UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIMPUNAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DIKELAS VII SMP AL-HIDAYAH MEDAN T.A 2014/ 2015.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
HIMPUNAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS VII SMP
AL- HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :

Agustina
NIM 4101111003
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


: tJpaya Meala...._ A•• B*Jar -.... --·Bbnpunan Denpn Model Peabelajai'IUI
Tipe TIIIIJ$ Pair Share (TPS) Di Ke1u VD MP
Rlllayah Medan Tat.a Ajaran 1014/1015

Nam

: Apatina

Nim

: 4101111003

Program Studi

: Pendidikan Matematika

J•rusan

: Matematika


Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi,

Drs. Syafari, M. Pd
NIP.19540929198903 1 001

Mengetahui:
Jurusan Matematik.a
Ketua,

FMIPA UNIMED
Dekan,

Dr. d urya, M.Si
NIP.1967t019 199203 l

Tanggal Lulus

: 15 Januari 2015


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan
izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan
kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs.
Togi, M.Pd, dan Bapak Pardomuan NJM Sinambela, S.Pd, M.Pd, selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan
penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak
Prof. Drs. Dian Armanto, M.Pd, MA, M.Sc, Ph.D selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan,
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Unimed, Bapak Prof.
Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Dr. Edy Surya,
M.Si selaku ketua jurusan Matematika FMIPA Unimed dan Bapak Drs. Yasifati
Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika FMIPA Unimed serta Bapak Drs.

Zul Amry selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Unimed dan seluruh
Bapak, Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan matematika FMIPA Unimed yang
sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Al Hidayah Medan,
Bapak Drs. Pasti Tarigan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan para guru SMP Al Hidayah Medan beserta siswa –
siswi kelas VII-B yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Alm. Khoiruddin Nasution dan
Ibunda yang tersayang Masrah Rangkuti yang telah begitu banyak memberikan
kasih sayang, doa, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan materil yang
tak ternilai harganya. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada
kakak tercinta penulis Ernita Nasution, Serliana Nasution, Rosanna Nasution dan
juga adek tercinta Ropikoh Nasution, Nur Fadilah Nasution, Abdur Rahman Doli

v

Nasution yang setia juga memberikan dukungan dan doa. Penulis juga
mengucapkan terima kasih banyak kepada seseorang yang istimewa Ahmad Bakri
Ependi Lubis, Am.d yang selalu memberikan motivasi, memberikan dukungan
moral dan materil, dan doa dalam mengerjakan skripsi ini.Terima kasih juga buat

abg ipar Muhammad Safri Lubis, keponakan tercinta Rida Rayya Lubis dan
Muhammad Sati Lubis Serta terima kasih banyak juga kepada keluarga besar
penulis yang dari Panyabungan yang begitu banyak memberikan doa dan
motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan
studi di Unimed.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat seperjuangan yang
selalu memberi semangat dan dukungan yaitu, Arnold, Hasili, Isti, Adel,Yunda,
Fatul, Kak Betty, Zizah, Dhea, Fifah, Midun, Alip, Omen, Dian, Adha, Dori,
Damek, Irul, miya, nisa, Aidil dan semua teman sekelas Matematika Reguler Dik
A’10 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung
dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tawa maupun tangis.
Begitu juga dengan kandungku Ahmad Marzuki , Amir Mahmud, Amsal Baqi
yang selalu membantu penulis. Sahabat-sahabat saya Nur Kholilah, S.Pd, Atikah
Rahman, S.Pd, Aris Hadiana, S.Pd, dan Ardiansyah yang selalu memberi
dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.


Medan,

Januari 2015

Penulis,

Agustina
NIM. 4101111003

iii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
HIMPUNAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DIKELAS VII SMP
AL-HIDAYAH MEDAN T.A 2014/ 2015

Agustina (4101111003)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan strategi
pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa pada materi himpunan di kelas VII SMP Al Hidayah Medan Tahun Ajaran
2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dibagi dalam dua siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan
siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VII-B SMP Al Hidayah Medan Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 31
orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa pada materi himpunan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
dan tes hasil belajar matematika. Lembar observasi digunakan untuk melihat
proses pembelajaran selama proses belajar mengajar dengan menerapkan strategi
pembelajaran Think Pair Share. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan
hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran Think
Pair Share.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil observasi
pembelajaran untuk peneliti meningkat dari 2,72 dengan kategori baik pada siklus
I menjadi 3,20 dengan kategori baik pada siklus II. Berdasarkan hasil tes awal
diperoleh hasil belajar matematika siswa secara klasikal (≥ 2,66) adalah 6,45%
dan nilai rata-rata kelas 1,36. Setelah pemberian tindakan I (siklus I) diperoleh

hasil belajar matematika siswa secara klasikal yaitu 58,06% dan nilai rata-rata
kelas 2,72. Setelah pemberian tindakan II (siklus II) diperoleh hasil belajar
matematika siswa secara klasikal adalah 87,10% dan nilai rata-rata kelas 3,20.
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan hasil belajar
matematika siswa pada siklus I dan siklus II adalah 29,04%.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa pada materi himpunan di kelas VII-B SMP Al Hidayah Medan
T.A 2014/2015.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup


ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar


x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.

Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Defenisi Operasional

1
6
6
6
6
7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kerangka Teoritis

8

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika

8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar

9

2.1.3. Model Pembelajaran

11

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif

12

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

15

2.1.6. Teori yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

17

2.2.

18

Materi Pelajaran Himpunan

2.2.1. Himpunan

18

2.3.

31

Kerangka Konseptual

vii

2.4.

Penelitian Yang Relevan

32

2.5.

Hipotesis Tindakan

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

33

3.1.1

Lokasi Penelitian

33

3.1.2

Waktu Penelitian

33

3.2.

Subjek dan Objek Penelitian

33

3.2.1

Sabjek Penelitian

33

3.2.2

Objek Penelitian

33

3.3.

Jenis Penelitian

33

3.4.

Prosedur Penelitian

34

3.5.

Alat Pengumpul Data

37

3.5.1. Tes

37

3.5.2. Tes Hasil Belajar

37

3.5.3. Observasi

37

3.6.

38

Teknik Analisis Data

3.6.1. Reduksi Data

38

3.6.2. Paparan Data

38

3.6.3. Menarik Kesimpulan

38

3.7

42

Indikator Keberhasilan

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

43

4.1 Hasil Penelitian

43

4.1.1 Siklus I

43

4.1.1.1 Permasalahan I

43

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I (Perencanaan Tindakan I)

45

4.1.1.3 Rencana Tindakan I

47

4.1.1.4 PelaksanaanTindakan I

49

4.1.1.5 Analisis Data I

54

4.1.1.6 Refleksi I

55

viii

4.1.2 Siklus II

57

4.1.2.1 Permasalahan II

57

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah II (Perencanaan Tindakan II)

57

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II

58

4.1.2.4 Observasi II

64

4.1.2.5 Analisis Data II

65

4.1.2.6 Refleksi II

66

4.2 Temuan Penelitian

68

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

72

5.2 Saran

72

DAFTAR PUSTAKA

74

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

34

Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Tes Awal Matematika Siswa

44

Gambar 4.2 Tingkat Kemampuan Tes Hasil Belajar I Matematika Siswa

53

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Tes Hasil Belajar II Matematika Siswa

64

Gambar 4.4 Grafik Rata-Rata Nilai Kelas

69

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu
negara yang makmur, Indonesia sendiri berpedoman pada hal ini. Indonesia
adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, akan
tetapi kekayaan alam tersebut tidak akan bermakna jika tidak dikelola dengan
baik. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang baik pula untuk dapat
mengelola kekayaan alam tadi. Sumber daya manusia adalah sesuatu hal yang
perlu dikembangkan, upaya untuk mengembangkannya merupakan tugas yang
besar dan membutuhkan proses yang panjang, salah satunya adalah dengan
menerapkan pendidikan yang baik dan terarah.
Pemerintah sendiri melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
telah berupaya melakukan berbagai cara terhadap kualitas pendidikan.
Implementasi dari usaha ini terlihat dari perubahan kurikulum yang terjadi secara
periodik, setelah sempat menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) kini pemerintah kembali mencanangkan kurikulum baru yang disebut
Kurikulum 2013, dengan harapan kurikulum baru ini nantinya dapat lebih
memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kenyataan yang terlihat selama ini kualitas pendidikan Indonesia sangat
memprihatinkan. Seperti yang diungkapkan oleh Kunandar (2011:1) bahwa :
Menurut Human Development Index (HDI), kualitas pendidikan
Indonesia masih rendah, yaitu berada pada peringkat 111 dari 117
negara. Kemudian menurut survei Programme for International Student
Assesment (PISA) pendidikan indonesia berada pada peringkat 38 dari 41
negara untuk bidang IPA dan peringkat 39 untuk bidang matematika dan
membaca. Begitu juga dengan laporan World Competitivness Yearbook,
daya saing sumber daya manusia Indonesia berada pada posisi 46 dari 47
negara yang disurvei.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat.
Guna mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan sangat diperlukan.
Pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan non
formal. Pendidikan formal atau yang sering disebut dengan pendidikan sekolah

2

meliputi berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah adalah matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, dan juga dalam penguasaan
teknologi yang semakin berkembang.
Cockroft (dalam Abdurrahman,2009:253) mengemukakan bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir
logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah, matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh
siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari
berbagai bidang studi yang dipelajari di sekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar’’.
Uraian di atas menggambarkan betapa pentingnya matematika bagi siswa.
Namun, kenyataaannya salah satu masalah dalam pembelajaran matematika di
sekolah adalah rendahnya mutu pendidikan matematika siswa dan matematika
yang dianggap sulit. Hal ini sejalan dengan pendapat guru matematika Al Hidayah
Medan (dalam wawancara Selasa, 15 Juli 2014) mengemukakan bahwa:
“Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas VII SMP Al
Hidayah Medan masih rendah,masih banyak siswa yang memperoleh
nilai dibawah rata-rata.Hal ini diakibatkan karena kurangnya minat dan
kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas”.
Hal ini sejalan dengan tes awal yang dilakukan peneliti dengan cara
memberikan tes kepada siswa. Dari hasil tes awal tersebut diperoleh bahwa hanya
2 orang atau 6,45% siswa yang mencapai nilai ≥ 2,66 dan 29 siswa atau 93,55%

siswa yang belum mencapai nilai 2,66 . Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah.

3

Kenyataan-kenyataan seperti yang dipaparkan di atas secara jelas
menyatakan bahwa hasil belajar matematika di kelas tersebut masih rendah.
Untuk itu, diperlukan peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.
Tentu saja untuk meningkatkan prestasi tersebut harus didukung oleh proses
belajar mengajar matematika siswa di sekolah. Sedangkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting,
hal itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah
tergantung pada situasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa juga dipengaruhi oleh model
dan metode pembelajaran yang digunakan guru. Hasil observasi awal yang
dilakukan oleh peneliti di SMP Al Hidayah Medan menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab
dan pemberian tugas. Penggunaan model konvensional ini disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain guru belum menggunakan model yang baru, guru kurang
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mereka tidak
mampu mengembangkan model

dan

metode

pembelajaran

yang lebih

mengaktifkan siswa.
Slameto (2010:65) menyatakan bahwa: “metode mengajar guru yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode yang
kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik,
sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa
malas untuk belajar”.
Guru memegang peranan penting sebagai pengambilan keputusan dalam
pemilihan model pembelajaran dan pengembangan rancangan pembelajaran untuk
membelajarkan konsep-konsep yang ada dalam matematika. Model pembelajaran
yang dipilih harus sesuai dengan materi agar tidak kesulitan dalam memahami
materi yang diberikan. Banyak model pembelajaran yang telah tersaji dan

4

digunakan oleh para pendidik dalam pembelajaran, namun belum mencapai
optimal.
Dalam pembelajaran matematika guru harus mampu mengaktifkan siswa
selama peroses pembelajaran dan mengurangi kecenderungan guru untuk
mendominasi proses pembelajaran tersebut,sehingga ada perubahan dalam hal
pembelajaran matematika yaitu dari pembelajaran yang terpusat pada guru diubah
menjadi pembelajaran terpusat pada siswa agar kemampuan kognitif siswa dapat
berkembang.Salah satu alternatif untuk mengubah pembelajaran tersebut yakni
dengan metode TPS.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model
pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya telah
banyak hal yang disarankan dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung
kembali ke cara konvensional. Penerapan metode dan model pembelajaran yang
tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di
sekolah. Seperti yang diungkapakan oleh Slameto (2010 : 65) bahwa:
”Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap
mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan
mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari”.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus
diperhatikan, proses belajar mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang
paling penting yang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar yang baik tersebut tujuan pendidikan akan tercapai.Proses belajar
mengajar akan menunjukkan hasil yang baik apabila unsur yang terkait
didalamnya saling mendukung. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di
dalam kelas. Guru harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda,
karena tidak jarang dalam suatu kelas terdapat perbedaan kemampuan dalam
menangkap ilmu yang diberikan guru. Dengan demikian seorang guru dituntut
untuk menemukan alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar

5

guna tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri agar sejalan dengan kemampuan
yang dimiliki siswa.
Ada berbagai macam tipe pembelajaran kooperatif, salah satu di
antaranya adalah pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share). Pada
struktur model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) ini, siswa
dapat saling berdiskusi untuk mengungkapkan idenya. Jika salah satu pasangan
mengalami kesulitan, maka pasangan lain dapat membantu untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru. Mereka dapat menyatukan jawaban antar
pasangan dan membuat kesimpulan dari diskusi yang dilakukan dalam kelompok.
Lyman (dalam Trianto, 2011:81) menyatakan bahwa :
Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi. Dengan asumsi bahwa semua
resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan
kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair
Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon
dan saling membantu.
Model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) adalah salah satu model
pembelajaran yang menarik, karena selain siswa berkerja secara kelompok seperti
model pembelajaran kooperatif lainnya, siswa juga bekerja secara individu. Inilah
yang membedakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan model
pembelajaran kooperatif lainnya. Tahapan-tahapan dalam TPS yaitu Thinking,
Pairing, Share diharapkan dapat membuat siswa lebih kreatif, cepat dan tepat
dalam memecahkan masalah matematika. Melalui model pembelajaran ini juga
dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika serta mendorong
siswa untuk berpartisipasi lebih aktif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti bermaksud mengadakan
penelitian berjudul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Himpunan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share di
Kelas VII SMP Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2014/ 2015”.

6

1.2. Identifikasi Masalah
Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika khususnya pada materi
himpunan.
3. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru umumnya cenderung bersifat
konvensional.
4. Model

pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan upaya

meningkatkan hasil belajar siswa

1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
maka perlulah adanya pembatasan masalah agar lebih fokus dan terarah. Masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar, dalam penelitian ini model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

pada pokok bahasan

himpunan di kelas VII SMP Al Hidayah Medan T.A 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah hasil
belajar matematika siswa pada pokok bahasan himpunan setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) di kelas VII SMP AlHidayah Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : Untuk
meningkatan hasil belajar matematika siswa

setelah diterapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada pokok bahasan himpunan di
Kelas VII SMP Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

7

1.6. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi :
1. Siswa
Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta melatih siswa untuk
saling bekerja sama dengan siswa lain.
2. Guru
Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Selain itu penelitian ini berguna sebagai bahan masukan bagi guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pengelola Sekolah
Sebagai bahan masukan Terhadap kualitas pengajaran matematika dan
pentingnya model pembelajaran dalam pelajaran matematika.
4. Peneliti
Sebagai sarana menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memilih
model pembelajaran yang sesuai yang nantinya akan dipakai dalam
menjalankan tugas mengajar siswa di masa yang akan datang.

1.7. Definisi Operasional
1. Hasil belajar adalah pencapaian tujuan belajar yang meliputi perubahan
tingkah laku berupa pengetahuan, ketrampilan,pemahaman materi. Hasil
belajar merupakan dasar bagi seseorang guna untuk mengambil langkah baru
untuk materi yang berikutnya.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah suatu model pembelajaran
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dimana prosedur
yang digunakan dalam model pembelajaran ini memberikan waktu berpikir
kepada siswa untuk merespon dan saling membantu dalam memecahkan
masalah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Pencapaian hasil belajar siswa pada materi pokok bentuk himpunan
dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS meningkat.
Sebelum diberikan tindakan dari hasil tes awal diperoleh rata-rata nilai siswa
sebesar 1,36 dan ada 2 atau (6,45%) siswa yang mencapai nilai ≥ 2,66. Setelah
diberikan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif
tipe TPS diperoleh adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi himpunan
yakni mencapai nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar I mencapai 2,72 dengan
tingkat ketuntasan belajar klasikal 58,06% dan pada siklus II, nilai rata-rata kelas
pada tes hasil belajar II mencapai 3,20 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal
87,10%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Kepada

guru

matematika

hendaknya

mulai

menerapkan

model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa. Karena melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) siswa merasa lebih diperhatikan dan dihargai oleh teman–temannya
dan gurunya, sehingga suasana dalam belajar menjadi lebih aktif. Selain
itu, siswa juga berbagi ilmu pengetahuan dari tingkat pengetahuan yang
berbeda, berdiskusi dalam menyeleasikan tugas yang diberikan guru,

73

berani mengemukakan pendapat, berani menjawab pertanyaan guru dan
berani mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas.
2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya
kepada guru dan temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah
dipelajari di rumah.
3. Bagi peneliti lain, sebaiknya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam penelitian ini seperti (1) apersepsi dan motivasi yang dilakukan
oleh guru kurang bervariasi, (2) penguasaan kelas masih kurang sehingga
masih ada siswa yang bermain saat pembelajaran berlangsung, (3)
bimbingan yang dilakukan oleh guru saat diskusi masih belum optimal
masih ada siswa yang kurang berpartisipasi dalam kelompok, (4) saat
melaksanakan presentasi di depan kelas masih ada siswa yang malu-malu
dan belum berani untuk memberikan tanggapanmaka diharapkan kepada
peneliti lain untuk dapat mengatasi kelemahan-kelemahan ini untuk
penelitian selanjutnya.

74

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,M., (2009), Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,
Jakarta
Arikunto, S., (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011),
Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi
Kependidikan, FMIPA Unimed, Unimed.
Hamalik,O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung
Isjoni, H., (2011), Kooperatif Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok,Alfabeta, Bandung
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Izzati, N., (2010), Komunikasi Matematik dan Pendidikan Matematika Realistik, Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 27 November 2010,

publikasi.stkipsiliwangi.ac.id ISBN : 978-979-16353-5-6
Kunandar, (2011), Guru Profesional: Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo
Persada, Jakarta
Lestari, Sri E., (2010), Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Dengan Menggunakan
LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Pecahan di
Kelas VII SMP PAB 3 Saentis, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan.
Muhibbin, S., (2010), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Penerbit
Rosdakarya, Bandung
Rumapea,G., (2011), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Operasi Aljabar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) Di Kelas VII SMP N 1 Setia Janji Tahun Ajaran 2010/2011,
Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan
Sani, R.A., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Santrock, J.W., (2008), Psikologi Pendidikan (Terjemahan), Kencana, Jakarta

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta

75

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya,
Bandung
TIMSS, (2013), http://en.m.wikipedia.org/wiki/Trends_in_International_Mathematics
_and_Science_Study ( Diakses 20 Februari 2014)
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Kencana, Jakarta

ii

RIWAYAT HIDUP

Agustina adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Lahir di Bangun
Purba (Kabupaten Mandailing Natal) tanggal 07 Oktober 1990. Ayah bernama
Khoiruddin Nasution dan Ibu bernama Masrah Rangkuti. Pada tahun 1998 penulis
masuk SD Negeri No. 145611 Bangun Purba Kabupaten Mandailing Natal dan
lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP
Negeri 1 Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal dan lulus pada tahun
2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1
Panyabungan Utara dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima
di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.