Gambar 4.9 memperlihatkan hasil dekripsi C2 dengan kunci yang sama dengan kunci enkripsi Beaufort Cipher. C3 dihasilkan melalui pengoperasian fungsi dekripsi
Beaufort. Proses perhitungan dekripsi untuk masing-masing karakter C2 dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil dekripsi Beaufort Cipher
Ciphertext 2 C2 Kunci K
Ciphertext 3 C3 Karakter Indeks Karakter Indeks
= � − �
Karakter N
13 A
80 }
74 ,
63 82
N 49
s 54
5 F
91 V
21 23
X N
13 u
56 43
h C
38 j
45 7
H 7
33 T
19 79
= Y
24 j
45 21
V F
5 72
67 N
13 I
8 88
‘ S
18 1
27 9
J Kolom ciphertext 3 C3 pada tabel 4.4 menunjukkan hasil dekripsi C2 dengan
menggunakan fungsi dekripsi Beaufort Cipher. C3 diperoleh melalui operasi pengurangan indeks kunci terhadap indeks C2.
e. Dekripsi One Time Pad
Dekripsi dengan algoritma One Time Pad merupakan tahap terakhir dalam sistem. Hasil dekripsi ini akan menentukan apakah parameter keutuhan data terpenuhi atau tidak.
Ciphertext 3 yang dihasilkan dari dekripsi dengan algoritma Beaufort Cipher didekripsi kembali dengan algoritma One Time Pad dengan kunci yang sama dengan kunci yang
digunakan saat proses enkripsi. Proses dekripsi ini akan menghasilkan hasil akhir dari implementasi Three-Pass Protocol dengan kombinasi algoritma Beaufort Cipher dan
One Time Pad. Hasil dekripsi dapat dilihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.10 Hasil enkripsi One Time Pad
Gambar 4.10 memperlihatkan hasil dekripsi C3 dengan kunci yang sama dengan kunci enkripsi One Time Pad. Hasil tersebut didapatkan melalui pengoperasian fungsi
dekripsi One Time Pad. Proses perhitungan dekripsi untuk masing-masing karakter C3 dapat dilihat pada tabel 4.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil dekripsi One Time Pad
Ciphertext 3 C3 Kunci K
Hasil Karakter Indeks Karakter Indeks
− � �
Karakter 80
69 11
L 82
y 60
22 W
F 5
d 39
59 x
X 23
8 34
82 H
43 \
90 46
k H
7 k
46 54
s =
79 68
11 L
V 21
X 23
91 67
81 79
= ‘
88 f
41 47
l J
9 j
45 57
v Kolom hasil pada tabel 4.5 menunjukkan hasil dekripsi C3 dengan menggunakan fungsi
dekripsi One Time Pad. Hasil diperoleh melalui operasi pengurangan indeks C3 terhadap indeks kunci.
Hasil perhitungan keseluruhan proses enkripsi dan dekripsi plaintext ‘universitas’ dalam mekanisme Three-Pass Protocol menggunakan kombinasi
algoritma Beaufort Cipher dan One Time Pad menunjukkan ketidaksesuaian plaintext dengan hasil dekripsi C3. Hal tersebut membuktikan bahwa kombinasi kedua algoritma
kriptografi klasik Beaufort Cipher dan One Time Pad tidak memenuhi parameter keutuhan data.
4.2.5.2.Kompleksitas Algoritma
Parameter pengujian yang kedua adalah kompleksitas algoritma. Kompleksitas algoritma dapat dihitung dari kode program yang digunakan. Kompleksitas algoritma
enkripsi Beaufort Cipher dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kompleksitas Algoritma Enkripsi Beaufort Cipher No.
Kode Program �
� �
1. def EnkBeaufortP,K:
2. result =
3. l = []
4. m = []
5. for i in rangelenP:
6. l.appendkar.indexP[i]
7. m.appendkar.indexK[i]
8. for i in rangelenP:
9. Temp = m[i]-l[i] n
10. result += kar[Temp]
11. return result
Universitas Sumatera Utara
= Σ
� �
-------------------------------------------------------------------------------- 7 =
+ + +
+ +
+ +
+ +
+ =
+ + +
+ +
+ +
+ +
+ = Θ
Tabel 4.6 menunjukkan hasil perhitungan kompleksitas algoritma enkripsi Beaufort Cipher. Kolom pada tabel 4.6 merupakan kolom yang menunjukkan berapa kali
processor melakukan komputasi. Kolom sebagai variabel untuk menghitung pengerjaan satu baris program. Kolom
� menghitung hasil perkalian kolom dengan . Hasil dari kolom
� dijumlahkan berdasarkan persamaan 7, sehingga diperoleh hasil kompleksitas algoritma enkripsi Beaufort Cipher, yaitu
Θ .
Selanjutnya kompleksitas algoritma enkripsi One Time Pad dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kompleksitas Algoritma Enkripsi One Time Pad No.
Kode Program �
� �
1. def EnkOTPP,K:
2. result =
3. l = []
4. m = []
5. for i in rangelenP:
6. l.appendkar.indexP[i]
7. m.appendkar.indexK[i]
8. for i in rangelenP:
9. Temp = l[i] + m[i] n
10. result += kar[Temp]
11. return result
= Σ
� �
= + +
+ +
+ +
+ +
+ +
= + +
+ +
+ +
+ +
+ +
= Θ Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan kompleksitas algoritma enkripsi One Time
Pad. Kolom pada tabel 4.7 merupakan kolom yang menunjukkan berapa kali
processor melakukan komputasi. Kolom sebagai variabel untuk menghitung pengerjaan satu baris program. Kolom
� menghitung hasil perkalian kolom dengan . Hasil dari kolom
� dijumlahkan berdasarkan persamaan 7, sehingga diperoleh hasil kompleksitas algoritma enkripsi One Time Pad, yaitu
Θ . Selanjutnya
kompleksitas algoritma dekripsi Beaufort Cipher dapat dilihat pada tabel 4.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Kompleksitas Algoritma Dekripsi Beaufort Cipher No.
Kode Program �
� �
1. def DekBeaufortC,K:
2. result =
3. l = []
4. m = []
5. for i in rangelenP:
6. l.appendkar.indexP[i]
7. m.appendkar.indexK[i]
8. for i in rangelenP:
9. Temp = m[i]-l[i] n
10. result += kar[Temp]
11. return result
= Σ
� �
= + +
+ +
+ +
+ +
+ +
= + +
+ +
+ +
+ +
+ +
= Θ Tabel 4.8 menunjukkan hasil perhitungan kompleksitas algoritma dekripsi Beaufort
Cipher. Kolom pada tabel 4.8 merupakan kolom yang menunjukkan berapa kali processor melakukan komputasi. Kolom sebagai variabel untuk menghitung
pengerjaan satu baris program. Kolom � menghitung hasil perkalian kolom
dengan . Hasil dari kolom � dijumlahkan berdasarkan persamaan 7, sehingga
diperoleh hasil kompleksitas algoritma dekripsi Beaufort Cipher, yaitu Θ
. Selanjutnya kompleksitas algoritma dekripsi One Time Pad dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Kompleksitas Algoritma Dekripsi One Time Pad No.
Kode Program �
� �
1. def DekOTPC,K:
2. result =
3. l = []
4. m = []
5. for i in rangelenP:
6. l.appendkar.indexP[i]
7. m.appendkar.indexK[i]
8. for i in rangelenP:
9. Temp = l[i] - m[i] n
10. result += kar[Temp]
11. return result
Universitas Sumatera Utara
= Σ
� �
= + +
+ +
+ +
+ +
+ +
= + +
+ +
+ +
+ +
+ +
= Θ Tabel 4.9 menunjukkan hasil perhitungan kompleksitas algoritma dekripsi Beaufort
Cipher. Kolom pada tabel 4.9 merupakan kolom yang menunjukkan berapa kali processor melakukan komputasi. Kolom sebagai variabel untuk menghitung
pengerjaan satu baris program. Kolom � menghitung hasil perkalian kolom
dengan . Hasil dari kolom � dijumlahkan berdasarkan persamaan 7, sehingga
diperoleh hasil kompleksitas algoritma dekripsi Beaufort Cipher, yaitu Θ
.
4.2.5.3.Waktu Proses
Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh pengaruh panjang karakter uji dengan waktu proses algoritma. Pengujian dilakukan terhadap karakter dengan jumlah 11, 26 dan 73
karakter. Masing-masing karakter diuji sebanyak tiga kali kemudian dihitung nilai rata- rata waktu proses yang diperoleh. Pengujian dilakukan secara manual dengan
menggunakan bahasa pemrograman Python. Hasil pengujian untuk karakter dengan jumlah 11 karakter dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Waktu Proses pada Plaintext 11 karakter Plaintext
KBeaufort C1
KOTP C2
C3 Waktu
Proses
universitas WLv
YkB+s xtW8Rd,
CdfA F;J7NF
lP O k54ions
eO pw9Y1m
\ebe 0.00088544
0016571 []dGc8fu:y
T1`g} M2Y0
5ZhCY6 FOcx~
oqciWN_0 :W
ZYBtQVn 4Rw
0.00135708 377671
]PmxSXo H~V
UxECgw .Gjry
TbZG XIE5
dD3}383r v
bMT- rlVl6X
0.00091109 8183542
Rata-rata 0.00105120
73256077
Tabel 4.10 menunjukkan waktu proses yang digunakan untuk kata ‘universitas’ dengan jumlah 11 karakter. Kolom KBeaufort pada tabel 4.10 merupakan kunci enkripsi dan
dekripsi yang digunakan untuk algoritma Beaufort Cipher, kolom C1 merupakan hasil enkripsi pertama dengan menggunakan algoritma Beaufort Cipher, kolom KOTP
merupakan kolom yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi algoritma One Time Pad,
Universitas Sumatera Utara
kolom C2 merupakan hasil enkripsi kedua dengan menggunakan algoritma One Time Pad dan kolom C3 adalah hasil dekripsi dengan algoritma Beaufort Cipher. Rata-rata
waktu yang diperoleh untuk plaintext ‘universitas’ adalah 0.0010512073256077 s.
Selanjutnya untuk pengujian waktu proses karakter dengan jumlah 26 karakter dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Waktu Proses pada Plaintext 26 karakter Plaintext
KBeaufort C1
KOTP C2
C3 Waktu
Proses
universitas sumatera
utara j4:NG:dQq|
m{RmBDN ~d2ola8:
}dnx4- \p|}u_k
ypn=_p;} 4}l
_- gKHDmI
\`JK_T9e ezy}hwO
a| }xx77{|
kD;mLH RkBn`
jf Cl7oGa
wfj.bN~P ?tnfAg
0.00288724 355245
f_;Ml YYMjv
VN:K}Su 9\
P_f15q?c L,N1L\
Vx44L SuU[s
UlTY H,kIe
MRzRu- 0ztR~V
J 9dypDoAI
v~KMd2w cWpu9
6QD, aCZ7tl}J
2OAgdT t1bd=e61
0.00188750 806483
y{;p- 6Bil\|XJ+q
i8RVuHh= O
EYe|ce A_s7.k
3Q|v- vik0
i4t]y80\ F{\8n[e
gDd4Y6 O3?
msCFNO 0xNa-
3ayY| Uyt
MT}{T Sw5}C
W sPo\.6X
WYh 0.00226538
28875
Rata-rata 0.00234671
15015933
Tabel 4.11 menunjukkan waktu proses yang digunakan untuk kumpulan kata ‘universitas sumatera utara’ dengan jumlah 26 karakter. Kolom KBeaufort pada tabel
4.11 merupakan kunci enkripsi dan dekripsi yang digunakan untuk algoritma Beaufort Cipher, kolom C1 merupakan hasil enkripsi pertama dengan menggunakan algoritma
Beaufort Cipher, kolom KOTP merupakan kolom yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi algoritma One Time Pad, kolom C2 merupakan hasil enkripsi kedua dengan
menggunakan algoritma One Time Pad dan kolom C3 adalah hasil dekripsi dengan algoritma Beaufort Cipher. Rata-rata waktu yang diperoleh untuk plaintext
‘universitas sumatera utara’ adalah 0.0023467115015933 s. Selanjutnya untuk pengujian waktu
proses karakter dengan jumlah 73 karakter dapat dilihat pada tabel 4.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Waktu Proses pada Plaintext 73 karakter Plaintext
KBeaufort C1
KOTP C2
C3 Waktu
Proses
Fakultas Ilmu
Komputer dan
Teknologi Informasi
Universitas Sumatera
Utara mwbbI
6I[v\2+G QSWCwT8
cphm}Qc G6?ZO-
{nhIY~u{R kF{TUo_u:
+MyXt+ _ZR8n
hW;}RN 0{YVr
Tw3 mru[gx{
qnDC Zx;n:2|R
wbX~` ,jvrzCf7x
xG4U3- |EUAbc
n0\7~2 0kCfWa
vnjKrPd Uu]IEB
Uy]xXg {pg:gIbc
GU.ktqu FO{B8A
8[LJw,B g+?x1
`dj2?U` v
?Wdn3[ Z8}w8H
o_5zy]P=e }m[]rn
7v1A- Gpl2xbs
CC[PA VG1}N
k16+BNZ r;_
:iPZTFl |7RX:
_mpdr :y`HyFg
FG?b3E ~{n4TT
PiXwgj=_ 9+o8=t2j
O;M_.Qw
0.00512230 315171
=`N8Snq; a`605aZJY
2cHkp5i ; NgcTeI\
WNF}_M Fi9Tl
x43mfE} I?-
:E~~_}R }qyPuN
_2f+,6 0s]y
?M``A qy?:x
k OvvY6v
7iAaV :ZGb
M1g=SR 5c4z\0
nV} 4~49R
gxN=9M g`BS|h
J?Rkq z32:j6i
]6,3s Tk3w|
FXf_?: 3BSQ
M7JTCC C[g
mujt4e pf1T[}V
yr0bC[3f? q7`vf9
\\~9|zS qSkIH=.`
mlu3yCuT a7+ln,
l25|X 5Go0UT
M7`zNioP n4vM,iG
W:pepLS- yFKAL
ZR,Y|R 1;;oqR
Mq.kZW Rc6YW58
8\grs|
0.00522540 233172
Dt3TJyz7: yie9t=W
pR:[QpGT_ `GotM:Zlv0
b\gaI; Hjx0j50f
7~2=?I_+ saV
T]utFZ [N~+a
jf5`thW RM,,?x
EGtaFN 1zZe6
AlbX 0hFG2[:`
gP7{h5 z6i-
8ZAM- Cj4GX;
egjtx],L od3Kj
s83ORw ~`7G=y:
s89l:1z? Ld{NPK
EwHM vT8Z6
LwG\on Lskr
A~2?z2Q TU1BphT
PqJdjB6. E
H?YAB`g s|{RWW~
[aW1P4K DdwPK?
H3zDF [g0cf9:as
wc DxB0f6jO
oux?\Qed ]GQLhl-
CU- C[osRfr+
JlPPGwJ ?p}5g4n
~bY\{4 WXEi[ldg
i[H]
0.00518621 531307
Rata-rata 0.00517797
35988333
Tabel 4.12 menunjukkan waktu proses yang digunakan untuk kumpulan kata ‘Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara’ dengan
jumlah 73 karakter. Kolom KBeaufort pada tabel 4.12 merupakan kunci enkripsi dan dekripsi yang digunakan untuk algoritma Beaufort Cipher, kolom C1 merupakan hasil
enkripsi pertama dengan menggunakan algoritma Beaufort Cipher, kolom KOTP
Universitas Sumatera Utara
merupakan kolom yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi algoritma One Time Pad, kolom C2 merupakan hasil enkripsi kedua dengan menggunakan algoritma One Time
Pad dan kolom C3 adalah hasil dekripsi dengan algoritma Beaufort Cipher. Rata-rata waktu yang diperoleh untuk plaintext
‘Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara’ adalah 0.0051779735988333 s.
Hasil pengujian rata-rata waktu yang diperoleh untuk plaintext dengan jumlah karakter
11, 26
dan 73
berturut-turut adalah
0.0010512073256077 s,
0.0023467115015933 s dan 0.0051779735988333 s. Hasil tersebut dapat diillustrasikan dengan grafik seperti pada gambar 4.11.
Gambar 4.11 Grafik Panjang Karakter terhadap Waktu Proses Pada gambar 4.11 dapat dilihat bahwa panjang karakter berbanding lurus dengan waktu
proses. Semakin panjang karakter yang akan diproses, maka waktu proses yang dibutuhkan juga akan semakin lama.
0.001 0.002
0.003 0.004
0.005 0.006
11 karakter 26 karakter
73 karakter
Grafik Panjang Karakter terhadap Waktu Proses
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN