10
b. Sumber Energi Cs-137 Sumber
energi berfungsi
untuk memberikan
energi dari
detector. Sumber energi Cs-137 mempunyai
energi sebesar 662 keV.
Gambar 19. Sumber Energi
c. Surveimeter Sistem Pencacah GM Surveimeter Sistem Pencacah GM
digunakan untuk mengatur berapa waktu pencacahan serta melihat hasil dari
percobaan yang telah dilakukan.
Gambar 20. Surveimeter
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.
Nilai Intensitas Radiasi Sinar Gamma
Variasi Ijuk PHR
Intensitas Radiasi
Sebelum Perisai Io
Intensitas Radiasi
Setelah Perisai I
177,3 125,4
10 177,3
115,7 20
177,3 110,7
Gambar 21. Grafik Hubungan Intensitas
Radiasi dan Komposisi Ijuk PHR
3.1 Pembahasan Hasil Pengujian Radiasi Sinar Gamma
Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa nilai intensitas radiasi sebelum ada
perisai tetap yaitu 177,3. Setelah melewati perisai yang komposisi ijuk 0 PHR nilai
intensitasnya 129,9; komposisi ijuk 10 PHR nilai intensitasnya 126,9 dan komposisi ijuk
20 PHR nilai intensitasnya 113,6. Itu berarti semakin besar komposisi ijuknya
semakin kecil intensitas radiasi sinar gamma yang melewati perisai. Hal itu
terjadi karena intensitas yang masuk perisai terhalangi oleh komposisi dari partikel ijuk
tersebut. Tabel 2.
Hasil Daya Serap DS Radiasi Sinar Gamma
Variasi Ijuk
PHR Intensitas
Radiasi Sebelum
Melewati Perisai
Io Intensitas
Radiasi Sesudah
melewati perisai
I Daya
Serap DS
177,3 125,4
28,49 10
177,3 115,7
34,03 20
177,3 110,7
36,88
177,3 177,3
177,3
125,4 115,7
110,7 100
120 140
160 180
200
10 20
Int ens
it as
Radi asi
Komposisi Ijuk PHR
Io I
11
Gambar 22. Grafik Hubungan
Intensitas Radiasi, Daya Serap dan Komposisi Ijuk PHR
3.2 Pembahasan Nilai Daya Serap DS
Dari nilai daya serap tersebut diperoleh nilai paling besar pada komposisi
partikel ijuk 20 PHR dengan nilai daya serap sebesar 36,88 , yang kedua yaitu
komposisi yang partikel ijuknya 10 PHR dengan nilai daya serap sebesar 34,03 ,
dan yang terakhir yaitu pada komposisi partikel ijuknya 0 PHR. Sedangkan nilai
intensitas radiasinya paling besar pada komposisi partikel ijuk 0 PHR yaitu 125,4
yang ke dua yaitu komposisi partikel ijuk 10 PHR sebesar 115,7 dan yang terakhir
yaitu komposisi ijuk 20 PHR sebesar 110,7. Jadi nilai intensitas radiasi berbanding
terbalik dengan nilai daya serap DS.
4. Penutup 4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa, pengujian komposit dan pembahasan data yang
diperoleh, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu :
1. Pembuatan komposit
dilakukan dengan metode cetakan casting.
Proses pencampuran bahan dilakukan pada gelas dan diaduk merata
sebelum akhirnya dituangkan pada cetakan.
2. Jumlah komposisi lateks serta bahan kimia pendukung lainnya diperoleh
dari perhitungan konversi PHR Part Hundred Rubber atau berat per
seratus karet ke gram.
3. Nilai daya serap radiasi sinar gamma paling besar yaitu pada komposisi
partikel ijuk 20 PHR dengan nilai daya serap sebesar 36,88 , yang
kedua yaitu komposisi yang partikel ijuknya 10 PHR dengan nilai daya
serap sebesar 34,03 , dan yang terakhir yaitu pada komposisi partikel
ijuk 0 phr atau tanpa partikel ijuk yaitu dengan nilai daya serap sebesar
28,49 .
4.2 SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dibahas,
dengan berbagai
kekurangannya maka
saran untuk
penelitian selanjutnya adalah : 1. Minimnya alat pembuatan partikel
ijuk membuat kendala lamanya waktu
penelitian, diharapkan
kedepannya ada alat yang lebih efisien serta lebih cepat dalam
pembuatan partikel ijuk.
2. Cara menimbang dan mencampur yang
baik dan
benar dapat
mengurangi jumlah bahan yang tercecer, jadi komposisi tetap solid
seperti yang dikehendaki.
3. Perlu adanya pengujian kadar air dalam proses pembuatan komposit
karet.
125,4 115,7
110,7
28,49 34,03
36,88 30
60 90
120 150
10 20
In te
n sita
s Rad
iasi I
Komposisi ijuk PHR
I DS