surveimeter Sistem Pencacah GM
digunakan untuk mengatur berapa waktu pencacahan serta melihat hasil dari
percobaan yang telah dilakukan.
Gambar 20. Surveimeter
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.
Nilai Intensitas Radiasi Sinar Gamma
Variasi Ijuk PHR
Intensitas Radiasi
Sebelum Perisai Io
Intensitas Radiasi
Setelah Perisai I
177,3 125,4
10 177,3
115,7 20
177,3 110,7
Gambar 21. Grafik Hubungan Intensitas
Radiasi dan Komposisi Ijuk PHR
3.1 Pembahasan Hasil Pengujian Radiasi Sinar Gamma
Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa nilai intensitas radiasi sebelum ada
perisai tetap yaitu 177,3. Setelah melewati perisai yang komposisi ijuk 0 PHR nilai
intensitasnya 129,9; komposisi ijuk 10 PHR nilai intensitasnya 126,9 dan komposisi ijuk
20 PHR nilai intensitasnya 113,6. Itu berarti semakin besar komposisi ijuknya
semakin kecil intensitas radiasi sinar gamma yang melewati perisai. Hal itu
terjadi karena intensitas yang masuk perisai terhalangi oleh komposisi dari partikel ijuk
tersebut. Tabel 2.
Hasil Daya Serap DS Radiasi Sinar Gamma
Variasi Ijuk
PHR Intensitas
Radiasi Sebelum
Melewati Perisai
Io Intensitas
Radiasi Sesudah
melewati perisai
I Daya
Serap DS
177,3 125,4
28,49 10
177,3 115,7
34,03 20
177,3 110,7
36,88
177,3 177,3
177,3
125,4 115,7
110,7 100
120 140
160 180
200
10 20
Int ens
it as
Radi asi
Komposisi Ijuk PHR
Io I